• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan prototipe soal tes hasil asesmen pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab berbasis film karakter di SMP (uji coba terbatas pada siswa kelas VII dan VIII di SMPK Frater Xaverius 1 Palembang tahun ajaran 2016/2017)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan prototipe soal tes hasil asesmen pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab berbasis film karakter di SMP (uji coba terbatas pada siswa kelas VII dan VIII di SMPK Frater Xaverius 1 Palembang tahun ajaran 2016/2017)"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN PROTOTIPE SOAL TES ASESMEN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER JUJUR DAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB BERBASIS FILM KARAKTER DI SMP (Uji Coba Terbatas pada Siswa Kelas VII dan VIII di SMPK Frater Xaverius 1 Palembang Tahun Ajaran 2016/2017). SKRIPSI Skripsi ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Oleh: Carolus Boromeus Eko Indah Sasongko 141114028. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO “SEMANGAT MAGIS : HARI INI HARUS LEBIH BAIK DARI HARI KAMARIN DAN BESOK HARUS LEBIH BAIK DARI HARI INI” (St. Ignatius Loyola). “Melayani, melayani lebih sungguh Melayani, melayani lebih sungguh Tuhan lebih dulu melayani kepadaku Melayani, melayani lebih sungguh”. “KERJA, KERJA, KERJA” (Jokowi). iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Kupersembahkan karya ini untuk Tuhan Yesus Kristus Keluarga terkasih Almamater Sanata Dharma Pendidikan di Indonesia. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK. PENGEMBANGAN PROTOTIPE SOAL TES HASIL ASESMEN PENDIDIKAN KARAKTER JUJUR DAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB BERBASIS FILM KARAKTER DI SMP (Uji Coba Terbatas pada Siswa Kelas VII dan VIII di SMPK Frater Xaverius 1 Palembang Tahun ajaran 2016/2017) Carolus Boromeus Eko Indah Sasongko Universitas Sanata Dharma 2018 Penelitian ini bertujuan untuk:1) Mengembangkan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab yang efektif. 2) Menguji kualitas soal tes asesmen hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab meliputi validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran. 3) Mengukur capaian hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab berdasarkan hasil uji coba penggunaan prototipe soal tes pada siswa kelas VII dan VIII di SMPK Frater Xaverius 1 Palembang. 4) Menganalisis efektivitas penggunaan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab berdasarkan penilaian siswa. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan menggunakan Model Borg dan Gall. Subjek penelitian berjumlah 70 siswa kelas VII dan VIII SMPK Frater Xaverius 1 Palembang. Instrumen penelitian berupa soal tes asesmen hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab berbentuk pilihan ganda dengan respon bergradasi berjumlah 20 item untuk masing-masing karakter dan angket penilaian efektivitas penggunaan model oleh siswa. Teknik analisis uji kualitas butir soal tes menggunakan pendekatan teori respon butir atau Item Respon Theory (IRT) model Rasch, sedangkan capaian hasil karakter siswa dianalisis dengan teknik deskriptif kategori. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Telah tersusun 20 item soal tes karakter jujur dan 20 item soal tes karakter tanggung jawab berbasis film karakter. 2) Hasil uji kulitas soal tes menunjukkan validitas soal tes seluruhnya fit dengan model Rasch pada kisaran INFIT MNSQ 0,83-1,32, tingkat kesukaran sebagian besar butir soal relatif sedang (-1 s/d 1) dan menunjukkan daya beda yang baik. 3) Capaian hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab pada sebagian besar siswa berada pada kategori sedang dan tidak ada satupun siswa dari masing-masing kelas yang memperoleh skor dalam kategori rendah.4) Sebagian besar siswa menilai penggunaan prototipe soal tes memiliki berbagai kualitas efektivitas. Kata kuncii: prototipe, asesmen soal tes, pendidikan karakter, jujur dan tanggung jawab, berbasis film karakter.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT. THE ASSESSMENT RESULT TEST PROTOTYPE DEVELOPMENT OF HONEST AND RESPONSIBLECHARACTER EDUCATION BASED ON CHARACTER MOVIE (Limited Trial on 7th and 8th grade students of SMPK Frater Xaverius 1 Palembang Year 2016/2017) Carolus Boromeus Eko Indah Sasongko Sanata Dharma University 2018 This research was aimed to:1) Develop an effective assessment result test prototype of honest and responsible character education. 2) check the quality of honest and responsible independent character test that include the validity, reliability, difficulty level, and appropriateness; 3) measure the achievement of honest and responsible character education based on the prototype trial result on 7th and 8th grade students of SMPK Frater Xaverius 1 Palembang.4) analyze the effectiveness of the honest and responsible character test prototype based on the students’ judgement. The research was a research and development that use Borg and Gall model. The research subject was 70 students grade 7 and 8 of SMPK Frater Xaverius 1 Palembang. The research instrument was the assessment result test of honest and responsible character that formed into 20 items of multiple choice and grade respond for each characterand model effectiveness questionnaire for students. The analysis was using the Item Respond Theory (IRT) Raschmodel approach,and the student character achievement was analyzed using descriptive category technique. The research result shows: 1) It had been arranged 20 items for honest character test and 20 items for responsible test both based on character movie. 2) The quality check of the test shows that the validity of the test was match withRasch model in with INFIT MNSQ ranged from 0,83 to 1,32, the most test items was in medium difficulty level (-1 up to 1) and shows a good appropriateness. 3) the honest and responsible character achievement in most students was in medium category and none was on low category. 4) Most of the students think that the test prototype usage had various quality of effectiveness. Keywords: prototype, assessment test question, character education, honest and responsible, based on character movie.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Maha Baik atas segala berkat dan bimbinganNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Pengembangan Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Jujur dan Karakter Tanggung Jawab Berbasis Film Karakter di SMP (Uji Coba Terbatas pada Siswa Kelas VII dan VII di SMPK Frater Xavaerius 1 Palembang Tahun Ajaran 2016/2017)”. Selama penulisan tugas akhir ini, peneliti mendapatkan bantuan dari banyak pihak, maka peneliti ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada : 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling serta Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah membantu memberi arahan dan masukan selama peneliti menyelesaikan skripsi. 3. Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling. 4. Para Dosen Pragram Studi Bimbingan dan Konseling: Bapak Budi, Bapak Agus, Bapak Sinurat, Ibu Indah, Ibu Hayu, Ibu Retha, dan Ibu Retno. 5. Mas Moko atas segala bantuan pelayanan administrasi di Program Studi Bimbingan dan Konseling. 6. Para Guru dan Siswa SMPK Frater Xaverius 1 Palembang atas peran serta dalam penelitian ini. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. Orangtua tercinta peneliti Bapak Petrus Sukirman dan Ibu Rosalia Sri Yulia yang selalu memberikan dorongan, dukungan doa, dan penguatan kepada Peneliti. 8. Adik Peneliti yakni Ignatia Dwi Anindita yang selalu memberikan dukungan doa. 9. Sahabat seperjuangan menyelesaikan skripsi: Cristian Ade Prasetia, Yohanes Billy (yang selalu memberikan suport,) Thomas Govanis (sahabat ngeCamp Skripsi), Vincent, Dias, Inggried, Litha, Iyus, Bambang, Brigitta, Titian (mitra kolaborasi). 10. Terimakasih Helana Gracya Lunaeldira atas perhatian, dukungan, semangat dan doa kepada Peneliti. 11. Sahabat-sahabat Peneliti: Talis, Adepina, Fajar, Yuda, Nita, Ichak, Ana, Tera, Ikhsan, Bowo, Pandu dan Nia yang selalu mendukung peneliti dalam menyelesaikan skripsi dengan diskusi bersama, teman-teman, teman ngeLPJ, Yosep Arimatea, Valen, Crisna, Temondan Clara Agneta yang selalu memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi, teman diskusi, teman curhat, teman jalan-jalan. 12. Teman-teman angkatan 2014 yang juga selalu memberikan semangat dan saling menyemangati satu sama lain. 13. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung mulai dari proses penelitian hingga penyelesaian tugas akhir ini.. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL .........................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ii HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii HALAMAN MOTTO .......................................................................................iv HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .....................................vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................vii ABSTRAK .........................................................................................................viii ABSTRACT ............................ ..........................................................................ix KATA PENGANTAR .......................................................................................x DAFTAR ISI ......................................................................................................xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................xvii DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xix DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xx BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................6 C. Pembatasan Masalah atau fokus Penelitian.............................................8 D. Rumusan Masalah ...................................................................................8 E. Tujuan penelitian .....................................................................................9 F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ................................................9 G. Manfaat Penelitian ..................................................................................10 H. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian .......................................................12 I. Definisi Istilah .........................................................................................13 BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................16 A. Hakikat Evaluasi, Asesmen, dan Tes ......................................................16 1. Pengertian Evaluasi, Asesmen dan Tes ............................................16 2. Tujuan dan Fungsi Asesmen ............................................................17 3. Ruang Lingkup Asesmen .................................................................18 4. Prinsip-Prinsip Asesmen ..................................................................18 xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. Jenis-Jenis Asesmen .........................................................................21 6. Teknik-Teknik Asesmen ..................................................................24 7. Tes Sebagai Teknik Asesmen ..........................................................25 B. Hakikat Pendidikan Karakter ..................................................................26 1. Pengertian Karakter ..........................................................................26 2. Pengertian Pendidikan Karakter .......................................................27 3. Tujuan, Fungsi, dan Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter ...............28 C. Hakikat Pendidikan Karakter Jujur .........................................................32 1. Pengertian Karakter Jujur .................................................................32 2. Aspek-aspek Karakter Jujur .............................................................33 3. Karakteristik Individu Berkarakter Jujur..........................................35 D. Hakikat Karakter Tanggung Jawab .........................................................35 1. Pengertian Karakter Tanggung Jawab ..............................................35 2. Aspek-aspek Karakter Tanggung Jawab ...........................................36 3. Karakteristik Individu Berkarakter Tanggung Jawab .......................39 E. Asesmen Pendidikan Karakter ...............................................................41 1. Manfaat Asesmen Pendidikan Karakter ...........................................41 2. Teknik-teknik Asesmen Pendidikan Karakter .................................41 3. Tes: Kekuatan dan Kelemahannya dalam Pendidikan Karakter ......42 4. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Penggunaan Tes dalam Pendidikan Karakter .........................................................................44 F. Hakikat Media Film dalam Pendidikan Karakter ..................................49 1. Karakteristik Media Film Karakter ..................................................49 2. Kekuatan-kekuatan Media Film dalam Pendidikan Karakter ..........50 3. Film sebagai Media Asesmen ..........................................................51 4. Pengembangan Soal-soal Tes untuk Asesmen Hasil Penidikan Karakter ............................................................................................52 G. Kajian Penelitian yang Relevan ..............................................................55 H. Kerangka Pikir ........................................................................................56 BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................59 A. Model Pengembangan .............................................................................59 B. Prodesur Penelitian Pengembangan ........................................................60 xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. C. Uji Coba Produk .....................................................................................64 1. Desain Uji Coba ...............................................................................64 2. Tempat Penelitian dan Subjek Uji Coba Produk ..............................64 3. Instrumen Pengumpulan Data .........................................................67 D. Teknik Analisis Data ...............................................................................69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................80 A. Hasil Penelitian .......................................................................................80 1. Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan yang dihasilkan ......80 2. Hasil Uji Kualitas (Validitas, Reliabilitas, Daya Beda dan Tingkat Kesukaran) Soal Tes Hasil Pendidikan Karakter Jujur dan Soal Tes Karakter Tanggung Jawab Berbasis Film yang Diujicobakan pada Siswa kelas VII dan VIII di SMPK Frater Xaverius 1 Palembang ...............................................84 3. Gambaran Capaian Hasil Pendidikan Karakter Jujur dan Karakter Tanggung Jawab Berdasarkan Penggunaan Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Jujur dan Karakter Tanggung Jawab Berbasis Media Film pada Siswa kelas VII dan VIII di SMPK Frater Xaverius 1 Palembang ......................101 4. Efektivitas Penggunaan Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Jujur dan Karakter Tanggung Jawab Berdasarkan Penilaian Siswa KelasVII dan VIII SMPK Frater Xaverius 1 ..................................................................106 B. Pembahasan ............................................................................................108 1. Prototipe Soal Tes yang dihasilkan ..................................................108 2. Hasil Uji Kualitas Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Jujur dan Karakter Tanggung Jawab Berbasis Film yang Uji Cobakan pada Siswa Kelas VII dan VIII SMPK Frater Xaverius 1 Palembang ...............................................110 3. Gambaran Capaian Hasil Pendidikan Karakter Jujur dan Karakter Tanggung Jawab Berdasarkan Penggunaan Prototipe Soal Tes Berbasis Media Film di SMPK Frater Xaverius 1 Palembang ...............................................112 xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Efektivitas Penggunaan Prototipe Soal Tes Menurut Penilaian Siswa di SMPK Frater Xaverius 1 Palembang .................113 BAB V PENUTUP .............................................................................................115 A. Kesimpulan tentang Produk ....................................................................115 B. Keterbatasan Penelitian ...........................................................................116 C. Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut ..............................................................................117 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................118 LAMPIRAN .....................................................................................................122. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 1.1 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan .............................................. 10 Tabel 3.1 Jumlah Subjek Uji Coba Produk .......................................................... 65 Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes Karakter Jujur ......................................................... 67 Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Tes Karakter Tanggung Jawab ...................................... 68 Tabel 3.4 Norma Kategori Nilai Reliabilitas Item Model Rasch ......................... 76 Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kesukaran Item ........................................................ 77 Tabel 3.6Norma Kategori Gambaran Hasil Pendidikan Karakter Jujur dan Karakter Tanggung Jawab Siswa Kelas VII dan VIII SMPK Frater Xaverius 1 Palembang ......................................................................... 78 Tabel 3.7 Kategori PAP Tipe I ............................................................................ 79 Tabel 4.1 Contoh Soal Tes Karakter Jujur ........................................................... 82 Tabel 4.2 Contoh Soal Tes Karakter Tanggung Jawab ........................................ 