CARSINOMA FARING
CARSINOMA FARING
II.. KKOONNSSEEP P DDAASASAR R MEMEDDIISS A.
A. PePengngerertitianan
Carsinoma faring adalah tumor ganas yang berasal dari sel epitel yang Carsinoma faring adalah tumor ganas yang berasal dari sel epitel yang melapisi faring, tidak termasuk tumor kelenjar atau limfoma.
melapisi faring, tidak termasuk tumor kelenjar atau limfoma.
B
B.. EEtitiololoogigi
Penyebap pasti karsinoma faring tidak di ketahui namun ada beberapa Penyebap pasti karsinoma faring tidak di ketahui namun ada beberapa faktor yang diduga dapat memicu terjadinya kanker faring yaitu :
faktor yang diduga dapat memicu terjadinya kanker faring yaitu : 1.
1. KerentanKerentanan an Genetik Genetik , , walaupuwalaupun n karsikarsinoma faring tidak noma faring tidak termatermasuk tumor suk tumor gene
genetictic, , tettetapi api kerkerntantanan nan terterhadahadap p karkarsinsinoma oma farfaring ing pada pada kelkelompompok ok masyra
masyrakat kat terttertentu entu relatrelative ive menonjmenonjol ol dan dan memilmemiliki iki agregasagregasi i familfamilial.ial. Analisis korelasi menunjukkan gen HLA (human leukocyte antigen) dan Analisis korelasi menunjukkan gen HLA (human leukocyte antigen) dan gen pengode enzim sitokrom p4502E (CYP2E1) kemungkinan adalah gen pengode enzim sitokrom p4502E (CYP2E1) kemungkinan adalah gen
gen kerkerententanaanan n terterhadahadap p karkarsinsinoma oma farfaring, ing, mermereka eka berberkaikaitan tan dengdenganan sebagian besar karsinoma faring.
sebagian besar karsinoma faring. 2.
2. Virus Virus Eipstein-BEipstein-Barrarr, , BanyBanyak ak perperhathatian ian ditditujuujukan kan kepakepada da hubuhubunganngan langsung antara karsinoma faring dengan ambang titer antibody virus langsung antara karsinoma faring dengan ambang titer antibody virus Epstein-Barr (EBV). Serum pasien-pasien orang asia dan afrika dengan Epstein-Barr (EBV). Serum pasien-pasien orang asia dan afrika dengan karsin
karsinoma oma farinfaring g primerprimermaupun maupun sekunder telah sekunder telah dibuktidibuktikan kan mengandmengandungung antibody Ig G terhadap antigen kapsid virus (VCA) EB dan seringkali antibody Ig G terhadap antigen kapsid virus (VCA) EB dan seringkali  pula terhadap antigen dini (EA); dan antibody
 pula terhadap antigen dini (EA); dan antibody Ig A terhadap VCA (VCA-Ig A terhadap VCA (VCA-IgA), sering dengan titer yang tinggi. Hubungan ini juga terdapat pada IgA), sering dengan titer yang tinggi. Hubungan ini juga terdapat pada  pasien
 pasien Amerika Amerika yang yang mendapat mendapat karsinoma karsinoma faring faring aktif. aktif. Bentuk-bentuk Bentuk-bentuk anti-EBV ini berhubungan dengan karsinoma faring tak berdifrensiasi anti-EBV ini berhubungan dengan karsinoma faring tak berdifrensiasi dan
dan karkarsinsinoma oma farfaring ing non-non-kerkeratiatinisnisasi asi yang yang aktaktif if (de(dengan ngan mikmikrosroskopkop cahaya) tetapi biasanya tidak dengan tumor sel skuamosa atau elemen cahaya) tetapi biasanya tidak dengan tumor sel skuamosa atau elemen limfoid dalam limfoepitelioma.
limfoid dalam limfoepitelioma. 3.
3. Faktor LingkunganFaktor Lingkungan, menurut laporan luar negeri, orang cina generasi, menurut laporan luar negeri, orang cina generasi  pertama
 pertama (Umumnya (Umumnya penduduk penduduk kanton kanton ) ) yang yang bermigrasi bermigrasi ke ke AmerikaAmerika Serikat, Kanada memiliki angka kematian akibat karsinoma faring 30 Serikat, Kanada memiliki angka kematian akibat karsinoma faring 30 kali lebih tinggi dari penduduk kulit putih setempat, sedangkan pada kali lebih tinggi dari penduduk kulit putih setempat, sedangkan pada generasi kedua turun menjadi 15 kali, generasi ketiga belum ada angka generasi kedua turun menjadi 15 kali, generasi ketiga belum ada angka  pasti,
 pasti, tetapi tetapi secara secara keseluruhan keseluruhan cenderung cenderung menurun. menurun. Dalam Dalam pada pada itu,itu, ora
meningkat. Sebabnya selain pada sebagian orang terjadi perubahan pada hubungan darah, jelas factor lingungan juga berperan penting. Penelitian akhir-akhir ini menemukan zat-zat berikut berkaitan dengan timbulnya karsinoma faring:
1. Golongan Nitrosamin,diantaranya dimetilnitrosamin dan dietilnitrosamin.
2. Hodrokarbon aromatic
3. Unsur Renik, diantaranya nikel sulfat
C. Patofisiologi
Karsinoma faring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada orang laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya belum diketahui secara pasti oleh  para ahli. Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit keganasan. Terutama neoplasma laryngeal, 95% adalah karsinoma sel skuamosa. Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat. Pita suara miskin akan pembuluh limfe sehingga tidak terjadi metastase ke arah kelenjar limfe. Bila kanker melibatkan epiglottis (ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi. Tumor superglotis dan subglotis harus cukup besar, sebelum mengenai pita suara sehingga mengakibatkan suara serak. Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih dini biasanya pada waktu pita suara masih dapat digerakan.
D. Manifestasi
 Hidung tersumbat
 Ingus kental
 Sesak dan nafas bau
 Adanya benjolan di leher, penurunan BB dan nyeri yang menjalar ke telinga dapat menandakan adanya metastasis (transfer penyakit dari satu organ ke organ lain).
E. Tes DiagnostikÂ
Persoalan diagnostic sudah dapat dipecahkan dengan pemeriksaan CT-Scan daerah kepala dan leher, sehingga pada tumor primer yang tersembunyi  pun tidak akan terlalu sulit ditemukan. Pemeriksaan foto tengkorak potongan anteroposterior, lateral dan waters menunjukan massa jaringan lunak di daerah faring. Foto dasar tengkorak memperlihatkan destruksi atau erosi
tulang di daerah fossa serebri media. Pemeriksaan darah tepi, fungsi hati, ginjal, dll dilakukan untuk mendeteksi metastasis. Pemeriksaan serologi IgA anti EA dan IgA anti VCA untuk infeksi virus E-B telah menunjukkan kemajuan dalam mendeteksi karsinoma faring. Tetapi pemeriksaan ini hanya digunakan untuk menentukan prognosis pengobatan.
Diagnosis pasti ditegakkan dengan melakukan biopsy faring. Biopsi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dari hidung atau dari mulut.
Biopsi dari hidung dilakukan tanpa melihat jelas tumornya (blind  biopsy). Cunam biopsi dimasukkan melalui rongga hidung menelusuri konka media ke faring kemudian cunam diarahkan ke lateral dan dilakukan biopsy. Biopsi melalui mulut dengan memakai bantuan kateter nelaton yang dimasukkan melalui hidung dan ujung kateter yang berada didalam mulut ditarik keluar dan diklem bersam-sama ujung kateter yang di hidung.
Demikian juga dengan kateter dari hidung disebelahnya, sehingga  palatum mole tertarik keatas. Kemudian dengan kaca laring dilihat daerah faring. Biopsi dilakukan dengan melihat tumor melalui kaca tersebut atau memakai faringoskop yang dimasukkan melalui mulut, massa tumor akan terlihat lebih jelas. Biopsi tumor faring umumnya dilakuan dengan anestsi topical dengan Xylocain 10%. Bila dengan cara ini masih belum didapatkan hasil yang memuaskan maka dilakukan pengerokan dengan kuret daerah lateral faring dalam narcosis
F. Penyimpangan KDM Penyebap tidak diketahui
Faktor resiko : Terpajan zat – zat yang bersifat karsinogen (asap rokok, alkohol dll)
Pertumbuhan sel abnormal  pada faring Menyerang jaringan Faring
Reaksi inflamasi
Pembengkakan, Â pengeluaran sekret dan
cairan (nanah) Pengeluaran mediator kimia
(bradikinin, serotonin, histamin, dan prostaglandin)
Akumulasi Sekret di jalan napas
Impul di kirim ke Thalamus
Nyeri di presepsikan
Korteks Serebri
Penurunan BB
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Perubahan status kesehatan
Kurang pengetahuan tentang penyakitnya
Anorexia
Bersihan jalan napas tidak efektifÂ
Merupakan stresor psikologis
Ansietas
G. Penatalaksanaan
Radioterapi masih merupakan pengobatan utama dan ditekankan pada  penggunaan megavoltage dan pengaturan dengan computer. Pengobatan
tambahan yang diberikan dapat berupa diseksi leher, pemberian tetrasiklin, faktor transfer, interferon, kemoterapi, seroterapi, vaksin dan anti virus. Semua pengobatan tambahan ini masih dalam pengembangan, sedangkan kemoterapi masih tetap terbaik sebagai terpai adjuvant (tambahan). Bebagai macam kombinasi diebangkan, yang trbaik sampai saat ini adalah kombinasi dengan Cis-platinum sebagai inti.
