• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAMPUL DEPAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DATABASE GAMELAN PUSAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SAMPUL DEPAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DATABASE GAMELAN PUSAKA"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN DATABASE GAMELAN PUSAKA

Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro

Disusun Oleh:

Nama : Teddy Cahyo Munanto

Nim : A11.2009.04749

Program Studi : Teknik Informatika – S1

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2013

(2)

ii

NIM : A11.2009.04749

Program Studi : Teknik Informatika – S1

Fakultas : Ilmu Komputer

Judul Tugas Akhir : Perancangan Database Gamelan Pusaka

Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui, Semarang, 18 Juli 2013

Menyetujui : Pembimbing

(Y. Tyas Catur Pramudi, S.si., M.Kom.)

Mengetahui :

Dekan Fakultas Ilmu Komputer

(3)

iii

NIM : A11.2009.04749

Program Studi : Teknik Informatika – S1

Fakultas : Ilmu Komputer

Judul Tugas Akhir : Perancangan Database Gamelan Pusaka

Tugas akhir ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada Sidang tugas akhir tanggal 18 Juli 2013 Menurut pandangan kami, tugas akhir ini

memadai dari segi kualitas maupun kuantitas untuk tujuan penganugrahan gelar Sarjana Komputer (S.Kom.)

Semarang, 18 Juli 2013 Dewan Penguji:

Setia Astuti, S.Si., M.Kom.

Anggota Bowo Nurhadiyono, S.Si., M.Kom. Anggota

T. Sutojo, S.Si., M.Kom. Ketua Penguji

(4)

iv

Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Teddy Cahyo Munanto NIM : A11.2009.04749

Menyatakan bahwa karya ilmiah saya yang berjudul:

Perancangan Database Gamelan Pusaka

merupakan karya asli saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing telah saya jelaskan sumbernya dan perangkat pendukung seperti web cam dll). Apabila di kemudian hari, karya saya disinyalir bukan merupakan karya asli saya, yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Semarang Pada tanggal : 18 Juli 2013

Yang menyatakan

(5)

v

Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Teddy Cahyo Munanto NIM : A11.2009.04749

Demi mengembangkan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non-Ekskusif

(Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Perancangan Database Gamelan Pusaka

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Dian Nuswantoro berhak untuk menyimpan, mengcopy ulang (memperbanyak), menggunakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Dian Nuswantoro, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Semarang Pada tanggal : 18 Juli 2013

Yang menyatakan

(6)

vi

hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga laporan tugas akhir dengan judul “PERANCANGAN DATABASE GAMELAN PUSAKA” dapat penulis selesaikan sesuai dengan rencana karena dukungan dari berbagai pihak yang tidak ternilai besarnya. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom. selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

2. Dr. Drs. Abdul Syukur, M.M. selaku Dekan Fasilkom.

3. Dr. Heru Agus Santoso, M.Kom. selaku Kepala Progdi Teknik Informatika.

4. Y. Tyas Catur Pramudi, S.Si, M.Kom. selaku pembimbing tugas akhir yang memberikan ide penelitian, memberikan informasi referensi yang penulis butuhkan dan bimbingan yang berkaitan dengan penelitian penulis. 5. Dosen-dosen pengampu di Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya, sehingga penulis dapat mengimplementasikan ilmu yang telah disampaikan.

6. Untuk Bapak dan Ibu tercinta serta kakak dan adik - adik tersayang yang selama ini telah mensuport, mendukung dan mendoakan.

7. Semua sahabat - sahabat yang telah memberikan masukan dan semangat untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan tepat waktu.

8. Dan semua pihak yang telah menghiasi hari demi hari penulis dalam menjalani masa perkuliahan di Udinus yang tidak bisa di sebutkan satu per satu.

Semoga Tuhan yang Maha Esa memberikan balasan yang lebih besar. Penulis menyadari dalam Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga dapat dijadikan perbaikan. Serta tidak lupa penulis memohon maaf atas semua kesalahan yang terjadi dan pada akhirnya penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat sebagaimana fungsinya.

Semarang, 18 Juli 2013

(7)

vii

merancang database hasil identifikasi alat musik gamelan. Sehingga penulis bermaksud mengajukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi entitas dan atribut gamelan pusaka, merancang database gamelan pusaka, serta mengidentifikasi kebutuhan informasi yang berkaitan dengan gamelan pusaka dengan menggunakan metode Entity Relationship Diagram. Dan hasil dari penelitian ini adalah terbentuknya database yang memenuhi syarat-syarat baiknya database yang dapat mengakomodasi kebutuhan informasi yang ada. Serta mampu mempertahankan faktor kronologis yang sangat dibutuhkan dalam memahami keberadaan gamelan pusaka. Dan Adapun dari hasil analisa suara mampu menghasilkan informasi mengenai keunikan dari suara masing-asing alat musik gamelan. Selanjutnya hasil analisa suara tersebut dapat digunakan sebagai dasar penelitian yang akan datang perihal pengenalan suara alat musik gamelan.

(8)

viii

PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR ... ii

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

UCAPAN TERIMAKASIH... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 2 1.3 Batasan Masalah ... 2 1.4 Tujuan Penelitian ... 3 1.5 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Gamelan ... 5 2.1.1 Pengertian Gamelan ... 5 2.1.2 Sejarah Gamelan ... 6 2.1.3 Jenis Gamelan ... 7 2.1.4 Penggunaan Gamelan ... 7 2.1.5 Instrumen Gamelan ... 8 2.2 Suara ... 15 2.2.1 Pengertian Suara... 15 2.2.1 Frekuensi ... 16 2.2.2 Amplitudo ... 16 2.2.3 Desibel... 16

(9)

ix

2.3.2 Basis Data ... 18

2.3.3 Sistem Basis Data ... 19

2.3.4 Operasi Dasar Basis Data ... 19

2.3.5 Komponen Dasar Sistem Basis Data ... 20

2.3.6 Arsitektur Sistem Basis Data ... 22

2.3.7 Sistem Pengolah Basis Data ... 22

2.4 Model Entity Relationship ... 23

2.4.1 Entity ... 23

2.4.2 Relationship ... 23

2.4.3 Atribute ... 23

2.4.4 Cardinality Ratioatau Mapping Cardinality ... 24

2.4.5 Derajat relationship ... 25

2.4.6 Representasi dari entity set... 25

2.4.6 Key ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Rancangan penelitian ... 28

3.2 Objek Penelitian ... 28

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.4 Teknik Perancangan Database ... 29

3.4.1 Alasan Menggunakan ERD ... 29

3.4.2 Tahapan Pembuatan ERD ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1 Tahap Pembuatan Diagram E-R Awal (Preliminary Design) ... 31

4.1.1 Mengidentifikasi Himpunan Entitas ... 31

4.1.2 Menentukan Atribut-Atribut Key ... 33

4.1.3 Mengidentifikasi Seluruh Himpunan Relasi ... 35

(10)

x

4.2.3 Struktur Data ... 47

4.2.4 Relasi Tabel ... 49

4.3 Tahap Implementasi ... 49

4.2.1 Menentukan DBMS ... 49

4.2.2 Menterjemahkan Global Logikal Data Model ... 51

4.2.3 Menganalisa File Suara ... 55

4.2.3.1 Bonang Barung ... 57 4.2.3.2 Bonang Panerus ... 63 4.2.3.3 Kenong ... 71 4.2.3.4 Saron Panerus ... 75 4.2.3.5 Saron Barung ... 79 4.2.3.6 Demung ... 83 4.2.3.7 Slenthem ... 87 4.2.3.8 Kethuk Kempyang ... 91 4.2.3.9 Kendhang ... 93 4.2.3.10 Kempul... 96 4.2.3.11 Gong... 98 4.2.4 Membuat Interface ... 100 4.2.4.1 Halaman Home ... 100 4.2.4.2 Halaman Gamelan... 100 4.2.4.3 Halaman Query ... 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 102

