ABSTRAK
BUDAYA BUNUH DIRI DI JEPANG
Jepang merupakan salah satu Negara yang maju di dunia yang mempunyai berbagai masalah-masalah hidup yang kompleks. Jepang juga mempunyai salah satu fenomena yang ada sejak zaman feodal yang telah menjadi budaya di Jepang yakni budaya bunuh diri. Salah satu cara bunuh diri yang ada sejak zaman feodal adalah seppuku. Istilah seppuku ini biasanya diperuntukkan bagi para kaum samurai atau
kesatria Jepang dimana mereka melakukan bunuh diri sebagai bentuk loyalitas, kesetiaan, pengabdian diri, penghormatan, kode etik dalam kesatria Jepang serta sebagai bentuk rasa malu karena gagal dalam menjalankan tugas. Rasa malu bagi orang Jepang merupakan nilai moral yang tinggi bagi masyarakat Jepang artinya seluruh aktifitas kehidupan masyarakat Jepang difokuskan pada usaha menjaga nama baik dan tingkah laku yang baik. Apabila melakukan kesalahan dan menyebabkan pandangan negatif dari masyarakat lain maka mereka akan merasa malu. Pada zaman dahulu dan sekarang rasa malu yang ada akan dapat ditebus dengan melakukan tindakan bunuh diri.
kesendirian dan keterasingan dari lingkungan. Dewasa ini semakin kompleksnya kehidupan maka semakin banyak pula masalah-masalah yang ada, hal tersebut mengakibatkan tingkat depresi yang besar pula. Ketidakmampuan bersosialisasi dengan lingkungan, gagal dalam menjalankan tanggung jawab, depresi merupakan beberapa faktor yang ada yang menyebabkan masyarakat Jepang dapat melakukan tindakan bunuh diri. Dewasa ini masyarakat melakukan bunuh diri dilakukan untuk terlepas dari beban hidup dan masalah-masalah yang ada, berbeda dengan tindakan bunuh diri pada zaman dahulu yang dilakukan oleh para kaum samurai yaitu sebagai bentuk pengabdian diri terhadap tuannya.
Dari paparan di atas bunuh diri dari masa feodal di Jepang dari segi alasan dan bentuk bunuh dirinya itu sendiri dengan masa sekarang ini yang semula sebagai bentuk loyalitas dan pengabdian terhadap tuannya menjadi bentuk penyelesaian masalah dari perasaan depresi dan beban hidup.
Setiap tahun jumlah kematian akibat bunuh diri di Jepang semakin bertambah, dengan demikian pemerintah Jepang juga dituntut untuk melakukan tindakan pencegahan bunuh diri. Salah satu tindakan yang dilakukan pemerintah Jepang untuk menangani bunuh diri diklangan pekerja Jepang yaitu seperti menyediakan nomor telepon darurat untuk dapat menerima keluh-kesah para pekerja, buku petunjuk untuk mengurangi stress yang dibagikan kepada masyarakat Jepang terutama yang bekerja dalam suatu organisasi, hingga membuat undang-undang yang memberikan sejumlah uang atau asuransi ke para janda dan anak-anak yang ditinggal mati karena bunuh diri akibat stress dipekerjaan. Selain itu, pemerintah juga akan menugaskan sejumlah penasehat di pusat informasi tenaga kerja di seluruh Jepang, agar dapat memberi bantuan kepada masyarakat Jepang yang dilanda masalah hutang berkepanjangan atau untuk masyarakat yang telah kehilangan pekerjaan sehingga tidak memiliki pendapatan tetap.