Pemberian adjuvant kemoterapi Cis-platinum, bleomycin dan 5-fluorouracil saat ini sedang dikembangkan dengan hasil sementara yang cukup memuaskan. Demikian pula telah dilakukan penelitian pemberian kemoterapi praradiasi dengan epirubicin dan cis-platinum, meskipun ada efek samping yang cukup berat, tetapi memberikan harapan kesembuhan yang lebih baik. Kombinasi kemoterapi dengan mitomycin C dan 5-fluorouracil oral setiap hari sebelum diberikan radiasi yang bersifat radiosensitizer memperlihatkan hasil yang memberi harapan akan kesembuhan total pasien karsinoma nasofaring.
Pengobatan pembedahan diseksi leher radikal dilakukan terhadap  benjolan di leher yang tidak menghilang pada penyinaran (residu) atau
G. Penatalaksanaan
Radioterapi masih merupakan pengobatan utama dan ditekankan pada  penggunaan megavoltage dan pengaturan dengan computer. Pengobatan
tambahan yang diberikan dapat berupa diseksi leher, pemberian tetrasiklin, faktor transfer, interferon, kemoterapi, seroterapi, vaksin dan anti virus. Semua pengobatan tambahan ini masih dalam pengembangan, sedangkan kemoterapi masih tetap terbaik sebagai terpai adjuvant (tambahan). Bebagai macam kombinasi diebangkan, yang trbaik sampai saat ini adalah kombinasi dengan Cis-platinum sebagai inti.
Pemberian adjuvant kemoterapi Cis-platinum, bleomycin dan 5-fluorouracil saat ini sedang dikembangkan dengan hasil sementara yang cukup memuaskan. Demikian pula telah dilakukan penelitian pemberian kemoterapi praradiasi dengan epirubicin dan cis-platinum, meskipun ada efek samping yang cukup berat, tetapi memberikan harapan kesembuhan yang lebih baik. Kombinasi kemoterapi dengan mitomycin C dan 5-fluorouracil oral setiap hari sebelum diberikan radiasi yang bersifat radiosensitizer memperlihatkan hasil yang memberi harapan akan kesembuhan total pasien karsinoma nasofaring.
Pengobatan pembedahan diseksi leher radikal dilakukan terhadap  benjolan di leher yang tidak menghilang pada penyinaran (residu) atau timbul kembali setelah penyinaran selesai, tetapi dengan syarat tumor induknya sudah hilang yang dibuktikan dengan pemeriksaan radiologi dan serologi. Operasi tumor induk sisa (residu) atau kambuh (residif) diindikasikan, tetapi sering timbul komplikasi yang berat akibat operasi
H. Komplikasi
Gejala metastasis jauh, karena 95% lebih sel kanker faring  berdiferensiasi buruk, dengan derajat keganasan tinggi, waktu diagnosis ditegakkan, 4,2% kasus sudah menderita metastasis jauh, Dari kasus wafat setelah radioterapi, angka metastasis jauh 45,5%. Lokasi metastasis paling sering ke tulang, paru hati. Metastasis tulang paling sering ke pelvis, vertebra, costa, dan keempat ekstremitas.(12)
II. KONSEP KEPERAWATAN A. Pengkajian 1. Pengumpulan data a. Data Demografi 1) Biodata - Nama : Mr. A - Usia : 45 Thn
- Jenis kelamin : Laki - Laki
- Alamat : Jln. Gatot Subroto - Suku / bangsa : Bugis,Muna/INA - Status pernikahan : Menikah
- Agama / keyakinan : Islam
- Pekerjaan : Wiraswasta - Diagnosa medik : Ca Faring - No. medical record :
-- Tanggal masuk : -- Tanggal pengkajian : -2) Penanggung jawab
- Nama : Ny.H
- Usia : 43 Thn
- Jenis kelamin : Perempuan - Pekerjaan : Wiraswasta - Hubungan dengan klien : Istri
 b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang - Keluhan Utama
Klien mengeluh Nyeri pada lehernya - Riwayat Keluhan Utama
Pada saat dilakukan pengkajian klien mengeluh nyeri pada lehernya, keluhan ini dirasakan sudah lama, makin hari nyerinya makin meningkat, klien juga tidak mengetahui  penyebap nyeri pada lehernya. Tidak ada Upaya yang dilakukan klien untuk mengurangi keluhannya, dan yang memperberat yaitu ketika batuk dan bersin, skala nyeri 4 (0-5). Keluhan lain yang menyertai yaitu beringus terus menerus.
