• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Media Pembelajaran Dalam Model Pembelajaran Taktis Dan Kemampuan Motorik Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Bolavoli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Media Pembelajaran Dalam Model Pembelajaran Taktis Dan Kemampuan Motorik Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bermain Bolavoli"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

40

Pengaruh Media Pembelajaran Dalam Model Pembelajaran Taktis Dan Kemampuan Motorik Terhadap Hasil Belajar Keterampilan

Bermain Bolavoli Suherman Slamet*

FPOK Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran dalam model pembelajaran taktis dan kemampuan motorik terhadap hasil belajar keterampilan bermain bola voli. Penelitian dilakukan dengan meng-gunakan metode eksperimen desain faktorial 2x2 terhadap 48 orang siswa SMU Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia. Variabel dalam pene-litian ini terdiri atas variabel bebas aktif, yaitu media pembelajaran (bola standard dan bola soft-volley) dalam model pembelajaran taktis, kemam-puan motorik sebagai variabel bebas atribut (kemamkemam-puan motorik tinggi dan rendah) serta variabel terikat hasil belajar keterampilan bermain bola-voli. Data hasil belajar dikumpulkan dengan menggunakan teknik tes Kete-rampilan Dasar Bolavoli dari Model NCSU Volleyball Skills Test Batterry, Tes Membuat Keputusan Taktik dan pelaksanaan Keterampilan melalui Metode GPAI. Teknik analisis data yang digunakan adalah Uji-t dan Uji ANAVA (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media pembelajaran dalam model pembelajaran taktis dan kemampuan motorik memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar keterampilan bermain bolavoli.

Kata Kunci: Model pembelajaran taktis, media pembelajaran, kemampuan

motorik.

PENDAHULUAN

Pada kenyataannya perkembangan pendidikan jasmani di sekolah-sekolah umumnya disampaikan dalam bentuk permainan dan olahraga, Yoyo dan Adang (1999/2000:3) mengemukakan bahwa, “materi pembelajaran dalam bentuk olah-raga atau permainan hendaknya diberikan secara bertahap dan mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, ”yaitu “Developmentally

Approach Practice” (DAP). Hal ini berarti adalah tugas ajar yang diberikan harus

memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan kemampuan anak tersebut. Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajar, tugas ajar yang sesuai ini harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan per-bedaan karakteristik setiap individu serta mendorong ke arah perubahan yang

*Penulis adalah staf pengajar Jurusan Pendidikan Olahraga (Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi) Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) Universitas

Pendidikan Indonesia. Jln. Dr. Setia Budhi 229. Bandung. Mobile. 081321897176. E-mail:

(2)

41

lebih baik. Untuk itu para guru hendaknya memiliki bekal pengetahuan dan kete-rampilan tentang strategi dan struktur permainan yang sangat berguna untuk meningkatkan optimalisasi belajar siswa.

Pembelajaran permainan bolavoli di sekolah haruslah diberikan dengan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak. Permainan bolavoli idealnya menggunakan bolavoli yang sebenarnya, tetapi dengan harga relatif mahal, sekolah tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi, oleh karena guru mensiasatinya dengan bola yang lebih seder-hana dalam arti harga dapat dijangkau. Bola yang diusahakan keberadaannya oleh guru tersebut adalah bola yang mudah digunakan dalam pembelajaran ber-main bolavoli, yaitu menggunakan bola soft-volley.

Dalam konsep pembelajaran permainan bolavoli siswa diberikan pema-haman taktik bermain bolavoli setiap siswa salah satunya harus memiliki keterampilan memantulkan dan mengoperkan bola, setiap siswa berbeda-beda kemampuan dan keterampilannya supaya pembelajaran permainan bolavoli bisa langsung bermain yaitu dengan menggunakan bola yang lunak sehingga mudah dimainkan. Penggunaan bola soft-volley dalam pembelajaran permainan bolavoli memudahkan siswa dalam mengikuti pembelajaran dibandingkan dengan meng-gunakan bola yang sebenarnya. Hal tersebut menjadi dasar penulis untuk menja-dikan suatu masalah untuk diteliti agar pembelajaran permainan bolavoli lebih mudah dikuasai.

