• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

KIMIA KLINIK II

OLEH

Ade Megita Radja

Agnes Emiliani Lende

Benilde Rego Da Silva

Desianti R. Tauho

Lorentia A. Hunga

Magdalena Ata Goran

Monika Kolin Tukan

Murniyanti Koku Yowa

Riny Kurniaty Smaut

Rosalina Teme

Yani Amelia Mone

Yohana D.B. Hurint

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLTEKES KEMENKES KUPANG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan Rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan “Laporan Akhir Praktikum Kimia Klinik II” dengan baik. Kami berterimakasih kepada Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing selama Praktikum Mata Kuliah Kimia Klinik ini.

Laporan Akhir Praktikum Kimia Klinik II ini dibuat demi memenuhi tugas akhir kami di semester ini. Laporan ini berisi mengenai praktikum yang dijalankan selama 1 semester ini, mengenai pemeriksaan kimia darah mennggunakan microlab 300. Laporan ini akan memberikan informasi mengenai hasil praktikum, serta prosedur dan prinsip kerja yang digunakan dalam praktikum.

kami sadar bahwa tulisan ini masih jauh dari kata Sempurna, karena itu kritik serta saran dari Bapak dan Ibu Dosen serta para pembaca kiranya dapat menyempurnakan tulisan ini. Akhir kata kami mengucapkan Terimakasih untuk semua yang sudah membantu dan mendukung selama proses perkuliahan di semester ini.

Kupang, 1 Juli 2016

(3)

DAFTAR ISI

Kover

Kata pengantar... i

Daftar isi... ii

BAB I. Pendahuluan 1.1... Latar Belakang... 1

1.2... Rumusan Masalah... 2

1.3... Tujuan ... 3

BAB II. Pembahasan 2.1. Praktikum I : Glukosa... 4

2.2. Praktikum II : SGOT ... 9

2.3. Praktikum III : SGPT... 13

2.4. Praktikum IV : ALP... 17

2.5. Praktikum V : GGT... 21

2.6. Praktikum VI : Kolesterol... 25

2.7. Praktikum VII : Trigliserida... 31

2.8. Praktikum VIII : Ureum... 38

2.9. Praktikum IX : Kreatinin... 43

2.10. Praktikum X : Asam Urat... 47

2.11. Praktikum XI : Bilirubin... 52

(4)

2.13. Praktikum XIII : Albumin... 62

BAB III. Penutup

3.1. Kesimpulan... 68

3.2. Saran... 68

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kimia klinik adalah ilmu yang mempelajari teknik terhadap darah, urin, sputum (ludah, dahak), cairan otak, ginjal, sekret2 yang dikeluarkan. Pemeriksaan laboratorium yang berdasarkan pada reaksi kimia dapat digunakan darah, urin atau cairan tubuh lain. Terdapat banyak pemeriksaan kimia darah di dalam laboratorium klinik antara lain uji fungsi hati, otot jantung, ginjal, lemak darah, gula darah, fungsi pankreas, elektrolit dan dapat pula dipakai beberapa uji kimia yang digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis anemi (Anonim, 2012).

Kimia klinis juga dikenal sebagai kimia patologi, biokimia klinis atau medis biokimia, adalah bagian dari patologi klinis yang umumnya berkaitan dengan analisis cairan tubuh.

Pengujian ini berasal dari akhir abad ke-19 dengan penggunaan tes kimia sederhana untuk berbagai komponen darah dan urin. Namun saat ini, teknik lain yang diterapkan termasuk penggunaan dan pengukuran aktivitas enzim, spektrofotometri, elektroforesis, dan immunoassay.

Seiring berkembangnya waktu, laboratorium modern sekarang benar-benar dibuat semaksimal mungkin dengan beban kerja yang tinggi. Pengujian dilakukan dengan pepantauan dan kontrol kualitas.

Semua tes biokimia selalu dibawah patologi kimia. Ini dilakukan pada setiap jenis cairan tubuh, tapi kebanyakan pada serum atau plasma. Serum adalah bagian darah yang berwarna kuning muda yang tersisa setelah darah dibuat membeku dan semua sel darah dapat dihilangkan. Hal ini paling mudah dilakukan dengan sentrifugasi, sel-sel darah dan trombosit padat ke bagian bawah tabung centrifuge, meninggalkan fraksi cairan serum yang dikemas dan berhenti di atas sel-sel. Ini langkah awal sebelum analisis baru-baru ini telah dimasukkan dalam instrumen yang prinsipnya beroperasi pada "sistem yang terintegrasi". Plasma pada dasarnya sama dengan serum, tetapi diperoleh dengan pemutaran darah tanpa pembekuan. Plasma diperoleh dengan sentrifugasi sebelum terjadi pembekuan. Jenis uji yang diperlukan menentukan jenis sampel yang digunakan.

(6)

Sub tes dapat dikategorikan ke dalam sub spesialisasi :

 Kimia umum atau rutin - umumnya memerintahkan kimia darah misalnya, tes fungsi hati dan ginjal.

 Kimia khusus - teknik rumit seperti elektroforesis, dan metode pengujian manual.  Clinical endokrinologi - studi tentang hormon, dan diagnosis gangguan endokrin.  Toksikologi - studi tentang penyalahgunaan obat dan bahan kimia lainnya.

 Obat Terapi Monitoring - pengukuran terapi obat kadar darah untuk mengoptimalkan dosis.

 Urine - analisis kimia urin untuk beragam penyakit , bersama dengan cairan lain seperti CSF dan efusi

 Analisis Faeces (tinja) - sebagian besar untuk mendeteksi gangguan pencernaan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara pemeriksaan glukosa darah serta interpretasi hasilnya?

2. Bagaimana cara pemeriksaan SGOT (Serum Glutamat Oxaloacetic Transminase serta interpretasi hasilnya?

3. Bagaimana cara pemeriksaan SGPT (Serum Glutamat Pyruvic Transaminase) serta interpretasi hasilnya?

4. Bagaimana cara pemeriksaan ALP (Alkali Phosphatase) serta interpretasi hasilnya?

5. Bagaimana cara pemeriksaan GGT (Gamma Glutamyl Transaminase) serta interpretasi hasilnya?

6. Bagaimana cara pemeriksaan cholesterol serta interpretasi hasilnya?

7. Bagaimana cara pemeriksaan trigliserida serta interpretasi hasilnya?

8. Bagaimana cara pemeriksaan ureum serta interpretasi hasilnya?

9. Bagaimana cara pemeriksaan kreatinin serta interpretasi hasilnya?

10.Bagaimana cara pemeriksaan asam urat serta interpretasi hasilnya?

11.Bagaimana cara pemeriksaan bilirubin total serta interpretasi hasilnya?

12.Bagaimana cara pemeriksaan total protein serta interpretasi hasilnya?

(7)

1.3. TUJUAN

1. Mengetahui cara pemeriksaan glukosa darah serta interpretasi hasilnya

2. Mengetahui cara pemeriksaan SGOT (Serum Glutamat Oxaloacetic Transminase serta interpretasi hasilnya

3. Mengetahui cara pemeriksaan SGPT (Serum Glutamat Pyruvic Transaminase) serta interpretasi hasilnya

4. Mengetahui cara pemeriksaan ALP (Alkali Phosphatase) serta interpretasi hasilnya

5. Mengetahui cara pemeriksaan GGT (Gamma Glutamyl Transaminase) serta interpretasi hasilnya

6. Mengetahui cara pemeriksaan cholesterol serta interpretasi hasilnya

7. Mengetahui cara pemeriksaan trigliserida serta interpretasi hasilnya

8. Mengetahui cara pemeriksaan ureum serta interpretasi hasilnya

9. Mengetahui cara pemeriksaan kreatinin serta interpretasi hasilnya

10.Mengetahui cara pemeriksaan asam urat serta interpretasi hasilnya

11.Mengetahui cara pemeriksaan bilirubin total serta interpretasi hasilnya

12.Mengetahui cara pemeriksaan total protein serta interpretasi hasilnya

(8)

BAB II

PEMBAHASAN

PRAKTIKUM I

Hari / Tanggal : Jumat, 9 Februari 2016

Judul Praktikum : Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah

Tujuan Praktikum : Untuk dapat mengetahui cara pemeriksaan glukosa menggunakan microlab 300

Metode Pemeriksaan : GOD PAP Enzimatik

Prinsip Pemeriksaan : Kadar glukosa ditentukan setelah pengoksidasian enzim dihadapkan dari oksidasi glukosa. Terbentuknya hidrogen peroksida bereaksi dibawah katalis dari peroksidasi dengan fenol dan 4-aminofenazon menjadi merah keunguan, quinoneimine tua sebagai indikator.

Dasar Teori : A. Glukosa Darah

Glukosa diserap oleh hati dan sebahian disimpan sebagai glikogan atau asam-asam lemak sehingga kadar glokosa darah dapat dipertahankan dalam batas normal 80-120 mg/ dL atau 3,0-7,0 mmol/L. pengaturan kadar glukosa darah sangat ditentukan oleh beberapa hormon. Hormon insulin dapat menurunkan kadar glukosa darah sedangkan glokagon dapat menaikkan kada glokosa darah. Kadar glukosa darah yang tinggi dalam waktu lama akan menyebabkan diabetes mellitus. (2:35)

(9)

secara langsung pada pasokan glukosa. Namun, kadar yang jauh lebih rendah dapat ditoleransi asalkan terdapat adaptasi yang progresif.

B. Pembentukan Glukosa

Sebagian besar karbohidrat yang dapat dicerna di dalam makanan akhirnya akan membentuk glukosa. Karbohidrat di dalam makanan yang dicerna secara aktif mengandung residu glukosa.

Glukosa dibentuk dari senyawa-senyawa glukogenik yang mengalami glukoneogenesis. Glukoneogenesis merupakan instilah yang digunakan untuk mencakuo mekanisme dan lintasan yang bertanggung jawab untuk mengubah senyawa nonkarbohidrat menjadi glukosa atau glikogen. Substrat utaman glukoneogenesis adalah asam amino glukogenik, laktat, gliserol dan propionat. Hati dan ginjal merupakan jaringan utama yang terlibat, Karen kedua organ tersebut mengandung komplemen lengkap enzim-enzim yang diperlukan.

Glukosa juga dibentuk dari glikogen hati melauli glikogenolisis. Glikogen disintesis dari glukosa dan precursor lainnya lewat lintasan glikogenesis. Pemecahannya terjadi melalui sebuah lintasan terpisah yang dikenal sebagai glikogenolisis. Glikogenolisis menyebabkan pembentukan glukosa di hati dan pembentukan laktat di otot yang masing-masing terjadi akibat adanya atau tidak adanya enzim glukosa-6-fosfatase.

C. Mekanisme metabolic dan hormonal glukosa darah

Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil di dalam darah merupaka salah satu mekanisme homeostatis yang diatur paling halus dan juga menjadi salah satu mekanisme dengan hati, jaringan ekstrahepatik serta beberapa hormon turut mengambil bagian.

 Glukoinase.

Glukokinase, yang mempunyai Km yang lebih tinggi (afinitas lebih rendah) untuk glukosa daripada nilai Km heksokinase, meningkat aktivitasnya melebihi kisaran kadar glukosa yang fisiologik, dan enzim ini agaknya mempunyai hubungan khusus dengan ambilan glukosa ke hati pad konsentrasi lebih tinggi yang ditemukan pada vena porta hati sesudah memakan makanan yang mengandung karbohidrat.

 Insulin

(10)

sel-sel B pada pulau-pulau Langerhans pancreas sebagagi reaksi langsung terhadap keadaan hiperglikemia. Insulin mempunyai efek segera meningkatkan ambilan glukosa di jaringan seperti jaringan adipose dan otot. Kerja insulin ini disebabkan oleh peningkatan transport glukosa dari bagian dalam sel ke membrane plasma.  Glukogon

Glukagon merupakan hormone yang dihasilka oleh sel-sel A pada pulau-palau Langerhans pancreas. Sekkresi hormon ini dirangsang oleh keadaan hipoglikemia. Pada saat mencapai hati (lewat vena porta) hormone glucagon menimbulkan glikogenolisis dengan mengaktifkan enzim fosforilase.

Karbohidrat terdapat dalam berbagai bentuk, termasuk gula sederhana atau monosakarida dan unit kimia yang kompleks seperti disakarida atau polisakarida. Karbohidrat yang kita makan akan dicerna menjadi monosakarida dan diabsorbsi (glukosa termasuk di dalamnya). Jadi pembentukan glukosa berasal dari monosakarida atau suatu unit kompleks karbohidrat yang lain. Setelah diabsorbsi kadar glukosa darah akan meningkat untuk sementara waktu dan akhirnya akan kembali lagi ke kadar semula, jumlah glukosa yang diambil dan dilepaskan oleh hati dan yang digunakan oleh jaringan-jaringan perifer bergantung pada keseimbangan beberapa hormone yaitu : hormone yang merendahkan kadar glukosa darah dan hormone yang meningkatkan kadar glukosa darah.

Alat dan Bahan : A. Alat

1. Centrifuge 2. Jarum

3. Microlab 300 4. Micropipette

5. Tabung vakum tutup merah 6. Yellow tip dan blue tip B. Bahan

(11)

5. Serum

6. Standar glukosa 7. Tissue

Prosedur Kerja : A. Pra Analitik

1. Persiapan pasien (pasien berpuasa 10-12 jam sebelum pengambilan sampel) 2. Disiapkan alat dan bahan untuk pengambilan sampel darah

3. Dilakukan pengambilan darah menggunakan tabung vacum tutup merah 4. Darah yang diambil, didiamkan selama 15-20 menit pada suhu kamar

5. Kemudian sampel tersebut disentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 5000 rpm. Pastikan tidak ada bekuan.

6. Pisahkan serum ke wadah lain. Diambil dengan menggunakan pipet tetes secara hati-hati agar tidak tercampur dengan sel darah.

B. Analitik

1. Siapkan 3 tabung dengan ketentuan :

a) Tabung 1 untuk standar, berisi 10 µL standar dan 1000 µL reagen b) Tabung 2 untuk blanko, berisi 10 µL aquades dan 1000µL reagen c) Tabung 3 untuk sampel, berisi 10 µL sampel dan 1000µL reagen 2. Setelah tabung tersebut terisi,inkubasi selama 20 menit pada suhu ruangan 3. Bacalah nilai absorbansinya pada alat mikrolab 300,dengan cara:

a) Nyalakan mikrolab 300

b) Pada tampilan layar tampak main menu, pilih measure lalu tekan enter akan tampak program test menu

c) Muncul parameter, pilihlah pemeriksaan “glukosa”, tekan enter

d) Masukkan aquadest pada selang sambil menyentuh cypernya maka aquadest akan terisap dan biarkan sampai terganti menjadi “measure reagen blank” pada layar

e) Kemudian masukkan reagen blank pada selang sambil menyentuh cypernya maka reagen blank akan terisap dan muncul “reagen standar” pada layar

(12)

g) Setelah itu, masukkan sampel pada selang dan biarkan terisap lalu masukkan identitas pasien

h) Tunggu hingga alat running dan catat absorbansinya i) Matikan microlab.

C. Pasca analitik Pelaporan hasil

Hasil Pengamatan : A. Identitas pasien

Nama : Yani Amelia Mone Jenis kelamin: Perempuan

Umur : 21 Tahun B. Hasil

Blanko : 0,294 Abs Standar : 0,004 Abs Sampel : 368,3 mg/dL C. Nilai normal : 70 – 110 mg/dL

Pembahasan :

Dari Praktikum yang dilakukan didapatkan kadar glukosa darah 368,3 mg/dL dari Pasien Yani Amelia Mone (21 tahun). Dari hasil yang didapat dapat disimpulkan kadar glukosa darah pasien tinggi karena melebihi nilai normal yang telah ditetapkan yaitu 70-110 mg/dL. Hal-hal yang mempengaruhi hasil pemeriksaan diantaranya :

 Persiapan pasien (pasien tidak berpuasa sebelum dilakukan pemeriksaan)  Aktivitas fisik pasien yang berlebihan

(13)

PRAKTIKUM II

Hari / Tanggal : Jumat, 26 Februari 2016

Judul Praktikum : Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamat Oxaloacetic Transaminase)

Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui kadar SGOT (Serum Glutamat Oxaloacetic Transminase)dalam sampel menggunakan microlab 300

Metode Pemeriksaan : Kinetic IFCC

Prinsip Pemeriksaan : Sejumlah serum direaksikan dengan reagen spesifik SGOT (ASAT [SGOT] FS with/without pyridoxal-5-phosphate) lalu dibaca hasilnya dengan menggunakan alat mikrolab 300

Dasar Teori :

Enzim transminase atau disebut juga enzim aminotransferase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi transaminasi. Terdapat dua jenis enzim serum transminase, yaitu serum glutamat oksaloasetattransminase dan serum glutamat piruvat transminase (SGPT). Pemeriksaan SGPT adalah indikator yang lebih sensitif terhadap kerusakan hati dibanding SGOT. Hal ini dikarenakan enzim GPT sumber utamanya dari hati, sedangkan enzim GOT banyak terdapat pada jaringan terutama jantung, otot rangka, ginjal dan otak (Cahyono 2009)

Enzim aspartat aminotransferase (AST) disebut juga serum glutamat oksaloasetat transminase (SGOT) merupakan enzim mitikondria yang berfungsi mengkatalisis pemindahan bolak –balik gugus amino dari asam aspartat ke asam α-oksaloasetat membentuk asam glutamat dan oksaloasetat (Price dan Wilson, 1995)

Enzim GOT dan GPT mencerminkan keutuhan atau integrasi sel-sel hati. Adanya peningkatn enzim hati tersebut dapat mencerminkan tingkat kerusakan sel-sel hati. Makin tinggi peningkatan kadar enzim GPT dan GOT, semakin tinggi tingkat kerusakan sel-sel hati (Cahyono 2009)

(14)

Kadar enzim AST (GOT) akan meningkat apabila terjadi kerusakan sel yang akut seperti nekrosis hepatoseluler seperti gangguan fungsi hati dan saluran empedu, penyakit jantung dan pembuluh darah, serta gangguan fungsi ginjal dan pankreas (Price dan Wilson, 1995)

GOT banyak terdapat dalam mitokondria dan sitoplasma sel hati, otot jantung, otot lurik dan ginjal (Sagita A 2006)

Alat dan Bahan : A. Alat

1. Centrifuge 2. Jarum

3. Microlab 300 4. Micropipette

5. Tabung vakum tutup merah 6. Yellow tip dan blue tip B. Bahan

1. Aquadest 2. Darah

3. Kapas alkohol 4. Kapas kering

5. Reagen ASAT (GOT) FS*; terdiri atas Reagen I dan Reagen II 6. Serum

7. Tissue

Prosedur Kerja : A. Pra Analitik

1. Disiapkan alat dan bahan untuk pengambilan sampel darah

2. Dilakukan pengambilan darah menggunakan tabung vacum tutup merah 3. Darah yang diambil,didiamkan selama 15-20 menit pada suhu kamar

4. Kemudian sampel tersebut disentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 5000 rpm. Pastikan tidak ada bekuan.

