• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH OLAHAN PISANG DAN ALPUKAT SEBAGAI PMT UNTUK MENAMBAH BERAT BADAN AN. S UMUR 14 BULAN DI BPM RINNA HENDRI ADIMULYO KEBUMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH OLAHAN PISANG DAN ALPUKAT SEBAGAI PMT UNTUK MENAMBAH BERAT BADAN AN. S UMUR 14 BULAN DI BPM RINNA HENDRI ADIMULYO KEBUMEN"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

i

KARYA TULIS ILMIAH

OLAHAN PISANG DAN ALPUKAT SEBAGAI PMT UNTUK MENAMBAH BERAT BADAN AN. S UMUR 14 BULAN

DI BPM RINNA HENDRI ADIMULYO KEBUMEN

Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh: LITA LINA SARI

B1301069

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAH GOMBONG 2016

(2)
(3)
(4)
(5)

v

KARYA TULIS ILMIAH

OLAHAN PISANG DAN ALPUKAT SEBAGAI PMT UNTUK MENAMBAH BERAT BADAN AN. S UMUR 14 BULAN

DI BPM RINNA HENDRI ADIMULYO KEBUMEN1 Lita Lina Sari2, Lutfia Uli Na’mah, S.ST.,M.Kes3

INTISARI

Latar Belakang : Berdasarkan data WHO memperkirakan bahwa 54% kematian anak disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk. Di Indonesia, tercatat 4,5% dari 22 juta balita (900 ribu)balita di Indonesia mengalami gizi kurang atau gizi buruk. Hal ini mengakibatkan lebih dari 80% kematian anak. Dari data Riskesdas menunjukkan pravelensi gizi kurang menjadi 17,9% dan gizi buruk menjadi 4,9%. Ini artinya kemungkinan besar sasaran pada tahun 2014 sebesar 15,0% untuk gizi kurang dan 3,5% untuk gizi buruk dapat tercapai. Persentase balita dengan gizi kurang (BB/U) di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 4,88%. Banyak upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah maupun petugas kesehatan untuk meningkatkan pertumbuhan anak. Salah satunya dengan memberikan makanan tambahan (PMT) yang sesuai dengan umur anak. Dan bentuk makanan tambahan (PMT) yang dapat diberikan untuk meningkatkan pertumbuhan balita adalah berupa olahan pisang dan alpukat.

Tujuan : Asuhan kebidanan dengan cara memberikan Olahan Pisang Dan Alpukat Sebagai PMT Untuk Menambah Berat Badan Pada An. S Umur 14 Bulan di BPM Rinna Hendri, Desa Meles, Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen. Metode :Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus yang dilakukan peneliti dengan cara meneliti An. S umur 14 bulan yang telah diberi makanan tambahan (PMT) selama kurang lebih 2 minggu.

Hasil :Setelah dilakukan pemberian makanan tambahan (PMT) selama 2 minggu, berat badan An. S umur 14 bulan pertumbuhannya bertambah dari 8 kg menjadi 9 kg, dan status gizi An. S menjadi lebih baik dan optimal.

Kesimpulan : Penulis dapat membuat menu dari olahan pisang dan alpukat untuk diberikan pada anak. Ibu tersebut akhirnya dapat membuat makanan tambahan secara mandiri untuk anaknya. Dengan demikian pertumbuhan berat badan pada An. S bertambah dari 8 kg menjadi 9 kg.

Kata Kunci : Olahan Pisang Alpukat, PMT

Kepustakaan : (2000-2015), 3 Buku, 4 Jurnal Dan 7 Artikel Jumlah halaman : xi-69 halaman

1. Judul 2.

Mahasiswa Prodi D III Kebidanan 3.

