Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA
SESUAI
GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI
MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO
STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI
SPERMATOPHYTA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Jurusan Pendidikan Biologi
Oleh
Rifki Risma Munandar
1302623
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA
SESUAI
GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI
MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO
STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI
SPERMATOPHYTA
Oleh
Rifki Risma Munandar
S.Pd UPI Bandung, 2012
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana
© Rifki Risma Munandar 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA
SESUAI
GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI
MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO
STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI
SPERMATOPHYTA
RIFKI RISMA MUNANDAR 1302623
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing
Dr. rer.nat. Adi Rahmat, M.Si NIP.196512301992021001
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Biologi,
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul " pengelolaan beban kognitif siswa sesuai gaya belajar dan sosial ekonomi menggunakan pembelajaran
two stay two stray pada materi klasifikasi spermatophyta" ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Proses pembelajaran tidak lepas dari strategi pembelajaran, stratagi pembelajaran yang digunakan harus membantu siswa untuk mempermudah dalam menerima dan mengolah informasi supaya siswa tidak melakukan usaha ekstra di luar pembelajaran, terlebih lagi materi klasifikasi spermatophyta memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis perbedaan beban kognitif siswa SMA sesuai gaya belajar dan sosial ekonomi pada materi klasifikasi spermatophyta menggunakan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (TSTS) dan pembelajaran konvensional. Penelitian dilakukan pada salah satu SMA Negeri kota Bandung menggunakan metode quasy experimental dengan disain posttest only control group. Subjek penelitian kelas pertama terdiri atas 33 siswa, menggunakan pembelajaran two stay two stray (TSTS), sedangkan kelas kedua terdiri atas 34 siswa, menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Hasil penelitian menunjukan 1). Dilihat dari beban kognitif
extraneous yang masih tinggi untuk memperoleh kemampuan penalaran pada kedua kelas, menunjukan bahwa kedua kelas memiliki beban kognitif yang sama. Dengan nilai korelasi pada kelas kontrol sebesar -0,295, sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 0,133; 2). Kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemampuan menerima dan mengolah informasi berkorelasi dengan meningkatnya hasil belajar karena sesuai dengan dominasi gaya belajar kedua kelas; 3). Keadaan sosial ekonomi pada kelas eksperimen berkorelasi dengan kemampuan menerima dan mengolah informasi, sedangkan kelas kontrol berkorelasi dengan usaha mental. Hasil ini mengindikasikan bahwa pada kedua kelas masih memiliki beban kognitif yang tinggi, sehingga dibutuhkan pengembangan strategi pembelajaran yang mampu menurunkan beban kognitif.
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
The learning process can’t be separated from instructional strategy, instructional strategy used should help students to make it easier to receive and process information, so that students do not do the extra effort outside of learning, especially classification of Spermatophyta material has a high level of complexity. The purpose of this study is to analyze differences in the cognitive load of high school students appropriate learning style and socio economic on the material classification of Spermatophyta using cooperative learning two stay two stray (TSTS) and conventional learning. The study was conducted on one of Senior High School in Bandung using quasy experimental method with posttest only control group design. First-class research subjects consisted of 33 students, using strategy two stay two stray (TSTS), while the second class consisted of 34 students, using conventional learning strategy. The results showed 1). Seen from extraneous cognitive load is still high to acquire reasoning abilities in both classes, showed that both classes have the same cognitive load. With the correlation values at control class is -0.295, while the experimental class of 0.133; 2). Experimental class and control class, the ability to receive and process information correlated with increased learning outcomes because according to the learning style dominance of the two classes; 3). Socio economic situation in the experimental class correlates with the ability to receive and process information, while the control class is correlated with mental effort. These results indicate that in both classes still have high cognitive load, requiring the development of learning strategies that can reduce the cognitive load
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
DRAFT HALAMAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Batasan Masalah ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 9
F. Struktur Organisasi tesis ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Beban kognitif ... 11
B. Pembelajaran kooperatif tipe two stay twostray ... 15
C. Gaya belajar ... 17
D. Sosial ekonomi ... 19
E. klasifikasi tumbuhan Spermatophyta ... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ... 30
B. Definisi Operasional ... 30
C. Populasi dan Sampel ... 32
D. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya ... 32
E. Prosedur Penelitian ... 34
F. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen ... 37
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian ... 45
1. Data Perbedaan Beban Kognitif Pada Kedua Kelas ... 45
2. Data Beban Kognitif Sesuai Gaya Belajar ... 53
3. Data Perhitungan Hubungan Sosial Ekonomi dengan Beban Kognitif ... 60
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67
1. Perbedaan Beban Kognitif Pada Kedua Kelas ... 69
2. Beban Kognitif Sesuai Gaya Belajar ... 80
3. Hubungan Sosial Ekonomi dengan Beban Kognitif ... 86
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 93
B. Rekomendasi ... 93
DAFTAR PUSTAKA ... 95
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
3.1. Desain Penelitian ... 30
3.2. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Penalaran ... 33
3.3. Perbandingan Pembelajaran Menggunakan Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Dan Pembelajaran konvensional... 35
3.4. Klasifikasi Validitas Butir Soal... 37
3.5. Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal... 38
3.6. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal ... 38
3.7. Interpretasi Reabilitas Tes ... 39
3.8. Rekapitulasi Hasil Analisi Butir Soal Kemampuan Penalaran ... 39
