RANGKAIAN RLC RANGKAIAN RLC (RL.2) (RL.2) II.. TTUUJJUUAANN 1.
1. MemahaMemahami rmi rangkaangkaian ian indikindikator ator dan dan kapasikapasitor stor secara ecara seriseri 2.
2. MeMencncari fari frekrekueuensnsi resi resononanansi f si f 00dari kurva resonansi, pengukuran lebar pitadari kurva resonansi, pengukuran lebar pita
3.
3. MenMenententukaukan bn besaesaran ran selselektektifiifitas tas QQ
IIII.. DADASSAAR R TTEEOORRII Rangkaian
Rangkaian RLC RLC adaadalah lah ranrangkgkaian aian yanyang g terterdirdiri i dardari i resiresistostor, r, indinduktuktor, or, dandan kapasitor dalam rangkaiannya dan akan menghasilkan arus dalam rangkaian yang kapasitor dalam rangkaiannya dan akan menghasilkan arus dalam rangkaian yang mem
mempunpunyai yai bedbeda a fase fase terhterhadaadap p tegtegangangan. an. ResResistoistor r berberfunfungsi gsi sebasebagai gai penpengatgatur ur besarnya
besarnya resistivitas resistivitas pada pada rangkaian, rangkaian, induktor induktor adalah adalah lilitan lilitan kawat kawat yang yang dapatdapat memiliki krem, yaitu isi feromagnetik atau paramagnetik untuk memperkuat medan memiliki krem, yaitu isi feromagnetik atau paramagnetik untuk memperkuat medan magnet, dan kapasitor adalah komponen listrik yang digunakan untuk menyimpan magnet, dan kapasitor adalah komponen listrik yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik. Rangkaian
muatan listrik. Rangkaian RLC RLC umumnya dipasang secara seri yang disebut rangkaianumumnya dipasang secara seri yang disebut rangkaian seri
seri RLC. RLC. Karena seri, maka arus yang mengalir pada ketiga komponen adalahKarena seri, maka arus yang mengalir pada ketiga komponen adalah sama sama besar
besar , meskipun besar hambatan masing-masing tidak sama., meskipun besar hambatan masing-masing tidak sama.
Penentuan hubungan V
Penentuan hubungan VR R , , VVLL, , VVCC akan menggunakan diagram fasor.akan menggunakan diagram fasor.
Perhatikanlah bahwa karena ketiga elemen berhubungan seri, maka arus yang Perhatikanlah bahwa karena ketiga elemen berhubungan seri, maka arus yang mengalir melalui semua elemen sama besar, yaitu I=I
mengalir melalui semua elemen sama besar, yaitu I=Imm sinsinωωt. t. DengaDengan n katakata
lain, arus bolak-balik di semua titik pada rangkaian seri RLC memiliki nilai lain, arus bolak-balik di semua titik pada rangkaian seri RLC memiliki nilai maksimum dan fase yang sama. Akan tetapi, tegangan pada masing-masing maksimum dan fase yang sama. Akan tetapi, tegangan pada masing-masing
elemen akan memiliki nilai dan fase yang berbeda. Tegangan pada resistor V elemen akan memiliki nilai dan fase yang berbeda. Tegangan pada resistor VR R
sefase dengan arus I, tegangan pada induktor V
sefase dengan arus I, tegangan pada induktor VLL mendahului arusmendahului arus ππ/2 rad atau/2 rad atau
90
90oo dan tegangan pada kapasitor tertinggal dari arusdan tegangan pada kapasitor tertinggal dari arus ππ/2 rad atau 90/2 rad atau 90oo. Dengan. Dengan
demikian dapat ditulis: demikian dapat ditulis:
V
VR R = I= Imm R sinR sinωωt.= Vt.= VmR mR sinsinωωtt
V
VLL = I= ImmXXLLsin(sin(ωωt + 90t + 90oo) = V) = VmLmLsin(sin(ωωt + 90t + 90oo))
V
VCC= I= ImmXXCC sin(sin(ωωt - 90t - 90oo) = V) = VmCmC sin(sin(ωωt - 90t - 90oo))
V = V
V = VR R + V+ VLL+ V+ VCC
Beri
Berikukut t ini ini akaakan n dijdijabaabarkarkan n diadiagragram m fasofasor r aruarus s dan dan tegtegangangan an padpadaa rangkaian RLC :
rangkaian RLC :
Resonasi pada rangkaian seri RLC Resonasi pada rangkaian seri RLC
Ada tiga kemungkinan sifat rangkaian yang dapat terjadi pada RLC yaitu : Ada tiga kemungkinan sifat rangkaian yang dapat terjadi pada RLC yaitu : 1.
1. ReaktaReaktansi indnsi induktif rauktif rangkaingkaian lebian lebih besar dah besar daripada rripada reaktaneaktansi kapasisi kapasitif rangtif rangkaian Xkaian XLL
< X < XCC sehinggasehingga R R XC XC XL XL −− ϕ ϕ tan
tan bernilai negatif, atau sudut fasebernilai negatif, atau sudut fase ϕϕ bernilai negatif,bernilai negatif, dalam hal
dalam hal ini tegangan mendahuini tegangan mendahului lui arus dan arus dan rangkrangkaian disebut aian disebut bersifabersifat t kapasikapasitif.tif. Seperti yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.
Seperti yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.
Gambar 2. Gambar 2.
Rangkaian yang bersifat kapasitif Rangkaian yang bersifat kapasitif
θ θ XL XL XL-XC<0 XL-XC<0 XC XC
2. Reaktansi induktif rangkaian lebih besar daripada reaktansi kapasitif rangkaian XL > XC sehingga R XC XL − ϕ
tan bernilai positif, atau sudut fase ϕ bernilai positif. Dalam hal ini, tegangan mendahului arus dan rangkaian disebut bersifat
induktif yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.
Gambar 3.
Rangkaian yang bersifat induktif
3. Reaktansi induktif rangkaian sama dengan rekatansi kapasitif rangkaian XL = XC.
Sudut fase bernilai nol dan impendansi rangkaian sama dengan hambatan rangkaian Z = R. Dalam hal ini tegangan sefase dengan arus dan rangkaian disebut bersifat resistif. Dimana peristiwa ketika sifat induktif saling meniadakan dengan
sifat kapasitif sehingga rangkaian bersifat resistif disebut peristiwa resonansi.
Gambar 4.
Rangkaian yang bersifat resistif XC XL R=Z θ XL XL-XC>0 XC +
Frekuensi resonansi rangkaian pada rangkaian seri RLC
Resonansi pada rangkaian seri RLC terjadi ketika reaktansi induktif sama dengan reaktansi kapasitif. Dari sini kita dapat menentukan frekuensi sudut resonansi wr dan frekuensi resonansi fr. Dimana syarat resonansi adalah XL= XC.
LC LC w wc wrl 1 1 1 2 = = = LC fr wr fr 1 2 1 2π = = π = Keterangan : fr = Frekuensi resonansi (Hz)
wr = Frekuensi sudut resonansi (rad/s) L = Induktansi induktor (H)
C = Kapasitas kapasitor (F)
Kuat arus dan impendansi rangkaian seri RLC pada keadaan resonansi
Arus yang mengalir melalui rangkaian seri RLC dapat kita nyatakan dengan persamaan di bawah ini :
(
)
2 2 2
−
+
=
−
+
=
=
C L C L W L W R V X X R V i Z V i Gambar 5.Grafik kuat arus listrik i terhadap frekuensi sudut w w i
I m
Dari gambar di atas tampak bahwa kuat arus rangkaian mencapai nilai maksimum ketika frekuensi arus bolak balik sama dengan frekuensi resonansi rangkaian. Hal ini dapat kita buktikan dengan mengaliri persamaan sebelumnya. Ketika frekuensi sumber arus bolak-balik sama dengan frekuensi resonansi rangkaian (w = wr) maka XL = XC sehingga :
Impendansi rangkaian Z =
[
R2 +0]
= R (nilai minimum) Kuat arus rangkaian I =[
]
0 2 + R V = R (nilai maksimum)
Jadi, ketika frekuensi arus bolak-balik sama dengan frekuensi resonansi rangkaian maka :
a. Impendansi rangkaian mencapai nilai minimum (terkecil), yaitu sama dengan hambatan rangkaian (2 = R).
b. Kuat arus rangkaian mencapai nilai maksumum (terbesar) yaitu
R V i = . c. Daya disipasi rangkaian mencapai maksimum, yaitu p = i2. R.
Besaran selektifitas (Q)
Rumus dari besaran selektifitas (Q) pada rangkaian seri RLC adalah : Q = RC R L 0 0 1 ω ω = III. ALAT
Satu set peralatan untuk percobaan rangkaian resonansi RLC.
1. Generator Function 2. Resistor 3. Induktor 4. Kapasitor 5. Voltameter 6. Rangkaian kabel
IV. CARA KERJA
1. Rangkai peralatan sebagaimana gambar di bawah ini.
2. Hubungkan rangkaian dengan Generator Function.
3. Atur alat pengatur frekuensi pada skala frekuensi tertentu dari kecil ke besar.
4. Catat besar voltase pada kapasitor pada setiap frekuensi yang ditentukan pada 3.
5. Lakukan langkah 3 dan 4 untuk dua kapasitor yang lain. 6. Catat tegangan yang dihasilkan.
V. DATA PENGAMATAN
1. Pengamatan I
Untuk nilai induktor sebesar 0,1 H
No. Resistor (Ω) Induktor (H) Kapasitor (F) Voltase (V)
1. 680 0,1 0,022 7,5
2. 680 0,1 0,068 8
3. 680 0,1 0,22 8,5
2. Pengamatan II
Untuk nilai induktor sebesar 0,4 H
No. Resistor (Ω) Induktor (H) Kapasitor (F) Voltase (V)
1. 680 0,4 0,022 7,5
2. 680 0,4 0,068 8
3. Pengamatan III
Untuk nilai induktor sebesar 0,9 H
No. Resistor (Ω) Induktor (H) Kapasitor (F) Voltase (V)
1. 680 0,9 0,022 7,5
2. 680 0,9 0,068 8
3. 680 0,9 0,22 8,5
VI. PERHITUNGAN
Pada percobaan dengan L= 0,1 H
C1= 0,022 x 10-6; R= 680 L= Maka, = = = =19,03 x 103
Dengan cara yang sama diperoleh No. C (F) V (Volt) (Hz) 1. 0,022 x 10-6 7,5 19,03x103 2. 0,068 x 10-6 8 10,82x103 3. 0,22 x 10-6 8,5 6,02x103 • Untuk L= 0,4 H C1=0,022 x 10-6F ; R= 680 Ω Maka f 0 = = = = = 9,51x103Hz
Dengan cara yang sama maka akan diperoleh:
No. C (F) V (Volt) (Hz) 1. 0,022 x 10-6 7,5 9,51x103 2. 0,068 x 10-6 8 5,41x103 3. 0,22 x 10-6 8,5 3,01x103 • Untuk L= 0,9 H C1=0,022 x 10-3 F ; R= 680 Ω Maka
=
=
=
= 6,34x103Hz
Dengan cara yang sama maka akan diperoleh:
No. C (F) V (Volt) f 0(Hz)
1. 0,022 x 10-3 7,5 6,34x103
2. 0,068 x 10 8 3,61x103
3. 0,22 x 10 8,5 2,01x103
GRAFIK 1
Untuk besar nilai L=0,1 H
Nilai h0= 8,5
Frekuensi resonansi f 0= = 1,96 x 103Hz
= x 1,96 x 103
= 1385,92 Hz
Q = = = 1,414
GRAFIK 2
Untuk besar nilai L=0,4 H
Nilai h0= 8,5 Frekuensi resonansi f 0 = = 5,98 x 103Hz h = 0,7071 x h0 = 0,7071 x 8,5 = 6,01035 = = 4228,5
Q t f ∆ = 0 = = 1,414 GRAFIK 3
Untuk besar nilai L= 0,9 H
Nilai h0= 8,5 Frekuensi resonansi f 0 = = 3,99 x 103Hz h = 0,7071 x h0 = 0,7071x8,5 = 6,01035 = = 2821,33 Q = f fo ∆
=
= 1,414
VII. RALAT KERAGUAN Ralat untuk fo
Kapasitor C 1: 0,022 x 10-6F
fo fo ( fo−fo) ( fo−fo)2
19,03x103 19,03x103 0 0 19,03x103 19,03x103 0 0 19,03x103 19,03x103 0 0 Σ( fo−fo)2 = 0 Ralat nisbi = % 0 % 100 19030 0 % 100 = × = × ∆ fo fo Kebenaran praktikum = 100%-0% = 100% Kapasitor C 2: 0,068 x 10-6 F
fo fo ( fo−fo) ( fo−fo)2
10,82x103 10,82x103 0 0 10,82x103 10,82x103 0 0 10,82x103 10,82x103 0 0 Σ( fo−fo)2= 0 Hz fo fo n n fo fo fo 0 10820 0 ) 1 3 ( 3 0 ) 1 ( ) ( 2 ± = ∆ ± = − = − − Σ = ∆ Ralat nisbi = 100% 0% 10820 0 % 100 = × = × ∆ fo fo Kebenaran praktikum = 100%-0% = 100% Hz fo fo n n fo fo fo 0 19030 0 ) 1 3 ( 3 0 ) 1 ( ) ( 2 ± = ∆ ± = − = − − Σ = ∆
Kapasitor C 3: 0,22 x 10-6 F
fo fo ( fo−fo) ( fo−fo)2
6,02x103 6,02x103 0 0 6,02x103 6,02x103 0 0 6,02x103 6,02x103 0 0 Σ( fo−fo)2= 0 Hz fo fo n n fo fo fo 0 6020 0 ) 1 3 ( 3 0 ) 1 ( ) ( 2 ± = ∆ ± = − = − − Σ = ∆ Ralat nisbi = 100% 0% 6020 0 % 100 = × = × ∆ fo fo Kebenaran praktikum = 100%-0% = 100% Ralat Untuk L Kapasitor C 1: 0,022 x 10-6F L L ( L- L) ( L- L)2 0,1 0,1 0 0 0,1 0,1 0 0 0,1 0,1 0 0 0,1 0,1 0 0 0,1 0,1 0 0 0,1 0,1 0 0 0,1 0,1 0 0 0,1 0,1 0 0 0,1 0,1 0 0 0 ) ( − 2 = Σ L L H L L n n L L L 0 1 , 0 0 ) 1 9 ( 9 0 ) 1 ( ) ( 2 ± = ∆ ± = − = − − Σ = ∆ Ralat nisbi = 100% 0% 1 , 0 0 % 100
=
×
=
×
∆
L L Kebenaran praktikum = 100%-0% = 100% Kapasitor C 2: 0,068 x 10-6 F L L ( L- L) ( L- L)20,4 0,4 0 0 0,4 0,4 0 0 0,4 0,4 0 0 0,4 0,4 0 0 0,4 0,4 0 0 0,4 0,4 0 0 0,4 0,4 0 0 0,4 0,4 0 0 0,4 0,4 0 0 0 ) ( − 2 = Σ L L H L L n n L L L 0 4 , 0 0 ) 1 9 ( 9 0 ) 1 ( ) ( 2 ± = ∆ ± = − = − − Σ = ∆ Ralat nisbi = 100% 0% 4 , 0 0 % 100 = × = × ∆ L L Kebenaran praktikum = 100%-0% = 100% Kapasitor C 3: 0,22 x 10-6 F L L ( L- L) ( L- L)2 0,9 0,9 0 0 0,9 0,9 0 0 0,9 0,9 0 0 0,9 0,9 0 0 0,9 0,9 0 0 0,9 0,9 0 0 0,9 0,9 0 0 0,9 0,9 0 0 0,9 0,9 0 0 0 ) ( 2 = − Σ L L Ralat nisbi = 100% 0% 9 , 0 0 % 100 = × = × ∆ L L Kebenaran praktikum = 100%-0% = 100% Ralat Untuk L Dengan C = 0,022 µ F =2,2 x10−8 F H L L n n L L L 0 9 , 0 0 ) 1 9 ( 9 0 ) 1 ( ) ( 2 ± = ∆ ± = − = − − Σ = ∆
L = C f o2 4 1 π = C f f o )2 ( 4 1 ∆ ± π = 4.3,14.(19030 0)2.2,2 10 8 0 1 − ± ± x = 8 2 ) 0 19030 ( 10 63 , 27 0 1 ± ± − x = ) 0 10 73 , 3 ( 10 63 , 27 0 1 6 8 ± ± − x x = ) 0 031 , 1 ( 0 1 ± ± + ± = 031 , 1 0 1 0 031 , 1 1 031 , 1 1 = 0,97
±
0,97 (0 + 0) L L ±∆ = (0,97±
0) Ralat nisbi = x100% L L∆
= 100% 97 , 0 0 x = 0% Kebenaran pratikum = 100% - 0% = 100% Dengan C = 0,068 µ F =6,8 x10−8 F L = C f o2 4 1 π = C f f o )2 ( 4 1 ∆ ± π = 2 8 10 8 , 6 . ) 0 10820 .( 14 , 3 . 4 0 1 − ± ± x = 8 2 ) 0 10820 ( 10 4 , 85 0 1 ± ± − x = ) 0 10 07 , 117 ( 10 4 , 85 0 1 6 8 ± ± − x x= ) 0 98 , 99 ( 0 1 ± ± + ± = 98 , 99 0 1 0 98 , 99 1 98 , 99 1 = 0,01
±
0,01 (0 + 0) L L ±∆ = (0,01±
0) Ralat nisbi = x100% L L∆
= 100% 01 , 0 0 x = 0% Kebenaran pratikum = 100% - 0% = 100% Dengan C = 0,22 µ F =22 x10−8 F L = C f o2 4 1 π = C f f o )2 ( 4 1 ∆ ± π = 4.3,14.(6020 0)2.22 10 8 0 1 − ± ± x = 8 2 ) 0 6020 ( 10 3 , 276 0 1 ± ± − x = ) 0 10 24 , 36 ( 10 3 , 276 0 1 6 8 ± ± − x x = ) 0 13 , 100 ( 0 1 ± ± + ± = 13 , 100 0 1 0 13 , 100 1 13 , 100 1 = 0,01±
0,01 (0 + 0) L L ±∆ = (0,01±
0) Ralat nisbi = x100% L L∆
= 100% 0 01 , 0 x= 0%
Ralat Untuk V Kapasitor C 1 V V (V −V ) (V −V )2 7,5 7,5 0 0 7,5 7,5 0 0 7,5 7,5 0 0 0 ) ( − 2 = ΣV V 0 5 , 7 0 ) 1 3 ( 3 0 ) 1 ( ) ( 2 ± = ∆ ± = − = − − Σ = ∆ V V n n V V V Ralat nisbi = 100% 0% 5 , 7 0 % 100
=
×
=
×
∆
V V Kebenaran praktikum = 100%-0% = 100% Kapasitor C 2 V V (V −V ) (V −V )2 8 8 0 0 8 8 0 0 8 8 0 0 0 ) ( − 2 = ΣV V 0 8 0 ) 1 3 ( 3 0 ) 1 ( ) ( 2 ± = ∆ ± = − = − − Σ = ∆ V V n n V V V Ralat nisbi = 100% 0% 8 0 % 100 = × = × ∆ V V Kebenaran praktikum = 100%-0% = 100% Kapasitor C 3 V V (V −V ) (V −V )2 8,5 8,5 0 0 8,5 8,5 0 0 8,5 8,5 0 0 0 ) ( − 2 = ΣV V 0 5 , 8 0 ) 1 3 ( 3 0 ) 1 ( ) ( 2 ± = ∆ ± = − = − − Σ = ∆ V V n n V V V Ralat nisbi = 100% 0% 5 , 8 0 % 100=
×
=
×
∆
V VKebenaran praktikum = 100%-0% = 100%
VIII. PEMBAHASAN
Percobaan rangkaian RLC ini bertujuan untuk memahami rangkaian induktor dan kapasitor secara seri, mencari frekuensi resonansi fo dari kurva resonansi, pengukuran lebar pita, serta untuk menentukan besaran selektifitas Q. Pada percobaan ini menggunakan satu set peralatan untuk percobaan rangkaian resonansi RLC. Pada percobaan kami melakukan pengulangan sebanyak 3 kali utuk tiap kapasitor. Dimana dalam percobaan ini nilai frekuensi f 0 sangat bergantung pada besarnya induktansi (L) dan besarnya
kapasitor (C). Dari grafik juga dapat dilihat hubungan antara frekuensi resonansi f 0dengan besar tegangan V.
Dari garafik juga dapat dilihat hubungan antara frekuensi resonansi f 0
dengan besar tegangan V .Makin besar frekuensi makin makin kecil nilai tegangan, begitu pula sebaliknya. Hasil grafiknya dapat dilihat dibawah ini, dengan perbandingan tiga induktor, yaitu 0,1 H, 0,4 H, dan 0,9 H.
Dalam percobaan yang kami lakukan terdapat banyak hal yang berbeda dari penuntun, literatur, maupun landasan teori dari penuntun panduan praktikum tersebut, padahal percobaan yang kami lakukan sesuai dengan panduannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam percobaan ini
yaitu:
1. Kekurang telitian praktikan dalam hal pengukuran dan perhitungan, misalnya dalam membaca voltase, pandangan pengamat sangat terpengaruh dalam hal ini, sehingga bias saja melakukan kesalahan pengamatan
2. Adanya faktor lingkungan yang menyebabkan alat percobaan tidak sempurna untuk digunakan misalnya pengaruh debu atau benda asing yang mempengaruhi komponen – komponen pada rangkaian tersebut.
Ketidaksempurnaan alat yang bukan dari pengaruh lingkungan misalnya ketidaksempurnaan pada Generator function, RLC, Voltmeter ataupun bisa juga pada kabel penghubung, dimana dalam percobaan yang dilakukan
tersebut alat tidak berfungsi dengan optimal sebagaimana yang diharapkan.
1. Rangkaian RLC terdiri dari resistor, kapasitor dan inductor yang dirangkai secara seri atau juga bisa paralel.
2. Rangkaian listrik berdasarkan pemisahan susunannya dibedakan menjadi 2 yaitu Elemen Listrik Pasif dan Elemen Listrik Aktif.
3. Elemen Listrik Aktif meliputi :
a Sumber Tegangan (Voltage Source)
Sumber tegangan ideal adalah suatu sumber yang menghasilkan tegangan yang tetap, tidak tergantung pada arus yang mengalir pada sumber tersebut, meskipun tegangan tersebut merupakan fungsi dari t. Sifat lain :
Mempunyai nilai resistansi dalam Rd = 0 (sumber tegangan ideal)
1) Sumber Tegangan Bebas/ Independent Voltage Source
2) Sumber Tegangan Tidak Bebas/ Dependent Voltage Source
b Sumber Arus (Current Source)
Sumber arus ideal adalah sumber yang menghasilkan arus yang tetap, tidak bergantung pada tegangan dari sumber arus tersebut.
Sifat lain :
Mempunyai nilai resistansi dalam Rd = ∞ (sumber arus ideal) 1) Sumber Arus Bebas/ Independent Current Source
2) Sumber Arus Tidak Bebas/ Dependent Current Source
4 Tegangan pada L, C, dan R berturut-turut adalah V L , VC ,V R . Tegangan
totalnya dapat dijumlah secara vektor, dengan rumus :
2 2 ) ( L C R V V V V
=
+
−
Beda sudut fase antara kuat arus dan tegangan θ memenuhi hubungan:
R C L V V V − = θ tan R X X L − C = 5 2 2 2 2 2 ) ( )
( IX L IX C I R X L X C R I V = + − = + − . Jadi I V Z = Adalah rumus
impedansi. Impedansi adalah efek hambatan total yang diakibatkan oleh R, XL, dan XC dalam rangkaian arus bolak-balik. Nilai impedansi (Z) dapat
2 2 ) ( X L X C R Z = + −
6 Sudut fasenya dapat dirumuskan dengan :
R X X L − C = θ tan R X X L − C =
7 Berdasarkan selisih nilai reaktansi induktif XL dan reaktansi kapasitif XC
dikenal tiga jenis sifat rangkaian yaitu : a. Rangkaian bersifat induktif b. Rangkaian bersifat kapasitif
c. Rangkaian bersifat resistif
8. Adapun rangkaian RLC dapat dibedakan menjadi dua jenis sesuai dengan rangkaiannya, yaitu :
a) Rangkaian RLC paralel tanpa sumber b) Rangkaian RLC seri tanpa sumber. 9. Induktansi lilitan dapat dirumuskan dengan :
L = C f o2 4 1 π
Untuk pengukuran leber pita dapat ditentukan dengan besaran rumus : H = 0,7071 x 10 3.
o h
Untuk harga ∆ f dapat ditentukan dengan rumus : o o f h h f = . ∆
Sehingga besar selektifitas dapat ditentukan dengan :
f f Q o ∆ = DAFTAR PUSTAKA
1) Arifudin, M Achya. 2007. Fisika Untuk SMA XII. Bandung : Inter Plus.
2) Foster, Bob. 2003. Terpadu fisika SMU kelas 3. Jakarta: Erlangga. 3) Kanginan,Marthen.1994. Fisika SMU.Jakarta:Erlangga.
4) Wibawa, I Made Satriya. 2006 . Penuntun Praktikum Fisika Dasar II. Bali:: Universitas Udayana.
5) Tim Penyusun. 2001. Fisika 3A untuk SMU Kelas 3. Klaten : Intan Pariwara.