(6)

vi

SCIENTIFIC PAPER

PROCESSED BANANA AND AVOCADO AS ADDITIONAL FOOD TO INCREASE THEWEIGHT OF S, A 14 MONTH-OLD CHILD

IN PRIVATE MIDIWIFERY CLINIC OR RINNA HENDRI ATADIMULYO KEBUMEN1

Lita Lina Sari2, Lutfia Uli Na'mah, S.ST., M.Kes3 ABSTRACT

Background : Based on the data of WHO there was about 54 % of children mortality were caused by poor nutritional status. In Indonesia, there were 4.5% of the 22 million babies (young chilldren) in Indonesia suffered from malnutrition or poor nutrition, This resulted in more than 80 % of baby mortality. The basic health research data shows the prevelence of malnutrition was 17.9 % and poor malnutrition was 4.9 %. This means that it was very possibe the target in 2014 was 15.0 % of malnutrition and 3.5 % of poor malnutrition can be achieved. The percentage of baby malnutrition (W/A) of Central Java province in 2012 was 4.88%. Some efforts have been made by the government and health officials to improve the baby growth. One of the efforts by giving additional food in accordance with the baby’s age. The food that can be given to improve early growth of baby is by providing additional food (supplementary food) in the form of processed bananas and avocado.

Purpose: Providing a midwifery care by giving processed banana and avocado as additional food to increase weight of S, 14 month-olld baby in private midwifery clinic of Midwife Rinna Hendri at Meles, Adimulyo, Kebumen.

Method : This scientific paper is a descriptive qualitative with case study approach. The case study was conducted by examining S, a 14 month-old baby who has been given additional food for about two weeks.

Result : After giving additional food for 2 weeks, the weight of S, a 14 month-old baby increased – from 8 kg to 9 kg, and the nutritional status of S was becoming better and optimal.

Conclusion : The writer can make a menu for S, a 14 month-old baby. It is processed bananas and avocado. The baby’s mother is then able to make the same kind of additional food herself. Finally, the baby’s weight was increasing – from 8 kg to 9 kg.

Keywords : Processed banana avocado, additional food, baby’s weight Literature : (2000-2015), 3 books, 4 Journals And 7 Articles

Number Of Pages : xi - 69 pages

1. Title 2.

Student of DIII Program of Midwifery Dept 3.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu watatta’ala yang senantiasa melimpahkan taufiq dan hidayahNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Olahan Pisang Dan Alpukat Sebagai PMT Untuk Menambah Berat Badan Pada An. S Umur 14 bulan Di BPM Rinna Hendri Desa Meles, Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai syarat mencapai gelar Ahli madya Kebidanan.

Selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapat bimbingan, masukan dan dukungan dari beberapa pihak, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. M. Madkhan Anis, S.Kep.,Ns, selaku Ketua STIKes Muhammadiyah Gombong yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan program studi Kebidanan.

2. Hastin Ika Indriyastuti,S.SiT.,M.P.H selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan STIKES Muhammadiyah Gombong.

3. Dyah Puji Astuti, S.SiT, M.P.H selaku Penguji I yang telah banyak memberikan masukan

4. Lutfia Uli Na’mah, S.ST.,M.Kes selaku Penguji II dan Pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah bersedia berbagi pengetahuan dan mengarahkan penulis dari awal sampai akhir dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

5. Rinna Hendri W, Amd. Keb, selaku pembimbing lahan yang telah banyak membantu penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Orang tua An. S yang bersedia menjadi klien Karya Tulis Ilmiah.

7. Kedua Orang Tua tersayang yang tak pernah lepas memberikan doa dan semangatnya untuk kesuksesan dan kelancaran dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Untuk teman-temanku yang selalu mendukung dan membantuku dalam segala hal yang penulis tidak bisa sebutkan semuanya.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum sempurna, saran dan kritikan yang sifatnya membantu sangat penulis harapkan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak referensi untuk

penyusunan Karya Tulis Ilmiah berikutnya. Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Gombong, 22 Juli 2016

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL . ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix INTISARI ... x ABSTRACT ... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan Penulisan. ... 5 C. Manfaat Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 7

1. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) . ... 7

2. Pisang Ambon . ... 20

3. Alpukat . ... 23

4. Status Gizi . ... 29

5. Metode Demonstrasi ... 51

B. Kerangka Teori... 54

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 55

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 56

C. Subjek Penelitian ... 56

D. Instrumen Penelitian... 57

E. Teknik Analisa Data ... 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 62 B. Pembahasan ... 70 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 75 B. Saran ... 75 Daftar Pustaka Lampiran

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi gizi yang terkandung dalam 100 g buah Pisang. .. 22 Tabel 2.2 Kandungan gizi buah alpukat per 100 g... 24 Tabel 2.3 Kasifikasi Gizi Menerut WHO-NCHS ... 35

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Buah Pisang. ... 20 Gambar 2.2 Buah Alpukat... 23 Gambar 2.3 Kerangka Teori. ... 54

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Konsultasi Bimbingan KTI Lampiran 2 : Surat Peryataan Pengambilan Pasien Lampiran 3 : Inform Consent Orang tua An. S Lampiran 4 : KMS

Lampiran 5 : SOP Pemberian Makanan Tambahan Lampiran 6 : Cara Pembuatan Makanan Tambahan

Lampiran 7 : Hasil Menu Olahan Olahan Pisang dan Alpukat

Lampiran 8 : Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks

Lampiran 9 : Standar Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Anak Perempuan Umur 0-60 Bulan

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini balita memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila balita pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya (Mu’min, 2015).

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2012-2014 upaya pembinaan gizi masyarakat merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional. Visi pembangunan gizi adalah mewujudkan keluarga yang mandiri sadar gizi untuk mencapai status gizi masyarakat yang optimal. Salah satu tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan rencana aksi pembinaan gizi masyarakat 2010-2014 adalah mengurangi gizi kurang pada balita. Status gizi balita merupakan gambaran dari status gizi masyarakat. Rendahnya ststus gizi balita akan menjadi masalah pada sumberdaya manusia di masa mendatang. Salah satu dampak gizi buruk pada balita adalah menurunnya tingkat kecerdasan IQ (Mu’min, 2015).

(13)

2

Badan kesehatan dunia (WHO, 2011) memperkirakan bahwa 54% kematian anak disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk. Di Indonesia, tercatat 4,5% dari 22 juta balita atau 900 ribu balita di Indonesia mengalami gizi kurang atau gizi buruk dan mengakibatkan lebih dari 80% kematian anak (Kemenkes, 2012). Hasil Riskesdas (2010), menunjukkan pravelensi gizi kurang menjadi 17,9% dan gizi buruk menjadi 4,9%, artinya kemungkinan besar sasaran pada tahun 2014 sebesar 15,0% untuk gizi kurang dan 3,5% untuk gizi buruk dapat tercapai (Depkes RI, 2010). Prevalensi balita gizi buruk merupakan indikator Millenium Development Goals (MDGs) yang harus dicapai disuatu daerah (Kabupaten/Kota) pada tahun 2015, yaitu terjadinya penurunan prevalensi balita gizi buruk menjadi 3,6% atau kekurangan gizi pada balita menjadi 15,5% (Bappenas, 2010).

Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi, maka balita termasuk dalam golongan masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi, sedangkan pada saat ini mereka sedang mengalami proses pertumbuhan yang sangat pesat. Akibat dari kurang gizi ini data tahan tubuh terhadap penyakit infeksi dapat meningkatnya angka kematian balita (Ihsan, 2013).

Status gizi pada balita dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung berupa asupan makanan itu sendiri dan kondisi kesehatan anak misalnya infeksi, sedangkan faktor tidak langsung adalah pengetahuan ibu tentang gizi,

(14)

3

pendapatan keluarga, pelayanan kesehatan dan sosial budaya. Makanan dan minuman dapat memelihara kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang dan ststus gizi bahkan mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung pada perilaku seseorang terhadap makanan tersebut (Notoadmojo, 2007).

Persentase balita dengan gizi kurang (BB/U) di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 4,88%. Persentase balita dengan gizi kurang tertinggi di kota Tegal (13,83%) dan terenjdah di kabupaten Pekalongan (0,06%). Dan balita gizi buruk tahun 2012 berjumlah 1.131 (0,06%) menurun apabila dibandingkan tahun 2011sejumlah 3.187 (0,10%).