3.9. Kategorisasi Kemampuan Penalaran ... 40
3.10. Kategorisasi Kemampuan Menganalisis Informasi ... 42
3.11. Kategorisasi Usaha Mental. ... 42
3.12 Koefisien korelasi ... 43
3.13. Interpretasi golongan sosial ekonomi ... 44
4.1. Hasil Pengujian Statistik Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 46
4.2. Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 46
4.3. Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 47
4.4. Hasil Pengujian Statistik Usaha Mental Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 48
4.5. Hasil Uji Homogenitas Usaha Mental Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 48
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.7. Hasil Pengujian Statistik Kemampuan Penalaran Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen ... 49
4.8. Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Penalaran Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen ... 50
4.9. Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Penalaran Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ... 50
4.10. Uji Korelasi Antar Komponen Beban Kognitif ... 51
4.11. Rekapitulasi Gaya Belajar Pada Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen 53
4.12. Rekapitulasi Dominansi Gaya Belajar Sesuai Golongan Sosial Ekonomi Pada Kedua Kelas ... 54 4.13. Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Beban Kognitif Sesuai Gaya Belajar
Pada Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ... 55
4.14. Uji Korelasi Beban Kognitif Sesuai Gaya Belajar Pada Kelas Kontrol
Dan Kelas Eksperimen ... 57
4.15. Hasil Pengujian Statistik Keadaan Sosial Ekonomi Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen ... 61
4.16. Hasil Uji Homogenitas Sosial Ekonomi Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ... 61
4.17. Hasil Uji Hipotesis Sosial Ekonomi Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ... 62
4.18. Uji Korelasi Komponen Beban Kognitif dengan Sosial Ekonomi ... 62
4.19. Rekapitulasi Rata-Rata Nilai Sosial Ekonomi Pada Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen ... 65
4.20. Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Beban Kognitif Sesuai Golongan Sosial
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS ... 17
3.1. Alur Penelitian ... 36
4.1. Diagram Perbandingan Beban Kognitif ... 50
4.2. Diagram Rekapitulasi Gaya Belajar ... 54
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
A.RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 102
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas kontrol ... 113
B.DISAIN KEGIATAN PRAKTIKUM Disain Kegiatan Praktikum ... 122
C.INSTRUMEN PENELITIAN 1. Instrumen intrinsic cognitive load ... 134
2. Instrumen extraneous cognitive load Kelas Eksperimen ... 140
3. Instrumen extraneous cognitive load Kelas Kontrol ... 142
4. Instrumen germane cognitive load ... 144
5. Instrumen Gaya Belajar ... 157
6. Instrumen Sosial Ekonomi ... 160
7. Kisi-kisi Interpretasi Beban Kognitif ... 161
D.ANALISIS BUTIR SOAL 1. Analisis Butir Soal Instrumen Penguasaan Konsep ... 162
E.ANALISIS STATISTIK 1. Analisis Tabulasi Hasil Kemampuan Menerima Dan Mengolah Informasi ... 164
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Uji Homogenitas Levene Test ... 166
4. Uji hipotesis Kemampuan Menerima Dan Mengolah informasi ... 166
5. Analisis Tabulasi Hasil usaha mental ... 166
6. Uji Normalitas SaphiroWilk Test ... 168
7. Uji Homogenitas Levene Test ... 168
8. Uji hipotesis usaha mental ... 168
9. Analisis Tabulasi Hasil Kemampuan Penalaran ... 168
10. . Uji Normalitas SaphiroWilk Test ... 170
11. Uji Homogenitas Levene Test ... 170
12. Uji hipotesis kemampuan penalaran ... 170
13. Uji Korelasi Antar Komponen Beban Kognitif ... 171
14. Analisis Tabulasi Hasil sosial ekonomi ... 174
15. Uji Normalitas SaphiroWilk Test ... 175
16. Uji Homogenitas Levene Test ... 175
17. Uji hipotesis sosial ekonomi ... 175
18. Uji Korelasi dan Regresi Komponen Beban Kognitif dengan Sosial Ekonomi ... 176
19. Rekapitulasi Gaya Belajar Pada Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ... 179
20. Uji Korelasi Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi, Usaha Mental dan Kemampuan Penalaran Semua Gaya Belajar ... 181
21. Uji Regresi Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi, Usaha Mental dan Kemampuan Penalaran Semua Gaya Belajar ... 187
F. ADMINISTRASI PENELITIAN Surat Izin Penelitian ... 191
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran di sekolah pada dasarnya bertujuan untuk memberikan
arahan pada siswa agar siswa dapat menerapkan keterampilan dan
pengetahuan dalam kehidupannya dengan mendorong berkembangnya
kemampuan berpikir siswa. Akan tetapi menurut Fachrurazi (2011)
penguasaan kemampuan berpikir tidak cukup dijadikan sebagai tujuan
pendidikan semata, tetapi juga sebagai proses fundamental yang
memungkinkan siswa untuk mengatasi ketidaktentuan masa mendatang.
Mengenai hal tersebut, salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan
Indonesia pada saat ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Pada
proses pembelajaran siswa kurang diarahkan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir, siswa hanya diarahkan untuk menghafal informasi yang
diterimanya (konseptual) (Herman, 2007).
Selain itu, kita menyadari bahwa kebanyakan para pendidik juga kurang
memerhatikan beban psikologis siswa, apakah dengan pembelajaran yang
digunakan membebani siswa dalam mengolah informasi atau tidak. Para
pendidik hanya memerhatikan hasil akhir dari proses pembelajaran saja, tanpa
memerhatikan hasil belajar tersebut diperoleh dari mana, yang penting hasil
belajar yang diperoleh oleh siswa meningkat. Padahal sebenarnya yang paling
penting dalam proses belajar adalah bukan hanya hasil akhir saja. Akan tetapi,
efektivitas dari keberlangsungan proses belajar mengajar di kelas dalam
menyampaikan informasi (Rustaman, 2010).
Proses belajar mengajar di kelas tidak lepas dari strategi pembelajaran
yang digunakan oleh guru. Di dalam strategi pembelajaran terkait proses
penyampaian informasi, pengorganisasian informasi dan pengintegrasian
elemen-elemen informasi (Antika et al., 2014). Apabila strategi pembelajaran
2
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
maka kemungkinan besar siswa akan mengalami kesulitan dalam menerima
informasi ketika belajar di kelas. Sedangkan menurut Kalyuga (2011) suatu
pembelajaran yang efektif dan efisien harus dapat membangun suatu kondisi
belajar, dimana informasi yang diterima oleh siswa disimpan berdasarkan
kapasitas memorinya, sehingga siswa tidak mengalami overload memory. Jika
strategi pembelajaran yang digunakan tidak memfasilitasi kegiatan kognitif
atau tidak bisa menyimpan informasi dalam memori dalam jangka panjang,
akan berdampak pada sedikitnya pengetahuan yang dibangun dalam memori
jangka panjang (Sweller, 1994).