2) Riwayat kesehatan lalu
- Klien tidak ada riwayat alergi terjadap makanan dan obat -obatan.
- Klien mengkonsumsi minuman beralkohol dan merokok. 3) Riwayat kesehatan keluarga
- Menurut klien tidak ada anggota keluarga yang mengalami  penyakit yang sama dengan klien.
c. Pemeriksaan fisikÂ
1) Keadaan umum klien : BaikÂ
Kesadaran : Compos mentis Tanda-tanda vital : Suhu : 37,50c  Nadi : 100 X/Menit Pernafasan : 28 X/Menit Tekanan darah : 120/80 mmHg 2) Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris,  pasien tampak bersin dan batuk terus menerus, adanya sekret nanah dan berbau busuk pada saluran napas, tidak ada nyeri tekan pada hidung, tidak ada pernapasan cuping hidung, ada benjolan atau massa pada leher , bentuk dada simetris,  pernapasan 28 X/Menit, terdengar suara napas tambahan, tidak ada retraksi otot - otot dada.
3) Sistem kardiovaskulerÂ
Bunyi jantung reguler, perkusi jantung pekak, palpasi denyut nadi terdengar atau teraba jelas 100 X/Menit, tekanan darah 120/80 mmHg CRT<2 detik, tidak ada pembesaran area jantung.
4) Sistem perncernaan
 Klien mengatakan tidak ada nafsu makan, Mukosa bibir kering , tidak ada stomatitis, jumlah gigi lengkap (32), lidah bebas  bergerak, refleks menelan baik, terdengar peristaltik usus 8x/menit (7-14x/menit), tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak teraba  pembesaran hepar dan lien, terdengar bunyi timpani.
5) Sistem indra Mata
Mampu membedakan warna, bisa menggerakan bola mata kesegala arah, mata tampak bersih, tidak ada nyeri tekan.
Hidung
- Mampu membedakan berbagai macam aroma. - Â Ada sekret di hidung dan berbau busuk.
Telinga
- Tampak simetris, tidak terdapat udem telinga, tidak ada sekret dan bau pada telinga, mampu membedakan bunyi, Telinga tampak bersih, tidak ada nyeri tekan pada telinga.
6) Sistem sarafÂ
- Nervus I (olvactorius) : Fungsi penciuman baik. - Nervus II ( Optikus ) : penglihatan bagus
- Nervus III, IV, VI (Okulomotorius, troklearis, abdusen ) : fungsi kontraksi terhadap
cahaya baik.
- Nervus V (Trigeminus) : Dapat merasakan usapan
- Nervus VII (fasialis) : Mampu merasakan rasa asin,
manis dan pahit.
- Nervus VIII (Auditorius) : Bisa mendengar dengan baik. - Nervus IX (Glasofaringeus) : Mampu menelan
- Nervus X (Vagus) : Mampu bersuara - Nervus XI (Assesorius) : Mampu menoleh dan
mengangkat bahu.
- Nervus XII (Hipoglosus) : Mampu menggerakan lidah. 7) Sistem muskuloskeletal
- Ekstremitas Atas
Bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan bebas, kekuatan otot 4/4
- Ekstremitas Bawah
Bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan bebas, kekuatan otot 4/4
8) Sistem integumen
Warna rambut hitam, penyebaran merata, bersih, tidak mudah rontok, tidak ada nyeri tekan, tidak ada udema, kuku bersih, suhu 37,5oc.
9) Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, ginjal tidakÂ
teraba.
10) Sistem perkemihan
Tidak teraba adanya pembesaran ginjal, tidak ada distensi
kandung kemih.
d. Aktivitas Sehari-Hari
1) Nutrisi
 Pola makan teratur tidak teratur, frekuensi makan 1 - 2 kali
 sehari, tidak ada makanan pantang. Penurunan berat badan.
2) Cairan
 Klien jarang mengonsumsi air putih.
3) Eliminasi ( BAB & BAK )
BAB 1-2X/hari dan BAK tidak menentu.
4) Istirahat TidurÂ
Klien cepat tidur dan rutin.
5) Olahraga
Klien sering main bola tapi sejak sakit klien belum berolahraga
lagi.
6) Rokok / alkohol dan obat-obatan
Klien merokok dan mengonsumi alkohol, klien tidakÂ
menggunakan obat – obat terlarang.
7) Personal hygiene
Klien mandi teratur 2x sehari, gosok gigi setiap kali mandi dan
e. Data psikososial
- Klien hidup rukun dengan sesama anggota masyarakat di lingkunganya dan saling membutuhkan satu sama yang lain.
f. Data psikologis
 Klien tampak cemas dan gelisah. Klien sering menanyakan tentangÂ
 penyakitnya dan ekspresi wajah meringis.
g. Data spritual
Klien beragama Islam dan taat beribadah.
2. Pengelompokan data
Data subyektif :
- Klien mengatakan nyeri pada lehernya.
- Klien mengatakan ketika batuk atau bersin nyerinya bertambah
- Klien mengatakan bersin terus menerus dan berlendirÂ
- Klien mengatakan tidak enak makan
- Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.
- Klien mengatakan jarang mengosumsi air putih.
- Klien mengatakan pola makanya tidak teraturÂ
- Frekuensi makan 1-2 kali sehari
Data obyektif :
- Klien tampak cemas dan gelisah
- Penurunan berat badan
- Skala nyeri 4 (0-5)
- Pernapasan 28x/menit
- Mukosa bibir kering
- Adanya secret, nanah dan berbau busuk pada saluran pernapasan
- Terdengar suara napas tambahan
- Terdapat benjolan atau masa pada leherÂ
3. Analisa data
 No Problem Etilogi Simpton
1 2 3 4
1. Bersihan jalan napas tidak efektifÂ
Pertumbuhan sel abnormal pada faring
↓ Menyerang jaringan faring ↓ Reaksi inflamasi ↓ Pembengkakan,  pengeluaran sekret
dan cairan (nanah) ↓
Akumulasi Sekret di  jalan napas
↓
Bersihan jalan napas tidak efektifÂ
Ds :
- Klien
mengatakan batuk dan  bersin terus menerus.
-Do :
- Pernapasan 28x/menit
- Adanya secret, nanah dan berbau busuk  pada saluran pernapasan - Terdengar suara napas tambahan 2 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Pembengkakan,  pengeluaran sekret
dan cairan (nanah) ↓ Akumulasi Sekret di  jalan napas ↓ Anorexia ↓
Intake nutrisi kurang ↓
Penurunan BB ↓
 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Ds :
- Klien
mengatakan tidak enak makan
- Klien
mengatakan pola makanya tidak teratur - Frekuensi makan
1-2 kali sehari
- Klien
mengatakan jarang mengosumsi air putih Do :
- Penurunan berat  badan
kering
3 Nyeri Pertumbuhan sel abnormal pada laring
↓ Menyerang jaringan faring ↓ Reaksi inflamasi ↓ Pengeluaran mediator kimia (bradikinin, serotonin, histamin, dan prostaglandin) ↓ Impul di kirim ke Thalamus ↓ Korteks Serebri ↓  Nyeri Ds : - Klien
mengatakan nyeri pada lehernya. - Klien mengatakan ketika  batuk nyerinya  bertambah Do : - Skala nyeri 4 (0-5) - Terdapat
 benjolan atau masa pada leherÂ
- Ekspresi wajah meringis
4 Ansietas Perubahan status kesehatan ↓ Kurang pengetahuan tentang penyakitnya ↓ Merupakan stressor  psikologis ↓ Ansietas Ds : - Klien sering menanyakan tentang  penyakitnya. Do : - Klien tampak  cemas dan gelisah
4. Prioritas masalah
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulsi secret di jalan napas
 b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi kurang
d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang  penyakitnya.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret di jalan napas yang di tandai dengan :
Ds :
- Klien mengatakan batuk terus menerus dan berlendir Do :
- Pernapasan 28x/menit
- Adanya secret, nanah dan berbau busuk pada saluran pernapasan - Terdengar suara napas tambahan.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang kurang yang ditandai dengan :
Ds :
- Klien mengatakan tidak enak makan
- Klien mengatakan pola makanya tidak teratur - Frekuensi makan 1-2 kali sehari
Do :
- Penurunan berat badan - Mukosa bibir kering
3. Nyeri berhubungan dengan reaksi inflamasi yang ditandai dengan : Ds :
- Klien mengatakan nyeri pada lehernya.
- Klien mengatakan ketika batuk nyerinya bertambah Do :
- Skala nyeri 4 (0-5)
- Terdapat benjolan atau masa pada leher - Ekspresi wajah meringis
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang  penyakitnya yang di tandai dengan :
Ds :
- Klien sering menanyakan tentang penyakitnya Do :