5.1 Kesimpulan ... 102

5.2 Saran ... 102

(11)

xi

Tabel 4.2 : Tabel Identifikasi atribut key ... 34

Tabel 4.3 : Tabel Entitas gamelan ... 38

Tabel 4.4 : Tabel Entitas ricikan ... 38

Tabel 4.5 : Tabel Entitas wilahan ... 39

Tabel 4.6 : Tabel Hasil transformasi gamelan ... 41

Tabel 4.7 : Tabel Hasil transformasi ricikan ... 41

Tabel 4.8 : Tabel Hasil transformasi wilahan ... 42

Tabel 4.9 : Tabel Hasil transformasi menyusun... 42

Tabel 4.10 : Tabel Struktur data gamelan ... 47

Tabel 4.11 : Tabel Struktur data ricikan ... 47

Tabel 4.12 : Tabel Struktur data wilahan ... 47

Tabel 4.13 : Tabel Struktur data menyusun ... 48

Tabel 4.14 : Memilih DBMS ... 50

Tabel 4.15 : Platform... 51

Tabel 4.16 : Hardware ... 51

Tabel 4.17 : Hasil Analisa Ricikan Bonang Barung ... 57

Tabel 4.18 : Hasil Analisa Ricikan Bonang Panerus ... 64

Tabel 4.19 : Hasil Analisa Ricikan Kenong ... 71

Tabel 4.20 : Hasil Analisa Ricikan Saron Panerus ... 75

Tabel 4.21 : Hasil Analisa Ricikan Saron Barung ... 79

Tabel 4.22 : Hasil Analisa Ricikan Demung ... 83

Tabel 4.23 : Hasil Analisa Ricikan Slenthem ... 87

Tabel 4.24 : Hasil Analisa Ricikan Kethuk Kempyang ... 91

Tabel 4.25 : Hasil Analisa Ricikan Kendhang ... 93

Tabel 4.26 : Hasil Analisa Ricikan Kempul ... 96

(12)

xii

Gambar 2.2 Peking, Saron dan Demung ... 9

Gambar 2.3 Gong ... 9

Gambar 2.4 Kempul ... 10

Gambar 2.5 Bonang ... 10

Gambar 2.6 Slenthem ... 11

Gambar 2.7 Kenong ... 12

Gambar 2.8 Kethuk Kempyang... 12

Gambar 2.9 Gender ... 12

Gambar 2.10 Gambang ... 13

Gambar 2.11 Rebab ... 14

Gambar 2.12 Siter ... 14

Gambar 2.13 Suling ... 15

Gambar 4.1 Identifikasi Himpunan Entitas ... 31

Gambar 4.2 Identifikasi Atribut Key ... 34

Gambar 4.3 Identifikasi himpunan relasi ... 35

Gambar 4.4 Identifikasi derajat relasi ... 36

Gambar 4.5 melengkapi atribut-atribut deskriptif ... 37

Gambar 4.6 transformasi tabel ... 40

Gambar 4.7 Relasi Tabel ... 49

Gambar 4.8 Analisa Rata-rata amplitudo serta desibel dari file suara ... 55

Gambar 4.9 Analisa Rata-rata frekuensi dari file suara ... 56

Gambar 4.10 Sinyal suara bonang barung wilahan ke-1... 57

Gambar 4.11 Sinyal suara bonang barung wilahan ke-2... 58

Gambar 4.12 Sinyal suara bonang barung wilahan ke-3... 58

Gambar 4.13 Sinyal suara bonang barung wilahan ke-4... 59

Gambar 4.14 Sinyal suara bonang barung wilahan ke-5... 59

(13)

xiii

Gambar 4.20 Sinyal suara bonang barung wilahan ke-11... 62

Gambar 4.21 Sinyal suara bonang barung wilahan ke-12... 63

Gambar 4.22 Sinyal suara bonang panerus wilahan ke-1 ... 64

Gambar 4.23 Sinyal suara bonang panerus wilahan ke-2 ... 65

Gambar 4.24 Sinyal suara bonang panerus wilahan ke-3 ... 65

Gambar 4.25 Sinyal suara bonang panerus wilahan ke-4 ... 66

Gambar 4.26 Sinyal suara bonang panerus wilahan ke-5 ... 66

Gambar 4.27 Sinyal suara bonang panerus wilahan ke-6 ... 67

Gambar 4.28 Sinyal suara bonang panerus wilahan ke-7 ... 67

Gambar 4.29 Sinyal suara bonang panerus wilahan ke-8 ... 68

Gambar 4.30 Sinyal suara bonang panerus wilahan ke-9 ... 68

Gambar 4.31 Sinyal suara bonang panerus wilahan ke-10 ... 69

Gambar 4.32 Sinyal suara bonang panerus wilahan ke-11 ... 69

Gambar 4.33 Sinyal suara bonang panerus wilahan ke-12 ... 70

Gambar 4.34 Sinyal suara kenong wilahan ke-1 ... 71

Gambar 4.35 Sinyal suara kenong wilahan ke-2 ... 72

Gambar 4.36 Sinyal suara kenong wilahan ke-3 ... 72

Gambar 4.37 Sinyal suara kenong wilahan ke-4 ... 73

Gambar 4.38 Sinyal suara kenong wilahan ke-5 ... 73

Gambar 4.39 Sinyal suara kenong wilahan ke-6 ... 74

Gambar 4.40 Sinyal suara Saron Panerus wilahan ke-1 ... 75

Gambar 4.41 Sinyal suara Saron Panerus wilahan ke-2 ... 76

Gambar 4.42 Sinyal suara Saron Panerus wilahan ke-3 ... 76

Gambar 4.43 Sinyal suara Saron Panerus wilahan ke-4 ... 77

Gambar 4.44 Sinyal suara Saron Panerus wilahan ke-5 ... 77

Gambar 4.45 Sinyal suara Saron Panerus wilahan ke-6 ... 78

(14)

xiv

Gambar 4.51 Sinyal suara Saron Barung wilahan ke-5 ... 81

Gambar 4.52 Sinyal suara Saron Barung wilahan ke-6 ... 82

Gambar 4.53 Sinyal suara Saron Barung wilahan ke-7 ... 82

Gambar 4.54 Sinyal suara Demung wilahan ke-1 ... 83

Gambar 4.55 Sinyal suara Demung wilahan ke-2 ... 84

Gambar 4.56 Sinyal suara Demung wilahan ke-3 ... 84

Gambar 4.57 Sinyal suara Demung wilahan ke-4 ... 85

Gambar 4.58 Sinyal suara Demung wilahan ke-5 ... 85

Gambar 4.59 Sinyal suara Demung wilahan ke-6 ... 86

Gambar 4.60 Sinyal suara Demung wilahan ke-7 ... 86

Gambar 4.61 Sinyal suara Slenthem wilahan ke-1 ... 87

Gambar 4.62 Sinyal suara Slenthem wilahan ke-2 ... 88

Gambar 4.63 Sinyal suara Slenthem wilahan ke-3 ... 88

Gambar 4.64 Sinyal suara Slenthem wilahan ke-4 ... 89

Gambar 4.65 Sinyal suara Slenthem wilahan ke-5 ... 89

Gambar 4.66 Sinyal suara Slenthem wilahan ke-6 ... 90

Gambar 4.67 Sinyal suara Slenthem wilahan ke-7 ... 90

Gambar 4.68 Sinyal suara Kempyang ... 91

Gambar 4.69 Sinyal suara Kethuk ... 92

Gambar 4.70 Sinyal suara Kendang Dah ... 93

Gambar 4.71 Sinyal suara Kendang Tak... 94

Gambar 4.72 Sinyal suara Kendang Tong ... 94

Gambar 4.73 Sinyal suara Kendang Tung ... 95

Gambar 4.74 Sinyal suara Kempul wilahan ke-1... 96

Gambar 4.75 Sinyal suara Kempul wilahan ke-2... 97

Gambar 4.76 Sinyal suara Kempul wilahan ke-3... 97

(15)

xv

(16)

1 1.1 Latar Belakang

Perkembangan musik dunia setiap waktu pertumbuhannya kian berkembang. Di Indonesia sendiri, musik pada era masa ini telah berbeda dengan musik pada masa Indonesia di masa lalu. Saat ini mayoritas penikmat musik Indonesia lebih tertarik menikmati musik modern daripada musik daerah. Pada hakikatnya musik daerah adalah musik yang tumbuh dan berkembang dinusantara, tetapi saat ini musik-musik tersebut kurang menarik perhatian peminat musik dan kurangnya sarana sebagai tempat untuk mengembangkan musik daerah tersebut.

Salah satu contoh dari sekian banyak jenis musik di nusantara adalah Musik gamelan, musik ini lahir dan berkembang di daerah jawa. Musik gamelan pada saat ini telah mengalami banyak perkembangan dan sedikit modifikasi atau pertambahan beberapa alat msuik modern. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul/menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel.

Dikarenakan belum adanya penelitian yang membahas tentang entitas serta atribut yang berhubungan dengan komposisi dan warna suara dari masing-masing alat musik gamelan yang ada, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian serta kemudian merancang database hasil identifikasi alat musik gamelan itu. Oleh karena itu penulis merasa perlu untuk mengajukan penelitian ini dengan judul “Perancangan Database Gamelan Pusaka”.

(17)

1.2 Rumusan Masalah

Untuk mendeskripsikan dan menjawab latar belakang diatas, maka disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana mengidentifikasi entitas dan atribut yang dimiliki oleh gamelan pusaka?