Supaya tersimpannya informasi dalam jangka panjang, para pendidik harus
mampu memilih strategi pembelajaran yang tepat dengan mempertimbangkan
karakteristik materi yang akan dipelajari, terutama pelajaran biologi. Ada
beberapa materi pelajaran yang cukup sulit dipahami oleh siswa, diantaranya
yaitu mengenai klasifikasi tumbuhan, khususnya klasifikasi tumbuhan
Spermatophyta. Klasifikasi tumbuhan merupakan suatu cara untuk
mempelajari ilmu botani dalam pembelajaran biologi melalui
pengklasifikasian berbagai jenis tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2010).
Klasifikasi tumbuhan memiliki tingkat kompleksitas materi yang sangat
tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari isi (content) materi klasifikasi tumbuhan
yang berkaitan erat dengan dasar-dasar ilmu biologi, seperti bahasa ilmiah,
morfologi, anatomi dan ekologi (Suraida, 2012). Akan tetapi tidak hanya itu,
adanya pola sistem klasifikasi yang berbeda-beda yang telah dikembangkan
oleh para ahli, membuat peserta didik menjadi bingung untuk memahami
mengenai materi klasifikasi tumbuhan. Selain itu, materi klasifikasi tumbuhan
Spermatophyta juga dianggap penting dalam pelajaran biologi, supaya siswa
memahami bentuk dan nama tumbuhan apa yang mereka lihat dan makan
dalam kehidupan sehari-hari baik itu sayuran ataupun buah-buahan.
Kebanyakan siswa pada dewasa ini tidak mengetahui nama tumbuhan yang
dilihat, mereka hanya mengetahui jenis buahnya saja. Oleh karena itu, dapat
dimaklumi bahwa klasifikasi tumbuhan Spermatophyta merupakan salah satu
3
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut De Jong (2010) apabila pembelajaran memiliki jumlah elemen
informasi yang banyak dan memerlukan tingkat pemahaman yang tinggi, akan
berdampak pada beban kognitif intrinsic yang tinggi. Tingginya beban kogntif
intrinsic akan berdampak pada rendahnya kemampuan siswa dalam menerima
dan mengolah informasi. Beban kognitif intrinsic disini merupakan beban
yang terbentuk akibat kompleksitas materi ajar yang tinggi serta materi
tersebut memiliki interkoneksi yang tinggi, sehingga siswa tidak mampu
menyimpan informasi tersebut sesuai dengan kapasitas memori kerjanya
(Sweller, 2010). Dengan demikian dibutuhkan suatu pemahaman guru supaya
mempermudah materi yang akan diajarkan dan merancang suatu strategi
pembelajaran yang tepat supaya siswa tidak memiliki beban kognitif intrinsic
yang tinggi.
Adanya kecenderungan guru dalam memilih strategi pembelajaran yang
kurang menarik dan kurang interaktif, akan berakibat pada pengolahan
informasi untuk membangun skema kognitif (Dewi, 2013). Seharusnya
strategi pembelajaran dirancang untuk membantu mempermudah siswa dalam
menerima dan mengolah informasi. Jika strategi pembelajaran yang digunakan
kurang tepat atau tidak membantu untuk mempermudah dalam menyampaikan
informasi, maka siswa akan melakukan usaha mental untuk memperoleh
informasi. Usaha mental dalam hal ini yaitu beban tambahan di luar beban
kognitif intrinsic, dihasilkan dari strategi pembelajaran yang dirancang buruk.
Usaha mental disini disebut juga dengan beban kogntif extraneous (Paas et al.,
2003).
Beban kognitif extraneous dapatterbentuk dari beberapa situasi, misalnya
slipt attention, bahan ajar yang berlebih, terlalu banyak informasi yang tidak
penting, tidak memiliki pengetahuan awal yang cukup, strategi pembelajaran
yang digunakan (Mayer & Moreno, 2010), gaya belajar (Plass et al., 2010),
keadaan kelas (Sweller, 2010), sosial ekonomi (Nurdin, 2011). Siswa akan
melakukan usaha mental untuk memperoleh informasi tambahan di luar proses
pembelajaran, karena siswa merasa informasi yang diterima pada saat di kelas
4
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melengkapi informasi yang diterimanya pada saat di kelas yaitu dengan cara
mencari literatur bacaan di perpustakaan, bertanya pada temannya, mengikuti
kursus bimbingan belajar dan lain-lain. Seharusnya pembelajaran yang baik
yaitu membantu mempermudah siswa dalam menerima dan mengolah
informasi, sehingga mampu menurunkan beban kognitif extraneous (Paas et
al., 2003).
Terbentuknya beban kogntif extraneous antara lain berkaitan dengan gaya
belajar. Menurut Hasrul (2009) gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari
bagaimana seseorang menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah
informasi, informasi yang diterimapun akan disimpan dalam memori jangka
panjang. Karena informasi yang diterima sesuai dengan cara yang siswa
inginkan atau dengan kata lain siswa merasa nyaman dalam menerima
informasi yang diberikan oleh guru. Selain itu, gaya belajar bukan hanya
berupa aspek ketika menghadapi informasi, melihat, mendengar, menulis dan
berkata, tetapi juga aspek pemrosesan informasi sekuensial, analitik, global
atau otak kiri dan otak kanan (Hasrul, 2009).
Individu dalam belajar memiliki berbagai macam cara, ada yang belajar
dengan cara auditory, ada yang belajar dengan visual, serta belajar dengan
cara kinestetik (Philibin, et.al., dalam Tanta, 2010). Akan tetapi, apabila
strategi pembelajaran yang digunakan tidak memfasilitasi semua gaya belajar
yang dimiliki oleh siswa, maka akan berdampak pada penurunan kemampuan
siswa dalam menerima dan mengolah informasi, pada akhirnya siswa akan
melakukan usaha mental untuk memperoleh informasi. Seperti yang
dikemukakan oleh Plass et al (2010) bahwa perbedaan format presentasi
(misalnya: lisan, bergambar) atau modalitas (auditori, visual, haptik)
berpengaruh pada kemampuan menerima dan mengolah informasi. Hal
tersebut dikarenakan pada setiap gaya belajar memiliki karakteristik yang
berbeda-beda dalam menerima informasi.
Selain itu, beban kognitif extraneous juga dapat terbentuk akibat keadaan
sosial ekonomi keluarga. Keadaan sosial ekonomi keluarga juga sangat
5
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keluarga bisa jadi segala keinginan/kubutuhan keluarga akan dipenuhi,
khususnya kebutuhan untuk pendidikan anak (Harun et al., 2014). Kebutuhan
pendidikan anak berkaitan dengan fasilitas belajar yang dimiliki di rumah,
baik sumber belajar berupa buku, mengikuti belajar tambahan di bimbingan
belajar atau privat, fasilitas internet dan lain-lain. Akan tetapi, semua
kebutuhan pendidikan tersebut tergantung dari penghasilan setiap orang tua.
Siswa yang berada pada keadaan sosial ekonomi menengah ke atas,
fasilitas belajar yang dimiliki di rumahnya sangat lengkap. Seperti yang
dikemukakan oleh Purwati (2011) bahwa orang tua yang mempunyai
pendapatan yang tinggi, dapat memenuhi kebutuhan sarana belajar anaknya.
Sehingga sebelum pelajaran dimulai siswa sudah menyiapkan pada hari
sebelumnya supaya ketika pembelajaran berlangsung siswa sudah memiliki
pengetahuan awal mengenai materi yang akan dipelajari. Ataupun sebaliknya,
jika pada saat proses pembelajaran penjelasan oleh guru atau temannya kurang
dipahami, maka akan mencari informasi tambahan di luar pembelajaran atau
melakukan usaha mental melalui fasilitas yang dimiliki di rumah. Seperti yang
dikemukakan oleh Nurdin (2011) jika semakin lengkap fasilitas belajar yang
bisa dimanfaatkan dan dimiliki oleh siswa, maka usaha yang dilakukan untuk
memperoleh hasil balajar yang bagus akan lebih optimal atau dengan kata lain
dengan adanya fasilitas yang lengkap mendukung siswa untuk melakukan
usaha mental. Sehingga, hal inilah yang dapat mengakibatkan siswa
melakukan usaha-usaha yang tidak seharusnya dilakukan dalam memperoleh
hasil belajar.
Menentukan efektif atau tidaknya proses pembelajaran tentunya harus
dilihat dari hasil belajar siswa. Hasil belajar dalam hal ini yaitu mengacu pada
beban yang disebabkan oleh proses pembelajaran atau disebut dengan beban
kognitif germane. Menurut Paas & van Merriënboer (1994) bahwa beban
germane merupakan beban pengajaran yang efektif terhadap pembelajaran.
Beban kognitif germane memiliki hubungan positif proses mengolah
informasi atau beban kognitif intrinsic, karena beban kognitif germane
6
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kognitif (Moreno & Park, 2010). Beban ini disebut juga sebagai beban efektif
karena beban yang dihasilkan merupakan beban untuk mengkontruksi skema
kognitif seperti mengorganisasikan pengetahuan dan menghubungkannya
dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Akan tetapi, hasil belajar yang
diperoleh belum tentu berdasarkan dari informasi yang diterima pada saat
pembelajaran, mungkin saja hasil belajar tersebut diperoleh dari usaha mental
di luar pembelajaran. Sehingga, dalam memastikannya harus saling
dihubungkan antar komponen beban kognitif tersebut.
Proses pembelajaran yang efektif yaitu mampu menurunkan ketiga beban
kognitif tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Plass et al (2010) bahwa
supaya tercapainya proses pembelajaran yaitu dengan mengelola kognitif
intrinsic dan beban kognitif extraneous, sehingga akan menurunkan beban
kognitif germane Karena dari ketiga komponen beban kognitif tersebut saling
berhubungan dan tidak bisa dilihat satu komponen beban kognitif saja.
Salah satu strategi pembelajaran yang mampu mengelola beban kognitif
yaitu menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS),
karena struktur dua tinggal dua tamu memberi kesempatan kelompok untuk
membagikan informasi dengan kelompok lain (Lie, 2008 dan Huda, 2011).
Melalui tahapan yang ada pada strategi pembelajaran ini, diharapkan dapat
mengurangi salah satu faktor yang dapat meningkatkan usaha mental
diantaranya yaitu bahan ajar yang berlebih dan terlalu banyak informasi yang
tidak terlalu penting.
Kegiatan belajar pada strategi ini, materi yang dipelajari oleh siswa pada
setiap kelompok ada yang sama dan ada yang berbeda, pembagian materi
tersebut dimaksudkan supaya siswa tidak mengalami overload memory.
Kemudian setiap kelompok menugaskan dua orang untuk bertamu pada
kelompok lain secara bergiliran, sehingga siswa akan banyak menerima dan
mengolah informasi secara berulang-ulang, hal ini akan berdampak pada
penurunan beban kogntif intrinsic dan dua orang yang bertamu dimaksudkan
supaya siswa saling melengkapi jika salah satunya ada yang keliru. Melalui
7
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dimiliki oleh siswa, karena ada proses penjelasan secara audio dan secara
visual, dibantu juga dengan disain kegiatan praktium yang harus dikerjakan
siswa secara berkelompok dengan melakukan pengamatan pada beberapa jenis
tumbuhan.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka telah dikembangkan suatu
strategi pembelajaran yang mampu melibatkan peran serta siswa secara
menyeluruh dan dapat mengelola beban kogntif, sehingga kegiatan belajar
mengajar tidak hanya didominasi oleh guru dan siswa-siswa tertentu saja dan
siswa dapat menerima dan mengolah informasi yang diberikan pada saat
pembelajaran tanpa harus melakukan usaha mental.
B. MASALAH PENELITIAN
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: Bagaimana perbedaan beban kognitif siswa SMA
sesuai gaya belajar dan sosial ekonomi pada pembelajaran klasifikasi
spermatophyta menggunakan pembelajaran kooperatif tipe two stay two
stray dan pembelajaran konvensional?.
