• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERNET OF THINGS PENGEMBANGAN QRCODE PADA APLIKASI PARKIR PINTAR (SMART CITY PARKING)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INTERNET OF THINGS PENGEMBANGAN QRCODE PADA APLIKASI PARKIR PINTAR (SMART CITY PARKING)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

INTERNET OF THINGS PENGEMBANGAN QRCODE

PADA APLIKASI PARKIR PINTAR

(SMART CITY PARKING)

Verry Riyanto STMIK Nusa Mandiri Jakarta e-mail : verry.riyanto@gmail.com

Abstrak

Membangun sistem dengan konsep internet of things adalah tantangan pada era baru, dimana manusia ditantang untuk mengubah objek informasi pada dunia nyata ke dalam sistem informasi kecerdasan buatan. Tujuan utama IOT yaitu menggabungkan segala sesuatu informasi objek dunia nyata kedalam media online yang terkomputerisasi. Dalam penelitian ini penulis membangun sistem yang memungkinkan calon pengguna parkir bisa melihat kapasitas parkir, ketersediaan, maupun batas layanan parkir pada suatu tempat tertentu yang memiliki layanan sistem ini. Calon pengguna parkir dapat menggunakan sistem ini hanya dengan perangkat smartphone pribadi mereka. Dalam sistem ini calon pengguna parkir dapat memeriksa ketersediaan kapasitas lahan parkir dengan kebutuhan kendaraan dari calon pengguna parkir hanya dengan melalui media online yang terhubung di setiap pengguna smartphone. QR Code adalah protokol utama dalam sistem ini, dengan menerapkan autentikasi enkripsi pada QR Code untuk mengidentifikasi keabsahan calon pengguna parkir. Penggunakan autentifikasi QR Code yang terenskripsi sangat membantu dalam sisi keamanan client maupun server dalam hal memberikan identitas pribadi maupun privasi.

Keywords: Internet of Things, QR Code,Smart City Parking

1. Pendahuluan

Meningkatnya penggunaan alat transportasi di daerah kota-kota besar membuat tempat-tempat yang terdapat di kota tersebut harus bisa mensiasati penggunaan fasilitas lahan parkir agar bisa digunakan dengan lahan terbatas namun maksimal dalam penggunaan lahan parkir tersebut (Hidayatulloh, S. 2016). Terlebih lagi diperuntukan untuk lokasi-lokasi kuliner, marketplace, maupun tempat wisata yang membutuhkan lahan parkir yang harus bisa mengakomodir kendaran pengunjung yang cukup banyak. Hal ini membuat penulis mengembangkan konsep Internet Of Things dalam penggunaan objek lahan parkir yang digabung kedalam media sistem informasi realtime dan bisa di lihat oleh calon pengguna parkir (Patil, & Sakore, 2014). Pengembangan sistem ini memungkinkan calon pengguna parkir untuk melihat slot parkir yang tersedia (Satpalkar, Salian, Stephen, & Shaikh, 2016). Namun dapat digunakan oleh semua perangkat smartphone karena hanya menggunakan satu perangkat sistem informasi berbasis website.

2. Metode Penelitian

Rapid Application Development (RAD) adalah strategi siklus hidup yang ditujukan untuk menyediakan pengembangan yang jauh lebih cepat dan mendapatkan hasil dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan hasil yang dicapai melalui siklus tradisional. RAD merupakan gabungan dari bermacam-macam teknik terstruktur dengan

Sumber: McLeod (2002)

Gambar 1. Tahapan RAD

Teknik prototyping dan teknik pengembangan joint application untuk

mempercepat pengembangan

sistem/aplikasi (McLeod, 2002). Kode respon cepat (QR Code) adalah jenis dua dimensi (2D) barcode yang dapat dibaca menggunakan QRCode reader atau

(2)

aplikasi dari smartphone dengan media kamera.

Sumber: Várallyai (2012)

Gambar 2. Contoh QR Code Kode QR mampu membawa informasi baik vertikal dan arah horisontal, yang mengapa itu disebut barcode 2D. QRCode menyimpan alamat dan Uniform Resource

Locator (URL) yang biasa fitur ini dapat terlihat di majalah, Poster Iklan,di alat transportasi, di kartu nama, atau hampir semua benda tentang bagaimana sipengguna memungkinkan memerlukan informasi dari objek yang dilengkapi dengan fitur QRCode tersebut. Pengguna dengan ponsel kamera dilengkapi dengan aplikasi pembaca QRCode dapat memindai gambar dari QRCode untuk menampilkan teks, informasi kontak, terhubung ke jaringan nirkabel, atau membuka halaman web di browser telepon ini (Várallyai, 2012).