2. Bagaimana merancang database gamelan pusaka?

3. Bagaimana kebutuhan informasi yang berkaitan dengan gamelan pusaka?

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari penyimpangan dari judul dan tujuan yang sebenarnya, serta keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis, maka penulis membuat ruang lingkup dan batasan masalah yaitu:

1. Hanya menganalisa dan membandingkan warna suara dari sebagian jenis alat musik gamelan Jawa, Kyai Sukorsih.

2. Alat yang digunakan untuk menganalisa sinyal suara adalah Adobe Audition CS 6.

(18)

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka penulis mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi entitas dan atribut gamelan pusaka. 2. Merancang database gamelan pusaka.

3. Mengidentifikasi kebutuhan informasi yang berkaitan dengan gamelan pusaka.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat diantaranya:

1. Bagi Peneliti

a. Memberi gambaran secara spesifik mengenai entitas dari gamelan pusaka, berikut atribut-atribut yang dimilikinya.

b. Memberi informasi tentang perbedaan komposisi dan warna suara dari alat musik gamelan yang ada.

c. Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh oleh penulis selama di akademik terutama dalam hal perancangan database.

d. Sebagai bahan penelitian perancangan pengenalan suara gamelan bagi penulis kedepannya.

2. Bagi Pembaca

a. Memudahkan dalam mengenali komponen penyusun alat musik gamelan pusaka.

(19)

b. Membantu pihak–pihak yang membutuhkan informasi mengenai alat musik gamelan.

3. Manfaat bagi akademik

Sebagai sarana untuk mengukur kemampuan diri sejauh mana pemahaman dan penguasaan mahasiswa terhadap ilmu yang diberikan dan sebagai bahan evaluasi akademik.

(20)

5

Bab ini akan membahas pengertian gamelan, suara, database, serta aplikasi-aplikasi pendukung.

2.1 Gamelan

2.1.1 Pengertian Gamelan

Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya/alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul/menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. (id.wikipedia.org, 2013a),

Gamelan Jawa merupakan salah satu jenis musik gamelan. Gamelan Jawa terdiri dari berbagai alat musik, diantaranya kendang, rebab, celempung, gambang, gong, dan seruling bambu. Komponen utama yang menyusun alat-alat musik gamelan adalah bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat mempunyai fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan. Misalnya, gong berperan menutup sebuah irama yang panjang dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh irama gending. (Pramudi, 2009)

Pandangan hidup Jawa yang diungkapkan dalam musik gamelan merupakan keselarasan dalam berbicara dan bertindak sehingga tidak memunculkan ekspresi yang meledak-ledak serta mewujudkan toleransi

(21)

antar sesama. Wujud nyata dalam musiknya adalah tarikan rebab yang sedang, paduan seimbang bunyi kenong, saron kendang dan gambang serta suara gong pada setiap penutup irama. Irama yang khas yang dihasilkan merupakan perpaduan jenis suara dari masing-masing unit peralatan gamelan. (Pramudi, 2009)

Secara hipotesis, masyarakat Jawa sebelum adanya pengaruh Hindu telah mengenal sepuluh keahlian, diantaranya adalah wayang dan gamelan. Dahulu kepemilikan gamelan ageng Jawa hanya terbatas untuk kalangan istana. Kini siapapun yang berminat dapat memilikinya sepanjang bukan gamelan-gamelan Jawa yang termasuk kategori pusaka (Haryono, 2001). Secara filosofis gamelan Jawa merupakan satu bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa. Hal demikian disebabkan karena filsafat hidup masyarakat Jawa berkaitan dengan seni budayanya yang berupa gamelan jawa serta berhubungan dekat dengan perkembangan religi yang dianutnya (Pramudi, 2009) 2.1.2 Sejarah Gamelan

Awalnya, alat musik instrumen gamelan dibuat berdasarkan relief yang ada dalam Candi Borobudur pada abad ke-8. Dalam relief di candi tersebut, terdapat beberapa alat musik yang terdiri dari kendang, suling bambu, kecapi, dawai yang digesek dan dipetik, serta lonceng.

Sejak itu, alat musik tersebut dijadikan sebagai alat musik dalam alunan musik gamelan jawa. Alat musik yang terdapat di relief Candi Borobudur tersebut digunakan untuk memainkan gamelan. Pada masa pengaruh budaya Hindu-Budha berkembang di Kerajaan Majapahit, gamelan diperkenalkan pada masyarakat Jawa di Kerajaan Majapahit.

Konon, menurut kepercayaan orang Jawa, gamelan itu sendiri diciptakan oleh Sang Hyang Guru Era Saka, sebagai dewa yang dulu menguasai seluruh tanah Jawa. Sang dewa inilah yang menciptakan alat

(22)

musik gong, yang digunakan untuk memanggil para dewa. (kumpulansejarah.com, 2013g)

2.1.3 Jenis Gamelan

Gamelan Jawa sebenarnya dapat dibedakan menjadi dua laras (tangga nada / titi nada), yaitu Slendro dan Pelog. Menurut mitologi Jawa, Gamelan Slendro lebih tua usianya daripada Gamelan Pelog. Slendro memiliki 5 (lima) nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 (C- D E+ G A) dengan interval yang sama atau kalau pun berbeda perbedaan intervalnya sangat kecil. Pelog memiliki 7 (tujuh) nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 (C+ D E- F# G# A B) dengan perbedaan interval yang besar.

2.1.4 Penggunaan Gamelan

Gamelan dapat dimainkan sebagai sebuah pertunjukkan musik tersendiri maupun pengiring tarian atau seni pertunjukkan seperti Wayang Kulit dan Ketoprak. Sebagai sebuah pertunjukkan tersendiri, musik Gamelan biasanya dipadukan dengan suara para penyanyi (penyanyi pria disebut wiraswara dan penyanyi wanita disebut waranggana).

Dalam masyarakat Jawa, orkestra musik Gamelan biasanya disebut “Karawitan”. Berasal dari kata “rawit” yang berarti rumit, halus, kecil. Mengapa disebut demikian? Karena memainkan Karawitan memang tidak sekedar berfokus pada bunyi yang dihasilkan oleh alat musik, tapi juga harus dapat memahami kedalaman makna dari musik yang sedang dimainkan tersebut.Mengingat bahwa semua gendhing yang diciptakan berkorelasi dengan kehidupan manusia sehari-hari, misalnya: ada Gendhing yang merujuk pada keselamatan, ucapan syukur, permintaan, permohonan, dan sebagainya. Dengan memahami kedalaman tersebut maka sang pemain Gamelan dituntut untuk tidak memainkan alat-alat

(23)

musik sekehendak hatinya, tetapi selalu berdasarkan konteks yang ada. Inilah sebabnya mengapa memainkan Gamelan seringkali dianggap “rumit”.

2.1.5 Instrumen Gamelan 1. Kendhang

Gambar 2.1 Kendhang

Gendang (bahasa melayu) atau Kendhang dalam bahasa jawa terbuat dari bahan kulit hewan seperti sapi, kerbau dan lainnya.

Kendhang merupakan salah satu yang sangat berperan karena kendhang digunakan untukmengatur irama. Cara menggunakan Kendhang yakni dengan cara dikupul dengan tangan secara langsung tanpa menggunakan alat bantu.

Ada tiga jenis kendang yang biasa digunakan yakni kendang ketipung, kendang ciblon/kebar. dan yang ketiga kendang gedhe atau juga dikenal dengan sebutan kendang kalih.

(24)

2. Peking, Saron dan Demung

Gambar 2.2 Peking, Saron dan Demung

Alat memiliki bilahan-bilahan yang disusun diatas bingkai kayu dan biasanya terdiri dari enam bilah dan ada juga yang terdiri dari tujuh bilah. Fungsi dari ketiga alat ini adalah sebagai resonator.

Cara menggunakan Instrumen ini yaitu dengan cara dipukul dengan menggukana pemukul yang terbuat dari kayu. Bila dilihat dari ukuran dan fungsinya, instrumen ini mempunyai tiga jenis yaitu demung (alat yang paling besar), saron (berukuran sedang) dan, peking (memiliki ukuran paling kecil).

3. Gong dan Kempul a. Gong

Gambar 2.3 Gong

Tidak ketinggalan pula alat yang satu ini disebut dengan nama Gong, kegunaan alat ini adalah untuk memberikan

(25)

tanda awal dan juga akhir dari gendhing sehingga terkesan memberikan keseimbangan pada lirik lagu gendhing yang panjang.

Gong sendiri terdiri dari dua macam yakni : gong ageng ( ukurannya agak besar) dan gong suwukan / gong siyem (ukurannya sedang atau lebih kecil daripada gong ageng). b. Kempul

Gambar 2.4 Kempul

Kempul juga berbentuk seperti Gong namun ukurannya kecil-kecil. Kempul berfungsi sebagai penanda aksen-aksen yang penting dalam kalimat lagu gendhing. Pada saat melantunkan lagu gending kempul dimainkan dengan nada yang sama seperti nada balungan, walau terkadang kempul bisa juga mendahului nada balungan.

4. Bonang

(26)

Bonang terdiri dari dua jenis yakni bonang barung dan yang satu lagi bonang panerus. Yang menjadi perbedaan dari kedua jenis bonang ini adalah ukuran dan juga cara menggunakannya.

Bonang barung ukurannya lebih besar daripada bonang penerus dan beroktaf tengah sampai ke oktaf yang tinggi, bonang barung ini merupakan instrumen pemuka dalam ansambel. Dan untuk Bonang panerus ukurannya lebih kecil namun mempunyai oktaf yang tinggi, irama yang dihasilkan oleh bonang panerus dua kali lebih cepat dibandingkan bonang barong.

5. Slenthem

Gambar 2.6 Slenthem

Dilihat dari bentuknya slenthem dapat dikatakan masuk dalam jenis gender dan bahkan terkadang ia juga disebut dengan sebutan gender panembung. Namun slenthem terdiri dari bilah-bilah sama banyaknya seperti bilah saron. Bila dihubungkan dengan instrumen saron slenthem ini memiliki oktaf paling rendah.

(27)

6. Kethuk Kempyang dan Kenong

Gambar 2.7 Kenong

Dari bentuknya kenong mirip sekali dengan alat musik gong, namun tidak seperti gong yang digantung kenong disusun secara horisontal yang ditaruh diatas tali yang bentang pada bingkai kayu.

Gambar 2.8 Kethuk Kempyang

Sedangkan Kethuk Kempyang bentuknya dan fungsinya sama seperti kenong namun yang membedakannya adalah terletak dari irama saat alat musik tradisional ini dimainkan.

7. Gender

(28)

Alat musik ini terdiri dari bilahan metal yang disusun rapi diatas tali dengan bumbung-bumbung resonator. Cara memainkan gender ini yaitu dengan cara ditabuh dengan menggunakan alat yang berbentu bulat dan dilapisi dengan kain dan memiliki tangkai yang cukup pendek. Seperti halnya bonang gender juga terdiri dari dua jenis yakni barung dan panerus.

8. Gambang

Gambar 2.10 Gambang

Nah untuk yang satu ini juga sama terdiri dari bilahan-bilahan namun bilahan tersebut berasal dari dari kayu yang dibingkai pada gerobogan. Bilahan yang ada pada gambang terdiri dari 17-20 bilah,

(29)

9. Rebab

Gambar 2.11 Rebab

Instrumen yang terbuat dari dua kawat yang diregangkan pada selajur kayu yang memiliki bentuk seperti hati yang ditutup dengan babad sapi.

10. Siter

Gambar 2.12 Siter

Siter yang sumber iramanya berasal dari kawat) yang dimainkan dengan cara dipetik. Untuk jenis-jenis siter, siter sendiri terdiri dari 3 jenis yakni, siter, siter penerus dengan ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan siter, clempung ukurannya kebalikan dari siter penerus yakni lebih besar dari siter

(30)

11. Suling

Gambar 2.13 Suling

Untuk alat musik gamelan yang satu ini terbuat dari bambu paralon yang dibuat lubang untuk membuat penentu atau batas nada. Cara menggunakan suling yakni dengan cara ditiup. Dan dari bentuknya suling terdiri dari 2 jenis, yakni suling slendro yang memiliki 4 lubang dengan jarak antar lubang sama dan Suling Pelog memiliki 5 lubang namun jarak antar lubang berbeda-beda. Bahkan ada juga suling yang memiliki 6 buah lubang dan untuk suling yang mempunnyai 6 lubang bisa digunakan sebagai Suling Pelog dan juga Slendro.

2.2 Suara

2.2.1 Pengertian Suara

Bunyi atau suara adalah pemampatan mekanis atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara.

(31)

Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel.

Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya. Suara di atas 20 kHz disebut ultrasonik dan di bawah 20 Hz disebut infrasonik.

2.2.1 Frekuensi

Untuk menghitung frekuensi, seseorang menetapkan jarak waktu, menghitung jumlah kejadian peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan panjang jarak waktu. Pada Sistem Satuan Internasional, hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz (Hz) yaitu nama pakar fisika Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini pertama kali. Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu kali per detik. (id.wikipedia.org, 2013c)

2.2.2 Amplitudo

Amplitudo adalah pengukuran skalar yang nonnegatif dari besar osilasi suatu gelombang. Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai jarak terjauh dari garis kesetimbangan dalam gelombang sinusoide yang kita pelajari pada mata pelajaran fisika dan matematika - geometrika. (id.wikipedia.org, 2013d)

2.2.3 Desibel

Desibel juga merupakan sebuah unit logaritmis untuk mendeskripsikan suatu rasio. Rasio tersebut dapat berupa daya (power),

(32)

tekanan suara (sound pressure), tegangan atau voltasi (voltage), intensitas (intencity), atau hal-hal lainnya. Terkadang. dB juga dapat dihubungkan dengan Phon dan Sone (satuan yang berhubungan dengan kekerasan suara). Untuk mengukur rasio dengan menggunakan dB dapat digunakan logaritma. (id.wikipedia.org, 2013e)

2.2.4 Waveform Audio Format (WAV)

Waveform Audio Format merupakan standar format berkas audio

yang dikembangkan oleh Microsoft dan IBM. WAV merupakan varian dari format bitstream RIFF dan mirip dengan format IFF dan AIFF yang digunakan komputer Amiga dan Macintosh. Baik WAV maupun AIFF kompatibel dengan sistem operasi Windows dan Macintosh. Walaupun WAV dapat menampung audio dalam bentuk terkompresi, umumnya format WAV merupakan audio yang tidak terkompres. 2.2.4 Program Pengolah Suara

Adobe Audition CS6 merupakan suatu program yang digunakan untuk merekam, mengedit suara dalam bentuk digital yang berbasis Windows. Program ini dilengkapi dengan modul-modul efek suara, seperti Delay, Echo, Pereduksi Noise/Hiss, Reverb, Pengatur Tempo, Pitch, Graphic Dan Parametric Equalizer.

Adobe Audition CS6 memberikan fasilitas perekaman suara sampai dengan 128 track hanya dengan satu sound card, hal ini akan memberikan kemudahan bagi seorang sound editor untuk berekspresi lebih jauh. Edit suara bisa dilakukan dalam bentuk .wav Dan penyimpanan bisa diconvert dalam bentuk format seperti .wma, .mp3, mp3pro, dll. Dalam arrangement sebuah musik bisa dilakukan dengan menambahkan beberapa alat musik dan dikoneksikan dengan line in atau michrophone dari soundcard.

(33)

Beberapa kelebihan atau fasilitas yang disediakan Adobe Audition CS6: 1. Multitrack Editing dan Mixing sampai 128 track

2. Lebih dari 40 data sound effect, mastering, perangkat analisa editing suara terdapat didalamnya, semua ini termasuk Echo, Reverb, Flanging, Chorusing, Compression, Limiting, Equalization, Noise Reduction, dan lainnya.

3. Pengorganisasian track yang lebih mudah 4. Support untuk banyak format audio

5. Visualisasi dari gelombang suara analisa dalam bentuk angka 6. Proses editing dilakukan dengan klik & drag.

2.3 Sistem Basis Data 2.3.1 Data

Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, bunyi, atau kombinasinya. (Fathansyah 2001).

2.3.2 Basis Data

Basis Data adalah himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah. (Fathansyah 2001).

(34)

2.3.3 Sistem Basis Data

Sistem Basis Data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record-record menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional lengkap sebuah organisasi atau perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi yang optimal yang diperlukan pemakai untuk proses pengambilan keputusan. (Linda Marlinda 2004, p1).

Sistem basis data adalah sistem yang terdiri dari kumpulan file(tabel) yang saling berhugungan (dalam sebuah basis datadi sebuah sistem komputer) dan sekumpulan program (DBMS) yang memungkonkan beberapa pemakai dan atau program lain untuk mengakses dan memanipulasi file-file (tabel-tabel) tersebut. (Fathansyah 2007, p9).

2.3.4 Operasi Dasar Basis Data

Operasi-operasi dasar yang dapat dilakukan yang berhubungan dengan basis data diantaranya meliputi: (Fatansyah 2001).

1. Pembuatan basis data baru (create database), yang identik dengan pembuatan lemari arsip yang baru.

2. Penghapusan basis data (drop database), yang identik dengan perusakkan lemari arsip (sekaligus beserta isinya, jika ada).

3. Pembuatan fileatau tabel baru ke suatu basis data (create table), yang identik dengan penambahan map arsip baru kedalam sebuah lemari arsip yang telah ada.

4. Penghapusan file atau tabel dari suatu basis data (drop table), yang identik dengan perusakan map arsip lama yang ada di sebuah lemari arsip.

(35)

5. Penambahan atau pengisian data baru ke sebuah fileatau tabel di sebuah basis data (insert), yang identik dengan penambahanlembaran arsip kesebuah map arsip.

6. Pengambilan data dari sebuah fileatau tabel (retrieve atau search), yang identik dengan pencarian lembaran arsip dari sebuah map arsip.

7. Pengubahan data dari sebuah fileatau tabel (update), yang identik dengan perbaikan isi lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip. 8. Penghapusan data dari sebuah fileatau tabel (delete), yang identik

dengan penghapusan sebuah lembaran arsip yang ada di sebuah map arsip.

2.3.5 Komponen Dasar Sistem Basis Data

Terdapat empat komponen pokok sistem basis data yaitu : 1. Data

Data didalam sebuah basis data dapat disimpan secara terintegrasi (intergrated) dan data dapat dipakai secara bersama-sama (shared). Data dan hubungannya dengan basis data, terdapat tiga jenis data yaitu :

a. Data Operasional, data dari suatu organisasi berupa data yang disimpan di dalam basis data.

b. Data Masukkan (input data), data dari luar sistem yang di masukkan melalui peralatan input (misalnya : keyboard) yang dapat mengubah data oprasional.

c. Data Keluaran (output data), data berupa laporan melalui peralatan output (misalnya : screen, printer, dan lain-lain)

(36)

sebagai hasil proses dari dalam suatu sistem yang mengakses data operasional,

2. Hardware

Terdiri dari semua peralatan komputer yang digunakan untuk pengelolaan sistem basis data, berupa :

a. Peralatan untuk penyimpanan basis data, yaitu : secondary storage(disk, drum, dan lain-lain)

b. Peralatan inputdan output

c. Peralatan komunikasi data, dan lain-lain 3. Software (perangkat lunak)

Berfungsi sebagai perantara (interface) antara pemakai dengan data fisik pada basis data. Software padabasis data dapat berupa :

a. DBMS (Database Management System) yang menangani akses terhadap basis data sehingga pemakai tidak perlu memikirkan proses penyimpanan dan pengelolaan data secara detail.

b. Program-program aplikasi dan prosedur-prosedur. 4. User (pemakai)

Pemakai basis data dibagi atas tiga klasifikasi yaitu :

a. Database Administrator(DBA), orang atau tim yang bertugas mengelola sistem basis data secara keseluruhan.

b. Programmer, orang atau tim yang bertugas membuat program aplikasi.

(37)

c. End user, orang yang mengakses basis data melalui terminal dengan menggunakan query languageatau program aplikasi yang dibuat oleh programmer.

2.3.6 Arsitektur Sistem Basis Data

Arsitektur sistem basis data terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu : 1. Internal level

Disebut juga internalview, yaitu tingkat yang basis datanya secara fisik ditulis atau disimpan di media storage.

2. Eksternal level

Disebut juga dengan individual user view, yaitu tingkat yang data di basis data dilihat berdasarkan kebutuhan masing-masing aplikasi di user atau level yang berkaitan erat dengan para pemakai.

3. Konseptual level

Disebut juga community user view, yaitu tingkat yang user view dari aplikasi yang berbeda digabungkan sehingga menggunakan basis data secara keseluruhan dengan menyembunyikan penyimpanan data secara fisik atau level yang merupakan penghubung dari internal level dan eksternal level. 2.3.7 Sistem Pengolah Basis Data

Sistem Pengolah Basis Data, atau biasa disebut Database Management System (DBMS) adalah perangkat lunak yang akan menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah, dan diambil kembali. (Fatansyah, 2001).

(38)

DBMS adalah kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk pengelolanya. (Linda Marlinda 2004).

2.4 Model Entity Relationship

Merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antara data dalam basis data berdasarkan suatu persepsi bahwa real wordterdiri sari objek-objek dasar yang mempunyai hubungan atau relasi antar objek-objek tersebut. Komponen-komponen yang terdapat di dalam entity relationship Model: 2.4.1 Entity

1. Adalah suatu yang dapat dibedakan dalam dunia nyata dimana informasi yang berkaitan dengannya dikumpulkan.

2. entity set adalah kumpulan entity yang sejenis 3. entity set dapat berupa :

a. entity yang bersifat fisik, yaitu entity yang dapat dilihat.

b. entity yang bersifat konsep atau logik, yaitu entity yang tidak dapat dilihat.

2.4.2 Relationship

1. Adalah hubungan yang terjadi antara satu atau lebih entity.

2. Relationship tidak mempunyai keberadaan fisik, kecuali yang mewarisi hubungan antara entity tersebut.

3. Relationship set adalah kumpulan relationship yang sejenis. 2.4.3 Atribute

1. Adalah karakteristik dari entity atau relationship yang menyediakan penjelasan detail tentang atau relationship tersebut.

(39)

2. Attribute value(nilai atribut). Adalah suatu data aktual atau informasi yang disimpan di suatu attributdi dalam suatu entity atau relationship.

3. Terdapat dua jenis attribute, yaitu :

a. ƒ Identifer (key), untuk menentukan suatu entity secara unik. b. ƒ Descriptor (nonkey attribute), untuk menentukan karakteristik

dari suatu entity yang tidak unik. 2.4.4 Cardinality Ratioatau Mapping Cardinality

Cardinality ratioadalah menjelaskan hubungan batasan jumlah keterhubungan satu entity dengan entity lainnya atau banyaknya entity yang bersesuian dengan entity yang lain melalui relationship.

Cardinality ratio yang terjadi di antara dua himpunan entity (misal A dan B) dapat berupa :

1. Satu ke Satu (One to One)

Yang berarti setiap entity pada himpunan entity A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entity pada himpunan entity B,dan begitu juga sebaliknya setiap entity pada himpunan entity B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entity pada himpunan entity A.

2. Satu ke Banyak (One to Many)

Yang berarti setiap entity pada himpunan entity A dapat berhubungan dengan banyak entity pada himpunan entity B, tetapi tidak sebaliknya, di mana setiap entity pada himpunanentity B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entity pada himpunan entity A.

(40)

3. Banyak ke Satu (Many to One)

Yang berarti setiap entity pada himpunan entity A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entity pada himpunan entity B, tetapi tidak sebaliknya, di mana setiap entity pada himpunan entity A berhubungan dengan paling banyak satu entity pada himpunan entity B.

4. Banyak ke Banyak (Many to Many)

Yang berarti setiap entity pada himpunan entity A dapat berhubungan dengan banyak entity pada himpunan entity B, dan demikian juga sebaliknya, di mana setiap entity pada himpunan entity B dapat berhubungan dengan banyak entity pada himpunan entity A.

2.4.5 Derajat relationship

Derajat relationship menyatakan jumlah entity yang berpartisipasi di dalam suatu relationship.

1. Unary degree (derajat satu) adalah derajat yang memiliki satu relationship untuk satu entity.

2. Binary degree (derajat dua) adalah derajat yang memiliki satu relationship untuk dua buah entity.

3. Ternary degree (derajat tiga) adalah derajat yang memiliki satu relationship untuk tiga atau lebih entity.

2.4.6 Representasi dari entity set

entity set direpresentasikan dalam bentuk tabel dan nama yang unik. Setiap tabel terdiri dari sejumlah kolom. Masing-masing kolom diberi nama yang unik pula.

(41)

Entity set terbagi atas :

1. Strong entity set, entity set yang satu atau lebih atributnya digunakan oleh entity set lain sebagai key.

2. Weak entity set. Entity set yang dependent terhadap strong entity set. Keberadaan entity tersebut tergantung keberadaan entity lain. entity lain tersebut disebut identifying owner dan relationship -nya disebut identifying relationship.

2.4.6 Key

Key adalah sejumlah atribut yang mengidentifikasi record atau baris dalam sebuah relation secara unik.

Semua Non-Key Attribute pada sebuah relation, functionally dependen terhadap key-nya. Setiap relation harus mempunyai key dan value dan key tersebut harus unik, yang berarti setiap record atau baris di sebuah relation harus berbeda.

Jenis-jenis Key:

1. Candidate Key : Atribut-atribut yang menjadi determinan yang dapat dijadikan identitas record pada sebuah relation bisa terdapat satu atau lebih candidate key.

2. Primary Key : Candidate key yang menjadi identitas record, karena dapat mengidentifikasi record secara unik.

3. Alternative Key : Candidate key yang tidak dijadikan primary key. 4. Composite Key : Key yang terdiri dua atribut atau lebih.

Atribut-atribut tersebut bila berdiri sendiri tidak menjadi identitas record, tetapi bila dirangkaikan menjadi satu kesatuan akan dapat mengidentifikasi secara unik.

(42)

5. Foreign Key : Non-key attributepada sebuah relationyang juga menjadi key(primary) atribut di relationlainnya. Foreign key biasanya digunakan sebagai penghubung antara record-record dan kedua relation tersebut.

(43)

28 3.1 Rancangan penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada tugas akhir ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau komputasi.

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian pada tugas akhir ini adalah proses meneliti dan merancang basis data gamelan pusaka. Penelitian dimulai dengan menganalisa entitas serta atribut apa saja yang dimiliki oleh gamelan pusaka, dan kemudian juga menentukan metode perancangan database yang mampu mengakomodasi kebutuhan informasi gamelan pusaka.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Penulisan laporan tugas akhir ini menggunakan metode pengumpulan data. Metode pengumpulan data pada aplikasi ini, yaitu :

a. Studi Literatur

Studi literatur berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian.

Buku yang digunakan untuk meneliti adalah : • Buku Teks Ilmu Komputer Basis Data • Database Relasional dengan MySql.

(44)

b. Wawancara

Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan pertanyaan langsung pada pihak yang terkait dengan objek penelitian. Dalam tahap ini penulis mengumpulkan informasi dari beberapa budayawan yang penulis anggap berkompeten mengenai gamelan Jawa.

3.4 Teknik Perancangan Database

Di dalam perancangan sebuah database, diperlukan metode yang digunakan sebagai pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan. Ada beberapa metode perancangan yang biasa digunakan untuk membangun database oleh perancang database, namun Penulis mencoba untuk membangun Rancangan Sistem Database Gamelan Pusaka pada tugas akhir ini dengan metode Entity-Relationship Diagram.

3.4.1 Alasan Menggunakan ERD

ERD merupakan notasi grafis dalam pemodelan data konseptual yang mendeskripsikan hubungan antara penyimpanan. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, karena hal ini relatif kompleks. Dengan ERD kita dapat menguji model dengan mengabaikan proses yang harus dilakukan. Dan dengan ERD kita dapat mencoba menjawab pertanyaan seperti; data apa yang kita perlukan? bagaimana data yang satu berhubungan dengan yang lain?

3.4.2 Tahapan Pembuatan ERD

Diagram E-R selalu dibuat secara bertahap. Paling tidak ada dua kelompok pentahapan yang biasa ditempuh di dalam pembuatan Diagram E-R, yaitu :

1. Tahap pembuatan Diagram E-R awal (preliminary design) 2. Tahap optimasi Diagram E-R (final design)

(45)

Objektif dari tahap yang pertama adalah untuk mendapatkan sebuah rancangan basis data minimal yang dapat mengakomodasi kebutuhan penyimpanan data terhadap system yang sedang kita tinjau. Tahap awal ini umunya juga mengabaikan anomali-anomali (sejumlah pengecualian) yang memang ada sebagai suatu fakta. Anomali-anomali tersebut biasanya baru dipertimbangkan pada tahap kedua. Pada tahap kedua ini kita juga akan memperhatikan aspek-aspek efisiensi, performansi dan fleksibilitas, tiga hal yang sering kali dapat saling bertolak belakang. Karena itulah, tahap kedua ini ditempuh dengan melakukan koreksi terhadap hasil tahap pertama. Bentuk-bemtuk koreksi yang terjadi bisa berupa pendekomposisian himpunan entitas, penggabungan himpunan entitas, pengubahan derajat relasi, penambahan relasi baru hingga perubahan (penambahan dan pengurangan) atribut-atribut untuk masing-masing entitas dan relasi.

(46)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Database yang penulis kembangkan di sini merupakan sebuah rancangan database yang sesuai dengan kebutuhan informasi mengenai gamelan pusaka di Indonesia.

4.1 Tahap Pembuatan Diagram E-R Awal (Preliminary Design) 4.1.1 Mengidentifikasi Himpunan Entitas

Dalam perancangan database untuk gamelan pusaka dapat diidentifikasi adanya tiga himpunan entitas, yaitu:

Tabel 4.1: Pengidentifikasian entitas

No Entitas Deskripsi Alias Kejadian

1 Gamelan Merupakan entitas yang berisi

informasi tentang gamelan.

Setiap gamelan terdiri dari banyak ricikan

2 Ricikan Merupakan entitas yang berisi

informasi tentang jenis ricikan dari gamelan.

Instrumen Setiap jenis ricikan dapat memiliki banyak wilahan

(47)

Tabel pengidentifikasian entitas (Lanjutan)

No Entitas Deskripsi Alias Kejadian

3 Wilahan Merupakan entitas yang berisi

informasi tentang wilahan dari masing-masing ricikan yang ada pada gamelan.

Komponen Setiap wilahan hanya dapat dimiliki oleh satu jenis ricikan. Dan setiap wilahan dapat memiliki beberapa suara yang berasal dari gamelan yang berbeda.

(48)

Gambar 4.1 Identifikasi Himpunan Entitas 4.1.2 Menentukan Atribut-Atribut Key

Atribut-atribut key yang disertakan di masing-masing himpunan entitas merupakan atribut terpenting yang dapat mengidentifikasi setiap entitas yang ada di dalamnya.

(49)

Tabel 4.2 : Identifikasi atribut key

No Entitas Primary Key Penjelasan

1 Gamelan kd_gam Kode gamelan

2 Ricikan kd_ric Kode ricikan

3 Wilahan kd_wil Kode wilahan

(50)

4.1.3 Mengidentifikasi Seluruh Himpunan Relasi

Analisa kebutuhan himpunan relasi pada database gamelan pusaka ditemukan fakta bahwa setiap Wilahan seharusnya langsung berelasi dengan Gamelan. Namun secara kronologis Wilahan hanya dapat berelasi dengan Gamelan melalui Ricikan, sedangkan relasi antara Wilahan dan Ricikan tidak mampu mempertahankan syarat

Dependency Preservation (Pemeliharaan Ketergantungan) di antara

Ricikan dan Gamelan.

Gambar 4.3 Identifikasi himpunan relasi

Gambar diatas menunjukkan bahwa agregasi mampu memberikan akomodasi dalam mempertahankan faktor kronologis di mana sebuah relasi (menyusun gamelan) hanya akan ada jika telah ada relasi lainnya

(51)

(mengandung wilahan). Sehingga syarat Dependency Preservation (Pemeliharaan Ketergantungan) di antara Ricikan dan Gamelan dapat dipenuhi.

4.1.4 Menentukan Derajat Relasi

(52)

4.1.5 Melengkapi Atribut-Atribut Deskriptif

(53)

1. Tabel Entitas Gamelan

Tabel 4.3 : Entitas gamelan

Atribut Deskripsi

kd_gam Kode gamelan

nm_gam Nama gamelan

thn_buat Tahun pembuatan

pemilik Nama pemilik gamelan

2. Tabel Entitas Ricikan

Tabel 4.4 : Entitas ricikan

Atribut Deskripsi

kd_ric Kode ricikan

nm_ric Nama ricikan

bahan bahan pembuat ricikan

(54)

3. Tabel Entitas Wilahan

Tabel 4.5 : Entitas wilahan

Atribut Deskripsi

kd_wil Kode wilahan

nm_wil Nama wilahan

4.2 Tahap Optimasi Diagram E-R (Final Design)

Tahap kedua ini ditempuh dengan melakukan koreksi terhadap hasil tahap pertama.

4.2.1 Transformasi Tabel

1. Himpunan Entitas Gamelan yang berderajat N ditransformasikan apa adanya tanpa mengalami perubahan.

2. Derajat Relasi 1-N (satu-ke-banyak) yang menghubungkan Himpunan Entitas Ricikan dan Himpunan Entitas Wilahan akan direpresentasikan dalam bentuk pencantuman atribut key dari Himpunan Entitas Ricikan (yang berderajat 1) ke tabel Himpunan Entitas Wilahan (yang berderajat N). Atribut key dari Himpunan Entitas Ricikan ini menjadi atribut tambahan bagi Himpunan Entitas Wilahan.

3. Relasi dengan derajat relasi N-N (banyak-ke-banyak) yang menghubungkan Himpunan Entitas Gamelan dan Agregasi dari Himpunan Entitas Ricikan dan Wilahan, akan diwujudkan dalam bentuk tabel khusus. Yang memiliki foreign key yang berasal dari

(55)

key-key dari Himpunan Entitas Gamelan dan Himpunan Entitas Wilahan. Himpunan Entitas Ricikan tidak perlu dicantumkan karena sudah terwakili oleh Himpunan Entitas Wilahan.

(56)

1. Tabel Hasil Transformasi Gamelan

Tabel 4.6 : Hasil transformasi gamelan

Atribut Deskripsi

kd_gam Kode gamelan

nm_gam Nama gamelan

thn_buat Tahun pembuatan

pemilik Nama pemilik gamelan

2. Tabel Hasil Transformasi Ricikan

Tabel 4.7 : Hasil transformasi ricikan

Atribut Deskripsi

kd_ric Kode ricikan

nm_ric Nama ricikan

bahan bahan pembuat ricikan

(57)

3. Tabel Hasil Transformasi Wilahan

Tabel 4.8 : Hasil transformasi wilahan

Atribut Deskripsi

kd_wil Kode wilahan

nm_wil Nama wilahan

kd_ric Nama Ricikan, foreign key dari tabel ricikan

4. Tabel Hasil Transformasi Menyusun

Tabel 4.9 : Hasil transformasi menyusun

Atribut Deskripsi

desibel Nilai desibel hasil analisa dari file suara amplitudo Nilai amplitudo rata-rata dari analisa file suara frekuensi Nilai frekuensi rata-rata dari analisa file suara

suara File suara yang dianalisa

kd_wil Kode wilahan, foreign key dari tabel wilahan kd_gam Kode Gamelan, foreign key dari tabel gamelan

(58)

4.2.2 Normalisasi

Pada tahap selanjutnya adalah menghilangkan atribut bernilai banyak (Multivalued Attribute) sehingga memenuhi 1NF (First Normal Form), menghilangkan ketergantungan parsial (Partial Depedency) sehingga memenuhi aturan 2NF (Second Normal Form) dan menghilangkan ketergantungan transitif (Transitive Depedency) sehingga memenuhi aturan 3NF (Third Normal Form).

1. Tabel Gamelan a. 1NF

Tabel ini telah memenuhi 1NF b. 2NF

kd_gamnm_gam, thn_buat, pemilik

Setiap atribut yang bukan kunci utama tergantung secara fungsional terhadap semua atribut kunci dan bukan hanya sebagian atribut kunci (fully functionally dependent). Tabel ini telah memenuhi 2NF

c. 3NF

kd_gamnm_gam, thn_buat, pemilik

Setiap atribut yang bukan kunci tidak tergantung secara fungsional terhadap atribut bukan kunci yang lain dalam relasi tersebut (tidak terdapat ketergantungan transitif pada atribut bukan kunci).

(59)

2. Tabel Ricikan a. 1NF

Tabel ini telah memenuhi 1NF b. 2NF

kd_ricnm_ric, bahan, gambar

Setiap atribut yang bukan kunci utama tergantung secara fungsional terhadap semua atribut kunci dan bukan hanya sebagian atribut kunci (fully functionally dependent). Tabel ini telah memenuhi 2NF

c. 3NF

kd_ricnm_ric, bahan, gambar

Setiap atribut yang bukan kunci tidak tergantung secara fungsional terhadap atribut bukan kunci yang lain dalam relasi tersebut (tidak terdapat ketergantungan transitif pada atribut bukan kunci).

Tabel ini telah memenuhi 3NF 3. Tabel Wilahan

a. 1NF

Tabel ini telah memenuhi 1NF b. 2NF

(60)

Setiap atribut yang bukan kunci utama tergantung secara fungsional terhadap semua atribut kunci dan bukan hanya sebagian atribut kunci (fully functionally dependent). Tabel ini telah memenuhi 2NF

c. 3NF

kd_wilnm_wil, kd_ric

Setiap atribut yang bukan kunci tidak tergantung secara fungsional terhadap atribut bukan kunci yang lain dalam relasi tersebut (tidak terdapat ketergantungan transitif pada atribut bukan kunci).

Tabel ini telah memenuhi 3NF 4. Tabel Menyusun

a. 1NF

Tabel ini telah memenuhi 1NF b. 2NF

kd_wil, kd_gamdesibel, amplitudo, frekuensi, suara Setiap atribut yang bukan kunci utama tergantung secara fungsional terhadap semua atribut kunci dan bukan hanya sebagian atribut kunci (fully functionally dependent). Tabel ini telah memenuhi 2NF

(61)

c. 3NF

kd_wil, kd_gamdesibel, amplitudo, frekuensi, suara Setiap atribut yang bukan kunci tidak tergantung secara fungsional terhadap atribut bukan kunci yang lain dalam relasi tersebut (tidak terdapat ketergantungan transitif pada atribut bukan kunci).

Tabel ini telah memenuhi 3NF

Hasil validasi normalisasi

1. gamelan (kd_gam, nm_gam, thn_buat, pemilik) Primary Key : kd_gam

2. ricikan (kd_ric, nm_ric, bahan, gambar) Primary Key : kd_ric

3. wilahan (kd_wil, nm_wil, kd_ric) Primary Key : kd_wil

Foreign Key : kd_ric reference ricikan (kd_ric) 4. menyusun (desibel, amplitudo, frekuensi, kd_wil, kd_gam)

Primary Key : kd_wil, kd_gam

Foreign Key : kd_wil reference wilahan (kd_wil) Foreign Key : kd_gam reference gamelan (kd_gam)

(62)

4.2.3 Struktur Data

1. Tabel Struktur Data Gamelan

Tabel 4.10 : Struktur data gamelan

Atribut Deskripsi Panjang dan Tipe Null Multi Valued

kd_gam Kode gamelan Varchar(5) No No

nm_gam Nama gamelan Varchar(50) No No

thn_buat Tahun pembuatan date No No

pemilik Nama pemilik gamelan Varchar(30) No No 2. Tabel Struktur Data Ricikan

Tabel 4.11 : Struktur data ricikan

Atribut Deskripsi Panjang dan Tipe Null Multi Valued

kd_ric Kode ricikan Varchar(5) No No

nm_ric Nama ricikan Varchar(50) No No

bahan bahan pembuat ricikan Varchar(30) No No gambar ilustrasi gambar ricikan Varchar(30) No No

3. Tabel Struktur Data Wilahan

Tabel 4.12 : Struktur data wilahan

Atribut Deskripsi Panjang dan Tipe Null Multi Valued

kd_wil Kode wilahan Varchar(5) No No

nm_wil Nama wilahan Varchar(50) No No

kd_ric Nama Ricikan, foreign key dari tabel ricikan

(63)

4. Tabel Struktur Data Menyusun

Tabel 4.13 : Struktur data menyusun

Atribut Deskripsi Panjang dan Tipe Null Multi Valued desibel Nilai desibel hasil analisa

dari file suara float Yes No

amplitudo Nilai amplitudo rata-rata dari analisa file suara

float Yes No

frekuensi Nilai frekuensi rata-rata dari analisa file suara

float Yes No

suara File suara yang dianalisa Varchar(50) Yes No kd_wil Kode wilahan, foreign

key dari tabel wilahan Varchar(5) No No kd_gam Kode Gamelan, foreign

key dari tabel gamelan

(64)

4.2.4 Relasi Tabel

Gambar 4.7 Relasi Tabel

4.3 Tahap Implementasi 4.2.1 Menentukan DBMS

Pemilihan DBMS ini merupakan hal yang dilakukan untuk menentukan DBMS apa yang akan digunakan. DBMS yang menjadi pertimbangan adalah MySQL Community Server 5.5.

Berikut adalah pertimbangan yang menjadi faktor dalam memilih DBMS:

(65)

Tabel 4.14 : Memilih DBMS

Keterangan MySQL Community Server 5.5

Tipe Sistem Statis

Arsitektur Model Relasi

Portabilitas Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga, dan masih banyak lagi.

Lisensi Perangkat lunak sumber terbuka dibawah lisensi GPL Performance tuning dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu. Tipe Data signed / unsigned integer, float, double, char, text, date,

timestamp, dan lain-lain.

Perintah dan Fungsi memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan Where dalam query. Keamanan memiliki beberapa lapisan keamanan seperti level

subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi. Skalabilitas dan

Pembatasan

mampu menangani basis data lebih dari 50 juta record dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris.

Konektivitas protokol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).

(66)

Platform Tabel 4.15 : Platform MySQL Community Server 5.5 Windows-based (Windows 7, Vista, XP, 2000) Hardware Tabel 4.16 : Hardware

Processor Pentium 166MHZ atau lebih

Memori 1GB RAM

Harddisk Space 500MB

4.2.2 Menterjemahkan Global Logikal Data Model 1. Mendefinisikan Tabel

a. Tabel Gamelan

CREATE TABLE `gamelan` (

`kd_gam` int(4) unsigned not null auto_increment, `nm_gam` varchar(30) not null,

`thn_buat` year(4) not null, ` pemilik` varchar(30) not null,

(67)

PRIMARY KEY (`kd_gam`) )

b. Tabel Ricikan

CREATE TABLE `ricikan` (

`kd_ric` int(4) unsigned not null auto_increment, `nm_ric` varchar(30) not null,

`bahan` varchar(30) not null, `gambar` varchar(30) not null, PRIMARY KEY (`kd_ric`) )

c. Tabel Wilahan

CREATE TABLE `wilahan` (

`kd_wil` int(4) unsigned not null auto_increment, `nm_wil` varchar(30) not null,

`kd_ric` int(4) not null, PRIMARY KEY (`kd_wil`) )

(68)

d. Tabel Menyusun

CREATE TABLE `menyusun` ( `kd_gam` int(4) not null, `kd_wil` int(4) not null, `amplitudo` float not null, `frekuensi` float not null, `loudness` float not null, `suara` varchar(50) not null,

PRIMARY KEY (`kd_gam`,`kd_wil`) )

2. Mendefinisikan View

CREATE VIEW `laporan` AS SELECT `g`.`kd_gam` AS `kd_gam`, `g`.`nm_gam` AS `nm_gam`, `g`.`thn_buat` AS `thn_buat`, `g`.`pemilik` AS `pemilik`, `r`.`kd_ric` AS `kd_ric`, `r`.`nm_ric` AS `nm_ric`,

(69)

`r`.`bahan` AS `bahan`, `r`.`gambar` AS `bahan`, `w`.`kd_wil` AS `kd_wil`, `w`.`nm_wil` AS `nm_wil`, `m`.`suara` AS `suara`, `m`.`desibel` AS `desibel`, `m`.`amplitudo` AS `amplitudo`, `m`.`frekuensi` AS `frekuensi` FROM (((`gamelan` `g` JOIN `menyusun` `m` ON ((`g`.`kd_gam` = `m`.`kd_gam`))) JOIN `wilahan` `w` ON ((`m`.`kd_wil` = `w`.`kd_wil`))) JOIN `ricikan` `r` ON ((`w`.`kd_ric` = `r`.`kd_ric`)))

(70)

4.2.3 Menganalisa File Suara

Pada tahap ini penulis menggunakan software Adobe Audition CS6 untuk menganalisa warna suara dari masing-masing wilahan yang ada pada gamelan Kyai Sukorsih. Adapun informasi dari file suara gamelan yang disimpan hanyalah informasi yang dibutuhkan untuk menormalisasi suara yang akan digunakan dalam penelitian pengenalan file suara kedepannya.

Untuk mendapatkan nilai Amplitudo rata-rata dan Desibel, maka langkah yang dilakukan adalah dengan cara menscan file suara yang telah diseleksi menggunakan fungsi yang ada di tab Amplitudo Statistics. Adapun cara menampilkan tab tersebut bisa dengan klik menu Window > Amplitudo Statistics

(71)

Sedangkan mendapatkan nilai Rata-rata Frekuensi dapat dilakukan dengan cara menscan file suara yang telah diseleksi menggunakan fungsi yang ada di tab Frequency Analysis. Adapun cara menampilkan tab tersebut bisa dengan klik menu Window > Frequency Analysis.

Gambar 4.9 Analisa Rata-rata frekuensi dari file suara

Berikut ini adalah hasil analisa dari masing-masing suara alat musik gamelan pusaka beserta printscreen sinyal suaranya

(72)

4.2.3.1 Bonang Barung

Tabel 4.17 : Hasil analisa suara ricikan bonang barung

Pita Durasi: 1,5 detik

No Nama Wilahan Desibel Rata-rata Amplitudo Rata-rata Frekuensi

(Hz) 1 Bonang Barung 01 -13,34 dB -33,81 dB 54,51 2 Bonang Barung 02 -14,55 dB -31,47 dB 141,85 3 Bonang Barung 03 -13,69 dB -28,89 dB 400,90 4 Bonang Barung 04 -12,89 dB -30,27 dB 412,40 5 Bonang Barung 05 -9,78 dB -33,81 dB 177,16 6 Bonang Barung 06 -9,44 dB -31,45 dB 155,68 7 Bonang Barung 07 -9,33 dB -28,99 dB 542,26 8 Bonang Barung 08 -12,27 dB -31,14 dB 580,06 9 Bonang Barung 09 -14,86 dB -28,84 dB 661,57 10 Bonang Barung 10 -10,47 dB -32,49 dB 743,25 11 Bonang Barung 11 -14,97 dB -25,87 dB 834,54 12 Bonang Barung 12 -13,19 dB -28,26 dB 890,58

(73)

Gambar 4.11 Analisa suara bonang barung wilahan ke-2

(74)

Gambar 4.13 Analisa suara bonang barung wilahan ke-4

(75)

Gambar 4.15 Analisa suara bonang barung wilahan ke-6

(76)

Gambar 4.17 Analisa suara bonang barung wilahan ke-8

(77)

Gambar 4.19 Analisa suara bonang barung wilahan ke-10

(78)

Gambar 4.21 Analisa suara bonang barung wilahan ke-12 4.2.3.2 Bonang Panerus

Tabel 4.18: Hasil analisa suara ricikan bonang panerus

Pita Durasi: 1,5 detik

No Nama Wilahan Desibel Rata-rata Amplitudo Rata-rata Frekuensi

(Hz) 1 Bonang Panerus 01 -11,80 dB -42,02 dB 508,07 2 Bonang Panerus 02 -9,59 dB -38,47 dB 511,49 3 Bonang Panerus 03 -8,84 dB -37,43 dB 678,19 4 Bonang Panerus 04 -13,88 dB -40,97 dB 787,10 5 Bonang Panerus 05 -12,58 dB -34,85 dB 889,71 6 Bonang Panerus 06 -13,83 dB -40,63 dB 1050,34 7 Bonang Panerus 07 -16,52 dB -42,48 dB 1195,38 8 Bonang Panerus 08 -12,53 dB -39,47 dB 1388,06 9 Bonang Panerus 09 -9,50 dB -36,45 dB 1579,47 10 Bonang Panerus 10 -12,29 dB -36,85 dB 1797,22 11 Bonang Panerus 11 -13,00 dB -46,90 dB 34,71 12 Bonang Panerus 12 -16,41 dB -51,35 dB 55,11

(79)
(80)

Gambar 4.23 Analisa suara bonang panerus wilahan ke-2

(81)

Gambar 4.25 Analisa suara bonang panerus wilahan ke-4

(82)

Gambar 4.27 Analisa suara bonang panerus wilahan ke-6

(83)

Gambar 4.29 Analisa suara bonang panerus wilahan ke-8

(84)

Gambar 4.31 Analisa suara bonang panerus wilahan ke-10

(85)
(86)

4.2.3.3 Kenong

Tabel 4.19 : Hasil analisa suara ricikan kenong

Pita Durasi: 1,5 detik

No Nama Wilahan Desibel Rata-rata Amplitudo Rata-rata Frekuensi

(Hz) 1 Kenong 1 -23,97 dB -45,31 dB 584,76 2 Kenong 2 -20,85 dB -40,45 dB 185,22 3 Kenong 3 -23,11 dB -42,74 dB 344,30 4 Kenong 4 -20,72 dB -34,36 dB 396,98 5 Kenong 5 -23,86 dB -30,69 dB 448,79 6 Kenong 6 -22,54 dB -31,09 dB 527,12

(87)

Gambar 4.35 Analisa suara kenong wilahan ke-2

(88)

Gambar 4.37 Analisa suara kenong wilahan ke-4

(89)
(90)

4.2.3.4 Saron Panerus

Tabel 4.20 : Hasil analisa suara ricikan saron panerus

Pita Durasi: 2,0 detik

No Nama Wilahan Desibel Rata-rata Amplitudo Rata-rata Frekuensi

(Hz) 1 Saron Panerus 1 -40,70 dB -40,70 dB 880,42 2 Saron Panerus 2 -35,34 dB -35,34 dB 1040,46 3 Saron Panerus 3 -13,81 dB -34,10 dB 1196,48 4 Saron Panerus 4 -17,95 dB -41,22 dB 1379,85 5 Saron Panerus 5 -17,57 dB -44,16 dB 1574,06 6 Saron Panerus 6 -19,63 dB -47,30 dB 1805,51 7 Saron Panerus 7 -19,86 dB -53,57 dB 2084,72

Gambar

Gambar 4.1 Identifikasi Himpunan Entitas  4.1.2  Menentukan Atribut-Atribut Key
Gambar 4.5 Melengkapi atribut-atribut deskriptif
Gambar 4.6 transformasi tabel
Gambar 4.7 Relasi Tabel
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Demikian atas perhatian dan kehadirannya disampaikan terima kasih. ASTON

Untuk kasus pertama, yakni kedua kota berada di lintang geografis yang sama, jarak sudut kedua kota merupakan panjang busur lingkaran kecil yang menghubungkan

( 2) Pelaksanaan ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) hanya dapat dilakukan dalam keadaan yang sangat perlu dengan m em perhat ikan perat uran

[r]

Oleh karena itu, studi ini menyimpulkan bahwa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat adalah dengan sosialiasi yang mendalam dan meluas;

(1) Penyusunan Rencana Umum Jaringan Trayek perkotaan yang berada dalam wilayah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) huruf c dilakukan oleh

Partisipasi Masyarakat dalam Penanggulangan Kemiskinan (Studi Impelmentasi program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan di Kelurahan Bandulan Kecamatan Sukun Kota Malang), Tesis

Pada penelitian dan pengembangan ini, simulasi yang dilakukan adalah uji coba kelompok kecil. Uji coba kelompok kecil bertujuan untuk mengetahui respon dan