• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Labio Palato Skizis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Labio Palato Skizis"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.. PPEENNGGEERRTTIIAANN

Labio/ palato skisi adalah merupakan kongenital anomali yang berupa adanya Labio/ palato skisi adalah merupakan kongenital anomali yang berupa adanya kelainan bentuk pada struktur wajah.

kelainan bentuk pada struktur wajah. 2

2.. PPEENNYYEEBBAABB •

• Kegagalan fase embrio penyebabnya belum diketahuiKegagalan fase embrio penyebabnya belum diketahui •

• Faktor herediter Faktor herediter  •

• Dapat dikaitkan dengan abnormal kromosom, mutasi gen, dan teratogenDapat dikaitkan dengan abnormal kromosom, mutasi gen, dan teratogen (genatau faktor yang menimbulkan cacat pada masa embrio )

(genatau faktor yang menimbulkan cacat pada masa embrio ) 3

3.. PPAATTOOFFIISSIIOOLLOOGGII •

• Kegagalan fusi ( penyatuan atau perkembangan jaringan lunak) dan atauKegagalan fusi ( penyatuan atau perkembangan jaringan lunak) dan atau tulang selama fase embrio pada trimester pertama

tulang selama fase embrio pada trimester pertama •

• Bibir sumbing adalah terbelahnya/bibir dan atau hidung karenaBibir sumbing adalah terbelahnya/bibir dan atau hidung karena kegagalan proses nasal medial dan maksilaris untuk menyatu selama masa kegagalan proses nasal medial dan maksilaris untuk menyatu selama masa kehamilan 6-8 minggu

kehamilan 6-8 minggu •

• Palato skisis adalah celah pada garis tengah palato yang disebabkan olehPalato skisis adalah celah pada garis tengah palato yang disebabkan oleh kegagalan penyatuan susunan palato pada masa kehamilan 7-12 minggu

kegagalan penyatuan susunan palato pada masa kehamilan 7-12 minggu •

• Penggabungan komplit garis tengah atas bibir antara 7 dan 8 mingguPenggabungan komplit garis tengah atas bibir antara 7 dan 8 minggu masa kehamilan

masa kehamilan 4

4.. PPEEMMEERRIIKKSSAAAAN DN DIIAAGGNNOOSSTTIIK K  •

• Foto rontgenFoto rontgen •

• Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik  •

• MRI untuk evaluasi abnormalMRI untuk evaluasi abnormal 5

5.. GGEEJJAALLA A KKLLIINNIISS Pada labio Skisis Pada labio Skisis •

• Distorsi pada hidungDistorsi pada hidung •

• Tampak sebagian atau keduanyaTampak sebagian atau keduanya •

• Adanya celah pada bibir Adanya celah pada bibir  Pada palato skisis Pada palato skisis

• Tampak ada celah pada tekak ( uvula ), palato lunak, dan keras dan atauTampak ada celah pada tekak ( uvula ), palato lunak, dan keras dan atau foramen incisive

foramen incisive •

• Adanya rongga pada hidungAdanya rongga pada hidung •

• Distrosi hidungDistrosi hidung •

• Teraba ada celah atau terbukanya langit-langit saat diperiksa dengan jariTeraba ada celah atau terbukanya langit-langit saat diperiksa dengan jari •

• Kesukaran dalam menghisap atau makanKesukaran dalam menghisap atau makan 6

6.. PPEENNAATTAALLAAKKSSAANNAAAANN  Penatala

 Penatalaksanaan Terapksanaan Terapeutik eutik  •

• Penatalaksanaan tergantung pada beratnya kecacatanPenatalaksanaan tergantung pada beratnya kecacatan •

• Prioritas pertama adalah pada teknik pemberian nutrisi yang adekuatPrioritas pertama adalah pada teknik pemberian nutrisi yang adekuat •

• Mencegah komplikasiMencegah komplikasi •

• Fasilitas pertumbuhan dan perkembanganFasilitas pertumbuhan dan perkembangan

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK 

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK 

PADA KASUS LABIO/PALATO SKISIS

PADA KASUS LABIO/PALATO SKISIS

(2)

