• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dimensi Pendidikan Olahraga dan Kesehata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dimensi Pendidikan Olahraga dan Kesehata"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Dimensi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Dalam Membudayakan Perilaku Hidup Sehat

Makalah

Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan

Razikin Masruri NIM 150614806176

Off A

UNIVERSITAS NEGERI MALANG PROGRAM PASCASARJANA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan

khidayah-Nya sehingga penyusunan makalah yang membahan tentang Dimensi

pendidikan olahraga dan kesehatan dalam membudayakan perilaku hidup sehat

dapat terselesaikan.

Penulis akan berupaya mengupas tentang cara pendidikan olahraga dan

kesehatan untuk membudayakan perilaku hidup sehat baik itu di lingkungan

sekolah maupun masyarakat. Semoga makalah ini bisa memperluas wawasan kita

tentang bagaimana perilaku dan perubahan perilaku hidup sehat dalam kehidupan,

serta bagaimana manfaat jika hidup sehat.

Akhirnya, tidak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu kritik dan saran

yang bersifat membangun dari para pembaca sangat berharga untuk perbaikan

makalah ini.

Malang, 2016

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang penting dan harus di jaga dalam

kehidupan. Pentingnya kesehatan guna untuk melakukan kegiatan keseharian.

Sebaliknya ketika tubuh tidak sehat maka seseorang tidak dapat melakukan

rutinitas sehari-hari. Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

menyebutkan bahwa kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”. Sedangkan menurut UU Indonesia no. 36 tahun 2009 tentang kesehatan

mengatakan bahwa Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

produktif secara sosial dan ekonomis.

Dari pengertian di atas kesehatan bukan hanya untuk fisik melainkan sehat

secara keseluruhan baik itu rohani, lingkungan, maupun kesejahteraan yang

membuat hidup bisa berjalan dengan normal. Dengan tingkat kesadaran yang

kurang pada masyarakat saat ini, gaya hidup atau pola hidup sehat belum merata

dilalukan. Kemungkinan dikarenakan oleh kurangnya pemahaman tentang

pentingnya kesehatan bagi keberlangsungan hidup.

Menurut data dari Pusat dan Informasi Kementerian Kesehatan RI tahun

2012 persentase rumah tangga berprilaku hidup bersih dan sehat sebesar 56,70%.

Angka ini menunjukkan bahwa masih banyak daerah di Indonesia yang berprilaku

kurang sehat dan jauh dari budaya hidup sehat yang selalu digadang-gadangkan

oleh merintah.

Sudut pandang para pengambil kebijakan juga masih belum

menganggap kesehatan sebagai suatu kebutuhan utama dan investasi berharga

di dalam menjalankan pembangunan sehingga alokasi dana kesehatan hingga

kini masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara lain.

Untuk itu, sudah saatnya kita melihat persoalan kesehatan sebagai

suatu faktor utama dan investasi berharga yang pelaksanaannya didasarkan

(4)

yakni paradigma kesehatan yang mengutamakan upaya promotif . Dalam

rangka implementasi paradigma sehat tersebut, dibutuhkan sebuah

undang-undang yang berwawasan sehat, bukan undang-undang-undang-undang yang berwawasan

sakit.

Banyaknya masyarakat yang sakit dan tingginya angka kematian

menandakan bahwa kurang sadarnya pemahaman dan masih banyaknya

masyarakat yang tidak menghiraukan pola hidup sehat baik itu di lingkungan

keluarga maupun di lingkungan sekitarnya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap

kualitas hidup di tempat itu. Dengan demikian hendaknya promosi tentang

manfaat pola hidup sehat oleh pemerintah dan pihak yang bekerja di bidang

kesehatan semakin disemarakkan dikalangan masyarakat agar terciptanya budaya

hidup sehat.

Perilaku kesehatan adalah tindakan secara langsung atau tidak langsung

yang dilakukan oleh seseorang untuk menjaga ksehatan diri sendiri, orang lain

serta lingkungan disekitarnya. Perilaku ini terkait dengan psikologi individu pada

saat itu. Perilaku biasanya dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal. Bahkan

perilaku juga bisa menentukan tingkat kesehatan seseorang dengan contoh orang

yang stres biasanya akan cepat terkena penyakit. Karena kekebalan tubuh pada

saat stres menurun sehingga mudah jatuh sakit.

Menjaga kesehatan merupakan tujuan bagi orang yang mengerti akan

pentingnya manfaat positif dari sehat. Tapi pada kenyataannya perilaku untuk

menjaga kesehatan masih sangat kurang. Perilaku untuk menjaga kesehatan

terkadang menjadi sebuah alasan bukan kebutuhan. Sebagai contoh seseorang ikut

serta gotong royong dalam rangka membersihkan kampung, melakukan kagiatan

bersih-bersih ini hanya untuk mengadakan hubungan sosial dengan masyarakat

bukan untuk menjaga kesehatan.

Beralih pada pola hidup sehat yang diterapkan pada satuan pendidikan.

Dimana sekolah menanamkan perilaku untuk selalu menjaga kebersihan. Guru

sebagai pembina selalu menanmkan prilaku sehat pada siswa dan menerangkan

betapa pentingnya sehat bagi kehidupan. Setiap hari siswa selalu menjaga

(5)

kebiasaan ini dilakukan di rumah atau di lingkungan masyarakat guru tidak

pernah tahu akan itu.

Budaya hidup sehat memang sulit ditanamkan dan untuk selalu

diaplikasikan dalam kehidupan sehari. Namun hal ini bisa dipupuk mulai dari

lingkungan keluarga dan sekolah. Oleh karena itu perilaku yang sifatnya menjaga

kesehatan selalu ditimpa kepada siswa oleh guru disetiap satuan pndidikan. Tapi

kesulitan untuk menjadikan perilaku sehat sebagai budaya sehari-hari dirasakan

oleh guru. Siswa kadang tidak mau membersihkan lingkungan atau membuang

sampah pada tempatnya jika tidak disuruh oleh guru.

Membudayakan hidup sehat harus diterapkan sedini mungkin pada anak

agar menjadi kebiasaan dan kebutuhan bagi anak tersebut. Pada makalah ini akan

membahas tentang Dimensi Budaya Hidup Sehat dan bagaimana implementasi

dikeseharian agar kesehatan tetap terjaga.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas terdapat rumusan masalah yaitu

tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku hidup sehat, lalu

bagaimana cara membudayakan hidup sehat melalui pendidikan jasmani?.

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku hidup

sehat.

2. Sebagai pedoman penerapan budaya hidup sehat melalui pendidikan

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Perilaku Hidup Sehat

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas, baik yang diamati langsung

maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

Sedangkan pengertian lain menyebutkan perilaku berasal dari dorongan yang ada

di dalam diri, dorongan tersebut merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan

yang ada di dalam diri (Purwanto, 2002). Jadi, perilaku yang muncul dari individu

dapat dikatakan sebagai usaha individu untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan

kata lain perilaku juga di sebut sebagai suatu reaksi psikis seseorang terhadap

lingkungannya. Dari batasan dapat diuraikan bahwa reaksi dapat diuraikan

bermacam-macam bentuk, yang pada hakekatnya digolongkan menjadi 2, yaitu

bentuk pasif (tanpa tindakan nyata) dan dalam bentuk aktif dengan tindakan nyata.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, definisi sehat adalah baik seluruh

badan serta bagian-bagiannya. Jadi sehat dapat diartikan Sehat adalah suatu

kondisi di mana segala sesuatu berjalan normal dan bekerja sesuai fungsinya dan

sebagaimana mestinya. Secara sederhana, sehat sinonim dengan kondisi tidak

sakit. Artinya seseorang di katakan sehat jika tubuh, jiwa dan kehidupan sosialnya

berjalan dengan normal dan sebagaimana mestinya. Jika salah satu komponen

tersebut terganggu, maka kehidupannya akan menjadi tidak sehat.

Menurut Gochman dalam Notoatmodjo (2003), perilaku sehat (health

behaviour) dapat dilihat sebagai atribut personal seperti

kepercayaan-kepercayaan, harapan-harapan, motif-motif, nilai-nilai, persepsi dan unsur-unsur

kognitif lainnya, sebagai karakteristik individu meliputi unsur-unsur dan keadaan

afeksi dan emosi dan sebagai pola-pola perilaku yang tampak yakni

tindakan-tindakan dan kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan mempertahankan,

memelihara dan untuk meningkatkan kesehatan.

Proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh

beberapa faktor yang berasal dari diri individu itu sendiri, lingkungan, keturunan,

dan lain sebagainya. Para psikolog mengemukakan bahwa perilaku terbentuk dari

(7)

komponen kognitif, afektif dan domain konatif. Namun masih terdapat kekeliruan

yang menganggap komponen konatif salah satu komponen dalam trikomponent

sikap sebagai perilaku (behaviour), sehingga perilaku dianggap sebagai salah satu

komponen sikap (aptitude).

Komponen konatif merupakan baru sebatas kecenderungan perilaku yang

terkristalisasi dalam kata akan, mau dan hendak. Sedangkan perilaku merupakan

suatu bentuk tindakan nyata dari individu yang dapat diukur dengan panca indera

langsung. Dengan demikian makna behaviour adalah perilaku aktual sedangkan

makna konatif adalah trikomponen sikap sebagai “kecendrungan” perilaku. Pemikiran ini menunjukkan bahwa komponen konatif dalam trikomponen sikap

hanyalah salah satu penyebab pembentukan perilaku aktual.

Perilaku pada dasarnya berorientasi tujuan (goal oriented). Dengan

perkataan lain, perilaku kita pada umumnya dimotivasi oleh suatu keinginan

untuk mencapai tujuan tertentu”. Pengaruh lingkungan dalam pembentukan

perilaku adalah bentuk perilaku yang berdasarkan hak dan kewajiban, kebebasan

dan tanggung jawab baik pribadi maupun kelompok masyarakat. Perilaku

mendapat pengaruh yang kuat dari motif kepentingan yang disadari dari dalam

faktor intrinsik dan kondisi lingkungan dari luar / faktor ekstrinsik atau exciting

condition. Oleh karena itu perilaku terbentuk atas pengaruh pendirian, lingkungan

eksternal, keperntingan yang disadari, kepentingan responsif, ikut-ikutan atau

yang tidak disadari serta rekayasa dari luar.

Faktor - Faktor lain yang Mempengaruhi Perilaku Manusia

1. Faktor Personal :

 Faktor Biologis

Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan

berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis.  Faktor Sosiopsikologis

Dapat dikalsifikasikan ke dalam tiga komponen :

a. Komponen Afektif

Merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis,

didahulukan karena erat kaitannyadengan pembicaraan

(8)

b. Komponen Kognitif

Aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui

manusia.

c. Komponen Konatif

Aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan

kemauan bertindak.

2. Faktor Situasional

Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah

faktor situasional. Menurut pendekatan ini, perilaku manusia dipengaruhi

oleh lingkungan/situasi. Faktor-faktor situasionalini berupa:

a. Faktor rancangan dan arsitektural, misal penataan ruang

b. Faktor temporal, misal keadaan emosi

c. Suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara

d. Teknologi

e. Faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan

karakteristik sosial individu

f. Lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya

g. Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku

Perilaku kesehatan merupakan suatu tindakan menjaga, mencegah dan

memelihara kesehatan. Individu memiliki status kesehatan yang berbeda-beda,

status kesehatan merupakan keadaan pada waktu tertentu. Dengan kata lain

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Lingkungan

2. Keturunan

3. Status kesehatan

4. Perilaku

5. Pelayanan kesehatan

B. Budaya Hidup Sehat melalui Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang

Kesehatan Pasal 79 ayat 1 Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk

(9)

sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara

harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang

berkualitas. Sudah diterangkan bahwa sekolah mempunyai andil untuk

meningkatkan kesehatan setiap peserta didik, dengan adanya pendidikan olahraga

dan kesehatan diharapkan akan mampu menciptakan peserta didik yang memiliki

perilaku sehat dalm hidup.

Pendidikan olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari

pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek

kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan

sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan

pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan

terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan nasional.

Pendidikan olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki

peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani,

olahraga, dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Sekolah

merupakan tempat belajar. Belajar dapat didefinisikan sebagai satu proses dimana

suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Skinner

membedakan perilaku menjadi dua, yakni :

1. Perilaku yang alami (innate behaviour), yaitu perilaku yang dibawa sejak

organisme dilahirkan yang berupa refleks-refleks dan insting-insting.

2. Perilaku operan (operant behaviour) yaitu perilaku yang dibentuk melalui

proses belajar.

Pada manusia, perilaku operan atau psikologis inilah yang dominan.

Sebagian terbesar perilaku ini merupakan perilaku yang dibentuk, perilaku yang

diperoleh, perilaku yang dikendalikan oleh pusat kesadaran atau otak (kognitif).

Oleh karena itu melalui pendidikan olahraga dan kesehatan diharapkan perilaku

hidup sehat bisa dijadikan kebiasaan. Timbulnya perilaku (yang dapat diamati)

(10)

1. Daya seseorang yang cenderung untuk mengulangi pengalaman yang enak

dan cenderung untuk menghindari pengalaman yang tidak enak (disebut

conditioning dari Pavlov & Fragmatisme dari James);

2. Daya rangsangan (stimulasi) terhadap seseorang yang ditanggapi, dikenal

dengan “stimulus-respons theory” dari Skinner;

3. Daya individual yang sudah ada dalam diri seseorang atau kemandirian

(Gestalt Theory dari Kohler).

Pendidikan olahraga dan kesehatan menjadi sarana untuk mendorong

pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan

penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap – mental – emosional – sportivitas – spiritual – sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat.

Dalam pendidikan olaharaga dan kesehatan diharapkan peserta didik akan

mengalami perubahan perilaku. Ada beberapa bentuk perubahan perilaku yang

dialami individu diantaranya :

1. Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena terjadi

perubahan alam (lingkungan) secara alamiah.

2. Perubahan terencana (planned change): Perubahan perilaku karena

memang direncanakan oleh yang bersangkutan. Perubahan ini juga bisa

tercipta melalui pendidikan.

3. Kesiapan berubah (Readiness to change): Perubahan perilaku karena

terjadinya proses internal (readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana

proses internal ini berbeda pada setiap individu.

Untuk mencapai perubahan perilaku, ada beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu

diantaranya :

1. Dengan Paksaaan atau pemberian hukuman

Mengeluarkan instruksi atau peraturan, dan ancaman hukuman kalau tidak

mentaati instruksi atau peraturan tersebut. Misalnya : instruksi atau

peraturan tidak membuang sampah disembarang tempat, dan ancaman

hukuman atau denda jika tidak mentaati.

(11)

lmbalan bisa berupa materi seperti uang atau barang, tetapi blsa juga

imbalan yang tidak berupa materi, seperti pujian, dan sebagainya.

3. Dengan membina hubungan baik.

4. Dengan menunjukkan contoh-contoh

Salah satu sifat manusia ialah ingin meniru karena itu usahakanlah agar

guru serta staf sekolah yang lain melakukan hidup sehat di lingkungan

sekolah dengan contoh tidak merokok, membuang sampah pada tempat

yang sudah disiapkan. Dengan contoh seperti ini biasanya anak akan ikut

berbuat yang serupa yaitu berperilaku sehat.

5. Dengan memberikan kemudahan

Misalnya dengan menaruh bak sampah yang tidak jauh dari kelas, agar

siswa dengan mudah membuang sampah.

6. Dengan menanamkan kesadaran dan motivasi

Dalam hal ini individu maupun kelompok diberi pengertian yang benar

tentang kesehatan. Kemudian ditunjukkan kepada mereka baik secara

langsung ataupun tidak langsung, yaitu misalnya melalui film, slide,

photo, gambar, atau cerita, bagaimana bahayanya perilaku yang tidak sehat

, dan apa untungnya kalau berperilaku sehat. Hal ini diharapkan akan bisa

membangkitkan keinginan mereka untuk berperilaku hidup sehat.

Selanjutnya berkali-kali disampaikan ataupun ditunjukkan kepada

mereka bahwa telah makin banyak orang yang berperilaku sehat tersebut

dan sekaligus ditunjukkan atau disampaikan pula

keuntungan-keuntungannya, hingga mereka akan tergerak untuk berperilaku sehat.

Pada mata pelajaran Pendidikan Olahraga dan Kesehatan untuk jenjang

sekolah dasar terdapat materi tentang budaya hidup sehat. Dimana pembiasaan

untuk hidup sehat selalu disarankan. Namun tidak mudah untuk membiasakan

peserta didik agar selalu menjaga kesehatan dikarenakan karakter peserta didik

yang masih bersifat anak-anak. Untuk itu sangat perlu memperhatikan karakter

siswa agar dapat melakukan sikap yang diharapkan oleh guru. Dengan

mengetahui cara perubahan sikap yang sudah diterangkan diatas diharapkan guru

olahraga dapat dengan mudah menerapkannya agar budaya hidup sehat menjadi

(12)

konsep kehidupan dengan mengutamakan berbagai kegiatan hidup yang berbasis

pada tindakan-tindakan sehat. Definisi dari budaya hidup sehat adalah konsep

hidup yang mengedepankan upaya-upaya dan kegiatan-kegiatan yang sehat.

Akhirnya, dengan peserta didik mempelajari mata pelajaran Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan maka peserta didik akan memiliki kemampuan selain

mengembangkan pola hidup sehat, dan juga meningkatkan kebugaran jasmani,

pertumbuhan fisik, pengembangan psikis yang lebih baik, kemampuan dan

keterampilan gerak dasar, mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin,

bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis, serta

mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain,

(13)

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia

merupakan hasil dari segala pengalaman serta interaksi manusia dengan

lingkungannya. Perilaku manusia terdiri dari beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku manusia, sifat-sifat umum dan khusus perilaku manusia,

bentuk-bentuk perubahan perilaku, dan macam-macam perilaku manusia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku terdiri Faktor Personal, dan Faktor Situsional.

Bentuk-bentuk perilakunya yaitu, perubahan alamiah, perubahan terencana,

kesediaan untuk berubah.

Melalui pendidikan olahraga dan kesehatan diharapkan budaya hidup sehat

dapat tertanam pada diri peserta didik. Dengan memberi pemahaman kepada

peserta didik akan pentingnya hidup sehat. Semua tidak terlepas oleh perubahan

perilaku yang dibina dari pembelajaran pendidikan olahraga dan kesehatan pada

(14)

Daftar Rujukan

Dahar, R. W.. 1989. Teori teori Belajar. Jakart: Erlangga.

Lukaningsih, Z. L. dan Bandiyah, S.. 2011 . Psikologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Maulana, H. D. J.. 1993. Promosi kesehatan. Jakarta:buku kedokteran EDC.

Mueller, J.D.. 1996. Mengukur Sikap Sosial. Pegangan untuk Peneliti dan Praktisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Notoatmodjo, S.. 2003. Perilaku kesehatan dan pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S.. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S.. 2010. Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka cipta.

Purwanto, H.. 1999. Pengantar Perilaku Manusi: Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Poerwadarminta. 1976. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Suryabrata, S..2006. Psikologi pendidikan - ed 14. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

Walgito, B..1994. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis data yang diperoleh, dapat disimpulkan apakah penggunaan model mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penjas. © Diki Pratama 2016

[r]

Banyak cara untuk bisa mendapatkan informasi tentang restoran, lokasi dan jenis-jenis makanan dan minuman yang disajikan tanpa harus mengeluarkan banyak biaya serta tanpa harus

ciri akustik bahasa Indonesia yang diproduksi oleh penutur asli BK

Skripsi ini berjudul Strategi Penjualan Melalui Media Online dan Tingkat Kepuasan Membeli (Studi Korelasional tentang Pengaruh Strategi Penjualan Produk Fashion melalui

Skripsi ini berjudul Strategi Penjualan Melalui Media Online dan Tingkat Kepuasan Membeli (Studi Korelasional tentang Pengaruh Strategi Penjualan Produk Fashion melalui

Dalam pembahasan masalah ini yang akan dibahas adalah mengenai cara pembuatan dari mulai gambaran struktur navigasi, peta navigasi, rancangan setiap halaman, langkah-langkah