• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASIDOSIS RESPIRATORIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASIDOSIS RESPIRATORIK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA

DOSEN PEMBIMBING

Ns Muthia Muthmainah S.kep. M.kep. Sp.Mat

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1 Abzalurahman (G1B111105)

Ari Widianti (G1B111051) Enggi Marya Ulfa (G1B111033)

Rahmat Hidayat (G1B111003) Risna Kurniawati (G1B111067)

Yuri A Pahlevi (G1B111055)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2012

(2)

GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA

Gangguan keseimbangan asam basa disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme pengaturan keseimbangan antara lain sistem buffer, sistem respirasi, fungsi ginjal, gangguan sistem kardiovaskular maupun gangguan fungsi sususnan saraf pusat. Gangguan keseimbangan asam basa serius biasanya menunjukkan fase akut ditandai dengan peregeseran pH menjauhi batas nilai normal. Secara umum, analisis keseimbangan asam basa ditujukan untuk mengetahui jenis gangguan keseimbangan asam basa yang sedang terjadi pada pasien. Gangguan keseimbangan asam basa dikelompokkan dalam 2 bagian utama yaitu respiratorik dan metabolik. Kelainan respiratorik didasarkan pada nilai pCO2 yang terjadi karena ketidakseimbangan antara pembentukan CO2 di jaringan perifer

dengan ekskresinya di paru, sedangkan metabolic berdasarkan nilai HCO3

-, BE-, SID (strong ions difference), yang terjadi karena pembentukan CO2 oleh asam fixed dan asam organic yang menyebabkan

peningkatan ion bikarbonat di jaringan perifer atau cairan ekstraseluler

1. ASIDOSIS RESPIRATORIK Defenisi

Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.

Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah. Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam.

Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.

Etiologi

Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:

1. Emfisema 2. Bronkitis kronis 3. Pneumonia berat 4. Edema pulmoner 5. Asma.

Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan.

(3)

Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan.

Patofisiologi asidosis respiratorik

Hipoventilasi

Hiperkapnia (↑PaCO2)

↓ pH darah

Hiperventilasi Buffer Ginjal 48-72 Jam Peniupan CO2 Mengembalikan pH ke normal Ekskresi Hidrogen (H+) Retensi Bikarbonat Produksi Amonia (NH3)-Amonium NH4 Mengembalikan pH ke normal

(4)

Gambaran Klinis 1. Hipoksia

2. Vasodilatasi (karena CO2 ↑)

Diagnosis

Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah dan pengukuran karbondioksida dari darah arteri.

Laboratorium: pH ↓ – pCO2 ↑ – HCO3 ↑ – BE (+)

Penatalaksanaan

Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru-paru.Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bias diberikan kepada penderita penyakit paru-paru seperti asma dan emfisema.Pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan berat mungkin perlu diberikan pernafasan buatan dengan bantuan ventilator mekanik.

2. ASIDOSIS METABOLIK Defenisi

Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.

Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.

Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.

Etiologi

Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:

1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam.

(5)

Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.

2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.

Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu di antaranya adalah diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula. 3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah

yang semestinya.

Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal tubular acidosis (RTA), yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.

Penyebab utama dari asidois metabolik: a. Gagal ginjal

b. Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal) c. Ketoasidosis diabetikum

d. Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)

e. Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida

f. Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare, ileostomi atau kolostomi.

(6)

Patofisologi Asidosis Metabolik

Gambaran klinis

1. Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan.

2. Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini.

3. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan.

4. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan kematian.

Kehilangan basa atau Produksi asam berlebihan

↓ pH serum

Hiperventilasi Buffer Ginjal

↓ PaCO2 ↑ pH Serum Ekskresi Hidrogen (H+) Retensi Bikarbonat Produksi Amonia (NH3)-Amonium (NH4) ↑ pH Serum

(7)

Diagnosis

Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan). Darah arteri digunakan sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH darah.

Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida dan bikarbonat dalam darah. Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu menentukan penyebabnya. Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali.

Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau overdosis. Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan pengukuran pH air kemih.

Penatalaksanaan

Pengobatan asidosis metabolic tergantung pada penyebabnya.Sebagai contoh diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan membuang bahan racun tersebut dari dalam darah.Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis atau keracunan berat.

Tujuan koreksi – mengganti defisit basa 1. Dipakai Na bikarbonat/ natrium laktat

2. Rumus: BE x BB x 0.3 = jumlah mEq bikarbonat yg diperlukan 3. 2 – 4 mEq/ kgBB

4. Cara: diencerkan dengan D 5 % – berikan perlahan-lahan

3. ALKALOSIS RESPIRATORIK Defenisi

Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.

Etiologi

Alkalosis respratorik terjadi bila ada hiperventilasi. Hiperventilasi menyebabkan kadar CO2 tubuh turun sehingga terjadi kompensasi tubuh untuk menurunkan pH dengan meretensi H+ oleh ginjal agar absorpsi HCO3- berkurang. Ingat, bila pH tinggi berarti [H+] turun. Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.

(8)

Penyebab akut dapat berupa stimulasi saraf sentral pada tumor serebri,ensefalitis, dan intoksikasi. Penyebab kronis dapat berupa penyakit paru kronis.

Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah: a. Rasa nyeri

b. Sirosis hati

c. Kadar oksigen darah yang rendah d. Demam

e. Overdosis aspirin.

Gambaran Klinis

a. Pasien sering menguap b. Napas lebih cepat dan dalam c. Kepala terasa ringan

(9)

Patofisiologi Alkalosis Respiratorik

Diagnosis

Laboratorium: pH ↑ – pCO2 ↓ – bikarbonat ↓ – BE (-)

Penatalaksanaan

Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan. Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri. Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya. Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10

Hiperventilasi

Hipokapnia (↑PaCO2)

↓ pH darah

Hipoventilasi Buffer Ginjal

48-72 Jam Menahan CO2 Mengembalikan pH ke normal Retensi Hidrogen (H+) Ekskresi Bikarbonat Mengembalikan pH ke normal

(10)

kali. Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.

4. ALKALOSIS METABOLIK Defenisi

Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.

Etiologi

Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.

Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).

Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat.

Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah. Penyebab utama alkalosis metabolik:

1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat) 2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung

(11)

Patofisiologi Alkalosis Metabolik

Diagnosis

Dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk menunjukkan darah dalam keadaan basa. Lab: pH ↑, CO ↑, BE (+), pO2 ↓, HCO3 ↑

Penatalaksanaan

Biasanya alkalosis metabolic diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit dalam hal ini adalah natrium dan kalium.Pada kasus berat,diberikan ammonium klorida secara intravena.

Untuk pemberian K+ (KCl) memperbaiki alkalosis (max 40 mEq K+/ L) Kehilangan basa atau

Kehilangan asam

↑ pH serum

Hipoventilasi Buffer Ginjal

↑ PaCO2 ↓ pH Serum Retensi Hidrogen (H+) Ekskresi Bikarbonat ↓ pH Serum

(12)

HASIL ANALISA GAS DARAH KETIDAKSEIMBANGAN ASAM BASA

Kondisi pH HCO3 PaCO2

Asam basa seimbang Asidosis metabolic Asidosis respiratorik Alkalosis metabolic Alkalosis respiratorik 7,35 -7,45 <7,35 <7,35 >7,45 >7,45 22 – 26 mEq/L <22 mEq/L Normal atau >26 >26 mEq/L Normal atau <22 35 – 45 mmHg Normal atau <35 >45 mmHg Normal atau >45 <35 mmHg

Referensi:

Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika

Referensi

Dokumen terkait

Infeksi saluran pernafasan adalah suatu keadaan dimana saluran pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami inflamasi yang menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan

&#34;ipoglikemia atau penurunan kadar gula darah merupakan keadaan dimana kadar glukosa darah 0erada di 0awah normal, /ang dapat ter;adi karena ketidakseim0angan

&#34;eiring dengan menurunnya p# darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara

Resistensi insulin menyebabkan kemampuan insulin menurunkan kadar gula darah menjadi tumpul. Akibatnya pankreas harus mensekresi insulin lebih banyak untuk mengatasi kadar gula

Tingginya kadar VFA akibat pemberian pakan konsentrat dapat menyebabkan pH rumen menjadi asam dan menghasilkan gas karbondioksida serta gas metana dalam jumlah

Hipoglikemik adalah kadar gula darah yang rendah. Kadar gula darah yang normal 60-100 mg% yang bergantung pada berbagai keadaan. Salah satu bentuk dari kegawatan hipoglikemik

Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah melonjak atau berlebihan, yang akhirnya akan menjadi penyakit yang disebut Diabetes Melitus (DM) yaitu suatu

Keadaan dimana kadar pH yang rendah atau konsentrasi ion H yang tinggi dalam plasma disebut asidosis ,. keadaan dimana kadar pH dalam plasma meningkat atau konsentrasi ion H yang