• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP PADA RUMAH TANGGA PEMULUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP PADA RUMAH TANGGA PEMULUNG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP PADA RUMAH TANGGA PEMULUNG

(Studi Kasus : Pemulung di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Padang)

JURNAL

NESSA 10070161

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)PGRI SUMATERA BARAT

PADANG 2014

(2)

Strategies to Meet The Needs of Household Living on a Scavengers

(Case Studi : Scavengers at Landfill Village Balai Gadang Subdistrict Koto Tangah Padang)

Nessa¹,Fachrina²,Faishal Yasin³

1. Alumni of Sociology of Study Program at (STKIP) PGRI West Sumatra 2. Lecturer at Faculty of Social and Political Sciences Andalas University

3. Lecturer at program study Education Sosiology (STKIP) PGRI West Sumatra

ABSTRACT

Informal sector is one alternative jobs for those who are not able to complete in the formal sector. Besides that the informal sector is also easy to get into for anyone who wants it in the sense that the informal sector does not require any special skills compared to the formal sector. One example of workin the formal sector is collecting used goods, or the so-called “scavengers”. Scavenger often synonymous with the word “poor” which simply means one who is always in touch with the state of economic deprivation and social life are alwaysin isolate or not noticed. As well as scavenger at Landfill Village Balai Gadang Subdistrict Koto Tangah Padang. The purpose of this study was to describe how the strategies to meet the needs of household living on a scavenger at landfill village balai gadang subdistrict koto tangah padang.

The theory used in this study were derived from the theory of social action according to Max Weber, sosial action is an act of individuals throughout the action has meaning for him and directed at another person. The study used a qualitative appoach and type of research is deskriptive type of analysis. Informants of the studi are scavenger at landfill village balai gadang subdistrict koto tangah padang. Selection techniques using purposive sampling who were 8 households scavengers. Data colected through obervation, interviews and document with data reduction step, clarification of data,and conclusions or data verification.

Based on research results that there scavenger in landfills (TPA) of waste village hall has a large sieve strategies in meeting unmet needs if that is the way: 1. The home gardens, 2. Do additional work, 3. Involving members of the houshold, 4. borrow 5. Pressing household, 6. saving

(3)

PENDAHULUAN

Masalah sosial yang sering muncul dalam masyarakat adalah masalah pengangguran. Tingginya angka pengangguran disebabkan oleh tingkat pendidikan yang rendah dan sempitnya lapangan pekerjaan. Selain itu sebagian mereka tidak mempunyai keterampilan sama sekali, sehingga mereka tidak mendapat pekerjaan yang memadai. Mereka pun mulai mencari pekerjaan lain yang tentu saja tidak memerlukan keterampilan khusus atau pendidikan yang tinggi. Pekerjaan yang memenuhi persyaratan diatas adalah pekerjaan yang dikategorikan sebagai pekerjaan sektor informal (Gusmarina, 2012 : 1).

Sektor informal merupakan salah satu alternatif lapangan pekerjaan bagi mereka yang tidak mampu bersaing disektor formal. Selain itu sektor informal juga mudah untuk dimasuki bagi siapa saja yang menginginkannya dalam artian bahwa sektor informal ini tidak menuntut keahlian khusus dibandingkan sektor formal (Damsar, 1998 : 164 ).

Salah satu contohnya adalah para pemungut barang-barang bekas atau yang sering disebut dengan ”pemulung” yaitu orang yang melakukan pekerjaan memungut atau mencari barang bekas di tempat bak sampah maupun di tempat lain yang memiliki sampah (Tempo, 19 Juni

Fenomena yang digambarkan diatas terdapat pula di Kota Padang Sumatera Barat yaitu warga yang termasuk pemulung. Pemulung yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Padang merupakan sekelompok orang yang hanya bekerja mengumpulkan sampah di lokasi pembuangan akhir sampah. Sebagian besar sampah yang dikumpulkan terdiri sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik inilah yang dikumpulkan oleh pemulung dan diseleksi untuk diklasifikasikan berdasarkan jenisnya seperti kertas-kertas, plastik, kardus, besi, tembaga, kuningan dan alat elektonik rusak.

