• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penjualan Sayuran Di Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Penjualan Sayuran Di Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan Kota Medan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

7 Tinjauan Pustaka

Sayuran yang termasuk produk hortikultura, terdiri dari berbagai jenis dan dapat di bedakan berdasarkan tempat tumbuhnya, kebiasaan tumbuh, dan bentuk yang dikonsumsi.

- Berdasarkan tempat tumbuhnya

Setiap jenis sayuran menghendaki tempat tumbuh yang sesuai, sehingga dikenal ada sayuran dataran tinggi, sayuran dataran rendah atau sayuran yang dapat tumbuh pada kedua tempat tersebut. Sayuran dataran rendah adalah sayuran yang hanya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di daerah dataran rendah. Begitu juga sebaliknya sayuran dataran tinggi dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah dataran tinggi.

- Berdasarkan kebiasaan tumbuh

Kebiasaan tumbuh sayuran dapat dibedakan menjadi sayuran semusim dan tahunan. Sayuran semusim adalah sayuran yang melengkapi siklus hidupnya dalam satu musim dan diperbanyak dengan biji. Sedangkan sayuran yang bersifat tahunan adalah sayuran yang pertumbuhan dan produksinya tak terbatas.

- Berdasarkan bentuk yang dikonsumsi

(2)

Sayuran termasuk komoditas yang kadar airnya tinggi, terutama untuk sayuran daun, sehingga mudah mengalami kerusakan yang akhirnya memicu busuknya sayuran. Salah satu kegiatan pasca panen sayuran yang berperan dalam meningkatkan umur simpan sayuran adalah kegiatan penyimpanan dan pengemasan. Kegiatan tersebut harus dilakukan dengan tepat agar sayuran dapat bertahan lama dan sampai di tangan konsumen dalam keadaan yang tetap baik. Penyimpanan sendiri merupakan usaha untuk mempertahankan komoditi (panenan) tersebut dari sejak dipanen hingga saatnya digunakan. Aktivitas metabolisme pada sayuran segar dicirikan dengan adanya proses respirasi. Respirasi menghasilkan panas yang menyebabkan terjadinya peningkatan panas, sehingga proses kemunduran seperti kehilangan air, pelayuan, dan pertumbuhan mikroorganisme akan semakin meningkat. Mikroorganisme pembusuk akan mendapatkan kondisi pertumbuhannya yang ideal dengan adanya peningkatan suhu, kelembaban dan siap menginfeksi sayuran melalui pelukaan-pelukaan yang sudah ada. Selama transportasi ke konsumen, produk sayuran pasca panen mengalami tekanan fisik, getaran, gesekan pada kondisi dimana suhu dan kelembaban memacu proses pelayuan. Oleh karenanya perlu adanya tindakan

pasca panen yang tepat supaya terjaga mutunya sampai pada konsumen nantinya (Imbad, HP dan Nawangsih, AA, 1999:129-130).

Untuk memperoleh hasil tanaman sayur yang berkualitas, baik penampilan maupun rasanya, kegiatan panen dan pasca panen harus diperhatikan. Panen yang tidak memenuhi syarat hanya akan menghasilkan tanaman sayur yang rendah

(3)

Penanganan sayur dilakukan untuk tujuan penyimpanan, transportasi dan kemudian pemasaran. Seperti halnya pada buah, langkah yang harus dilakukan dalam penanganan sayur setelah dipanen meliputi pemilihan, pemisahan berdasarkan ukuran, pemilihan berdasarkan mutu, dan pengepakan. Namun demikian, untuk beberapa komoditi atau jenis sayur tertentu memerlukan tambahan penanganan seperti pencucian, penggunaan bahan kimia, pelapisan,

dan pendinginan awal, serta pengikatan, pemotongan bagian-bagian yang tidak penting (Winarno, 2001).

Biasanya sayuran yang telah dipanen kemudian disimpan, klorofilnya akan mengalami suatu pemecahan atau degradasi yang menyebabkan perubahan warna sayuran tersebut dari hijau menjadi kuning yang bersamaan dengan terjadinya kelayuan. Kecepatan perubahan warna pada sayuran ini dipengaruhi oleh

tinggi-rendahnya suhu, lama penyimpanan dan komposisi udara ruang simpan. Upaya untuk memperpanjang waktu simpan produk hortikultura adalah

dengan pewadahan/ pengemasan yang baik. Dengan pewadahan ini diharapkan paling tidak dapat mengurangi terjadinya kerusakan karena terjadinya benturan sesama produk selama proses penyimpanan, selain juga dapat mengendalikan kelembaban dari produk sehingga produk dapat tetap segar (Pantastico, 2001).

Secara umum, tanaman sayur penghasil daun maupun penghsil buah mempunyai daya simpan yang sangat terbatas jika tidak mendapat penanganan dengan baik. Kerusakan tanaman sayur pada dasarnya disebabkan oleh proses penguapan air (transpirasi). Untuk memperlambat kerusakan tersebut bisa

(4)

ruangan penyimpanan dan membungkusnya menggunakan plastik berlubang ( Nugroho, H dan Novalinda,D, 2007:22).

Naik turunnya harga yang relatif tinggi pada komoditas sayuran pada dasarnya terjadi akibat kegagalan petani dan pedagang sayuran dalam mengatur volume pasokannya sesuai dengan kebutuhan konsumen. Kondisi demikian dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

1. Produksi sayuran cenderung terkonsentrasi di daerah-daerah tertentu saja, misalnya sekitar 90 persen produksi bawang merah nasional hanya dihasilkan di 6 provinsi dan 82 persen produksi cabai dihasilkan di 7 provinsi. Struktur produksi demikian tidak kondusif bagi stabilitas harga karena jika terjadi anomali produksi (misalnya gagal panen akibat hama atau lonjakan produksi akibat pengaruh iklim) di salah satu daerah sentra produksi maka akan berpengaruh besar terhadap keseimbangan pasar secara keseluruhan.

2. Struktur produksi yang terkonsentrasi secara regional diperparah pula oleh pola produksi yang tidak sinkron antar daerah produsen. Setiap daerah produsen sayuran umumnya memiliki pola produksi bulanan yang relatif sama sehingga total produksi sayuran cenderung terkonsentrasi pada bulan-bulan tertentu.

(5)

pengaturan volume pasokan yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen tidak mudah dilakukan karena setelah dipanen petani cenderung segera menjual hasil panennya agar sayuran yang dipasarkan masih dalam keadaan segar.

4. Untuk dapat mengatur volume pasokan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen maka dibutuhkan sarana penyimpanan yang mampu mempertahankan kesegaran produk secara efisien. Namun ketersediaan sarana penyimpanan tersebut umumnya relatif terbatas akibat kebutuhan investasi yang cukup besar sedangkan teknologi penyimpanan sederhana yang dapat diterapkan oleh petani sangat terbatas ( Irawan, 2007).

Menurut Imbad, HP dan Nawangsih, AA (1999 : 6-8) hasil pertanian merupakan produk budidaya suatu jenis tanaman. Produk ini dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia maupun hewan. Masing-masing bahan hasil pertanian mempunyai sifat dan karakter yang berlainan satu sama lain. Sifat-sifat dari hasil pertanian yang penting meliputi :

- Sifat fisik, berhubungan dengan struktur dan penampilan bahan. Bahan hasil pertanian umumnya berupa masa yang keadaannya relative lunak dan mengandung banyak air sehingga bersifat labil. Sifat ini secara langsung mempengaruhi ketertarikan konsumen untuk mengkonsumsinya.

- Sifat biologis, perubahan yang terjadi secara biologis contonya adalah terjadinya perkecambahan atau pertunasan sedangkan pada sayuran akan mengalami proses pematangan.

(6)

Menurut Soekartawi (2002 : 3-5) ada beberapa ciri produk pertanian yaitu antara lain :

a. Produk pertanian adalah produk musiman. Artinya tiap macam produk pertanian tidak mungkin tersedia setiap saat bila tanpa diikuti dengan manajemen stok yang baik.

b. Produk pertanian bersifat segar dan mudah rusak. Artinya tiap macam produk pertanian sebenarnya diperoleh dalam keadaan segar ( masih basah ), sehingga tidak dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama. Kalau saja diinginkan penyimpanan dalam waktu yang relatif lama, maka diperlukan perlakuan tambahan., misalnya pengeringan atau perlakuan pasca panen lainnya.

c. Produk pertanian itu bersifat “bulky”. Artinya, volumenya besar tetapi nilainya relative kecil. Akibatnya ialah dalam proses pengelolaannya diperlukan tempat yang luas. Ini artinya perlu biaya penyimpanan atau perawatan yang lain dalam jumlah yang relatif besar.

d. Produk pertanian lebih mudah diserang hama dan penyakit. Sehingga tingkat kerusakan yang diakibatkan oleh hama dan penyakit itu juga besar. Bila dikehendaki agar produk tersebut terhindar dari serangan hama dan penyakit., maka diperlukan juga biaya yang tidak sedikit.

(7)

f. Produk pertanian bersifat local dan kondisional. Ini artniya tidak semua produk pertanian dapat dihasilkan dari satu lokasi, melainkan berasal dari berbagai tempat. Misalnya tanaman apel dapat tumbuh di dataran tinggi dan tidak dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah. Sebaliknya, tanaman ketela rambat baik di tanam di dataran rendah daripada dataran tinggi.

g. Produk pertanian mempunyai kegunaan yang beragam. Tanaman tebu dapat dibuat gula pasir disamping muga dibuat sebagai bahan baku tetes. Daunnya dapat dibuat pellet mekanan ternak atau bila kering bias dibuat atap rumah, atau sebagai bahan pembakar. Kulitnya yang kering dapat dijadikan kayu bakar dan masih banyak kegunaan lain walau dari satu bahan baku yang sama.

h. Produk pertanian kadang memerlukan keahlian khusus yang ahlinya sulit disediakan. Misalnya membuahkan tanaman apel, membentuk warna pada buah apel, dan sebagainya.

i. Produk pertanian dapat digunakan sebagai bahan baku produk lain disamping juga dikonsumsi langsung.

j. Produk pertanian tertentu dapat berfungsi sebagai “produk sosial”. Hal ini berkaitan dengan harga produk tersebut. Jika terjadi kenaikan atau penurunan harga masyarakat akan memberikan respon baik positif atau negatif. Misalnya jika harga beras naik maka masyarakat akan gelisah.

Sedangkan dalam hal pemasaran hasil pertanian, ada lima karakteristik produk pertanian menurut Sudiyono ( 2004 : 12-13 ) yaitu :

(8)

- Dalam melakukan aktivitas penjualan maupun pembelian produk pertanian, penjual dan pembeli diharapkan pada berbagai tingkat atau grade barang, tetapi secara umum produk pertanian adalah homogen.

- Produk pertanian banyak memakan tempat dikatkan dengan nilanya dibandingkan dengan produk non pertanian, sehingga berpengaruh kepada fasilitas pemasran yang harus disediakan lemabaga-lembagan pemasaran. Jika sewa ruangan atau pengepakan produk lebih mahal dapat memungkinkan lembaga pemasaran berpindah usaha pada komoditi lain.

- Produk pertanian memerlukan proses pengolahan lebih lanjut.

- Rasio biaya tetap dan biaya variabel secara langsung berpengaruh terhadap respon penawaran produsen.

Penelitian Terdahulu

(9)

Hasil penelitian Fadli (2013) menunjukkan bahwa 1) faktor distribusi fisik yang terdiri dari pengelolaan pesanan, persediaan, pergudangan dan transportasi mempengaruhi penjualan. 2) Faktor utama yang diidentifikasi dapat mempengaruhi kenaikan penjualan sayuran yaitu biaya pengelolaan pesanan, persediaan, pergudangan dan transportasi. 3) efektivitas CV Agrotama Gemilang dalam mendistribusikan buah dan sayuran dilihat dari segi biaya, ketepatan waktu dan ketepatan kualitas berjalan cukup efektif.

Landasan Teori

Usaha penjualan merupakan bagian integral dari fungsi pertukaran. Bagi produsen, memutuskan kapan untuk menjual merupakan bahan pertimbangan pokok dalam pemasaran. Misalnya beberapa produk tani terutama biji-bijian, dapat dijual dalam tenggang waktu yang panjang, yaitu bisa dengan mengadakan kontrak beberapa bulan sebelum panen dengan menyajikan pengiriman beberapa bulan yang akan datang, tetapi bisa juga biji-bijian itu disimpan dulu sesudah

panen dan baru dijual beberapa bulan kemudian. Di pihak lain tenggang waktu penjualan untuk beberapa produk khususnya hasil ternak,

sayuran dan buah sangat terbatas. Sekali produk dipasarkan, tidak ada

kemungkinan penundaan penjualannya karena mutunya akan merosot (Downey,WD dan Erickson SP, 1992:283).

(10)

- Berdasarkan daerah, dengan melihat daerah yang berpotensi atau tidak dalam penjualan. Sehingga diketahui dan dikonsentrasikan daerah untuk usha penjualan tersebut.

- Berdasarkan produk, untuk mengetahui produk mana yang member kontribusi paling besar terhadap hasil penjualan dan mana produk yang akan dikurangi/ tidak dijual lagi.

- Berdasarkan langganan, siapa saja yang membeli secara tetap.

- Berdasarkan banyak pesanan, dilihat dari besar kecilnya pesanan dengan mempertimbangkan biaya pengiriman.

Melakukan penjualan adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencari pembeli, mempengaruhi, dan memberi petunjuk agar pembelian dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan produksi yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian mengenai harga yang menguntungkan kdua belah pihak” dari penjelasan diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa penjualan adalah suatu kegistan dan cara untuk mempengaruhi pribadi agar terjadi pembelian (penyerahan) barang atau jasa yang ditawarkan, berdasarkan harga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam kegiatan tersebut (Moekijat, 2000).

Menurut Swastha (1998:29), adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan penjualan antar lain:

1. Kondisi dan kemampuan Pasar

(11)

• Jenis dan karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan

• Harga produk

• Syarat penjualan, seperti ; pembayaran, pengantaran, garansi dan sebagainya.

2. Kondisi Pasar

Hal yang harus diperhatikan pada kondisi pasar antara lain :

• Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industri, pasar pemerintahan atau pasar Internasional

• Kelompok pembeli dan segmen pasarnya

• Daya beli

• Frekuensi pembeliannya

• Keinginan dan kebutuhan

3. Modal

Apakah modal kerja perusahaan mampu untuk mencapai target penjualan yang dianggarkan seperti untuk :

• Kemampuan untuk membiayai penelitian pasar yang dilakukan

• Kemampuan membiayai usaha – usaha untuk mencapai target penjualan

• Kemampuan membeli bahan mentah untuk dapat memenuhi target penjualan

(12)

1. Penjualan Tunai

Dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian dicatat oleh perusahaan. Informasi yang diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan secara tunai antara lain :

• Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk / kelompok produk selama jangka waktu tertentu

• Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai

• Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu

• Nama dan alamat pembeli

• Kuantitas produk yang dijual

• Nama wiraniaga yang melakukan penjualan

• Otorisasi pejabat yang berwenang 2. Penjualan Kredit

Dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai pemesanan yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Informasi yang diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan secara kredit antara lain :

• Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk / kelompok produk selama jangka waktu tertentu

• Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan kredit

• Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu

(13)

• Kuantitas produk yang dijual

• Nama wiraniaga yang melakukan penjualan

• Otorisasi pejabat yang berwenang

Harga baik atau buruk (tinggi atau rendah) pada umumnya dilihat petani dalam hubungan dengan harga-harga saat panen sebelumnya. Demikian kalau kita datang berbicara langsung dengan petani misalnya pada saat habis panen dan menanyakan bagaimana harga-harga tahun itu, ia akan dengan cepat menjawab lebih baik, lenih buruk atau sama saja dengan harga saat panen tahun yang lalu. Bahwa petani menyadari bekerjanya gaya-gaya permintaan dan penawaran jelas dari jawabannya itu. Bila kita tanyakan sebab harga pada tahun ini baik maka ia akan menjawab hasil panenan kurang baik (penawaran berkurang) atau permintaan lebih besar dari biasanya. Sebaliknya kalau harga kurang baik juga akan menerangkan bahwa panenan terlalu banyak atau pembelinya sepi. Tetapi perdagangan ramai atau sepi tidak dapat dipisahkan dari keadaan panen pada umumnya. Sifat dan bentuk pasar dipengaruhi oleh banyak factor, mulai dari kedudukan ekonomi petani sampai pada peranan kebijaksanaan pemerintah (Mubyarto, 1985).