82 Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Soal Tes Karakter Jujur .................... 85 Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Soal Tes Karakter Tanggung Jawab .................................................................................................... 87 Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Efektifitas Model .................................................. 89 Tabel 4.6 Uji Reliabilitas Soal Tes Karakter Jujur .............................................. 90 Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Soal Tes Karakter Tanggung Jawab ........................... 90 Tabel 4.8 Reliabilitas Kuisioner Validitas Efektivitas ......................................... 90 Tabel 4.9 Daya Beda Skor Item Sedang Karakter Jujur yang Tingkat Kesukaran Tinggi ................................................................... 96 Tabel 4.10 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Jujur yang Tingkat Sedang ................................................................................... 96 Tabel 4.11 Daya Beda Butir Soal Karakter Jujur yang Tingkat Kesukaran Mudah ................................................................ 97 Tabel 4.12 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Tanggung Jawab yang Tingkat Kesukaran Tiinggi ............................................................................. 98 xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 4.13 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Tanggung Jawab yang Tingkat Kesukaran Sedang ............................................................................. 98 Tabel 4.14 Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Tanggung Jawab yang Tingkat Kesukaran Mudah ............................................................................. 99 Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Hitung Uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Beda Soal Tes Karakter Jujur .......................100 Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Hitung Uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Beda Soal Tes Karakter Tanggung Jawab ....101 Tabel 4.17 Data Distribusi Capaian Skor Karakter Jujur pada Siswa Kelas VII dan VIII ..............................................103 Tabel 4.18 Data Distribusi Capaian Skor Karakter Jujur Siswa Kelas VII dan VIII SMPK Frater Xaverius 1 Palembang ................105 Tabel 4.19 Distribusi Capaian Skor Karakter Tanggung Jawab Siswa Kelas VII dan VIII SMPK Frater Xaverius 1 Palembang ................107 Tabel 4.20 Kategorisasi Efektivitas Penggunaan Soal Tes Karakter Jujur dan Karakter Tanggung Jawab Menurut Penilaian Siswa ..............108. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Bagan Prosedur Pengembangan Menurut Sugiyono ....................... 62 Gambar 3.2 Bagan Porosedur Pengembangan Prototipe Soal Tes AsesmenHasil Pendidikan Karakter Jujur dan Karakter Tanggung Jawab ........................................................ 61 Gambar 4.1 Alur Pembuatan Soal Tes Karakter Jujur dan Soal Tes Karkater Tanggung Jawab ............................................... 81 Gambar 4.2 Print Out Hasil Uji Fit Model TesKarakter Jujur ............................ 86 Gambar 4.3 Print Out Hasil Uji Fit Model TesKarakter Tanggung Jawab ......... 88 Gambar 4.4 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Tes Karakter Jujur ............ 92 Gambar 4.5 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Tes Karakter Tanggung Jawab ............................................................... 94 Gambar 4.6 Profile Capaian Skor Karakter Jujur pada Siswa Kelas VII dan VIII...............................................................102 Gambar 4.7 Komposisi Kategorisasi Capaian Karakter Jujur Siswa kelas VII dan VIII ..............................................................103 Gambar 4.8 Profile Capaian Skor Karakter Tanggung Jawabpada Siswa Kelas VII dan VIII...............................................................104 Gambar 4.9 Komposisi Kategorisasi Capaian Karakter Tanggung Jawab Siswa kelas VII dan VIII ..............................................................105. xix.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LAMPIRAN. Lampiran 1 Tabulasi Data Skor Tes Karakter Jujur ..........................................122 Lampiran 2 Tabulasi Data Skor Tes Karkater Tanggung Jawab ......................124 Lampiran 3 Print Out Uji Reliabiltas Soal Tes Karakter Jujur..........................126 Lampiran 4 Print Out Uji Reliabiltas Soal Tes Karakter Tanggung Jawab ......127 Lampiran 5 Print Out Uji Validitas dan Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes Karakter Jujur..................................................................128 Lampiran 6 Print Out Uji Validitas dan Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes KarakterTanggung Jawab ............................................ 129 Lampiran 7 Print Out Daya Beda ButirSoal Tes Karakter Jujur ...................... 130 Lampiran 8 Print Out Daya Beda Butir Karakter Tanggung Jawab ................ 133 Lampiran 9 Kuisioner Validitas Efektivitas Model ......................................... 136 Lampiran 10 Tabulasi Data Kuisioner .............................................................. 137 Lampiran 11 Dokumentasi ............................................................................... 138 Lampiran 12 Data Hadir Siswa ........................................................................ 139 Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian ..................................................................... 141. xx.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah atau fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, spesifikasi produk yang dikembangkan, manfaat penelitian, asumsi dan keterbatasan pengembangan, dan definisi istilah yang digunakan dalam penelitian ini. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter akhir-akhir ini tengah menjadi topik perbincangan yang menarik di Indonesia. Pendidikan karakter sedang “ngetrend” dan “booming”. Hal itu tidak lepas dari gemparnya sosialisasi yang dilakukan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, sebagai upaya memperbaiki karakter generasi muda (remaja) pada khususnya dan bangsa. Sebagaimana diketahui, karakter bangsa ini tengah terdegradasi. Seperti ditandai dengan tawuran antar pelajar antar mahasiswa, antar kampung dan sebagainya. Praktek plagiat atas hak cipta, perjokian/menyuap seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN), perjokian/menyuap ujian nasional (UNAS), ketidak jujuran dan kurang bertanggung jawab dalam UN juga sering kerap terjadi dan praktek korupsi yang kental mewarnai kehidupan kenegaraan. Semua itu, hanya sekian dari contoh “amburadulnya” moralitas dan karakter bangsa pada saat ini. Sementara itu, dalam dunia pendidikan kasus bertindak curang baik berupa tindakan mencontek, mencontoh pekerjaan teman atau mencontoh dari 1.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. buku pelajaran seolah-olah merupakan kejadian sehari-hari. Bahkan dalam pelaksanaan ujian akhir sekolah di beberapa daerah ditenggarai ada guru yang memberikan kunci jawaban kepada siswa, karena takut muridnya tidak lulus sehingga mencoreng nama sekolah. Seakan-akan dalam dunia pendidikan jujur dan tanggung jawab telah menjadi barang yang langka. Keprihatinan ini telah menjadi. keprihatinan. nasional,. Presiden RI. Susilo Bambang Yudhoyono. menyampaikan dalam pidatonya : “Pembangunan watak (character building) adalah amat penting. Kita ingin membangun manusia Indonesia yang berakhlak, berbudi pekerti, dan berperilaku baik. Bangsa kita ingin pula memiliki peradaban yang Bangsa yang. berkarakter unggul,. unggul dan. disamping tercermin dari moral,. mulia. etika dan. budi pekerti yang baik juga ditandai dengan semangat, tekat dan energi yang kuat, dengan pikiran yang. positif dan. sikap yang. optimis,. serta dengan rasa. persaudaraan, persatuan dan kebersamaan yang tinggi”. Hilangnya nilai karakteristik pada siswa remaja itu tidak hanya berdampak di kalangan masyarakat tetapi juga dalam dunia politik dan pendidikan. Koruptor contohnya. Mereka merupakan orang-orang yang diberi amanah namun tidak mengimplementasikan nilai kejujuran dalam keseharian mereka saat melakukan tugas. Mereka tidak bertanggung jawab dan peduli terhadap masyarakat yang haknya telah mereka ambil. Ini merupakan sikap yang tumbuh karena keegoisan individu. Dunia pendidikan, hilangnya nilai karakter.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. jujur dan tanggung jawab pada siswa yang masih sering ditolerir guru contohnya seperti mencontek saat ulangan dan tidak mengumpulkan tugas. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk sekolah menengah pertama (SMP) harus diselenggarakan secara sistematis agar mencapai fungsi dan tujuan yang diharapkan yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter bangsa dan. mengembangkan. sangatlahpentingbagi. potensi. peserta. peserta didik di. didik.. Pendidikan. Indonesia, sebagai. upaya. karakter untuk. meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, kementrian pendidikan nasional mengembangkan grand design pendidikan karakter untuk setiap jalur dan jenjang pendidikan. Grand design tersebut menjadi rujukan konseptual dan pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan yang meliputi: Kemendiknas, (2010) “Olah Hati (spiritual dan development), olah Pikir (intellectual development), olah Raga dan Kinestetik (Physical and cinestetic development) dan Olah Rasa dan karsa (Affective and Creativity development)”. Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter perlu dilakukan dengan mengacu pada grand design tersebut, yang selama ini telah diimplementasikan melalui materi pelajaran agama, budi pekerti dan juga kewarganegaraan, pendidikan jasmani dan pelajaran lainnya yang berkaitan erat dengan pendidikan karakter. Tetapi realitanya dalam dunia pendidikan di.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Indonesia terutama di jenjang SMP, pendidikan karakter selama ini baru menyentuh pada tingkat pengenalan norma/nilai-nilai atau baru menyentuh pada ranah kognitif dari para peserta didik, dan belum sampai pada tingkat internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter terkait dengan moral, dan selama ini siswa hidup pada dilema moral. Maka tidak heran masih terjadi penyimpangan prilaku di kalangan pelajar. Barus (2016) mengatakan bahwa “perlu dilakukan evaluasi komperhensif tentang keterlaksanan, hambatan-hambatan, dan efektivitas pendidikan karakter yang telah berlangsung”. Untuk melakukan evaluasi maka dibutuhkan juga proses penilaian (asesmen) dan hasil tes, untuk memperoleh hasil tes tentunya dibutuhkan suatu alat pendukung berupa alat tes atau alat ukur yang memadai agar dapat mengetahui sejauh mana pendidikan karakter sudah berjalan secara efektif di sekolah. Sayangnya dalam pendidikan karakter di Indonesia, masih minimnya perhatian yang lebih dari pemerintah tentang alat tes penilaian karakter peserta didik, hal itu nampak dari belum tersediannya model evaluasi yang digunakan untuk menilai pendidikan karakter peserta didik. Kalaupun ada, model evaluasi yang digunakan hanya mengukur sebatas pada skala sikap dan berhenti pada skala kognitif saja, mestinya capaian pendidikan diukur sampai pada tataran tindakan..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini ada di SMP perlu segera dikaji dan dicari alternatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkan suatu model pelaksanaan dan evaluasinya secara efektif supaya mudah diimplementasikan mengembangkan. di suatu. sekolah. tersebut.. Pemerintah. saat. ini. sistem. penilaian,. pengukuran,. maupun. belum evaluasi. pendidikan karakter siswa yang terstandar untuk mengevaluasi proses dan hasil pendidikan karakter terintegrasi di SMP. Cara umum yang dilakukan guru untuk penilaian pendidikan karakter siswa di sekolah lebih menekankan pada penggunaan teknik observasi, skala sikap, dan penerapan sistem poin. Cara penilaian tersebut mengandung banyak kelemahan seperti segi subjektif, sporadik, persepsional, inkonsistensi, kurang sistematik, dan mengundang banyak perdebatan. Pendidikan karakter seharusnya menjadi tanggung jawab setiap guru mata pelajaran di sekolah. Maka, sejak 2010 pemerintah mencanangkan gerakan pendidikan karakter terintegrasi melalui pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Semua guru wajib memasukkan aspek pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas, namun dalam pelaksanaanya para guru terkendala banyak kesulitan dan hasilnya belum memuaskan (Barus, 2015). Itu sebabnya, dari data di atas peneliti berupaya mengembangkan suatu sistem untuk menilai, mengukur, maupun mengevaluasi proses dan hasil pendidikan karakter berupa prototipe soal asesmen pendidikan karakter menggunakan film karakter. Pengembangan prototipe dari produk penelitian “Model Asesmen Pendidikan Karakter di SMP Berbasis Media Film Karakter”.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. yang dapat dimanfaatkan dan diinternalisasikan untuk mengukur hasil pendidikan karakter dan memetakan upaya perbaikan/optimalisasi pelaksanaan pendidikan karakter di SMP. Media film dipilih sebagai basis asesmen ini karena film sangat efektif dalam menggambarkan aspek sikap, afeksi, akomodasi, dan perilaku berkarakter yang lebih menginternalisasi dibanding cara-cara atau media asesmen lainnya.Penelitian. ini,. asesmen. pendidikan. karakter. dirancang. dengan. memvisualisasikan kasus yang memuat rasa karakter jujur dan karakter tanggung jawab melalui potongan film karakter dengan durasi tayang 1-2 menit, kemudian berdasarkan isi potongan film itu, siswa diminta merespon/menjawab soal-soal yang menyertainya. Peneliti melakukan penelitian pengembangan (research and development) yang bertujuan untuk meningkatkan rasa karakter jujur dan karakter tanggung jawab siswa SMPK Frater Xaverius 1 Palembang dengan mengangkat judul “Pengembangan Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Jujur dan Karakter Tanggung Jawab Berbasis Film Karakter (Ujicoba Terbatas pada Siswa Kelas VII dan VIII SMPK Frater Xaverius 1 Palembang)”. B. Identifikasi Masalah Berangkat dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut : 1. Pendidikan Karakter terintegrasi khususnya di SMP masih terbatas pada karakter jujur dan karakter tanggung jawab, belum mencapai tataran afektif dan pengalaman nilai secara nyata..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. 2. Praktek plagiasi atas hak cipta, perjokian/sogok-menyogok seleksi masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN), perjokian/sogok-menyogok ujian nasional (UNAS), ketidakjujuran dan kurang bertanggung jawab dalam UN. 3. Pelaksanaan ujian akhir sekolah di beberapa daerah ditengarai ada guru yang memberikan kunci jawaban kepada siswa. 4. Pendidikan karakter di sekolah, khususnya di SMP di seluruh tanah air selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilainilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari 5. Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini ada di SMP perlu segera dikaji dan dicari alternatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkan suatu model pelaksanaan dan evaluasinya secara efektif supaya mudah diimplementasikan di sekolah 6. Pemerintah saat ini belum mengembangkan suatu sistem penilaian, pengukuran, maupun evaluasi pendidikan karakter siswa yang terstandar untuk mengevaluasi proses dan hasil pendidikan karakter terintegrasi di SMP. 7. Belum ditemukan soal-soal tes pendidikan karakter yang efektif digunakan untuk melakukan asesmen hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab. 8. Perlu mengembangkan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. 9. SMPK Frater Xaverius 1 Palembang belum memiliki karakter jujur dan karakter tanggung jawab. 10. Belum ada penelitian terkait pendidikan karakter berbasis film di SMPK Frater Xaverius 1 Pelembang melalui soal tes/alat ukur asesmen. C. Pembatasan Masalah atau Fokus Penelitian Penelitian ini difokuskan untuk menjawab masalah teridentifikasi di atas khususnya terkait butir masalah nomor 6, 7, 8 dan 10 dengan mengkaji capaian skor karakter jujur dan karakter tanggung jawab siswa SMPK Frater Xaverius 1 Palembang melalui pengembangan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab dengan berbasis film. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah dibuat dan dipaparkan sebelumnya maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Seperti apa prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab yang efektif dikembangkan di SMPK Frater Xaverius 1 Palembang pada siswa kelas VII dan VIII? 2. Seberapa baik kualitas prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab berbasis film karakter meliputi (validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran) di SMPK Frater Xaverius 1 Palembang pada siswa kelas VII dan VIII? 3. Seperti apa gambaran capaian hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab berdasarkan hasil uji coba prototipe pada siswa kelas VII dan VIII di SMPK Frater Xaverius 1 Palembang?.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. 4. Seberapa efektif penggunaan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab siswa kelas VII dan VIII di SMPK Frater Xaverius 1 Palembang? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1. Menghasilkan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab yang efektif dikembangkan di SMPK Frater Xaverius 1 Palembang. 2. Menganalisis kualitas soal tes asesmen hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab berbasis film mengenai validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran di SMPK Frater Xaverius 1 Palembang pada siswa kelas VII dan VIII. 3. Memperoleh gambaran capaian soal tes asesmen hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab berdasarkan hasil uji coba prototipe model soal tes yang dikembangkan pada siswa kelas VII dan VIII di SMPK Frater Xaverius 1 Palembang. 4. Menganalisis efektivitas penggunaan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab berdasarkan pada siswa kelas VII dan VIII di SMPK Frater Xaverius 1 Palembang. F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Produk yang dikembangkan adalah prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab berbasis film..