(15)

B. Analitik

1. Campurkan 100µl sampel (serum) dengan 1000µl reagen I. Setelah tercampur, inkubasi selama 5 menit pada suhu ruangan

2. Setelah itu, tambahkan reagen II sebanyak 250µl, campurkan. Inkubasi pada suhu ruang selama 1 menit

3. Bacalah nilai absorbansinya pada alat mikrolab 300,dengan cara: a) Nyalakan mikrolab 300

b) Pada tampilan layar tampak main menu, pilih measure lalu tekan enter akan tampak program test menu

c) Muncul parameter,pilihlah pemeriksaan “SGOT”, tekan enter

d) Masukkan aquadest pada selang sambil menyentuh cypernya maka aquadest akan terisap dan biarkan sampai terganti menjadi “measure reagen blank” pada layar

e) Kemudian masukkan reagen blank pada selang sambil menyentuh cypernya maka reagen blank akan terisap dan muncul “reagen standar” pada layar

f) Masukkan reagen standar pada selang sambil menyentuh cypernya dan tunggu hingga beberapa saat

g) Setelah itu, masukkan sampel pada selang dan biarkan terisap lalu masukkan identitas pasien

h) Tunggu hingga alat running dan catat absorbansinya i) Matikan microlab.

C. Pasca analitik

Pengeluaran dan pencatatan hasil

Hasil Pengamatan : A. Identitas pasien

Nama : Yohana Hurint Jenis kelamin : Perempuan Umur : 18 tahun B. Hasil : - 13 U/L C. Nilai normal

(16)

Pembahasan :

Dari praktikum yang dilakukan di dapat hasil yaitu -13 U/L dari pasien Yohana Hurint (18 tahun) . Dari hasil yang didapat dapat disimpulkan kadar SGOT pasien Sangat rendah karena berada dibawah nilai normal (< 30 U/L untuk perempuan).

Beberapa hal yang mempengaruhi hasil pemeriksaan diantaranya : 1. Cara pemipetan,

2. Suhu ruangan, 3. Waktu inkubasi,

4. Kondisi sampel (lipemik, ikterik, hemolisis),

5. Injeksi pre intra-muscular (IM) dapat meningkatkan kadar SGOT/AST

6. Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar SGOT/AST

7. Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (ampisilin, karbenisilin, klindamisin, kloksasilin, eritromisin, gentamisin, linkomisin, nafsilin, oksasilin, polisilin, tetrasiklin), vitamin (asam folat, piridoksin, vitamin A), narkotika (kodein, morfin, meperidin), antihipertensi (metildopa/aldomet, guanetidin), metramisin, preparat digitalis, kortison, flurazepam (Dalmane), indometasin (Indosin), isoniazid (INH), rifampin, kontrasepsi oral, teofilin. Salisilat dapat menyebabkan kadar serum positif atau negatif yang keliru.

Kondisi yang meningkatkan kadar SGPT/ALT adalah :

1. Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati (toksisitas obat atau kimia)

2. Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatan empedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard (SGOT>SGPT)

(17)

Hari / Tanggal : Jumat, 4 Maret 2016

Judul Praktikum : Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamat Pyruvic Transaminase)

Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui kadar SGPT (Serum Glutamat Pyruvic Transaminase)dalam sampel

Metode Pemeriksaan : Kinetic IFCC

Prinsip Pemeriksaan : Pemeriksaan SGPT didasarkan atas reaksi 2-oxoglutarat yang direaksikan dengan L-alanin yang terdapat pada reagen I SGPT dengan bantuan enzim ALT (Alanin transminase) akan menghasilkan L-glutamat dan piruvat. Kemudian dalam keadaan basa piruvat akan bereaksi dengan NADH yang terdapat dalam reagen II SGPT yang akhirnya menghasilkan L-laktat dan NAD+.

Dasar Teori :

SGPT atau juga dinamakan ALT (alanin aminotransferase) merupakan enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler. Enzim ini dalam jumlah yang kecil dijumpai pada otot jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih tinggi daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan pada proses kronis didapat sebaliknya.

SGPT/ALT serum umumnya diperiksa secara fotometri atau spektrofotometri, secara semi otomatis atau otomatis.

Nilai Rujukan :

Laki-laki : 0 - 50 U/L Perempuan : 0 - 35 U/L

Masalah Klinis :

Kondisi yang meningkatkan kadar SGPT/ALT adalah :

(18)

2. Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatan empedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard (SGOT>SGPT)

3. Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec, sirosis biliaris.

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

1. Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar

2. Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena dapat meningkatkan kadar

3. Hemolisis sampel

4. Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (klindamisin, karbenisilin, eritromisin, gentamisin, linkomisin, mitramisin, spektinomisin, tetrasiklin), narkotika (meperidin/demerol, morfin, kodein), antihipertensi (metildopa, guanetidin), preparat digitalis, indometasin (Indosin), salisilat, rifampin, flurazepam (Dalmane), propanolol (Inderal), kontrasepsi oral (progestin-estrogen), lead, heparin.

5. Aspirin dapat meningkatkan atau menurunkan kadar.

Alat dan Bahan : A. Alat

1. Centrifuge 2. Jarum

3. Microlab 300 4. Micropipette

5. Tabung vakum tutup merah 6. Yellow tip dan blue tip B. Bahan

1. Aquadest 2. Darah

3. Kapas alkohol 4. Kapas kering

5. Reagen ALAT (GPT) FS*; terdiri atas Reagen I dan Reagen II 6. Serum

(19)

Prosedur Kerja : A. Pra Analitik

1. Disiapkan alat dan bahan untuk pengambilan sampel darah

2. Dilakukan pengambilan darah menggunakan tabung vacum tutup merah 3. Darah yang diambil,didiamkan selama 15-20 menit pada suhu kamar

4. Kemudian sampel tersebut disentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 5000 rpm. Pastikan tidak ada bekuan.

5. Pisahkan serum ke wadah lain. Diambil dengan menggunakan pipet tetes secara hati-hati agar tidak tercampur dengan sel darah.

B. Analitik

1. Campurkan 100µl sampel (serum) dengan 1000µl reagen I. Setelah tercampur, inkubasi selama 15 menit pada suhu ruangan

2. Setelah itu, tambahkan reagen II sebanyak 250µl, campurkan. Inkubasi pada suhu ruang selama 1 menit

3. Bacalah nilai absorbansinya pada alat mikrolab 300,dengan cara: a) Nyalakan mikrolab 300

b) Pada tampilan layar tampak main menu, pilih measure lalu tekan enter akan tampak program test menu

c) Muncul parameter,pilihlah pemeriksaan “SGPT”, tekan enter

d) Masukkan aquadest pada selang sambil menyentuh cypernya maka aquadest akan terisap dan biarkan sampai terganti menjadi “measure reagen blank” pada layar

e) Kemudian masukkan reagen blank pada selang sambil menyentuh cypernya maka reagen blank akan terisap dan muncul “reagen standar” pada layar

f) Masukkan reagen standar pada selang sambil menyentuh cypernya dan tunggu hingga beberapa saat

g) Setelah itu, masukkan sampel pada selang dan biarkan terisap lalu masukkan identitas pasien

h) Tunggu hingga alat running dan catat absorbansinya i) Matikan microlab.

C. Pasca analitik

(20)

Hasil Pengamatan : A. Identitas pasien

Nama : Peatri Dengga Jenis kelamin : Perempuan Umur : 22 tahun B. Hasil : 80 U/L C. Nilai normal

Perempuan : < 34 U/L Laki-laki : < 45 U/L

Pembahasan :

Dari praktikum yang dilakukan di dapat hasil yaitu 80 U/L dari pasien Peatri Dengga (21 tahun) . Dari hasil yang didapat dapat disimpulkan kadar SGPT pasien Tinggi karena berada diatas nilai normal (< 34 U/L untuk perempuan).

Beberapa hal yang mempengaruhi hasil pemeriksaan diantaranya :

1. Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar

2. Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena dapat meningkatkan kadar

3. Hemolisis sampel

4. Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (klindamisin, karbenisilin, eritromisin, gentamisin, linkomisin, mitramisin, spektinomisin, tetrasiklin), narkotika (meperidin/demerol, morfin, kodein), antihipertensi (metildopa, guanetidin), preparat digitalis, indometasin (Indosin), salisilat, rifampin, flurazepam (Dalmane), propanolol (Inderal), kontrasepsi oral (progestin-estrogen), lead, heparin.

(21)

PRAKTIKUM IV

Hari/Tanggal :Jumat, 11 Maret 2016

Judul Praktikum : Pemeriksaan Kadar ALP (Alkali Phospatase)

Tujuan Praktikum : Untuk dapat mengetahui cara pemeriksaan ALP menggunakan microlab 300

Metode pemeriksaan : Kinetic DGKC

Prinsip pemeriksaan : Alkali phosphatase mengkatalisa dalam media alkali yang menstranfer 4-Nitropenilphospat dan 2-amino-2 metil propenol(AMP) menjadi nitropenol,kenaiKan 4- nitrophenol diukur secara fotometri pada panjang gelombang 405 nm yang sebanding dengan aktivitas alkali phosphatase dalam sampel.

Dasar Teori :

Fosfatase alkali (alkaline phosphatase, ALP) merupakan enzim yang diproduksi terutama oleh epitel hati dan osteoblast (sel-sel pembentuk tulang baru); enzim ini juga berasal dari usus, tubulus proksimalis ginjal, plasenta dan kelenjar susu yang sedang membuat air susu. Fosfatase alkali disekresi melalui saluran empedu. Meningkat dalam serum apabila ada hambatan pada saluran empedu (kolestasis). Tes ALP terutama digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyakit hati (hepatobiliar) atau tulang.

Pada orang dewasa sebagian besar dari kadar ALP berasal dari hati, sedangkan pada anak-anak sebagian besar berasal dari tulang. Jika terjadi kerusakan ringan pada sel hati, mungkin kadar ALP agak naik, tetapi peningkatan yang jelas terlihat pada penyakit hati akut. Begitu fase akut terlampaui, kadar serum akan segera menurun, sementara kadar bilirubin tetap meningkat. Peningkatan kadar ALP juga ditemukan pada beberapa kasus keganasan (tulang, prostat, payudara) dengan metastase dan kadang-kadang keganasan pada hati atau tulang tanpa matastase (isoenzim Regan)

(22)

normal karena pertumbuhan tulang (fisiologis). Elektroforesis bisa digunakan untuk membedakan ALP hepar atau tulang. Isoenzim ALP digunakan untuk membedakan penyakit hati dan tulang; ALP1 menandakan penyakit hati dan ALP2 menandakan penyakit tulang.

Alat dan Bahan : A. Alat

1. Centrifuge 2. Jarum

3. Microlab 300 4. Micropipette

5. Tabung vakum tutup merah 6. Yellow tip dan blue tip B. Bahan

1. Aquadest 2. Darah

3. Kapas alkohol 4. Kapas kering

5. Reagen ALP terdiri atas reagen I dan reagen II 6. Serum

7. Tissue

Prosedur Kerja : A. Pra Analitik

1. Disiapkan alat dan bahan untuk pengambilan sampel darah

2. Dilakukan pengambilan darah menggunakan tabung vacum tutup merah 3. Darah yang diambil, didiamkan selama 15-20 menit pada suhu kamar

4. Kemudian sampel tersebut disentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 5000 rpm. Pastikan tidak ada bekuan.

5. Pisahkan serum ke wadah lain. Diambil dengan menggunakan pipet tetes secara hati-hati agar tidak tercampur dengan sel darah.

B. Analitik

(23)

2. Setelah Itu,Tambahkan Reagen II sebanyak 250 μL, Campurkan.inkubasi pada suhu ruangan 1 menit

3. Bacalah nilai absorbansinya pada alat mikrolab 300,dengan cara: a) Nyalakan mikrolab 300

b) Pada tampilan layar tampak main menu, pilih measure lalu tekan enter akan tampak program test menu

c) Muncul parameter,pilihlah pemeriksaan “ALP”, tekan enter

d) Masukkan aquadest pada selang sambil menyentuh cypernya maka aquadest akan terisap dan biarkan sampai terganti menjadi “measure reagen blank” pada layar

e) Kemudian masukkan reagen blank pada selang sambil menyentuh cypernya maka reagen blank akan terisap dan muncul “reagen standar” pada layar

f) Masukkan reagen standar pada selang sambil menyentuh cypernya dan tunggu hingga beberapa saat

g) Setelah itu, masukkan sampel pada selang dan biarkan terisap lalu masukkan identitas pasien

h) Tunggu hingga alat running dan catat absorbansinya i) Matikan microlab.

C. Pasca-Analitik

Pencatatan dan pelaporan Hasil

Hasil Pengamatan : A. Identitas pasien

Nama : Efrilinda Namin Jenis kelamin : 20 Tahun Umur : Perempuan B. Hasil

Reagen DSI : 190 U/L Reagen Diasys: 4 U/L C. Nilai normal :

(24)

Pembahasan :

Dari Praktikum yang dilakukan didapatkan hasil untuk reagen DSI:190 u/Ldan Untuk Reagen Diasys :4 u/L dari Pasien fanny Namin (20 tahun). Hasil yang didapat untuk reagen DSI menunjukan kadar ALP yang normal, Sedangkan untuk reagen Diasys : 4 u/L menunjukan kadar ALP yang rendah (abnormal), karena kurang atau sangat rendah dari nilai normal yang ditetapkan yaitu untuk pasien Wanita 448 u/L untuk dewasa. Berikut ini faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

1. Sampel hemolisis,

2. Pengaruh obat-obatan tertentu (lihat pengaruh obat),

3. Pemberian albumin IV dapat meningkatkan kadar ALP 5-10 kali dari nilai normalnya,

4. Usia pasien (mis. Usia muda dan tua dapat meningkatkan kadar ALP),

5. Kehamilan trimester akhir sampai 3 minggu setelah melahirkan dapat meningkatkan kadar ALP.

PENINGKATAN KADAR : obstruksi empedu (ikterik), kanker hati, sirosis sel hati, hepatitis, hiperparatiroidisme, kanker (tulang, payudara, prostat), leukemia, penyakit Paget, osteitis deforman, penyembuhan fraktur, myeloma multiple, osteomalasia, kehamilan trimester akhir, arthritis rheumatoid (aktif), ulkus. Pengaruh obat : albumin IV, antibiotic (eritromisin, linkomisin, oksasilin, penisilin), kolkisin, metildopa (Aldomet), alopurinol, fenotiazin, obat penenang, indometasin (Indocin), prokainamid, beberapa kontrasepsi oral, tolbutamid, isoniazid, asam para-aminosalisilat.

(25)

PRAKTIKUM V

Hari / Tanggal : Jumat, 1 April 2016

Judul Praktikum : Pemeriksaan GGT (Gamma Glutamyl Transaminase)

Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui kadar GGT (Gamma Glutamyl Transaminase) dalam sampel

Metode Pemeriksaan : Kinetic kolorimetri

Prinsip Pemeriksaan : Gamma-GT mengkatalisis transfer asam glutamat untuk akseptor seperti Glycylglycine dalam kasus ini. Proses ini melepaskan 5-amino-2-nitrobenzoate, yang dapat diukur pada 405 nm. Peningkatan absorbansi pada panjang gelombang ini secara langsung setara dengan aktivitas Gamma-GT.

Dasar Teori : 1. Pengertian

Gamma-glutamil transferase (gamma-glutamyl transferase, GGT) adalah enzim yang ditemukan terutama di hati dan ginjal, sementara dalam jumlah yang rendah ditemukan dalam limpa, kelenjar prostat dan otot jantung. Gamma-GT merupakan uji yang sensitif untuk mendeteksi beragam jenis penyakit parenkim hati. Kebanyakan dari penyakit hepatoseluler dan hepatobiliar kadar GGT dalam serumnya meningkat. Kadar dalam serum ini akan meningkat lebih awal dan tetap akan meningkat selama kerusakan sel tetap berlangsung. GGT mengkatalisis transfer gugus gamma-glutamil glutathione ke akseptor yang mungkin ada dalam gugus asam amino, peptida atau air (membentuk glutamat). GGT memainkan peran kunci dalam siklus gamma-glutamil, untuk jalur sintesis dan degradasi glutathione dan obat serta detoksifikasi xenobiotic. GGT hadir dalam membran seljaringan,

(26)

air, asam L-amino tertentu, dan peptida, meninggalkan produk sistein untuk mempertahankan homeostasis intraseluler stresoksidatif.

2. Fungsi

GGT memiliki beberapa kegunaan sebagai penanda diagnostik dalam kedokteran. Hasil tes darah untuk GGTmenunjukkan bahwa nilai yang normal adalah sekitar 40-78 U/ L. Peningkatan aktivitas GGT serum dapat ditemukan dalam penyakit hati, sistem empedu, dan pankreas. Dalam hal ini, mirip dengan alkali fosfatase (ALP) dalam mendeteksi penyakit saluran empedu. GGT ini juga dapat digunakan untuk mengindikasikan penyalahgunaan alkohol atau penyakit hati alkoholik. Yaitu, pengkonsumsian alkohol berlebihan sampai 3 atau 4 minggu sebelum tes. Banyak obat dapat meningkatkan kadar GGT, termasuk barbiturat dan fenitoin lain termasuk NSAID, St John's Wort, dan aspirin. Peningkatan tingkat GGT mungkin juga karena gagal jantung kongestif.

3. Metode Pemeriksaan

Metode pemeriksaan untuk tes GGT adalah spektrofotometri atau fotometri, dengan menggunakan spektrofotometer/fotometer atau alat kimia otomatis. Bahan pemeriksaan yang digunakan berupa serum atau plasma heparin.

Alat dan Bahan : A. Alat

1. Centrifuge 2. Jarum

3. Microlab 300 4. Micropipette

5. Tabung vakum tutup merah 6. Yellow tip dan blue tip B. Bahan

1. Aquadest 2. Darah

3. Kapas alkohol 4. Kapas kering

(27)

Prosedur Kerja : A. Pra Analitik

1. Disiapkan alat dan bahan untuk pengambilan sampel darah

2. Dilakukan pengambilan darah menggunakan tabung vacum tutup merah 3. Darah yang diambil,didiamkan selama 15-20 menit pada suhu kamar

4. Kemudian sampel tersebut disentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 5000 rpm. Pastikan tidak ada bekuan.

5. Pisahkan serum ke wadah lain. Diambil dengan menggunakan pipet tetes secara hati-hati agar tidak tercampur dengan sel darah.

B. Analitik

1. Siapkan 2 tabung dengan ketentuan :

a) Tabung 1 untuk blanko, berisi 100 µL aquades dan 1000µL reagen b) Tabung 3 untuk sampel, berisi 100 µL sampel dan 1000µL reagen 2. Setelah tabung tersebut terisi,inkubasi selama 1 menit pada suhu ruangan 3. Ditambahakan reagen II 250 µL dan diinkubasi lagi selama 1 menit 4. Bacalah nilai absorbansinya pada alat mikrolab 300,dengan cara:

a) Nyalakan mikrolab 300

b) Pada tampilan layar tampak main menu, pilih measure lalu tekan enter akan tampak program test menu

c) Muncul parameter, pilihlah pemeriksaan “Gamma-GT”, tekan enter

d) Masukkan aquadest pada selang sambil menyentuh cypernya maka aquadest akan terisap dan biarkan sampai terganti menjadi “measure reagen blank” pada layar

e) Kemudian masukkan reagen blank pada selang sambil menyentuh cypernya maka reagen blank akan terisap dan muncul “reagen standar” pada layar

f) Masukkan reagen standar pada selang sambil menyentuh cypernya dan tunggu hingga beberapa saat

g) Setelah itu, masukkan sampel pada selang dan biarkan terisap lalu masukkan identitas pasien

h) Tunggu hingga alat running dan catat absorbansinya i) Matikan microlab.

C. Pasca analitik

(28)

Hasil Pengamatan : A. Identitas pasien

Nama : Benilde R. Da Silva Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 22 tahun B. Hasil : 1 U/L C. Nilai normal

Pria : 15 - 90 U/L Wanita : 10 - 80 U/L

Pembahasan :

Dari praktikum yang dilakukan di dapat hasil yaitu 1 U/L dari pasien Benilde (22 tahun) . Dari hasil yang didapat dapat disimpulkan kadar GGT pasien Sangat rendah karena berada dibawah nilai normal (10-80 U/L untuk perempuan).

Beberapa hal yang mempengaruhi hasil pemeriksaan diantaranya : 1. Cara pemipetan,

2. Suhu ruangan, 3. Waktu inkubasi,

4. Kondisi sampel (lipemik, ikterik, hemolisis),

PENINGKATAN KADAR : sirosis hati, nekrosis hati akut dan subakut, alkoholisme, hepatitis akut dan kronis, kanker (hati, pankreas, prostat, payudara, ginjal, paru-paru, otak), kolestasis akut, mononukleosis infeksiosa, hemokromatosis (deposit zat besi dalam hati), DM, steatosis hati / hiperlipoproteinemia tipe IV, infark miokard akut (hari keempat), CHF, pankreatitis akut, epilepsi, sindrom nefrotik.

Pengaruh obat : Fenitoin (Dilantin), fenobarbital, aminoglikosida, warfarin (Coumadin). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Temuan Laboratorium

a) Obat fenitoin dan barbiturat dapat menyebabkan tes gamma-GT positif palsu.

(29)

PRAKTIKUM VI

Hari/tanggal : Jumat, 8 April 2016

Judul Praktikum : Pemeriksaan Kadar Kolesterol

Tujuan Praktikum : Untuk dapat mengetahui cara pemeriksaan kolesterol menggunakan microlab 300

Metode Pemeriksaan : COD-PAP Enzimatik fotometrik test

Prinsip Pemeriksaan : Penentuan kadar kolesterol setelah hidrolisis enzimatik dan oksidasi. Indikator kolorimetri adalah quinomine yang di hasilkan dari 4-aminoantipyrine dan fenol oleh hidrogen peroksida di bawah aksi katalitik peroksidase (reaksi trinder).

Dasar Teori :

A. Pengertian Kolesterol

Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan berbentuk seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh manusia, terutama di dalam lever (hati). Kolesterol terbentuk secara alamiah. Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa lemak kompleks yang dihasilkan oleh tubuh dengan bermacam-macam fungsi, antara lain untuk membuat hormon seks, hormon korteks adrenal, vitamin D, dan untuk membuat garam empedu yang membantu usus untuk menyerap lemak. Jadi, bila takarannya pas atau normal, kolesterol adalah lemak yang berperan penting dalam tubuh. Namun, jika terlalu banyak, kolesterol dalam aliran darah justru berbahaya bagi tubuh (Nilawati, 2008).

(30)

B. Fungsi Kolesterol

Kolesterol adalah komponen penting dari semua membran biologis, termasuk membran sel yang memisahkan sel ke bagian luar dan berbagai membran di dalam sel. Tekstur membrane, viskositasnya ditentukan oleh jumlah kolesterol, yang membuat membrane menjadi stabil pada kisaran temperature yang besar (Skiver, 2008).

Kolesterol adalah bahan awal utama untuk sintesis vitamin D, hormon steroid seperti kortisol dan aldosteron dari kelenjar adrenal dan hormon seperti progesteron , estrogen dan testosteron (Skiver, 2008).

C. Sumber Kolesterol

Jumlah terbesar kolesterol dalam tubuh manusia disintesis dari asetil koenzim A- di banyak jenis sel dan jaringan . Sekitar 20-25% dari produksi harian, biasanya sekitar 1 gram per hari, terjadi di dalam hati. organ lain yang mensintesis kolesterol adalah usus , kelenjar adrenal dan alat kelamin . Seorang pria yang memiliki berat 70 kilogram, yang umumnya sekitar 25 gram kolesterol dalam tubuh, dan mungkin setiap hari di 200-250 miligram melalui diet. Sekitar 1,2-1,3 miligram untuk memasuki usus, di mana sekitar setengah diserap ke dalam darah. Anda melakukannya dengan baik bahkan jika Anda tidak menerima kolesterol melalui diet, ketika sel-sel kekebalan tubuh sendiri dapat menghasilkan semua kolesterol yang mereka butuhkan (Macnair, 2007).

D. Ekskresi Kolesterol

Kolesterol dikeluarkan dari hati ke dalam empedu. Beberapa empedu meninggalkan tubuh dengan kotoran, tetapi beberapa dikembalikan lagi melalui usus . Jika kolesterol menumpuk dalam konsentrasi tinggi, seperti kandung empedu , itu mengkristal. kolesterol mengkristal, dan merupakan salah satu unsur utama dari jenis batu empedu yang paling umum (Macnair, 2007).

E. Penyebab Tingginya Kolesterol

Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan sumber kolesterol (seperti makanan berminyak, bersantan, makanan fast food), alkohol dan gula yang berlebihan (Indica, 2010).

F. Diet Untuk Kolesterol

(31)

Lemak trans dari margarin menurunkan HDL dan meningkatkan LDL. Peningkatan besar dalam penyakit kardiovaskular pada paruh kedua tahun 1900 bertepatan dengan peningkatan asupan margarin dengan isi lemak trans buatan. Lemak tak jenuh ganda (misalnya dari minyak goreng dan margarin) mengurangi kolesterol darah. Mekanisme di balik ini adalah bahwa asam lemak Omega6 dari minyak margarin atau memasak memasuki membran sel dan menggantikan stabil, lemak jenuh. Hal ini mengubah stabilitas dan fungsionalitas dari membran sel. Untuk memperbaiki hal ini, adalah karena kolesterol dari darah ke dalam membran sel, untuk menstabilkan mereka. Lemak jenuh meningkatkan LDL (Skiver, 2008).

G. Pemeriksaan Laboratorium

Untuk mengetahui profil lemak darah seseorang, umumnya dilakukan pemeriksaan fraksi lemak darah di laboratorium. Fraksi lemak yang perlu diperiksa adalah kadar trigliserida, kadar kolesterol total, kolesterol-LDL, dan kolesterol-HDL. Kadar kol-LDL sebaiknya diukur secara langsung. Namun, untuk memperingan biaya pemeriksaan, kol-LDL dapat juga dihitung dengan rumus Friedewald, dengan syarat kadar trigliserida < 400 mg/dl. Rumusnya sebagai berikut:

Kadar kol-LDL = kol-total – kol-HDL – 1/5 trigliserida (mg/dl) (Dalimartha, 2008) Sebelum dilakukan pemeriksaan darah perlu dilakukan persiapan terlebih dahulu agar hasilnya akurat. Untuk pemeriksaan trigliserida, diperlukan puasa 12 jam (semalam). Selama puasa boleh minum air putih, berkumur, atau sikat gigi. Untuk pemeriksaan kolesterol total, kolesterol LDL, maupun kolesterol HDL, tidak perlu puasa. Darah yang diambil untuk pemeriksaan adalah darah vena. Orang yang akan diperiksa harus duduk sedikitnya 10 menit sebelum contoh darah diambil (Dalimartha, 2008).

Apabila hasil pemeriksaan laboratorium ternyata ada kadar lemak sebaiknya jangan tergesa-gesa membuat diagnosis displidemia primer dan langsung memberi obat hipolipidemik. Perlu dipikirkan terlebih dahulu kemungkinan menderita displidemia sekunder karena dengan penanggulangan penyakit primernya akan menormalkan kembali kadar lemak darahnya (Dalimartha, 2008).

(32)

Alat dan Bahan : A. Alat

1. Centrifuge 2. Jarum

3. Microlab 300 4. Micropipette

5. Tabung vakum tutup merah 6. Yellow tip dan blue tip B. Bahan

1. Aquadest 2. Darah

3. Kapas alkohol 4. Kapas kering 5. Reagen kolesterol 6. Serum

7. Tissue

Cara Kerja : A. Pra Analitik

1. Disiapkan alat dan bahan untuk pengambilan sampel darah

2. Dilakukan pengambilan darah menggunakan tabung vacum tutup merah 3. Darah yang diambil, didiamkan selama 15-20 menit pada suhu kamar

4. Kemudian sampel tersebut disentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 5000 rpm. Pastikan tidak ada bekuan.

5. Pisahkan serum ke wadah lain. Diambil dengan menggunakan pipet tetes secara hati-hati agar tidak tercampur dengan sel darah.

B. Analitik

1. Siapkan 3 tabung dengan ketentuan :

(33)

3. Bacalah nilai absorbansinya pada alat mikrolab 300,dengan cara: a) Nyalakan mikrolab 300

b) Pada tampilan layar tampak main menu, pilih measure lalu tekan enter akan tampak program test menu

c) Muncul parameter, pilihlah pemeriksaan “kolesterol”, tekan enter

d) Masukkan aquadest pada selang sambil menyentuh cypernya maka aquadest akan terisap dan biarkan sampai terganti menjadi “measure reagen blank” pada layar

e) Kemudian masukkan reagen blank pada selang sambil menyentuh cypernya maka reagen blank akan terisap dan muncul “reagen standar” pada layar

f) Masukkan reagen standar pada selang sambil menyentuh cypernya dan tunggu hingga beberapa saat

g) Setelah itu, masukkan sampel pada selang dan biarkan terisap lalu masukkan identitas pasien

h) Tunggu hingga alat running dan catat absorbansinya i) Matikan microlab.

C. Pasca analitik

Catat dan lakukan perhitungan,lalu berikan hasil tes tersebut.

Hasil pemeriksaan : A. Identitas pasien

Nama : Lorentia Hunga Jenis kelamin: Perempuan Umur : 20 Tahun B. Hasil

Blanko : 0,001 Abs Standar : 0,253 Abs Sampel : 0,232 Abs C. Perhitungan

Kolesterol=∆|∆|..|Sampel|Standar × Kons . Standar

Kolesterol=0,2530,232×200mg/dL

Kolesterol=183mg/dL

(34)

Pembahasan :

Dari praktikum yang dilakukan di dapat hasil yaitu 183 mg/dL dari pasien Lorentia Hunga (20 tahun) . Dari hasil yang didapat dapat disimpulkan kadar kolesterol pasien normal karena masih berada dalam batas nilai normal (<200 mg/dL).