(14)

bersedia melepaskan hak miliknya dengan memperoleh sejumlah kompensasi tertentu. Pasar secara sempit di definisikan sebagai lokasi geografis, dimana penjual dan pembeli bertemu untuk mengadakan transaksi faktor produksi, barang

dan jasa. Namun adakalanya penjual dan pembeli diwakili oleh individu-

individu dan transkaksi tidak perlu membutuhkan ruang geografis tertentu (Sudiyono, 2004).

Dengan demikian, pasar pertanian merupakan tempat dimana terdapat interaksi antara kekuatan penawaran dan permintaan produk pertanian, terjadi tawar-menawar nilai produk, terjadi pemindahan kepemilikan, dan terjadi kesepakatan-kesepakatan yang berhubungan dengan pemindahan kepemilikan. Jika didasarkan pada konsep sistem agribisnis, maka pasar pertanian terdiri atas pasar input dan alat-alat pertanian, pasar produk pertanian, dan pasar produk industri pengolahan hasil pertanian atau pasar produk agroindustri.

Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang, jasa, ide, kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi. Sedangkan penjualan definisinya cukup luas. Beberapa ahli sering menyebutnya sebagai ilmu dan lainnnya menyebutnya sebagai seni. Istilah menjual diartikan yaitu ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk

mengajak orang lain agar bersedia membeli barang/jasa yang ditawarkan (Swastha, 1998).

(15)

dan penawaran dapat diterapkan langsung. Dalam sistem perekonomian yang bersaing, harga baru bias ditentukan apabila pembeli dan penjual bertemu untuk menukar komoditi. Dalam fungsi pertukaran terdapat dua kegiatan yaitu usaha pembelian dan usaha penjualan. Fungsi pembelian dilakukan pada setiap tingkatan dari saluran pemasaran. Biasanya kegiatan pembelian dalam sistem pemasaran melibatkan pembelian bahan baku oleh produsen utama, pembelian produk jadi

oleh penjual borongan dan akhirnya pembelian oleh konsumen dari pengecer.

Dalam bentuknya yang paling sederhana, usaha penjualan adalah suatu tindakan pengalihan pemilikan barang dan jasa. Karena uang adalah alat tukar yang diakui, maka penjualan sama artinya dengan pertukaran barang dan jasa dengan uang atau pendapatan bisnis. Perhitungan rugi laba menitikberatkan pentingnya penjualan dalam bisnis. Perhitungan rugi laba dimulai dengan penjualan, kemudian dikurangi dengan semua ongkos beban yang bertalian dengan penjulan tersebut dan akhirnya diketahui laba yang dihasilkan.

(16)

Kedua, usaha penjualan dalam agribisnis biasanya menyangkut kegiatan bisnis jangka panjang yang terjadi berulang-ulang, sehingga dasar pengalaman mereka cukup tangguh. Kebanyakan areal pasar hanya menampung sejumlah pedagang saja, yang kebanyakan di antaranya merupakan anggota masyarakat setempat. Hal ini berlaku di pasar local maupun pasar regional yang mencakup wilayah yang cukup luas. Ketiga, usaha penjualan dalam agribisnis biasanya menuntut keterampilan teknis tinggi dan pengetahuan tentang pertanian dalam kadar yang tinggi. Keempat, sebagian besar penjualan agribisnis sangat bervariasi dan bersifat musiman (Downey,WD dan Erickson SP, 1992:341).

Menurut Ariadi (2011:128-12), fungsi pertukaran dalam pemasaran produk pertanian meliputi kegiatan yang menyangkut pengalihan hak kepemilikan dalam sistem pemasaran. Fungsi pertukaran ini terdiri dari fungsi penjualan dan fungsi pembelian. Dalam melaksanakan fungsi penjualan, maka produsen/ lembaga pemasaran yang berada pada rantai pemasaran sebelumnya harus memperhatikan kualitas, kuantitas, bentuk, waktu, serta harga yang diinginkan konsumen/ lembaga pemasaran yang ada pada rantai pemasaran berikutnya. Lemabag pemasaran yang melakukan proses penjualan melibatkan makelar penjualan. Dan yang melakukan proses pembelian disebut makelar pembelian.

(17)

a. Produsen, yang membuat sekaligus menyalurkan barang b. Pedagang besar, yang menjual barang kepada pengusaha lain. c. Pengecer, yang menjual barang kepada konsumen akhir.

Pedagang besar didefinisikan sesuai dengan pasar yang dilayaninya. Istilah pedagang besar berbeda dengan istilah perdagangan besar. Perdagangan besar menunjukkan semua kegiatan penjualan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga perdagangan dalam saluran distribusi kecuali penjualan pada konsumen rumah tangga. Penjualan kepada konsumen rumah tangga biasanya dilakukan oleh pengecer. Jadi, lembaga yang melakukan penjualan kepada produsen, pedagang besar, pengecer dan lembaga non komersial lain terlibat dalam kegiatan perdagangan besar (Swastha, 1999:34-35).

Lembaga Pemasaran adalah badan usaha/ individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan barang/jasa dari produsen kepada konsumen akhir serta memiliki hubungan dengan badan usaha/individu lainnya. Pedagang pengumpul merupakan lembaga pemasar yang berhubungan langsung dengan petani dalam mengumpulkan komoditi. Sedangkan pengecer adalah lembaga yang berhadapan langung denga konsumen sebagai ujung tombak suatu proses prosuksi komersil. Aktivitas pengecer sangat menentukan proses produksi. Sedangkan keberhasilan pengecer dalam menjual menentukan keberhasilan lemabag pemasaran pada rantai pemasaran sebelumnya. (Ariadi, 2011:127-128)

(18)

atau pedagang borongan bias membeli dari pihak pengolah dan menjualnya kepada pengecer. Pedagang borongan memegang hak pemilikan atas produk yang mereka tangani dan bertanggung jawab atas distribusi geografis dari produk tertentu ( Downey,WD dan Erickson SP, 1992 ).

Menurut The American Marketing Association, pedagang besar adalah sebuah unit usaha yang membeli barang-barang dagangan dan menjualnya lagi kepada para pengecer serta pedagang lain dan/ atau kepada lembaga-lembaga industry serta pemakai komersial. Pedagang besar menempati posisi di antara produsen dan pengecer. Sedangkan pengecer dapat didefinisikan sebagai seorang pedagang yang kegiatan pokoknya melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen akhir. Kegiatan pengeceran meliputi semua kegiatan pemasaran yang

berhubungan dengan usaha-usaha untuk menjual kepada konsumen akhir (Swastha, 1999:35).

Definisi lain oleh Laksana (2008:127-129), pengecer adalah usaha bisnis yang menjual barang-barang ke konsumen rumah tangga untuk digunakan secara non bisnis. Sedangkan pedagang besar merupakan seuatu perusahaan yang pertama-tama berusaha dalam bidang perdagangan besar.

(19)

Akhir-akhir ini industri eceran pangan cenderung mengarah pada toko yang makin besar dan menawarkan lebih banyak ruang peragaan yang tentu mampu menampung jenis produk yang lebih banyak. Konsep yang agak bertentangan dengan konsep ini adalah kios-kios. Karena ini melibatkan penggunaan ruang toko yang sangat sempit dan hanya memperjualbelikan barang yang sangat laku dan member keuntungan besar. Biasanya kios-kios berada di daerah yang agak kumuh. Keberhasilannya disebabkan karena usahanya yang

biasanya berada di sekitar konsumen yang akan dilayaninya sehingga pembeli bersedia membayar harga yang sedikit lebih tinggi daripada

membuang waktu dan tenaga untuk membelinya di tempat yang agak jauh (Downey,WD dan Erickson SP, 1992).

Faktor yang mempengaruhi permintaan produk-produk pertanian adalah : 1. Harga komoditi pertanian tersebut

2. Harga komoditi pertanian yang lainnya ( barang substitusi dan komplementer) 3. Pendapatan konsumen

4. Selera dan preferensi konsumen 5. Jumlah penduduk

6. Distribusi pendapatan

Jumlah komoditi yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga disebut permintaan ini mempunyai slope negatif, artinya semakin tinggi suatu harga

komoditi maka semakin sedikit jumlah permintaan terhadap komoditi tersebut (Sudiyono, 2004).