Fakta empirik hasil pengamatan sementara penulis di lapangan menunjuk-kan bahwa dalam pembelajaran permainan bola voli di sekolah guru pendidimenunjuk-kan jasmani cenderung masih menggunakan metode dan sarana pembelajaran yang standard. Hal ini dikatakan oleh Cholik Mutohir (1995) yang dikutip oleh Yoyo dan Adang (1999/2000:5) dalam sebuah penelitiannya disebutkan bahwa dengan menggunakan peralatan standard, waktu gerak efektif per murid sangat rendah. Dengan waktu efektif per murid rendah maka sulit untuk meningkatkan kese-garan jasmani maupun merangsang pertumbuhan. Begitu pula tujuan-tujuan pendidikan jasmani sulit dicapai.

Sesuai pendapat di atas, jelas bahwa pembelajaran permainan yang masih menggunakan peralatan standard akan menghambat efektivitas pembelajaran, dan untuk itu penerapan model pembelajaran haruslah tepat dalam menentukan media belajar bagi siswa. Sudjana (1991) mengatakan bahwa penggunaan media alat pembelajaran yang tepat dapat mempertinggi hasil belajar, sebaliknya bila peng-gunaan yang tidak sesuai dengan tingkat kemampuan anak, akan menjadi salah satu penyebab timbulnya kesalahan-kesalahan pada gerak dasar yang diajarkan.

Berdasarkan pendapat di atas permasalahan yang dihadapi oleh para guru pendidikan jasmani antara lain kurang memahami implementasi dalam menerap-kan model pembelajaran sehingga kurang tepat dalam proses membelajarmenerap-kan siswa dan selalu berpegang pada permainan sebenarnya tanpa melihat tingkatan keragaman gerak anak yang komplek. Sehubungan dengan hal tersebut, pada

(3)

42

penelitian ini penulis mencoba menerapkan media pembelajaran dalam pembel-ajaran taktis dan Kemampuan motorik terhadap hasil belajar keterampilan bermain bolavoli. Penggunaan media sebagai alat pembelajaran dengan bola soft-volley akan mempermudah siswa kelas X SMU dalam belajar permainan bolavoli dan menyesuaikan dengan tingkat perubahan kemampuan anak sehingga anak tidak merasa takut lagi untuk melakukan belajar permainan bola voli tersebut, khusus-nya bagi pemula, sehingga menjadi lebih berani untuk melakukan gerakan yang di ajarkan. Hal ini akan membuat anak jadi lebih aktif untuk bergerak, bila anak sudah aktif maka tujuan dari pembelajaran pun akan cepat tercapai.

METODE

Metode dan Desain

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain faktorial. Metode ini digunakan atas dasar adanya variabel bebas sebagai perlakuan yang akan diuji pengaruhnya terhadap variabel terikat. Pene-litian dilakukan selama 2 bulan (16 kali pertemuan). Penentuan desain penePene-litian merujuk pada Sugiyono (2008) yaitu desain faktorial seperti pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Desain Penelitian Faktorial 2 x 2

Pre-Test Kelompok Perlakuan Post-Test

T1 T1 T1 T1 A1B1 A1B2 A2B1 A2B2 T2 T2 T2 T2 Keterangan T1 – T2 = Pre-test – Post-test

A1 = Model pembelajaran taktis bola Standard; A2 = Model pembelajaran taktis bola Soft-volley B1 = Kemampuan motorik tinggi; B2 = Kemampuan motorik rendah

Subjek

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki kelas X SMU Labo-ratorium UPI yang diambil dari jumlah populasi 130 orang dengan penentuan sampel acak menjadi 48 orang.

Instrumen

(4)

43

(1) Tes keterampilan teknik dasar bolavoli dari model NCSU Volleyball

Skills Test Batterry (Strand and Wilson, 1993). Adapun bentuk item

tes keteram-pilan bolavoli dari NSCU Volleyball Skills Test Batterry adalah Tes servis, Tes pasing bawah, danTes pasing atas

(2) Tes Membuat Keputusan Taktik dan Pelaksanaan

Keterampilan/Game Per-formance Assesment Instrument Components (GPAI) (Metzler, 2000).