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. Tabel 1.1 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan 1. 2.. 3. 4.. 5.. 6.. Nama Produk. Prototipe soal tes asesmen aasil pendidikan karakter Jujur dan tanggung Jawab di SMP berbasis media film karakter Bentuk Soal-soal tes berbasis potongan-potongan film yang memuat Produk karakter jujur dan karakter tanggung Jawab di SMP berbasis media film Karakter dalam format VCD. Fungsi Mengukur hasil pendidikan karakter jujur dan karakter Produk tanggung jawab. Kriteria Aplikatif, fisibel, realistik, akurat, komprehensif, praktis, efektivitas ekonomis, dan mudah digunakan konselor/guru BK model berkolaborasi dengan guru mata pelajaran di SMP. Komponen 1. Identifikasi nilai dalam program pendidikan karakter model jujur dan karakter bertanggung jawab. 2. Identifikasi dan pemilihan film yang bermuatan karakter jujur dan bertanggung jawab. 3. Perancangan (designing) pemotongan film bermuatan karakter dan soal tes relevan. 4. Prototipe soal tes asesmenhasilpendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab berbasis film karakter di SMP. 5. Penentuan kriteria, norma scoring, dan penyusunan rubrik penilaian. 6. Implementasi asesmen dan evaluasi hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab di SMP. Pengguna Pembuat kebijakan, Pengembang dan pelaksana pendidikan produk/model karakter jujur dan karakter tanggung jawab di SMP (pemerintah, kepala sekolah, konselor/guru BK, dan guru mata pelajaran di SMP).. G. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian. ini. diharapkan. mampu. memberikan. sumbangan. pengetahuan dalam bidang kajian Bimbingan dan Konseling, khususnya mengenai pengukuran dan asesmen hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab melalui soal tes/alat ukur asesmen berbasis media film bagi siswa SMP di Indonesia..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pemerintah Penelitian ini memberikan sumbangan dalam menghasilkan soal tes untuk mengukur hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab di SMP. b. Bagi Kepala Sekolah dan Guru Penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan bagi kepala sekolah. dalam. mengambil. keputusan. dan. kebijakan. dalam. pengembangan pendidikan karakter di sekolah. Bagi guru pendidik karakter (konselor sekolah/guru BK dan guru mata pelajaran) di SMP, proses dan produk penelitian pengembangan ini diharapkan dapat memberikan suatu model asesmen hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab berbasis media film yang lebih efektif (fisibel, realistik, ekonomis, relatif praktis dan mudah digunakan) untuk mengukur hasil pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab di sekolah. c. Bagi Peneliti Peneliti dapat mengetahui efektivitas pengembangan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan berbasis film karakter untuk menilai capaian hasil pendidikan karakter siswa SMPK Frater Xaverius 1 Palembang. Selain itu, peneliti juga dapat berlatih mengaplikasikan prosedur penelitian pengembangan (research and development) di sekolah sebagai bekal peneliti di kemudian hari..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. d. Bagi Peneliti Lain Prosedur penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai refrensi dalam mengembangkan penelitian dengan model pendidikan karakter di sekolah. H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan Asumsi-asumsi pengembangan produk ini adalah : 1. Sekolah tempat dipakai untuk ujicoba model soal tes asesmen sudah menerapkan pendidikan karakter terintergrasi, namun belum adanya penilaian assesmen hasil pendidikan karakter dengan cara tes. 2. Subjek ujicoba produk penelitian ini diasumsikan dapat dengan cermat menonton tayangan film dan dapat membaca soal tes dengan baik dari layar LCD. 3. Penayangan film dan soal tes ditempatkan sedemikian rupa sehingga terlihat dengan jelas oleh subjek (tidak silau, faktor pencahayaan yang baik, siswa tidak bisu, buta dan tuli). 4. Sekolah tempat implementasi model memiliki fasilitas penayangan video dan speaker yang berkualitas baik. 5. Adanya film atau video yang mencerminkan karakter cocok dengan soal yang ingin disajikan. 6. Rumusan penyusunan soal dan distraktor (opsi jawaban) diformulasikan sedemikian rupa sehingga memuat dilema moral bergradasi pada level moral action..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. Keterbatasan yang timbul dalam penelitian dan pengembangan (Research and Development) yaitu : 1. Dalam mencari film karakter peneliti tidak mudah menemukan film yang tepat dengan judul penelitian tes hasil asesmen. 2. Keterbatasan waktu peserta didik saat membaca dan menjawab pertanyaan yang ditampilkan setelah penanyangan film. 3. Keterbatasan peneliti dalam membuat pertanyaan dengan kata-kata sederhana dan mudah dipahami oleh siswa SMP. 4. Keterbatasan fasilitas yang dimiliki sekolah seperti speaker, LCD dan proyektor karena penelitian prototipe soal tes asesmen pendidikan karakter membutuhkan fasilitas tersebut agar siswa maksimal menjawab pertanyaan soal-soal. 5. Peserta didik tidak mau membaca dengan cepat pertanyaan yang ditampilkan setelah penanyangan potongan film sehingga kekurangan waktu untuk menjawab. 6. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti apakah benar-benar memuat upaya peningkatan dilema moral karakter jujur dan karakter tanggung jawab. 7. Peserta didik tidak serius, mengantuk, tidak antusias dan asal menjawab dalam mengerjakan tes asesmen pendidikan karakter. I. Definisi Istilah 1. Pengembangan prototipe adalah proses mengembangkan sebuah produk baru untuk menghasilkan soal tes asesmen hasil pendidikan karakter yang lebih baik..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. 2. Prototipe soal dalam penelitian ini adalah bentuk fisik pertama dari suatu objek yang direncanakan, dibuat dalam suatu proses produksi, mewakili bentuk dan dimensi dari objek yang asli dan digunakan untuk objek penelitian dan pengembangan lebih lanjut. 3. Soal tes adalah soal-soal berisikan pilihan ganda yang bergradasi dan mencerminkan dilema moral untuk mengukur perilaku secara objektif. 4. Asesmen adalah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode atau instrument pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga, organisasi atau institusi resmi yang menyelenggarakan suatu aktifitas tertentu. 5. Pendidikan karakter adalah upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk menanamkan nilai-nilai perilaku peserta didik yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. 6. Karakter jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 7. Karakter tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanaan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), Negara dan Tuhan Yang Maha Esa. 8. Film Karakter adalah film yang membawa makna khusus untuk menanamkan. nilai-nilai. kepribadian seseorang.. yang. bermoral. dapat. membentuk. suatu.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini menguraikan mengenai hakikat evaluasi, asesmen, dan tes, hakikat pendidikan karakter jujur dan karakter tanggung jawab, hakikat asesmen pendidikan karakter, hakikat media film dalam pendidikan karakter, kajian penelitian yang relevan, kerangka pikir dan pertanyaan penelitian. A. Hakikat Evaluasi, Asesmen, dan Tes 1. Pengertian Evaluasi, Asesmen, dan Tes a. Pengertian Evaluasi Evaluasi adalah proses pemberian makna atau ketetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu (Uno, Hamzah dan Satria Koni: 2012: 3). Tyler (Arikunto: 2012: 3), mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya. b. Pengertian Asesmen Asesment merupakan istilah umum yang didefinisikan sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan kependidikan, metode atau instrument pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga, organisasi atau institusi resmi yang menyelenggarakan suatu aktifitas tertentu. Dinyatakan pula oleh Linn dan Gronlund (Uno dan Satria 16.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. Koni, 2012: 1) bahwa assessment (penilaian) adalah suatu istilah umum yang meliputi prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang belajar siswa (observasi, rata-rata pelaksanaan tes tertulis) dan format penilaian kemajuan belajar. Selain itu, Popham (Uno dan Satria Kuno, 2012: 1-2) mengemukakan bahwa asesment dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya formal pengumpulan informasi yang berkaitan dengan variable-variabel penting pembelajaran sebagai bahan dalam pengembilan keputusan oleh guru untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa. c. Pengertian Tes Arikunto (2012: 67) menjalaskan tes merupakan alat untuk prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur alat sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Selanjutnya Arikunta menjelaskan (2012: 3) tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaanya terhadap cukupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu. Disimpulkan bahwa pada dasarnya tes merupakan alat ukur yang sering digunakan dalam asesment pembelajaran selain alat ukur lain. 2. Tujuan dan Fungsi Asesmen Buchori (Uno, Hamzah dan Satria Koni 2014: 12) dalam pendidikan orang mengadakan evaluasi memenuhi dua tujuan, yaitu.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. a. Untuk mengetahui kemajuan anak atau murid setelah murid tersebut menyadari pendidikan selama jangka waktu tertentu. b. Untuk mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang dipergunakan pendidikan selama jangka waktu tertentu. Menurut Thoha (Uno dan Koni, 2014 : 13) fungsi evaluasi pendidikan. bila. dilihat. dari. kepentingan. masing-masing. pihak. mempunyaui lima fungsi yaitu : bagi guru, bagi murid, bagi sekolah, bagi orangtua, bagi masyarakat. 3. Ruang Lingkup Asesmen Uno dan Koni (2012 : 17) menjelaskan isi model penilaian kelas ini meliputi konsep dasar penilaian kelas, teknik penilaian, langkah-langkah pelaksanaan penilaian, pengelolahan hasil penilaian serta pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian. Dalam konsep penilaian, akan dijelaskan apa yang dimaksud dengan penilaian, manfaat penilaian, fungsi penilaian, dan rambu-rambu penilaian. Teknik penilaian akan menjelaskan berbagai cara dan alat penilaian. 4. Prinsip-prinsip Asesmen Depdiknas (2004 dan 2006) menjeskan prinsip-prinsip asesmen sebagai berikut : a. Prinsip Validitas Validitas dalam asesmen mempunyai pengertian bahwa dalam melakukan penilaian harus “menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat penilaian yang digunakan sesuai dengan apa yang seharusnya.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi”. b. Prinsip Reliabilitas Pengertian reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang ajeg (reliable) memungkinkan perbandingan. yang. reliable,. menjamin. konsistensi,. dan. keterpercayaan. Misal, dalam menilai unjuk kerja, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila unjuk kerja itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Menjamin reliabilitas petunjuk pelaksanaan unjuk kerja dan penskorannya harus jelas. c. Terfokus pada kompetensi Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan pada penguasaan materi (pengetahuan). Bisa mencapai itu penilaian harus dilakukan secara berkesinambungan, dimana penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu. d. Prinsip Komprehensif Proses pembelajaran, anda sebagai pendidik pasti telah menyusun rencana pembelajaran yang secara jelas menggambarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. serta indikator yang menggambarkan keberhasilannya. Untuk itu penilaian yang dilakukan harus menyeluruh mencakup seluruh domain yang tertuang pada setiap kompetensi dasar dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan siswa sehingga tergambar profil kemampuan siswa. e. Prinsip Objektivitas Obyektif dalam konteks penilaian di kelas adalah bahwa proses penilaian yang dilakukan harus meminimalkan pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subyektif dari penilai. Dalam implementasinya penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Dalam hal tersebut, penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan, menggunakan bahasa yang dapat dipahami siswa, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pembuatan keputusan atau pemberian angka (skor). f. Prinsip Mendidik Penilaian yang mendidik artinya proses penilaian hasil belajar harus mampu memberikan sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil belajar peserta didik, dimana hasil penilaian harus dapat memberikan umpan balik dan motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat belajar. Pada akhirnya proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi guru, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. 5. Jenis-jenis Asesmen Asesmen dikategorikan menjadi dua menurut Blaustein (Sudjana: 2008) yaitu: a. Asesmen Konvensional Biasanya menggunakan paper and pencil test atau disebut dengan asesmen formal atau asesmen konvensional. Disebut demikian karena metode inilah yang biasa digunakan oleh guru. Metode paper and pencil test hanya dapat mengukur kemampuan kognitif peserta didik namun belum dapat mengukur hasil belajar peserta didik secara holistik. Soal-soal tes tradisional dibagi menjadi 2 tipe yaitu selected response items (soal pilihan ganda dan benar-salah, memungkinkan siswa. memilih. jawaban. di. antara. alternatif. yang. tersedia). dan constructed-response item (esai atau jawaban pendek mengisi titik-titik, mengharuskan siswa memberikan jawabannya sendiri). b. Asesmen Berbasis Kinerja Asesmen ini menginginkan siswa dapat mengerjakan tugas tertentu seperti menulis esai, melakukan eksperimen, menginterpretasi solusi. untuk. masalah. atau. menggambarkan. sesuatu.. Siswa. mengerjakan beragam tugas selama beberapa hari, bukan tugas yang dapat diakses beberapa menit. Hal ini merupakan upaya mengukur berbagai macam keterampilan dan proses intelektual yang kompleks. Asesmen kinerja bisa dalam bentuk portofolio siswa atau penilaian.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. dalam proses belajar mengajar misalkan dalam kerja kelompok, eksperimen, atau diskusi kelompok. Menurut Subali (2016) berdasarkan ragam jenis asesmen dibedakan menjadi empat, yaitu: a. Asesmen Penempatan Asesmen ini dilakukan berdasarkan hasil pengukuran terhadap masing-masing. peserta. didik. sebelum. menempuh. program. pembelajaran. Tujuannya yaitu untuk: 1) Mengetahui penguasaan kemampuan prasyarat masing-masing peserta didik yang diperlukan dalam proses pembelajaran yang akan diselenggarakan bila diperlukan adanya kemampuan prasyarat atau prerekuisit. 2) Menjajagi penguasaan masing-masing peserta didik terhadap kemampuan yang ditargetkan. 3) Meneliti interes, langgam belajar, ataupun karakteristik personal masing-masing peserta didik 4) Mendiagnosis kemampuan masing-masing peserta didik terhadap kemampuan prasyarat atau kemampuan prerekuisit jika diperlukan kemampuan ditargetkan.. prasyarat. untuk. menguasai. kompetensi. yang.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. b. Asesmen Formatif Asesmen formatif dilakukan berdasarkan hasil pengukuran terhadap masing-masing peserta didik selama menempuh kegiatan pembelajaran. Tujuannya yaitu untuk: 1) Mengetahui apakah setiap peserta dapat melaju dengan baik selama proses pembelajarannya sehingga kegiatan belajar selanjutnya menjadi lebih efektif dan efisien. 2) Untuk mengetahui apakah ada peserta didik yang mengalami kesulitan untuk menguasai kompetensi yang ditargetkan. 3) Untuk meramalkan seberapa jauh masing-masing peserta didik akan berhasil dalam menempuh asesmen sumatif. 4) Mengetahui seberapa jauh masing-masing peserta didik akan berhasil dalam mengikuti proses pembelajaran sampai akhir program. c. Asesmen Sumatif Asesmen ini dilakukan terhadap masing-masing peserta didik setelah selesai menempuh suatu program pembelajaran. Tujuannya yaitu untuk: 1) Menentukan nilai akhir masing-masing peserta didik yang menempuh suatu program pembelajaran untuk selanjutnya dapat ditetapkan apakah seorang peserta didik dinyatakan berhasil atau gagal. Jika berhasil ia akan diberi sertifikat karena ia telah.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. menguasai. kecakapan. ataupun. keterampilan. tertentu. yang. ditargetkan dalam program pembelajaran yang dirancang. 2) Menggunakan. hasil. asesmen. setiap. peserta. didik. untuk. meramalkan apakah ia dapat menyelesaikan program/semester berikutnya jika memang masih ada program/semester yang harus ditempuh. 3) Menyeleksi siapa yang lulus, siapa yang menjadi juara jika dalam konteks untuk mencari/menyeleksi siapa yang paling baik dan siapa yang kurang baik dalam kelompoknya. d. Asesmen Konfirmatif Asesmen konfirmatif dilakukan terhadap masing-masing orang yang ingin dinilai tanpa dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran yang ditempuh. Asesmen konfirmatori dilaksanakan melalui pengukuran yang menggunakan instrumen yang sahih dan andal. Dalam hal kegiatan pembelajaran, asesmen konfirmatori dapat dilakukan oleh pihak. eksternal.. Pemeritah. menerapkan. ujian. nasional. untuk. menetapkan setiap peserta didik untuk dinyatakan lulus ataulah tidak lulus dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan 6. Teknik-teknik Asesmen Pengumpulan informasi tentang kemajuan belajar siswa terhadap pencapaianstandar kompetensi dan kompetensi dasar dapat dilakukan dengan teknik tes dan non tes. Poerwanti (2001) menegaskan teknik-teknik asesmen yaitu:.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. a.. Teknik tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang diberi tes dan berdasarkan hasil tugas-tugas tersebut akan dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada oramg tersebut. Alat tes ini memberikan tekanan pada dimensi kuantitatif dari berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin seseorang, dengan mengukur berapa banyak dari aspek tertentu terdapat pada seseorang.. b.. Teknik non tes adalah alat pengumpulan data yang dilakukan denga observasi baik secara langsung ataupun tak langsung, angket, wawancara, dan sosiometri. Teknik non tes digunakan sebagai pelengkap dan digunakan sebagai pertimbangan tambahan dalam pengambilan keputusan penentuan kualitas hasil belajar.. 7. Tes Sebagai Teknik Asesmen Arikunto (2012) menegaskan tes adalah prosedur pengukuran yang sengaja dirancang secara sistematis untuk mengukur atribut tertentu dilakukan dengan prosedur administrasi dan pemberian angka yang jelas dan spesifik, sehingga hasilnya relatif ajeg bila dilakukan dalam kondisi yang relatif sama. Respon subjek atas tes merupakan perilaku yang ingin diketahui dari penyelenggaraan tes karena tes mengukur perilaku, sebagai manifestasi atribut psikologis atau tingkah laku individu yang akan diukur. Tes sebagai teknik asesmen dapat meyediakan informasi-informasi objektif yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penentuan keputusan yang harus diambil pendidik terhadap proses dan hasil belajar..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. Tes ini dilakukan sebelum, saat, dan akhir pembelajaran, sehingga bergulir tanpa henti (dynamic assesment). B. Hakikat Pendidikan Karakter 1.. Pengertian Karakter Menurut Samani dan Hariyanto (2013: 41) karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap bertanggungjawab setiap akibat dari keputusannya. Karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan seharihari baik dalam bersikap maupun dalam bertindak. Sementara itu, Douglas (Samani, 2013: 41) menegaskan "character isn't inherited. One builds its daily by the way one thinks and acts, thougth by thought, action by action." Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kelima dalam situs offline, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang. dengan orang lain. Dengan demikian, dapat. dipahami bahwa karakter identik dengan akhlak, sehingga karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan Tuhan, dirinya, sesama manusia, maupun dengan lingkungannya, yang terwujud.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh dari seseorang: mentalitas, sikap, cara berpikir, dan perilaku berdasarkan norma-norma agama, budaya, adat istiadat sehingga seseorang berusaha melakukan hal yang baik dalam bentuk nyata di kehidupan sehari-hari. 2. Pengertian Pendidikan Karakter Zubaedi (2013) menjelaskan pendidikan karakter dimaknai sebagai upaya penanaman kecerdasan dalam berpikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengalaman dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhan, diri sendiri, antar sesama, dan lingkungannya. Nilai-nilai luhur tersebut antara lain: kejujuran, kemandirian, sopan santun, kemuliaan sosial, kecerdasan berpikir, dan berpikir logis. Menurut Elkind dan Freddy Sweet (Zubaedi, 2013: 15), "character education is the deliberate effort to help people understand, care obout, and act upon core ethical value" artinya pendidikan karakter adalah usaha sadar untuk membantu manusia memahami, peduli, dan melaksanakan nilai-nilai etika. Beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya mendorong peserta didik mengembangkan nilai-nilai karakter yang dimilikinya sehingga peserta didik mampu.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif. Lickona (Gunawan, 2014:23) mendefinisikan pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan sebagainya. Elkind & Sweet (Heri Gunawan, 2014:23) mendefinisikan pendidikan karakter adalah upaya yang disengaja untuk membantu memahami manusia, peduli dan inti atas nilai-nilai etis/susila. 3. Tujuan, Fungsi, dan Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter a.. Tujuan Pendidikan Karakter Kemendiknas (2011: 7) menegaskan bahwa pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi. 1) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik. 2) Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila. 3) Mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. Fathurrohman, dkk (2013) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan karakter secara khusus, yaitu untuk: 1) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi karakter bangsa yang religius. 2) Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusai dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter dan karakter bangsa. 3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. 4) Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan. 5) Mengembangkan. lingkungan. kehidupan. sekolah. sebagai. lingkungan belajar yang aman, jujur, penuhu kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan. b. Fungsi Pendidikan Karakter Kemendiknas (2011: 7) menegaskan bahwa pendidikan karakter berfungsi: 1) Membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural. 2) Membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan umat.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. manusia; mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik. 3) Membangun sikap warganegara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni. Dalam Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan Nasional dalam publikasinya berjudul Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (Samani dkk: 2012: 52) menyatakan bahwa fungsi pendidikan karakter yaitu 1) Mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikir baik. 2) Memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultural. 3) Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia. c. Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan Karakter di Sekolah Pendidikan karakter di sekolah akan terlaksana dengan lancar, jika guru dalam pelaksanaannya memperhatikan beberapa prinsip pendidikan karakter. Kemendiknas (dalam Samani, dkk: 2012: 35) memberikan 10 prinsip untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif yaitu: 1) Mempromosikan nilai-nilai dasar etik sebagai basis karakter. 2) Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya menckup pemikiran, peasaan, dan perilaku..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. 3) Menggunankan pendekatan yang tajam, proaktif, dan efektif untuk membangun karakter. 4) Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian. 5) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik. 6) Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang. bermakna dan. menantang yang menghargai semua pesreta didik, membangun karakter peserta didik, dan membantu peserta didik untuk sukses. 7) Mengusahakan tumbuhnya motivasi diripada para peserta didik. 8) Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagai tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama. 9) Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter. 10) Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter. 11) Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guruguru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik Menurut. Fathurrohman. karakter sebagai berikut:. (2013). prinsip-prinsip. pendidikan.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. 1) Berkelanjutan yang artinya bahwa proses pengembangkan nilai-nilai karakter merupakan sebuah proses panjang dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan. 2) Pengembangan nilai-nilai karakter terintegrasi melalui setiap mata pelajaran dan setiap kegiatan kurikuler, ekstrakurikuler, dan kokurikuler. 3) Nilai karakter tidak diajarkan tapi dikembangkan melalui proses belajar. 4) Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan. C. Hakikat Karakter Jujur 1. Pengertian Karakter Jujur Mustari (2014: 11) menjelaskan jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, pekerjaan baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain. Budi Susilo (2014: 119) menjelaskan jujur merupakan ungkapan sepenuh hati tanpa menutupi sesuatu sedikit pun. Ungkapan yang menandakan kejernihan hati seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Jujur juga berarti meredam berbohong. Ungkapan sederhana yang menuntut konitmen tinggi dalam kehidupan dan jujur juga merupakan ungkapan yang mudah diucapkan, tetapi sulit direalisasikan..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. Zubaedi (Kurniawan, 2013: 28) mendefinisikan karakter sebagai panduan dari segala tabiat manusia yang bersifat tetap sehingga menjadi tanda yang khusus untuk membedakan orang yang satu dengan orang yang lain. Batasan ini menunjukan bahwa karakter sebagai identitas yang dimiliki seseorang yang bersifat menetap sehingga seseorang atau sesuatu itu berbeda dari yang lain. Sedangkan kejujuran merupakan karakter tambahan dalam diri individu karena ia telah mampu secara otomatis dan konsisten melakukan sesuatu yang diyakini bernilai dan berharga, Doni Koesoema (2012: 29). Maka dapat disimpulkan bahwa karakter jujur adalah sifat-sifat yang selalu dikagumi melalui kebaikan dan kebijakan seseorang yang terdapat dalam diri seseorang karena ia dianggap sudah mampu melakukan sesuatu yang berharga secara otomatis dan konsisten baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan dan tindakannya baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. 2. Aspek-aspek Karakter Jujur Menurut Aunillah (2011: 49) adapun penanaman kejujuran dalam diri peserta didik ada beberapa aspek yaitu: a. Keteladanan Ketika di sekolah, guru merupakan sosok panutan bagi peserta didik, yang segala gerak-gerik dan sikapnya langsung terlihat oleh peserta didik. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan sikap jujur pada.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. dirinya, guru juga harus memberikan contoh yang konkret dengan cara berusaha bersikap jujur dan disiplin dalam setiap kesempatan. b. Terbuka Di lingkungan sekolah, guru harus berusaha membangun iklim keterbukaan dengan peserta didik. jika ada peserta didik yang melakukan. pelanggaran,. sebaiknya. ia. ditegur. dengan. cara. menunjukkan letak kesalahannya. Sedapat mungkin, guru tidak berusaha menutupi kesalahan yang dilakukan peserta didik dengan alasan apapun. Sebab, hal ini akan menjadikan peserta didik selalu merasa aman saat berbuat salah. Selain itu, berbagai macam peraturan juga harus disampaikan secara jelas beserta sanksi-sanksinya. Hal ini akan menjadikan peserta didik merasa bahwa ia dapat berbuat semaunya sendiri karena keberadaanya telah diikat oleh peraturan tertentu. c. Tidak bereaksi berlebihan Cara lain untuk mendorong peserta didik agar bisa bersikap jujur adalah tidak bereaksi berlebuhan bila ada peserta didik yang bohong. Guru mesti bereaksi secara wajar sekaligus membantunya agar berani mengatakan kebenaran. Sebab sebenarnya, ia sadar bahwa kebohongan yang telah ia lakukan membuat gurunya kecewa. Namun, jika guru bereaksi secara berlebihan saat menunjukkan kekecewaan, peserta didik akan merasa ketakutan untuk berkata jujur di depan gurunya..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. 3. Karakteristik Individu Berkarakter Jujur Kesuma (2012:17) mengatakan bahwa ciri-ciri orang yang memiliki karakter jujur sebagai berikut : a. Jika bertekad (inisiasi keputusan) untuk melakukan sesuatu, tekadnya. adalah kebenaran. b. Jika berkata tidak berbohong (benar apa adanya). c. Jika adanya kesamaan antara yang dikatakan hatinya dengan apa yang. dilakukannya. Seseorang yang memiliki karakter jujur akan diminati orang lain, baik dalam konteks persahabatan, bisnis, rekan/mitra kerja, dan sebagainya. Karakter ini merupakan salah satu karakter pokok untuk menjadikan seseorang cinta kebenaran, apapun resiko yang akan diterima dirinya dengan kebenaran yang ia lakukan. Berdasarkan uraian yang ada, seseorang memiliki ciri-ciri karakter jujur, apapun resiko yang akan diterima dirinya dengan kebenaran yang ia lakukan. Karena dirinya menyadari bahwa apa yang ia lakukan ialah hal yang baik dan berguna bagi dirinya maupun orang lain. Kejujuran yang dimiliki membantunya untuk berkembang dalam pergaulan dan tentu bisa diterima di manapun ia berada sebagai seorang pribadi. D. Hakikat Karakter Tanggung Jawab 1. Pengertian Karakter Tanggung Jawab Dalam bahasa Inggris tanggung jawab disebut responbility. Responbility mempunyai dua akar kata response dan ability yang.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. diartikan kurang lebih adalah kemampuan untuk memberi tanggapan atau respon, seperti tidak menyalahkan keadaan (Covey: 1994: 61). Kemampuan dan kemauan untuk memberikan respon ini merupakan hasil dari kesadaran. Mustari (2014: 19-22) bahwa tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), Negara dan Tuhan. Jika kita lihat bahasa Inggrisnya, untuk „bertanggung jawab‟ (responsible) berarti kita bersedia „menjawab‟ (respond). Demikian kata Erich Fromm dalam bukunya The Art of Loving. “menjawab” atau “merespons” itu tergantung pada keinginan masing-masing individu. Dengan demikian, bertanggung jawab adalah disebabkan seseorang itu memilih untuk bertindak atau berbicara atau mengambil posisi tertentu. 2. Aspek-aspek Karakter Tanggung Jawab Secara lebih mendalam lagi Josephson, Peter, Down (2003: 103-104) mengatakan bahwa tanggung jawab mempunyai beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut hanya berlaku untuk remaja, diantaranya sebagai berikut: a. Berani menanggung konsekuensi Remaja yang bertanggungjawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas pilihannya, termasuk berani menghadapi akibat yang akan ditimbulkan jika individu tidak mampu.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. menyelesaikan tugasnya atau melakukan tindakan yang mempunyai resiko. Setiap individu mengetahui dan menyadari akan tindakan yang dilakukannya mempunyai resiko yang buruk dan hal yang baik serta mau menanggung konsekuensi atas tindakan dan pilihannya. b. Kontrol diri Individu. yang. mempunyai. kontrol. diri. berarti. mengendalikan pikiran dan tindakan agar dapat menahan dorongan dari dalam maupun dari luar sehingga dapat bertindak dengan benar, Borba (2008). Remaja yang bertanggung jawab memiliki kontrol diri yang kuat akan berani menolak pada hal-hal yang dapat merugikan dan tidak bermanfaat. Sebagai contoh, jika ada guru mata pelajaran yang memberikan tugas untuk mengerjakan lembar kerja siswa, ketika di dalam kelas beberapa siswa mengajak untuk keluar pergi ke kantin. Seorang siswa yang mempunyai kontrol diri akan menolak dan menyelesaikan tugas-tugas yang telah diberikan. Kontrol diri membantu siswa untuk mengendalikan perilakunya, guna bertindak dan berbuat secara benar. Kontrol diri juga berkaitan dengan mengendalikan emosi yang terjadi dari dalam diri. c. Merencanakan dan menentukan tujuan Menentukan tujuan dan perencanaan merupakan hal penting yang harus dibuat sebelum seseorang melakukan tindakan dalam.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. mencapai suatu tujuan. Tujuan akan berjalan lancar dan sesuai harapan bila mana dilakukan. Sebagai siswa di sekolah yang mempunyai tugas-tugas dalam belajar dapat membuat suatu rencana dan tujuan agar keinginannya tercapai. Hal ini adalah salah satu perilaku tanggung jawab seorang siswa dalam menjalankan kewajibannya di sekolah. d. Melakukan kewajiban Remaja yang bertanggung jawab akan melakukan apa yang menjadi kewajibannya; mematuhi komitmennya dan memenuhi kewajibannya dan melakukannya dengan baik. Misalnya jika ada guru memberikan tugas untuk mendiskusikan topik permasalahan pada mata pelajaran sosiologi, siswa mengetahui bahwa tugas tersebut adalah suatu tugas yang sepatutnya dikerjakan guna mencapai perubahan dalam belajarnya. e. Mandiri Mandiri merupakan bagian dan sikap tanggung jawab, Nuryanto (1992: 51) mengartkan bahwa sikap mandiri sebagai kemampuan untuk mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, melakukan sesuatu dengan tepat, gigih dalam usaha dan melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Sehingga remaja berani mengambil keputusannya sendiri tanpa tergantung oleh orang lain, dengan demikian mampu memebuhi tanggung jawabnya. Misalnya siswa yang diberikan tugas mampu menyelesaikan tugasnya.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. dengan usahanya sendiri tanpa melihat hasil pekerjaan teman yang lainnya. f. Mencapai hasil baik Remaja yang bertanggung jawab akan mengerjakan tugastugasnya secara baik tanpa bertindak asal-asalan. Remaja yang mengetahui. tugas-tugasnya. akan. menyelesaikan. dengan. kemampuan yang dimilikinya dalam mencapai hasil yang baik. g. Tekun Tekun berarti rajin, bersungguh-sungguh, dan gigih. Remaja yang bertanggung jawab alan menyelesaikan tugas-tugasnya dengan penuh usaha yang muncul dari dalam dirinya tanpa terpengaruh hal-hal yang dapat mengganggunya. h. Memberi teladan baik Berarti memberikan suatu contoh perilaku yang pantas (patut, layak, wajar) sehingga dapat mempengaruhi perilaku orang lain. Pribadi yang bertanggung jawab paham bahwa tindakannya sering memengaruhi niali dan perilaku orang lain. 3. Karakteristik Individu Tanggung Jawab Karakteristik individu yang memiliki karakter bertanggung jawab menurut Yaumi (2014) adalah sebagai berikut: a. Melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan. b. Selalu menunjukan ketekunan, kerajinan dan terus berusaha. c. Selalu melakukan yang terbaik untuk dirinya dan orang lain..

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Pengembangan Menurut Sugiyono  Pada  penelitian  ini  peneliti  hanya  menggunakan  6  prosedur  pengembangan  yang  ada  dalam  buku  Sugyono,  dikarenakan  keterbatasan  waktu,  tenaga dan  biaya serta penelitian ini masih harus
Gambar 3.2 Bagan Prosedur Pengembangan Prototipe Soal Tes Asesmen  Hasil Pendidikan Karakter Jujur dan Karakter Tanggung Jawab
Tabel 3.7  Kategori PAP Tipe I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk penyetingan relay di gardu hubung Kantor, perhitungan untuk nilai setting yang dimasukan dalam data setting pada relay harus di koordinasikan dengan data

M EMENUHI Berdasarkan hasil pemeriksaan antara data penerimaan bahan baku, hasil produksi, penjualan dan dokumen ekspor dalam periode bulan Agustus 2015

Pendirian rumah sakit gigi mulut pendidikan harus memperhatikan semua aspek yang dibutuhkan seperti lahan, ruang, peralatan medis/non medis, SDM dan organisasi kerja

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan tipe deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui latarbelakang pengiklan dan perusahaan iklan menggunakan

Orang di sekelilingnya yaitu figur orang tua merupakan lingkungan pertama yang berpengaruh terhadap pengalaman kelekatan yang mempengaruhi pandangan individu

Adobe Flash adalah sebuah program animasi yang telah banyak digunakan oleh animator untuk menghasilkan animasi yang profesional. Di antara program-program animasi yang ada,

Untuk menganalisis interaksi tingkat aktivitas siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis eksperimen riil dan laboratorium

Berdasarkan hasil dari analisis variansi dapat dijelaskan bahwa kecap ikan patin dengan medium fermentasi jeroan ikan yang diberi crude enzim bromelin daan garam