Beberapa hal yang mempengaruhi hasil pemeriksaan diantaranya : 1. Cara pemipetan,

2. Suhu ruangan, 3. Waktu inkubasi,

4. Kondisi sampel (lipemik, ikterik, hemolisis), dll.

(35)

Hari/tanggal : Jumat, 20 Mei 2016

Judul Praktikum : Pemeriksaan Kadar Trigliserida

Tujuan Praktikum : Untuk dapat mengetahui cara pemeriksaan trigliserida menggunakan microlab 300

Metode Pemeriksaan : Enzimatik kolorimetrik test

Prinsip Pemeriksaan : Penentuan trigliserida ditentukan setelah pemisahan enzimatik dengan lipoprotein lipase. Indikator qunoneimine yang dihasilkan dari 4-aminoantipyrine dan klorofenol oleh hidrogen peroksida dibawah reaksi katalitik peroksidase.

Dasar Teori :

Trigliserida merupakan lipid yang memiliki struktur ester, yang tersusun oleh tiga molekul asam lemak bebas dan satu molekul gliserol (Zulfikar, 2010)

Reaksi kimia untuk trigliserida pada prinsipnya memiliki kesamaan dengan senyawa alkena dan ester, misalnya trigliserida dapat terhidrogenasi oleh gas Hidrogen yang dikatalisis oleh logam nikel atau platina, reaksi untuk senyawa tersebut disajikan dalam persamaan reaksi pada gambar 2 (Zulfikar,2010):

Reaksi hidrolisis pada trigliserida akan menghasilkan gliserol dan asam lemak. Reaksi ini dapat berlangsung dalam suasana asam atau basa atau dapat pula dengan bantuan enzim. Trigliserida merupakan jenis lemak yang dapat ditemukan dalam darah dan merupakan hasil uraian tubuh pada makanan yang mengandung lemak dan kolesterol yang telah dikonsumsi dan masuk ke tubuh serta juga dibentuk di hati (Ayu,2011).

Setelah mengalami proses di dalam tubuh, trigliserida ini akan diserap usus dan masuk ke dalam plasma darah yang kemudian akan disalurkan ke seluruh jaringan tubuh dalam bentuk klomikron dan VLDL (very low density lipoprotein) (Ayu,2011).

(36)

Sementara itu, trigliserida yang berada di luar hati dan berada dalam jaringan misalnya jaringan pembuluh darah, otot, jaringan lemak akan dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase. Sisa hidrolisis kemudian akan dimetabolisme oleh hati menjadi kolesterol LDL (Ayu,2011).

Kalori yang didapatkan tubuh dari makanan yang dikonsumsi tidak akan langsung digunakan oleh tubuh melainkan disimpan dalam bentuk trigliserida dalam sel-sel lemak di dalam tubuh yang berfungsi sebagai energi cadangan tubuh (Ayu,2011).

Asupan makanan yang mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi dapat meningkatkan efek trigliserida di dalam tubuh seseorang. Jika kadar trigliserida meningkat, maka kadar kolesterol pun akan meningkat pula (Ayu,2011).

Proses pencernaan lemak dari makanan selain menghasilkan kolesterol juga menghasilkan trigliserida dan lemak bebeas semua lemak ini akan diserap oleh tubuh melalui usus ke dalam darah. Keberadaan kolesterol dan trigliserida dalam darah memang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Jika pengkonsumsian makanan yang mengandung lemak jenuh berlebihan maka mengakibatkan kadar kolesterol berlebihan juga. Hal ini akan menimbulkan ancaman dan masalah yang serius, terutama pada penyakit pembuluh darah yang disebut aterosklerosis. Penyakit ini dapat memicu timbulnya penyakit jantung coroner dan stroke (Wijayakusuma, Hembing, 2003).

Trigliserida yang berlebih dalam tubuh akan disimpan di dalam jaringan kulit sehingga tubuh terlihat gemuk. Seperti halnya kolesterol, kadar trigliserida yang terlalu berlebih dalam tubuh dapat membahayakan kesehatan (Ayu,2011).

Namun, trigliserida dalam batas normal sebenarnya sangat dibutuhkan tubuh. Asam lemak yang dimilikinya bermanfaat bagi metabolisme tubuh. Selain itu, trigliserida memberikan energi bagi tubuh, melindungi tulang, dan organ-organ penting lainnya dalam tubuh dari cedera (Ayu,2011).

Trigliserida dikelompokkan menjadi (Putri,2011): A. Lemak Jenuh (lemak jahat)

(37)

B. Lemak Tidak Jenuh (lemak baik)

Berbentuk cair atau lunak jika berada pada suhu ruangan. Lemak ini dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Jenis lemak tidak jenuh ini merupakan jenis lemak baik. Lemak ini terbagi dua yaitu lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda. Contoh makanan yang mengandung lemak tidak jenuh tunggal adalah zaitun, minyak kacang tanah, beberapa margarine yang non-dihidrogenasi, almond, kacang mete.

Sementara lemak tidak jenuh ganda bersumber dari makanan yang mengandung omega 3 (contoh: ikan salmon, makarel, dan sarden, biji rami, walnut, dan minyak dan margarin yang non-hidrogenasi dibuat dari kanola, biji rami dan kedelai. Konsumsi setidaknya 2 porsi ikan per minggu) dan omega 6 (bunga matahari, kedelai dan minyak jagung, walnut, almond, biji wijen dan beberapa margarine non-dihidrogenasi.)

C. Lemak Trans

Jenis lemak trans akan meningkatkan kolesterol. Lemak ini terbentuk selama proses kimiawi (misalnya proses pemasakan) yang disebut hidrogenasi. Hidrogenasi adalah ketika sebuah lemak cair berubah menjadi lemak yang lebih padat. Kebanyakan margarine mengandung lemak trans. Untuk itu, pilih margarine yang tidak mengandung lemak trans (Anda bisa melihat label yang tertera pada kemasannya). Lemak trans berbahaya dan sebaiknya dihindari karena jenis lemak trans bertindak seperti lemak jenuh di dalam tubuh manusia yang akhirnya dapat meningkatkan kolesterol. Menurut the National Cholesterol Education Program, kadar trigliserida yang normal adalah kurang dari 150 mg/dL. Kadar yang termasuk perbatasan tinggi adalah 150-199, dan 200-499 termasuk dalam tinggi (Budi, 2011).

(38)

Ambang batas kadar trigliserida dalam darah adalah sebagai berikut (Budi,2011): A. Kadar yang diingini : maksimal 150 mg / dl

B. Kadar ambang batas tinggi : antara 151 - 250 mg /dl C. Kadar trigliserida tinggi : 251 - 400 mg / dl

D. Kadar trigliserida amat tinggi : 401 mg / dl atau lebih

Adiposit menghasilkan dan mensekresi beberapa protein yang berperan sebagai hormon. Hormon yang dikenal sebagai adiponektin, berperan penting dalam proses radang, dan aterosklerotik. Adiponektin merupakan salah satu dari banyak faktor spesifik jaringan adipose. Pengaruh adiponektin pada metabolisme trigliserida adalah dengan melibatkan perubahan intrinsik pada metabolisme lemak di otot skelet dan berpengaruh terhadap aktivitas lipoprotein lipase di otot skelet dan adiposit. Adiponektin dapat menurunkan akumulasi trigliserida di otot skelet dengan meningkatkan oksidasi asam lemak melalui aktivasi acetyl coA oxidase, Carnitine Palmytoyl Transferase-1 (CPT-1) dan AMP kinase. Adiponektin juga dapat menstimulasi Lipoprotein Lipase (LPL), yang merupakan enzim lipolitik yang dapat mengkatabolis VLDL melalui peningkatan ekspresi Peroxisome Proliferators Activator Receptor γ (PPARγ) di hati dan adiposit. Pada tingkat hepatik, adiponektin dapat menurunkan suplai Non Esterified Fatty Acid (NEFA) ke hati pada proses glukoneogenesis, sehingga terjadi penurunan sintesis trigliserida. Kadar adiponektin yang rendah dan dislipidemia pada penderita diabetes melitus tipe 2 berhubungan dengan kadar LPL (Renaldi, Olly, 2009).

Untuk diet menurunkan kadar trigliserida mulailah dengan (Budi,2011): A. Perbanyak makanan tinggi protein tak berlemak

B. Ganti karbohidrat dengan nilai glikemik tinggi dengan karbohidrat berglikemik rendah. C. Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran segar yang mengandung serat tinggi. D. Ganti konsumsi lemak jenuh dan trans dengan lemak yang baik.

E. Turunkan total lemak makanan sampai 20%-30% dari kalori.

F. Kurangi intake kalori untuk menurunkan berat badan dan pertahankan berat badan yang ideal.

G. Berolah raga minimal 30 menit per hari.

(39)

Alat dan Bahan : A. Alat

1. Centrifuge 2. Jarum

3. Microlab 300 4. Micropipette

5. Tabung vakum tutup merah 6. Yellow tip dan blue tip B. Bahan

1. Aquadest 2. Darah

3. Kapas alkohol 4. Kapas kering 5. Reagen trigliserida 6. Serum

7. Standar trigliserida 8. Tissue

Cara Kerja : A. Pra Analitik

1. Disiapkan alat dan bahan untuk pengambilan sampel darah

2. Dilakukan pengambilan darah menggunakan tabung vacum tutup merah 3. Darah yang diambil, didiamkan selama 15-20 menit pada suhu kamar

4. Kemudian sampel tersebut disentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 5000 rpm. Pastikan tidak ada bekuan.

5. Pisahkan serum ke wadah lain. Diambil dengan menggunakan pipet tetes secara hati-hati agar tidak tercampur dengan sel darah.

B. Analitik

1. Siapkan 3 tabung dengan ketentuan :

(40)

3. Bacalah nilai absorbansinya pada alat mikrolab 300,dengan cara: a) Nyalakan mikrolab 300

b) Pada tampilan layar tampak main menu, pilih measure lalu tekan enter akan tampak program test menu

c) Muncul parameter, pilihlah pemeriksaan “Trigliserida”, tekan enter

d) Masukkan aquadest pada selang sambil menyentuh cypernya maka aquadest akan terisap dan biarkan sampai terganti menjadi “measure reagen blank” pada layar

e) Kemudian masukkan reagen blank pada selang sambil menyentuh cypernya maka reagen blank akan terisap dan muncul “reagen standar” pada layar

f) Masukkan reagen standar pada selang sambil menyentuh cypernya dan tunggu hingga beberapa saat

g) Setelah itu, masukkan sampel pada selang dan biarkan terisap lalu masukkan identitas pasien

h) Tunggu hingga alat running dan catat absorbansinya i) Matikan microlab.

C. Pasca analitik

Catat dan lakukan perhitungan,lalu berikan hasil tes tersebut.

Hasil pemeriksaan : A. Identitas pasien

Nama : Astrit D. Haning Jenis kelamin: Perempuan Umur : 18 Tahun B. Hasil

Blanko : 0,324 Abs Standar : 0,199 Abs Sampel : 0,451 Abs C. Perhitungan

Kolesterol=∆|∆|..|Sampel|Standar × Kons . Standar

Kolesterol=0,1990,451×200mg/dL

(41)

Pembahasan :

Dari praktikum yang dilakukan di dapat hasil yaitu 453 mg/dL dari pasien Astrit Haning (18 tahun) . Dari hasil yang didapat dapat disimpulkan kadar trigliserida pasien tinggi karena masih berada diatas batas nilai normal (< 200 mg/dL).

Beberapa hal yang mempengaruhi hasil pemeriksaan diantaranya : 1. Cara pemipetan,

2. Suhu ruangan, 3. Waktu inkubasi,

4. Kondisi sampel (lipemik, ikterik, hemolisis), dll.

(42)

Hari/tanggal : Jumat, 27 Mei 2016

Judul Praktikum : Pemeriksaan Kadar Ureum

Tujuan Praktikum : Untuk dapat mengetahui cara pemeriksaan ureum menggunakan microlab 300

Metode Pemeriksaan : kolorimetrik test

Prinsip Pemeriksaan : Urea dihidrolisa dengan adanya urease menjadi ammonia dan CO2. Ammonia yang dihasikan dengan 2-oxoglutarate dan NADH dengan adanya GLDH membentuk glutamate dan NAD.

Dasar Teori :

(43)

kadarnya sangat rendah bisa mengindikasikan penyakit hati berat. Kadar urea bertambah dengan bertambahnya usia, juga walaupun tanpa penyakit ginjal.

(44)

A. Alat

1. Centrifuge 2. Jarum

3. Microlab 300 4. Micropipette

5. Tabung vakum tutup merah 6. Yellow tip dan blue tip B. Bahan

1. Aquadest 2. Darah

3. Kapas alkohol 4. Kapas kering 5. Reagen ureum 6. Serum

7. Standar ureum 8. Tissue

Cara Kerja : A. Pra Analitik

1. Disiapkan alat dan bahan untuk pengambilan sampel darah

2. Dilakukan pengambilan darah menggunakan tabung vacum tutup merah 3. Darah yang diambil, didiamkan selama 15-20 menit pada suhu kamar

4. Kemudian sampel tersebut disentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 5000 rpm. Pastikan tidak ada bekuan.

5. Pisahkan serum ke wadah lain. Diambil dengan menggunakan pipet tetes secara hati-hati agar tidak tercampur dengan sel darah.

B. Analitik

1. Siapkan 3 tabung dengan ketentuan :

(45)

a) Nyalakan mikrolab 300

b) Pada tampilan layar tampak main menu, pilih measure lalu tekan enter akan tampak program test menu

c) Muncul parameter, pilihlah pemeriksaan “Ureum”, tekan enter

d) Masukkan aquadest pada selang sambil menyentuh cypernya maka aquadest akan terisap dan biarkan sampai terganti menjadi “measure reagen blank” pada layar

e) Kemudian masukkan reagen blank pada selang sambil menyentuh cypernya maka reagen blank akan terisap dan muncul “reagen standar” pada layar

f) Masukkan reagen standar pada selang sambil menyentuh cypernya dan tunggu hingga beberapa saat

g) Setelah itu, masukkan sampel pada selang dan biarkan terisap lalu masukkan identitas pasien

h) Tunggu hingga alat running dan catat absorbansinya i) Matikan microlab.

C. Pasca analitik

Catat dan lakukan perhitungan,lalu berikan hasil tes tersebut.

Hasil pemeriksaan : A. Identitas pasien

Nama : Astrit Haning Jenis kelamin : Perempuan Umur : 18 Tahun B. Hasil

Blanko : –

Standar : 3,147 mg/dl Sampel : 2,9 mg/dl C. Nilai normal : 10 - 20 mg/dL

(46)

Dari praktikum yang dilakukan di dapat hasil yaitu 2,9 mg/dL dari pasien Astrit Haning (18 tahun) . Dari hasil yang didapat dapat disimpulkan kadar ureum pasien rendah karena berada dalam dibawah nilai normal (10-20 mg/dL).

Beberapa hal yang mempengaruhi hasil pemeriksaan diantaranya : 1. Cara pemipetan,

2. Suhu ruangan, 3. Waktu inkubasi,

4. Kondisi sampel (lipemik, ikterik, hemolisis), dll. Masalah Klinis :

1. Peningkatan Kadar

 Penyebab Prerenal : katabolisme Protein menungkat  Renal : Gagal Ginjal akut

 Pasca Renal : Penyumbatan saluran ureter 2. Penurunan Kadar

 Nekrosis Hepatik akut,sirosis hepatis,reaksi air oleh antidiuretik Karsinoma payudara yang sedang, malnutrisi

Faktor-faktor yang mepengaruhi temuan lab:

1. Status dehidrasi dari penderita harus diketahui 2. Diet rendah Protein

(47)

PRAKTIKUM IX

Hari / Tanggal : Jumat, 27 Mei 2016

Judul Praktikum : Pemeriksaan Kadar Kreatinin

Tujuan Praktikum : Untuk dapat mengetahui cara pemeriksaan kreatinin menggunakan microlab 300

Metode Pemeriksaan : Kinetik jaffe

Prinsip Pemeriksaan : Kreatinin membentuk kompleks oranye-merah berwarna dalam asam pikrat. Perbedaan absorbansi pada kali tetap selama konversi sebanding dengan konsentrasi kreatinin dalam sampel. Kreatinin ditambah asam pikrat menjadi kreatinin pikrat kompleks.

Dasar Teori :

Kreatinin adalah hasil akhir metabolisme otot dengan kecepatan hampir konstan dan diekskresikan dalam urin dengan kecepatan sama. Kreatinin diekskresi oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekreksi konsentrasinya relatif sama, dalam plasma hari ke hari, kadar yang lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal. (Corwin J.E,2001).

Pemeriksaan kreatinin dalam darah merupakan salah satu parameter penting untuk mengetahui fungsi ginjal. Pemeriksaan ini juga sangat membantu kebijakan melakukan terapi pada penderita gangguan fungsi ginjal. Tinggi rendahnya kadar kreatinin dalam darah digunakan sebagai indikator penting dalam menentukan apakah seseorang dengan gangguan fungsi ginjal memerlukan tindakan hemodialisis. Kreatinin mempunyai batasan normal yang sempit nilai diatas batasan ini menunjukkan semakin berkurangnyan nilai ginjal secara pasti. Disamping itu terdapat hubungan yang jelas antara bertambahnya nilai kreatinin dengan derajat kerusakan ginjal , sehingga diketahui pada nilai berapa perlu dilakukan cuci darah.

(48)

Beberapa faktor yang memepengarihi kadar kreatinin yaitu; a. Perubahan masa otot

b. Diet kaya daging

c. Aktivitas fisik yang berlebihan d. Obat-obatan

e. Kenaikan tubulus (sekresi)

Alat dan Bahan : A. Alat

1. Centrifuge 2. Jarum

3. Microlab 300 4. Micropipette

5. Tabung vakum tutup merah 6. Yellow tip dan blue tip B. Bahan

1. Aquadest 2. Darah

3. Kapas alkohol 4. Kapas kering 5. Reagen kreatinin 6. Serum

7. Standar kreatinin 8. Tissue

Prosedur Kerja : A. Pra Analitik

1. Disiapkan alat dan bahan untuk pengambilan sampel darah

2. Dilakukan pengambilan darah menggunakan tabung vacum tutup merah 3. Darah yang diambil, didiamkan selama 15-20 menit pada suhu kamar

4. Kemudian sampel tersebut disentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 5000 rpm. Pastikan tidak ada bekuan.

(49)

hati-B. Analitik

1. Siapkan 3 tabung dengan ketentuan :

a) Tabung 1 untuk standar, berisi 50 µL standar dan 1000 µL reagen 1 b) Tabung 2 untuk blanko, berisi 50 µL aquades dan 1000µL reagen 1 c) Tabung 3 untuk sampel, berisi 50 µL sampel dan 1000µL reagen 1 2. Setelah tabung tersebut terisi,inkubasi selama 5 menit pada suhu ruangan 3. Tambahkan masing-masing tabung 250 µL reagen 2, inkubasi 60 detik 4. Bacalah nilai absorbansinya pada alat mikrolab 300,dengan cara:

a) Nyalakan mikrolab 300

b) Pada tampilan layar tampak main menu, pilih measure lalu tekan enter akan tampak program test menu

c) Muncul parameter,pilihlah pemeriksaan “kreatinin”, tekan enter

d) Masukkan aquadest pada selang sambil menyentuh cypernya maka aquadest akan terisap dan biarkan sampai terganti menjadi “measure reagen blank” pada layar

e) Kemudian masukkan reagen blank pada selang sambil menyentuh cypernya maka reagen blank akan terisap dan muncul “reagen standar” pada layar

f) Masukkan reagen standar pada selang sambil menyentuh cypernya dan tunggu hingga beberapa saat

g) Setelah itu, masukkan sampel pada selang dan biarkan terisap lalu masukkan identitas pasien

h) Tunggu hingga alat running dan catat absorbansinya i) Matikan microlab.

C. Pasca analitik

Catat dan lakukan perhitungan,lalu berikan hasil tes tersebut.

Hasil Pengamatan : A. Identitas pasien

(50)

B. Hasil

Blanko :

-Standar : 3,07 mg/dL Sampel : 2,15 mg/dL C. Nilai normal : 0,5 - 1,7 md/dL

Pembahasan :

Dari praktikum yang dilakukan di dapat hasil yaitu 2.15 mg/dL dari pasien Astrit D. Haning (18 tahun) . Dari hasil yang didapat dapat disimpulkan kadar kreatinin pasien tinggi karena berada diatas batas nilai normal (0,5 – 1,7 mg/dL).

Beberapa hal yang mempengaruhi hasil pemeriksaan diantaranya : 1. Cara pemipetan,

2. Suhu ruangan, 3. Waktu inkubasi,

4. Kondisi sampel (lipemik, ikterik, hemolisis), dll.

Beberapa hal yang mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah, diantaranya : 1. Perubahan massa otot

2. Diet kaya daging meningkatkan kadar kreatinin sampai beberapa jam setelah makan 3. Aktifitas fisik yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kreatinin dalam darah 4. Obat – obatan seperti sefalosporin, aldacton, aspirin, dan co-trimexazole dapat

mengganggu sekresi kreatinin sehingga meninggikan kadar kreatinin dalam darah. 5. Kenaikan sekresi tubulus dan dekstruksi kreatinin internal

(51)

PRAKTIKUM X

Hari / Tanggal : Jumat, 03 Juni 2016

Judul Praktikum : Pemeriksaan Kadar Asam Urat

Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui kadar asam urat dalam sampel menggunakan microlab 300

Metode Pemeriksaan : Enzimatic photometric

Prinsip Pemeriksaan : Asam urat dioksidasi menjadi alantoin dengan enzim uricase hasil dari hydrogen peroksida bereaksi dengan 4 aminoantipyrine dan 2,4,6 tribromo -3 asam hidroksibenzoat menjadi quinoneimine.

Dasar Teori :

Pada manusia,asam urat adalah produk terakhir lintasan katabolisme nukleotida purina,sebab tiadanya enzim urikase yang mengkonversi asam urat menjadi alantoin. Kadar asam urat yang berlebih dapat menimbulkan batu ginjal di persendian. Penyakit asam urat merupakan akibat dari konsumsi purin secara berlebihan. Purin diolah tubuh menjadi asam urat,tapi jika kadar asam urat berlebih,ginjal tidak mampu mengeluarkan sehingga kristal asam urat menumpuk pada persedian. Akibatnya sendi terasa nyeri,bengkak dan meradang. Asam urat adalah penyakit dari sisa metabolisme zat purin yang berasal dari sisa makanan yang kita konsumsi. Asam urat disintesis dalam hati yang dikatalisis oleh enzim xantin oksidase. Zat asam urat ini biasanya akan dikeluarkan oleh ginjal melalui urin dalam kondisi normal. Namun dalam kondisi tertentu,ginjal tidak mampu mengeluarkan zat asam urat secara seimbang,sehingga terjadi kelebihan dalam darah. Kelebihan zat asam urat ini biasanya akhirnya akan menumpuk dan tertimbun pada persendian dan tempat lainnya termasuk diginjal itu sendiri dalam bentuk Kristal-kristal.

(52)

tubuhnya,tapi jumlah sedikit. Dalam beberapa keadaan,misalnya konsumsi makanan yang mengandung purin tinggi,atau karena ginjal kurang mengeluarkannya dalam tubuh,kadar asam urat dalam darah akan meningkat.peningkatan asam urat dalam darah dinamakan hiperurisemia. Keadaan ini dapat menyebabkan penumpukan Kristal asam urat disendi dan menimbulkan peradangan didaerah tersebut. Jenis gangguan ini disebut arthritis gout. Bahan makanan yang sebaiknya dihindari orang dengan kadar asam urat tinggi yaitu jerohan,udang, ekstrak alcohol,alcohol dan makanan kaleng,serta ikan,daging sapi,kacang kering,kol,bayam, asparagus,buncis,jamur,papaya dan kangkung.

Alat dan Bahan : A. Alat

1. Centrifuge 2. Jarum

3. Microlab 300 4. Micropipette

5. Tabung vakum tutup merah 6. Yellow tip dan blue tip B. Bahan

1. Aquadest 2. Darah

3. Kapas alkohol 4. Kapas kering 5. Reagen asam urat 6. Serum

7. Standar asam urat 8. Tissue

Prosedur Kerja : A. Pra Analitik

1. Disiapkan alat dan bahan untuk pengambilan sampel darah

2. Dilakukan pengambilan darah menggunakan tabung vacum tutup merah 3. Darah yang diambil,didiamkan selama 15-20 menit pada suhu kamar

(53)

5. Pisahkan serum ke wadah lain. Diambil dengan menggunakan pipet tetes secara hati-hati agar tidak tercampur dengan sel darah.

B. Analitik

1. Siapkan 3 tabung dengan ketentuan :

a) Tabung 1 untuk standar, berisi 20 µL standar dan 1000 µL reagen 1 b) Tabung 2 untuk blanko, berisi 20 µL aquades dan 1000 µL reagen 1 c) Tabung 3 untuk sampel, berisi 20µL sampel dan 1000 µL reagen 1 2. Setelah tabung tersebut terisi,inkubasi selama 5 menit pada suhu ruangan 3. Tambahkan masing-masing tabung 250 µL reagen 2, inkubasi 30 menit 4. Bacalah nilai absorbansinya pada alat mikrolab 300,dengan cara:

a) Nyalakan mikrolab 300

b) Pada tampilan layar tampak main menu, pilih measure lalu tekan enter akan tampak program test menu

c) Muncul parameter,pilihlah pemeriksaan “asam urat”, tekan enter

d) Masukkan aquadest pada selang sambil menyentuh cypernya maka aquadest akan terisap dan biarkan sampai terganti menjadi “measure reagen blank” pada layar

e) Kemudian masukkan reagen blank pada selang sambil menyentuh cypernya maka reagen blank akan terisap dan muncul “reagen standar” pada layar

f) Masukkan reagen standar pada selang sambil menyentuh cypernya dan tunggu hingga beberapa saat

g) Setelah itu, masukkan sampel pada selang dan biarkan terisap lalu masukkan identitas pasien

h) Tunggu hingga alat running dan catat absorbansinya i) Matikan microlab.

C. Pasca analitik

Catat dan lakukan perhitungan,lalu berikan hasil tes tersebut.

Hasil Pengamatan : A. Identitas pasien

(54)

B. Hasil

Blanko : 0.012 Abs Standar : 0.153 Abs Sampel : 0.25 mg/dL C. Perhitungan

Δsampel х st.sampel : 0.25 х 6 = 9.80 mg/dL Δstandar 0.153

Δsampel x st.sampel : 0.058 x 6 = 2.27 mg/dL

Δstandar 0.153

9.8 - 2.27 = 7.52

9.8 - 7.52 = 2.28 mg/dL → Normal D. Nilai normal

Perempuan ( 2,6-6.0 mg/dL ) Laki-laki ( 3,5-7,0 mg/dL )

Pembahasan :

Dari praktikum yang dilakukan di dapat hasil yaitu 2.28 mg/dL dari pasien Yani Mone (21 tahun) . Dari hasil yang didapat dapat disimpulkan kadar asam urat pasien normal karena masih berada dalam batas nilai normal (2,6-6.0 mg/dL untuk perempuan).

Beberapa hal yang mempengaruhi hasil pemeriksaan diantaranya : 1. Cara pemipetan,

2. Suhu ruangan, 3. Waktu inkubasi,

4. Kondisi sampel (lipemik, ikterik, hemolisis), dll.

Kondisi dimana asam urat meninggi disebut hiperurisemia. Beberapa hal di bawah ini menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam tubuh :

1. Kandungan makanan tinggi purin karena meningkatkan produk asam urat dan kandungan minuman tinggi fruktosa.

Referensi

Dokumen terkait

Tempuyung merupakan tanaman dari suku Asteraceae , yang telah terbukti memiliki potensi cukup baik dalam penghambatan enzim xantin oksidase sehingga dapat menurunkan kadar asam

Keduanya dapat menghambat kerja enzim ksantin oksidase sehingga asam urat tidak terbentuk di dalam tubuh dan senyawa flavonoid akan berikatan dengan kalsium dari batu ginjal

Pertama-tama kami memasukkan 7 tetes asam asetat glasial dan 7 tetes etanol ke dalam tabung reaksi,lalu dengan hati-hati kami menambahkan lagi 10 tetes asam sulfat, setelah itu

Bila energi yang dihasilkan oleh sel tubuh dari glukosa tidak digunakan seluruhnya maka kelebihannya akan diproses menjadi glikogen yang disimpan di hati, atau menjadi

Hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar ureum plasma yang menunjukkan adanya disfungsi ginjal pada pasien karena ginjal tidak dapat lagi membuang urea keluar

di)utuhkan tu)uh. Asam emak +ang dimiikin+a )e#manfaat )agi meta)oisme tu)uh. 9ika kada# 'DL tinggi #esiko *en+akit !antung sangat ke7i teta*i !ika 'DL #endah akan

Senyawa flavonoid, tanin, alkaloid, dan saponin memiliki peran yang dapat menurunkan kadar asam urat dengan mengurangi aktivitas enzim xantin oksidase dalam serum dan meningkatkan

Enzim katalase seperti polifenol oksidase yang menyebabkan pencoklatan pada sayur dan buah merupakan enzim yang tidak tahan terhadap panas sehingga proses blansing dapat menonaktifkan