• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jawaban Soal Kompre Rumah Sakit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jawaban Soal Kompre Rumah Sakit"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

JAWABAN SOAL KOMPRE RUMAH SAKIT 1. Jelaskan tipe-tipe rumah sakit ?

Rumah sakit menurut Siregar J.P & Amalia, 2003 dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria sebagai berikut :

1. Kepemilikan

a. Rumah Sakit Pemerintah, terdiri atas rumah sakit verikal yang langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan antara lain Rumah Sakit Pemerintah Daerah, Rumah Sakit Militer dan Rumah Sakit BUMN.

b. Rumah Sakit Swasta, terdiri atas rumah sakit hak milik (rumah sakit bisnis yang tujuan utamanya adalah mencari laba/profit) dan rumah sakit nir laba (rumah sakit yang mencari laba sewajarnya dimana laba yang diperoleh digunakan sebagi modal peningkatan sarana fisik, perluasan dan penyempurnaan mutu pelayanan untuk kepentingan penderita).

2. Jenis Pelayanan

a. Rumah Sakit Umum, pelayanan diberikan kepada berbagai penderita dengan berbagai jenis penyakit; memberi pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi medik; seperti penyakit dalam, bedah, pediatrik, ibu hamil dan sebagainya.

b. Rumah Sakit Khusus, merupakan rumah sakit yang memberi pelayanan diagnosis dan pengobatan untuk penderita dengan kondisi medik tertentu baik bedah maupun non bedah; seperti rumah sakit khusus kanker, bersalin, rumah sakit rehabilitasi dan penyakit kronis lainnya. 3. Lama Tinggal di Rumah Sakit

a. Rumah Sakit Perawatan Jangka Pendek, biasanya untuk penderita dengan kondisi penyakit akut dan kasus darurat yang dirawat di rumah sakit kurang dari 30 hari.

b. Rumah Sakit Perawatan Jangka Panjang, biasanya merawat penderita dalam waktu rata-rata 30 hari atau lebih, penderita demikian memiliki kesakitan jangka panjang seperti kondisi psikiatri.

▸ Baca selengkapnya: soal tes perawat masuk rumah sakit pdf

(2)

a. Rumah Sakit Pendidikan, adalah rumah sakit yang melaksanakan program pelatihan residensi dalam medik, bedah, pediatri dan bidang spesialis lain. Dalam rumah sakit residen melakukan pelayanan atau perawatan penderita di bawah pengawasan staf medik rumah sakit. b. Rumah Sakit Non Pendidikan, adalah rumah sakit yang tidak memiliki program pelatihan residensi dan tidak ada afiliasi rumah sakit dengan universitas.

5. Status Akreditasi

Rumah sakit berdasarkan status akreditasi terdiri atas Rumah Sakit yang telah diakreditasi dan Rumah Sakit yang belum diakreditasi. Rumah sakit yang telah diakui secara formal oleh suatu badan sertifikasi yang diakui, yang menyatakan bahwa suatu rumah sakit telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan tertentu, ini adalah rumah sakit yang telah diakreditasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 983/Menkes/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat dan Rumah Sakit Daerah dikelompokkan menjadi :

1) Rumah Sakit Umum tipe A adalah Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspesialistik luas dengan kapasitas tempat tidur lebih dari 1000. Di Indonesia terdapat 4 buah RS tipe A yaitu RS Cipto Mangunkusumo di Jakarta, RSUD Dr. Soetomo di Surabaya, RSU Adam Malik di Medan, RS Sardjito di Jogjakarta dan RS Dr. Wahidin di Ujung Pandang.

2) Rumah Sakit Umum tipe B adalah Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan subspesialistik terbatas dengan kapasitas tempat tidur 500– 1000 buah. Rumah Sakit Umum tipe B dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan fungsinya sebagai tempat pendidikan tenaga medis yaitu Rumah Sakit Pendidikan (RS Karyadi di Semarang) dan Rumah Sakit non pendidikan (BRSU Tabanan di Bali).

3) Rumah Sakit Umum tipe C adalah Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar dengan kapasitas tempat tidur 150–500 buah.

▸ Baca selengkapnya: soal tes tulis administrasi rumah sakit

(3)

4) Rumah Sakit Umum tipe D adalah Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar dengan kapasitas tempat tidur 50–150 buah (Anonim, 1988).

2. Apakah perbedaan antara RS dengan klinik ? RS : ~ Mempunyai pelayanan yang komplek

~

Klinik : ~ Pelayanan yang diberikan biasanya tertentu (misal : klinik bersalin)

3. Kasus : suatu RS tipe D mempunyai BOR 90%, sedangkan tipe A hanya 40%. Jelaskan fenomena tersebut berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya ?

Faktor yang mempengaruhinya :

• Jumlah tempat tidur  dengan jumlah pasien yang sama RS tipe D akan dapat memperoleh BOR yang lebih besar dibanding dengan RS tipe A. Hal ini dikarenakan jumlah bed RS tipe A lebih besar daripada jumlah bed RS tipe D.

• Jumlah pasien

4. Jelaskan struktur organisasi di tiap-tiap tipe RS ?

Karena sekarang tiap-tiap daerah sudah mempunyai otonomi sendiri-2 maka struktur organisasi tiap-2 RS tergantung SK Gubernur setempat. Sedangkan jaman orde baru struktur organisasi tiap-2 RS ditentukan oleh Menteri Kesehatan.

5. Mengapa di RS perlu ada seorang apoteker ? Apakah hal tersebut menjadi suatu keharusan ?

Karena dalam RS terdapat suatu Instalasi Farmasi dimana Apoteker sangat berperan untuk mengelola IFRS agar pengelolaan obat dapat berjalan dengan baik. 6. Berapa jumlah ideal seorang apoteker di RS ?

(4)

7. Kasus : ada beberapa RS yang berorientasi pada pasien dengan kondisi ekonomi menengah keatas. Bagaimana pendapat saudara mengenai hal tersebut?

Saya tidak setuju dengan adanya RS yang berorientasi pada pasien dengan kondisi ekonomi menengah keatas, hal ini dikarenakan penduduk di Indonesia tidak semua mempunyai kondisi ekonomi menengah keatas. Bahkan sebagian besar merupakan masyarakat menengah kebawah. Adanya RS dengan orientasi menengah keatas akan menimbulkan kesenjangan sosial di tengah masyarakat, apalagi jika di sekitar RS tsb rata-rata masyarakatnya mempunyai kelas ekonomi menengah kebawah dan sedang butuh perawatan serta tidak mempunyai cukup biaya, maka dalam hal ini mereka secara otomatis akan pergi ke RS tsb untuk memperoleh pengobatan. Apa RS tsb akan menolak? Jika hal itu terjadi maka sangat tidak manusiawi.

8. Ada berapa RS tipe A di Indonesia ? Sebutkan !

Ada 6 RS tipe A di Indonesia, antara lain RS Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RS Hasan Sadikin (Bandung), RS Sardjito (Jogjakarta), RSUD Dr. Soetomo (Surabaya), RSU Adam Malik (Medan), RS Dr. Wahidin (Ujung Pandang).

9. Apa yang dimaksud dengan system rujukan ?

Sistem rujukan adalah suatu upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah yang timbul, baik secara vertikal maupun secara horizontal kepada pihak yg mempunyai fasilitas lebih lengkap san mempunyai kemampuan lebih tinggi.

10. Apa yang dimaksud dengan system satelit di RS ?

Sistem satelit di RS aalah suatu sistem desentralisasi dari IFRS agar distribusi obat lebih dekat dengan pasien.

11. Kasus : menurut saudara mana yang lebih efektif dan efisien antara menyediakan apotek RS 24 jam dengan obat lengkap atau menyediakan beberapa satelit ?

(5)

Lebih efektif dan efisien menyediakan apotek RS 24 jam daripada satelit farmasi, karena semua pengelolaan obat dapat terkontrol dengan baik (atau biasa disebut sistem satu pintu) daripada menediakan beberapa satelit farmasi. Hal ini karena dengan adanya satelit farmasi stok obat di tiap-tiap satelit harus lengkap dan hal ini dapat menyebabkan stok berlebih dan obat yg ED tak terkontrol dengan baik.

12. Ada berapa macam system distribusi obat di RS ? Jelaskan kelebihan dan kekurangan masing-masing system!

Secara umum sistem distribusi obat di rumah sakit yaitu : a. Sistem resep individu (Individual Prescription)

Resep individu adalah resep yang ditulis dokter untuk tiap penderita. Sistem ini biasanya digunakan oleh rumah sakit kecil dan atau rumah sakit pribadi, karena memudahkan cara untuk menarik pembayaran atas obat yang digunakan pasien dan memberikan pelayanan kepada pasien secara perorangan. Tapi meningkatkan kebutuhan personel bagian farmasi untuk tugas melayani resep perorangan. Keuntungan sistem Individual Prescription :

1) Semua pesanan obat langsung diperiksa oleh farmasis.

2) Memungkinkan interaksi antara farmasis, dokter, perawat, dan pasien.

3) Meningkatkan pengawasan obat-obatan dengan lebih teliti.

4) Memberikan cara yang cocok melaksanakan pembayaran obat-obatan yang digunakan pasien (Ray, 1983).

b. Sistem persediaan lengkap di ruangan (ward floor stock)

Pada sistem ini hampir semua obat-obatan dapat di suplai, kecuali yang jarang dipakai atau yang sangat mahal sekali disediakan pada setiap pos perawatan dan tidak ada pengembalian obat yang tidak terpakai. Akan tetapi pengawasan obat oleh farmasis menjadi sangat berkurang terutama dalam hal penyimpanan obat yang baik, pemberian obat yang benar ke pasien dan sangat memungkinkan untuk terjadinya kerusakan bahkan pencurian obat. Pada sistem ini pekerjaan dan tanggung jawab perawat menjadi lebih besar dalam menangani obat-obatan (Ray, 1983).

(6)

Keuntungan sistem floor stock :

1) Adanya persediaan obat-obatan yang siap pakai untuk pasien. 2) Pengurangan transkrip pesanan obat bagi farmasi.

3) Pengurangan jumlah personil farmasi yang dibutuhkan (Ray, 1983).

Sedangkan kerugian pada sistem floor stock :

1) Kesalahan pemberian obat bertambah besar karena farmasis tidak memeriksa ulang pesanan obat.

2) Meningkatkan persediaan obat disetiap pos perawatan.

3) Meningkatkan kemungkinan kerusakan obat dan pencurian obat. 4) Meningkatkan biaya dalam hal menyediakan fasilitas tempat penyimpanan obat yang memadai pada tiap pos perawatan.

5) Dibutuhkan tambahan waktu kerja bagi perawat untuk menangani obat-obatan (Ray, 1983).

c. Kombinasi Floor Stock dan Individual Prescription

Sistem ini umumnya digunakan oleh rumah sakit yang menggunakan sistem penulisan resep pesanan obat secara individual sebagai sarana utama untuk penjualan obat tetapi juga memanfaatkan sistem floor stock secara terbatas (Ray, 1983).

d. Unit Dose Dispensing (UDD)

Pada sistem ini obat didistribusikan ke ruang perawatan untuk setiap pasien dalam kemasan persekali minum/per sekali pemakaian.

Keuntungan sistem Unit Dose Dispensing :

1) Interaksi antara farmasis dengan dokter dan perawat dapat lebih intensif,

2) Resep dapat dikaji oleh Farmasis,

3) Farmasis dapat melakukan Therapeutic Drug Monitor, 4) Farmasis mendapat profil pengobatan pasien dengan lengkap, 5) Efisiensi ruang perawatan dalam penyimpanan obat,

6) Mengurangi beban perawat dalam penyiapan obat, sehingga perawat mempunyai waktu lebih untuk merawat pasien,

(7)

8) Menciptakan sistem pengawasan ganda, yaitu oleh farmasis ketika membaca resep sebelum dan sesudah menyiapkan obat, serta perawat ketika membaca formulir instruksi obat sebelum memberikan obat kepada pasien, hal ini akan mengurangi kesalahan pengobatan,

9) Pasien hanya membayar obat yang telah dipakai (Ray, 1983). e. One Daily Dose (ODD)

Dalam metode ini pasien mendapat obat yang sudah dipisah-pisah untuk pemakaian sekali pakai, tetapi obat diserahkan untuk sehari pakai pada pasien.

13. Apa perbedaan depo farmasi dengan apotek RS ?

Depo Farmasi : hanya melayani R/ dari unit-unit tertentu di bagian RS tersebut. Apotek RS : apotek tersebut dapat melayani R/ dari luar RS tersebut.

14. Kasus : menurut saudara dapatkah depo farmasi ditiadakan karena fungsinya dapat diambil alih oleh perawat, bila pasien membeli obat diluar RS kemudian menyerahkan obat tersebut ke perawat untuk di unit-dosekan?

Menurut saya depo farmasi dapat ditiadakan karena fungsinya dapat diambil alih oleh perawat namu kurang efisien dan dapat memberatkan tugas dari perawat, coz perawat harus menyiapkan obat-obat pasien per kali pemakaian.

15. Ada berapa apoteker yang bertugas di rumah sakit tempat saudara melakukan PKL? Apa tugas dan fungsinya masing-masing ?

Ada 2 apoteker.

Tugas dan fungsi apoteker :

1. Menyusun tentang sediaan fermasi dan alkes, perbekalan kesehatan. 2. Mengadakan sediaan farmasi, alkes, dan perbekalan frms.

(8)

4. Merancang & melaksanakan distribusi sediaan frms, alkes & perbekalan kes.

5. Mengelola sediaan farmasi, alkes, & perbekalan kes. 6. Memberikan inform sed frms, alkes, & perb kes.

7. Memonitor & mengevaluasi penggunaan sed frms, alkes, & perb kes. 8. Sbg sekretaris PFT.

9. Memilih sed frms, alkes, & perb kes yg sesuai dg kemampuan keuangan kondisi konsumen.

10. Mengidentifikasi & memastikan kebenaran obt.

11. Membuat keputusan prof mengenai ada tidaknya a/ kemungkinan terjadinya mslh dg obt beserta penyelesaiannya.

12. Memonitor penggunaan obt & m’evaluasi p’gunaan obt. 13. M’amankan p’sediaan.

14. Memusnahkan obt yg rusak.

15. Melaksanakan pendidikan & pelatihan & pengembangan.

22. Jelaskan system perencanaan dan pembelian obat di RS dari sisi periode perencanaan dan system pembeliannya ?

• Metode Perencanaan

1. Metode Konsumsi  pemkaian obt b’dsr masa lalu sbg dsr perencanaan yg akan dtg u/ menentukan forecasting (3-5 th)

2. Metode Morbiditas  pemakaian obt b’dsr jenis penggunaan 3. Metode Kombinasi  b’dsr pemakaian ms lalu & jenis penyakit • Met Pembelian/Pengadaan

1. Met Tender

• Tender t’buka  t’buka bg PBF manapun • Tender t’tu2p  tdk diiklankan di Koran

• Tender diatur  mendekti 1 M, b’arti dana yg keluar dr perush besar hrs bs m’olah dana.

