• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN SOFTBALL : studi eksperimen terhadap ekstrakulikuler softball di yayasan badan perguruan Indonesia SMA BPI 1.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN SOFTBALL : studi eksperimen terhadap ekstrakulikuler softball di yayasan badan perguruan Indonesia SMA BPI 1."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Eksperimen Terhadap Ekstrakulikuler Softball di Yayasan Badan Perguruan Indonesia SMA BPI 1)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh Ihsan Mustaqim

1100253

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN SOFTBALL

Oleh Ihsan Mustaqim

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Ihsan Mustaqim 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN SOFTBALL

(Studi Eksperimen di Yayasan Badan Perguruan Indonesia SMA BPI 1)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: PEMBIMBING I

Carsiwan M.Pd NIP. 197101052002121001

PEMBIMBING II

Arif Wahyudi S.Pd NIP. 197405202001121001

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN SOFTBALL (Studi eksperimen di Yayasan Badan Perguruan Indonesia SMA BPI 1)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,

(5)

Ihsan Mustaqim, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR DAN

Ihsan Mustaqim. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Softball. Studi Eksperimen Terhadap Siswa Yang Mengikuti Ekstrakulikuler Softball Di SMA BPI 1. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR). FPOK-UPI. Pembimbing I: Carsiwan M.Pd. Pembimbing II: Arif Wahyudi S.Pd.

Pembelajaran penjas dapat tercapai apabila didesain dengan sistematis dari mulai rencana pelaksanaan pembelajaran sampai evaluasi akhir pembelajaran.Terdapat banyak model pembelajaran dalam mencapai tujuan tersebut salah satunya model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar. Hasil belajar yang diharapkan akan meningkat dengan model pembelajaran kooperatif khususnya dalam hasil belajar dan keterampilan softball. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar softball . 2. Seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap keterampilan softball. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pengaruh model pembelajaran koopertaif terhadap hasil belajar dan keterampilan softball. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan GPAI dan The O’Donnell

Softball Test. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakulikuler softball di Yayasan Badan Perguruan Indonesia SMA BPI 1 berjumlah 28 siswa. Sampel penelitian ini berjumlah 28 siswa yang diambil dengan menggunakan teknik pengambilan

sampling jenuh. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis data diperoleh hasil belajar

softball nilai P-value sebesar 0,000 ≤ 0,05 dengan persen beda sebesar 34,11% maka H1 diterima artinya terdapat perbedaan hasil belajar softball yang signifikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan keterampilan softball nilai P-value sebesar 0,000 ≤ 0,05 dengan persen beda sebesar 19,82% % maka H1 diterima artinya terdapat perbedaan keterampilan softball yang signifikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif . Kesimpulannya terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar dan keterampilan softball.

(6)

Ihsan Mustaqim. (2015). The Influence of Cooperative Learning Model towards The Learning Outcome and Skill in Softball Game. Experimental Study towards Students who Attend Softball Extracurricular in BPI 1 Senior High School. Physical Education and Recreation Department (PJKR). FPOK-UPI. Advisor I: Carsiwan M.Pd. Advisor II: Arif Wahyudi S.Pd

Physical Education learning can be reached effectively if it is designed systematically start from the lesson plan to the evaluation in the end of the learning session. There are some learning models which can be applied to reach the determined learning objectives, one of them is the Cooperative Learning Model, the Cooperative Learning Model is the learning model which focuses on the making of small group students to work as a team in optimizing the learning situation. The learning outcome is hoped to be increasing by the use of Cooperative Learning Model especially in Softball learning outcome and skill. Based on the background above, the research problems of the study is decided as follows: 1. How much Cooperative Learning Model gives influence to the learning outcome in Softball game 2. How much Cooperative Learning Model gives influence to Softball skill. The aim of the study is to identify how far the enhancement of

the influence of Cooperative Learning Model toward students’ learning outcome and skill

in Softball game. Research Method which is used in the study was Experimental Method. The instruments which are used in the study were GPAI and The O’Donnell Softball Test. Population of the study is 28 students who attend Softball Extracurricular in Yayasan Badan Perguruan Indonesia BPI 1 Senior High School. The sample of the study is 28 students that are chosen by using saturated sampling technique. Based on the identification result and data analysis, it is obtained that the Softball learning outcome P-value 0,000 ≤ 0,05 with the different percentage of 34,11%. It means that H1 is accepted that there is a significant difference of softball learning outcomes by using Cooperative Learning Model with P-value by 0,000 ≤ 0,05 with different percentage of 19,82%. It means that H1 is accepted that there is a significant difference of softball learning outcomes by using Cooperative Learning Model. In conclusion, Cooperative Learning Model influences the Softball learning outcome and skill.

(7)

Ihsan Mustaqim, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR DAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

1. Tujuan Umum ... 6

2. Tujuan Khusus ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Masalah Penelitian ... 8

F. Struktur Organisasi Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

1. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 10

A. Pengertian Pendidikan ... 10

B. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 11

C. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 12

2. Hakikat Belajar Dan Pembelajaran ... 13

A. Pengertian Belajar ... 13

B. Pengertian Pembeljaran ... 16

C. Hasil Belajar ... 18

(8)

Ihsan Mustaqim, 2015

A. Pengertian Model Pembelajaran ... 22

B. Ciri-Ciri Model Pembelajaran ... 22

C. Pentingnya Penggunaan Model Pembelajaran ... 23

D. Macam-Macam Model Pembelajaran ... 23

4. Model Pembelajaran Cooperative Learning ... 24

A. Pengertian Cooperative Learning ... 24

B. Kelebihan dan Kekurangan Model Cooperative Learning ... 26

C. Tujuan Pembelajaran Cooperative Learning ... 28

D. Penerapan Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran Softball ... 29

5. Permainan Softball ... 30

A. Pengertian Softball ... 30

B. Keterampilan Dasar Softball ... 31

C. Pembelajaran Softball di Sekolah ... 37

B. Kerangka Berpikir ... 37

C. Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Metode Penelitian ... 41

B. Populasi dan Sampel... 41

1. Populasi ... 41

2. Sampel ... 42

C. Desain Penelitian ... 42

D. Langkah-Langkah Penelitian ... 43

E. Instrumen Penelitian ... 45

F. Analisis Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 55

(9)

Ihsan Mustaqim, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR DAN

b. Pengujian Hipotesis ... 58

c. Pembahasan Penemuan ... 59

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Implikasi ... 63

C. Rekomendasi ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(10)

Ihsan Mustaqim, 2015

Tabel 3.1. Pengamatan Penampilan Bermain ... 47 Tabel 3.2. Format Penilaian GPAI ... 48 Tabel 4.1. Ringkasan Hasil Perhitungan Hasil Belajar dan Keterampilan

Softball ... 56 Tabel 4.2. Hasil Pengujian Normalitas Liliefors Hasil Belajar Softball (GPAI)

... 57 Tabel 4.3. Hasil Pengujian Normalitas Liliefors Keterampilan Softball (The

O’Donnell

Softball Test) ... 57 Tabel 4.4. Uji Hipotesis Dengan Menggunakan Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

(µ) : Uji Satu Pihak Hasil Belajar Softball (GPAI) ... 58 Tabel 4.5. Uji Hipotesis Dengan Menggunakan Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

(µ) : Uji Satu Pihak Keterampilan Softball (The O’Donnell

(11)