Teknik Analisis Data

Sebelum pengujian hipotesis penelitian terlebih dahulu dilakukan pengu-jian persyaratan normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan pengupengu-jian persyaratan homogenitas data dari setiap kelompok dengan menggunakan Levene tes. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t data berpasangan. Selanjutnya uji analisis varians faktorial (ANAVA) dilanjutkan uji Tukey pada taraf signifikansi 0,05.

HASIL

Pengujian Normalitas

Untuk hasil uji normalitas dari output yang dihasilkan program SPSS 17 terdapat lima uji analisis normalitas data, yaitu kolmogorov smirnov,

Shapiro-wilk, QQ Plots, Detrended normal QQ Plots, dan Spread V.S Level Plot. Ke lima

uji analisis ini sebenarnya saling mendukung satu sama lainnya. Untuk uji normalitas ini penulis hanya menyajikan uji berdasarkan Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk. Adapun hasil panalisis pengujian tersebut disajikan pada Tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Pre-test dan Pos-test Data Keterampilan Bermain Bolavoli

Lilliefors Significantc correction

Kelompok Kolmogorov-Samirnov

a

Statistic Df Sig.

Pre-test Standard motorik tinggi 0,133 12 .200*

Standard motorik rendah 0,120 12 .200*

Soft-volley motorik tinggi 0,172 12 .200* Soft-volley motorik rendah 0,125 12 .200*

Post-test Standard motorik tinggi 0,120 12 .200*

Standard motorik rendah 0,117 12 .200*

Soft-volley motorik tinggi 0,126 12 .200* Soft-volley motorik rendah 0,142 12 .200*

(5)

44

Berdasarkan tabel di atas analisis didasarkan pada nilai probabilitas (Sig.) yang dibandingkan dengan derajat kebebasan α 0,05. Dari tabel di atas diperoleh hasil pre-test bahwa untuk kelompok standard dan soft-volley hasil uji

Shapiro-Wilk, nilai probabilitas (Sig.) untuk kelompok standard tinggi adalah 0,133

rendah adalah 0,120 dan untuk kelompok soft-volley tinggi adalah 0,172 rendah adalah 0,125. Untuk melakukan pengujian dari hasil output tersebut, bahwa berdasarkan uji analisis Shapiro-Wilk diperoleh nilai Sig. lebih besar dari 0,05. Maka data hasil pre-test keterampilan bermain bolavoli terhadap hasil belajar untuk kelompok standard dan kelompok soft-volley tinggi dan rendah berdistri-busi Normal.

Hasil uji normalitas data post-test keterampilan bermain bolavoli terhadap hasil belajar berdasarkan tabel di atas untuk kelompok standard, berdasarkan uji

Shapiro-Wilk, nilai probabilitas (Sig.) adalah tinggi 0,120 dan rendah 0,117 dan

untuk kelompok soft-volley tinggi adalah 0.126 rendah adalah 0,142. berdasarkan uji analisis Shapiro-Wilk diperoleh nilai Sig. lebih besar dari 0,05. Maka data hasil post-test keterampilan bermain bolavoli terhadap hasil belajar untuk kelompok standard dan kelompok soft-volley tinggi dan rendah berdistribusi Normal.

Pengujian Homogenitas Varians Antar Kelompok

Sama halnya dengan uji normalitas data, untuk uji homogenitas dari hasil

output SPSS mengacu pada nilai probabilitas (Sig.), dalam uji ini statistik yang

digunakan adalah Lavene statistic. Hasil Uji Homogenitas Pre-test Keterampilan Bermain Bolavoli Terhadap Hasil Belajar Antara Kelompok Standard dan Kelompok Soft-volley terdapat pada table di bawah ini:

Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Pre-test keterampilan bermain bolavoli Terhadap Hasil belajar Antara Kelompok Standard dan Kelompok Soft-volley

Lavene

Statistik Dk 1 Dk 2 Sig. Pre-Test

Berdasarkan Rata-rata 0,037 3 44 0,990

Berdasarkan Nilai Tengah 0,031 3 44 0,992

Uji homogenitas dilakukan dengan membandingkan hasil pre-test antara kelompok standard dengan kelompok soft-volley. Berdasarkan nilai rata-rata diperoleh nilai 0,037 dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,990. Sedangkan berdasar-kan nilai tengah diperoleh hasil 0,031dan nilai probabilitas (Sig.) 0,992. Hasil uji homogentias varians (lavane tets) nilai probabilitas (Sig.) berdasarkan nilai rata-rata dan nilai tengah lebih besar dari 0,05, maka dengan demikian dapat disim-pulkan bahwa data hasil pre-test keterampilan bermain bolavoli terhadap hasil

(6)

45

belajar untuk kelompok standard dan kelompok soft-volley berasal dari populasi yang mempunyai variansi yang sama. Artinya data penelitian adalah Homogen.

Hasil Uji Homogenitas Post-test Keterampilan Bermain Bolavoli Terhadap Hasil Belajar Antara Kelompok Standard dan Kelompok Soft-volley

Tabel 4. Hasil uji homogenitas post-test keterampilan bermain bolavoli terhadap hasil belajar antara kelompok standard dan kelompok soft-volley

Lavene

Statistik dk 1 dk 2 Sig. Post-test

Berdasarkan Rata-rata 0,037 3 44 0,990

Berdasarkan Nilai Tengah 0,031 3 44 0,992

Sesuai dengan tabel 3 diketahui bahwa hasil Lavene Statistik berdasarkan nilai rata-rata adalah 0,037 dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,990. Sedangkan berdasarkan nilai tengah diperoleh Lavene Statistik 0,031 dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,992. Hasil uji homogentias varians (lavene tets) nilai probabilitas (Sig.) berdasarkan nilai rata-rata dan nilai tengah lebih besar dari 0,05. maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data hasil post-test keterampilan bermain bolavoli terhadap hasil belajar untuk kelompok standard dan kelompok

soft-volley berasal dari populasi yang mempunyai variansi yang sama. Artinya data

penelitian adalah Homogen.

Uji Analisis Varians Faktorial (ANAVA)

Untuk menguji apakah ada perbedaan pengaruh yang nyata antara hasil tes keterampilan bola voli pada keempat kelompok, maka dilakukan uji atau analisis berdasarkan persamaan varians. Berikut akan di lakukan Uji ANAVA, uji lanjut Tukey dan Bonferroni dengan menggunakan SPSS seri 17 sebagai berikut: Tabel 4. Uji Analisis Varians (ANAVA)

Jumlah Kuadrat dk Rata-rata

Kuadrat F Sig.

Antar Kelompok 7298.598 3 2432.866 9.856 .000

Dalam Kelompok 10860.596 44 246.832

Total 18159.194 47

Uji Hipotesis Pertama

Berdasarkan hasil perbandingan Jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak

dan Jika F-hitung < F-tabel, maka H0 diterima. Diketahui bahwa F-hitung dari

(7)

Denume-46

rator 48-4=44 adalah 4,06. Dengan demikian bahwa nilai F-hitung (9.856) > F-tabel 4,06 maka H0 ditolak. Artinya bahwa terdapat perbedaan pengaruh

yang signifikan rata-rata hasil tes keterampilan bermain bolavoli pada empat kelompok.

Seperti diketahui bahwa hasil analisis varians menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil tes keterampilan bermain bolavoli pada keempat kelompok, maka selanjutnya adalah mencari kelompok mana saja yang berbeda secara signifikan. Pada tabel Post Hoc Test dengan uji Tukey, dapat diketahui mana saja yang berbeda secara signifikan yang tertuang pada tabel di bawah ini: Tabel 6. Uji Tes Akhir

Tukey HSD (I) Kelompok_ Sampel (J) Kelompok_ Sampel Mean Difference (I-J) Std. Error Sig Standar Motorik Tinggi

Standar Motorik Rendah 10.66500 6.41394 .355

Soft Voley Motorik Tinggi -21.39083* 6.41394 .009

Soft Voley Motorik Rendah 6.44167 6.41394 .748

Standar Motorik Rendah

Standar Motorik Tinggi -10.66500 6.41394 .355

Soft Voley Motorik Tinggi -32.05583* 6.41394 .000

Soft Voley Motorik Rendah -4.22333 6.41394 .912

Soft Voley

Motorik Tinggi

Standar Motorik Tinggi 21.39083* 6.41394 .009

Standar Motorik Rendah 32.05583* 6.41394 .000

Soft Voley Motorik Rendah 27.83250* 6.41394 .000

Soft Voley

Motorik Rendah

Standar Motorik Tinggi -6.44167 6.41394 .748

Standar Motorik Rendah 4.22333 6.41394 .912

Soft Voley Motorik Tinggi -27.83250* 6.41394 .000

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar keterampilan ber-main bolavoli dengan Kemampuan motorik. Sebagai berikut.

(1) Rata-rata hasil tes keterampilan bermain bolavoli antara standard motorik tinggi ada perbedaan pengaruh yang signifikan dengan soft-volley motorik tinggi adalah nilai 0,09 > α 0,005

(2) Rata-rata hasil tes keterampilan bermain bolavoli antara standard motorik rendah ada perbedaan pengaruh secara signifikan dengan soft-volley motorik rendah 0,912 > α 0,05

Jika tes Tukey untuk menguji kelompok mana saja yang memiliki perbe-daan nyata, maka dalam Homogeneous Subsets justru akan dicari kelompok

(8)

47

mana saja yang mempunyai perbedaan rata-rata yang signifikan yang tertuang pada tabel di bawah ini:

Tabel 7. Uji Tukey Homogeneous Subsets

Tukey HSDa Kelompok N dk α = 0.05 1 2 Standar Motorik Rendah 12 249,6342

Soft- Volley Motorik Rendah

12 253,8575

Standar Motorik Tinggi 12 260,2992 Soft- Voley Motorik

Tinggi

12 281,6900

Sig. 0,355 1,000

Berdasarkan Uji Tukey Homogeneous Subsets tabel di atas bahwa kelom-pok standard motorik rendah rata-rata skor 249,6342 soft-volley motorik rendah 253,8575 standard motorik tinggi 260,2992 memperlihatkan ada perbedaan yang signifikan dengan nila Sig > α = 0,05. Untuk itu semakin terbukti pada hipotesis pertama terdapat perbedaan hasil belajar keterampilan bermain bolavoli antara kelompok media pembelajaran dalam pembelajaran taktis dengan Kemampuan motorik. Pada kelompok soft-volley motorik tinggi pada tabel terpisah di subset 2 dengan nila rata-rata 281,6900. Maka dalam hipotesis kedua terbukti kelompok softvolley motorik tinggi lebih unggul dari pada kelompok lain. Untuk hipotesis ketiga kelompok softvolley motorik rendah dengan kelompok motorik standard rendah terdapat perbedaan tetapi tidak bermakna. Dengan demikian hipotesis ketiga terbukti.

Uji Hipotesis Pengaruh Interaksi Model Pembelajaran dengan Kemampuan Motorik Siswa

Tabel 8. Pengaruh interaksi model pembelajaran dengan kemampuan motorik siswa

Source Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Kelompok 2762.729a 3 920.910 55.345 .000

Model Pembelajaran 3692.345 1 3692.345 221.902 .000

Kelompok 2762.729 3 920.910 55.345 .000

Kekeliruan 732.140 44 16.640

(9)

48

Berdasarkan tabel di atas hasil analisis varian (ANAVA) dengan desain faktorial 2 x 2. Hipotesis keempat yang diuji adalah terdapat pengaruh interaksi antara media dalam model pembelajaran taktis dengan kemampuan motorik siswa. Dengan Hipotesis sebagai berikut:

Dari hasil penghitungan gain score hasil pre-test dan post-tes keteram-pilan bermain bolavoli tabel anava di atas dapat diketahui nilai Fhitung untuk uji

adalah 55,345 dengan signifikasi (p-value) = 0,000. Penentuan hasil pengujian (penerimaan atau penolakan H0) dapat dilakukan dengan membandingan Fhitung

dengan Ftabel (F hitung ≥ F tabel , maka Ho ditolak ) atau juga dapat dilihat dari nilai

signifikansinya (Nilai signifikansi (p-value) < , maka Ho ditolak). Nilai Ftabel

untuk α = 0,05 dan derajat bebas = 1 dan 44 diperoleh nilai Ftabel = 4,04.

Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel (55,345 > 4,04) atau jika dilihat nilai

signifikansi (pada kolom sig nampak 0,000) lebih besar dari tingkat kekeliruan 5% (α = 0,05), maka dapat diambil keputusan untuk menerima Ho dan disim-pulkan bahwa “terdapat perbedaan pengaruh interaksi media pembelajaran dalam model pembelajaran taktis dengan kemampuan motorik siswa. Berdasarkan hasil pengujian statistik Gain skor hasil pre-test dengan post-test terdapat interaksi antara media dalam pembelajaran taktis bermain bolavoli dengan kemampuan motorik yang dimiliki siswa.

PEMBAHASAN

Dengan demikian, pada model pembelajaran taktis dengan menggunakan bola soft-volley siswa diberikan kemudahan dalam bermain, disamping itu ada suatu kepercayaan diri siswa dalam belajar, apa yang menjadi permasalahan yang di rasakan siswa dengan permainan bolavoli yang menggunakan bola sebenarnya. Dalam permainan bolavoli dengan model pembelajaran taktis siswa menampil-kan kemampuan dalam situasi bermain sebenarnya dengan memberimenampil-kan peluang belajar seluas-luasnya untuk mengembangkan keterampilannya, selain itu siswa secara langsung mengalami pengalaman bermakna dari hasil belajarnya yaitu pemahaman taktik bermain diantaranya pelaksanaan keterampilan sesuai kemam-puannya, pengambilan keputusan, mengatur strategi bermain, dan kerja sama yang baik.

Dari penjelasan di atas, Lutan (1988) menjelaskan bahwa penerapan model yang tepat akan memberikan pengaruh yang positif maka model merupakan penyederhanaan hubungan antara konstruk yang kompleks. Visualisasi relasi antara beberapa elemen pembangunan teori memudahkan kita, bukan saja mema-haminya tapi juga menerapkannya. Dengan memanfaatkan suatu model kita juga dapat memprediksi suatu gejala berdasarkan gejala tertentu lainnya. Menurut Metzler dan Housner (2009) memberikan penjelasan bahwa suatu model dalam wilayah pengetahuan isi pedagogis berangkat dari sebuah gaya mengajar, strategi pengajaran, dan model-model pembelajaran.

(10)

49

Model pembelajaran permainan melalui pendekatan taktik, motivasi belajar siswa meningkat, karena suasana belajar tidak membosankan (Wallhead dan Deglau, 2008). Melalui pendekatan taktik, kesiapan siswa untuk menerima pelajaran akan lebih baik. Lebih lanjut Dryden & Vos (2005) menegaskan bahwa pembelajaran melalui pendekatan taktik akan efektif jika dilaksakan dalam keadaan fun. Pembelajaran permainan dengan model yang tepat tidak terlepas dari peranan pemanfaatan media belajar, khususnya dalam model pembelajaran pendekatan taktis penggunaan bola sebagai alat dalam menerapkan pembelajaran pada siswa. Menurut Cagne dan Briggs (1975) secara implisit bahwa media pem-belajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Media adalah sumber belajar atau wahana fisik yang mengan-dung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Gerlach & Ely dalam (Hardiman dkk., 1971) mengemukakan ciri utama media yang merupakan pentunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat di lakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efesien) melakukannya. Dengan demikian peranan media sangat mendukung dalam terlaksananya pembelajaran yang efektif. Menurut Kemp & Dayton dalam (Hardiman dkk., 1985) mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukan dampak positif dari penggunaan media yakni: (1) penyampaian pelajaran menjadi lebih baku, (2) pembelajaran bisa lebih menarik, (3) pembel-ajaran menjadi lebih interaktif, (4) kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan, (5) sikap positif siswa, (6) peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.

Beberapa pembahasan di atas penelitian ini ada relevansinya dengan teori-teori yang menguatkan bahwa penerapan media dalam model pembelajaran dan penerapan media sebagai alat pembelajaran yang tepat akan efektif dalam menen-tukan hasil belajar siswa sesuai yang diharapakan. Karakter siswa menjadi hal penting dimana beberapa siswa haruslah diidentifikasi mana yang masuk dalam kelompok kemampuan baik dan rendah, sehingga akan mempengaruhi pengua-saan hasil belajar keterampilan dalam menerima pembelajaran. ntonius Susant

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang bersandarkan pada fakta empi-rik yang telah dibahas, dapat diambil kesimpulan pertama, Penerapan media pembelajaran dalam model pembelajaran taktis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar keterampilan bermain bolavoli. Kedua, pene-rapan media pembelajaran dalam model pembelajaran taktis memberikan penga-ruh yang signifikan terhadap hasil belajar keterampilan bermain bolavoli, jika diterapkan dalam tingkat kemampuan motorik tinggi. Ketiga, penerapan media pembelajaran dalam model pembelajaran taktis memberikan pengaruh yang sama terhadap hasil belajar keterampilan bermain bolavoli, jika diterapkan dalam

(11)

50

tingkat kemampuan motorik rendah. Keempat, sebagai konsekuensi dari kesim-pulan dua dan tiga tersebut di atas penerapan media pembelajaran dalam model pembelajaran taktis dengan kemampuan motorik terhadap hasil belajar keteram-pilan bermain bolavoli menunjukan adanya interaksi ordinal.

DAFTAR PUSTAKA

Alen L. E. (1985), Experimental design in psychological research, 5th Edition, New York: Harper & Row, inc.

Arikunto, S. (2002), Prosedur penelitian; Suatu pendekatan praktek, Cetakan ke XII, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ateng, A. (1992)), Asas dan landasan pendidikan jasmani, Jakarta: Depdikbud, P2LPTK.

Arsyad, A. (2007), Media pembelajaran, Jakarta PT Raja Grafindo Persada Bahagia, Y dan Suherman, A. (1999/2000). Prinsip-prinsip modifikasi cabang

olahraga. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.

Beuterstahl, (1986). Belajar bermain volley. Jakarta: C.V Pioner Jaya

Damiri, (1992). Pengajaran pendidikan jasmani dan kesehatan sekolah dasar. Bandung : FPOK-IKIP Bandung.

Dinata (2004). Belajar bolavoli. Jakarta: Cerdas Jaya.

Griffin, L.L. Mitchell, S.A., dan Oslin, J.L. (1997). Teaching sport concept and

skills: A Tactical games approach. Illionois: Champaign.

Gallhue, david. L. (1989). Motor development. Indiana: benehmark Press, Harsono, (1988). Coaching dan aspek-aspek psikologi dan coaching. Jakarta:

CV. Tambak Kusuma.

Harrow, Anita. J,(1977). A taxonomy of the psichomotor domain. New York: david Mc Kay Company Inc,

Joyce, B. & Weil, M. 1980. Models of teaching. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Kerlinger, F.N. Terjemahan Simatupang, L.R. (2002). Azas-Azas Penelitian

Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Lang, H.R. & Evans, D.N. (2006). Models, strategies, and methods for effective

teaching. Person Education, Inc.

Lutan, Rusli (1988). Belajar keterampilan motorik pengantar teori dan metode. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi proyek

pengembangan lembaga pendidikan tenaga kependidikan

Ma’mun, A dan Subroto, T. (2001). Pendekatan keterampilan taktis dalam

permainan bolavoli. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.

Metzler, Michael W.,(2000). Instructional models for physical education. Massachusetts: Allyn & Bacon.

Metzler, M.W. (1999). Instructional models for physical education. Boston: Allyn and Bacon

Nasution (1986). Didaktik asas-asas mengajar. Bandung : Tarsito. Nurhasan, (1998). Hand out statistik. Bandung: FPOK UPI Bandung. Oslin, J.L. (1996). Tactical approach to teaching games. JOPERD, 67 (1). Rahantoknam, Edwar B. (1988). Belajar motorik: Teori dan aplikasinya dalam

(12)

51

Schmidt, R.A. (1991). Motor learning and performance. Champaign: Human Kinetics Books.

Schmidt, R.A. & Wrisberg, C.A. (2000). (1991). Motor learning and

perfor-mance. Canada: Human Kinetics.

Sadiman Arief S.,dkk. (1993). Media pendidikan. pengetian, pengembangan, dan

pemanfaatanya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudjana, Nana (1987). Metode statistika. Bandung : Tarsito

Surachmand (1990), Pengantar penelitian ilmiah dasar, metode, teknik. Bandung :Tarsito.

Sukintaka, (1982/1983). Permainan dan metodik. Jakarta : Percetakan Negara RI. Soepartono, (2000). Media pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga Theng K.H (1973) Permainan volley modern. Bandung: Yayasan Kanisius. Universitas Pendidikan Indonesia, (2009), Pedoman penulisan karya ilmiah,

Bandung. UPI

Viera, B. L., & Fergusson B.J., (2000). Bolavoli tingkat pemula. Cetakan Kedua. Terjemahan Monti. (Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Verducci, F.M.. (1989). Measurment concept in phhysical education. St Lois: The C.V. Mosby Company.

Persatuan Bolavoli Seluruh Indonesia. (1995). Panduan pembinaan bolavoli di

indonesia, Jakarta: Sekertaris Umum PP. PBVSI

Korespondensi untuk artikel ini dapat dialamatkan ke Sekretariat Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga FPOK UPI. Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Phone (022) 70902870 / (022) 70902867; Hp. 081321994631; 081395402906. E-mail: jurnal_por2009@yahoo.com atau ke Suherman slamet. M.Pd. Mobile. 081321897176. E-mail: mans_gede@yahoo.co.id

Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Univeristas Pendidikan Indonesia ISSN: 2085-6180

Gambar

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Pre-test  dan Pos-test Data Keterampilan Bermain Bolavoli  Lilliefors Significantc  correction
Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Pre-test  keterampilan bermain bolavoli  Terhadap Hasil belajar Antara Kelompok Standard dan Kelompok Soft-volley
Tabel 4. Hasil uji homogenitas post-test  keterampilan bermain bolavoli terhadap  hasil belajar antara kelompok standard dan kelompok soft-volley
Tabel 6. Uji Tes Akhir
+2

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH KEBERADAAN RUANG PUBLIK TERHADAP SIKAP MAHASISWA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN (FPTK) UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI)C. Universitas Pendidikan Indonesia

logam berat yang apabila jumlahnya berlebihan dalam badan air dapat. menurunkan

11 Rekap Komentar Pada Angket Refleksi Harian Kelas Hellison 115 12 Rekap Data Raihan Level Perilaku Pada Setiap Pertemuan Kelas Canter

Career Planning Work Book: A Guide for Career Changes and for People in Career Transition.. Manila:

6 Pilihan saya terhadap organisasi tempat saya bekerja sangat tepat, dan berbagai tugas lainnya sudah saya pertimbangkan pada saat saya bergabung.. 7 Kepedulian saya terhadap

Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup di dalam uterus melalui vagina ke dunia luar,

Pemeringkatan bagi Asosiasi/ Himpunan Tingkat Nasional bertumpu pada fungsi dan tugasnya dalam pengembangan organisasi, peran dan fungsi di sektor masing- masing, pengembangan

Mengingat persalinan seksio sesarea adalah salah satu persalinan pada keadaan darurat, maka penting untuk diketahui penelitian tentang gambaran indikasi terbanyak persalinan