Untuk Jumlah kasus Kurang Gizi di Kabupaten Kebumen tahun 2015 mengalami penurunan yaitu dari 10 kasus di tahun 2014 menjadi 9 kasus pada tahun 2015. Upaya pemerintah Kabupaten Kebumen untuk menangani masalah gizi buruk adalah dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) atau makanan tambahan untuk bayi dan balita kurang gizi dari keluarga miskin (Gakin) (Dinkes Kabupaten Kebumen, 2016).

Menurut balai penelitian tanaman buah tropika 2010 menyebutkan bawah Alpukat mengandung lemak sehat oleat (omega-9) dan serat yang tinggi. Selain itu juga mengandung vitamin E, zat besi, tembaga, kalium, asam folat dan vitamin B6. Banyaknya manfaat untuk kesehatan karena alpukat mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Selain alpukat, Pisang juga merupakan sumber makanan yang potensial karena memiliki sumber

(15)

4

nutrisi dan fungsi medis yang bermanfaat bagi tubuh. Buah pisang mengandung energi yang besar yaitu 90 kalori/ 100 g, sedangkan energi yang dihasilkan beras adalah 97 kalori/ 100 g. Satu butir pisang dengan bobot antara 75,150 g adalah sumber kalium, vitamin A, dan B6, serta memasok vitamin C, Magnesium dan serat. Dengan adanya substitusi beras ke alpukat dan pisang yang nyata mempunyai nilai gizi cukup tinggi diharapkan dapat menekan merebaknya kasus kurang gizi, gizi buruk (malnutrisi) dan busung lapar (Hendri, dkk, 2010).

Di BPM Rinna Hendri Winarni di Desa Meles, Kecamatan Adimolyo, Kabupaten Kebumen yang merupakan salah atau BPM yang mendukung salah satu progam pemerintah yaitu pemberian makanan tambahan (PMT) untuk meningkatkan tumbuh kembang Balita. Berdasarkan data yang didapat di BPM Rinna Hendri Winarni dari bulan November 2015 hingga bulan Januari 2016 terdapat 45 balita. Di BPM Rinna Hendri Winarni dari 45 balita terdapar 2 balita mengalami gizi kurang dan 2 balita mengalami BGM.

Ny. R merupakan salah satu ibu hamil yang melakukan priksa rutin dan bersalin di BPM ini. Berdasarkan hasil anamnesa Ny. R menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya karena selama ini dalam penimbangan diposiyandu berat badan anaknya semakin menurun yaitu berada digaris kuning. Dan Ny. R bersedia diberikan informasi cara pembuatan makanan tambahan dan bersedia diberikan makanan tambahan (PMT) untuk anaknya yang berusia 14 bulan

(16)

5

serta bersedia memberikan makanan tambahan (PMT) sendiri yang bermanfaat untuk kenaikan berat badan anaknya selama 2 minggu. Penulis tertarik memberikan Asuhan dengan judul inovasi “Olahan Pisang dan Alpukat Sebagai PMT Untuk Menambah Berat badan Pada An. S Umur 14 Bulan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan Olahan Pisang dan Alpukat Sebagai PMT Untuk Menambah Berat Badan Pada An. S Umur 14 Bulan di BPM Rinna Hendri Winarni, Amd. Keb.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu mengajarkan pada ibu dengan mendemonstrasikan cara pembuatan makanan tambahan (PMT) dari pisang dan alpukat untuk An. S umur 14 bulan di BPM Rinna Hendri Winarni, Amd. Keb.

b. Mampu membantu meningkatkan status gizi pada An. S umur 14 bulan dengan meningkatkan berat badan di BPM Rinna Hendri Winarni, Amd. Keb.