2. Met Semi Tender

• Lingk PBF t’bts, tdk diumumkan d Koran, b’dsr kenalan • Nominalnya tdk byk

(9)

• Sering ada yg melakukan p’aturan tender

3. Met To Being System

• P’belian scr lgs (stlh brg hbs), biasanya dilakukan oleh apt • Pemilihan PBF

• Tdk m’untungkan dbdg dgn kontrak 4. Met Kontrak

• P’belian lgs, kontrak dr pabrik lwt PBF • Met kontrak mrpkn met yg plg baik u/ RS • Kontrak jauh lbh m’untungkan

• Dg analisis probabilitas mk bs dilihat quantum yg terbsr • Hrs dibuat srt kontrak, setiap kata-kata ada efek hukumnya

23. Hal apa saja yang menjadi pertimbangan perencanaan dan pembelian di RS ?

 Analisis Pareto

adlh analisis yg dilakukan u/ m’elompokkan obt k dlm 3 gol yi : A  obt yg % kumulatifnya 70 – 80 %

B  obt yg % kumulatifnya 80 – 95 % C  obt yg % kumulatifnya 95 – 100 %

• Obt gol A  obt yg m’py nilai jual yg tinggi (sering digunakan)  nilai ekonomi tinggi  perlu p’awasan ekstra (tdk blh out of stock)  p’endalian hrs baik. T’msk dlm fast moving.

• Gol A % kumulatifnya ± 80 % mk mcm p’sediaan adlh 20 % dr tot mcm p’sediaan. Arti obt gol A mpy nilai jual yg plg tinggi

• Jk kt sdh m’etahui obt gol A, B, & C mk obt yg dipotong adl gol C. jk dana msh tdk cukup mk yg d pot jg dr gol B namun jk dlm gol C tdpt obt yg d perlukan, mk digunakan met VEN.

 Analisis VEN

Menyesuaikan dg dana yg tersedia dg VEN (di gunakan u/ m’ambil keputusan obt mana yg bs dipangkas)

(10)

A B C

V VA VB VC

E EA EB EC

N NA NB NC

V Vital,mau tdk mau hrs ada d RS walaupun p’gunaan sdkt. Ex. obat jantung (adrenalin), asma.

E  Essensial = penting.

N  Non Essensial = tdk penting

 Obat yg wajib ada b’dsrkan diagram VEN adlh VA(Vital & gol A)

 Obat yg blh duluan di potong adlh NC (non essensial & gol C)  Urutan pemotongan NCNBNA

24. Bagaimanakah system penyimpanan perbekalan farmasi di RS ?

 Barang d simpan b’dsrkan mcm sediaan (sirup, tablet, injeksi, kapsul, krim, dll)

 Di urutkan b’dsr abjad

 Di simpan b’dsr generik & non generik  Di simpan b’dsr stabilitas obt

 Di simpan mnrt ketahanannya thdp cahaya  Mnrt UU (psiko,narko, 7 mdh terbakar)

Sistem penyompanan barang

 FIFO

Yi system d mana brg yg dtg awal diletakkan d dpn & brg yg dtg berikutnya d letakkan d belakangnya, shg brg yg akan diambil adlh brg yg didepan. Kerugian : jk brg yg dtg belakangan EDnya tinggal bentar lg or lbh dkt waktu EDnya drpd brg yg dtg lbh dulu/brg yg d dpn mk brg tersebut sdh t’lanjur ED & tdk ketahuan sblm sempt d gunakan.

(11)

U/ m’atasinya digunakn system FEFO, brg yg mpy ED lbh dulu diletakkan di dpn shg u/ penerimaan brg perlu ketentuan ED yi menerima brg yg EDnya 1 th.

 LIFO

System ini tdk bagus digunakan u/ obat/tidak diterapkan krn brg yg dtg awal tdk t’ambil & bs rusak

25. Barang farmasi yang telah diterima, apakah langsung didistribusikan ke unit-unit pemakai atau dikarantinakan terlebih dahulu ?

Tergantung sistem pendistribusian di RS masing-masing.

26. Apakah perencanaan pembelian obat untuk instalasi

farmasi dapat dilakukan bersamaan dengan apotek RS? Mengapa ?

Tidak bisa digabungkan karena penggunaannya berbeda. Kebutuhan penggunaan IFRS lebih banyak di bandingkan dengan apotek RS,selain itu sistem pembelian/pengadaan juga berbeda. IFRS biasanya menggunaknsistem kontrak, tender, atau semi tender, sedangkan apotek menggunakan sistem pembelian langsung.

27. Apakah yang dimaksud dengan gas medik ?

Gas medik adalah gas yang digunakan untuk pelayanan medik seperti oksigen.

28. Bagaimana system administrasi bagi pasien tidak mampu

di RS tempat saudara PKL ?

Tergantung RS masing-masing.

29. Bagaimana system administrasi bagi pasien askes di RS

tempat saudara PKL

(12)

30. Bagaimankah perbedaan pembelian obat oleh pasien rawat inap dan rawat jalan ?

Pasien rawat inap :

• Cara pembayaran jika pasien rawat inap dapat dibayar setelah pasien pulang

• Cara distribusi ke pasien misal UDD, ODD, floor stock Pasien rawat jalan :

• Cara pembayaran jika pasien rawat jalan harus langsung dibayar saat pengambilan obat

• Cara distribusinya menggunakan individual prescribing

31. Kasus : seorang pasien rawat inap membeli obat di luar RS karena obat yang dimaksud tidak tersedia di RS. Bagaimana cara mengontrol agar obat yang dibeli tsb bukan obat palsu atau sub standar ?

• Pasien dianjurkan membeli di apotek

32. Berapa jumlah apotek RS atau depo farmasi yang ideal ? Adakah ketentuan yang mengatur hal tersebut ?

Tergantung jumlah kebutuhan dan pelayanan yang diberikan RS. Tidak ada ketentuan yang mengatur tentang hal tersebut.

33. Apakah yang dimaksud dengan medical record ? Hal apa yang tertera di dalamnya ?

Medical record adalah sejarah ringkas, jelas, dan akurat dari kehidupan dan kesakitan penderita, ditulis dari sudut pandang medik.

Medical record menurut SK Dirjen Pelayanan Medik adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yg diberikan kepada seorang penderita selama dirawat di RS, baik rawat jalan maupun rawat tinggal.

(13)

Hal yang tertera didalamnya adalah catatan dan dokumen tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yg diberikan kepada seorang penderita.

34. Siapa sajakah yang berhak melihat isi medical record ? Yang berhak melihat medical record adalah dokter, perawat, apoteker, dan petugas rekam medik.

35. Menurut saudara perlukah seorang apoteker berperan dalam pengisian medical record ? Jika ya, dalam hal apa ?

Perlu sekali, dalam hal penggunaan obat.

36. Apa kriteria pasien yang perlu mendapatkan medical record ?

Semua pasien yang datang ke rumah sakit.

37. Apakah apoteker di apotek RS dapat merangkap sebagai apoteker di instalasi farmasi ? Mengapa ?

Tidak bisa, karena setiap apotek harus ada apotekernya masing-masing.

38. Apakah depo farmasi perlu dipimpin oleh seorang apoteker ? Mengapa ?

Perlu, karena depo farmasi juga mengurusi tentang obat jadi merupakan tanggung jawab farmasi.

39. Apa tugas dan tanggungjawab apoteker RS ? Tergantung job deskription masing-masing

40. Apa yang dimaksud dengan komite farmasi dan terapi ? Sekelompok penasehat dari staff medik dan bertindak sebagai garis komunikasi organisasi antara staf medik dan IFRS.

(14)

41. Apa tugas dan fungsi komite farmasi dan terapi ? Tugas dan ruang lingkup PFT meliputi:

1. memberi masukan kepada staf medis dan administrasi rumah sakit untuk seluruh masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat yang sedang dalam penelitian. Keputusan yang diambil oleh PFT harus ditinjau dan disetujui oleh direktur dan staf yang terkait.

2. membuat formularium, terkait obat yang diterima untuk digunakan di rumah sakit dan merevisinya secara periodik. Pemilihan obat untuk dimasukkan dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi secara obyektif terhadap efek terapi, keamanan serta harga dan juga harus meminimalkan duplikasi obat jenis obat.

3. mengevaluasi masukan dari Instalasi Farmasi rumah sakit dalam mengembangkan tinjauan terhadap kebijakan dan peraturan mengenai penggunaan obat di rumah sakit.

4. mengumpulkan dan meninjau laporan efek samping obat.

5. mengembangkan dan menyebarkan materi dan program-program pendidikan yang berkaitan dengan obat-obatan kepada anggota staf medis dan perawatan.

42. Siapakah anggota komite farmasi dan terapi ?

* Anggota komite medik : terdiri dari ketua & satuan medik fungsional yang terdiri dari para dokter di RS.

* Anggota PFT : ketua (dokter), sekretaris (farmasis) dan anggota yg terdiri dari beberapa dokter, seorang farmasis dan perawat.

43. Apakah komite farmasi dan terapi mutlak diperlukan di RS ? Mengapa ?

(15)

Berdasarkan Kepmenkes No.1009/Menkes/SK/X/1995  semua RS pemerintah diwajibkan mempunyai PFT.

Tapi untuk RS swasta tidak tahu....

Selain itu PFT di RS merupakan salah satu syarat untuk mencapai akreditasi.

44. Apa kedudukan apoteker di komite farmasi dan terapi ? Sekretaris

45. Apa yang dimaksud dengan formularium RS ?

Formularium adalah daftar obat baku yang dipakai oleh RS yang dipiluh secara rasional dan dilengkapi dengan penjelasan, mrpkn informasi obat untuk pelayanan medis di RS.

46. Apa yang menjadi pertimbangan dalam menyusun formularium RS ?

Yang menjadi pertimbangan dalam menyusun formularium: • obat-obat yang paling dibutuhkan RS

• obat-obat yang paling banyak digunakan

• pola penyakit (misal 20 besar penyakit periode ttt)

• obat-obat yang dimasukkan dalam formularium harus memiliki kriteria obat yang baik mencakup parameter efikasi, keamanan, kesesuaian, ketersediaan hayati & harga obat.

