• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ferri Sulfat Dan Zeolit Dalam Proses Penurunan Kadar Besi dan Mangan Di Dalam Air Gambut Dengan Metode Elektrokoagulasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Ferri Sulfat Dan Zeolit Dalam Proses Penurunan Kadar Besi dan Mangan Di Dalam Air Gambut Dengan Metode Elektrokoagulasi"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam – macam keperluan seperti air minum, pertanian, industri, perikanan dan rekreasi. Air yang dapat diminum diartikan sebagai air yang bebas dari bakteri berbahaya dan ketidakmurnian kimiawi.

Salah satu sumber daya air di Indonesia adalah air gambut. Luas lahan gambut di Indonesia mencapai 39,41 juta Ha atau sebesar 27% dari wilayah Indonesia (tidak termasuk Irian Jaya). Sebaran wilayah gambutnya terdapat di Pulau Kalimantan dan Sumatera. Masyarakat yang mendiami wilayah gambut sangat kesulitan dalam mendapat air bersih karena air gambut bersifat asam dan berwarna cokelat (Pinem, 2004).

Berdasarkan data diatas maka air gambut di Indonesia berpotensial untuk dikelola sebagai sumber daya air yang dapat diolah menjadi air bersih atau air minum. Namun masih ditemui banyak kendala dalam proses pengolahannya. Ini disebabkan karena air gambut mengandung sangat banyak senyawa – senyawa organik seperti asam humat, asam fulvat dan humin yang merupakan zat pewarna didalam air gambut. (Gasim, et al, 2007).

Penelitian yang telah dilakukan untuk mengolah air gambut salah satunya adalah dengan cara adsorpsi menggunakan zeolit alami. Namun, hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa diperlukan waktu 48 jam proses adsorpsi untuk bisa mendapatkan air minum yang sesuai standart. Sehingga proses adsorpsi dengan zeolit saja dinilai kurang efektif untuk pengoahan air gambut. (S. Syafalni et al, 2013).

Samosir, A. (2009) telah melakukan penelitian mengenai perbandingan penggunaan tawas dan tanah diatomea dalam proses elektrokoagulasi air gambut menghasilkan air bersih, dimana kadar Fe dan Al dalam air bersih hasil elektrokoagulasi ini telah memenuhi syarat kesehatan air bersih menurut KEPMENKES RI No. 907/MENKES/VII/2002.

(2)

Susilawati, et al. (2009) telah melakukan pengolahan air gambut dengan mengkombinasikan larutan tawas dan metode elektrokoagulasi yang kemudian di uji coba ke model. Sebelum proses elektrokoagulasi berlangsung, air gambut terlebih dahulu dicampur dengan larutan tawas (tawas yang dikomersialkan dengan mutu 17 %) sebanyak 10 ml/l air gambut (kadar 1000 ppm). Proses elektrokoagulasi berlangsung optimum dengan waktu elektrokoagulasi 45 menit dengan memberikan tegangan pada elektroda aluminium sebesar 12 volt dan kecepatan alir 1 L/menit. Hasil uji coba ke model diperoleh persentase penurunan warna sebesar 91,79 % (dari 94,295 Pt- Co menjadi 7,746 Pt-Co), kekeruhan sebesar 98,68 % (dari 72,43 NTU menjadi 0,953 NTU), COD sebesar 96,93 %, BOD sebesar 94,58 %, dan kadar besi sebesar 83,65 %.

Dari uraian di atas, maka peneliti akan membandingkan pengaruh penggunaan ferri sulfat atau pun zeolit dalam membantu proses elektrokoagulasi untuk mengurangi kadar Fe dan Mn di dalam air gambut.

1.2. Permasalahan

Asam humus dan derivatnya merupakan penyebab utama warna air gambut berwarna kuning, merah kecoklatan dan hitam. Senyawa-senyawa organik tersebut bersifat asam sehingga umumnya logam – logam terlarut dalam bentuk mikro elemen di dalam air gambut, sehingga dengan proses koagulasi dan flokulasi akan berproses sangat lama, dan bila dengan elektrokoagulasi saja juga sangat lambat. Hal ini dikarenakan, air gambut sangat didominasi oleh senyawa organik.

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara mengurangi kadar besi dan mangan dari air gambut ?

2. Bagaimana kemampuan ferri sulfat atau zeolit dalam membantu proses elektrokoagulasi ?

(3)

1.3. Pembatasan Masalah

Peneliti menggunakan air gambut yang berasal dari Desa Ketapang Indah, Kecamatan Aceh Singkil, Nanggroe Aceh Darussalam. Untuk mengurangi kadar besi dan mangan di dalam air gambut digunakan proses elektrokoagulasi yang dibantu dengan penambahan ferri sulfat atau zeolit.

1.4. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mempercepat proses elektrokoagulasi pada proses pengurangan kadar besi dan mangan didalam air gambut.

2. Mengoptimalkan penggunaan ferri sulfat atau zeolit dalam proses elektrokoagulasi. 3. Memperoleh air dengan kadar besi dan mangan yang sesuai dengan persyaratan air

bersih menurut KEPMENKES RI No. 907/MENKES/VII/2002.

1.5. Manfaat Penelitian

Yang menjadi manfaat dari hasil penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi tentang solusi alternatif yang mudah dan murah dalam menurunkan kadar besi dan mangan di dalam air gambut.

2. Air hasil elektrokoagulasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari oleh masyarakat yang berada di sekitar lahan gambut.

1.6. Lokasi Penelitian

Air gambut diperoleh dari Desa Ketapang Indah, Kecamatan Aceh Singkil, Nanggroe Aceh Darussalam. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA USU, Medan. Analisis Spektofotometer Serapan Atom (SSA) dilakukan di BARISTAN Industri Medan.

(4)

1.7. Metodologi Penelitian

Sebanyak 1000 ml air gambut dimasukkan kedalam gelas beaker lalu ditambahkan larutan Fe2(SO4)3 dengan variasi volume 5 ml, 10 ml, 15 ml, 20 ml dan 25 ml, dielektrokoagulasi selama 1 jam, kemudian dialirkan ke dalam bejana filtrasi. Lalu sebanyak 100 ml filtratnya dimasukkan kedalam gelas beaker kemudian ditambahkan 5 ml HNO3 (p) dan diuapkan hingga sampel hampir habis. Selanjutnya ditambahkan 50 ml aquadest kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml melalui kertas saring. Lalu diencerkan dengan aquadest hingga garis batas dan dihomogenkan. Selanjutnya dianalisa logam Fe dan Mn dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) .

Sebanyak 1000 ml air gambut dimasukkan kedalam gelas beaker lalu ditambahkan zeolit dengan variasi massa zeolit 5 g, 10 g, 15 g, 20 g dan 25 g, dielektrokoagulasi selama 1 jam, kemudian dialirkan ke dalam bejana filtrasi. Lalu sebanyak 100 ml filtratnya dimasukkan kedalam gelas beaker kemudian ditambahkan 5 ml HNO3 (p) dan diuapkan hingga sampel hampir habis. Selanjutnya ditambahkan 50 ml aquadest kemuadian dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml melalui kertas saring. Lalu diencerkan dengan aquadest hingga garis batas dan dihomogenkan. Selanjutnya dianalisa logam Fe dan Mn dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) .

Referensi

Dokumen terkait

Untuk variabel tingkat solvabilitas, angka signifikansi pada baris perusahaan menunjukkan 0,010 (lebih kecil dari 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat

[r]

BIDANG CIPTA KARYA DPU KABUPATEN KLATEN. JL Sulaw

 Guru memberikan bimbingan bagi siswa yang belum mampu menuliskan hasil pengamatan sederhana tentang keragaman benda.  Guru memberikan latihan terbimbing

Nilai Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sebesar Rp.685.617.000,- (Enam ratus delapan puluh lima juta enam ratus tujuh belas ribu rupiah), dari 7 (tujuh) perusahaan yang memasukkan dokumen

SENIN SELASA RABU KAMIS

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pemberian Honorarium bagi Pejabat / Pegawai yang Melaksanakan

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerimaan diri merupakan sikap positif terhadap dirinya sendiri, dapat menerima keadaan dirinya secara tenang dengan segala