Tabel 1. Versi QR Code

Version Modules ECC DataBits Numeric Alpha Binary Kanji

level numeric 1 21X21 L 152 41 25 17 10 M 128 34 20 14 8 Q 104 27 16 11 7 H 72 17 10 7 4 2 25X25 L 272 77 47 32 20 M 224 63 38 26 16 Q 176 48 29 20 12 H 128 34 20 14 8 3 29X29 L 440 127 77 53 32 M 352 101 61 42 26 Q 272 77 47 32 20 H 208 58 35 24 15 Sumber: www.qrcode.com QRCode dapat menyimpan data

tergantung dari jenis data yang digunakan, versi dan tingkat kesalahan/kerusakan dari QR Code itu sendiri (Tabel 1).

Beberapa sistem yang sudah ada menggunakan teknologi RFID untuk parkir pintar, Jadi setiap mobil harus disediakan tag RFID dan RFID reader di tempat parkir dan sistem yang ada lainnya menggunakan GSM dan teknologi Infra Red.

Semua peralatan ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan perlu sosialisasi maupun implementasi disetiap pengguna dengan biaya yang relatif mahal. Dari definisi-definisi dan konsep ini, dapat dilihat bahwa pengembangan aplikasi parkir pintar dengan menggabungkan enkripsi Qr code dengan aplikasi website membuat metode RAD sangat tepat guna dalam mengembangkan aplikasi dengan waktu yang relatif lebih cepat dan efisien. 3. Pembahasan

informasi. Pengertian kata "Internet of Things" atau disebut sebagai IOT diciptakan dari dua kata yaitu kata pertama adalah "Internet" dan kata kedua adalah "Sesuatu". Internet adalah suatu sistem jaringan komputer global yang saling terhubung menggunakan standar Internet protokol untuk melayani pengguna di seluruh dunia. Sementara "Things" yaitu objek yang terdapat pada setiap benda atau orang yang dapat dibedakan dalam dunia nyata. Objek ini bisa berupa benda sehari-hari tidak hanya mencakup objek perangkat elektronik yang bisa kita jumpai atau gunakan sehari-hari melainkan makanan, pakaian, dan mebel, ataupun tempat lokasi sekalipun (Madakam, Ramaswamy, Tripathi, 2015).

Dalam pembahasan ini penulis mengembangkan sistem manajemen parkir dengan konsep IOT, dimana diantaranya:

(3)

ketersediaan parkir di tempat-tempat yang ingin dituju.

2. Pengunjung tidak perlu menggunakan Perangkat tambahan seperti kartu ataupun perangkat elektronik lainya untuk bisa mengakses sistem ini, cukup smartphone pribadi.

3. Sistem autentifikasi QRCode sebagai akses identitas pengemudi dengan gabungan enskripsi, agar data tersebut bisa tetap terjaga privasinya. 4. Perangkat protokol yang digunakan di

pintu masuk parkir hanya menggunakan Webcam yang langsung terhubung dengan PC dan terkoneksi internet, hal ini membuat sistem ini tidak memerlukan QRCode Reader atau perangkat tambahan yang harganya relatif lebih mahal dibanding dengan Webcam.

5. Pengemudi hanya butuh login ke alamat website yang dituju tanpa perlu memasang aplikasi tertentu, dan melakukan verifikasi data. Hal ini digunakan untuk meminimalisir penggunakan aplikasi pada smartphone dan bisa diakses disegala jenis smartphone apapun yang bisa terhubung dengan browser.

3.1. Use Case

Sebagai pengemudi pandangan diagram Use Case dapat digambarkan seperti gambar.3 dimana pengemudi tanpa login bisa melihat tempat parkir dan sisa slot parkir yang tersedia di tempat yang telah terdaftar diaplikasi tersebut. Jika pengemudi melakukan login, maka ia bisa melakukan perubahan identitas dan melakukan generate QRCode untuk akses protokol di pintu Parkir.

Pengemudi Generate QRCode Tempat Parkir Identitas Login Pengemudi -<<include>> -<<include>>

Gambar 3. Use Case sebagai pengemudi

3.2. Statechart Diagram

Pada pengguna aplikasi atau sebagai pengemudi, untuk mendapatkan protokol QRCode pengemudi wajib melengkapi Identitas di terlebih dahulu agar bisa mencetak bentuk QRCode yang sudah terenskripsi.

Gambar 4. Statechart diagram Proses mendapatkan QRCode 3.3. Desain Arsitektur

Dalam bentuk desain arsitektur dan sistem, penulis menggambarkan layanan pemesanan ditempat dan memantau ketersediaan lahan parkir pada smartphone pengemudi.

Pengemudi

Bentuk Enskripsi QR Code Daftar Cek Ketersediaan Login Pintu Parkir SCAN QR Code Server Database Validasi Enskripsi Konten Internet Cek Ketersediaan

Gambar 4. Desain Arsitektur 3.4. Implementasi Antar Muka

Sebagai Pengguna atau user berikut bentuk hasil QRCode (Gambar 5) pada halaman Pengguna jika identitas telah dilengkapi dan valid.

