BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem
Sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu “systema” yang artinya kesatuan.
Sistem memiliki makna luas, sebuah sistem harus terdiri atas lebih dari satu
bagian. Suatu tujuan bersama menghubungkan semua bagian dalam satu sistem
pada organisasi. Walaupun fungsi dari setiap bagian berbeda dan bersifat
independen satu sama lain namun tujuannya adalah sama. Sebuah sistem
dipergunakan untuk satu tujuan akan tetapi juga dapat digunakan untuk lebih dari
satu tujuan.
“sistem merupakan suatu rangkaian kesatuan yang terdiri dari
bagian-bagian yang saling berhubungan dan mempengaruhi (biasa disebut dengan
subsistem), yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.” (Hall, 2001 :
5).
“sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling
berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input,
proses, output.” (Widjajanto, 2001 : 2)
“sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan
lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.” (Mulyadi,
2001 : 2).
Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya
ditetapkan sebelumnya. Suatu sistem dibuat untuk menangani yang berulang kali
atau rutin terjadi. Dengan adanya sistem yang baik, maka kegiatan perusahaan
akan semakin baik dan terarah sesuai dengan tujuan.
Rangkaian unsur dalam suatu sistem yaitu :
Gambar 2.1. Unsur dalam sistem
2.1.1. Klasifikasi Sistem
Menurut Mulyanto (2009 : 8) sistem dapat diklasifikasikan dari
beberapa sudut pandang, di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik.
Sistem Abstrak (abstrak system) adalah sistem yang berupa
pemikiran atau gagasan yang tidak tampak secara fisik.
Misalnya, sistem agama/teologi. Sistem Fisik (physical system)
adalah sistem yang ada secara fisik dan dapat dilihat dengan
mata. Misalnya, sistem komputer, sistem akuntansi, dan sistem
transportasi.
2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan.
Sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi
karena proses alam, bukan buatan manusia. Misalnya, sistem
tatasurya, sistem rotasi bumi. Sistem buatan manusia (human
made system) adalah sistem yang terjadi melalui rancangan atau
campur tangan manusia. Misalnya, sistem komputer, sistem
transportasi.
3. Sistem Tertentu dan tak tentu
Sistem tertentu (deterministic system) adalah sistem yang
operasinya dapat diprediksi secara cepat dan interaksi di antara
bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti. Misalnya,
sistem komputer karena operasinya dapat diprediksi berdasarkan
program yang dijalankan. Sistem tak tentu (probabilistic
system) adalah sistem yang hasilnya tidak dapat diprediksi
karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya, sistem
persediaan.
4. Sistem Tertutup Dan Terbuka (Open Sistem)
Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak
berhubungan dengan lingkungan luar dan dapat terpengaruh
dengan keadaan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima
masukan dan menghasilkan output untuk subsistem yang lain.
2.1.2. Analisis Sistem
Menurut Jogiyanto (2003) “Analisis sistem adalah penguraian dari
suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya
terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan
perbaikan-perbaikan”.
Menurut Diana (2011) “Analisis Sistem merupakan sekumpuluan
prosedur untuk membuat spesifikasi sistem informasi yang baru atau sistem
informasi yang dimodifikasi”.
Agar efektif, maka seorang analis sistem harus memiliki
pengetahuan dalam bidang komputer dan bisnis. Jika analis sistem hanya
memiliki latar belakang komputer, maka di dalam tim pengembangan sistem
harus ada orang yang memiliki keahlian dalam bidang bisnis.
Tujuan analisis sistem adalah mengembangkan persyaratan bagi
sistem baru, analis sistem memerlukan studi terhadap sistem yang ada dan
solusi yang diajukan lebih jauh lebih rinci daripada pada tahap survey atau
inve stigasi sistem.
Langkah-langkah dalam analisis sistem meliputi:
1. Mempelajari dan mendokumentasikan sistem yang ada.
2. Menyelesaikan dokumentasi analisis. Dokumentasi analisis sistem
meliputi :
a. Hasil observasi dan wawancara.
b. Ringkasan dan hasil kuesioner.
c. Flowchart.
d. DFD.
e. Struktur Organisasi.
2.1.3. Perancangan Sistem
Perancangan sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus
pengembangan sistem, pendefenisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional
dan persiapan untuk rancang bangun implementasi, menggambarkan
bagaimana suatu sistem dibentuk.
Pada umumnya tujuan dari perancangan sistem informasi adalah:
a. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem informasi.
b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun
lengkap kepada pemrograman komputer dan ahli teknik
lainnya yang terlibat.
c. Perencanaan sistem harus efektif an efisien untuk dapat
mendukung pengolahan pelaporan manajemen dan
mendukung instansi/perusahaan.
d. Perancangan sistem harus dapat mempersiapkan rancang
bangun yang terinci untuk masing-masing komponen dari
sistem informasi yang meliputi data dan informasi,
penyimpanan data, metode-metode, prosedur, brainware,
hardware, software, dan pengolahan transaksi.
Dengan adanya perancangan sistem informasi diharapkan dapat
membantu manajemen dalam suatu organisasi untuk mengkoordinasikan
dan menghubungkan satu ama lainnya. Perancangan sistem dapat berarti
menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama,
2.2. Informasi
Informasi berasal dari data, data adalah fakta statistik dalam bentuk
kumpulan simbol yang tidak mengartikan sesuatu.
“informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang sangat
penting bagi penerima dan mempunyai nilai nyata atau berupa nilai yang dapat
dipahami dalam keputusan sekarang maupun masa yang akan datang.” (Davis,
2000 : 24).
“Informasi adalah data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga
meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.”
(McFadden, 1999).
Informasi sangat berguna bagi pihak manajemen dalam proses
pengambilan keputusan, maka dari informasi yang berguna harus memiliki
kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Akurat (Accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak
menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas. Informasi harus
akurat karena dari sumber informasi sampai penerima informasi
kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat mengubah atau merusak
informasi tersebut.
2. Tepat Waktu (Timeliness)
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan
keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal dalam suatu organisasi.
3. Relevan (Relevance)
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
Relevansi informasi untuk yang satu dengan yang lainnya berbeda.
4. Lengkap (Complete)
Informasi yang disajikan termasuk didalamnya semua data-data
yang relevan dan tidak mengabaikan kepentingan (dasar masalah atau
aktivitas-aktivitas) yang diukur oleh pembuat keputusan.
5. Dimengerti (Understable)
Informasi yang disajikan hendaknya dalam bentuk yang dapat
dipakai dan dimengerti oleh si pembuat keputusan.
Suatu Informasi mempunyai beberapa fungsi antara lain :
1. Menambah pengetahuan.
2. Mengurangi Ketidakpastian.
3. Mengurangi resiko kegagalan.
Adapun tujuan informasi yaitu :
1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan manajemen.
2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen.
2.3 Sistem Informasi
“sistem informasi sebagai sebuah rangkaian prosedur formal dimana data
dikelompokan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada pemakai”.
(Hall, 2001 : 7).
“sistem informasi merupakan sekelompok perangkat keras dan perangkat
lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat”.
(Bodnar, 2000).
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi ialah suatu rangkaian prosedur komponen seperti hardware, software,
brainware, yang saling berinteraksi mengolah data menjadi informasi dan
mendistribusikan ke user untuk mencapai tujuan perusahaan.
Tujuan utama yang umum bagi semua sistem, yaitu :
1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan manajemen.
2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen.
3. Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari.
2.4 Penjualan
“Menurut Ikatan Akuntan Indonesia penjualan adalah peningkatan jumlah
aktiva dan penurunan jumlah kewajiban suatu badan usaha yang timbul dari
penyrahan barang dagang/jasa atau aktivitas lainnya didalam suatu periode.”
“Penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan
penjualan dipenuhi, melalui pertukaran informasi dan kepentingan”. (Kotler,
Secara umum penjualan pada dasarnya terdiri dari dua jenis
yaitu penjualan tunai dan kredit. Penjualan tunai terjadi apabila penyerahan
barang atau jasa segera diikuti dengan pembayaran dari pembelian, sedangkan
penjualan kredit ada tenggang waktu antara saat penyerahan barang dan
ataujasa dalam penerimaan pembelian. Dalam penjualan kredit, pada saat
penyerahan barang dan atau jasa, penjual menerima tanda bukti penerimaan
barang.
Proses bisnis dalam sebuah kegiatan penjualan antara lain meliputi:
1. Konsumen memesan barang.
2. Perusahaan mengirim barang yang dipesan ke konsumen.
3. Perusahaan mengirim tagihan ke konsumen.
4. Perusahaan menerima pelunasan kas dari konsumen.
2.5 Sistem Informasi Penjualan
Sistem informasi penjualan adalah sub sistem informasi bisnis yang
mencakup kumpulan prosedur yang melaksanakan, mencatat, mengkalkulasi,
membuat dokumen dan informasi penjualan untuk keperluan manajemen dan
bagan lain yang berkepentingan, mulai dari terimanya dari order penjualan sampai
mencatat timbulnya tagihan atau piutang dagang.
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan
tunai antara lain yaitu:
1. Sales Order
Faktur ini diisi oleh bagian order penjualan dalam rangkap 3, yaitu:
lembar 1 akan diberikan kepada pembeli sebagai pengantar untuk
kepentingan pembayaran barang kepada kassa, lembar 2 akan
diserahkan kepada bagian pembungkus beserta barangnya sebagai
perintah penyerahan barang ke pembeli yang telah membayar di
kassa dan sekaligus sebagai slip pembungkus yang akan ditempel
di pembungkus barang sebagai identitas barang, dan lembar 3 yang
akan diserahkan ke bagian order penjualan yang akan dijadikan
sebagai arsip sementara berdasarkan nomor urutnya sebagai
pengendali apabila terjadi kejanggalan transaksi penjualan.
3. Pita Register kas
Dokumen yang dihasilkan oleh mesin register kas yang
dioperasikan oleh bagian kassa setelah terjadi transaksi penerimaan
uang dari pembeli sebagai pembayaran atas barang dan juga
sebagai dokumen pendukung untuk meyakinkan bahwa faktur
tersebut benar-benar telah dibayar dan dicatat dalam register kas.
4. Bukti Setor Bank
Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit. Menurut
Mulyadi (2001:214) terdapat 4 (empat) dokumen, antara lain:
a. Surat Order Pengiriman dan tembusannya, Dokumen ini
merupakan lembar pertama surat order pengiriman yang
memberikan otorisasi kepada fungsi pengiriman untuk
seperti yang tertera di atas dokumen tersebut. Tembusannya
antara lain, tembusan kredit, surat pengakuan, surat muat, slip
pembungkus, tembusan gudang, arsip pengendalian pengiriman,
dan arsip index silang.
b. Faktur Penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar
untuk mencatat timbulnya piutang. Berbagai tembusannya terdiri
dari faktur penjualan, tembusan piutang, tembusan jurnal
penjualan, tembusan analisis, dan tembusan wiraniaga.
c. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan merupakan dokumen
pendukung yang digunakan untuk menghitung total harga pokok
produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.
d. Bukti Memorial merupakan dokumen sumber untuk dasar
pencatatan ke dalam jurnal umum.
Fungsi-fungsi yang Terkait dengan Penjualan Tunai dan Kredit yaitu :
1. Penjualan Tunai
Adapun yang menjadi fungsi-fungsi yang terkait dalam
penjualan tunai adalah sebagai berikut :
a. Bagian Order Penjualan
Fungsi ini menerima order dari pembeli, mengisi faktur
penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada
pembeli untuk kepentingan pembayaran kas di bagian kassa.
b. Bagian Kassa
barang yang terdapat pada faktur.
c. Bagian Pembungkus
Fungsi ini membungkus barang dan memberikannya kepada
pembeli ditukar dengan faktur yang telah dilunasi.
d. Bagian Akuntansi
Fungsi ini mencatat transaksi penjualan tunai pada catatan
harian jurnal umum atau jurnal khusus penjualan, jurnal
penerimaan kas dan kartu persediaan barang secara periodik
serta membuat laporan penjualan sesuai dengan kebutuhan
manajemen.
2. Penjualan Tunai
Adapun yang menjadi fungsi fungsi yang terkait dengan
Penjualan Kredit berdasarkan pendapat Hall (2001 : 265) dapat
disimpulkan bahwa fungsi yang terkait dengan penjualan kredit
meliputi :
a. Bagian Penjualan
Menerima order pelanggan baik melalui surat maupun
telepon yang mengidentifikasikan jenis dan kuantitas barang
yang diminta. Fungsi ini akan menambahkan informasi yang
belum lengkap pada surat order (seperti keterangan barang
yang dijual, nama dan alamat pelanggan, jumlah dan harga per
unit, dan informasi keuangan lainnya seperti potongan harga,
b. Departemen Kredit
Bagian kredit menentukan batas kredit, kelayakan
pemberian kredit pada pelanggan dan memberikan
persetujuan kredit sehingga salinan order penjualan dapat
didistribusikan ke departemen penagihan, pergudangan, dan
pengiriman.
c. Gudang
Bagian gudang bertanggung jawab untuk menyimpan
barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan,
menandatangani salinan surat perintah pengeluaran barang
sebagai bukti pesanan sudah dikerjakan dengan benar serta
menyerahkan barang ke departemen pengiriman. Bagian
gudang perlu mencatat penyesuaian data persediaan.
d. Departemen Pengiriman
Bagian pengiriman bertanggung jawab untuk mencocokkan
barang dengan surat surat jalan untuk memastikan kebenaran
pesanan. Petugas pengiriman menyerahkan barang, dokumen
pengiriman, dan dua rangkap Bill Of Leading ke perusahaan
jasa pengiriman, kemudian melakukan tugas-tugas sebagai
berikut :
1. Mencatat pengiriman pada buku harian pengiriman
2. Menyerahkan dokumen surat perintah pengeluaran
barang dan surat jalan ke departemen penagihan
sebagai bukti pengiriman sudah dilaksanakan.
3. Menyimpan satu salinan untuk tiap-tiap dokumen
pengiriman dan dokumen tagihan bongkar muat
barang.
e. Departemen Penagihan
Bagian penagihan ini bertanggung jawab untuk membuat
dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan setelah
memperoleh informasi lengkap berkenaan pengiriman barang
dari informasi yang terdapat pada surat perintah pengeluaran
barang dan surat jalan, membuat jurnal penjualan, serta
mengirimkan salinan buku besar dari order penjualan ke bagian
piutang.
f. Departemen Akuntansi
Bagian piutang bertanggung jawab untuk memposting data
salinan buku besar order penjualan ke buku besar pembantu
piutang dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang
kepada para debitur. Bagian buku besar meringkas buku
rekening dari bagian piutang, membuat laporan penjualan serta
mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu
merupakan hasil akhir proses akuntansi. Laporan berisi
informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi.
2.6. Alat-Alat Analisis Perancangan Sistem
Analisis perancangan sistem adalah pengidentifikasian dalam
penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa
elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
Alat-alat analisis perancangan sistem terdiri dari :
a. DFD (Data Flow Diagram)
Merupakan simbol dalam diagram atas data yang berguna untuk
membantu komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem agar
dapat memahami suatu sistem secara logika. Keuntungan dari DFD,
memudahkan pemakai yang kurang menguasai bidang komputer untuk
mengerti sistem yang akan dikerjakan atau dikembangkan.
“Data Flow Diagram atau diagram aliran data adalah alat yang
menggambarkan aliran data melalui sistem dan kerja atau pengolahan
yang dilakukan oleh sistem tersebut”. (Suyanto, 2004 : 15)
Pengertian DFD secara umum adalah suatu network yang
menggambarkan suatu sistem komputerisasi, manualisasi atau gabungan
dari keduanya, yang penggambarannya disusun dalam bentuk kumpulan
komponen sistem yang saling berhubungan sesuai dengan aturan
mainnya. Komponen DFD menurut Yourden and De Marco dapat dilihat
Tabel 2.1 Komponen DFD
Syarat-syarat pembuatan DFD adalah :
1. Pemberian nama untuk tiap komponen DFD.
2. Pemberian nomor pada komponen proses.
3. Penggambaran DFD sesering mungkin agar enak dilihat.
4. Penghindaran penggambaran DFD yang rumit.
5. Pemastian DFD yang dibentuk itu konsisten secara logika.
No Simbol Keterangan
1 Proses Simbol ini digunakan untuk proses
pengolahan data atau transformasi
data.
2 Data Store Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan data flow
yang sudah disimpan atau
diarsipkan.
3 Terminator Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan asal atau
tujuan data.
4 Data Flow Simbol ini digunakan untuk
menggambar aliran data
Langkah-langkah untuk membuat DFD adalah :
1. Identifikasi terlebih dahulu semua entitas luar yang terlibat
di sistem.
2. Identifikasi semua input dan output yang terlibat dengan
entitas luar.
3. Buat Diagram Konteks (diagram context)
Diagram ini adalah diagram level tertinggi dari DFD yang
menggambarkan hubungan sistem dengan lingkungan
luarnya.
Caranya :
a. Tentukan nama sistemnya.
b. Tentukan batasan sistemnya.
c. Tentukan terminator apa saja yang ada dalam sistem.
d. Tentukan apa yang diterima/diberikan terminator
dari/ke sistem.
e. Gambarkan diagram konteks.
4. Buat Diagram Level Zero
Diagram ini adalah dekomposisi dari diagram konteks.
Caranya :
a. Tentukan proses utama yang ada pada sistem.
b. Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing
sub-proses ke/dari sistem dan perhatikan konsep
4. Pengeluaran Barang
2. Persetujuan Kredit 3. Perintah Pengiriman Barang
8. Masukan Kinerja Pelanggan 6. Pemberitahuan Pengiriman Barang
5. Buat Diagram Level Satu
a. Apabila diperlukan, munculkan data store (transaksi)
sebagai sumber maupun tujuan alur data.
b. Gambarkan DFD level Satu, DFD level Dua dan DFD
level Tiga
Diagram Prosedur Penjualan (Nugroho widjajanto)
Gambar 2.2
Diagram Prosedur Penjualan
b. ERD (Entity Relation Diagram)
ERD digunakan untuk memodelkan struktur data karena hal ini
relative kompleks. Model ERD berisi komponen-komponen entias dan
himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut
yang mempresentasikan seluruh fakta yang ditinjau sehingga dapat
diketahui hubungan antara entiti-entiti yang ada dengan
atribut-atributnya. Komponen ERD dapat dilihat pada tabel 2.4 dan simbol
diagram relasi entitas pada gambar 2.2 :
Tabel 2.2 Komponen ERD
No Simbol Keterangan
1 Entity Simbol ini untuk menggambar tabel
(penyimpanan data).
2 Atribut Simbol ini berfungsi untuk
menjelaskan character dari entity.
3 Line Simbol ini berfungsi untuk
menghubungkan atribut dengan entity
4 Hubungan Simbol ini dapat berhubungan satu
dengan yang lainnya. Hubungan ini
dinamakan relationship.
M M 1 1
2 M
Gambar 2.3
Simbol Diagram Relasi Entitas
c. Flowchart/Bagan Alir
Sistem flowchart adalah penyajian secara grafis dari sistem
informasi dan sistem operasi yang terkait. Sistem informasi di sini
meliputi proses, aliran logis, input, output, dan arsip. Sedangkan
sistem operasi yang terkait mencakup entitas, aliran fisik, dan kegiatan
operasi. Sistem flowchart menampilkan proses operasi (meliputi siapa
yang terlibat, apa yang dilibatkan, bagaimana prosesnya, dan di mana
proses tersebut dilakukan) dari segi logika dan fisik, baik berupa
kegiatan manual maupun berbasis komputer.
Sistem flowchart memasukan konteks operasi dan manajemen ke
dalam sistem, berbeda dengan DFD yang tidak memperhitungkan
kedua aspek tersebut. Akan tetapi, keduanya apabila digunakan
bersama-sama merupakan metode yang saling melengkapi untuk
menjelaskan sebuah sistem.
Petugas Penjualan
Pelanggan
Pemasok Persediaan
Pesanan Mobil
Ditentukan
Menempatkan
Dalam menyusun flowchart perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Flowchart dibagi menjadi beberapa kolom sesuai dengan
banyaknya entitas(bagian/departemen) yang terlibat dalam
proses. Setiap kolom tersebut diberi judul nama dari entitas
tersebut.
b. Logika flowchart dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.
c. Jika flowchart tidak cukup dari atas ke bawah, gunakan
konektor on-page ( ).
d. Jika flowchart lebih dari 1 halaman, gunakan konektor
off-page ( ).
Flowchart atau Diagram Alir adalah sekumpulan simbol-simbol
atau skema yang menunjukan atau menggambarkan rangkaian
kegiatan-kegiatan program dari mulai awal hingga akhir. Dengan
demikian setiap simbol menggambarkan proses tertentu. Sedangkan
hubungan antar proses digambarkan dengan garis penghubung.
Flowchart ini merupakan langkah awal pembuatan program.
Dengan adanya flowchart urutan proses kegiatan menjadi lebih jelas.
Setelah flowchart selesai disusun, selanjutnya pemrogram
(programmer) menerjemahkannya ke bentuk program dengan bahasa
Jenis-jenis Diagram Alir/flowchart secara umum :
a. Diagram Alir Dokumen, menunjukan kontrol dari sebuah
sistem aliran dokumen.
b. Diagram Alir Data, menunjukkan kontrol dari sebuah
sistem aliran data.
c. Diagram Alir Sistem, menunjukkan kontrol dari sebuah
sistem aliran secara fisik.
d. Diagram Alir Program, menunjukkan kontrol dari sebuah
program dalam sebuah sistem.
Simbol-simbol yang Banyak Digunakan dalam bagan Alir
Program:
Garis Aliran Instruksi
Connector
Keputusan
Instruksi proses atau penghitungan
Instruksi Input atau Output
Gambar 2.4
3 N Mengopera sikan registerkas Menerima uang dari pembeli 1
FPT 1
PRK FPT 1
Menurut Mulyadi (2001 : 476) bagan alir prosedur penjualan tunai dapat
dilihat pada gambar 2.5 dibawah ini :
Bagian Order Penjualan Bagian Kasa
Gambar 2.5
Bagan Alir Sistem Penjualan Tunai Mulai Menerima order dari pembeli Mengisi FPT Mengisi bukti setor 2 FPT 1
3
1
3
2
Bukti Setor 1 Bank
Menyetor kas ke bank
3 2
Bukti setor 1 Bank Diserahkan ke bank 2 Via Pembeli Bersama
uang 5
Bagian Gudang Bagian Pengiriman
FPT= Faktur penjualan tunai PRK= Pita register kas
Gambar 2.6
Bagan Alir Sistem Penjualan Tunai (Lanjutan 1)
2
FPT 2
FPT 2
PRK FPT 1
2
FPT 2
FPT 1
3 4
4
Kartu Gudang
Menyerahkan barang
Bersama barang
Menyerahkan barang kepada
pembeli Membanding kan FPT lb 1
dan lb2
PRK
6 Untuk Pembeli
Bersama barang sebagai slip
Bagian Jurnal Bagian Kartu Persediaan
RHPP= Rekapitulasi harga pokok penjualan
Gambar 2.7
Bagan Alir Sistem Penjualan Tunai (Lanjutan 2)
6 4
PRK FPT 1
RHPP
Bukti Memorial
RHPP
PRK FPT 1
RHPP Bukti Memorial Bukti Setor Bank Jurnal Penjualan Kartu Persediaan Jurnal Umum Jurnal Penerimaan Kas 7 7 8 8
T N
Keterangan :
Lembar ke-1 dan ke-2: diserahkan kepada perusahaan angkutan umum. Oleh
perusahaan angkutan umum, bill of lading ini
dimintkan tanda tangan dari pelanggan sebagai tanda
penerimaan barang oleh pelanggan; lembar ke-1
diserahkan kepada pelanggan dan lembar ke-2 disimpan
dalam arsip perusahaan angkutan umum sebagai
dokumen bukti telah diserahkannya barang kepada
pelanggan.
Lembar ke-3 : dikirimkan oleh Bagian Pengiriman ke Bagian Order
Penjualan untuk memberitahukan bahwa Bagian
Pengiriman telah melaksanakan pengiriman sesuai
dengan informasi yang tercantum dalam faktur
penjualan COD.
Lembar ke-4 : Arsip Bagian Pengiriman menurut tanggal pengiriman