• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kadar Hormon Tiroid Anak Penderita Sindrom Nefrotik Sensitif Steroid Dan Sindrom Nefrotik Resisten Steroid Serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Tesis Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kadar Hormon Tiroid Anak Penderita Sindrom Nefrotik Sensitif Steroid Dan Sindrom Nefrotik Resisten Steroid Serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Tesis Chapter III VI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi cross sectional untuk menilai perubahan kadar hormon tiroid pada anak penderita SNSS dan SNRS.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Instalasi rawat inap RB4 anak dan poli nefrologi anak dan di ruang rawat inap anak RSUP. H. Adam Malik Medan. Waktu penelitian dilaksanakan bulan Agustus 2015 - Januari 2016.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi target adalah anak yang didiagnosis penyakit SN oleh nefrologis. Populasi terjangkau adalah populasi target yang dirawat di ruang rawat inap anak dan yang datang berobat ke poli nefrologi anak RSUP. H.Adam Malik Medan selama periode penelitian. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.4. Perkiraan Besar Sampel

Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel untuk uji hipotesis terhadap 2 proporsi independen,yaitu:34

(2)

n1 =n2 = (Z √2PQ + Z √P1Q1 + P2Q2 )2

(P1 – P2)2

Keterangan:

n1 = jumlah sampel anak dengan penyakit SNSS

n2 = jumlah sampel anak dengan penyakit SNRS

 = kesalahan tipe I = 0.05 → Tingkat kepercayaan 95% Z = nilai baku normal = 1.96

 = kesalahan tipe II = 0.2 → Power (kekuatan penelitian) 80% Z = 0.842

P1 = proporsi perubahan kadar hormon tiroid pada SN = 0.3310

Q1 = 1 – P1 = 0.67

P1 –P2 = selisih proporsi perubahan kadar hormon tiroid pada penyakit SN

P2 =proporsi perubahan kadar hormon tiroid pada SN yang diteliti = 0.6 masing-masing kelompok sebanyak 23orang.

3.5. Metode Pengumpulan Data

(3)

(BMI), parameter laboratorium ( albumin, ureum, kreatinin, dan kadar hormon tiroid) yang tersedia dilakukan secara langsung oleh peneliti.

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria inklusi :

 Semua pasien penderita SN (SNRS dan SNSS) yang berobat ke poli nefrologi anak dan dirawat di instalasi rawat RB4 anak.

 Usia 1-18 tahun Kriteria eksklusi :

 Anak menderita hipotiroid kongenital  Anak penderita hipertiroid

3.6. Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)/ Informed Consent

Semua sampel penelitian telah mendapat persetujuan dari orang tua setelah dilakukan penjelasan terlebih dahulu. Formulir penjelasan terlampir dalam hasil penelitian ini.

3.7. Etika Penelitian

(4)

3.8. Cara Kerja 3.8.1. Alokasi subjek

– Subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi akan dimintai persetujuan dari orangtua untuk mengikuti penelitian setelah diberikan penjelasan dan informed consent yang menyatakan setuju mengikuti penelitian ini.

– Sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok anak yang menderita SNSS dan kelompok anak yang menderita SNRS.

– Data dasar diperoleh dari rekam medik kemudian dilanjutkan wawancara langsung bagi pasien atau orangtua.

3.8.2. Pengukuran

– Semua sampel diperiksa kadar Ureum, Creatinin, Albumin

(5)

dikirim ke komputer dan dicetak. Hasil berupa kadar TSH, T4 total dan T3 total.