Menurut penuturan bapak Yonedi selaku pengawas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Balai Gadang dan juga termasuk penampung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Balai Gadang pendapatan keluarga pemulung berkisar antara Rp 30.000 – Rp 70.000 per hari itu pun tergantung dari banyak atau sedikitnya pemasukan barang-barang bekas yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Balai Gadang. Ini hanya cukup buat makan sehari-hari, jika dirata-ratakan perbulannya maka penghasilan keluarga pemulung berkisar antara Rp 900.000 – Rp 1.500.000 perbulan, paling tidak satu kepala keluarga pemulung memiliki anak antara 3-6 orang

(4)

anak, sedangkan mereka juga mampu menyekolahkan anak mereka sampai ke Perguruan Tinggi dan memenuhi biaya – biaya kebutuhan hidup sehari-hari seperti beras, bahan masak, jajan anak, tabungan dan biaya kesehatan apabila ada keluarga yang sakit dan keperluan mendadak yang dibutuhkan, apalagi dalam mengkonsumsi makanan mereka lebih bersifat konsumtif dan menghabiskan uang di kedai atau warung di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Balai Gadang setelah menjual hasil pulungan atau pada malam hari sambil beristirahat di kedai. (wawancara dengan ketua pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Balai Gadang bapak Alisman pada tanggal 23 maret 2014).

Hasil observasi yang dilakukan menunjukan bahwa dengan penghasilan yang rendah, pemulung masih bisa menyekolahkan anak–anaknya, masih bisa mengeluarkan biaya kebutuhan hidup sehari-hari seperti beras, bahan masak, jajan anak, tabungan, masih bisa mengeluarkan biaya untuk kesehatan dan masih bisa menjalin hubungan baik dengan sama pemulung dan masyarakat, apabila ada acara seperti perkawinan, kematian dan acara lainnya . Pemulung yang kehidupannya relatif miskin, tetap menjalani kehidupannya dengan keluarganya dari waktu ke waktu. Sebagaimana mereka akan melakukan

upaya apa saja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini pemulung tentu mempunyai strategi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka dari itu penulis tertarik meneliti tentang “ Strategi dalam Memenuhi Kebutuhan Hidup pada Rumah Tangga Pemulung” (studi kasus : Pemulung di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Padang).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu bulan juli dan agustus 2014. Tempat penelitian ini di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Padang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena berusaha untuk menungkapkan fakta-fakta sesuai dengan kenyataan yang ada tanpa melakukan intervensi terhadap kondisi yang telah terjadi. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis merupakan metode penelitian dengan cara mengumpulkan data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data data tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang ada ( Sugiyono, 2008 : 105). Informan yang peneliti dapatkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Balai Gadang yang

(5)

sesuai dengan kriteria di atas adalah berjumlah 8 (delapan) orang keluarga.

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu : metode pengamatan (observasi), metode wawancara dan studi dokumen. HASIL PENELITIAN

Srtategi yang dilakukan agar mereka bisa bertahan hidup dalam menghadapi masalah ekonomi antara lain :1. Memanfaatkan pekarangan rumah, 2. Melakukan pekerjaan tambahan, 3. Melibatkan anggota rumah tangga, 4. Meminjam 5. Menekan pengeluaran rumah tangga, 6. Menabung

1. Memanfaatan Pekarangan Rumah Hans dieter Evers (1991) menjelaskan tentang sektor produksi subsistensi yang di artikan sebagai seluruh kegiatan ekonomi yang berorientasi pada nilai pakai dan konsumsi untuk diri sendiri di luar kegiatan ekonomi pasar. Adanya kegiatan produksi subsistensi ini di sebabkan karena usaha manusia untuk mempertahankan hidupnya sendiri dan karena interaksi dengan lingkungannya.

Selanjutnya Evers menjelaskan istilah “perekonomian subsistensi” umumnya digunakan khusus untuk perekonomian desa agraris yang produktifitasnya rendah. Produksi subsistensi merupakan bagian dari produksi pertanian yang dikonsumsi oleh

para rumah tangga itu sendiri. Produsen sekaligus merupakan konsumen dan interaksi pasar tidak terjadi. Tetapi sebenarnya perekonomian subsistensi tidak hanya terdapat di desa, pada masyarakat perkotaan yang bekerja di sektor informal misalnya juga terdapat perekonomian subsistensi.