• Pembedahan ; pada labio sebelum kecacatan palato; perbaikan dengan  pembedahan usia 2-3 hari atau sampai usia beberapa minggu prosthesis

intraoral atau ekstraoral untuk mencegah kolaps maxilaris, merangsang

 pertumbuhan tulang, dan membantu dalam perkembangan bicara dan makan, dapat dilakukan sebelum pembedahan perbaikan

• Pembedahan pada palato dilakukan pada waktu 6 bulan dan 5 tahun, ada  juga antara 6 bulan dan 2 tahun; tergantung pada derajat kecacatan. Awal

fasilitas penutupan adalah untuk perkembangan bicara  Penatalaksanaan perawatan

Pengkajian

• Inspeksi kecacatan pada saat lahir 

• Kemampuan menghisap, menelan, dan bernafas • Proses bonding

• Palpasi denagn menggunakan jari • Mudah kesedak 

• Meningkatnya otitis

• Distress pernafasan dengan aspirasi • Mungkin dypsnea

• Riwayat keluarga dengan penyakit anak 

7. PENGKAJIAN

a. Biodata

Dijumpai pada bayi baru lahir/bulan/tahun, lingkungan tempat tinggalorang tua dekat bahan toksik ( periode fusi kedua ) Rasio bayi laki-laki dan perempuan 6:4 ( Markum. 1996. 254 )

 b. Riwayat Kesehatan

1) Prenatal

Adanya satu atau lebih faktor predisposisi terjadinya laboi/ palato skisis antara lain toksisitas selama kehamilan misal : Rubella , Pencandu Alkohol, Terapi fenitoin, Genitek .

Tabel Resiko Kejadian Sumbing Pada Keluarga Non Syndromik  Clefts

Resiko sumbing pada anak berikutnya

Risiko labioskisis dengan atau tanpa  palatoskiziz ( % )

Risiko palatoskizis ( % )

- Bila ditemukan satu anak menderita sumbing

 Suami istri dan

dalam keturunan tidak  ada yang sumbing  Dalam keturunan ada yang sumbing 2-3 4-9 2 3-7

(3)

- Bila di temukan dua anak menderita sumbing

14 13

- Salah satu orang tuanya menderita sumbing

12 13

- Kedua orang tuannya menderita sumbing

30 20

2) Post Natal

Kondisi labio palato skizis adanya riwayat kesulitan dalam proses meneteki, mudah tersedak , Distres pernafasan, Dispnea

c. Pemeriksaan Fisik  Pada labio Skisis

• Distorsi pada hidung

• Tampak sebagian atau keduanya • Adanya celah pada bibir 

Pada palato skisis

• Tampak ada celah pada tekak ( uvula ), palato lunak, dan keras dan atau foramen incisive

• Adanya rongga pada hidung • Distrosi hidung

• Teraba ada celah atau terbukanya langit-langit saat diperiksa dengan jari

 Kesukaran dalam menghisap atau makan

8. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh atau tidak efektif dalam meneteki Asi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan / kesukaran dalam makan ,Tachipnoe, sekunder dari kecacatan dan pembedahan

( Perubahan diit )

2. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan mengeluarkan sekresi sekunder dari palato skisis, efek anestesi

3. Risiko infeksi berhubungan dengan kecacatan ( sebelum operasi ) dan atau insisi pembedahan

4. Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan tekhnik pemberian makan, dan perawatan di rumah

 Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan

Gangguan integritas kulit berhubungan dengan insisi pembedahan

7. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan tampak kecacatan pada anak 

9. PERENCANAAN

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh atau tidak efektif dalam meneteki Asi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan / kesukaran dalam makan , Tachipnea, sekunder dari kecacatan dan pembedahan

( perubahan diit )

1) Tujuan : Nutrisi yang adequat dapat dipertahankan 2) Kriteria Evaluasi:

(4)

- Adanya peningkatan berat badan

- Adaptasi dengan metode makan yang sesuai 3) Intervensi :

 Kaji kemampuan menelan dan menghisap

 Gunakan dot botol yang lunak yang

 besar atau dot khusus denganlubang yang sesuai untuk pemberian minum

 Tempatkan dot pada samping bibir 

mulut bayi dan usahakan lidah mendorong makan atau minuman ke dalam

 Berikan posisi tegak lurus atu semi duduk selama makan  Tepuk punggung bayi setiap 15 ml s/d 30 ml

 Minuman yang diminum

 Beriakan makan pada anak sesuai dengan jadwal dan kebutuhan

 b. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan mengeluarkan sekresi sekunder dari palato skisis, Efek anestesi.

1) Tujuan : jalan nafas efektif  2) Kriteria Evaluasi :

- Anak bebas dari aspirasi - Pernafasan teratur 

- Bunyi nafas Vesikuler  3) Intervensi :

Kaji status pernafasan selama pemberian makan

 Gunakan dot agak besar, rangsang hisap

dengan sentuhan dot pada bibir 

 Perhatikan posisi bayi saat memberikan

makan, tegak atau setengah duduk 

 Beri makan secara perlahan-lahan

Lakukan penepukan punggung setelah pemberian minum

 Rubah posisi sesuai kebutuhan atau 2

 jam sekalis etelah pembedahan untuk memudahkan drainage

 Lakukan hisap lendir bila perlu

 Bersihkan mulut setelah makan atau

minum

c. Risiko infeksi berhubungan dengan kecacatan ( sebelum operasi ) dan atau insisi pembedahan

1) Tujuan : tidak menunjukkan tanda –tanda infeksi sebelum atau sesudah infeksi

2) Kriteria Evaluasi :

- Luka tampak bersih, kering - Tidak oedema

3) Intervensi

 Berikan posisi yang tepat setelah makan

: miring ke kanan , kepala agak sedikit tinggi

 Kaji tanda-tanda infeksi : Termasuk 

(5)

 Lakukan perawatan luka dengan

hati-hati

 Perhatikan posisi jahitan, hindari jangan

kontak dengan alat- alat tidak steril

 Monitor keutuhan jahitan kulit  Perhatikan perdarahan , edema dan

drainage

 Hindari gosok gigi pada anak kira-kira

1-2 minggu

d. Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan tekhnik pemberian makan, dan perawatan di rumah

1) Tujuan : Orang tua dapat memahami metode pemberian makan pada anak  2) Kriteri Evaluasi :

- Orang tua dapat mendemonstrasikan metode pemberian makan pada anak 

- Orang tua dapat memahami perawatan dan pengobatan setelah  pembedahan

3) Intervensi :

 Jelaskan prosedur operasi

sebelum dan sesudah operasi

 Ajarkan pada orang tua

dalam perawatan anak : cara pemberian makan atau minum dengan alat, posisi pada saat pemberian makan atau minum mencegah infeksi /Aspirasi, Lakukan penempukan punggung, bersihkan mulut setelah makan

e. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan 1) Tujuan : Rasa nyaman anak dapat di pertahankan 2) Kriteria Evaluasi :

- Anak tidak menangis - Tidak labil

- Tidak gelisah 3 ) Intervensi:

 Kaji pola istirahat bayi / anak dan kegelisahan  Tenangkan bayi atau anak 

 Bila klien anak, berikan aktifitas bermain yang sesuai dengan

usia dan kondisinya

 Support emosional bayi atau anak : belaian , sentuhan , dengan

mainan

 Berikan analgetika sesuai program

f. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan insisi pembedahan 1) Tujuan : Anak tidak memperlihatkan kerusakan pada kulit 2) Kriteria Evaluasi :

- Insisi tetap utuh

- Tidak ada tanda infeksi

- Terdapat tanda-tanda penyembuhan 3 ) Intervensi :

(6)

