• Tidak ada hasil yang ditemukan

Regulasi Asuhan Gizi Terintegrasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Regulasi Asuhan Gizi Terintegrasi"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SAKIT UMUM DAERAH DAERAH BAJAWABAJAWA NOMOR :

NOMOR :

TENTANG TENTANG

KEBIJAKAN PERENCANAAN TERAPI NUTRISI KEBIJAKAN PERENCANAAN TERAPI NUTRISI

PADA PASIEN DENGAN RISIKO NUTRISI PADA PASIEN DENGAN RISIKO NUTRISI DIRUMAH

DIRUMAH SAKIT UMSAKIT UMUM DAERAH UM DAERAH BAJAWABAJAWA DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAJAWA DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAJAWA

Menimbang

Menimbang : : a. Bahwa a. Bahwa dalam dalam upaya upaya peningkatan peningkatan Pelayanan Pelayanan Unit Unit Gizi Gizi Rumah Rumah Sakit Sakit UmumUmum Daerah Bajawa perlu dipandang adanya kebijakan mengenai Perencanaan Daerah Bajawa perlu dipandang adanya kebijakan mengenai Perencanaan Terapi Gizi.

Terapi Gizi.  b.

 b. Bahwa terapi gizi medis adalah terapi gizi khusus untuk penyBahwa terapi gizi medis adalah terapi gizi khusus untuk penyembuhanembuhan  penyakit baik akut maupun k

 penyakit baik akut maupun kronis, serta merupakan suatu penilaian terhadapronis, serta merupakan suatu penilaian terhadap kondisi pasien sesuai dengan intervensi yang telah diberikan, agar pasien kondisi pasien sesuai dengan intervensi yang telah diberikan, agar pasien serta keluarganya dapat menerapkan rencana diet yang telah disusun. serta keluarganya dapat menerapkan rencana diet yang telah disusun. c. Bahwa terapi gizi medis merupakan integrasi a

c. Bahwa terapi gizi medis merupakan integrasi antara ilmu gizi, medis danntara ilmu gizi, medis dan ilmu perilaku yang memungkinkan tenaga kesehatan membuat perubahan ilmu perilaku yang memungkinkan tenaga kesehatan membuat perubahan yang bermakna pada kehidupan pasien.

yang bermakna pada kehidupan pasien.

d. Bahwa dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan

d. Bahwa dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan pasien. Pengaturan danpasien. Pengaturan dan  pemberian makanan yang memenu

 pemberian makanan yang memenuhi kecukupan zat gizi pasienhi kecukupan zat gizi pasien

Mengingat

Mengingat : : 1. 1. Undang Undang - - Undang Undang RI RI Nomor Nomor 23 23 Tahun Tahun 1993 1993 tentang tentang kesehatan.kesehatan. 2. UU nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

2. UU nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

3. UU nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen 3. UU nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen 4. UU nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran 4. UU nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran 5. Peraturan Menteri Kesehatan

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1045/MENKES/PER/XI/ 2006 tentangRI No. 1045/MENKES/PER/XI/ 2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan. Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan. 6. Keputusan Menteri Kesehatan R

6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 374/MENKES/SK/III/2007 tentangI No. 374/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Gizi.

Standar Profesi Gizi.

7. Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik No. 7. Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik No.

HK.00.06.3.4.

HK.00.06.3.4.1819 tanggal 24 maret 2007 tentang 1819 tanggal 24 maret 2007 tentang Pembentukan Tim TerapiPembentukan Tim Terapi Gizi di RS.

(2)

  MEMUTUSKAN

  MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : MENETAPKAN :

KESATU

KESATU : : KEPUTUSAN KEPUTUSAN DIREKTUR DIREKTUR RUMAH RUMAH SAKIT SAKIT UMUM UMUM DAERAH DAERAH BAJAWABAJAWA TENTANG KEBIJAKAN PERENCANAAN TERAPI NUTRISI PASIEN TENTANG KEBIJAKAN PERENCANAAN TERAPI NUTRISI PASIEN DENGAN RISIKO NUTRISI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DENGAN RISIKO NUTRISI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAJAWA.

BAJAWA. KEDUA

KEDUA : : Kebijakan Kebijakan Perencanaan Perencanaan Terapi Terapi Nutrisi Nutrisi Pasien Pasien dengan dengan Risiko Risiko Nutrisi Nutrisi didi Rumah Sakit U

Rumah Sakit Umum mum Daerah Bajawa seabagaimana Daerah Bajawa seabagaimana terlampir dalam Suratterlampir dalam Surat Keputusan ini.

Keputusan ini.

Ketiga

Ketiga : : Kebijakan Kebijakan Perencanaan Perencanaan Terapi Terapi Nutrisi Nutrisi Pasien Pasien dengan dengan Risiko Risiko Nutrisi Nutrisi didi Rumah Sakit Umum

Rumah Sakit Umum Daerah Bajawa agar di jadikDaerah Bajawa agar di jadikan pedoman an pedoman dan acuandan acuan dalam memberi pelayanan gizi di Rumah Sakit.

dalam memberi pelayanan gizi di Rumah Sakit.

Keempat

Keempat : : Surat Surat Keputusan Keputusan ini ini berlaku berlaku sejak sejak tanggal tanggal ditetapkan. ditetapkan. Apabila Apabila dikemudiandikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diperbaiki sebagimana hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diperbaiki sebagimana mestinya.

mestinya.

Ditetapkan Ditetapkan di di ::

Pada

Pada tanggal tanggal ::

Direktur RSUD Bajawa Direktur RSUD Bajawa

(3)

Lampiran : Peraturan Direktur RSUD Bajawa Lampiran : Peraturan Direktur RSUD Bajawa Nomor : Nomor : ………..……….. Tanggal : ……… Tanggal : ……… BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A.

A. LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

Kesehatan dan gizi merupakan faktor yang sangat penting untuk menjaga kualitas hidup yang Kesehatan dan gizi merupakan faktor yang sangat penting untuk menjaga kualitas hidup yang optimal. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Kondisi status gizi baik dapat optimal. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Kondisi status gizi baik dapat dicapai bila tubuh memperoleh cukup zat gizi. Sedangkan status gizi kurang terjadi bila tubuh dicapai bila tubuh memperoleh cukup zat gizi. Sedangkan status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan. Kedua kondisi di atas dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit. gizi dalam jumlah berlebihan. Kedua kondisi di atas dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit.

Berbagai penelitian mengenai hubungan antara zat gizi dan penyakit telah banyak dilakukan. Berbagai penelitian mengenai hubungan antara zat gizi dan penyakit telah banyak dilakukan. Sebagai contoh penelitian yang dilakukan oleh beberapa Rumah Sakit Umum di Jakarta tahun Sebagai contoh penelitian yang dilakukan oleh beberapa Rumah Sakit Umum di Jakarta tahun 1995-1999 menunjukkan 20-60% pasien menderita kurang gizi pada saat sebelum dan dirawat di rumah 1999 menunjukkan 20-60% pasien menderita kurang gizi pada saat sebelum dan dirawat di rumah Sakit. Untuk itu perlu adanya terapi gizi medis untuk mempertahankan status gizi yang optimal, Sakit. Untuk itu perlu adanya terapi gizi medis untuk mempertahankan status gizi yang optimal, mempercepat penyembuhan dan membantu mencegah memburujnya kondisi kesehatan pasien.

mempercepat penyembuhan dan membantu mencegah memburujnya kondisi kesehatan pasien.

Terapi gizi adalah pelayanan gizi klinik dan asuhan gizi yang merupakan bagian dari Terapi gizi adalah pelayanan gizi klinik dan asuhan gizi yang merupakan bagian dari  pelayanan

 pelayanan medis medis untuk untuk penyembuhan penyembuhan pasien pasien yang yang diselenggarakan diselenggarakan secara secara tepadu tepadu dengan dengan upayaupaya  pelayanan gizi promotif, preventif dan rehabilitatif.

 pelayanan gizi promotif, preventif dan rehabilitatif.

Terapi gizi medis ini diselenggarakan oleh sekelompok tenaga kesehatan di rumah sakit yang Terapi gizi medis ini diselenggarakan oleh sekelompok tenaga kesehatan di rumah sakit yang disebut dengan Tim Terapi Gizi. Tim ini terdiri dari dokter spesialis, dokter, dietisien, perawat disebut dengan Tim Terapi Gizi. Tim ini terdiri dari dokter spesialis, dokter, dietisien, perawat ruangan, seta ahli farmasi

ruangan, seta ahli farmasi yang mempunyai koyang mempunyai komitmen terhadap pelayanan gizi klinik.mitmen terhadap pelayanan gizi klinik.

Adanya Tim Terapi Gizi di rumah sakit berperan dalam menekan malnutrisi dan memberikan Adanya Tim Terapi Gizi di rumah sakit berperan dalam menekan malnutrisi dan memberikan manfaat lainnya. Hal ini dibuktikan dalam beberapa penelitian seperti penelitian oleh Weinsier dkk manfaat lainnya. Hal ini dibuktikan dalam beberapa penelitian seperti penelitian oleh Weinsier dkk dan Hassel dkk, menunjukkan bahwa intervensi gizi oleh Tim Terapi Gizi

dan Hassel dkk, menunjukkan bahwa intervensi gizi oleh Tim Terapi Gizi

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang mengutamakan keselamatan Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang mengutamakan keselamatan  pasien

 pasien maka maka dilakukan dilakukan pendekatan pendekatan modern modern di di bidang bidang pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan yang yang berfokus berfokus kepadakepada  pasien,

 pasien, dimana dimana kebutuhan tkebutuhan terbaik erbaik pasien pasien yang diutamakan. yang diutamakan. Sejalan Sejalan dengan dengan itu itu pelayanan pelayanan asuhan asuhan gizigizi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan juga dituntut untuk selalu meningkatkan kualitasnya melalui sebagai bagian dari pelayanan kesehatan juga dituntut untuk selalu meningkatkan kualitasnya melalui

(4)

 pelayanan

 pelayanan gizi gizi yang berfokus yang berfokus pada pada keselamatan keselamatan pasien, pasien, yang disebut yang disebut dengan dengan pelayanan gizi pelayanan gizi berbasisberbasis  patient safety dan sejalan dengan standar akreditasi.

 patient safety dan sejalan dengan standar akreditasi.

B.

B. RUANG LINGKUPRUANG LINGKUP 1.

1. Organisasi Tim Terapi GiziOrganisasi Tim Terapi Gizi 2.

2. Pelayanan Tim Terapi GiziPelayanan Tim Terapi Gizi

C.

C. BATASAN OPERASIONALBATASAN OPERASIONAL 1.

1. Asuhan GiziAsuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstuktur yang memungkinkan untuk adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstuktur yang memungkinkan untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan

identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 2.

2. Berpikir kritisBerpikir kritis  adalah kemampuan menganalisis masalah gizi, merumuskan dan mengevaluasi  adalah kemampuan menganalisis masalah gizi, merumuskan dan mengevaluasi  pemecahan

 pemecahan masalah masalah dengan dengan mendengarkan mendengarkan dan dan mengamati mengamati fakta fakta serta serta opini opini secara secara terintegrasi.terintegrasi. Karakteristik dan cara berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir konseptual, rasional, Karakteristik dan cara berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir konseptual, rasional, kreatif, mandiri, dan memiliki keinginan untuk tahu lebih dalam.

kreatif, mandiri, dan memiliki keinginan untuk tahu lebih dalam. 3.

3. Dietetik Dietetik   adalah integrasi, aplikasi dan komunikasi dari prinsip-prinsip keilmuan makanan, gizi,  adalah integrasi, aplikasi dan komunikasi dari prinsip-prinsip keilmuan makanan, gizi, sosial dan keilmuan dasar untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal secar sosial dan keilmuan dasar untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal secar individual melalui pengembangan, penyediaan dan pengelolaan pelayanan gizi dan makanan di individual melalui pengembangan, penyediaan dan pengelolaan pelayanan gizi dan makanan di  berbagai area/lingkungan/latar belakang praktek palayanan.

 berbagai area/lingkungan/latar belakang praktek palayanan. 4.

4. Konseling GiziKonseling Gizi  adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang  adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang dilaksanakan oleh Tenaga Gizi untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan dilaksanakan oleh Tenaga Gizi untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan  perlaku

 perlaku pasien pasien dalam dalam mengenali mengenali dan dan mengatasi mengatasi masalah masalah gizi gizi sehingga sehingga pasien pasien dapat dapat memutuskanmemutuskan apa yang akan dilakukannya.

apa yang akan dilakukannya. 5.

5. KolaborasiKolaborasi yaitu proses dimana individu, kelompok dengan kepentingann yang sama bergabung yaitu proses dimana individu, kelompok dengan kepentingann yang sama bergabung untuk menangani masalah yang teridentifikasi. Pada pelaksanaan PAGT dietisien untuk menangani masalah yang teridentifikasi. Pada pelaksanaan PAGT dietisien mengkomunikasikan rencana, proses, dan hasil monitoring evaluasi kegiatan asuhan gizi kepada mengkomunikasikan rencana, proses, dan hasil monitoring evaluasi kegiatan asuhan gizi kepada  pasien dan petugas kesehatan lain yang menang

 pasien dan petugas kesehatan lain yang menangani masalah gizi tersebut.ani masalah gizi tersebut. 6.

6. Membuat KeputusanMembuat Keputusan  yaitu proses kritis dalam memilih tindakan yang terbaik dalam proses  yaitu proses kritis dalam memilih tindakan yang terbaik dalam proses asuhan gizi untuk mencapai tujuan

asuhan gizi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.yang diharapkan. 7.

7. Memecahkan MasalahMemecahkan Masalah  yaitu proses yang terdiri dari identifikasi masalah gizi, formulasi  yaitu proses yang terdiri dari identifikasi masalah gizi, formulasi  pemecahan masalah, implementasi dan evaluasi hasil.

 pemecahan masalah, implementasi dan evaluasi hasil. 8.

8. Monitoring dan Evaluasi GiziMonitoring dan Evaluasi Gizi  adalah kegiatan untuk mengetahui respon pasien/klien terhadap  adalah kegiatan untuk mengetahui respon pasien/klien terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya.

intervensi dan tingkat keberhasilannya. 9.

9. NutrisionisNutrisionis adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh  pejabat

(5)

makanan dan dietetik, baik dimasyarakat maupun rumah sakit dan unit pelayanan kesehatan makanan dan dietetik, baik dimasyarakat maupun rumah sakit dan unit pelayanan kesehatan lainnya.

lainnya. 10.

10. Nutrisionis Registered (NR)Nutrisionis Registered (NR)  adalah tenaga gizi sarjana terapan gizi dan sarjana gizi yang telah  adalah tenaga gizi sarjana terapan gizi dan sarjana gizi yang telah lulus uji kompetensi dan teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

lulus uji kompetensi dan teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 11.

11. Pelayanan Gizi  adalah suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi, makanan, dietetikPelayanan Gizi  adalah suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi, makanan, dietetik masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit.

sakit. 12.

12. Pendekatan pada Proses Asuhan GiziPendekatan pada Proses Asuhan Gizi  adalah identifikasi dan pengaturan berbagai kegiatan  adalah identifikasi dan pengaturan berbagai kegiatan secara sistematis serta interaksi antara berbagai kegiatan yang menekankan pada pemahaman dan secara sistematis serta interaksi antara berbagai kegiatan yang menekankan pada pemahaman dan  pemenuhan

 pemenuhan kebutuhan kebutuhan gizi, gizi, nilai nilai tambah tambah dari dari proses proses yang yang dilakukan, dilakukan, efektivitas efektivitas dan dan unjuk unjuk kerjakerja serta penggunaan ukuran yang objektif untuk perbaikan berkelanjutan.

serta penggunaan ukuran yang objektif untuk perbaikan berkelanjutan. 13.

13. Preskripsi dietPreskripsi diet  adalah rekomendasi kebutuhan zat gizi pasien secara individual mulai dari  adalah rekomendasi kebutuhan zat gizi pasien secara individual mulai dari menetapkan kebutuhan energi, komposisi zat gizi yang mencakup zat gizi makro dan mikro, jenis menetapkan kebutuhan energi, komposisi zat gizi yang mencakup zat gizi makro dan mikro, jenis diet, bentuk makanan, frekuensi makan dan rute pemberian makanan. Preskripsi diet dirancang diet, bentuk makanan, frekuensi makan dan rute pemberian makanan. Preskripsi diet dirancang  berdasarkan

 berdasarkan pengkajian pengkajian gizi, gizi, komponen komponen diagnosis diagnosis gizi, gizi, rujukan, rujukan, rekomendasi, rekomendasi, kebijakan kebijakan dandan  prosedur serta kesukaan dan niali-nilai yang dianut oleh pasien/klien.

 prosedur serta kesukaan dan niali-nilai yang dianut oleh pasien/klien. 14.

14. Proses Asuhan Gizi Trestandar (PAGT)Proses Asuhan Gizi Trestandar (PAGT)  adalah pendekatan sistematikdalam meberikan  adalah pendekatan sistematikdalam meberikan  pelayanan

 pelayanan asuahan asuahan gizi gizi yang yang berkualitas berkualitas yang yang dilakukan dilakukan oleh oleh tenaga tenaga gizi, gizi, melalui melalui serangkaianserangkaian aktivitas yang teroganisir yang meliputi identifikasi kebutuhan gizi sampai pemberian aktivitas yang teroganisir yang meliputi identifikasi kebutuhan gizi sampai pemberian  pelayanannya untuk ememnu

 pelayanannya untuk ememnuhi kebutuhan gizi.hi kebutuhan gizi. 15.

15. Registered Dietision (RD) adalahRegistered Dietision (RD) adalah  tenaga gizi sarjana terapan gizi atau sarjana gizi yang telah  tenaga gizi sarjana terapan gizi atau sarjana gizi yang telah mengikuti pendidikan profesi (internship) dan telah lulus uji kompetensi serta teregistrasi sesuai mengikuti pendidikan profesi (internship) dan telah lulus uji kompetensi serta teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan berhak mengurus izin memberikan pelayanan gizi, ketentuan peraturan perundang-undangan berhak mengurus izin memberikan pelayanan gizi, makanan dan dietetik dan menyelenggarakan praktik gizi mandiri.

makanan dan dietetik dan menyelenggarakan praktik gizi mandiri. 16.

16. Rujukan giziRujukan gizi  adalah   adalah sistem dalam psistem dalam pelayanan elayanan gizi rumah gizi rumah sakit yang sakit yang memberikan pelimpahanmemberikan pelimpahan wewenang yang timbal balik atas pasien dengan masalah gizi, baik secara vertikal maupun wewenang yang timbal balik atas pasien dengan masalah gizi, baik secara vertikal maupun horizontal.

horizontal. 17.

17. Technical Registered Dietisien (TRD)Technical Registered Dietisien (TRD) adalah seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan adalah seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan  pendididkan diploma tiga gizi ses

 pendididkan diploma tiga gizi sesuai aturan yang berlaku atuai aturan yang berlaku atau Ahli Madya au Ahli Madya Gizi (AMG) yang telahGizi (AMG) yang telah lulus uji kompetensi dan teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(6)

18.

18. Tenaga GiziTenaga Gizi  adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang gizi sesuai ketentuan  adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang gizi sesuai ketentuan  peraturan

 peraturan perundang-undangan. perundang-undangan. Tenaga Tenaga gizi gizi meliputi meliputi Technical Technical Registered Registered Dietisien Dietisien (TRD),(TRD),  Nutrisionis Registered (NR) dan Registered Dietisien (RD)

 Nutrisionis Registered (NR) dan Registered Dietisien (RD) D.

D. DASAR HUKUMDASAR HUKUM 1.

1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang KesehatanUndang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2.

2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah SakitUndang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit 3.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan FungsionalFungsional 4.

4. Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah Nomor 32 TahuNomor 32 Tahun 1996 tentang n 1996 tentang Tenaga KesehatanTenaga Kesehatan 5.

5. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional IndonesiaPeraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia 6.

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2013 tentang PenyelangaraanPeraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2013 tentang Penyelangaraan Pekerjaan dan Praktek Tenaga Gizi

Pekerjaan dan Praktek Tenaga Gizi 7.

7. Perturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 tentang PedomanPerturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS).

(7)

BAB II BAB II

PENGERTIAN, TUJUAN DAN PRINSIP DASAR TERAPI GIZI PENGERTIAN, TUJUAN DAN PRINSIP DASAR TERAPI GIZI

A.

A. PENGERTIANPENGERTIAN

Terapi gizi adalah pelayanan gizi yang diberikan kepada klien berdasarkan pengkajian gizi, yang Terapi gizi adalah pelayanan gizi yang diberikan kepada klien berdasarkan pengkajian gizi, yang meliputi terapi diet, konseling gizi dan atau pemberian makanan khusus dalam rangka penyembuhan meliputi terapi diet, konseling gizi dan atau pemberian makanan khusus dalam rangka penyembuhan  penyakit pasien. (Nutrition and Diet Theraphy

 penyakit pasien. (Nutrition and Diet Theraphy Dictionary, 2004)Dictionary, 2004)

Terapi gizi medik dahulunya dikenal dengan istilah terapi diet (dietary treatment) yaitu Terapi gizi medik dahulunya dikenal dengan istilah terapi diet (dietary treatment) yaitu  pengaturan

 pengaturan jumlah jumlah serta serta jenis jenis makanan makanan dan dan jadwal jadwal makan makan setiap setiap hari hari yang yang bertujuan bertujuan membantumembantu  penyembuhan pasien.

 penyembuhan pasien. Terapi Terapi gizi gizi medis medis adalah adalah terapi terapi gizi gizi khusus khusus untuk untuk penyembuhan penyakit penyembuhan penyakit baikbaik akut maupun kronis, serta merupakan suatu penilaian terhadap kondisi pasien sesuai dengan intervensi akut maupun kronis, serta merupakan suatu penilaian terhadap kondisi pasien sesuai dengan intervensi yang telah diberikan, agar pasien serta keluarganya dapat menerapkan rencana diet yang telah disusun. yang telah diberikan, agar pasien serta keluarganya dapat menerapkan rencana diet yang telah disusun. Didalam terapi gizi medik merupakan alur proses kegiatan perencanaan makan sampai makanan Didalam terapi gizi medik merupakan alur proses kegiatan perencanaan makan sampai makanan disajikan kepada pasien yang melibatkan beberapa orang yang memiliki profesi yang berbeda seperti disajikan kepada pasien yang melibatkan beberapa orang yang memiliki profesi yang berbeda seperti dokter spesialis gizi klinik, ahli gizi dan pramusaji dengan menghasilkan suat makanan yang sesuai dokter spesialis gizi klinik, ahli gizi dan pramusaji dengan menghasilkan suat makanan yang sesuai dengan standar perencanaan sampai makanan disajikan harus sesuai dengan jumlah, jenis, dan jadwal dengan standar perencanaan sampai makanan disajikan harus sesuai dengan jumlah, jenis, dan jadwal makan pasien. Proses tahapan dari terapi gizi medik dimulai dari preskripsi diet, kitir makanan, makan pasien. Proses tahapan dari terapi gizi medik dimulai dari preskripsi diet, kitir makanan,  pemorsian makanan dan makanan disajikan un

 pemorsian makanan dan makanan disajikan untuk pasien.tuk pasien.

Terapi gizi medis merupakan integrasi antara ilmu gizi, medis dan ilmu perilaku yang Terapi gizi medis merupakan integrasi antara ilmu gizi, medis dan ilmu perilaku yang memungkinkan tenaga kesehatan membuat perubahan yang bermakna pada

memungkinkan tenaga kesehatan membuat perubahan yang bermakna pada kehidupan pasien.kehidupan pasien. B.

B. TUJUANTUJUAN

Tujuan terapi gizi medis secara umum adalah untuk meningkatkan kesehatan pasien. Pengaturan dan Tujuan terapi gizi medis secara umum adalah untuk meningkatkan kesehatan pasien. Pengaturan dan  pemberian makanan yang memenu

 pemberian makanan yang memenuhi kecukupan zat gizi pasien, diharapkan akan:hi kecukupan zat gizi pasien, diharapkan akan:

1. Memberikan zat gizi yang cukup untuk mempertahankan atau mencapai status gizi optimal. 1. Memberikan zat gizi yang cukup untuk mempertahankan atau mencapai status gizi optimal. 2. Menghambat proses penyakit dan mengurangi gejala

2. Menghambat proses penyakit dan mengurangi gejala penyakit.penyakit. 3. Mengurangi biaya perawatan atau

3. Mengurangi biaya perawatan atau pengobatan.pengobatan. 4. Mempercepat proses penyembuhan.

4. Mempercepat proses penyembuhan.

5. Menurunkan angka kesakitan dan kematian. 5. Menurunkan angka kesakitan dan kematian. C.

C. PRINSIP DASARPRINSIP DASAR

Terapi gizi medis menekankan pentingnya pengkajian pasien secara mendalam dan Terapi gizi medis menekankan pentingnya pengkajian pasien secara mendalam dan komprehensif sehingga intervensi gizi dapat dilakukan secara individual dan tepat. Pasien harus komprehensif sehingga intervensi gizi dapat dilakukan secara individual dan tepat. Pasien harus dilibatkan dalam menentukan tujuan terapi. Hasil dari terapi gizi medis dievaluasi dengan baik sampai dilibatkan dalam menentukan tujuan terapi. Hasil dari terapi gizi medis dievaluasi dengan baik sampai mencapai tujuan terapi.

(8)

Prinsip

Prinsip dasar dasar terapi terapi gizi gizi medis medis antara antara lain:lain: 1. Makan beraneka ragam dan gizi seimbang. 1. Makan beraneka ragam dan gizi seimbang. 2. Memberikan pelayanan gizi khusus untuk t

2. Memberikan pelayanan gizi khusus untuk tujuan menyembuhkan pasien.ujuan menyembuhkan pasien.

3. Mengatur diet dan pola makan yang disesuaikan dengan penyakit dan kondisi pasien. 3. Mengatur diet dan pola makan yang disesuaikan dengan penyakit dan kondisi pasien. 4. mengikutsertakan pasien dan keluarganya agar mampu mengatur dietnya sendiri. 4. mengikutsertakan pasien dan keluarganya agar mampu mengatur dietnya sendiri.

Terapi gizi medis harus selalu disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan proses pengobatan Terapi gizi medis harus selalu disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan proses pengobatan meliputi jenis, komposisi dan jenis zat gizi yang dibutuhkan. Selain itu konsistensi dan jenis makanan meliputi jenis, komposisi dan jenis zat gizi yang dibutuhkan. Selain itu konsistensi dan jenis makanan disesuaikan dengan penerimaan pasien. Pelaksanaan terapi gizi medis harus menyeluruh dan dinamis disesuaikan dengan penerimaan pasien. Pelaksanaan terapi gizi medis harus menyeluruh dan dinamis mengikuti perkembangan klinis pasien. Diperlukan kerjasama yang baik antara dokter, dietisien, mengikuti perkembangan klinis pasien. Diperlukan kerjasama yang baik antara dokter, dietisien,  perawat dan petugas lain yang terkait sejalan dengan pelaksanaan Tim Asuhan

(9)

BAB III BAB III

ORGANISASI TIM TERAPI GIZI ORGANISASI TIM TERAPI GIZI

Untuk mencapai tujuan terapi gizi yang baik maka dibutuhkan suatu organisasi yang dapat Untuk mencapai tujuan terapi gizi yang baik maka dibutuhkan suatu organisasi yang dapat melaksanakan tugas-tugas dalam terapi gizi

melaksanakan tugas-tugas dalam terapi gizi yang baku.yang baku. A.

A. VISIVISI

Menjadi pusat pelayanan terapi gizi secara tim di rumah sakit, yang selalu berorientasi kepada Menjadi pusat pelayanan terapi gizi secara tim di rumah sakit, yang selalu berorientasi kepada kualitas pelayanan, efisiensi biaya, keselamatan

kualitas pelayanan, efisiensi biaya, keselamatan dan kepuasan pasien.dan kepuasan pasien. B.

B. MISIMISI

Memberikan pelayanan terapi gizi yang berkualitas dan menyeluruh berdasarkan bukti klinis, Memberikan pelayanan terapi gizi yang berkualitas dan menyeluruh berdasarkan bukti klinis, teknologi dan ilmu pengetahuan terkini melalui:

teknologi dan ilmu pengetahuan terkini melalui: 1.

1. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggotanya.Peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggotanya. 2.

2. Peningkatan tata kerja melalui standar pelayanan terapi Peningkatan tata kerja melalui standar pelayanan terapi gizi.gizi. 3.

3. Pelaksanaan pelayanan kepada pelanggan internal maupun eksternal.Pelaksanaan pelayanan kepada pelanggan internal maupun eksternal. 4.

4. Pelaksanaan evaluasi berkala mengenai pelayanan terapi gizi dalam hal efisiensi biaya danPelaksanaan evaluasi berkala mengenai pelayanan terapi gizi dalam hal efisiensi biaya dan dampaknya.

dampaknya. C.

C. PENGORGANISASIANPENGORGANISASIAN

Organisasi Tim Terapi Gizi dibentuk oleh Direktur Utama Rumah Sakit dan diketuai oleh Organisasi Tim Terapi Gizi dibentuk oleh Direktur Utama Rumah Sakit dan diketuai oleh dokter spesialis yang mempunyai kompetensi dalam bidang gizi klinik serta menyediakan waktu dokter spesialis yang mempunyai kompetensi dalam bidang gizi klinik serta menyediakan waktu  penuh untuk pela

 penuh untuk pelayanan gizi yanan gizi klinik. Anggota Tim klinik. Anggota Tim Terapi Gizi Terapi Gizi terdiri dari terdiri dari tenaga kestenaga kesehatan di ehatan di RS yangRS yang  berkaitan dengan penyelenggaraan terapi gizi meliputi dietisien, perawat ruangan serta ahli farmasi.  berkaitan dengan penyelenggaraan terapi gizi meliputi dietisien, perawat ruangan serta ahli farmasi.

Agar Tim Terapi Gizi dapat berfungsi secara optimal maka dibuat pengorganisasian dan jalur Agar Tim Terapi Gizi dapat berfungsi secara optimal maka dibuat pengorganisasian dan jalur koordinasi pelayanan gizi klinik sebagai berikut:

(10)

PENGORGANISASIAN TIM TERAPI GIZI RUMAH SAKIT PENGORGANISASIAN TIM TERAPI GIZI RUMAH SAKIT

D.

D. PERAN DAN FUNGSIPERAN DAN FUNGSI 1.

1. Pelayanan Pasien Rawat InapPelayanan Pasien Rawat Inap

Kajian status gizi dan metabolik serta pengelolaan pasien yang membutuhkan terapi gizi oral, Kajian status gizi dan metabolik serta pengelolaan pasien yang membutuhkan terapi gizi oral, enteral maupun parenteral, serta pengawasannya melalui visite tim.

enteral maupun parenteral, serta pengawasannya melalui visite tim. 2.

2. Pencatatan dan PelaporanPencatatan dan Pelaporan

Dilakukan oleh seluruh anggota tim sesuai dengan fungsi masing-masing anggota. Dilakukan oleh seluruh anggota tim sesuai dengan fungsi masing-masing anggota.

DIREKTUR UTAMA DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR PELAYANAN DIREKTUR PELAYANAN

TIM TERAPI GIZI TIM TERAPI GIZI

RUANG RAWAT INAP RUANG RAWAT INAP

(11)

PERANAN ANGGOTA TIM TERAPI GIZI PERANAN ANGGOTA TIM TERAPI GIZI No.

No. Kegiatan Kegiatan Dokter Dokter Dietisien Dietisien Perawat Perawat FarmasiFarmasi

1.

1. Kajian Kajian nutrisinutrisi awal

awal

Perawat tim terapi Perawat tim terapi gizi/perawat ruang rawat gizi/perawat ruang rawat inap

inap 2.

2. Anamnesis Anamnesis 1.1. Keluhan Keluhan utama utama 1.1. Kebiasaan makanKebiasaan makan sebelum sakit dan sebelum sakit dan saat sakit

saat sakit

1.

1. Identitas pasienIdentitas pasien

2.

2. Riwayat Riwayat penyakit penyakit 2.2. Analisis asupan giziAnalisis asupan gizi (food recall/food (food recall/food frequensi) sebelum frequensi) sebelum dan selama sakit dan selama sakit

2.

2. Mengkaji keluhanMengkaji keluhan  pasien

 pasien

3.

3. Riwayat Riwayat penyakitpenyakit dahulu

dahulu

3.

3. Analisis dietaryAnalisis dietary history

history

3.

3. Cairan bebrapa hariCairan bebrapa hari terakhir

terakhir 4.

4. Riwayat Riwayat penyakitpenyakit keluarga keluarga 4. 4. MengkajiMengkaji  perkembangan  perkembangan keluhan pasien keluhan pasien 5.

5. Riwayat Riwayat masalah masalah gizi gizi 5.5. RiwayatRiwayat

alergi/intoleran alergi/intoleran 6.

6. Riwayat Riwayat kelahiran kelahiran 6.6. Riwayat alergi danRiwayat alergi dan intoleransi intoleransi 3. Pemeriksaan 3. Pemeriksaan fisik fisik 1.

1. Analisis hasilAnalisis hasil  pemeriksaan  pemeriksaan antropometri antropometri Pemeriksaan antropometri Pemeriksaan antropometri awal awal 1.

1. Penimbangan BB danPenimbangan BB dan Pengukuran TB/PB Pengukuran TB/PB

2.

2. Pemeriksaan tingkatPemeriksaan tingkat kesadaran dan tanda kesadaran dan tanda kegawatdarurata kegawatdarurata

2.

2. Evaluasi tanda vitalEvaluasi tanda vital (TD, RR, nadi, suhu) (TD, RR, nadi, suhu) dan kegawatdarura dan kegawatdarura tan tan 3.

3. Pemeriksaan statusPemeriksaan status generalis, inspeksi, generalis, inspeksi,  perkusis, palpasi, dan  perkusis, palpasi, dan

auskultasi auskultasi 4.

4. Tindakan Tindakan 1.1. Menetapkan statusMenetapkan status gizi pasien

gizi pasien

1.

1. Analisis asupanAnalisis asupan selama perawatan selama perawatan (jumlah & komposisi (jumlah & komposisi asupa

asupa

1.

1. Pemantauan tandaPemantauan tanda vita

vita

1.

1. MempersiapkanMempersiapkan obat, elektrolit & obat, elektrolit & nutrisi parentera nutrisi parentera

2.

2. Menentukan terapiMenentukan terapi gizi awal sesuai gizi awal sesuai diagnosis medis diagnosis medis

2.

2. Menyediakan dietMenyediakan diet sesuai kondisi medis & sesuai kondisi medis & daya terima pasien daya terima pasien

2.

2. Pemantauan statusPemantauan status gizi gizi 2. 2. MenentukanMenentukan kompatibilitas zat kompatibilitas zat gizi yg akan gizi yg akan diberikan kepada diberikan kepada  pasien.  pasien. 3.

3. Preskripsi terapi giziPreskripsi terapi gizi awal(jenis, bentuk, awal(jenis, bentuk,  jumlah, frek makan  jumlah, frek makan

3.

3. Monitoring & EvaluasiMonitoring & Evaluasi Terapi Gizi

Terapi Gizi

3.

3. Pemantauan intakePemantauan intake dan output cairan dan output cairan 4.

4. Pemantauan penyakitPemantauan penyakit dan keluhan pasien. dan keluhan pasien. 5.

5. Pemantauan tandaPemantauan tanda infeksi,perawata n infeksi,perawata n infus

infus dan dan NGTNGT 6.

6. Membuat suratMembuat surat kontrol ulang kontrol ulang

(12)

BAB IV BAB IV

PELAYANAN TIM TERAPI GIZI PELAYANAN TIM TERAPI GIZI

A.

A. PROSES TERAPI GIZIPROSES TERAPI GIZI

Tahapan langkah proses terapi gizi dari skrininng/penapisan, kajian, diagnosis medis dan diagnosisi Tahapan langkah proses terapi gizi dari skrininng/penapisan, kajian, diagnosis medis dan diagnosisi gizi (penentuan masalah gizi), formulasi terapi (intervensi gizi), pelaksanaan terapi, pemantauan dan gizi (penentuan masalah gizi), formulasi terapi (intervensi gizi), pelaksanaan terapi, pemantauan dan evaluasi terapi, penyususnan rencana ulang terapi atau penghentian terapi. Rangkaian langkah tersebut evaluasi terapi, penyususnan rencana ulang terapi atau penghentian terapi. Rangkaian langkah tersebut  bertujuan untuk memberi dampak terapi y

 bertujuan untuk memberi dampak terapi yang optimal bagi pasien dan mempunyai keefektifan biaya.ang optimal bagi pasien dan mempunyai keefektifan biaya. 1.

1. Skrining GiziSkrining Gizi

Tahapan pelayanan gizi rawat inap diawali dengan skrining/penapisan gizi oleh perawat Tahapan pelayanan gizi rawat inap diawali dengan skrining/penapisan gizi oleh perawat ruangan dan penetapan diet awal oleh dokter. Skrining gizi bertujuan untuk mendidentifikasi ruangan dan penetapan diet awal oleh dokter. Skrining gizi bertujuan untuk mendidentifikasi  pasien

 pasien yang yang berisiko, berisiko, tidak tidak berisisko berisisko malnutrisi malnutrisi atau atau kondisi kondisi khusus. khusus. Kondisi Kondisi khusus khusus yangyang dimaksud adalah pasien dengan kelaianan metabolik, hemodialisis, anak, geriatri, kanker dengan dimaksud adalah pasien dengan kelaianan metabolik, hemodialisis, anak, geriatri, kanker dengan kemoterapi/radiasi, luka bakar, pasien dengan imunitas menurun, sakit kritis dan sebagainya.

kemoterapi/radiasi, luka bakar, pasien dengan imunitas menurun, sakit kritis dan sebagainya.

Idealnya skrinng awal dilakukan pada pasien baru 1 x 24 jam setelah pasien masuk rumah Idealnya skrinng awal dilakukan pada pasien baru 1 x 24 jam setelah pasien masuk rumah sakit. Metode skrining sebaiknya singkat, cepat dan disesuaikan dengan kondisi rumah sakit. sakit. Metode skrining sebaiknya singkat, cepat dan disesuaikan dengan kondisi rumah sakit. Contoh metode skrining antar lain Malnutrition Universal Screening Tools (MUST), Malnutrition Contoh metode skrining antar lain Malnutrition Universal Screening Tools (MUST), Malnutrition Screening Tools (MST), Nutrition Risk Sreening (NRS) dan sebagainya.

Screening Tools (MST), Nutrition Risk Sreening (NRS) dan sebagainya.

Bila hasil skrining gizi menunjukkan pasien berisiko malntrisi, maka dilakukan Bila hasil skrining gizi menunjukkan pasien berisiko malntrisi, maka dilakukan  pengkajian/assesmen

 pengkajian/assesmen gizi gizi dan dan dilakukan dilakukan dengan dengan langkah-langkah langkah-langkah Proses Proses Asuhan Asuhan Gizi Gizi TerstandarTerstandar (PAGT) oleh dietisien. Pasien dengan status gizi baik atau tidak berisiko malnutrisi, dianjurkan (PAGT) oleh dietisien. Pasien dengan status gizi baik atau tidak berisiko malnutrisi, dianjurkan dilakukan skrining ulang setelah 1 minggu. Jika hasil skrining ulang berisiko malnutrisi maka dilakukan skrining ulang setelah 1 minggu. Jika hasil skrining ulang berisiko malnutrisi maka dilakukan Proses Asuhan Gizi Terstandar.

dilakukan Proses Asuhan Gizi Terstandar. 2.

2. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)

Proses Asuhan Gizi Terstandar dilakukan pada pasien yang berisiko kurang gizi, mengalami Proses Asuhan Gizi Terstandar dilakukan pada pasien yang berisiko kurang gizi, mengalami kurang gizi atau kondisi khusus dengan penyakit tertentu, proses ini merupakan serangkaian kurang gizi atau kondisi khusus dengan penyakit tertentu, proses ini merupakan serangkaian kegiatan yang berulang (siklus) sebagai berikut:

(13)

TUJUAN TERCAPAI TUJUAN TERCAPAI Tidak berisiko Tidak berisiko

STOP

STOP

Berisiko malnutrisi/sudah malnutrisi Berisiko malnutrisi/sudah malnutrisi

PROSES

PROSES ASUHAN ASUHAN GIZI GIZI TERSTANDAR TERSTANDAR TUJUAN TUJUAN TERCAPAITERCAPAI

TUJUAN TERCAPAI TUJUAN TERCAPAI

a.

a. Assesmen/Pengkajian GiziAssesmen/Pengkajian Gizi

Assesmen gizi dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu : Assesmen gizi dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu :

1)

1) Anamnesisi riwayat giziAnamnesisi riwayat gizi

Anamnesis riwayat gizi adalah data meliputi asupan makanan termasuk komposisi, pola Anamnesis riwayat gizi adalah data meliputi asupan makanan termasuk komposisi, pola makan, diit saat ini dan data lain yang terkait. Selain itu diperlukan pula data makan, diit saat ini dan data lain yang terkait. Selain itu diperlukan pula data kepedulian pasien terhadap gizi dan kesehatan, aktifitas fisik dan olahraga dan kepedulian pasien terhadap gizi dan kesehatan, aktifitas fisik dan olahraga dan ketersediaan makanan di lingkungan klien. Gambaran asupan makakak dapat digali ketersediaan makanan di lingkungan klien. Gambaran asupan makakak dapat digali melaluai anamnesis kualitatif dan kuantitatif.

melaluai anamnesis kualitatif dan kuantitatif. 2)

2) BiokimiaBiokimia

Meliputi pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan yang berkaitan dengan status Meliputi pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan yang berkaitan dengan status gizi, status metabolik dan gambaran fungsi organ yang berpengaruh terhadap timbulnya gizi, status metabolik dan gambaran fungsi organ yang berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi.

masalah gizi. 3)

3) AntropometriAntropometri

Merupakan pengukuran fisik individu yang dilakukan dengan berbagai cara, Merupakan pengukuran fisik individu yang dilakukan dengan berbagai cara, antar lain pengukuran Tinggi Badan (TB), pengukuran Berat Badan (BB). Pada kondisi antar lain pengukuran Tinggi Badan (TB), pengukuran Berat Badan (BB). Pada kondisi tinggi badan tidak dapat diukur dapat digunakan Panjang Badan (PB), Tinggi Lutut tinggi badan tidak dapat diukur dapat digunakan Panjang Badan (PB), Tinggi Lutut (TL), Rentang Lengan atau separuh rentang lengan. Pengukuran lain seperti Lingkar (TL), Rentang Lengan atau separuh rentang lengan. Pengukuran lain seperti Lingkar Lengan Atas (LiLA), tebal lipat kulit, lingkar kepala, dan lain sebagainya dapat Lengan Atas (LiLA), tebal lipat kulit, lingkar kepala, dan lain sebagainya dapat dilakukan.

dilakukan.

Penilaian status gizi dilakukan dengan membandingkan beberapa ukuran Penilaian status gizi dilakukan dengan membandingkan beberapa ukuran tersebut misalnya Indeks Masa tubuh (IMT). Pemeriksaan fisik yang paling sederhana tersebut misalnya Indeks Masa tubuh (IMT). Pemeriksaan fisik yang paling sederhana Pasien Masuk

Pasien Masuk

Skrining

Skrining Gizi Gizi Diit Diit Biasa Biasa Pasien Pasien PulangPulang

Pengkajian Pengkajian gizi gizi Diagnosisi Diagnosisi gizi gizi Intervensi Intervensi gizi gizi Monitoring dan Monitoring dan evaluasi evaluasi

(14)

untuk melihat status gizi pada pasien rawat inap adalah BB. BB pasien sebaiknya untuk melihat status gizi pada pasien rawat inap adalah BB. BB pasien sebaiknya dicatat saat pasien masuk dirawat dan dilakukan pengukuran BB secara periodik selama dicatat saat pasien masuk dirawat dan dilakukan pengukuran BB secara periodik selama  pasien dirawat minimal 7 hari.

 pasien dirawat minimal 7 hari. 4)

4) Pemeriksaan fisik/klinisPemeriksaan fisik/klinis

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan kinis yang berkaitan Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan kinis yang berkaitan dengan gangguan gizi atau dapat menimbulkan masalah gizi. Contoh beberapa data dengan gangguan gizi atau dapat menimbulkan masalah gizi. Contoh beberapa data  pemeriksaan

 pemeriksaan fisik fisik terkait terkait gizi gizi antara antara lain lain edema, edema, asites, asites, kondisi kondisi gigi gigi geligi, geligi, masa masa otototot yang hilang, lemak tubuh yang menumpuk.

yang hilang, lemak tubuh yang menumpuk. 5)

5) Riwayat personalRiwayat personal

Data riwayat personal meliputi : Data riwayat personal meliputi :

 Riwayat obat-obatan yang digunakan dan suplemen yang dikonsumsi.Riwayat obat-obatan yang digunakan dan suplemen yang dikonsumsi. 

 Sosial budaya, meliputi sosial ekonomi, budaya, kepercayaan/agama, situasiSosial budaya, meliputi sosial ekonomi, budaya, kepercayaan/agama, situasi rumah, dukungan pelayanan kesehatan dan sosial.

rumah, dukungan pelayanan kesehatan dan sosial. 

 Riwayat penyakit, meliputi keluhan utama terkait maslah gizi, riwayat penyakitRiwayat penyakit, meliputi keluhan utama terkait maslah gizi, riwayat penyakit dahulu dan sekarang, riwayat pembedahan penyakit kronik atau risiko dahulu dan sekarang, riwayat pembedahan penyakit kronik atau risiko komplikasi, riwayat penyakit keluarga, stastus kesehatan mental serta komplikasi, riwayat penyakit keluarga, stastus kesehatan mental serta kemampuan kognitif.

kemampuan kognitif. 

 Data umum paisen antara lain umur, pekerjaan dan tingkat pendidikan.Data umum paisen antara lain umur, pekerjaan dan tingkat pendidikan.  b.

 b. Diagnosis GiziDiagnosis Gizi

Pada langkah ini dicari pola hubungan antara data yang terkumpul dan kemungkinan Pada langkah ini dicari pola hubungan antara data yang terkumpul dan kemungkinan  penyebabnya.

 penyebabnya. Kemudian Kemudian memilah memilah masalah masalah gizi gizi yang yang spesifik spesifik dan dan menyatakan menyatakan masalah masalah gizigizi secara singkat dan jelas menggunakan terminologi yang ada. Penulisan diagnosa gizi terstuktur secara singkat dan jelas menggunakan terminologi yang ada. Penulisan diagnosa gizi terstuktur dengan konsep PES atau Problem, Etiologi dan Signs/Symptoms. Diagnosisi gizi dengan konsep PES atau Problem, Etiologi dan Signs/Symptoms. Diagnosisi gizi dikelompokan menjadi tiga (3) domain, yaitu :

dikelompokan menjadi tiga (3) domain, yaitu : 1.

1. Domain AsupanDomain Asupan

Domain asupan adalah masalah aktual yang berhubungan dengan asupan energi, zat gizi, Domain asupan adalah masalah aktual yang berhubungan dengan asupan energi, zat gizi, cairan, substansi bioaktif dari makanan baik yang melalui oral maupun parenteral dan cairan, substansi bioaktif dari makanan baik yang melalui oral maupun parenteral dan enteral.

enteral. 2.

2. Domain KlinisDomain Klinis

Doamin klinis adalah masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi medis atau fisik/fungsi Doamin klinis adalah masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi medis atau fisik/fungsi organ.

organ. 3.

3. Domain Perilaku/LingkunganDomain Perilaku/Lingkungan

Domain perilaku/lingkungan adalah masalah gizi yang berkaitan dengan pengetahuan, Domain perilaku/lingkungan adalah masalah gizi yang berkaitan dengan pengetahuan,  perilaku/kepercayaan, lingkungan fisik dan akses keamanan

(15)

c.

c. Intervensi GiziIntervensi Gizi

Terdapat dua (2) komponen intervensi gizi yaitu : Terdapat dua (2) komponen intervensi gizi yaitu : 1.

1. Perencanaan IntervensiPerencanaan Intervensi

Disusun dengan merujuk pada diagnosis gizi yang ditegakkan. Output dari intervensi ini Disusun dengan merujuk pada diagnosis gizi yang ditegakkan. Output dari intervensi ini adalah tujuan yang terukur, preskripsi diit dan strategi pelaksanaan (implementasi). adalah tujuan yang terukur, preskripsi diit dan strategi pelaksanaan (implementasi). Perencanaan intervensi meliputi :

Perencanaan intervensi meliputi : 

 Penetapan tujuan intervensiPenetapan tujuan intervensi 

 Preskripsi diitPreskripsi diit 

 Menggambarkan rekomendasi mengenai kebutuhan energi dan zat gizi individual,Menggambarkan rekomendasi mengenai kebutuhan energi dan zat gizi individual,  jenis diit,

 jenis diit, bentuk makanan, komposisi bentuk makanan, komposisi zat gizi, zat gizi, frekuaensi makan/jadwal frekuaensi makan/jadwal pemberianpemberian diit, jalur makanan.

diit, jalur makanan. 2.

2. Implementasi IntervensiImplementasi Intervensi

Dietisien melaksanakan dan megkomunikasikan rencana asuhan kepada pasien dan tenaga Dietisien melaksanakan dan megkomunikasikan rencana asuhan kepada pasien dan tenaga kesehatan atau tenaga lain yang terkait. Kegiatan ini juga termasuk pengumpulan data kesehatan atau tenaga lain yang terkait. Kegiatan ini juga termasuk pengumpulan data kembali, dimana data tersebut dapat menunjukkan respon paisen dan perlu atau tidaknya kembali, dimana data tersebut dapat menunjukkan respon paisen dan perlu atau tidaknya modifikasi intervensi gizi.

modifikasi intervensi gizi. d.

d. Monitoring dan EvaluasiMonitoring dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi terapi gizi bertujuan untuk menilai proses dan keberhasilan Pemantauan dan evaluasi terapi gizi bertujuan untuk menilai proses dan keberhasilan implementasi terapi gizi serta rencana tindak lanjut terapi. Empat (4) langkah kegiatan implementasi terapi gizi serta rencana tindak lanjut terapi. Empat (4) langkah kegiatan monitoring dan evaluasi yaitu :

monitoring dan evaluasi yaitu : 1.

1. Monitor perkembangan, antar lain : mengecek pemahaman dan ketaatan diit pasien,Monitor perkembangan, antar lain : mengecek pemahaman dan ketaatan diit pasien, mengecek asupan makan, menetukan apakah intervensi dilaksanakan sesuai dengan mengecek asupan makan, menetukan apakah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana, menentukan status gizi pasien tetap/berubah, toleransi saluran cerna dan status rencana, menentukan status gizi pasien tetap/berubah, toleransi saluran cerna dan status hemodinamik serta kondisi metabolikn pasien, dan mengidentifikasi hasil pemeriksaan lain. hemodinamik serta kondisi metabolikn pasien, dan mengidentifikasi hasil pemeriksaan lain. 2.

2. Mengukur hasilMengukur hasil 3.

3. Evaluasi hasilEvaluasi hasil 4.

4. Pencatatan dan pelaporan. Terdapat beberapa cara dokumentasi antara lain SubjektivePencatatan dan pelaporan. Terdapat beberapa cara dokumentasi antara lain Subjektive Objektive Assesment Planning (SOAP) dan Assesment Diagnosisi Intervensi Monitoring Objektive Assesment Planning (SOAP) dan Assesment Diagnosisi Intervensi Monitoring (ADIME). Format ADIME merupak model

(ADIME). Format ADIME merupak model yang sesuai dengan langkah PAGT.yang sesuai dengan langkah PAGT. e.

e. KonselingKonseling

Tujuan konseling adalah memberikan edukasi untuk memahami dan mampu mengubah Tujuan konseling adalah memberikan edukasi untuk memahami dan mampu mengubah  perilaku

 perilaku diet diet pasien pasien sesuai sesuai dengan dengan yang yang dianjurkan. dianjurkan. Konseling Konseling diberikan diberikan kepada kepada pasien pasien dandan atau keluarganya yang membutuhkan untuk mendapatkan penjelasanan tentang diet yang harus atau keluarganya yang membutuhkan untuk mendapatkan penjelasanan tentang diet yang harus

(16)

dilaksanakan oleh pasien sesuai dengan penyakit dan kondisinya. Konseling dilakukan oleh dilaksanakan oleh pasien sesuai dengan penyakit dan kondisinya. Konseling dilakukan oleh anggota tim sesuai dengan kompetensinya.

(17)

BAB V BAB V PENUTUP PENUTUP

Terapi gizi merupakan bagian dari pelayanan medis yang memberi kontribusi penyembuhan pasien Terapi gizi merupakan bagian dari pelayanan medis yang memberi kontribusi penyembuhan pasien dan menurunkan angka malnutrisi RS, lama hari rawat dan biaya perawatan.

dan menurunkan angka malnutrisi RS, lama hari rawat dan biaya perawatan.

Manajemen rumah sakit wajib memberikan dukungan terhadap Tim Terapi Gizi dalam bentuk Manajemen rumah sakit wajib memberikan dukungan terhadap Tim Terapi Gizi dalam bentuk kebijakan dan operasional dengan membentuk Tim Terapi Gizi, meningkatkan profesionalisme tenaga dan kebijakan dan operasional dengan membentuk Tim Terapi Gizi, meningkatkan profesionalisme tenaga dan  penetapan

 penetapan biaya biaya makan makan pasien pasien dipisahkan dipisahkan dari dari biaya biaya perawatan, perawatan, sehingga sehingga biaya biaya gizi gizi merupakan merupakan bagian bagian daridari  biaya makan pasien.

 biaya makan pasien.

Keberadaan Tim Terapi Gizi seyogyanya merupakan salah satu kriteria standar pelayanan rumah sakit Keberadaan Tim Terapi Gizi seyogyanya merupakan salah satu kriteria standar pelayanan rumah sakit dan dijadikan kriteria penilaian akreditasi. Sehingga mutu pelayanan gizi RS dapat ditingkatkan secara dan dijadikan kriteria penilaian akreditasi. Sehingga mutu pelayanan gizi RS dapat ditingkatkan secara  berkesinambungan.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai suatu sistem pengelolaan gizi untuk pasien diabetes rawat jalan yang dilakukan secara intensif oleh dietisien, Terapi Gizi Medis merupakan integrasi antara ilmu gizi medis

Pelayanan gizi rawat inap adalah serangkaian kegiatan terapi gizi medis yang dilakukan di institusi kesehatan (rumah sakit) untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien untuk

Jika nafsu makan dan konsumsi makan anak dalam jangka waktu lama selalu terjaga dengan baik, serta tidak adanya penyakit kronis pada diri anak,maka status gizi

Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus adalah pangan olahan yang diformulasikan sesuai dengan prinsip gizi dan kondisi medis tertentu yang diperuntukkan bagi

H dengan memperhatikan kondisi fisik/klinis dan komplikasi penyakit yang ada, memberikan makanan dengan kandungan zat gizi yang adekuat untuk mencapai status gizi

Asuhan gizi pada penyakit ginjal kronis merupakan salah satu proses pelayanan gizi bertujuan untuk memecahkan masalah gizi pada penyakit ginjal kronis yang meliputi pengkajian gizi

Studi kasus tentang asuhan gizi pada pasien kanker payudara, yang meliputi riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan rencana perawatan

82 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG : hipertensi EDUKASI GIZI : - DIAGNOSA GIZI NI 1.4 kekurangan intake energi berkaitan dengan kurangny a makanan atau zat gizi serta pembatasan