C. Manfaat 1. Bagi Ny. R

Studi kasus ini dapat menambah pengetahuan ibu tentang pengaruh pemberian makananan tambahan terhadap pertumbuhan berat badan anak secara ilmiah, supaya ibu berkenan untuk melakukan

(17)

6

pemberian makanan tambahan secara mandiri sehingga akan mengurangi angka gizi buruk pada bayi dan balita, serta dapat mengurangi angka kematian bayi akibat kurang gizi.

2. Bagi Bidan

Studi kasus ini dapat digunakan sebagai bahan masukan yang digunakan untuk penerapan asuhan khususnya pada Balita.

3. Bagi Penulis

Studi kasus ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan bidang ilmu kebidanan khususnya pada pemberian makanan tambahan (PMT) terhadap pertumbuhan berat badan pada An. S secara langsung dengan menerapkan teori yang telah didapat didalam situasi yang nyata.

4. Bagi Institusi

Dapat menambah literatur sebagai bahan pustaka tambahan bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Gombong khususnya program studi DIII Kebidanan dengan menitik beratkan pada pentingnya pemberian makanan tambahan (PMT).

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, (2007). Sistem Kesehatan. PT Raja Grafindo Persada

Andi, (2013). Alpukat/Avocado (PerseaAmericana mill). Available on:

http://eprints.polsri.ac.id/993/3/BAB%2011.pdf. Diakses tanggal 2 Mei 2016 pukul 10.15 WIB

Almatsier. S, (2005). Prinsip-Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Putaka Utama

Barasi, (2009). Ilmu Gizi. Jakarta: Erlangga

Depkes. RI, (2005). Pedoman Pelaksanaan Pendistribusian Dan Pengolahan

Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Tahun 2005. Ditjen Bina

Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat, Jakarta

Depkes. RI, (2005). Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan. Available on:

http://repository.usu.ac.id/bitsteram.pdf. Diakses tanggal 2 Mei 2016 pukul 21.09 WIB

, (2006). Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping ASI

Lokal. Available on: http://repository.usu.ac.id/bitstream.pdf. Diakses tanggal 2 Mei 2016 pukul 22.15 WIB

Depkes. RI, (2013). Profil Kesehatan Rebublik Indonesia Tahun 2012. Available on: http://www.depkesri.ac.id. Diakses tanggal 12 Maret 2016 pukul 09.45 WIB

Dinkes. (2006). Pedoman Rencana Aksi Nasional Pencegahan Dan

Penanggulangan Gizi Buruk 2006-2010. Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatra Utara, Medan

Dinkes. Kabupaten Kebumen, (2016), Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen. Available on: http://wwwkebumenkeb.go.id. Diakses tanggal 21 April 2016 pukul 13.00 WIB

Hasdiana, (2014). Gizi, Pemanfaatan Gizi, Diet dan Obesitas. Yogyakarta: Nuha Medika

(19)

Hendri, dkk. (2010). Diversifikasi Pangan Dan Gizi Dengan Alpukat, Pisang Dan

Sukun. Jurnal Diversifikasi Pangan Dan Gizi Dengan Alpukat, Pisang Dan Sukun. Volume 1 nomor 3. Solok: Diakses tanggal 22 Februari 2016

Hidayat, H Aziz Alimul. (2009). Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik

Analisa Data. Salemba Medika: Jakarta

Institute Danone, (2010). Sehat Dan Bugar Berkat Gizi Seimbang, Kompas Gramedia

Kementrian Kesehatan. RI, (2005). Panduan Penyelenggaraan Makanan

Tambahan Bagi Balita Gizi Kurang (Bantuan Oprasional Kesehatan).