• usulan dari dokter

• disesuaikan dengan kebutuhan user (dokter, perawat, apoteker) misal mudah dibawa, ringkas, dan informatif

47. Bagaimanakah cara menentukan kriteria obat yang dapat masuk ke dalam formularium ?

Cara menentukan kriteria obat yang dapat dimasukkan dalam formularium ( tahap awal yaitu dengan seleksi obat, hasil seleksi dibuat formularium) :

Kriteria WHO untuk seleksi obat essensial

(16)

2. Keamanan dan efikasi yang telah terbukti 3. Bukti dari performance dari berbagai setting

4. Kualitas yang mencukupi termasuk biovaibilitas dan stabilita 5. Cost benefit ratio yang dapat diterima untuk total biaya pengobatan 6. Pemilihan obat yang sudah dikenal termasuk properti farmakoterapi yang baik dan kemungkinan produksi lokal

7. Terdiri dari 1 komponen

Kriteria seleksi berdasarkan Daftar Obat Essensial Nasional 2002:

1. Memiliki rasio manfaat-resiko (benefit-risk-ratio) yang paling menguntungkan

2. Mutu terjamin termasuk stabilita dan bioavaibilitas

3. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan yang disesuaikan dengan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan

4. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh penderita 5. Memiliki rasio manfaar dan biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi berdasarkan biaya lansung dan tidak langsung

6. Bila terdapat lebih dari satu pilihan yang memiliki efek terapi yang serupa, pilihan dijatuhkan pada:

- Obat sifatnya paling banyak diketahui berdasarkan data ilmiah

- Obat dengan sifat farmakokenetik yang diketahu paling menguntungakan

- Obat yang stabilitasnya lebih baik - Mudah diperoleh

- Obat yang telah dikenal

7. Obat jadi kombinasi tetap, harus memenuhi kriteria berikut:

- Obat hanya bermanfaat bagi penderita dalam bentuk kombinasi tetap

- Kombinasi tetap harus menunjukkan khasiat dan keamanan ynag lebih tinggi daripada masing-masing komponen

(17)

- Perbandingan dosis komponen kombinasi tetapmerupakan perbandingan yang tepat untuk sebagian besar penderita yang memerlukan kombinasi tersebut

- Kombinasi tetap harus meningkatkan rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio)

- Untuk antibiotika kombinasi tetap harus dapat mencegah atau mengurangi terjadinya resistensi dan efek merugikan lainnya

48. Apakah yang dimaksud dengan infeksi nosokomial ?

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien ketika pasien tersebut dirawat di RS juga petugas kesehatan.

49. Bagaimanakah dari RS yang rentan sebagai tempat

terjadinya penularan infeksi ?

Bagian RS yang rentan terjadinya penularan infeksi : inos sering terjadi pada infeksi luka operasi, pneumonia, infeksi saluran kencing, bakteremi

50. Bagaimanakah cara mencegah infeksi nosokomial ?

Cara mencegah inos/ pengendalian inos didasarkan pada prinsip-prinsip:

♣ pemutusan mata rantai penyebaran infeksi, misal dengan isolasi, cuci tangan, ventilasi mekanik, teknik operasi aseptik.

♣ pemberantasan sumber atau sumber infeksi yang potensial, misal pengobatan pasien yang terinfeksi, dekontaminasi alat.

♣ meningkatkan resistensi pasien terhadap infeksi, misal imunisasi, penggunaan antibiotik profilaksis yang tepat bila diindikasikan.

♣ peningkatan daya tahan host, dengan penggunaan vaksin maupun imunisasi aktif, atau pemberian antibodi pada imunisasi pasif.

51. Bagaimanakah cara mencegah agar tenaga medis dan non

medis di RS tidak terkena infeksi nasokomial ? Menjaga kebersihan kerja, sanitasi.

(18)

52. Apakah yang dimaksud dengan CSSD ? Apa fungsinya ? CSSD adalah suatu unit pengendalian infeksi di rumah sakit yaitu untuk mencegah penularan dan penyebaran infeksi dari pasien ke petugas kesehatan, dari pasien ke pasien, dari petugas kesehatan ke pasien, maupun dari pasien ke pengunjung pasien.

53. Apakah CSSD wajib dimiliki oleh sebuah RS ?

CSSD tidak wajib dimiliki oleh sebuah RS, karena CSSD merupakan pelayanan penunjang, jadi RS yang tidak memiliki CSSD tetap bisa melakukan sterilisasi dengan cara dititipkan ke RS lain.

54. Apakah yang dapat dilakukan jika disebuah RS tidak

terdapat unit CSSD ?

RS tersebut dapat menitipkan sterilisasi ke RS lain.

55. Jelaskan pengolahan limbah RS, kelebihan dan

kekurangannya. System mana yang terdapat di RS tempat

saudara PKL ?

Penjelasan sesuai tempat PKL masing-masing.

56. Mengapa unit instalasi produksi di RS tidak memerlukan sertifikat CPOB ?

Karena obat-2 yg diproduksi di RS hanya digunakan untuk keperluan RS itu sendiri dan pemakaiannya jangka pendek.

57. Perlukah obat-obat yang diproduksi di RS diberi nomor registrasi ? Mengapa?

Tidak, karena obat-2 yg diproduksi di RS hanya digunakan untuk keperluan RS itu sendiri dan pemakaiannya jangka pendek.

(19)

58. Dapatkah obat produksi RS dipertanggung jawabkan kualitasnya ? Mengapa ?

Dapat, karena obat itu diproduksi sesuai dengan kondisi yang disyaratkan.

59. Apa criteria obat yang dapat diproduksi di RS ? Sebutkan !

• obat yang tidak stabil dalam penyimpanan

• obat dengan formula dan konsentrasi khusus (tidak ada sediaan di pasar) • obat dengan kualitas baik dan harga murah

• preparat yang secara khusus diminta oleh dokter • obat yang sukar dicari di pasar

60. Apa yang dimaksud dengan tenaga medik, tenaga paramedik dan non medik ?

o Tenaga medik adalah : orang yang bekerja / melakukan pekerjaan di bidang kesehatan; seperti dokter.

o Tenaga para medik : oorang yang bekerja / membantu melakukan pekerjaan dalam bidang kesehatan.

o Tenaga non medik : orang yang tidak bekerja dalam bidang kesehatan.

61. Bagaimana cara saudara memantau obat yang diresepkan dokter agar sesuai dengan formularium RS ?

Resep yang masuk ke IFRS harus selalu dilakukan pengecekan dengan yang ada di Formularium RS dan dibuatkan protab yang menjelaskan bahwa dokter tidak boleh melakukan peresepan di luar formularium RS.

62.Kasus : apakah dapat dibenarkan seorang dokter di RS melakukan dispensing dengan obat yang sesuai dengan formularium ? Mengapa ?

o Dokter tidak boleh melakukan dispensing walaupun itu sesuai dengan formolarium yang ada di RS.

(20)

o Dokter boleh melakukan dispensing apabila dokter tersebut bertugas di daerah pedalaman dan jauh dari apotek.

o Selain itu jg apabila dokter melakukan dispensing berarti dokter tidak menghargai profesi apoteker sebagai tenaga kesehatan juga.

63. Apakah yang dimaksud dengan polifarmasi ? Sebutkan contohnya !

Polifarmasi adalah : suatu pengobatan berlebih yang dilakukan oleh dokter dalam peresepan yang diberikan kepada pasien, padahal obat tersebut mempunyai khasiat yang sama. Ex : semisal pasien yang menderita asma dokter memberikan obat dalam resep aminophyllin dan ephedrin HCl. Padahal obat tersebut mempunayi khasiat yang sama yaitu sebagai obstruksi jalan nafas yang reversible.

64.Kasus : bagaimana cara mencegah terjadinya polifarmasi di RS bagi pasien rawat inap mengingat terkadang 1 pasien ditangani oleh beberapa dokter spesialis ?

Dengan cara melihat Rekam Medik dari pasien dan diharapkan semua dokter saling berinteraksi atau berkomunikasi dalam menangani 1 pasien, dan farmasis selalu melakukan croscek terakhir sebelum obat diserahkan ke pasien.

65. Apa yang dimaksud “life saving drug”? sebutkan contohnya !

Obat – obat penting yang harus selalu ada di suatu RS. Ex : Adrenalin, Albumin, Insulin.

66. Diunit mana “life saving drug” ini lebih banyak tersedia ?

Biasanya tesedia di unit : ICU, HCU, ICCU, IGD.

67. Dalam kondisi bagaimanakah suatu RS merujuk pasien ke RS lain ?

(21)

• Fasilitas di RS yang bersangkutan tidak memadai, sehingga diperlukan penanganan yang lebih intensif .

• Tidak adanya pelayanan medis tertentu yang sesuai dengan kondisi pasien.

• Keinginan pasien untuk pindah ke RS lain.

68. apa criteria RS yang dapat dijadikan tempat rujukan ? • Mempunyai fasilitas yang lebih lengkap

• Mempunyai pelayanan medis yang lengkap

69. Kasus : menurut saudara dapatkah metode penyembuhan non medis masuk ke dalam unit pelayanan di RS ?

Boleh, tergantung kebijakan RS masing-masing.

70. Kasus : di Cina selain obat modern suatu RS juga menyediakan obat tradisonal, bagaimana menurut saudara dapatkah hal tersebut berlaku di Indonesia ?

Dapat berlaku di Indonesia, misalnya Happyland (obat yg digunakan berasal dari tumbuh-tumbuhan).

71. Di beberapa RS tersedia unit Pusat Informasi Obat (PIO), apa yang dimaksud dengan PIO ?

Suatu unit pelayanan yang memberikan

72. Apakah keberadaan PIO suatu keharusan suatu RS, bagaimana cara mensiasatinya jika unit ini tidak ada ?

Tidak merupakan keharusan. Jika RS tidak terdapat PIO, maka dapat menghubungi pusat PIO yang berada di luar RS.

73. Ada berapa metode dalam menyampaikan Informasi obat di PIO ?

Ada 2. Langsung (memberikan informasi langsung kepada masyarakat) dan tidak langsung (melalui alat komunikasi seperti email, telepon, fax atau sms).

(22)

74. Apa criteria pasien yang perlu mendapatkan konseling dari PIO ?

• Pasien geriatri • Pasien pediatric

• Pasien dengan penyakit kronis

• Pasien dengan riwayat penyakit tertentu • Wanita hamil dan menyusui

• Pasien yang mendapat obat dalam jumlah yg banyak pada waktu bersamaan

75. Hal apa saja yang perlu di informasikan ke pasien ?

Minimal meliputi aturan pakai, efek samping, cara pakai, informasi yang berhubungan dengan penyakit pasien.

76. untuk pasien rawat inap yang akan menjalani rawat jalan, informasi apakah yang perlu dibekali mengenai obat-obat yang tetap harus dikonsumsi ?

Tergantung obat yang diberikan. Contohnya bila pasien diberi antibiotik diinformasikan bahwa antibiotik harus diminum sampai habis dan sesuai dengan aturan pakainya.

77. Kerja sama dalam hal apa saja yang dapat dijalin antar RS ?

• Sistem rujukan • PIO

78. Kasus : menurut saudara bagaimana hubungan antara apoteker dengan dokter di RS mengingat adanya pendapat bahwa apoteker belum dapat menjadi mitra dokter di RS, apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut ?

(23)

• Apoteker harus belajar lebih dalam mengenai farmasi klinis, farmakoterapi dan farmakokinetik.

• Apoteker harus berani tampil di depan, agar lebih diakui.

79. Kasus : menurut saudara sudah cukupkah ilmu yang diberikan oleh lembaga pendidikan apoteker untuk memberi bekal dalam bekerja di RS ?

Tidak cukup, kita sebagai apoteker harus lebih dalam mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan RS seperti manajerial, farmasi klinis.

80. Prosedur apa yang harus dilakukan jika RS saudara akan melakukan pemusnahan obat yang telah kadarluwarsa ?

Sama dengan pemusnahan obat ED di apotek.

81. Apakah di RS seorang apoteker telah turut berperan dalam melakukan dalam monitoring ESO ? Mengapa ?

Apoteker di RS urut berperan dalam MESO, karena MESO merupakan kewajiban seorang apoteker dalam standar pelayanan di RS.

82. Kasus : menurut saudara mana yang lebih tepat dijadikan patokan dalam menilai kualitas suatu RS, nilai akreditasi yang diperoleh atau BOR, mengapa ?

Semua

83. Apakah peraturan perundang-undangan tentang apotek berlaku juga bagi apotek RS mengingat RS terkadang mempunyai kebijakan tersendiri bagi unit-unit didalamnya ?

Berlaku juga, karena pelayanan yang dilakukan sama dan justru bisa lebih kompleks.

84. Kasus : ada beberapa dokter di RS yang menuliskan resep dengan kode-kode tertentu dengan tujuan hanya dapat

(24)

ditebus di apotek yang dimaksud, bagaimana pendapat saudara ?

Setuju, karena merupakan bentuk kerjasama antara dokter dan apoteker di apotek tersebut.

85. Apa tugas dan tanggung jawab Apoteker RS (IFRS) Tugas utamanya adalah pengelolaan mulai dari perencanan, pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada penderita sampai dengan pengendalian semua perbejlan kesehatan yang beredar dan digunakan dalam rumah sakit baik untuk penderita rawat tinggal, rawat jalan maupun untuk semua unit termasuk poliklinik rumah sakit. Berkaitan dengan fungsi utama di atas, maka harus disediakahn terapi yang optimal bagi semua penderita dan menjamin pelayanan bermutu tertinggi dan yang peling bermanfaat dengan biaya minimal.

(25)

86. Jelaskan komponen yang dinilai dalam akreditasi RS ?

87. Badan apakah yang menilai akreditasi RS ? 88. Jelaskan pengolahan limbah di RS ?

Tergantung RS masing-2

89. Apa yang dimaksud dengan perbekalan farmasi dasar dan non dasar ?

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang diharapkan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan modul pembelajaran Fisika berbasis scientific approach pada materi Alat-Alat Optik

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi saya yang berjudul “Gambaran Pengetahuan, Motivasi Dan

• Memiliki tempurung (karapaks) yang terintegrasi dengan tulang punggung, tidak dapat menarik kepala ke dalam tempurung seperti kura-kura air tawar. Contoh: penyu hijau

Ketiga sumbu kristal dari sistam ini sama panjang dan semuanya saling tegak

Bagaimanapun juga dia adalah adik kita sendiri.” Saudara-saudaranya setuju, 28 dan ketika beberapa pedagang Midian lewat, Yusuf dikeluarkan oleh abang-abangnya dari dalam

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Psikologi angkatan 2010 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dengan tujuan mengetahui tingkat identitas sosial

Memang bayang jelmaan tidak boleh dipercayai sangat sekali pun Iembaga berjubah kuning itu mengakui dirinya Moyang Labang, Manalah saya tahu sama ada benar

Pada tahap perencanaan eksperimen, kita perlu merancang teknik pelaksanaan yang meliputi hal  –    hal berikut : menentukan jenis tumbuhan yang akan di teliti,