Rumusan masalah ini dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai
berikut :
a. Bagaimana perbedaan beban kognitif siswa pada pembelajaran
klasifikasi tumbuhan spermatophyta menggunakan kooperatif tipe two
stay two stray dan pembelajaran konvensional?
b. Bagaimana beban kognitif siswa sesuai gaya belajar pada
pembelajaran klasifikasi tumbuhan spermatophyta menggunakan
kooperatif tipe two stay two stray dan pembelajaran konvensional?
c. Bagaimana hubungan sosial ekonomi dengan beban kognitif pada
pembelajaran klasifikasi tumbuhan spermatophyta menggunakan
kooperatif tipe two stay two stray dan pembelajaran konvensional?
8
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
a. Menganalisis perbedaan beban kognitif siswa SMA pada pembelajaran
klasifikasi tumbuhan Spermatophyta menggunakan kooperatif tipe two
stay two stray dan pembelajaran konvensional
b. Menganalisis beban kognitif sesuai gaya belajar siswa pada
pembelajaran klasifikasi tumbuhan Spermatophyta menggunakan
kooperatif tipe two stay two stray dan pembelajaran konvensional
c. Menganalisis hubungan sosial ekonomi dengan beban kognitif pada
pembelajaran klasifikasi tumbuhan Spermatophyta menggunakan
kooperatif tipe two stay two stray dan pembelajaran konvensional
3. Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih terarah, maka penelitian ini
dibatasi pada masalah :
a. Beban kognitif yang diukur pada penelitian ini meliputi tiga komponen
yaitu beban kognitif intrinsic, beban kognitif exstraneous, dan beban
kognitif germane.
1) Beban kognitif intrinsic yang diamati dalam penelitian ini hanya
pada pengolahan informasi atau materi ajar yang disampaikan di
kelas. Dikembangkan berdasarkan standar pemrosesan informasi
Marzano et al (1993) meliputi komponen informasi, integrasi
informasi, dan aplikasi informasi.
2) Beban kognitif exstraneous yang diamati dalam penelitian ini
dibatasi pada upaya yang dilakukan siswa di luar pembelajaran.
Pernyataan mengacu pada langkah-langkah proses pembelajaran
(Brunken et al., 2010).
3) Beban kognitif germane yang digunakan dalam penelitian ini
mengacu pada indikator standar penalaran Marzano et al (1993)
yaitu dengan kategori membandingkan, mengklasifikasikan,
induksi, deduksi, analisis kesalahan, membuat keputusan,
9
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Gaya belajar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gaya belajar
visual, audio, dan kinestetik.
c. Sosial ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini hanya melihat
latar belakang pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, penghasilan
orang tua, jumlah anggota keluarga, lokasi tempat tinggal, bentuk
tempat tinggal, status rumah, keadaan tempat tidur, fasilitas belajar di
rumah, buku yang digunakan untuk belajar, fasilitas internet, belajar
tambahan di luar sekolah, fasilitas menuju sekolah.
d. Konsep klasifikasi tumbuhan yang dimaksud yaitu pengelompokan
tumbuhan berdasarkan persamaan ciri-ciri morfologi tumbuhan
subdivisio Gymnospermae dan Angiospermae, kelas Dikotil dan
Monokotil, serta ciri khas morfologi setiap famili tumbuhan
Spermatophyta. Tumbuhan Gymnospermae meliputi famili: Pinaceae,
Araucariaceae, Cupressaceae, Gnetaceae. Tumbuhan Angiospermae
meliputi: Casuarinaceae, Myrtaceae, Nyctaginaceae, Amaranthaceae,
Euphorbiaceae, Rutaceae, Solanaceae, Rubiaceae, Poaceae,
Zingiberaceae, Arecaceae.
4. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
praktis sebagai salah satu alternatif dalam upaya perbaikan pembelajaran,
antara lain:
a. Manfaat /Signifikansi Dari Segi Teori
1) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu tambahan
wawasan dalam pengembangan keilmuan
2) Diharapkan membantu siswa supaya lebih mudah menerima
konsep yang diterima
b. Manfaat/ Signifikansi Dari Segi Kebijakan
Memperoleh informasi tentang penurunan beban kognitif siswa
pada pembelajaran klasifikasi tumbuhan spermatophyta menggunakan
10
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menentukan strategi pembelajaran yang dapat menurunkan beban
kognitif siswa.
c. Manfaat/ Signifikansi Dari Segi Praktik
Membangun kesadaran pembelajaran klasifikasi tumbuhan
spermatophyta menggunakan pembelajaran kooperatif tipe two stay
two stray, sebagai alternatif untuk menekan beban kognitif siswa
menciptakan proses pembelajaran yang bermakna bagi siswa.
d. Manfaat/ Signifikansi Dari Segi Isu Serta Aksi Sosial
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai rujukan ataupun bahan
pertimbangan untuk mengembangkan penelitian yang relevan dan
memperoleh informasi-informasi baik kelebihan maupun kekurangan
agar dapat menjadi lebih baik.
5. Struktur Organisasi Tesis
Tesis ini disusun menjadi beberapa bab, yaitu: Bab I pendahuluan
terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah,
tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian dan penjelasan
istilah. Bab II kajian pustaka meliputi: beban kognitif, pembelajaran
kooperatif tipe two stay twostray, gaya belajar, sosial ekonomi, klasifikasi
tumbuhan Spermatophyta, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.
Bab III definisi operasional, metodologi penelitian meliputi lokasi dan
subyek penelitian, alur penelitian, instrument penelitian, teknik
pengolahan dan analisis data. Bab IV dijabarkan tentang temuan dan
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quassy experimental
dengan desain penelitian posttes only control group (Creswell, 2008). Terdiri
dari kelas eksperimen dengan pembelajaran klasifikasi tumbuhan
menggunakan kooperatif tipe two stay two stray dan kelas kontrol
menggunakan pembelajaran konvensional.
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Posttest Only Control Group Design
Kelompok Perlakuan Posttest
Kontrol X1 T1 Eksperimen X2 T2
Sumber: (Creswell, 2008).