3.9. Alur Penelitian

Gambar 3.9 : Alur penelitian

3.10. Identifikasi Variabel

Variabel bebas Skala

Tipe SN Nominal dikotom

Usia Numerik

Jenis kelamin Nominal dikotom

Lama menderita SN Numerik

Populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

Sindroma Nefrotik Sensitif Steroid

Sindroma Nefrotik Resisten Steroid

Pemeriksaan kadar hormon tiroid

Analisa data

(6)

BMI Numerik minggu dimana sebelumnya pasien sensitif steroid tapi setelah 3 bulan kembali lagi menjadi resisten steroid.21

2. Sindroma nefrotik sensitif steroid adalah remisi terjadi pada pemberian prednison dosis penuh selama 4 minggu.21

3. Hormon tiroid adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang berfungsi mensintesis triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4).3

Tabel 4.1 Kadar hormon tiroid normal pada anak16

Hormon Usia Nilai normal

(7)

serta hipotermi. Beberapa bayi menunjukkan tanda klasik berupa wajah sembab, pangkal hidung rata, pelebaran fontanela, hernia umbilikalis, kulit yang dingin dan mottled, ikterik, hipotoni, hiporefleksia, galaktore dan meningkatnya kadar prolaktin. Pada pemeriksaan laboratoium dijumpai kadar T4 yang rendah dan kadar TSH yang tinggi.16

5. Subklinikal hipotiroid (SH) : peningkatan kadar TSH dengan kadar T4 dan T3 yang normal.17

6. Hipertiroid: peningkatan kadar T4 dan T3 totalmaupun kadar T4 dan T3 bebas, sedangkan kadar plasma TSH rendah. 16

7. Lama menderita SN: rentang waktu dari awal mulai terdiagnosa SN sampai dilakukan pemeriksaan kadar hormon tiroid.( dalam satuan tahun dan bulan)

8. Gromerular filtration rate (GFR) adalah laju rata-rata penyaringan darah yang terjadi di glomerulus yaitu sekitar 25% dari total curah jantung per

menit dengan menggunakan rumus Schwartz.35

(8)

3.12. Pengolahan dan Analisis Data

(9)

BAB 4. HASIL

Penelitian dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Total pasien yang dilakukaan pemeriksaan sebanyak 46 pasien penderita sindrom nefrotik, yang terdiri dari 23 pasien dengan SNSS dan 23 pasien dengan SNRS. Rerata usia pasien untuk masing-masing kelompok adalah adalah 7.7 tahun dan 11.2 tahun. Jenis kelamin lelaki lebih mendominsi dibandingkan perempuan untuk kedua kelompok. Berat badan dan tinggi badan untuk kelompok SNRS lebih besar dengan 34.4 kg dan 132.1 cm berbanding 23.1 kg dan 113.7 cm untuk kelompok SNSS. Rerata lama menderita sindroma nefrotik lebih lama pada kelompok SNRS dengan 7.3 tahun berbanding 4.7 tahun. Laju filtrasi glumerolus lebih tinggi pada SNSS, sedangkan rerata kadar T3 dan T4 lebih tinggi pada kelompok SNRS. Pasien yang mengalami hipotiroid subklinis lebih banyak terjadi pada pasien SNRS dengan 12 pasien berbanding tujuh pasien pada SNSS (tabel 4.1)

Tabel 4.1. Karakteristik dasar subjek penelitian

Karakteristik SNSS Tinggi badan, rerata (SB) 113.7 (20.92) 132.1 (17.69) IMT (kg/m2), rerata (SB) 17.8 (2.91) 19.1 (3.01) Lama menderita sindrom

nefrotik (tahun), rerata (SB)

4.7 (2.77) 7.3 (2.65)

(10)

Tabel 4.2 Perbedaan Karakteristik Laboratorium antara Kelompok

(11)

Tabel 4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi kenaikan kadar TSH

Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa yang berpengaruh terhadap terjadinya hipotiroid pada subyek dengan SNSS dan SNRS adalah jenis kelamin, usia dan lama menderita SN (p<0.05). Variabel yang paling dominan menyebabkan terjadinya subklinikal hipotiroid adalah jenis kelamin (nilai OR tertinggi = 5.427).

Hubungan kadar albumin dengan kadar TSH pada pasien SNSS dan SNRS

(12)

Gambar 4.1 Grafik Scatterplot Korelasi Albumin dan TSH pada Subyek Sindrom Nefrotik sensitif steroid

Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Korelasi Albumin dan TSH pada Subyek Sindrom Nefrotik Resisten Steroid

(13)

BAB 5. PEMBAHASAN

Hasil penelitian kami dijumpai anak dengan penderita SNSS dan SNRS sebanyak 46 orang. Umur penderita SNSS rata-rata 7,7 tahun dan SNRS rata-rata 11,2 tahun. Pada penelitian kami perbandingan antara jenis kelamin laki-laki dengan jenis kelamin perempuan adalah lebih banyak laki-laki.

Pada anak laki-laki sekitar dua kali lebih mungkin mengalami SN dibandingkan perempuan, namun ketidakseimbangan ini akan berbeda pada remaja dan dewasa, dimana kecenderungan untuk terjadinya SN sama antara laki-laki dan perempuan.37,38 Chang dkk di Taiwan yang meneliti epidemiologi SN pada anak usia 6 bulan hingga 18 tahun didapatkan laki-laki berbanding perempuan 1,9 : 1.39 Penelitian oleh Kapoor K dkk di India menemukan jumlah penderita SN resisten steroid dengan jenis kelamin lelaki(n=16) lebih banyak dibandingkan perempuan (n=4).32 Dalam studi ini juga dijumpai hal yang sama, dimana jumlah penderita SN berjenis kelamin lelaki(n=33) dan berjenis kelamin perempuan(n=13).

(14)

Pada penelitian kami, hasil pemeriksaan fungsi tiroid dijumpai peningkatan kadar TSH pada pasien SNRS, sedangkan kadar hormon lainnya seperti T3 dan T4 dalam batas normal sesuai dengan penelitian Vidhi dkk di India tahun 2014 dimana kadar T3 dan T4 dalam batas normal sebelum dan sesudah terapi namun kadar TSH meningkat.12 Sesuai juga dengan penelitian Afroz dkk.41 Pada tahun 2011 studi yang dilakukan oleh Afroz dkk menyimpulkan keluarnya berbagai protein binding lewat urine pada pasien SN menyebabkan subklinikal hipotiroid.41 Kadar TSH di penelitian kami pada grup SNRS rata-rata 9,5 mIU/L, dimana pasien SNRS mempunyai kadar TSH yang meningkat signifikan dibandingkan SNSS, penemuan ini sesuai dengan studi di India tahun 2015.30

(15)

Hal ini menunjukkan hormon tiroid pada sirkulasi yang terikat protein, terutama tiroid binding globulin (TBG), prealbumin dan albumin. Ada peningkatan ekskresi lewat urine yaitu total T4, total T3 dan TBG selama nephrosis.32 Ini menunjukkan hipotiroid sebagai komplikasi umum pada pasien SNRS yang harus terus di evaluasi. Subklinikal hipotiroid lebih umum didapati pada pasien kami, dimana kemungkinan dapat terjadi pertama karena TSH adalah protein dengan berat molekul rendah yang mungkin hilang dalam urine pasien SN, meskipun ada sedikit studi yang memverifikasi ini.30 Kedua karena kortikosteroid digunakan untuk mengobati pasien dengan proteinuria, yang dapat mengurangi sekresi TSH dari pituitary. Efek glukokortikoid pada level hypothalamic pitutary thyroid juga menekan pelepasan TSH dari hipotalamus yang mungkin mekanisme utama untuk sekresi TSH rendah dari hipofisis.30,33

(16)

respon TSH yang lebih tinggi exogenous TRH daripada laki-laki, dan keduanya endogenous dan exogenous estrogen menambah TSH respon ke TRH.42,43 Pada studi di Iran juga menunjukkan bahwa insiden terbanyak hipotiroid pada anak di bawah umur 3 tahun pada penderita SN.10 Dengan bertambahnya usia, insiden hipotiroid berkurang. Hipotiroid didapati 32,8% pada usia 3-6 tahun , dan 19,7% setelah usia 6 tahun pada pasien SN, pada anak yang lebih muda menunjukkan kejadian lebih tinggi akan hipotiroid.10 Sekresi TSH pada anak sehat yang lebih tua berhubungan dengan usia yang berkaitan dengan penurunan sekresi TSH di pituitary. Mekanisme ini belum diketahui dengan pasti. Bisa karena peningkatan sensitivitas dari thyrotropin pada negatif feedback oleh T4, tapi mekanisme lain bisa oleh karena penurunan sekresi TRH.44,45 Proteinuria yang berkepanjangan pada pasien SNRS dapat menguras cadangan tiroid dan menyebabkan kerusakan progresif pada epitel tubulus ginjal yang mengarah ke terganggunya penyerapan protein dengan berat molekul rendah sehingga dapat menimbulkan hipotiroid yang berat.9

(17)

menyebabkan peningkatan kadar TSH serum. Jadi dengan penurunan kadar albumin serum, TSH meningkat.32 Pada penelitian di India tahun 2015 juga ditemukan peran proteinuria dikonfirmasi oleh korelasi negatif yang signifikan antara TSH dan serum albumin, yang juga sesuai dengan penelitian kami didapati korelasi negatif yang signifikan antara TSH dan albumin.30

(18)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Terdapat hubungan yang bermakna antara SN dengan Subklinikal Hipotiroid. Faktor yang dianggap berpengaruh terhadap peningkatan kadar TSH adalah usia, jenis kelamin dan lama menderita SN. Terdapat perbedaan kadar TSH antara anak penderita SNSS dan SNRS.

6.2. Saran

(19)

RINGKASAN

Anak dengan penyakit SN pada umumnya subklinikal hipotiroid selama proteinuria terjadi meskipun mereka secara klinis eutiroid. Masih terbatas data mengenai kadar hormon tiroid pada anak dengan SNSS dan SNRS. Subklinikal hipotiroid didefinisikan dengan adanya peningkatan kadar TSH dimana kadar total T3 dan total T4 normal.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar hormon tiroid pada anak dengan SNSS dan SNRS.

Sampel pada penelitian ini adalah anak penderita SNSS dan SNRS. Pda kedua grup dilakukan pemeriksaan kadar hormon tiroid. Hasil pemeriksaan kadar hormon tiroid menunjukkan peningkatan kadar TSH pada penderita SN.

(20)

SUMMARY

Children with Nephrotic syndrome (NS) commonly have a state of subclinical hypothyroidism during proteinuria although they are clinically euthyroid. To date, data comparing thyroid hormone level between children with SSNS and those with SRNS are still limited.

To compare thyroid hormone level between children with SSNS and SRNS.

A cross-sectional study was conducted on Haji Adam Malik General Hospital from August 2015 to January 2016. Subjects were children aged one to 18 years diagnosed with NS. Based on steroid responsiveness, subjects were divided into two group (SSNS and SRNS). Serum thyroid profile were collected on both group and analyzed using independent T test.

There were 46 subjects fulfilled the inclusion and exclusion criteria, 23 were SSNS and 23 others were SRNS. Subclinical hypothyroidism was more common in children with SRNS (63,2%, n=12) than those with SSNS (36,8%, n=7). Compared to T3 and T4 level, TSH level was elevated significantly on both group. P value less than 0.05

Compared to T3 and T4, TSH was increased more prominently in nephrotic syndrome children. The elevation of TSH level was more common in children with SRNS compared to SSNS.

Gambar

Gambar 3.9 : Alur penelitian
Tabel 4.1 Kadar hormon tiroid normal pada anak16
Tabel 4.1. Karakteristik dasar subjek penelitian
Tabel 4.2 Perbedaan Karakteristik Laboratorium antara Kelompok SNSS dan SNRS
+2

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti berkesimpulan hormon tiroid menurun pada anak-anak sepsis dengan mayoritas memiliki T3 yang rendah, sedangkan kadar TSH tidak berhubungan dengan skor

27,28 Penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar protein darah khususnya albumin dengan kadar hormon tiroid darah pada penderita sindroma nefrotik, dan mengetahui perubahan

6,26 Sistem transport hormon tiroid dan permeabilitas endotelial pada otak yang tidak seimbang akan memperberat infeksi SSP dan sebagai akibatnya kadar T3 dan T4 dalam