Ihsan Mustaqim, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR DAN

Gambar 2.1. Macam-Macam Lemparan (Throwing) ... 33

Gambar 2.2 Menangkap Bola ... 33

Gambar 2.3 Swing Batting... 34

Gambar 2.4 Bunting ... 35

Gambar 2.5 Base Running and Sliding ... 36

Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 43

Gambar 3.2 Langkah-Langkah Penelitian ... 44

Gambar 3.3 Diagram Lapangan Tes Speed Throw... 49

Gambar 3.4 Diagram Lapangan Tes Fielding Fly Balls ... 50

Gambar 3.5 Diagram Lapangan Tes Throw and Catch... 50

Gambar 3.6 Diagram Lapangan Tes Repeated Throw ... 51

Gambar 3.7 Diagram Lapangan Tes Fungo Batting ... 52

(12)

Ihsan Mustaqim, 2015

Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN

Hasil Perhitungan Tes Hasil Belajar Softball (GPAI) ... 69 Hasil Perhitungan Tes Keterampilan Softball (The O’Donnell Softball Test) ... 70 Hasil Perhitungan Pretest Uji Normalitas Liliefors Hasil Belajar Softball (GPAI) ... 71 Hasil Perhitungan Posttest Uji Normalitas Liliefors Hasil Belajar Softball (GPAI) ... 72 Hasil Perhitungan Pretest Uji Normalitas Liliefors Keterampilan Softball (The O’Donnell Softball Test) ... 73 Hasil Perhitungan Postest Uji Normalitas Liliefors Keterampilan Softball (The O’Donnell Softball Test) ... 74 Hasil Pengujian Hipotesis Kesamaan Dua Rata-rata (Satu Pihak) Hasil Belajar Softball (GPAI) ... 75 Hasil Pengujian Hipotesis Kesamaan Dua Rata-rata (Satu Pihak) Keterampilan Softball (The O’Donnell Softbal Test) ... 76

Lampiran 2 PERANGKAT PEMBELAJARAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 77 Lampiran 3 DOKUMENTASI PENELITIAN ... 95 Lampiran 4 PERIZINAN PENELITIAN

Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian

Surat Permohonan Penelitian Lampiran 5 DOKUMENTASI BIMBINGAN

(13)

Ihsan Mustaqim, 2015

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya. Mengingat pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan manusia, maka keberhasilan pendidikan sangat bergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan berhasilnya pendidikan adalah pelaksanaan pendidikan, yaitu guru. Guru merupakan ujung tombak pendidikan sebab guru secara langsung berupaya membina, mempengaruhi, dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia yang cerdas. Inilah hakikat pendidikan sebagai usaha memanusiakan manusia.

Pendidikan Jasmani merupakan salah satu bagian integral dari sebuah pendidikan. Pendidikan jasmani juga merupakan suatu yang sangat dibutuhkan dalam suatu pendidikan, karena di dalam pendidikan jasmani siswa mampu bergerak melakukan aktifitas yang menggunakan anggota tubuh. Menurut Jesse Feiring Williams (dalam Abduljabar, 2009 hlm. 5) yaitu:

Pendidikan jasmani adalah sejumlah aktifitas jasmani manusiawi yang terpilih sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan. Salah satu tujuan dari pendidikan jasmani yaitu untuk mendidik siswa melalui aktivitas gerak karena itu pendidikan jasmani memiliki peranan penting dalam mendidik.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, tujuan dari pendidikan jasmani yaitu mengajak semua siswa untuk bergerak melakukan aktivitas gerak supaya tujuan pembelajaran selain bisa tercapai juga bisa dirasakan oleh siswa tersebut. Menurut Juliantine dkk (2012, hlm. 6)

(14)

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendidikan jasmani harus diselenggarakan dalam suatu kondisi yang kondusif sehingga tujuan pendidikan akan tercapai secara keseluruhan.

Pendidikan jasmani memiliki tujuan akhir tercapainya kesejahteraan para peserta didik, yang dapat diartikan bahwa pendidikan jasmani bukan hanya melingkupi kesehatan jasmani saja, tapi melingkupi sehat mental, emosional, sosial dan spiritual.

Salah satu materi yang diajarkan di sekolah menengah atas adalah pembelajaran permainan bola kecil pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) yang sesuai dengan kompetensi dasar kurikulum 2013 (hlm. 88) berikut ini :

3.2 Menganalisis dan mengkategorkan keterampilan gerak salah satu permainan bola kecil serta menyusun rencana perbaikan. 4.2 Mempraktikkan perbaikan keterampilan salah satu permainan bola kecil sesuai analisis dan kategorisasi.

Dari penjelasan tersebut, menerangkan bahwa pembelajaran permainan bola kecil merupakan salah satu materi yang wajib diajarkan kepada siswa. Adapun beberapa jenis permainan dan olahraga yang termasuk dalam permainan bola kecil, yaitu: softball, kasti, rounders, bulutangkis dan tenis meja.

Aktivitas pemelajaran permainan bola kecil merupakan pembelajaran yang banyak disukai dan digemari siswa, karena terbukti di saat peneliti melakukan observasi saat proses pembelajaran bola kecil pada kelas XI di Yayasan Badan Perguruan Indonesia SMA BPI 1 Bandung, siswa sangat antusias melakukan permainan bola kecil tersebut,mereka sangat bersemangat saat memukul bola,berlari ke base, menangkap bola dan mematikan lawan. Mereka saling memberi instruksi dan arahan kepada teman-temannya karena mereka ingin menang sehingga siswa melakukannya dengan sungguh-sungguh dan membuat siswa bergerak aktif.

(15)

banyak diadakan di ekstrakulikuler di bawah naungan klub-klub softball yang berada di kota besar.

Anak pada usia SMA ini lebih suka kepada hal-hal yang baru yang menantang. Usia SMA ini adalah masa dimana mereka mencari jati diri dan mengalami perubahan karakteristik karena pada masa ini mereka memasuki usia remaja. Menurut Alberty (dalam Makmun, 2007 hlm. 130) menyatakan bahwa:

Periode masa remaja itu kiranya dapat di definisikan secara umum sebagai suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanaknya sampai datangnya awal masa dewasa nya.

Dari pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa pada masa remaja itu terjadi beberapa periode perkembangan dari masa anak-anak sampai datangnya awal masa dewasa yang di alami oleh remaja usia anak SMA.

Karakteristik perkembangan anak usia SMA dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: psikomotor, afektif dan kognitif. Dalam batas-batas tertentu proses pembelajaran dapat diselenggarakan dengan sedemikian rupa sehingga dapat membantu percepatan perkembangan psikomotor, afektif dan kognitif pada anak usia SMA. Menurut Makmun (2007, hlm. 136) menyatakan bahwa :

Perkembangan yang ekstrem pada remaja merupakan masalah yang tidak mudah di atasi, baik oleh individu yang bersangkutan maupun oleh masyarakat secara keseluruhan.

Dari pendapat tersebut bisa di simpulkan bahwa pemilihan metode, strategi, pendekatan, model-model pembelajaran untuk anak usia SMA harus benar-benar sesuai, supaya kemungkinan masalah-masalah yang akan timbul akibat dari perkembangan yang ekstrem pada usia anak SMA ataupun remaja bisa diminimalisir dan diatasi baik dari masalah-masalah psikomotor, kognitif dan afektif.