Available on: http://repository.usu.ac.id/bitstream.pdf. Diakses tanggal 2 Mei 2016 pukul 22.00 WIB

, (2011). Petunjuk Teknis Bantuan Oprasional

Kesehatan. Available on: http://repository.usu.ac.id/bitsteram.pdf. Diakses tanggal 2 Mei 2016 pukul 22.30 WIB

Khomsan, (2004). Peranaan Pangan dan Gizi Untuk Kualitas hidup. Jakarta: PT Grasindo

Lailiyana, dkk. (2010). Buku Ajar Gizi Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC Mu’min, Atiatul. (2015). MP-ASI Super Lengkap. Jakarta: Penebar Swadaya Grup Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka

Cipta

Nurlinda, (2013). Gizi Dalam Siklus Daur Kehidupan Seri Baduta. Yogyakarta: CV Andi Offset

Prasetiowati, (2010). Kandungan dan Manfaat Alpukat Bagi Tubuh. Available on:

http://eprints.polsri.ac.id/993/3/BAB%2011.pdf. Diakses tanggal 2 Mei 2016 pukul 10.13 WIB

Retno. (2009). Gizi Bagi Balita. Available on:

http://www.gizi.index.php.option.com. Diakses tanggal 21Maret 2016 pukul 15.00 WIB

(20)

Rochayani. (2007). Pengaruh Pemberian MP-ASI Program Dan MP-ASI

Komersial Terhadap Pertumbuhan Bayi Usia 6-11 Bulan Di Kabupaten Kampar. Jurnal Gizi Klinis Indonesia Volume 3 nomor 3. Diakses tanggal

24 Mei 2016 pukul 20.08 WIB

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan, Kuantitatif Dan

Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Supariasa, dkk. (2005). Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta

Triyono, (2010). Kandungan Buah Pisang. Available on:

http://etheses.uin-malang.ac.id/455/6/1062001%20Bab%202.pdf. Diakses tanggal 2 Mei 2016 pukul 10.08 WIB

World Health Organization (WHO). (2011). Child Mortality Malnurtition. Available on: http://eprints.ums.ac.id/27270/2/2.BAB.I.pdf. Diakses tanggal 4 April 2016 pukul 09.45 WIB

(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)

SOP PEMBERIAN MENU MAKANAN TAMBAHAN (PMT) PADA BALITA 14 BULAN

Pengertian : Pemberian menu makanan tambahan yang terdapat dalam satu hari berbeda menu pada tiap kali penyajian.

Tujuan : a. Untuk meningkatkan berat badan

b. Untuk mengatasi masalah gizi kurang Kebijakan : Balita gizi kurang

Petugas : Bidan

Peralatan : 1. Alat Masak

2. Bahan-bahan makanan sesuai Menu 3. Tempat Makanan

4. Metline

5. Timbangan BB Prosedur Pelaksanaan :

A. Tahap Pra Interaksi

1. Balita berusia 1 – 5 tahun dengan status gizi B. Tahap Kerja

1. Inform consent tentang Pemberian Makanan Tambahan (PMT) 2. Anamnesa klien melalui ibu klien

3. Melihat buku KMS klien

4. Pengukuran antropometri pada klien (LP,LD,L.perut,LK, BB, TB) 5. Buat daftar menu selama 2 minggu

(27)

6. Buat daftar bahan-bahan yang dibutuhkan untuk 1 minggu awal 7. Belanja bahan-bahan yang dibutuhkan untuk 1 minggu awal sesuai

daftar.

8. Ajarkan Ibu cara pembuatan menu selama 1 minggu (6 menu) 9. Berikan anak Menu Makanan Tambahan (PMT) 2 jenis menu tiap

harinya dengan menggunakan tempat makan.

10. Berikan Ibu Resep-resep Makanan Tambahan (PMT) 11. Evaluasi mengukur berat badan anak per minggu C. Teknik

1. Tindakan sistematis dan berurutan

2. Tanggap terhadap reaksi pasien dan melakukan kontak mata dengan pasien

3. Percaya diri dan tidak ragu-ragu 4. Sabar dan teliti

(28)

CARA MEMBUAT OLAHAN PISANG DAN ALPUKAT SEBAGAI MAKANAN TAMBAHAN PMT

1. Selai Pisang Bahan

a. 400 g pisang ambon b. 1 sendok gula pasir c. 100 ml air

Cara Membuat

a. Kukus pisang dan potong-potong

b. Masukan pisang, gula dan air kedalam blender, proses hingga halus. c. Tuang kedalam panci, masak dengan api kecil hingga kental. Angkat d. Tunggu hingga dingin dan siap untuk digunakan/disimpan.