Pemulung yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Balai Gadang dalam menyiasati minimnya penghasilan keluarga yang diperoleh dan untuk membantu penghematan biaya pengeluaran adalah dengan memanfaatkan pekarangan samping, belakang, dan depan untuk ditanami berbagai jenis tanaman sayuran seperti bayam, cabe, ubi, kunyit, jahe, pisang, pepaya, rambutan dan jenis tumbuhan lain yang umumnya di gunakan untuk konsumsi keluarga. Dari hasil bertanam sayuran tersebut mereka dapat menekan biaya yang diperlukan untuk keperluan konsumsi. Hasil dari pemanfaatan sumber daya rumah tersebut sebagian besar digunakan untuk dikonsumsi.

2. Melakukan Pekerjaan Tambahan Sedikitnya waktu luang yang tersedia bagi pemulung yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Balai Gadang menyebabkan sebagian besar pemulung mengaku tidak mampu melakukan pekerjaan lain. Jadwal kerja membuat mereka merasa tidak punya

(6)

waktu lain dan juga merasa lelah untuk bekerja lagi. Namun untuk sebagian pemulung hal itu tidak menjadi halangan, mereka melakukan pekerjaan tambahan dalam usaha untuk menambah penghasilan rumah tangga mereka. Sebagian pemulung menggunakan waktu yang tersisa untuk melakukan berbagai macam pekerjaan yang sebagian besar juga berkaitan dengan perdagangan dan pertanian. Pekerjaan yang mereka lakukan tersebut menghasilkan produksi yang dapat mereka pergunakan sendiri dan sebagian juga bisa menghasilakan uang.

Dari hasil wawancara yang dilakukan bahwa untuk dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga pemulung, pemulung mempunyai strategi yaitu dengan cara membuka warung, menjual gorengan-gorengan dan beternak. Dengan cara itulah mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka.

3. Melibatkan Anggota Rumah Tangga

Keterlibatan anggota rumah tangga bekerja merupakan suatu usaha yang dilakukan keluarga pemulung yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Balai Gadang dengan mengoptimalkan segala potensi untuk meningkatkan penghasilan karena tuntutan hidup yang semakin besar. Berbagai bentuk strategi yang di bangun oleh keluarga pemulung di Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Balai Gadang antara lain selain melakukan aktivitas sendiri dengan melakukan pekerjaan tambahan, juga melakukan pembagian kerja keluarga dengan keterlibatan anggota keluarga untuk menambah pendapatan.

Sebagian besar dari pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Balai Gadang yang di temui dilokasi penelitian mengoptimalkan potensi keluarganya dengan cara melibatkan anggota keluarganya ikut bekerja agar dapat membantu kehidupan sehari-hari mereka.

4. Meminjam

Meminjam ini merupakan suatu jaringan yang akan menghubungkan individu satu dengan yang lainnya sehingga menimbulkan suatu hubungan antar individu tersebut. Seperti pemulung mereka menyebarluaskan jaringan mereka agar tetap bertahan hidup di kota dengan harapan kondisi sosial ekonomi yang lebih baik, dengan meminjam yang mereka miliki akan membawa suatu dampak yang lebih baik untuk kehidupan mereka.

Pemanfaatan dalam peminjaman merupakan alternatif usaha yang dipilih keluarga pemulung dalam mengatasi masalah keuangan mereka. Pemanfaatan jaringan ini terlihat jelas ketika pendapatan mereka tidak terpenuhi. Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa

(7)

pemulung memanfaatkan mitra untuk memecahkan masalah keuangan mereka misalnya meminjam uang kepada tetangga, meminjam uang kepada teman sesama pemulung, kepada bos atau pemilik lapak, meminjam kepada kerabat, meminjam uang ke bank, dan mengutang ke warung.

Berdasarkan hasil penelitian pemulung sering meminta bantuan kepada mitra sosialnya terutama kepada sesama pemulung, kepada bos atau pemilik lapak, tetangga ataupun saudara mereka. Hal ini menunjukan solidaritas yang kuat diantara mereka. Tampaknya tetangga dan saudara merupakan tumpuan untuk memperoleh bantuan sebagai tempat pertama jika mereka menghadapi masalah. Selain mereka juga ada yang meminjam uang di bank walaupun persentasenya kecil. 5. Menekan Pengeluaran Rumah

Tangga

Menekan atau pengetatan pengeluaran yaitu mengurangi pengeluaran keluarga seperti pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa mereka sering menekan biaya pengeluaran dan menghindari resiko.

Pemulung yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Balai Gadang saat pendapatannya tidak terpenuhi yaitu melakukan pola untuk menunjang perekonomiannya melakukan

penekanan pada pola subsistensi keluarga seperti penekanan untuk konsumsi, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi serta kebutuhan akan barang sekunder dan tersier lainnya..

6. Menabung

Kondisi kehidupan menjadi pemulung tidak memberi janji yang lebih baik untuk kehidupan masa depan rumah tangga pemulung. Pada umunya pemulung mempunyai rencana masa depan dengan menginginkan kehidupan yang lebih baik. Mereka menginginkan anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang lebih baik dibandingkan mereka sendiri sebagai orang tua. Mereka juga menginginkan mempunyai kondisi-kondisi kehidupan yang layak setelah mereka menjadi lebih tua.

Karena hal ini pemulung yang bekerja sekarang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Balai Gadang tidak mau hanya mengandalkan hidup selamanya dari hasil bekerja sebagai pemulung. Mereka berusaha bagaimana supaya di masa depan mereka bisa memperoleh penghasilan dari pekerjaan atau usaha lain. untuk ini sebagian pengulung mengusahakan bekal mereka nanti itu dengan berjualan kecil-kecil atau membuka warung atau membuka usaha lainnya.

(8)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Strategi rumah tangga pemulung untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka yaitu dengan cara :

1. Memanfaatkan pekarangan rumah adalah dengan cara menanam sayur-sayuran dan tanaman yang bisa diolah untuk makanan mereka,

2. Melakukan pekerjaan tambahan dengan cara membuka kedai atau warung di rumah, menjual goreng-gorengan dan beternak,

3. Melibatkan anggota rumah tangga yaitu para pemulung melibatkan anggota keluarganya seperti : anak-anak dan adik, asalkan tidak mengganggu sekolahnya, 4. Meminjam yaitu meminta bantuan kepada sesama memulung, kepada bos atau pemilik lapak, tetangga, dan saudara, 5. Menekan pengeluaran yaitu dengan cara pengaturan keuangan keluarga untuk menentukan jenis-jenis pengeluaran yang harus dipenuhi terlebih dahulu,

6. Menabung yaitu Strategi masa depan dengan cara mempunyai pandangan untuk masa depan dengan membuka warung dan menabung untuk masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

Damsar. 2011. Pengantar Sosiologi

Ekonomi. Jakarta. Kencana

Pernada Media Group

Gusmarina. 2012. Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Pemulung Di Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto. Skripsi FIS UNP

Moleong, lexy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Suryabrata, Sumadi. 2011. Metodologi

penelitian. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Tempo. 21 Juni 2005. Kini “Pemulung” Tak Lagi Memandang Usia.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Enita di RSUD Sragen dengan jumlah 60 responden didapatkan hasil bahwa sistem penghargaan

Conceptual Database Design merupakan proses membangun suatu model informasi yang dapat digunakan dalam suatu organisasi atau perusahaan (Connolly dan Begg, 2010, p322). Dari

[r]

(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Penghubung Simpul Jaringan dibantu oleh Sekretariat Jaringan IGN yang secara fungsional dilakukan oleh salah satu

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana membentuk portofolio saham yang optimal bagi calon investor dengan menggunakan model indeks tunggal sebagai dasar

Kedua produk crackers diuji tingkat kesukaannya dengan menggunakan uji hedonik meliputi warna, aroma, rasa, kerenyahan, dan produk yang lebih disukai selanjutnya

Selain menggunakan data sekunder, pengembangan model simulasi sistem dinamik juga didasarkan atas faktor-faktor konversi, serta data berbagai hasil penelitian terdahulu baik dari

Untuk menjadikan proses pilihan raya yang bebas dan adil, ia biasanya memastikan ia memberikan kebenaran untuk mengundi setiap warganegara yang layak untuk mengambil bahagian