(16)

pendidikan jasmani padahal penerapan model pembelajaran tersebut akan mendukung terbentuknya sifat siswa yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan, sehingga tujuan pembelajaran pendidikan jasmani akan tercapai.

Menurut Metzler (dalam Juliantine, 2013 hlm. 3) “dalam sejarah pemebelajaran pendidikan jasmani, dikenal banyak istilah seperti strategi, metode, pendekatan, juga model-model pembelajaran”.

Terdapat beberapa model pembelajaran yaitu, model pembelajaran langsung, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran inkuiri, model pembelajaran pendidikan olahraga, model pendekatan taktis, model pembelajaran personal dan model pembelajaran peer teaching.

Dari beberapa model pembelajaran tersebut dapat di tentukan berdasarkan tujuan, materi pembelajaran, sasaran pembelajaran, dan pertimbangan yang bersifat nonteknis.

Dari beberapa pertimbangan tersebut, peneliti membatasi dan memilih model pembelajaran kooperatif yang dianggap sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di tempat penelitian. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode pembelajaran sebagai mana Juliantine dkk (2013, hlm. 56) menyebutkan bahwa :

Model pembelajaran cooperative learning (MPCL) beranjak dari dasar pemikiran “getting better together”, yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh, dan, mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampian sosial yang bermanfaat bagi kehidupanya di masyarakat. Melalui MPCL, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam PMB, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain.

(17)

Sebagaimana dikemukakan juga oleh Ibrahim (dalam Juliantine dkk 2013, hlm. 64) “model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya meliputi tiga tujuan pembelajaran penting yaitu, hasil belajar akademik, penerimaa terhadap perbedaan individu, dan pengembangan keterampilan sosial”.

Dalam pembelajaran softball apabila tidak di sentuh oleh suatu metode yang cocok memang sangat membosankan dan monoton, karena di dalam pembelajaran softball itu terdapat tiga gerak dasar yaitu, menangkap, melempar dan memukul. Yang mana dalam pembelajarannya hanya berfokus kepada tiga gerak dasar tersebut. Maka dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif akan mampu mempengaruhi dan mengubah pembelajaran softball menjadi pembelajaran dengan suasana yang kondusif bagi siswa.

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. Sebagai mana yang dikemukakan Johnson & Johnson (Juliantine dkk 2013, hlm. 58), yaitu “saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian kerja sama, dan proses kelompok”.

Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar, dan untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran kooperatif sangat cocok dengan pembelajaran softball, karena dalam pembelajaran softball kerja sama merupakan modal utama. Menurut Stahl, (dalam Juliantine, dkk 2013, hlm. 57) menyatakan bahwa “proses pembelajaran dengan MPCL ini mampu merangsang dang menggugah potensi siswa secara optimal dalam suasana belajar pada kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai 6 orang) siswa”.

(18)

kognitif yang mencakup tentang pengetahuan, (2) ranah afektif yang mencakup tentang sikap dan penerimaan, dan (3) ranah psikomotor tentang kesiapan dan persepsi”.

Melalui penelitian ini terdapat beberapa aspek yang diamati sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar kurikulum 2013, antara lain: aspek kognitif responsive dan pro aktif, aspek afektif kerjasama aspek psikomotor melempar dan menangkap. Ketiga ranah tersebut dapat diraih oleh siswa dengan baik apabila prose belajar yang dilakukan berjalan dengan baik pula.

Dari penjelasan tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian pada siswa di Yayasan Badan Perguruan Indonesia SMA BPI 1 dengan judul PENGARUH MODEL PEMEBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN SOFTBALL

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka terdapat beberapa masalah diantaranya :

1. Metode pembelajaran yang kurang sesuai dengan pembelajaran softball 2. Kurangnya alat-alat softball yang tersedia.

3. Sedikitnya lapangan softball yang tersedia.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Dari latar belakang dan identifikasi masalah penelitian ini, maka rumusan masalah adalah:

1. Seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar softball ?

2. Seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap keterampilan softball ?

(19)

Sesuai dengan latar belakang dan masalah penelitian, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar dan keterampilan softball.

2. Secara Khusus

Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara hasil belajar softball dengan keterampilan softball melalui model pembelajaran kooperatif.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan softball dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti

Bagi para peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan,bahan kajian, serta sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatakan dan memperbaiki hasil belajar permainan olahraga softball dan keterampilan dasar pada pembelajaran softball.

b. Bagi Guru Pendidikan Jasmani

Bagi guru pendidikan jasmani, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan referensi maupun komponen sekolah lainnya dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran penjas.

c. Bagi Siswa

(20)

F. Batasan Penelitian

Faktor-faktor yang menjadi fokus pada penelitian ini antara lain : 1. Penelitian hanya menitik beratkan pada pengaruh model pembelajaran.

2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar softball dan keterampilan softball.

3. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Yayasan Badan Perguruan Indonesia SMA BPI 1.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun untuk memudahkan penelitian skripsi agar bisa berjalan dengan sistematis. Maka penulis akan membuat sistematika penelitian/struktur organisasi. Struktur organisasi skripsi akan disusun sebagai berikut:

a. BAB 1 Pendahuluan: Dalam bab ini diuraikan mengenai tentang latar belakang masalah penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

b. BAB II Kajian Pustaka: Dalam bab ini dipaparkan mengenai konsep dan teori yang mendukung penelitian ini. Teori-teori yang dibahas dalam kajian pustaka ini adalah hakikat Pendidikan Jasmani, Hakikat Belajar dan Pembelajaran, Hakikat model pembelajaran, dan Model Pembelajaran Cooperative Learning memiliki pengaruh terhadap hasil belajar dan keterampilan Softball.

c. BAB III Metode Penelitian: Pada bab ini berisikan penjelasan yang rinci mengenai metode penelitian dan beberapa komponen. Komponen yang dimaksud adalah populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian dan analisis data.

(21)

penelitian itu sendiri merupakan data asli yang peneliti dapatkan berdasarkan hasil penelitian langsung di lapangan (Yayasan Badan Perguruan Indonesia SMA BPI 1) baik pada saat pemberian perlakuan maupun pada saat tes.

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode penelitian sangat dibutuhkan dalam sebuah penelitian karena akan memberi petunjuk bagaimana penelitian harus dilaksanakan. Sugiyono (2013, hlm. 6) mengatakan bahwa:

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapakan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Dengan metode penelitian akan menemukan berbagai macam cara mengetahui dan mengamati objek penelitian yang di tuju yang tepat dan sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan demikian metode penelitian bergantung kepada permasalahan dan pertanyaan penelitian yang muncul.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sugiyono (2013, hlm. 107) menyatakan bahwa “metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode eksperimen adalah rangkaian kegiatan percobaan guna menyelidiki masalah atau suatu hal untuk memperoleh hasil. Secara khusus penelitian eksperimen dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar permainan softball.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

(23)

dapat di simpulkan bahwa populasi sekumpulan individu yang memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitin kemudian diteliti untuk mengetahui hasilnya. Dalam penelitian ini, yang dijadikan populasi adalah 28 orang yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler softball SMA Bina Perguruan Indonesia 1.

2. Sampel Penelitian

Penelitian terhadap populasi penelitian yang berjumlah kecil membutuhkan sampel penelitian. Sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada populasi. Sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2013, hlm. 118) sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti yaitu teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 124) sampling jenuh adalah “teknik penentuan sampel bila anggota populasi digunakan sebagai sampel, karena populasi relatif kecil kurang dari 30 orang”. Alasan penulis menggunakan sampling jenuh karena populasinya relatif kecil yaitu anggota ekstrakulikuler softball di SMA Bina Perguruan Indonesia 1 jumlahnya kurang dari 30 orang.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest-posttest design. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 110) menyatakan bahwa “dengan one group pretest-posttests design hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan”. Dalam desain penelitian ini sampel diperoleh menggunakan teknik pengambilan secara sampling jenuh dari populasi.

(24)

data tersebut diolah, disusun dan dianalisis secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui prestasi atau hasil perlakuan, selanjutnya untuk mengetahui perbedaan keterampilan bermain softball sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan model kooperatif. Maka desain penelitian yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

O1 = nilai pretest O2 = nilai posttest

X = perlakuan (model pembelajaran kooperatif) Gambar 3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian one group pretest-posttest deisgn Sugiyono (2013, hlm. 111)

D. Langkah-langkah Penelitian

Pada penelitian ini penulis memberi intruksi, tujuan dan kepentingan penelitian kepada subjek penelitian yaitu siswa. Kemudian dilakukan Pre-test mengenai bermain softball. Setelah data awal didapat dari hasil (Pre-test), kemudian siswa diberikan perlakuan (treatment) berupa kegiatan pembelajaran softball yang dilakukan tiga kali dalam seminggu selama 12 kali pertemuan dalam 4 minggu. Hal ini didasarkan menurut Titeu dkk (dalam Syahbana, 2014, hlm. 54) menyatakan bahwa “dalam pelaksanaan pengaturan lama latihan diharuskan unuk mempertimbangkan tingkat kelelahan secara fisologis”. Dengan kata lain, penelitian dilaksanakan 3 kali dalam seminggu dimulai dari bulan September 2015. Menurut Habblinck (dalam, Syahbana, 2014, hlm. 54) menyatakan “frekuensi latihan paling sedikit 3 hai dalam seminggu, baik untuk olahraga kesehatan, olahraga pendidikan, dan olahraga pretasi. Hal ini disebabkan ketahanan seseorang akan menurun setelah 40 jam tidak melakukan latihan”.

(25)

Setelah dilaksanakan treatment maka subjek penelitian diberikan tes akhir atau post-test mengenai tes bermain softball dengan GPAI dan The O’ Donnell Softball Test untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar dan keterampilan pada diri siswa.

Langkah-langkah penelitian sebagai berikut :

Gambar 3.2

Langkah-langkah penelitian POPULASI

SAMPEL

ANALISI DAN PENGOLAHAN DATA

KESIMPULAN TES AWAL

TES AKHIR HASIL BELAJAR

SOFTBALL (GPAI)

KETERAMPILAN SOFTBALL (THE

O’DONNELL SOFTBALL TEST)

HASIL BELAJAR SOFTBALL (GPAI)

KETERAMPILAN SOFTBALL (THE

O’DONNELL SOFTBALL TEST) Perlakuan:

(26)

E. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka dari itu harus ada alat ukur. Alat ukur ukur dalam penelitian tersebut adalah instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur nilai variable yang diteliti. Menurut Sugiyono (2013 hlm. 146) instrument penelitian adalah “suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.”

Berdasarkan penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan dalam penelitian untuk pengumpulan data. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui tes GPAI dan

The O’Donnell Softball Test. Tes terdiri dari dua tes yaitu pre test dan post test.

Pre test dilakuan sebelum kelas diberi perlakuan dan post test dilakukan setelah diberi perlakuan. Penulis menggunakan instrumen penelitian berupa tes membuat keputusan taktik ,pelaksanaan keterampilan game/Game Peformance Assessment Instrument (GPAI) menurut Metzler (2000, hlm. 362). Dan juga menggunakan instrument berupa The O’Donnel Softball Test menurut Nurhasan (2007, hlm. 243). Arikunto (dalam Nurhasan, 2007, hlm. 3) menjelaskan bahwa “tes merupakan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa pada saat pembelajaran sedang berlangsung”.

Adapun tes yang akan digunakan peneliti adalah yang dikembangkan oleh Griffin, Mitchell, dan Oslin dalam Metzler (2000) telah menciptakan suatu instrumen penilaian yang diberi nama Game Performance Assessment Intrument (GPAI). Tujuannya untuk membantu para guru dan pelatih dalam mengobservasi dan mendata perilaku penampilan pemain sewaktu permainan berlangsung. Ada tujuh komponen yang diamati untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat penampilan bermain siswa. Pengamatan untuk cabang olahraga permainan bisa memanfaatkan ketujuh komponen tersebut, yaitu :

1. Kembali ke pangkalan (home base). Maksudnya adalah seorang pemain yang kembali ke posisi semula setelah dia melakukan suatu gerakan keterampilan tertentu.

(27)

3. Membuat keputusan (decision making). Komponen ini dilakukan setiap pemain, setiap saat di dalam situasi permainan yang bagaimanapun.

4. Melaksanakan keterampilan tertentu (skill execution). Setelah membuat keputusan, barulah seorang pemain melaksanakan macam keterampilan yang dipilihnya.

5. Memberi dukungan (support). Gerakan tanpa bola pada posisi untuk menerima umpan atau melempar.

6. Melapis teman (cover). Gerakan ini dilakukan untuk melapis pertahanan di belakang teman satu tim yang sedang berusaha menghalangi laju serangan lawan atau yang sedang bergerak ke arah lawan yang menguasai bola.

7. Menjaga atau mengikuti gerak lawan (guard or mark). Maksudnya adalah menahan laju gerakan lawan, baik yang sedang atau yang tidak menguasai bola.

Selanjutnya, GPAI diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Instrumen Penilaian Penampilan Bermain atau disingkat IPBB. Aspek-aspek yang diobservasi dalam IPBB termasuk perilaku yang mencerminkan kemampuan pemain untuk memecahkan masalah-masalah taktis permainan dengan jalan mengambil keputusan, melakukan pergerakan tubuh yang sesuai dengan tuntutan situasi permainan, melaksanakan jenis keterampilan yang dipilihnya. Keuntungan dari IPBB adalah sifatnya yang fleksibel. Guru (pengamat) bisa menentukan sendiri komponen apa saja yang perlu diamati yang disesuaikan dengan apa yang menjadi inti pelajaran yang akan diberikan pada saat itu.

(28)

Tabel 3.1

Pengamatan Penampilan Bermain Komponen

Penampilan Bermain

Kriteria

Regu Menyerang Regu Bertahan

1. Keputusan yang diambil

(Decision Making)

 Pemukul berusaha

memukul dengan

keputusan yang tepat ketika bola strike atau tidak.

 Pemain berusaha berlari ke base selanjutnya hingga mencapai home, tanpa dapat dimatikan.

 Pemain berusaha menangkap bola hasil pukulan lawan.

 Pemain berusaha melempar ke base setelah dapat bola.

2. Melaksanakan keterampilan (Skill Execution)

 Hasil pukulan tidak tertangkap lawan.

 Pemain berusaha lari mencapai base home untuk mencetak poin.

 Lemparan bola berhasil ditangkap oleh teman yang jaga di base.

 Pemain dapat

menangkap lemparan teman di base.

3. Memberikan dukungan (Support)

 Pemain berusaha berlari ke base selanjutnya.  Memukul bola ke daerah

permainan yang kosong agar bisa memajukan pelari lain menuju home.

 Pemain yang tidak mendapatkan bola, bergerak ke base untuk menerima bola

(29)

Tabel 3.2

Format Penilaian GPAI

No Nama

Keputusan yang diambil

Melaksanakan Keterampilan

Memberikan Dukungan

T TT E TE T TT

1

2

Dst

Keterangan : T = Tepat TT = Tidak Tepat E = Efisien TE = Tidak Efisien

Sumber : Griffin, Mitchell, and Oslin dalam Metzler (2000)

Berikut gambaran mengenai rumus perhitungan kualitas penampilan untuk lima macam aspek yang dinilai :

1. Keterlibatan dalam permainan = Jumlah keputusan yang tepat + Jumlah keputusan yang tidak tepat + Jumlah pelaksanaan keterampilan yang efisien + Jumlah pelaksanaan keterampilan yang tidak efisien + Jumlah tindakan dalam memberikan dukungan yang tepat.

2. Standar Mengambil Keputusan (SMK) = Jumlah mengambil keputusan tepat : Jumlah mengambil keputusan yang tidak tepat.

3. Standar Keterampilan (SK) = Jumlah keterampilan yang efisien : jumlah keterampilan yang tidak efisien.

4. Standar Memberikan Dukungan (SMD) = Jumlah pemberian dukungan yang tepat : Jumlah pemberian dukungan yang tidak tepat.

(30)

Penelitian ini juga menggunakan instrumen keterampilan dari The O’Donnel Softball Test Nurhasan (2007, hlm. 243). Adapun item tes yang akan digunakan peneliti adalah :

1. Tes Keterampilan Speed Throw

Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam belajar dibutuhkan penilaian yaitu melalui tes. Seperti yang disampaikan Nurhasan (2007, hlm. 3) menjelaskan bahwa: “tes merupakan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa”. Dalam pelaksanaan penelitian ini juga menggunakan The O’Donnell Softball test Nurhasan, (2007, hlm. 243) yaitu memakai tes Speed Throw.

[image:30.595.208.418.396.569.2]

Pelaksanaan tes : Subyek berdiri di belakang garis yang dibuat sejauh 19,76 m dari dinding. Ketika aba-aba diberikan subyek melemparkan bola tersebut ke dinding.

Gambar 3.3

Diagram Lapangan Tes Speed Throw

Bidang Sasaran 19,76 m

X

Cara menskor : Adalah waktu yang dicatat mulai dari aba-aba diberikan sampai bola mengenai tembok. Tiap orang coba/ subyek diberi kesempatan tiga kali lemparan. Lemparan yang terbaik digunakan sebagai skor dari tes tersebut.

2. Tes Keterampilan Fielding Fly Balls

(31)
[image:31.595.231.511.169.377.2]

selama 30 detik. Bola selalu dilemparkan dari belakang garis, tetapi boleh ia menangkap bola tersebut di depan garis.

Gambar 3.4

Diagram Lapangan Tes Fielding Fly Balls

Bidang sasaran

3,68 m

1,81 m

X

Cara menskor : jumlah lemparan yang benar selama 30 detik. Tiap orang coba hanya diberikan satu kali percobaan.

3. Tes Keterampilan Throw and Catch

Pelaksanaan tes : sebuah tali direntangkan di atas garis start setinggi 2,43 m. Subyek melempar bola tersebut ke atas melalui atas tali tersebut dan kemudian lari dan menangkap bola tersebut di udara. Subyek berusaha menempuh jarak maksimal mungkin dan menangkap bola tersebut di udara. Subyek berusaha menempuh jarak semaksimal mungkin dan menangkap bola tersebut di udara.

Gambar 3.5

Diagram Tes Throw and Catch

Tali

2,43 m Tiang

[image:31.595.129.446.595.759.2]
(32)

Cara menskor : jarak dari garis start sampai kepada tumit kaki depan subyek tersebut, yang diukur sebagai skor untuk tes ini. Tiap subyek diberi kesempatan melakukan tiga kali percobaan, dan dicatat skor terbaik dari ketiga percobaan tersebut.

4. Tes Keterampilan Repeated Throw

[image:32.595.131.473.296.560.2]

Pelaksanaan tes : subyek berdiri di belakang garis start yang dibuat dengan jarak 4,56 m dari dinding sambil memegang bola. Subyek melempar bola tersebut ke dinding di atas garis yang dibuat setinggi 2,28 m dari lantai, dan menangkap bola tersebut dan melempar kembali ke dinding selama 30 detik.

Gambar 3.6

Diagram Lapangan Tes Repeated Throw

Bidang sasaran

2.28 m

4,56m

X TESTEE

Cara menskor : jumlah lemparan yang benar selama 30 detik, merupakan skor dari subyek tersebut dalam tes ini.

5. Tes Keterampilan Fungo Batting

(33)
[image:33.595.145.338.125.292.2]

Gambar 3.7

Diagram Lapangan Tes Fungo Batting 5

outfield

batter box 3

infield

x . (TESTEE) batter box 1 foulball

Cara menskor : bola yang jatuh di daerah out field mendapat skor 5, in field mendapat skor 3, foul balls mendapat skor 1. Tiap orang/ subyek diberi kesempatan 10 kali memukul. Jumlah skor dari sepuluh pukulan tersebut, merupakan skor dari tes ini.

6. Keterampilan Over hand Accuracy Throw

Target : sebuah target berbentuk lingkaran diletakan pada dinding setinggi 99 cm dari titik tengah lingkaran tersebut ke lantai. Pada terget tersebut dibuat 4 buah lingkaran yang masing masing lingkaran berradius 3 inch; 11 inch; 21 inch; dan 33 inch, dengan urutan skor dari tiap lingkaran sebagai berikut : 4; 3 ; 2 dan 1.

Gambar 3.8

Diagram Lapangan Over head Accuracy Throw

13,6 m

X (TESTEE)

1 2

[image:33.595.113.463.502.758.2]
(34)

Pelaksanaan tes : subyek berdiri di belakang garis start yang dibuat 13,68 m dari target. Kemudian subyek melemparkan bola tersebut ke arah target.

Agar mendapatkan tes yang objektif, maka harus dihindari kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan tes. Untuk itu perlu kiranya petunjuk-petunjuk tentang prosedur pelaksanaan tes. Prosedur tentang pelaksanaan tes adalah sebagai berikut :

1. Bahan dan Perlengkapan Tes : a. Lapangan

b. Bola softball c. Meteran d. Glove e. Stop watch f. Tali g. Bat

h. Dua buah tiang 2,5 meter 2. Pelaksanaan Tugas

a. Seorang pencatat jarak, menghitung kesempatan melempar dan menangkap, dan merangkap sebagai pengamat terhadap lemparan, pukulan, dan tangkapan yang sah.

b. Seorang sebagai pembantu untuk memberikan bola. c. Dan peserta yang lain bertugas sebagai pengambil bola. 3. Administrasi tes.

a. Sebelum tes dilaksanakan, petugas mengisi hari tanggal dan bulan pelaksanaan tes, kemudian mencatat nomor urut dan nama subjek pada lempar hasil tes yang disediakan.

b. Subjek mengisi daftar hadir pelaksanaan tes.

c. Petugas menjelaskan pelaksanaan tes terutama tentang tujuan, bahan, cara pemberian skor dan cara melakukan lemparan dan tangkapan yang sah.

(35)

e. Subjek melaksanakan tes setelah dipanggil oleh petugas. f. Petugas menghitung ke arah sasaran yang sah.

g. Petugas mencatat jarak yang didapat oleh subjek.

F. Analisis Data

Analisis data menggunakan software “Data Analysis” Microsoft excel 2010 pada p-value 0,05. Penulis menguraikan langkah-langkah dalam melakukan analisis data sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Jika data tersebut tidak normal maka dengn demikian uji selanjutnya menggunakan uji hipotesis non parametric. Sebaliknya data tersebut mempunyai distribusi yang normal, maka uji hipotesis menggunakan analisis parametric. Uji normalitas ini menggunakan Normalitas Liliefors uji dua pihak dengan P-Value ≥ 0,05.

2. Uji Homogenitas

Tidak menggunakan uji homogenitas dikarenakan sudah dipastikan homogen, sebab tidak ada kelompok kontrol sebagai pembandingnnya. 3. Uji Hipotesis

(36)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan

1. Model pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar softball.

2. Model pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan softball.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengemukakan implikasi sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan menurut Ibrahim (dalam Juliantineu dkk, 2013, hlm. 65) bahwa model ini “unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit.” Dan pembelajaran permainan softball merupakan salah satu pembelajaran dengan konsep yang sulit oleh karena itu akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar dan keterampilan softball. Dalam pembelajaran dilapangan penggunaan model pembelajaran kooperatif sangat digemari siswa karena dalam model pembelajaran ini siswa di bagi beberapa kelompok, yang di dalamnya terdapat siswa yang heterogen, sehingga dalam pembelajarannya siswa mampu terangsang untuk bersaing antar kelompok. Dan dalam prosesnya begitu efektif karena tidak banyak waktu yang terbuang, sehingga pemanfaatan waktu belajar begitu maksimal.

(37)

Ihsan Mustaqim, 2015

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengemukakan rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi siswa-siswi disarankan untuk dikenalkan berbagai model pembelajaran penjas, agar siswa tidak merasa canggung terhadap berbagai model pembelajaran.

2. Bagi guru-guru pendidikan jasmani, disarankan untuk menerapkan berbagai model pembelajaran agar siswa dapat merasakan berbagai pengalaman mencoba berbagai model pembelajaran penjas.

3. Bagi guru-guru pendidikan jasmani, jika mempunyai tujuan ingin meningkatkan hasil belajar softball maka dengan demikian disarankan model pembelajaran kooperatif bisa diterapkan.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Abduljabar, B. (2009). Pedagogi olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Olahraga.

Abduljabar, B. (2013). Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung: Jurusan Pendidikan Olahraga

Arikunto, Suharsimi. (2009). Manjemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, S., Bahri. & Zain, A. (2006). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, O. (2003). Proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, O. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Harsono. (1988).Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: C.V. Tombak Kusuma

Hasbullah. (2008). Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Indrawati. (1999). Model-model Pembelajaran. Bandung: PPPG IPA.

J. Hartoto. (1983). Softball Pemula. Yogyakarta: Yayasan S.T.O

Juliantine. T. (2012). Belajar dan pembelajaran penjas. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indoensia.

Juliantine, Dkk. (2013) Model-model pembelajaran dalam pendidikan jasmani. Bandung: Bintang Warli Artika.

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran konstekstual: konsep dan aplikasi. Bandung: Refika Aditama.

Mahendra, A. (2009). Asas dan falsafah pendidikan jasmani. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Mahfud, Choirul. 2011. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rosdakarya.

(39)

Ihsan Mustaqim, 2015

Metzler, Michael, W. (2000). Instructional Model For Physical Educal Education. Boston Allyn International. Inc.

Mukholid, A. (2004). Pendidikan Jasmani. Bogor : Yudhistira.

Nashar. H. (2004). Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran. Jakarta: Delia Press.

Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran dalam Penjas. Bandung : FPOK UPI Bandung.

Parno. (1992). Olahraga Pilihan Softball. Jakarta : DepDikBud.

Rohani, Ahmad. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sadiman, S. A., dkk. (1986). Media Pendidikan: Pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Subroto, T. (2008). Teori bermain. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indoensia

Sudjana, N. (1995). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suherman, A. (2000). Dasar-dasar penjaskes. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Suparlan, Ajang. (2008) Modul Pembelajaran Softball. Bandung: FPOK UPI.

Suprijono, A. (2009). Cooperative learning teori dan aplikasi pakem. Surabaya: Pustaka Belajar

Surya, H.M. (2004). Psikologi pembelajaran dan pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy Divisi Buku Umum.

(40)

2. Jurnal

Mediawati, E. (2011). Pembelajaran akuntansi keuangan melalui media komik untuk meningkatkan prestasi mahasiswa. Jurnal UPI. Jurnal Penelitian Pendidikan, 12 (1), hlm. 68

3. Skripsi

Mayangsari, R. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Senam Lantai. (Skripsi) Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Syahbana, F. Nur. (2014). Pengaruh Model Model Progresiv Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 3 Cimahi kelas XI Perhotelan Pada Pembelajaran Aktivitas Ritmik. (Skripsi) Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

4. Peraturan atau Perundang-Undangan

Kompetensi Dasar. (2013). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

5. Internet

(41)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Satuan Pendidikan : SMA BPI (Bina Perguruan Indonesia) 1 Kelas/Semester : XI / 1 (GANJIL)

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Tema/Topik : Aktivitas permainan bola kecil / pembelajaran memukul bola (softball)

Pertemuan :

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (12 Tugas Pembelajaran) A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong) santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar 1. Aspek Afektif

a. Pembiasaan berperilaku berdoa sebelum dan sesudah pelajaran. b. Berperilaku sportif dalam bermain.

c. Menunjukan kemauan kerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik. d. Toleransi dan mau erbagi dengan teman dalam melakukan berbagai aktivitas

fisik.

2. Aspek Kognitif

Memahami konsep gerak fundamental permainan bola kecil.

3. Aspek Motorik

Mempraktikan gerak dasar permainan bola kecil dengan menekankan gerak dasar fundamental

C. Indikator

1. A. Aspek Afektif

(42)

B. Aspek Sosial

a. Menunjukan kemauan kerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik. b. Toleransi dan mau berbagi dengan teman dalam melakukan berbagai aktivitas

fisik.

2. Aspek Kognitif

a. Menjelaskan cara-cara gerak dasar throwing b. Menjelaskan cara-cara gerak dasar catching c. Menjelaskan cara-cara gerak dasar batting d. Menjelaskan cara-cara gerak dasar running

3. Aspek Motorik

a. Mempraktikkan cara-cara gerak dasar dalam bermain softball

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat: A. Dalam Aspek Afektif

 Membiasakan berdoa sebelum dan sesudah pelajaran  Berperilaku sportif dalam bermain

B.Dalam Aspek Sosial

a. Menunjukan kemauan kerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik

b. Toleransi dan mau berbagi dengan teman dalam melakukan berbagai aktivitas fisik

C.Dalam Aspek Kognitif

a. Menjelaskan cara-cara gerak dasar throwing b. Menjelaskan cara-cara gerak dasar catching c. Menjelaskan cara-cara gerak dasar batting d. Menjelaskan cara-cara gerak dasar running e. Menjelaskan cara-cara gerak dasar memegang bat f. Menjelaskan cara-cara gerak dasar stand

D.Dalam Aspek Motorik

a. Mempraktikkan cara-cara gerak dasar dalam bermain softball

E. Materi Pembelajaran

Pembelajaran Permainan softball

F. Metode Pembelajaran.

(43)

G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

 Berdoa dan berbaris

 Mengecek kehadiran siswa harus tepat waktu

 Apersepsi (menghubungkan materi pembelajaran dengan pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa)

 Menyampaikan inti tujuan dari pembelajaran

Tugas Pembelajaran 1 (70 menit)

No. Kegiatan Tugas Guru Tugas Siswa Formasi

1 Pemaparan Menjelaskan

mengenai permainan softball

Mendengarkan penjelasan dari guru

2 Penguasaan gerak melempar bola

(3 lawan 3)

Menjelaskan permainan secara jelas dan membagi menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

Siswa diberikan kebebasan dalam melakukan permainan 2, kemudian kelompok mempersentasikan permainan yang telah mereka buat

3 Melakukan gerak dasar throwing (melempar) (gerakann melempar tanpa bola)

Sebagai fasilitator, melakukan

pengawasan dalam proses pembelajaran

dan membagi

menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

(44)

4 Evaluasi pembelajaran gerak dasar throwing (melempar) (gerakan melempar tanpa bola)

Mengoreksi gerakan yang salah serta memberi masukan-masukan

Mendengarka koresksi

serta

masukan-masukan yang

diberikan oleh guru serta siswa kembali melakukan gerakan melempar tanpa bola

Tugas Pembelajaran 2 (70 menit)

No. Kegiatan Tugas Guru Tugas Siswa Formasi

1 Pemaparan Menjelaskan

mengenai permainan softball

Mendengarkan penjelasan dari guru

2 Penguasaan gerak melempar bola

(4 lawan 4)

Menjelaskan permainan secara jelas dan membagi menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

Siswa diberikan kebebasan dalam melakukan permainan 4 lawan 4, kemudian kelompok

mempersentasikan permainan yang telah mereka buat

3 Melakukan gerak dasar throwing (melempar) (satu gerakan melempar dengan bola) Sebagai fasilitator,melakukan pengawasan dalam proses pembelajaran dan

membagi menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

Siswa mengikuti dan melakukan tugas gerak yaitu satu gerakan melempar dengan bola

Sesuai dengan

(45)

4 Evaluasi pembelajaran gerak dasar throwing (memukul) (satu gerakan melempar dengan bola)

Mengoreksi gerakan yang salah serta memberi masukan-masukan

Mendengarka koresksi

serta

masukan-masukan yang

diberikan oleh guru serta siswa kembali

melakukan satu

gerakan melempar dengan bola sesuai dengan kelompoknya

Tugas Pembelajaran 3 (70 menit)

No. Kegiatan Tugas Guru Tugas Siswa Formasi

1 Pemaparan Menjelaskan

mengenai permainan softball

Mendengarkan penjelasan dari guru

2 Penguasaan gerak melempar (permainan lempar bola ke target Menjelaskan permainan secara jelas dan membagi menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

Siswa diberikan kebebasan dalam melakukan permainan 1, kemudian kelompok mempersentasikan permainan yang telah mereka buat

3 Melakukan gerak dasar throwing (melempar) (gerakan melempar sesungguhny a dengan bola)

Sebagai fasilitator,

dan melakukan

pengawasan dalam proses pembelajaran

Dan membagi

menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

Siswa mengikuti dan melakukan tugas gerak

Yaitu gerakan

melempar

(46)

4 Evaluasi pembelajaran gerak dasar throwing (melempar) (gerakan melempar sesungguhny a dengan bola)

Mengoreksi gerakan yang salah serta memberi masukan-masukan

Mendengarka koresksi

serta

masukan-masukan yang

diberikan oleh guru serta siswa kembali melakukan gerakan melempar

sesungguhnya dengan bola sesuai dengan kelompoknya

Tugas Pembelajaran 4 (70 menit)

No. Kegiatan Tugas Guru Tugas Siswa Formasi

1 Pemaparan Menjelaskan

mengenai permainan softball

Mendengarkan penjelasan dari guru

2 Game

Penguasaan gerak menangkap dan menepuk ekor ular Menjelaskan permainan secara jelas dan membagi menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

Siswa diberikan kebebasan dalam melakukan permainan kemudian setiap kelompok mempersentasikan permainan yang telah mereka lakukan 3 Melakuakn

gerak dasar cath

(menangkap) (menangkap bola atas)

Sebagai fasilitator, melakukan

pengawasan dalam proses pembelajaran

dan membagi

menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

Siswa mengikuti dan melakukan tugas gerak Menangkap bola atas

sesuai dengan

(47)

4 Evaluasi pembelajaran gerak dasar catch (menangkap) (menangkap bola atas)

Mengoreksi gerakan yang salah serta memberi masukan-masukan

Mendengarka koresksi

serta

masukan-masukan yang

diberikan oleh guru serta siswa kembali melakukan tangkapan bola atas sesuai dengan kelompoknya

Tugas Pembelajaran 5 (70 menit)

No. Kegiatan Tugas Guru Tugas Siswa Formasi

1 Pemaparan Menjelaskan

mengenai permainan softball

Mendengarkan penjelasan dari guru

2 Permainan eleven cath and throw

Menjelaskan permainan secara jelas dan membagi menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

Siswa diberikan kebebasan dalam melakukan permainan kemudian kelompok mempersentasikan permainan yang telah mereka buat.

3 Melakukan gerak dasar catch

(menangkap) (menangkap bola bawah)

Sebagai fasilitator, melakukan

pengawasan dalam proses pembelajaran Dan 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

Siswa mengikuti dan melakukan tugas gerak

Menangkap bola

(48)

Tugas Pembelajaran 6 (70 menit) 4 Evaluasi

pembelajaran gerak dasar melakukan catch (menangkap) (menangkap bola bawah)

Mengoreksi gerakan yang salah serta memberi masukan-masukan

Mendengarka koresksi

serta

masukan-masukan yang

diberikan oleh guru serta siswa kembali melakukan gerak dasar

menangkap bola

bawah sesuai dengan kelompoknya

No. Kegiatan Tugas Guru Tugas Siswa Formasi

1 Pemaparan Menjelaskan

mengenai permainan softball

Mendengarkan penjelasan dari guru

2 Permainan pemanasan 5x3

Menjelaskan permainan secara jelas dan membagi menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

Siswa diberikan kebebasan dalam melakukan permainan kemudian kelompok mempersentasikan permainan yang telah mereka lakukan.

3 Melakukan Gerak Dasar catch (menangkap) (menangkap bola pantul) .

Sebagai fasilitator, melakukan

pengawasan dalam proses pembelajaran

Dan membagi

menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

Siswa mengikuti dan melakukan tugas gerak

Menangkap bola

(49)

Tugas Pembelajaran 7 (70 menit) 4 Evaluasi

pembelajaran gerak dasar melakukan catch

Mengoreksi gerakan yang salah serta memberi masukan-masukan

Mendengarka koresksi

serta

masukan-masukan yang

diberikan oleh guru serta siswa kembali melakukan tangkapan bola pantul sesuai dengan kelompoknya

No. Kegiatan Tugas Guru Tugas Siswa Formasi

1 Pemaparan Menjelaskan

mengenai permainan softball

Mendengarkan penjelasan dari guru

2 Permainan pemanasan kucing hinggap

Menjelaskan permainan secara jelas dan membagi menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

Siswa diberikan kebebasan dalam melakukan permainan kemudian kelompok mempersentasikan permainan yang telah mereka lakukan

3 Melakukan gerak dasar batting (memukul) (cara memegang bat dan kordinasi putaran pinggang dengan tangan) .

Sebagai fasilitator, melakukan

pengawasan dalam proses pembelajaran

dan membagi

menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

Siswa mengikuti dan melakukan tugas gerak Cara memegang bat dan kordinasi putaran pinggang dan tangan

sesuai dengan

kelompoknya

(50)

Tugas Pembelajaran 8 (70 menit) 4 Evaluasi

pembelajaran gerak dasar batting (memukul) (cara memegang bat dan kordinasi putaran pinggang dengan tangan)

Mengoreksi gerakan yang salah serta memberi masukan-masukan

Mendengarka koresksi

serta

masukan-masukan yang

diberikan oleh guru serta siswa kembali

melakukan cara

memegang bat dan kordinasi putaran pinggang dengan tangan sesuai dengan kelompoknya

No. Kegiatan Tugas Guru Tugas Siswa Formasi

1 Pemaparan Menjelaskan

mengenai permainan softball

Mendengarkan penjelasan dari guru

2 Permainan zona cathing

Menjelaskan permainan secara jelas dan membagi menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

Siswa diberikan kebebasan dalam melakukan permainan kemudian kelompok mempersentasikan permainan yang telah mereka lakukan

3 Melakukan gerak dasar batting (memukul) (melakukan swing kosong)

Sebagai fasilitator, melakukan

pengawasan dalam proses pembelajaran

dan membagi

menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

(51)

Tugas Pembelajaran 9 (70 menit) 4 Evaluasi

pembelajaran gerak dasar batting (memukul) (melakukan swing kosong)

Mengoreksi gerakan yang salah serta memberi masukan-masukan

Mendengarka koresksi

serta

masukan-masukan yang

diberikan oleh guru serta siswa kembali melakukan swing kosong sesuai dengan kelompoknya

No. Kegiatan Tugas Guru Tugas Siswa Formasi

1 Pemaparan Menjelaskan

mengenai permainan softball

Mendengarkan penjelasan dari guru

2 Permainan 5 vs 5

Menjelaskan permainan secara jelas dan membagi menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

Siswa diberikan kebebasan dalam melakukan permainan kemudian kelompok mempersentasikan permainan yang telah mereka lakukan

3 Melakukan gerak dasar batting (memukul) (toss ball)

Sebagai fasilitator, melakukan

pengawasan dalam proses pembelajaran

dan membagi

menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

(52)

Tugas Pembelajaran 10 (70 menit) 4 Evaluasi

pembelajaran gerak dasar melakukan batting (memukul) (toss ball)

Mengoreksi gerakan yang salah serta memberi masukan-masukan

Mendengarka koresksi

serta

masukan-masukan yang

diberikan oleh guru serta siswa kembali melakukan toss ball

sesuai dengan

kelompoknya

No. Kegiatan Tugas Guru Tugas Siswa Formasi

1 Pemaparan Menjelaskan

mengenai permainan softball

Mendengarkan penjelasan dari guru

2 Berburu kijang

Menjelaskan permainan secara jelas dan membagi menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

Siswa diberikan kebebasan dalam melakukan permainan kemudian kelompok mempersentasikan permainan yang telah mereka lakukan

3 Melakukan gerak dasar batting (memukul) (fungo batting) .

Sebagai fasilitator, melakukan

pengawasan dalam proses pembelajaran

dan membagi

menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

(53)

Tugas Pembelajaran 11 (70 menit) 4 Evaluasi

pembelajaran gerak dasar batting (memukul) (fungo batting)

Mengoreksi gerakan yang salah serta memberi masukan-masukan

Mendengarka koresksi

serta

masukan-masukan yang

diberikan oleh guru serta siswa kembali melakukan fungo batting sesuai dengan kelompoknya

No. Kegiatan Tugas Guru Tugas Siswa Formasi

1 Pemaparan Menjelaskan

mengenai permainan softball

Mendengarkan penjelasan dari guru

2 End zone game

Menjelaskan permainan secara jelas dan membagi menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

Siswa diberikan kebebasan dalam melakukan permainan kemudian kelompok mempersentasikan permainan yang telah mereka lakukan

3 Melakukan base running (lari ke base 1)

Sebagai fasilitator, melakukan

pengawasan dalam proses pembelajaran

dan membagi

menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

(54)

Tuga Pembelajaran 12 (70 menit) 4 Evaluasi

pembelajaran gerak dasar melakukan base running (lari ke base 1)

Mengoreksi gerakan yang salah serta memberi masukan-masukan

Mendengarka koresksi

serta

masukan-masukan yang

diberikan oleh guru serta siswa kembali

melakukan base

running (lari ke base 1) sesuai dengan kelompoknya

No. Kegiatan Tugas Guru Tugas Siswa Formasi

1 Pemaparan Menjelaskan

mengenai permainan softball

Mendengarkan penjelasan dari guru

2 End zone game

Menjelaskan permainan secara jelas dan membagi menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

Siswa diberikan kebebasan dalam melakukan permainan kemudian kelompok mempersentasikan permainan yang telah mereka lakukan

3 Melakukan base running (lari ke base 1,2,3 dan home)

Sebagai fasilitator, melakukan

pengawasan dalam proses pembelajaran

dan membagi

menjadi 4 kelompok yang mana di dalam setiap kelompok tersebut terdapat siswa yang heterogen

Siswa mengikuti dan melakukan tugas gerak Base running (lari ke base 1,2,3 dan home)

sesuai dengan

kelompoknya

4 Evaluasi pembelajaran gerak dasar melakukan base running (lari ke base 1,2,3 dan home)

Mengoreksi gerakan yang salah serta memberi masukan-masukan

Mendengarka koresksi

serta

masukan-masukan yang

diberikan oleh guru serta siswa kembali

melakukan base

(55)

Kegiatan akhir pembelajaran (10 menit) 1. Evaluasi

Memberikan

Gambar

Gambar 3.2 Langkah-langkah penelitian
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Gambar 3.3 Diagram Lapangan Tes Speed Throw
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penyerobotan tanah merupakan salah satu dalam perkara pidana yang merupakan perkara publik, yang dilibatkan adalah orang atau subyek hukum yang melawan Negara yang dalam

Pembuatan web band dengan menggunakan jaringan internet memberi kemudahan bagi User untuk menjangkau area yang luas dengan waktu yang efisien disamping itu dapat menyajikan

permasalahan yang diberikan sehingga diharapkan siswa lebih aktif dalam belajar.. Hal ini sesuai menurut Millis dan Cottell (1998) bahwa

ngsih (2013) Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity , Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Publik di Indonesia Dependen: Nilai Perusahaan

Tes ini digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa yang. berkaitan dengan topik korosi

- Untuk menggali rasa ingin tahu siswa, guru memberi pertanyaan kepada siswa yaitu : “ pada saat kita memakan makanan, misalnya sebuah donat, apakah bentuk

Bandung : Remaja Rosda Karya. Perpustakaan

Setiap orang dapat memiliki sebuah kompetensi dalam menjalankan bisnis.UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) adalah salah satu jenis usaha yang paling banyak di