 Bersihkan area sekitar insisi setelah makan atau minum

 Bersihkan daerah insisi dengan normal saline dan dengan kapas

lembab

 Monitor tanda-tanda infeksi

 Bersihkan sisa makanan yang ada disekitar mulut  lakukan pergerakan pasif dan aktif 

 Antisipasi posisi yang dapat merusak jahitan

 Hindari anak menangis yang dapat meregtagngkan jahitan

g. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan tampak kecacatan pada anak  1) Tujuan : Orang tua sering melakukan bonding dengan anak 

2) Kriteri Evaluasi :

- Keinginan untuk merawat anak 

- Mampu menidentifikasi aspek positif pada anak  3) Intervensi :

 Kaji pemahaman orang tua tentang kecacatan dan keperluan setelah

 pembedahan

 Jelaskan tentang prosedur operasi : Lamanya, harapan yang diinginkan

setelah pembedahan

 Demonstrasikan pada orang tua cara pemberian makan pada bayia atau

anak 

 Ajarkan melakukan bonding pada anak 

10. PELAKSANAAN

Pelaksanaan tindakan keperawatan anak dengan labio palato skizis didasarkan  pada rencana yang telah ditentukan dengan prinsip:

1. Mempertahankan Nutrisi adekuat

2. Mencegah aspirasi dan obstruksi jalan nafas dan mempertahankan kepatenan pada jalan nafas

3. Mencegah Infeksi

4. Mempersiapkan orang tua untuk menerima keadaan bayi/ anak dan  perawatan di rumah

5. Meningkatkan rasa nyaman 6. Mempertahankan keutuhan kulit

7. Meningkatkan bonding orang tua-anak dan partisipasi dalam perawatan 11. EVALUASI

Setelah tindakan keperawatan dilakukan evaluasi proses dan hasil mengacu pada kriteria evaluasi yang telah ditentukan pada masing-masing keperawatan sehingga : masalah teratasi atau tujuan tercapai

- Masalah teratasi atau tujuan tercapai sebagian - Masalah tidak teratasi atau tujuan tidak tercapai

12. DAFTAR PUSTAKA

1. Greenberg, CS, (1998), Nursing Care Planning guides for Children, Williams and Wilkins, Sidny

(7)

3. Mayers, M (1995), Pediatric Nursing , Mc. Graw Hill, Singapura 4. Nelson (1992), Ilmu Kesehatan Anak , EGC, Jakarta

5. Suriadi dan Rita, (2001), Asuhan Keperawatan Anak, Edisi 1, CV. Agung Seto, Jakarta

6. Wong, Whaley, Nursing Care for Children and Family, St. Louis, Mosby Year  Book 

Gambar

Tabel  Resiko  Kejadian  Sumbing  Pada  Keluarga  Non  Syndromik  Clefts

Referensi

Dokumen terkait

Diagnosa 3 : Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak sekunder dari diare Tujuan : Stelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak

Perubahan nutrisi ruang dari kebutuhan berhubungan dengan malnutrisi sekunder terhadap kehilangan protein dan penurunan napsu makan. Resiko tinggi infeksi berhubungan

S mengatakan nafsu makannya mulai meningkat, makan sudah enak, tapi masih habis 1/3 porsi dan minum sekitar 4 gelas. S mengatakan badannya sudah tidak panas lagi, tidak

Tujuan perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui

Pada gangguan orofaring, disfagia biasanya tidak bisa makan ataupun minum, keluarnya makan dari mulut biasanya bersifat segera setelah makan dan makanan yang

Saat membantu klien makan dan minum , N: 111x/menit SpO 2 : 93%, TD: 124/81 mmHg Setelah makan: N: 108x/menit, SpO 2 :95 %, TD: 124/81 mmHg 13.00 Menganjurkan klien untuk napas

Mencegah terjadinya infeksi silang, pada perawatan bayi dimana banyak bayi yang disatukan, infeksi silang sulit dihindari. Dengan rawat gabung lebih mudah mencegah

Tujuan perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui