MAKALAH INDIVIDU UJIAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK MAKALAH INDIVIDU UJIAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK
PEMERIKSAAN HbA1c PEMERIKSAAN HbA1c OLEH OLEH N NAAMMAA : : AANNGGGGY Y AANNGGGGRRAAEENNI I WWAAHHYYUUDDHHIIEE N NIIMM : : 00880088550055000022 JURUSAN FARMASI JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMPENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA
UNIVERSITAS UDAYANA 2011
BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-s
sel-sel el beta beta LangerLangerhans hans kelenkelenjar jar pankrepankreas, as, atau disebabkan atau disebabkan oleh kurang oleh kurang resporesponsifnsifnya nya sel-ssel-selel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
Angka kejadian Diabetes Mellitus (DM) terus menunjukkan peningkatan, menurut konsensus Angka kejadian Diabetes Mellitus (DM) terus menunjukkan peningkatan, menurut konsensus pa
para ra ahlahli i endoendokrikrin n IndIndoneonesia sia tahtahun un 2002 2002 dipdiperkerkirairakan kan terterdapdapat at kirkira-ka-kira ira 7 7 jutjuta a pendpenduduuduk k Indonesia menderita DM pada tahun 2020 (Lembar, 2006).
Indonesia menderita DM pada tahun 2020 (Lembar, 2006). Dia
Diabetbetes es MelMellitlitus us mermerupakupakan an kelkelainainan an metmetabolabolik ik endendokrokrin in yanyang g dapadapat t menmenyeryerang ang padpadaa semua kelompok umur dan jenis kelamin, akan tetapi pada beberapa penelitian menunjukkan semua kelompok umur dan jenis kelamin, akan tetapi pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa kelainan ini ada korelasinya dengan perubahan mutasi pada jenis gen tertentu sehingga bahwa kelainan ini ada korelasinya dengan perubahan mutasi pada jenis gen tertentu sehingga
sif
sifatnatnya ya akan akan ditdituruurunkan nkan pada pada gargaris is ketketuruurunan nan secsecara ara lanlangsugsung. ng. BebBeberaerapa pa fakfaktor tor jugjuga a dapdapatat memicu timbulnya kelainan ini diantaranya pola makan yang kelebihan karbohidrat, berat badan memicu timbulnya kelainan ini diantaranya pola makan yang kelebihan karbohidrat, berat badan berl
berlebih, peminum alkohol berat ebih, peminum alkohol berat dan lain-lain, akan dan lain-lain, akan tetaptetapi i semua faktor yang semua faktor yang disebdisebutkan dapatutkan dapat dicegah dengan perbaikan gaya hidup (Lembar, 2006).
dicegah dengan perbaikan gaya hidup (Lembar, 2006).
Sebenarnya keadaan yang ditimbulkan pada DM ini dapat diatasi dengan pengobatan yang Sebenarnya keadaan yang ditimbulkan pada DM ini dapat diatasi dengan pengobatan yang ade
adekuat kuat dan dan diediet t makmakanaanan n yanyang g seiseimbambang, ng, akan akan tettetapi api yanyang g ditditakuakutkatkan n adaladalah ah titimbumbulnylnyaa ko
kompmplilikakasi si papada da pependndereritita a DMDM. . SeSepepertrti i yayang ng didikeketatahui hui babahwa hwa DM DM memerurupapakan kan kekelalaininanan metabolik endokrin pada tubuh manusia sebagai akibat peningkatan kadar gula darah di dalam metabolik endokrin pada tubuh manusia sebagai akibat peningkatan kadar gula darah di dalam aliran darah sehingga menyebabkan perlambatan aliran darah karena konsentrasi dan viskositas aliran darah sehingga menyebabkan perlambatan aliran darah karena konsentrasi dan viskositas yang meningkat. Keadaan seperti ini lama kelamaan akan menimbulkan kerusakan beberapa yang meningkat. Keadaan seperti ini lama kelamaan akan menimbulkan kerusakan beberapa organ vital seperti ginjal
organ vital seperti ginjal, , jantujantung, otak ng, otak dan retina pada dan retina pada mata. Kerusakamata. Kerusakan n ini akan ini akan menimmenimbulkanbulkan gan
gangguagguan n funfungsi gsi ginginjal jal samsampai pai terterjadjadi i gaggagal al ginginjaljal, , penypenyumbumbataatan n pempembulbuluh uh dardarah ah korkoroneoner r jantung dan menyebabkan penyakit jantung koroner, penyumbatan pembuluh darah otak yang jantung dan menyebabkan penyakit jantung koroner, penyumbatan pembuluh darah otak yang bisa menyebabkan stroke serta menimbulkan kebutaan jika terjadi penyumbatan pembuluh darah bisa menyebabkan stroke serta menimbulkan kebutaan jika terjadi penyumbatan pembuluh darah pada organ mata terutama retina (Lembar, 2006).
Untuk mencegah peningkatan angka kejadian penyakit DM, maka tenaga kesehatan terutama Untuk mencegah peningkatan angka kejadian penyakit DM, maka tenaga kesehatan terutama dokter harus dapat mendiagnosis lebih dini terhadap kelompok populasi dengan faktor resiko dokter harus dapat mendiagnosis lebih dini terhadap kelompok populasi dengan faktor resiko yang tinggi dan mencegah komplikasi yang terjadi jika seseorang telah mengalami penyakit DM. yang tinggi dan mencegah komplikasi yang terjadi jika seseorang telah mengalami penyakit DM. Selain pemberian pengobatan yang adekuat dan menjaga pola makan dengan baik, penderita Selain pemberian pengobatan yang adekuat dan menjaga pola makan dengan baik, penderita perlu melakukan pemeriksaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya seperti perlu melakukan pemeriksaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya seperti rontgen atau funduskopi dan elektrokardiogram (rekam jantung) secara berkala. Pemeriksaan rontgen atau funduskopi dan elektrokardiogram (rekam jantung) secara berkala. Pemeriksaan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui lebih dini komplikasi yang terjadi pada penderita DM dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui lebih dini komplikasi yang terjadi pada penderita DM sehingga dapat dicegah dan diobati lebih dini (Lembar, 2006).
sehingga dapat dicegah dan diobati lebih dini (Lembar, 2006).
Salah satu pemeriksaan laboratorium yang digunakan untuk mengetahui komplikasi lebih Salah satu pemeriksaan laboratorium yang digunakan untuk mengetahui komplikasi lebih dini dan mengontrol kepatuhan berobat penderita DM adalah pemeriksaan kadar HbA1c. HbA1c dini dan mengontrol kepatuhan berobat penderita DM adalah pemeriksaan kadar HbA1c. HbA1c yang lebih dikenal dengan hemoglobin glikat adalah salah satu fraksi hemoglobin yang terbentuk yang lebih dikenal dengan hemoglobin glikat adalah salah satu fraksi hemoglobin yang terbentuk dari reaksi non-enzimatik antara glukosa dengan N terminal Valin rantai b hemoglobin A dengan dari reaksi non-enzimatik antara glukosa dengan N terminal Valin rantai b hemoglobin A dengan ikatan Almidin. Produk yang dihasilkan ini diubah melalui proses Amadori menjadi ketoamin ikatan Almidin. Produk yang dihasilkan ini diubah melalui proses Amadori menjadi ketoamin yang stabil dan irreversibel (Widijanti dan Ratulangi, 2011). HbA1c yang terbentuk dalam tubuh yang stabil dan irreversibel (Widijanti dan Ratulangi, 2011). HbA1c yang terbentuk dalam tubuh ak
akan an didisisimpmpan an daldalam am sesel l dardarah ah memerarah h dadan n akaakan n teterururarai i sesecacara ra bebertrtahaahap p bebersrsamama a dendengagann berakhirnya masa hidup sel darah merah (rata-rata umur sel darah merah adalah 120 hari). berakhirnya masa hidup sel darah merah (rata-rata umur sel darah merah adalah 120 hari). Jumlah HbA1c yang terbentuk sesuai dengan konsentrasi glukosa darah (Prodia, 2008). Kadar Jumlah HbA1c yang terbentuk sesuai dengan konsentrasi glukosa darah (Prodia, 2008). Kadar HbA1c yang terukur sekarang mencerminkan kadar glukosa pada waktu 3 bulan yang lalu HbA1c yang terukur sekarang mencerminkan kadar glukosa pada waktu 3 bulan yang lalu sehingga hal ini dapat memberikan informasi seberapa tinggi kadar glukosa pada waktu tersebut. sehingga hal ini dapat memberikan informasi seberapa tinggi kadar glukosa pada waktu tersebut. Dengan
Dengan melakukan pemeriksaan ini kitmelakukan pemeriksaan ini kita juga dapat mengetahui sa juga dapat mengetahui seberapa besar kepatuhan dalameberapa besar kepatuhan dalam berobat pada penderita DM. Sebagai contoh seorang penderita telah didiagnosis DM kira-kira 3 berobat pada penderita DM. Sebagai contoh seorang penderita telah didiagnosis DM kira-kira 3 tahun dan telah diberikan pengobatan yang sesuai, namun seberapa patuh atau teraturnya pasien tahun dan telah diberikan pengobatan yang sesuai, namun seberapa patuh atau teraturnya pasien ters
tersebut minum ebut minum obat tidak obat tidak dapat diketahdapat diketahui ui dengan pasti. Setiap datang kontrol ke dengan pasti. Setiap datang kontrol ke dokter selaludokter selalu membawa hasil pemeriksaan laboratorium untuk glukosa darah dalam keadaan normal atau membawa hasil pemeriksaan laboratorium untuk glukosa darah dalam keadaan normal atau sedikit lebih tinggi, hal ini bisa terjadi jika pasien minum obat-obatan 3 hari sebelum kontrol ke sedikit lebih tinggi, hal ini bisa terjadi jika pasien minum obat-obatan 3 hari sebelum kontrol ke dokter dengan dosis yang teratur, akan tetapi setelah diukur kadar HbA1c ternyata menunjukkan dokter dengan dosis yang teratur, akan tetapi setelah diukur kadar HbA1c ternyata menunjukkan has
hasil il yanyang g tintinggiggi. . Hal Hal ini ini menmenunjunjukkaukkan n kepkepatuatuhan han berberobaobat t ataatau u minminum um obat masih obat masih renrendahdah (Lembar, 2006).
(Lembar, 2006).
Secara umum manfaat dari pemeriksaan HbA1c sehingga perlu dilakukan oleh penderita DM Secara umum manfaat dari pemeriksaan HbA1c sehingga perlu dilakukan oleh penderita DM antar
kualitas perawatan diabetes, memprediksi kerusakan jaringan yang disebabkan oleh tingginya kualitas perawatan diabetes, memprediksi kerusakan jaringan yang disebabkan oleh tingginya kadar glukosa darah dan melihat kepatuhan pengobatan penderita DM (Harefa, 2011).
kadar glukosa darah dan melihat kepatuhan pengobatan penderita DM (Harefa, 2011).
Pemeriksaan glukosa darah tidak dapat digantikan dengan pemeriksaan HbA1c walaupun Pemeriksaan glukosa darah tidak dapat digantikan dengan pemeriksaan HbA1c walaupun pe
pemermeriksiksaan aan HbAHbA1c 1c leblebih ih unggunggul ul karkarena ena kedkedua ua pempemerieriksaksaan an ini ini salsaling ing menmenunjunjang ang untuntuk uk mencapai kualitas pengendalian DM, walaupun pemeriksaan glukosa darah puasa dan 2 jam mencapai kualitas pengendalian DM, walaupun pemeriksaan glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan hanya dapat mencerminkan konsentrasi glukosa darah pada saat diukur dan sangat setelah makan hanya dapat mencerminkan konsentrasi glukosa darah pada saat diukur dan sangat dip
dipengengaruaruhi hi oleoleh h makmakanaanan, n, olaolahrahraga ga dan dan obaobat t yanyang g barbaru u dikdikonsonsumsumsi i tettetapi api pempemerieriksaksaan an iniini sangat diperlukan terutama untuk melihat adanya perubahan kadar glukosa secara mendadak. sangat diperlukan terutama untuk melihat adanya perubahan kadar glukosa secara mendadak. Pasien diabetes sebaiknya memeriksakan kadar HbA1c setiap 3 bulan atau 4 kali dalam setahun Pasien diabetes sebaiknya memeriksakan kadar HbA1c setiap 3 bulan atau 4 kali dalam setahun dan untuk pasien diabetes yang terkendali, direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan ini dan untuk pasien diabetes yang terkendali, direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan ini setiap 6 bulan (Prodia, 2008).
BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN 2.1 Prinsip pemeriksaan 2.1 Prinsip pemeriksaan
Prinsip pemeriksaan HbA1c adalah mengukur persentasi hemoglobin sel darah merah Prinsip pemeriksaan HbA1c adalah mengukur persentasi hemoglobin sel darah merah yang diselubungi oleh gula. Semakin tinggi nilainya berarti kontrol gula darah buruk dan yang diselubungi oleh gula. Semakin tinggi nilainya berarti kontrol gula darah buruk dan kemungkinan komplikasi semakin tinggi. Pada orang yang tidak menderita diabetes, kadar kemungkinan komplikasi semakin tinggi. Pada orang yang tidak menderita diabetes, kadar HbA1c berkisar antara 4,5 sampai 6%. Jika kadarnya 6,5% atau lebih pada dua pemeriksaan HbA1c berkisar antara 4,5 sampai 6%. Jika kadarnya 6,5% atau lebih pada dua pemeriksaan terpi
terpisah, maka sah, maka kemungkemungkinan orang tersebut menderitkinan orang tersebut menderita a diabetdiabetes. Nilai antara es. Nilai antara 6 6 sampasampai i 6,5%6,5% menunjukkan keadaan pradiabetes. Penderita diabetes yang tidak terkontrol dalam waktu menunjukkan keadaan pradiabetes. Penderita diabetes yang tidak terkontrol dalam waktu yang lama biasanya memiliki kadar HbA1c lebih dari 9% sedangkan target pengobatan yang lama biasanya memiliki kadar HbA1c lebih dari 9% sedangkan target pengobatan adalah kadar HbA1c sebesar 7% atau kurang (Githafas, 2010). Lebih jelasnya dapat dilihat adalah kadar HbA1c sebesar 7% atau kurang (Githafas, 2010). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
pada tabel dibawah ini:
(Harefa, 2011) (Harefa, 2011)
Pem
Pemerieriksaksaan an kadakadar r HbAHbA1c 1c memmemiliiliki ki banybanyak ak keukeunggunggulan lan dibdibandandingingkan kan pempemerieriksaksaanan glukosa darah yaitu antara lain:
glukosa darah yaitu antara lain: a.
a. Tidak perlu Tidak perlu puasa dan dapat puasa dan dapat diperiksa kapan sdiperiksa kapan sajaaja
b. Memperkirakan keadaan glukosa darah dalam jangka waktu lebih lama (2-3 bulan) b. Memperkirakan keadaan glukosa darah dalam jangka waktu lebih lama (2-3 bulan)
atau tidak dipengaruhi perubahan gaya hidup jangka pendek. atau tidak dipengaruhi perubahan gaya hidup jangka pendek. c.
c. Metode telah tersMetode telah terstandarisasi dengan baik dan tandarisasi dengan baik dan keakuratannya dapat dipercayakeakuratannya dapat dipercaya
d. Variabilitas biologisnya dan instabilitas preanalitiknya lebih rendah dibanding glukosa d. Variabilitas biologisnya dan instabilitas preanalitiknya lebih rendah dibanding glukosa
plasma puasa. plasma puasa.
e. Kesalahan yang disebabkan oleh faktor nonglikemik yang dapat mempengaruhi nilai e. Kesalahan yang disebabkan oleh faktor nonglikemik yang dapat mempengaruhi nilai
Hb
HbA1A1c c sasangngat at jajararang ng diditetemumukan kan dadan n dadapat pat didimimininimalmalisisasasi i dendengagan n memelalakukukakann pemeriksaan konfirmasi diagnosis dengan glukosa plasma.
pemeriksaan konfirmasi diagnosis dengan glukosa plasma. f.
f. Pengambilan sampel lebih Pengambilan sampel lebih mudah dan pasien mermudah dan pasien merasa lebih nyaman.asa lebih nyaman. g. Lebih stabil dalam suhu kamar dibanding glukosa plasma puasa. g. Lebih stabil dalam suhu kamar dibanding glukosa plasma puasa.
h. Memiliki keterulangan pemeriksaan yang jauh lebih baik dibanding glukosa puasa h. Memiliki keterulangan pemeriksaan yang jauh lebih baik dibanding glukosa puasa i.
i. Lebih direkomendasikan Lebih direkomendasikan untuk pemantauan untuk pemantauan pengendalian glukosapengendalian glukosa j.
j. LevLevel el HbAHbA1c 1c berberkorkorelaelasi si dengdengan an komkompliplikaskasi i diadiabetbetes es sehsehingingga ga leblebih ih baibaik k daldalamam memprediksi komplikasi mikro dan makrokardiovaskular.
memprediksi komplikasi mikro dan makrokardiovaskular.
(Harefa, 2011) (Harefa, 2011) Sel
Selain ain keukeunggunggulanlan, , pempemerieriksaksaan an kadkadar ar HbAHbA1c 1c jugjuga a memmemililiki iki bebbeberaerapa pa ketketerberbataatasansan antara lain:
antara lain: a.
a. SaSaat at ininteterprpreretatasi si HbHbA1A1c c bebermrmasasalalahah, , mamaka ka pepememeririksksaaaan n glglukukososa a pupuasasa a dadann postprandial dianjurkan untuk tetap digunakan.
postprandial dianjurkan untuk tetap digunakan. b.
b. MenMeningingkat kat seiseirinring g berbertamtambahnbahnya ya usiusia, a, akan akan tettetapi api sebseberaerapa pa besbesar ar perperubaubahan han dandan pengaruh usia terhadap peningkatan HbA1c belum dapat dipastikan.
pengaruh usia terhadap peningkatan HbA1c belum dapat dipastikan. c.
c. Harganya lebih Harganya lebih mahal dibandingkan mahal dibandingkan pemeriksaan glukosapemeriksaan glukosa
d. Etnis yang berbeda memiliki sensitivitas dan spesifisitas HbA1c yang berbeda, diduga d. Etnis yang berbeda memiliki sensitivitas dan spesifisitas HbA1c yang berbeda, diduga mungkin berkaitan dengan: perbedaan genetik dalam konsentrasi hemoglobin (Hb), mungkin berkaitan dengan: perbedaan genetik dalam konsentrasi hemoglobin (Hb), tingkat kecepatan glikasi (perbedaan tingkat kecepatan glukosa masuk dalam eritrosit, tingkat kecepatan glikasi (perbedaan tingkat kecepatan glukosa masuk dalam eritrosit, kecepatan penambahan atau lepasnya glukosa dari hemoglobin) dan masa hidup/daya kecepatan penambahan atau lepasnya glukosa dari hemoglobin) dan masa hidup/daya tahan serta jumlah sel darah merah.
tahan serta jumlah sel darah merah.
(Harefa, 2011) (Harefa, 2011)
2.2 Metode pemeriksaan 2.2 Metode pemeriksaan
Ter
Terdapadapat t bebebeberaprapa a metmetode ode yanyang g sersering ing digdigunaunakan kan daldalam am pempemerieriksaksaan an kadakadar r HbAHbA1c1c antara lain:
antara lain:
1. Metode Kromatografi Pertukaran Ion (
1. Metode Kromatografi Pertukaran Ion ( Ion Exchange Chromatography Ion Exchange Chromatography)) Pri
Prinsinsip p dardari i metmetode ode ini ini adaladalah ah tititik tik isoisoeleelektrktrik ik HbA1HbA1c c leblebih ih renrendah dah dan dan leblebih ih cepcepatat berm
bermigrasigrasi i dibandidibandingkan komponen ngkan komponen Hb Hb lainnlainnya. ya. ApabilApabila a menggumenggunakan metode nakan metode ini harusini harus dikont
dikontrol perubahan suhu rol perubahan suhu reagen dan reagen dan kolom, kekuatakolom, kekuatan n ion dan ion dan pH dari pH dari buffebuffer r (Wid(Widijantijantii dan Ratulangi, 2011). Kelemahan dari metode ini adalah adanya interferensi variabel dari dan Ratulangi, 2011). Kelemahan dari metode ini adalah adanya interferensi variabel dari hemoglobinopati, HbF dan carbamylated Hb (HbC) yang bisa memberikan hasil negatif hemoglobinopati, HbF dan carbamylated Hb (HbC) yang bisa memberikan hasil negatif palsu. Keuntungan metode ini adalah dapat memeriksa kromatogr
palsu. Keuntungan metode ini adalah dapat memeriksa kromatogr am Hb varian dengan
am Hb varian dengan tingkat presisi yang tinggi (Harefa, 2011).tingkat presisi yang tinggi (Harefa, 2011).
2. Metode HPLC (
2. Metode HPLC ( High Performance Liquid Chromatography High Performance Liquid Chromatography)) Metode ini memiliki prinsip yang sama dengan
Metode ini memiliki prinsip yang sama dengan Ion Ion ExchanExchange ge ChromatChromatographyography, bisa, bisa dio
diotomtomatiatisassasi i serserta ta memmemililiki iki akurakurasi asi dan dan prepresissisi i yanyang g baibaik k seksekaliali. . MetMetode ode ini ini jugjugaa direkomendasikan menjadi metode referensi untuk pemeriksaan kadar HbA1c (Widijanti direkomendasikan menjadi metode referensi untuk pemeriksaan kadar HbA1c (Widijanti dan Ratulangi, 2011).
dan Ratulangi, 2011).
3. Metode Agar Gel Elektroforesis 3. Metode Agar Gel Elektroforesis
Metode ini memiliki hasil yang berkorelasi dengan baik dengan HPLC tetapi presisinya Metode ini memiliki hasil yang berkorelasi dengan baik dengan HPLC tetapi presisinya kurang dibandingkan HPLC. HbF memberikan hasil positif palsu tetapi kekuatan ion, pH, kurang dibandingkan HPLC. HbF memberikan hasil positif palsu tetapi kekuatan ion, pH, suhu, HbS dan HbC tidak banyak berpengaruh pada metode ini (Widijanti dan Ratulangi, suhu, HbS dan HbC tidak banyak berpengaruh pada metode ini (Widijanti dan Ratulangi, 2011).
2011).
4. Metode Immunoassay (EIA) 4. Metode Immunoassay (EIA)
Prinsip dari metode ini adalah ikatan yang terjadi antara antibodi dengan glukosa dan Prinsip dari metode ini adalah ikatan yang terjadi antara antibodi dengan glukosa dan antara asam amino-4 dengan 10 N-terminal rantai β. Kelemahan dari metode ini adalah antara asam amino-4 dengan 10 N-terminal rantai β. Kelemahan dari metode ini adalah dipeng
dipengaruhi oleh aruhi oleh gangguan hemoglogangguan hemoglobinopatbinopati i dengan asam dengan asam amino lengkap pada amino lengkap pada sisi yangsisi yang berikatan dan beberapa gangguan yang berasal dari HbF (Harefa, 2011) sehingga metode berikatan dan beberapa gangguan yang berasal dari HbF (Harefa, 2011) sehingga metode ini hanya mampu mengukur HbA1c dan tidak dapat mengukur HbA1c yang labil maupun ini hanya mampu mengukur HbA1c dan tidak dapat mengukur HbA1c yang labil maupun HbA1A dan HbA1B (Widijanti dan Ratulangi, 2011). Keuntungan dari metode ini adalah HbA1A dan HbA1B (Widijanti dan Ratulangi, 2011). Keuntungan dari metode ini adalah
tid
tidak ak dipdipengengaruaruhi hi oleoleh h HbE HbE dan dan HbD HbD maumaupun pun carcarbambamylaylated ted Hb, Hb, relrelatiatif f leblebih ih mudmudahah diimplementasikan pada berbagai format yang berbeda dan memiliki presisi yang baik diimplementasikan pada berbagai format yang berbeda dan memiliki presisi yang baik (Harefa, 2011).
(Harefa, 2011).
5. Metode
5. Metode Affinity Chromatography Affinity Chromatography
Pri
Prinsinsip p dardari i metmetode ode ini ini adaadalah lah gluglukoskosa a yanyang g terterikaikat t pada pada asaasam m m-am-aminminofeofenilnilborboronaonat.t. Kelemahan dari metode ini adalah bukan hanya mengukur glikasi valin pada N-terminal Kelemahan dari metode ini adalah bukan hanya mengukur glikasi valin pada N-terminal rantai β tetapi juha glikasi rantai β pada bagian lain dan glikasi rantai α sehingga hasil rantai β tetapi juha glikasi rantai β pada bagian lain dan glikasi rantai α sehingga hasil pe
pengukngukurauran n dengdengan an metmetode ode ini ini leblebih ih tintinggi ggi dardaripaipada da dendengan gan metmetode ode HPLHPLC C (Ha(Harefrefa,a, 2011). Keuntungan metode ini adalah non-glycated hemoglobin serta bentuk labil dari 2011). Keuntungan metode ini adalah non-glycated hemoglobin serta bentuk labil dari HbA1c tidak mengganggu penetuan hemoglobin glikasi, tidak dipengaruhi suhu, presisi HbA1c tidak mengganggu penetuan hemoglobin glikasi, tidak dipengaruhi suhu, presisi b
baiaik, k, HbHbF, F, HbHbS S dan dan HbHbC C hahanynya a sesedidikikit t memempmpengengararuhuhi i memetotode de inini i (W(Wididijijantanti i dadann Ratulangi, 2011).
Ratulangi, 2011).
6. Metode Analisis Kimiawi dengan Kolorimetri 6. Metode Analisis Kimiawi dengan Kolorimetri
Me
Metotode de inini i memememerlrlukukan an wawaktktu u ininkukubabasi si yayang ng lalama ma yayaititu u sesekikitatar r 2 2 jajam m tetetatapipi keu
keuntuntunganngannya nya leblebih ih spespesifsifik ik karkarena ena tidtidak ak dipdipengaengaruhruhi i oleoleh h -gl-glycoycosylsylateated d ataataupunupun glycosylated labil. Kerugiannya adalah waktu lama, sampel besar dan satuan pengukuran glycosylated labil. Kerugiannya adalah waktu lama, sampel besar dan satuan pengukuran yang kurang dikenal oleh
yang kurang dikenal oleh klinisi yaitu mmol/L (Widijanti dan Ratulangi, 2011).klinisi yaitu mmol/L (Widijanti dan Ratulangi, 2011).
7. Metode Spektrofotometri 7. Metode Spektrofotometri
Prinsip dari metode ini adalah penghilangan fraksi labil dari hemoglobin dengan cara Prinsip dari metode ini adalah penghilangan fraksi labil dari hemoglobin dengan cara
haemolysate
haemolysate kemudian ditambahkan agen penukar ion kationik kemudian dibaca dengankemudian ditambahkan agen penukar ion kationik kemudian dibaca dengan instrument spektrofotometer pada panjang gelombang 415
instrument spektrofotometer pada panjang gelombang 415 nm (Fortress, 2000).nm (Fortress, 2000).
2.3 Bahan atau spesimen yang digunakan 2.3 Bahan atau spesimen yang digunakan
Bahan atau spesimen yang digunakan untuk pemeriksaan HbA1c adalah sampel darah Bahan atau spesimen yang digunakan untuk pemeriksaan HbA1c adalah sampel darah yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan (Prodia, 2008). Bagian dari lengan yang yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan (Prodia, 2008). Bagian dari lengan yang diambil darahnya biasanya dari bagian dalam siku atau bagian belakang tangan. Sebelum diambil darahnya biasanya dari bagian dalam siku atau bagian belakang tangan. Sebelum dilakukan pengambilan darah, tempat yang akan ditusuk harus dibersihkan terlebih dahulu dilakukan pengambilan darah, tempat yang akan ditusuk harus dibersihkan terlebih dahulu dengan larutan antiseptik, kemudian tenaga kesehatan membungkus daerah di sekitar lengan dengan larutan antiseptik, kemudian tenaga kesehatan membungkus daerah di sekitar lengan
atas dengan sebuah band elastis. Hal ini dilakukan dengan tujuan memberikan tekanan pada atas dengan sebuah band elastis. Hal ini dilakukan dengan tujuan memberikan tekanan pada daer
daerah ah tertersebsebut ut sehsehingingga ga venvena a menmenjadjadi i memmembenbengkak gkak oleoleh h dardarah. ah. SelSelanjanjutnutnya, ya, tentenagaaga kesehatan memasukkan dengan perlahan jarum ke dalam vena. Darah dikumpulkan dalam kesehatan memasukkan dengan perlahan jarum ke dalam vena. Darah dikumpulkan dalam tab
tabung ung kedakedap p udarudara a yanyang g melmelekaekat t pada pada jarjarum um kemkemudiudian an band band elaelastistis s dildilepaepaskaskan n agaagar r peredaran darah di daerah lengan atas kembali lancar. Bekas tusukan jarum ditutup untuk peredaran darah di daerah lengan atas kembali lancar. Bekas tusukan jarum ditutup untuk
menghentikan pendarahan. menghentikan pendarahan.
Pada bayi atau anak-anak, alat tajam yang disebut dengan lanset dapat digunakan untuk Pada bayi atau anak-anak, alat tajam yang disebut dengan lanset dapat digunakan untuk menusuk kulit dan membuat terjadi perdarahan. Darah yang diperoleh dikumpulkan ke dalam menusuk kulit dan membuat terjadi perdarahan. Darah yang diperoleh dikumpulkan ke dalam tabung gelas kecil yang
tabung gelas kecil yang disebut pipet atau ke strip slide atau strip tes (Indah, 2disebut pipet atau ke strip slide atau strip tes (Indah, 2 011).011).
2.4 Penanganan khusus 2.4 Penanganan khusus
Ti
Tidak dak teterlrlalalu u babanynyak ak hahal-l-hahal l khukhususus s yayang ng haharurus s didipeperhrhatatikikan an dadalalam m pepenanangangananann pem
pemerieriksaksaan an HbAHbA1c 1c karkarena ena pempemerieriksaksaan an ini ini dapadapat t dildilakuakukan kan kapkapan an sajsaja a tantanpa pa paspasienien diwaji
diwajibkan melakukan puasa bkan melakukan puasa terlterlebih dahulu ebih dahulu dan tidak dan tidak dipengdipengaruhi oleh aruhi oleh makanamakanan, n, obat- obat-obatan serta emosi pasien (Lembar, 2006). Hal yang perlu mendapat perhatian khusus adalah obatan serta emosi pasien (Lembar, 2006). Hal yang perlu mendapat perhatian khusus adalah pada saat pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan HbA1c, biasanya untuk mengetahui pada saat pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan HbA1c, biasanya untuk mengetahui kadar gula seseorang dilakukan cek darah di jari, tetapi untuk melakukan diagnosis diabetes kadar gula seseorang dilakukan cek darah di jari, tetapi untuk melakukan diagnosis diabetes dengan pemeriksaan HbA1c, darah yang diambil berasal dari pembuluh darah di lengan dengan pemeriksaan HbA1c, darah yang diambil berasal dari pembuluh darah di lengan bukan di jari (Bararah, 2011). Selain itu proses penyimpanan sampel darah setelah diambil bukan di jari (Bararah, 2011). Selain itu proses penyimpanan sampel darah setelah diambil dari tubuh pasien harus disimpan dalam tabung atau tube yang steril dan diletakkan pada dari tubuh pasien harus disimpan dalam tabung atau tube yang steril dan diletakkan pada suhu kamar tidak boleh disimpan dalam lemari es serta tidak boleh disimpan lebih dari 24 suhu kamar tidak boleh disimpan dalam lemari es serta tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam. Apabila baru dipergunakan setelah 24 jam maka perlu ditambahkan pengawet seperti jam. Apabila baru dipergunakan setelah 24 jam maka perlu ditambahkan pengawet seperti
EDTA dan heparin sebagai antikoagulan (Departemen Mikrobiologi, 2010). EDTA dan heparin sebagai antikoagulan (Departemen Mikrobiologi, 2010).
BAB III BAB III KESIMPULAN KESIMPULAN
1.
1. PemerPemeriksaaiksaan n kadar HbA1c kadar HbA1c dilakdilakukan ukan sebagasebagai i monitmonitoring kadar oring kadar glukosglukosa a jangka panjang (2-3jangka panjang (2-3 bulan
bulan), ), penyespenyesuaian uaian terapterapi, i, menilmenilai ai kualikualitas tas perawaperawatan tan diabetdiabetes, es, memprmemprediksi kerusakanediksi kerusakan ja
jariringan ngan yanyang g disdisebabebabkan kan oleoleh h titinggingginya nya kadkadar ar gluglukoskosa a dardarah ah dan dan melmelihaihat t kepkepatuatuhanhan pengobatan penderita DM.
pengobatan penderita DM.
2. Pemeriksaan glukosa darah tidak dapat digantikan dengan pemeriksaan HbA1c walaupun 2. Pemeriksaan glukosa darah tidak dapat digantikan dengan pemeriksaan HbA1c walaupun pemeriksaan HbA1c lebih unggul karena kedua pemeriksaan ini saling menunjang untuk pemeriksaan HbA1c lebih unggul karena kedua pemeriksaan ini saling menunjang untuk
mencapai kualitas pengendalian DM. mencapai kualitas pengendalian DM.
3. Prinsip pemeriksaan HbA1c adalah mengukur persentasi hemoglobin sel darah merah yang 3. Prinsip pemeriksaan HbA1c adalah mengukur persentasi hemoglobin sel darah merah yang
di
diseselulubunbungi gi ololeh eh gugulala. . SeSemamakikin n titingnggi gi ninilalaininya ya beberarartrti i kokontntrorol l gugula la dadararah h bubururuk k dadann kemungkinan komplikasi semakin tinggi.
kemungkinan komplikasi semakin tinggi. 4.
4. MeMetotode de yayang ng dapdapat at didigugunanakan kan dadalalam m pepememeririksksaan aan kadkadar ar HbHbA1A1c c antantarara a lalain in MeMetotodede Kro
Kromatmatogrografi afi PerPertuktukaraaran n Ion Ion (( Ion Ion ExcExchanhange ge ChroChromatmatograographyphy)), , MeMettodode e HPHPLC LC (( High High Pe
Perforformanrmance ce LiqLiquid uid ChrChromaomatogtographraphyy)), , MeMettodode e AAgagar r GeGel l EElelektktroroffororesesiis, s, MeMetotodede Immunoassay (EIA), Metode
Immunoassay (EIA), Metode Affinity Chromatography Affinity Chromatography, Metode Analisis Kimiawi dengan, Metode Analisis Kimiawi dengan Kolorimetri dan Metode Spektrofotometri.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Barar
Bararah, ah, V.F. 2011.V.F. 2011. Pengam Pengambilan sampel bilan sampel darah diagnosis darah diagnosis diabetdiabeteses. (cited June 2011, 26).. (cited June 2011, 26). Available at:
Available at: http://www.ilunifk83.com/t224p270-diabetes-melithttp://www.ilunifk83.com/t224p270-diabetes-melitus/us/ Departemen Mikrobiologi. 2010.
Departemen Mikrobiologi. 2010. Collection, Transport and Examination of SpecimensCollection, Transport and Examination of Specimens. Medan:. Medan: Fakultas Kedokteran USU.
Fakultas Kedokteran USU. Fort
Fortress, ress, 2000.2000. Fo Fortrrtress ess DiaDiagnognostistic c HaeHaemoglmoglobiobin n A1C A1C MicMicro ro ColColumnumn. . UniUnited ted KinKingdogdom:m: Fortress Diagnostic Limited.
Fortress Diagnostic Limited. Githafas. 2010.
Githafas. 2010. Pemer Pemeriksaan HbA1c iksaan HbA1c pada pada penderipenderita ta diabetdiabeteses. (cited June 2011, 26). Available. (cited June 2011, 26). Available at:
at: http://www.ilunifk83.com/t224p270-diabetes-melithttp://www.ilunifk83.com/t224p270-diabetes-melitus/us/ Ha
Harerefafa, , EmEmmymy. . 20201111.. H HbAbA1c 1c StStandandardardizizatatioion n anand d ReRececent nt UpUpdadatetess. . MaMakakassssarar: : PrProdiodiaa Laboratories.
Laboratories.
IInnddaahh, , NN..II..SS. . 20201111.. HbA1C HbA1C . . ((cciitteed d JJuunne e 22001111, , 2288)). . AAvvaaiillaabblle e aatt:: http://medicalstudentdate.blogspot.com/2011/hba1c.html/
http://medicalstudentdate.blogspot.com/2011/hba1c.html/ Lembar, S. 2006.
Lembar, S. 2006. HbA1C sebagai kontrol penderita diabetes HbA1C sebagai kontrol penderita diabetes. (cited June 2011, 26). Available at:. (cited June 2011, 26). Available at: http
http:/// :/// www.tanwww.tanyadokteyadokteranda.randa.com/..com/.../ ./ hba1c hba1c -sebaga-sebagai-koni-kontrol-petrol-penderita-nderita-diabetdiabetes-mellies-mellitus/tus/ Prodia. 2008.
Prodia. 2008. Tes HbA1C untuk cek rata-rata kadar gula darahTes HbA1C untuk cek rata-rata kadar gula darah. (cited June 2011, 27). Available. (cited June 2011, 27). Available at: http:///
at: http:/// www.prwww.prodiakaodiakalimantalimantan.com/n.com/tes- tes- hba1c hba1c -untuk-untuk-cek-ra-cek-rata-rata-ta-rata-kadar-kadar-gula-dagula-darah/rah/ WHO.1999.
WHO.1999. Report of a WHO Consultation Report of a WHO ConsultationPart 1:Part 1: Diagnosis and Diagnosis and Classification of DiabetesClassification of Diabetes Mellitus
Mellitus. . DepartDepartment ment of of NoncomNoncommunicamunicable ble DiseaDisease se SurveSurveillaillance nce Geneva. DefinitiGeneva. Definition,on, Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus and its Complications.
Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus and its Complications.
Widijanti, Anik dan Ratulangi, B.T. 2011. Jenis pemeriksaan yang harus dilakukan penderita Widijanti, Anik dan Ratulangi, B.T. 2011. Jenis pemeriksaan yang harus dilakukan penderita
diabetes. Malang: Laboratorium Patologi Klinik RSUD Dr. Saiful Anwar/FK Unibraw. diabetes. Malang: Laboratorium Patologi Klinik RSUD Dr. Saiful Anwar/FK Unibraw.