2. Pisang Kukus Telur Bahan

a. 800 g pisang ambon b. 2 sendok gula pa sir c. 1 burir telur

Cara Membuat

a. Kupas kulit pisang dan masukan pada tempat yang sudah disediakan. b. Haluskan menggunakan tangan, masukan gula dan telurnya serta

aduk hingga rata.

c. Masukan dalam cetakan dan kukus hingga mengembang. Angkat d. Tunggu hingga dingin dan sajikan pada anak.

(29)

3. Puding Pisang Bahan

a. 400 g pisang ambon b. 200 ml air

c. ½ bungkus agar-agar putih Cara Membuat

a. Larutkan agar-agar dengan air, masak hingga mendidih b. Masuka pisang yang sudah dihaluskan, aduk rata dan angkat. c. Tuang kedalam cetakan agar-agar tunggu hingga mengeras. d. Segera berikan puding pada anak.

4. Jus Alpukat Bahan

a. 50 g alpukat, ambil bagian kuningnya saja

b. ¼ gelas air masak

c. 2 sendok makan gula pasir Cara Membuat

a. Masukan alpukat, gula dan air kedalam blender, proses hingga halus. b. Tuang kedalam gelas dan segera berikan pada anak.

5. Puding Alpukat Bahan

a. 100 alpukat, dan ambil bagian kuningnya. b. 300 ml air

(30)

c. ½ bungkus agar-agar putih

d. 3 sendok makan gula pasir/sesuai selera e. 3 sendok makan susu furmula

Cara Membuat

a. Larutkan agar-agar dengan air, masak hingga mendidih

b. Masukan alpukat yang diambil bagian kuningnya, gula, susu formula cair dan air kedalam blender, proses hingga halus.

c. Masukan alpukat yang sudah di halusksn ke dalam panci yang ada agar-agarnya, aduk rata dan angkat.

d. Tuang kedalam cetakan agar-agar tunggu hingga mengeras. e. Segera berikan puding pada anak.

6. Bubur Alpukat Susu Bahan

a. 100 g alpukat, dan ambil bagian kuningnya b. 3 sendok air masak dan susu formula Cara Membuat

a. Masukan alpukat dan air/susu formula kedalam blender, proses hingga halus.

(31)

HASIL MENU OLAHAN PISANG DAN ALPUKAT

1. Selai Pisang

(32)

3. Puding Pisang

(33)

5. Pudinh Alpukat

(34)
(35)
(36)
(37)
(38)

Gambar

Tabel 2.1 Komposisi gizi yang terkandung dalam 100 g buah Pisang. ..   22  Tabel 2.2 Kandungan gizi buah alpukat per 100 g.................................
Gambar 2.1 Buah Pisang. .......................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam di Madrasah Keeyamudden Songkla sudah berjalan dengan baik, ini terlihat pada dalam pembelajaran guru selalu melaksanakan sesuai

upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu sarana prasarana pendidikan di SMAN 1 Mojo dengan adannyaPerencanaanprasaranasarana, pengadaan prasaranasarana,

nikmat dan ridho-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis dengan judul “ Kajian Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan Karakter Novel Ayah Karya Andrea Hirata Serta

Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional

Adapun akibat hukum perkawinan terhadap suami istri seperti yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yakni: 1) Suami istri memikul

Pameran yang diselenggarakan dalam rangka memperinga 60 tahun pendidikan asritektur di Indonesia ini akan menampilkan 1) prol instusi pendidikan arsitektur di Indonesia, 2)

Program loyalitas mempengaruhi probabilitas responden memilih melakukan pembelian kembali dan merekomendasikan kepada konsumen lain lebih tinggi dibandingkan dengan

{ +DVLO VLGLN UDJDP PHQXQMXNNDQ EDKZD NRPSRVLVL EDKDQ EHUSHQJDUXK Q\DWD WHUKDGDS NDUERQWHULNDWNDUERQSHOHW/DPSLUDQ.DGDU