Keterangan:
X 1 : kegitan pembelajaran klasifikasi tumbuhan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol
X2 : Perlakuan kegitan pembelajaran klasifikasi tumbuhan menggunakan kooperatif tipe two stay two stray pada kelas eksperimen
T1 dan T2 : Posttest beban kognitif germane
B. Definisi Operasional
Untuk menjelaskan maksud dari judul yang dikemukakan, maka
diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:
1. Beban kognitif yang diukur pada penelitian ini meliputi tiga komponen
yaitu beban kognitif intrinsic, beban kognitif extraneous, dan beban
kognitif germane. Beban kognitif intrinsic diukur dengan memberikan
skor kemampuan menerima dan mengolah informasi. Dijaring dengan
menggunakan pertanyaan singkat yang terintegrasi dengan DKP (disain
kegiatan praktikum) (Brunken et al., 2010). Beban kognitif intrinsic
dikatakan rendah apabila skor kemampuan mengolah dan memroses
31
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Beban kognitif extraneous merupakan beban yang diakibatkan oleh
strategi pembelajaran, sehingga ada suatu usaha yang dilakukan selain dari
menggunakan kapasistas sistem kognitif. Dijaring dengan menggunakan
pernyataan yang mengacu pada langkah-langkah proses pembelajaran
(Brunken et al., 2010) dan penilaian skor usaha mental menggunakan
skala Likert. Beban kognitif extraneous dikatakan rendah apabila skor
skala sikap siswa semakin rendah.
Beban kognitif germane merupakan kemampuan siswa dalam berpikir
menalar dan penguasaan konsep. Dijaring dengan menggunakan soal essay
dan diukur dengan memberikan skor kemampuan penalaran. Beban
kognitif germane dikatakan rendah apabila skor kemampuan penalarannya
tinggi.
2. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian, pada kelas
eksperimen menggunakan kooperatif tipe two stay two stray, pembelajaran
ini setiap kelompok ada yang bertugas menjadi tamu dan ada yang
bertugas untuk tinggal. Kelas kontrol menggunakan pembelajaran
konvensional. Kedua pembelajaran menekankan pada sistem kognitif
dalam memproses dan menganalisis informasi. Materi klasifikasi
tumbuhan yang dibelajarkan berdasarkan Kompetensi Dasar 3.7 dan 4.7.
3. Gaya belajar yang dimaksud adalah berdasarkan kategorisasi yang
diperoleh dari tes sebelum melaksanakan pembelajaran. Hal ini bertujuan
agar peneliti dapat mendapatkan informasi kategori gaya belajar yang
dimiliki oleh setiap siswa yaitu gaya belajar visual, auditori dan kinestetik.
Gaya belajar siswa dijaring menggunakan instrumen yang dikembangkan
dari guru BK di sekolah.
4. Sosial ekonomi yang dimaksud adalah golongan yang dimiliki oleh setiap
siswa yaitu golongan tidak mampu, golongan kurang mampu, golongan
mampu, dan golongan sangat mampu. Sosial ekonomi dijaring
menggunakan instrumen yang dikembangkan dari guru BK di sekolah,
diukur dengan memberikan skor yang diperoleh dari jumlah jawaban pada
32
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah beban kognitif seluruh siswa
SMA Negeri 7 Bandung kelas X tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari
lima kelas.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah beban kognitif siswa kelas X IPA 3
yang dijadikan kelas eksperimen sebanyak 33 siswa dan kelas X IPA 1
yang dijadikan kelas kontrol sebanyak 34 siswa pada tahun ajaran
2014/2015. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random
sampling.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tes pengukuran kemampuan menerima dan mengolah informasi
Mengukur kemampuan menerima dan mengolah informasi
menggunakan task complexity worksheet (Brunken et al., 2010). Berisi
pertanyaan singkat terkait penerimaan dan pengolahan informasi yang
terintegrasi dengan disain kegiatan praktikum, berdasarkan standar
pemrosesan informasi dari Marzano et al (1993). (dapat dilihat pada
Lampiran C1)
2. Tes pengukuran usaha mental
Pengukuran usaha mental menggunakan angket subjective ratting
scale (skala Likert) dengan lima pilihan jawaban : Sangat Setuju (1),
Setuju (2), Kurang Setuju (3), Tidak Setuju (4), Sangat Tidak Setuju (5).
33
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rendah usaha mental yang diperlukan untuk memahami materi ajar. (dapat
dilihat pada Lampiran C2 dan C3)
3. Tes pengukuran beban kognitif germane
Tes untuk mengetahui kemampuan mengembangkan skema dengan
cara mengorganisasikan pengetahuan dan menguhubungkannya dengan
pengetahuan yang sudah dimilikinya menggunakan tes penalaran.
Intrumen tes kemampuan penalaran yang dikembangkan dalam penelitian
ini berupa soal essay, mengacu pada standar penalaran yang
dikembangkan oleh Marzano et al (1993). kategori pemrosesan yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan kategori membandingkan,
mengklasifikasikan, induksi, deduksi, membuat keputusan, investigasi,
dan pemecahan masalah. Kategori pemrosesan yang digunakan dalam
instrumen beban germane disesuaikan dengan standar kompetensi lulusan
yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, mencipta. (dapat
dilihat pada Lampiran C4)
Tabel 3.2. Kisi – Kisi Instrumen Kemampuan Penalaran
Aspek kemampuan berpikir kritis Indikator No. Soal Mengembangkan dan Menyeleksi
4. Tes pengukuran gaya belajar siswa
Pengukuran gaya belajar dilakukan sebelum pembelajaran. Instrumen
yang digunakan menggunakan tes gaya belajar yang dikembangkan dari
guru BK di sekolah, berdasarkan kebiasaan yang sering dilakukan oleh
siswa dalam menerima informasi. (dapat dilihat pada Lampiran C5)
5. Pengukuran sosial ekonomi
Pengukuran sosial ekonomi dimaksud adalah untuk mengetahui
34
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
golongan kurang mampu, golongan mampu, dan golongan sangat mampu
dengan memberikan intrumen yang dikembangkan dari guru BK di
sekolah, berupa pertanyaan yang terkait dengan keadaan sosial ekonomi
keluarga. (dapat dilihat pada Lampiran C6)
E. Prosedur Penelitian
Penelitian yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Ketiga tahap tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Penyusunan rencana pelakasanaan pembelajaran (RPP).
b. Membuat instrumen berupa soal postest berupa uraian untuk mengukur
beban kognitif germane.
c. Membuat instrumen kuisioner dengan menggunakan skala Likert
untuk mengukur beban kognitif extraneous.
d. Membuat instrumen menggunakan Task Complexity worksheet dari
Marzano et al (1993) untuk mengukur beban kognitif intrinsic.
e. Membuat instrumen untuk mengukur gaya belajar siswa.
f. Membuat instrumen untuk mengukur sosial ekonomi siswa.
g. Meminta judgement semua instrumen kepada dosen ahli.
h. Meminta pertimbangan instrumen pada dosen ahli, kemudian
dilakukan perbaikan.
i. Observasi terhadap sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian,
menentukan dua kelas yang akan dijadikan sampel penelitian, serta
mengurus surat izin penelitian.
j. Melakukan uji coba instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan tes gaya belajar siswa untuk mengetahui gaya belajar
35
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Memberikan instrumen sosial ekonomi untuk mengetahui golongan
sosial ekonomi siswa pada kelas yang dijadikan subjek penelitian.
c. Masing-masing kelas, yakni kelas eksperimen dan kontrol diberikan
perlakuan. Pada kelas eksperimen pembelajaran menggunakan
kooperatif tipe two stay two stray, sedangkan pada kelas kontrol,
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pembelajaran
konvensional. Penjelasan langkah-langkah pembelajaran pada kedua
kelas dapat dilihat pada Tabel 3.3.
d. Proses pembelajaran dilaksanakan selama 3 pertemuan, pada akhir
pembelajaran disetiap pertemuan dilakukan tes beban kognitif intrinsic
dan beban kognitif extraneous
e. siswa diberi posttest untuk menjaring kemampuan beban kognitif
germane siswa.
3. Tahap Akhir
a. Mengolah data hasil penelitian kemudian dibuat pembahasannya
b. Menarik kesimpulan
Tabel 3.3. Perbandingan Pembelajaran Menggunakan Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dan Pembelajaran
konvensional
Pembelajaran Menggunakan Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
Pembelajaran konvensional
Apersepsi
Mengorganisasikan komponen kelas Mengorganisasikan komponen kelas
Memperlihatkan berbagai macam tumbuhan untuk menarik minat
Memperlihatkan berbagai macam tumbuhan untuk menarik minat Kegiatan inti
Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang.
Guru memberikan materi secara sekilas spermatophyta secara terstruktur, meliputi ciri-ciri umum tumbuhan biji
Guru memberikan tugas pada setiap kelompok untuk didiskusikan dan dikerjakan
bersama-sama mengenai tumbuhan
spermatophyta
Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 4 orang.
Hasil diskusi setiap kelompok ditampilkan dalam bentuk berbagai media (tergantung kreatifitas siswa)
masing-masing kelompok diminta
36
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dua orang yang “tinggal” dalam kelompok
bertugas membagikan informasi dan hasil kerja mereka ke tamu mereka.
Tamu kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari
Setiap kelompok lalu membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka semua. Hasil diskusi secara keseluruhan
pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas
Tes gaya belajar siswa dan Pemberian instrumen sosial ekonomi Penyusunan Rencana Pelaksanaan Uji Coba dan Revisi Instrumen
Judgement Instrumen
kooperatif tipe two stay two stray
Tes beban kognitif intrinsic dan extraneous
Tes beban kognitif intrinsic dan extraneous
Tes beban kognitif intrinsic dan extraneous
Tes beban kognitif intrinsic dan extraneous
Tes beban kognitif intrinsic dan extraneous
Posttest beban kognitif
37
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar. 3.1. Alur penelitian
F. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen
Tujuan utama dari analisis pokok uji adalah untuk memperbaiki atau
meningkatkan kualitas tes yang dipakai dan mengidentifikasi soal-soal yang
baik, kurang baik dan soal yang jelek agar dapat diperbaiki. Untuk mengetahui
kualitas instrumen yang akan digunakan, berikut ini beberapa hal yang harus
diperhatikan:
1. Validitas Butir Soal
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang seharusnya
diukur (Arikunto, 2007).
Rumus yang digunakan:
� = � ∑ − ∑ ∑
√ �∑ − ∑ �∑ − ∑
(Riduwan, 2007)
Keterangan: ∑ = Jumlah skor seluruh siswa pada item tersebut ∑ = Jumlah skor total seluruh siswa pada tes
N = Jumlah seluruh siswa
X = Skor tiap siswa pada item tersebut Y = Skor total tiap siswa
rxy = Koefisien korelasi = validitas
Nilai rxy yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan
validitas butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel berikut:
Tabel 3.4 Klasifikasi Validitas Butir Soal
38
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah
(Riduwan, 2007)
2. Tingkat Kesukaran
Rumus untuk mencari indeks kesukaran adalah:
P = ��
(Riduwan, 2007)
Keterangan: P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya siswa menjawab benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat
kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel berikut:
Tabel 3.5. Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal
Rentang Arti
0,70 < TK < 1,00 Mudah 0,30 < TK < 0,70 Sedang 0,00 < TK < 0,30 Sukar
(Riduwan, 2007)
3. Daya Pembeda (indeks diskriminasi)
Kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa
berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah (Arikunto, 2007).
Rumus yang digunakan untuk menentukan indeks deskriminasi adalah
sebagai berikut:
BA = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
39
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dengan benar
PA = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan
daya pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel
berikut:
Tabel 3.6. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
Nilai P Kriteria
Negatif Soal di eliminasi
0,00 – 0,20 Jelek
Rumus untuk menghitung reliabilitas tes kemampuan nalar siswa
adalah sebagai berikut:
� = ( − ) −∑��
Keterangan: r11 = reliabilitas yang dicari
∑ � = jumlah varians skor tiap-tiap item
� = varians tota
K = Jumlah item
Tabel 3.7. Interpretasi Tes Reliabilitas
Nilai Arti
reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran dilakukan dengan bantuan
program Anates Uraian Versi 4.0™ uraian untuk analisis soal pencapaian
40
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8. Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal Essay (Beban Kognitif Germane)
No Validitas Tingkat kesukaran keterangan
Nilai Ket Nilai Ket
Data hasil pengolahan software Anatest kemudian diinterpretasikan
dengan kriteria interpretasi yang dikembangkan oleh Arikunto (2007).
Melihat hasil analisis pengolahan uji instrumen yang lebih lengkap dapat
dilihat pada Lampiran D1.
G. Analisis dan Pengolahan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban
kognitif siswa melalui posttest yang diberikan. Sebelum melakukan analisis
dan pengolahan data, nilai yang diperoleh dari soal uraian (instrumen beban
kognitif germane) dengan rumus sebagai berikut:
Nilai = � �� �� �
(Arikunto, 2007)
Nilai tingkat kemampuan penalaran siswa diadaptasi dari kategorisasi
41
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.9. Kategorisasi Kemampuan Penalaran
Skor Keterangan
80-100 Baik Sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup 40-55 Kurang 30-39 Gagal
Sumber: Arikunto (2007)
Analisis dan pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan bantuan program/software analisis statistik SPSS™ 20.0. Taraf
kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% atau 0,5% :
1. Pengolahan dan analisis data beban kognitif germane, intrinsic, dan
extraneous
a. Dilakukan perhitungan nilai posttest yang diperoleh dari
masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh dari nilai
instrumen beban kognitif germane. Seluruh data posttest telah
diperoleh diolah dengan menggunakan software SPSS™ 16.0.
b. Uji Normalitas
Uji Shapiro-Wilk (Shapiro-Wilk Test), uji normalitas yang sangat
direkomendasikan untuk jumlah sampel kecil (n<50). Dengan
menggunakan taraf signifikansi 5%, maka kriteria pengujiannya adalah
“jika signifikansi (Sig.) ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal”
(Sugiyono, 2011).
c. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Levene.
Dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, maka kriteria
pengujiannya adalah “jika signifikansi (sig.) ≥0,05 maka data
homogen” (Sugiyono, 2011). d. Uji Perbedaan Rata-rata
Uji hipotesis atau uji perbedaan rata-rata dilakukan menggunakan
42
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terdapat data yang tidak berdistribusi normal, dilakukan uji U
Mann-Whitney.
Hipotesis pengujian uji perbedaan rata-rata adalah sebagai berikut
(Sugiyono, 2011).
H0: μ1 = μ2 (Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas kontrol
dengan kelas eksperimen)
Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% maka kriteria
pengujiannya adalah “jika signifikansi (Sig.) ≥ 0,05 maka H0 diterima”.
Artinya jika H0 diterima, maka tidak terdapat perbedaan rata-rata.
2. Pengolahan Beban Kognitif Intrinsic
Menggunakan task complexity worksheet dikembangkan berdasarkan
strandar pemrosesan informasi dari Marzano et al (1993). Nilai tingkat
kemampuan siswa dalam menganalisis informasi merujuk pada
kategorisasi dari Arikunto (2007), sebagai berikut:
Tabel 3.10. Kategorisasi Kemampuan Menganalisis Informasi
Skor Keterangan
80-100 Baik Sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup 40-55 Kurang 30-39 Gagal
Sumber: Arikunto (2007)
3. Pengolahan Instrumen Beban Kognitif Extraneous
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah beban kognitif extraneous
personal siswa, akan tetapi data ini dibuat kuantitatif. Analisis angket
mengenai proses pembelajaran digunakan untuk menjaring respon
mengenai tanggapan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan
43
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konvensional. Proses pengolahannya, teknik pengolahan yang digunakan
adalah dengan menggunakan skala Likert yang mengacu pada kategorisasi
menurut Rahmat dan Soesilawaty (2014). Pengolahan ini dilakukan
dengan cara menghitung rata-rata skoring setiap jawaban dari responden.
Berikut adalah formulasi dari perhitungan angket respon siswa.
Rekapitulasi hasil jawaban responden dicari rata-ratanya dengan
perhitungan sebagai berikut:
Rata-rata skor = total skor jumlah item
Tabel 3.11. Kategorisasi Usaha Mental
Skor Keterangan
Sumber: Diadaptasi oleh peneliti (2015)
4. Analisis Korelasi
Korelasi dimaksudkan untuk menganalisis sejauh mana hubungan
diantara ketiga komponen beban kognitif, hubungan setiap komponen
beban kognitif pada setiap gaya belajar siswa, dan hubungan sosial
ekonomi terhadap komponen beban kognitif. jika korelasi bernilai positif,
maka hubungan antara dua variabel bersifat searah. Sebaliknya jika
korelasi bernilai negatif, maka hubungan antara dua variabel berlawanan
arah. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan keduanya dengan
menggunakan rumus koefisien korelasi Produk Momen Pearson dengan
rumus dam interpretasinya sebagai berikut:
44
Rifki Risma Munandar, 2015
PENGELOLAAN BEBAN KOGNITIF SISWA SESUAI GAYA BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keterangan :
n = Jumlah data Y = Return On Investment
X = Investasi Aktiva Tetap
Tabel 3.12. Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Interpretasi
0,00 - 0,199 Korelasi sangat lemah 0,20 - 0,399 Korelasi lemah 0,40 - 0,599 Korelasi sedang 0,60 - 0,799 Korelasi kuat 0,80 - 1,000 Korelasi sangat kuat
(Sugiyono, 2011)
5. Pengolahan Instrumen Sosial Ekonomi
Pengukuran sosial ekonomi dimaksud adalah untuk mengetahui
golongan yang dimiliki oleh setiap siswa yaitu golongan tidak mampu,
golongan kurang mampu, golongan mampu, dan golongan sangat mampu
dengan memberikan intrumen berupa pertanyaan yang terkait dengan
keadaan sosial ekonomi keluarga. Hasil jawaban diolah dengan
memberikan skor yang diperoleh dari jumlah pilihan jawaban pada setiap
pertanyaan kemudian diinterpretasikan berdasarkan kategori golongan
sosial ekonomi pada Tabel 3.12.
Tabel 3.13. Interpretasi Golongan Sosial Ekonomi No Rata-Rata Nilai Sosial
Ekonomi Golongan Keterangan
1 0 – 25 1 Tidak mampu
2 26 – 50 2 Kurang mampu
3 51 – 75 3 Mampu
4 76 – 100 4 Sangat mampu