(20)

tingkat yang sangat tinggi di suatu waktu, sebaliknya merosot sangat buruk pada waktu berikutnya. Hal ini disebabkan permintaan dan penawaran bersifat elastis.

Kerangka Pemikiran

Sistem pemasaran produk pertanian merupakan kegiatan yang sangat kompleks dibanding dengan produk selain pertanian. Hal ini berkaitan dengan kekhasan produk pertanian itu sendiri. Seperti diketahui produk pertanian memiliki sifat umum yaitu rawan rusak (perishable), memiliki ukuran yang besar per tumpukan (bulky/ voluminous) dan beraneka ragam mutu (quality variation). Sifat produk yang tidak tahan lama menyebabkan sistem pengangkutan harus dilakukan dengan hati-hati dan cepat. Selain itu fungsi penyimpanan berperan mengurangi resiko produk rusak dan busuk serta melindungi produk dari serangan binatang parasit yang dapat merusak kualitas produk pertanian. Menjaga kualitas produk pertanian agar tahan lama bisa juga melalui pengolahan sederhana dengan bantuan pengembangan teknologi industri.

(21)

Sifat produk pertanian lain yang juga sangat mempengaruhi mekanisme pemasaran adalah sifat produk pertanian yang musiman. Sehingga penentuan sistem pemasaran harus mempertimbangkan keberimbangan antara proses produksi atau panen yang bersifat musiman dengan kebutuhan konsumen yang sepanjang waktu. Mengatasi hal tersebut maka hal yang harus diperbaiki dalam sistem pemasaran adalah distribusi antar produsen di setiap daerah serta informasi pasar dari konsumen yang akan sangat berguna bagi produsen dalam memenuhi kebutuhan pasar.

Distribusi yang lancar dari setiap produsen antar daerah adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang pasti akan berbeda di setiap pasar. Distribusi yang efisien diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar sesuai dengan kuantitas yang diinginkan.

Petani menjual hasil panen ke pasar atau kepada pembeli. Petani juga memiliki sistem pembayaran yang berbeda, ada yang dengan bayar di tempat (langsung) ada juga yang dibayar kemudian. Dari jumlah penjualan petani akan mengetahui jenis sayuran apa yang diminta oleh konsumen.

(22)

selama ini pernah terjadi juga harus diperhitungkan, bahkan lama ketahanan bahan hasil panen sayuran itu sangat perlu diperhatikan.

(23)

Secara ringkas dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini :

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan : Menyatakan dipengaruhi oleh

Menyatakan terdiri atas Sifat Produk Sayuran

Sistem Penjualan Sayuran Penjualan Sayuran

Fluktuasi Penjualan

Peluang Meningkatkan Penjualan Berbagai

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Jika pola pergerakan arus kas sama dengan pola pergerakkan harga maka dapat dikatakan bahwa kedua data tersebut memiliki hubungan yang signifikan sebagaimana ditunjuk- kan

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat kebangkrutan menggunakan diskriminan Altman dan Springate bersama-sama terhadap return saham pada Perusahaan Garment dan

Dalam Rapat Anggota yang dilaksanakan secara langsung maupun dengan sistem perwakilan, Rapat Pengurus memilih maksimal 30 (tiga puluh) orang dari Anggota Luar Biasa untuk

Tujuan dari penelitian ini yaitu ingin mengetahui penerapan pengisian surat pemberitahuan (SPT) telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan peraturan yang ada serta

Rente Terbatas adalah rente dengan banyaknya angsuran atau Penambahan uang oleh pihak bank untuk tabungan maupun produk bank yang lain menggunakan sistem bunga majemuk yaitu

Again the boundaries of the homogeneous parts of the DSM detected using the plot of the Mumford-Shah auxiliary function s have been processed using the Blake-Zisserman model to

Evaluasi Penawaran dilaksanakan berdasarkan Dokumen Pengadaan Nomor : 006/UPT Manyaran/VII/2017 tanggal 03 Juli 2017, Berita Acara Penjelasan Dokumen Pengadaan, dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh peran kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap disiplin kerja guru SMKN