(4)

Gambar 5. Halaman Generate QRCode pada user

Halaman ini digunakan pada pintu masuk halaman parkir (Gambar 6) yang sudah difasilitasi oleh Webcam sebagai media penerima QRCode dari smartphone pengemudi.

Gambar 6. Halaman Pintu Parkir Masuk Halaman dibawah ini diimplementasikan pada pintu parkir keluar untuk pengguna bisa membuka pintu keluar dengan menggunakan protokol QRCode dari smartphone pengguna/pengemudi.

Gambar 7. Halaman Pintu Parkir Keluar 4. Simpulan

Dari Pengembangan aplikasi yang dibangun, saya menemukan permasalahan bahwa kebutuhan tempat parkir untuk alat transportasi pribadi sangat dibutuhkan oleh masyarakat umum terlebih lagi pada kota-kota besar metropolitan yang semakin memperhatikan lokasi tempat parkir

mengembangkan suatu aplikasi dengan metode RAD sangat berpengaruh dalam kasus ini, dimana aplikasi yang dibangun membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat. Penggunaan Webcam pada aplikasi ini sangat bermanfaat dalam hal biaya karena tidak membutuhkan alat tambahan QRCode Scanner yang harganya relatif lebih mahal. Pengembangan enkripsi pada QRCode sangat membantu dalam menjaga integritas pengguna atau si pengemudi dan juga kendaraan yang digunakan pada area parkir. Trend Internet Of Things kali ini bisa diterapkan pada aplikasi parkir pintar dimana pengemudi sudah tidak merasa khawatir dalam mencari tempat parkir atau kehabisan slot parkir karena sudah bisa terpantau pada smartphone

masing-masing pengguna.

Pengembangan aplikasi berbasis website ini sangat mudah diakses tanpa harus mengunduh dan menginstall aplikasi terlebih dahulu, hal ini membuat semua jenis smartphone apapun bisa mengakesnya selama menggunakan fasilitas internet. Saran penulis dalam penelitian ini bisa dikembangkan lagi menggunakan GPS (Global Position satelite) untuk memonitoring tingkat efektifitas tempat parkir yang sering dikunjungi.

Referensi

Hidayatulloh, S. (2016). Internet Of Things

Bandung Smart

City. Informatika, 3(2).

Madakam,S, Ramaswamy,R & Tripathi,S 2015,’ Internet of Things (IoT): A Literature Review’, Journal of Computer and Communications, Vol. 3, No. 2, hh.164-173.

McLeod,R & Schell,G,2001, Management Information Systems 8/e. Prentice-Hall, Inc.

Munawar, 2005, Pemodelan Visual dengan UML. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. Patil,M & Sakore,R 2014, ‘Smart Parking

System Based On Reservation’, International Journal of Scientific

(5)

(IJSER), Vol. 2, no. 6, hh. 2347-3878.

Satpalkar,T, Salian,S, Stephen,S & Shaikh,S 2016, ‘Smart City Parking: A QR Code based Approach’, International Journal of

Engineering Research &

Technology (IJERT), Vol. 5, No. 2, hh.2278-0181.

Várallyai,L 2012,’From barcode to QR code applications’, Journal of Agricultural Informatics, Vol. 3, No. 2, hh.9-17.

Gambar

Gambar 2. Contoh QR Code
Gambar 6. Halaman Pintu Parkir Masuk

Referensi

Dokumen terkait

Setelah terjadi longsoran ketiga Aan membantu mengerahkan semua warga yang dekat yang tempat longsor untuk menjauh dari tempat longsor sampai jarak 500 meter dekat dengan

Dari keterangan di atas diperoleh analisis korelasi antara kekuatan otot lengan dan bahu dan hasil tolak peluru, dimana rtab pada taraf signifikan α (0,05) = 0,456 berarti,

Strategi konservasi sungai ditujukan untuk (I) mempertahankan kualitas air sungai sehingga air sungai yang mengalir ke rawa lebak memiliki kualitas yang sesuai untuk

Dalam perancangan tangki solar genset hal yang perlu diperhatikan seperti menentukan kapasitas bahan bakar yang akan disimpan dengan berdasarkan konsumsi dari genset

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa tujuan diadakannya pendidikan pemakai pada perpustakaan terutama untuk meningkatkan minat dan keterampilan

Prinsip syariah tidak hanya terbatas pada konteks perbankan,dalam hal ini penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat, melainkan juga meliputi berbagai kegiatan ekonomi

Data asupan gula sederhana diperoleh dari wawancara secara langsung menggunakan metode Food Frequency Questionnaire (FFQ). Tekanan darah sampel diukur menggunakan

Di dalam Undang Undang Nomor 8 Tahun 1992 tentang Perfilman disebutkan bahwa yang dimaksud dengan film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi