LOGO
“ Add your company slogan ”
Persona Grata &
Persona Non Grata
Masitoh Indriani, SH., LL.M
Contents
Latar belakang
1
Persona Grata
2
3
Penolakan Calon Duta Besar
4
Latar Belakang
§
Hubungan diplomatik dalam konsep hubunganinternasional merupakan suatu tindakan politis negara-negara dalam melaksanakan fungsinya melalui kerjasama internasional
§
Asas2 dalam hubungan LNü Kesamaan derajat / kesetaraan
ü Saling menghormati
ü Saling memberikan manfaat
ü Saling tidak mencampuri urusan dalam negeri
§
Landasan Teoritik
à
Pembukaan
Hubungan diplomatik
1)
legacy of right
atau legasi aktif yang
merupakan hak suatu negara untuk
menempatkan
accreditation
wakilnya ke
negara penerima.
2)
rights of legation
atau legasi pasif yang
artinya kewajiban negara menerima
§
Namun, dalam perspektif hubungan
internasional kontemporer, tidak ada
kewajiban suatu negara untuk menerima
agen/ perwakilan diplomatik dari negara
pengirim.
à
penempatan perwakilan
diplomatik dipertimbangkan secara politis
sesuai dengan keuntungan yang akan
§
Landasan Yuridis
Konvensi Wina 1961
à
“
the establishment
of diplomatic relations between states, and
of permanent diplomatic missions, take
place by mutual consent.”
à
bahwa disebutkan adanya
mutual
consent
atau kesepakatan kedua belah
pihak.
§
Negara pengirim tidak serta merta dapat dengan bebas menempatkan perwakilan diplomatiknya di negara penerima sesuai dengan kehendak negara pengirim.§
Harus ada kesepakatan diantara kedua belahpihak dalam rangka menentukan mulai dari
penempatan perwakilan diplomatik, persetujuan siapa yang akan menjadi wakil di negara
Persona Grata
§
Jika suatu negara telah menyetujui pembukaanhubungan diplomatik dengan dengan negara lain melalui suatu instrumen atas dasar asas timbal balik (principle reciprocity) dan asas saling menyetujui (principle mutual consent)
§
Negara –negara tersebut sudah harusmemikirkan pembukaan suatu perwakilan diplomatik dan penyusunan keanggotaan
§ Pengangkatan anggota staf perwakilan diplomatik oleh negara pengirim (Sending State) pada umumnya
memerlukan persetujuan dari negara penerima
(Receiving State), karena negara pengirim dapat secara bebas mengangkatnya dan cukup hanya
memberitahukan kepada Kementerian Luar Negeri negara peerima melalui nota diplomatik mengenai nama, kedudukan, pangkat diplomatiknya, anggota keluarganya, dan tanggal kedatangannya.
§ Pengecualian à pengangkatan Duta Besar dan Atase Pertahanan yang memerlukan persetujuan terlebih
§ Oppenheim à pengangkatan perwakilan diplomatik tidak menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
seseorang supaya dapat diangkat menjadi seorang duta atau konsul, à semua persyaratan ditentukan sendiri oleh tiap-tiap negara.
§ Sir Harold Nicholson (Diplomacy) à seorang diplomat harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a) Kejujuran (truthfulness),
b) Ketelitian (precision),
c) Ketenangan (calm),
d) Temperamen yang baik (good temper),
e) Kesabaran dan kesederhanaan (patience and modesty),
Prosedur Persona Grata
à Pengangkatan seorang Duta Besar di suatu
negara penerima oleh negara pengirim terlebih dahulu harus dimintakan persetujuan
(agrément) dari negara penerima à CV à
Surat-surat Kepercayaan (Letters of Credence
atau Lettre de Creance atau Credentials ) à mengirimkan Duta Besarnya ke negara
penerima à Duta Besar baru untuk memastikan
bahwa surat penarikan Duta Besar yang lama
(letter of recall) à diterima + bertemu Kepala
Negara à copie figure (copie d’usage)
“Kepala Perwakilan dianggap telah memulai
tugasnya di negara penerima pada saat ia
telah menyerahkan surat-surat
kepercayaannya atau setelah ia
memberitahukan kedatangannya dan telah
menyerahkan sabuah salinan dari
surat-surat kepercayaan aslinya kepada Menteri
Mutual Consent
Privileges and Immunities
à
meskipun pejabat diplomatik
mendapatkan kekebalan dan
keistimewaan diplomatik yang diatur
dalam Konvensi wWina 1961 tentang
hubungan diplomatik tidak dapat dihukum
karena melakukan pelanggaran terhadap
hukum negara penerima.
Persona Non Grata
§
Article 9 (1) Konvensi Wina 1961§
“the receiving state may at any time and without having to explain it decision, notify thesending state that the head of the mission or any member of the diplomatic staff of the mission is ‘persona non grata’ or that ‘any other member of the staff is not acceptable..”.
§
meskipun tanpa alasan sekalipun negarapenerima (receiving state) dapat dengan tegas menolak agen diplomatic negara pengirim
Deklarasi Persona Non Grata
§
Setiap negara mempunyai hak menolak
untuk menerima seorang pejabat
diplomatik, apakah atas dasar sifat
pribadinya atau latar belakang
sebelumnya, misalnya jika ia dikenal
pernah menanamkan rasa sentiment yang
bernada kebencian atau permusuhan
terhadap negara tempat ia akan daingkat
sebagai Kepala Perwakilan dari
§
Karena itu, ia dapat dinyatakan ditolak karena sifatnya terhadap negara tempat ia akandiangkat, atau dalam bahasa Latin dinyatakan dengan jelas sebagai ex eo ob quod mittitur à diplomatik bagi negara penerima untuk tidak menerimanya (deklarasi persona non grata)
§
Penolakan agrément bagi seorang calon DutaBesar oleh negara penerima tidak perlu
diberikan alasan apapun, sebaliknya negara pengirim juga tidak perlu untuk menanyakan
Perbuatan-perbuatan tersebut adalah:
1. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para diplomat asing yang dianggap bersifat politis maupun subversif dan bukan bukan saja dapat merugikan kepentingan nasional tetapi juga melanggar kedaulatan suatu
negara penerima.
2. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan tersebut jelas-jelas melanggar peraturan hukum dan peraturan perundang-undangan negara penerima.
Penolakan Calon Duta Besar
§ Penolakan agrément bagi seorang calon Duta Besar oleh negara penerima tidak perlu diberikan alasan apapun, sebaliknya negara pengirim juga tidak perlu
untuk menanyakan alasan penolakan untuk memberikan agrément tersebut.
§ Article 9 (1) + (2) à “The receiving State is not obliged to give reasons to the sending State for a refusal of
agreement”
1. Jika calon tersebut dianggap dapat
mengganggu hak kedaulatan negara di mana ia akan diakreditasikan, karena sikap pribadinya juga yang disangsikan; seperti halnya dalam
kasus Duke of Buckingham, sebagai calon Duta Besar Inggris di Perancis ditolak oleh
Pemerintah Perancis, ia terbukti “sangat
2. Jika menunjukkan rasa permusuhan (hostile act) baik terhadap rakyat maupun lembaga di negara tempat ia akan diakreditasikan.
E.g Mr. Keiley, calon Duta Besar AS di Italia pada tahun 1885 tempat ia telah ditolak oleh Pemerintah Italia karena pada tahun 1881, ia
memprotes aneksasi Papal State oelh Italia. Dan ketika Pemerintah AS mengangkatnya ke
3. Jika ia menjadi pokok persoalan di negara
penerima dan negara akreditasi tersebut
tidak mau memberikan kepada calon
LOGO