BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan desain cross sectional, yaitu suatu penelitian dimana cara pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dalam waktu yang bersamaan, untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku karyawan kilang papan dalam tindakan penggunaan alat pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai Tahun 2014.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di PT Hidup Baru Kota Binjai Tahun 2014. Penelitian dilaksanakan mulai Mei 2014.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh karyawan kilang papan di PT Hidup Baru Kota Binjai yaitu sebanyak 43 karyawan.
3.3.2 Sampel
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara secara terstruktur dengan menggunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti untuk diajukan dan diisi oleh karyawan kilang papan di PT Hidup Baru Kota Binjai yang menjadi responden secara langsung.
3.4.1 Jenis Data
Data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. 1. Data primer
Data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden dengan berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan lebih dahulu.
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari PT Hidup Baru Kota Binjai. Data yang diperoleh meliputi data jumlah karyawan yang bekerja pada Tahun 2014 dan juga mengenai profil perusahaan.
3.4.2 Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui validitas dilihat dari nilai corrected item corelation dengan ketentuan jika nilai r corrected item total masing-masing item > rtabel (=0,361 pada taraf signifikansi 5%, n = 30) maka item pertanyaan valid, dan
3.4.3 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya/diandalkan. Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan. Teknik menghitung indeks reliabilitas dengan metode Cronbach Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur lebih dari satu kali pengukuran dengan ketentuan jika r Cronbach Alpha > rtabel
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Butir Instrumen Variabel Independen (Pengetahuan)
, dinyatakan reliabel dan jika r Cronbach Alpha < r tabel, dinyatakan tidak reliabel (Riduwan, 2002; Nursalam, 2008). Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di PT Kilang Somil (Kayu Papan) Hasil uji validitas dan reabilitas kuesioner dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Variabel Nilai Corrected Item-Total
Status
Pengetahuan 1 0,850 Valid
Pengetahuan 2 0,527 Valid
Pengetahuan 3 0,820 Valid
Pengetahuan 4 0,800 Valid
Pengetahuan 5 0,800 Valid
Pengetahuan 6 0,591 Valid
Pengetahuan 7 0,634 Valid
Pengetahuan 6 0,609 Valid
Pengetahuan 9 0,427 Valid
Pengetahuan 10 0,630 Valid
Pengetahuan 11 0,753 Valid
Pengetahuan 12 0,720 Valid
Reliabilitas Cronbach’s Alpha = 0,924
cronbach alpha 0,924, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel pengetahuan valid dan reliabel
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Butir Instrumen Variabel Independen (Sikap)
Variabel Nilai Corrected Item-Total
Keterangan
Sikap 1 0,815 Valid
Sikap 2 0,497 Valid
Sikap 3 0,815 Valid
Sikap 4 0,807 Valid
Sikap 5 0,710 Valid
Sikap 6 0,843 Valid
Sikap 7 0,843 Valid
Sikap 8 0,759 Valid
Sikap 9 0,510 Valid
Reliabilitas Cronbach’s Alpha = 0,915
Berdasarkan Tabel 3.2 di atas dapat dilihat bahwa seluruh variabel sikap sebanyak 9 pertanyaan mempunyai nilai r-hitung > 0,361 (r-tabel) dengan nilai cronbach alpha 0,915 maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel sikap valid dan reliabel.
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Butir Instrumen Variabel Independen (Motivasi)
Variabel Nilai Corrected Item-Total
Keterangan
Motivasi 1 0,794 Valid
Motivasi 2 0,789 Valid
Motivasi 3 0,687 Valid
Motivasi 4 0,853 Valid
Motivasi 5 0,573 Valid
Berdasarkan Tabel 3.2 di atas dapat dilihat bahwa seluruh variabel motivasi sebanyak 5 pertanyaan mempunyai nilai r-hitung > 0,361 (r-tabel) dengan nilai cronbach alpha 0,893 maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel motivasi valid dan reliabel.
3.5 Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, dan motivasi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tindakan alat pelindung diri pada karyawan kilang papan di PT Hidup Baru Kota Binjai.
3.5.2 Definisi Operasional
Untuk lebih mengarahkan dalam pembahasan penelitian ini, maka penulis memberikan defenisi opersional yang meliputi:
1. Tindakan penggunaan alat pelindung diri adalah karyawan menggunakan alat untuk melindungi dirinya dari sumber bahaya saat melakukan pekerjaannya 2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh pekerja mengenai APD
(Alat Pelindung Diri)
3. Sikap adalah tanggapan pekerja terhadap segala sesuatu tentang pentingnya penggunaan APD
3.6 Metode Pengukuran
Metode pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.6.1 Pengukuran Variabel Independen
1. Pengetahuan responden tentang penggunaan APD di ukur dengan menggunakan kuesioner terdiri dari 12 pertanyaan, jika jawaban benar diberi skor 1 dan salah diberi skor 0. Maka diperoleh skor terendah 0 dan skor tertinggi 12. Pengetahuan dikatagorikan sebagai berikut:
0= Pengetahuan tinggi jika menjawab ≥ 60% pertanyaan dengan benar ( 7-12) 1= Pengetahuan rendah jika menjawab < 60% pertanyaan dengan benar (0-6) Skala : Ordinal
2. Pengukuran sikap tentang penggunaan APD diukur dengan menggunakan kuesioner terdiri dari 9 pertanyaan, jika jawaban sangat setuju diberi skor 4, setuju diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2 dan sangat tidak setuju diberi skor 1. Maka diperoleh skor terendah 9 dan skor tertinggi 36. Sikap dikatagorikan sebagai berikut:
0= Sikap Positif jika menjawab ≥ 60% pertanyaan dengan benar (skor 25-36)
1= Sikap Negatif jika menjawab <60% pertanyaan dengan benar (skor 9-24)
3. Motivasi
Pengukuran motivasi dengan menggunakan kuesioner terdiri dari 5 pertanyaan, jika jawaban ya diberi skor 1 dan tidak diberi skor 0. Maka diperoleh skor terendah 0 dan skor tertinggi 1. Peraturan dikatagorikan sebagai berikut:
0= Ada jika menjawab ≥ 60% pertanyaan dengan benar (skor 3-5) 1= Tidak ada jika menjawab < 60% pertanyaan dengan benar (skor 0-2) Skala : Ordinal
Tabel 3.1 Aspek Pengukuran Variabel Independen
Variabel Definisi
Operasional Dimensi Indikator
Pengukuran
Independen Skala
Perilaku Tingkah laku karyawan
Pengetahun Pengertian APD Manfaat APD Penggunaan APD Resiko tidak mengguna an APD
Tinggi ( 7-12) Rendah (0-6)
Ordinal
Sikap 1. Resiko di tempat kerja 2. Resiko pekerjaan 3. Penggunaan APD 4. Interaksi pekerja dengan penggunaan APD Positif (25-36) Negatif (9-24) Ordinal Tingkah laku karyawan
Motivasi 1. Penyediaan APD 2. Pemberian pelatihan 3. Pemberian sanksi atau penghargaan Ada (3-5) Tidak Ada (0-2)
3.6.2 Pengukuran Variabel Dependen
Pengukuran variabel dependen yaitu tindakan alat pelindung diri disusun dalam 1 pertanyaan dengan pilihan jawaban sebanyak 2 butir, jika menjawab ya diberi tanda 1, dan jika tidak menggunakan alat pelindung diri diberi tanda 0, kemudian dikategorikan menjadi:
0= Menggunakan APD
1= Tidak Menggunakan APD (tidak menggunakan salah satu APD) Skala: Nominal
Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Dependen Variabel Definisi
Operasional
Dimensi Indikator Pengukuran Independen Skala Tindakan Alat Pelindung Diri Tindakan karyawan dalam menggunakan alat untuk melindungi dirinya dari sumber bahaya saat melakukan pekerjaannya Tindakan APD 1. Memberikan perlindungan dari bahaya
2. Berbobot ringan 3. Kualitas APD
a. Tidak menimbulkan bahaya tambahan b. Tidak mudah
rusak c. Mudah
pemeliharannya d. Tidak membatasi
gerak
Menggunakan Tidak
menggunakan
Nominal
3.7. Metode Analisis Data
1. Analisis univariat yang merupakan analisis deskriptif untuk melihat distribusi frekuensi pada tiap variabel (variabel bebas dan terikat)
2. Analisis bivariat untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat secara sendiri-sendiri dengan menggunakan Chi-Squre pada taraf kepercayaan 95% (p<0,05)..
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
PT Hidup baru merupakan salah satu pabrik kilang papan yang berlokasi di komplek bintang terang Desa Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Batas batas PT Hidup Baru adalah : Sebelah Utara berbatasan dengan Deli Serdang, Sebelah Selatan berbatasan dengan Langkat, Sebelah Timur berbatasan dengan Tanah Karo dan Sebelah Barat berbatasan dengan Aceh
4.2. Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Karyawan Kilang Papan di PT Hidup Baru Kota Binjai
No Identitas Responden n Persentase
1 Umur
≤ 20 tahun
21-40 tahun
≥ 41 tahun
2 38 3 4,7 88,4 7,0 2 Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan 43 0 100,0 0,0 3 Pendidikan
SD SMP SMA 4 16 23 9,3 37,2 53,5
Total 43 100,0
4.3. Analisis Univariat
Analisis univariat yang diteliti dalam penelitian ini meliputi variabel bebas yaitu pengetahuan, sikap dan motivasi karyawan. Variabel terikat adalah penggunaan APD.
4.3.1. Pengetahuan Karyawan tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri
Tabel 4.2 Karakteristik Pengetahuan Karyawan tentang Penggunaan APD
No Pertanyaan Benar Salah Total
n % n % n %
1. APD (alat pelindung diri)
adalah alat yang digunakan untuk melindungi diri dari sumber bahaya
33 76,7 10 23,3 43 100,0
2. Manfaat penggunaan APD
yaitu menghindari diri dari kecelakaan kerja
24 55,8 19 44,2 43 100,0
3. Syarat APD adalah nyaman
digunakan sewaktu bekerja 22 51,2 21 48,8 43 100,0
4 Pekerjaan di kilang papan
merupakan pekerjaan yang beresiko
34 79,1 9 20,9 43 100,0
5 Pada pekerja kilang papan
perlu menggunakan APD 14 32,6 29 67,4 43 100,0
6 Manfaat penggunaan APD
bagi perusahaan salah satunya yaitu efisiensi biaya pengobatan
21 48,8 22 51,2 43 100,0
7 Masker merupakan salah satu
APD 15 34,9 28 65,1 43 100,0
8 Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja adalah menggunakan APD
15 34,9 28 65,1 43 100,0
9 Mematuhi prosedur kerja
merupakan cara pencegahan terjadi kecelakaan kerja
24 55,8 19 44,2 43 100,0
10 Sarung tangan adalah salah satu alat pelindung diri yang perlu anda gunakan saat bekerja di kilang papan
20 46,5 23 53,5 43 100,0
11 Pelindung kepala adalah
salah satu alat pelindung diri yang perlu anda gunakan saat bekerja di kilang papan
23 53,5 20 46,5 43 100,0
12 Masker adalah salah satu alat pelindung diri yang perlu anda gunakan saat bekerja di kilang papan
Distribusi pengetahuan responden tentang penggunaan alat pelidung diri didapatkan tingkat pengetahuan rendah sebanyak 24 orang (55,8%) dan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 19 orang (44,2%) seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Karyawan Katagori tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Kota Binjai
Pengetahuan n %
Rendah 24 55,8
Tinggi 19 44,2
Jumlah 43 100,0
4.3.2. Sikap Karyawan tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri
dikemukakan oleh karyawan tersebut dapat disebabkan oleh faktor kebiasaan dan seringnya pekerja terpapar bising dan menyebabkan bising tersebut hal yang biasa. Lebih banyak karyawan sangat tidak setuju bahwa penggunaan APD bermanfaat untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja seperti batuk-batuk yang berasal dari debu kayu sebesar 30,2%. Hal ini disebabkan belum terlalu banyak para pekerja yang menderita batuk-batuk. Secara jelas dapat dilihat pada Tabel 4.5. berikut ini: Tabel 4.4 Karakteristik Sikap Karyawan tentang Penggunaan APD
No Keterangan
Sangat
Setuju Setuju
Tidak Setuju Sangat Tidak setuju Total
n % n % n % n % n %
1 Suara tempat saya bekerja bising, sehingga
seharusnya saya menggunakan alat penutup telinga
3 7,0 13 30,2 27 62,8 0 0,0 43 100,0
2 Untuk
menghindarai debu kayu saat bekerja saya menggunakan
masker
9 20,9 10 23,3 24 55,8 0 0,0 43 100,0
3 Penggunaan
sarung tangan membuat saya terhindar dari serabut kayu yang dapat menusuk tangan saya
14 32,6 10 23,3 17 39,5 2 4,7 43 100,0
4 Penggunaan APD
bermanfaat untuk mencegah
terjadinya penyakit akibat kerja seperti batuk-batuk yang berasal dari debu kayu
5 Membedakan baju saat bekerja adalah bentuk dari penggunaan Alat Pelindung Diri, hal ini dilakukan agar resiko debu-debu dari kayu tidak terbawa ke rumah
3 7,0 20 46,5 18 41,9 2 4,7 43 100,0
6 Pelatihan
mengenai APD diperlukan oleh karyawan pada perusahaan kilang kayu
2 4,7 20 46,5 3 7,0 3 7,0 43 100,0
7 Saya bekerja pada
tempat yang
beresiko terjadinya
kecelakaan. oleh karena itu saya perlu memahami penggunaan APD
2 4,7 13 30,2 25 58,1 3 7,0 43 100,0
8 Keselamatan pada
saat bekerja merupakan hal yang penting bagi saya, oleh karena itu saya perlu menggunaan APD
16 37,2 19 44,2 8 18,6 0 0,0 43 100,0
9 Pekerja wajib
menggunakan alat pelindung diri, untuk
menghindari kecelakaan kerja
8 18,6 9 20,9 17 39,5 9 20,9 43 100,0
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Sikap Karyawan Katagori tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Kota Binjai
Sikap n %
Negatif 29 67,4
Positif 14 32,6
Jumlah 43 100,0
4.3.3. Motivasi Karyawan tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri
Motivasi karyawan tentang penggunaan APD menunjukkan bahwa karyawan tidak mendapatkan motivasi dari perusahaan berupa penyediaan APD, maupun aturan tentang panggunaan APD yang berupa sanksi dan penghargaan. Hal ini dibenarkan karena memang tidak ada peraturan mengenai SMK3 yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan sehingga perusahaan belum memiliki komitmen mengenai keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya.
Tabel 4.6 Karakteristik Motivasi Karyawan tentang Penggunaan APD
No Pertanyaan Ya Tidak Total
n % n % n %
1. Perusahaan kilang papan
memberi dan menyediakan masker setiap hari untuk setiap pekerja
0 0,0 43 100,0 43 100,0
2. Perusahaan kilang papan
memberi sarung tangan untuk saya
0 0,0 43 100,0 43 100,0
3. Perusahaan selalu mengawasi
karyawan dalam penggunaan APD
0 0,0 43 100,0 43 100,0
4 Apabila saya tidak
menggunakan APD saya akan mendapatkan sanksi
0 0,0 43 100,0 43 100,0
5 Perusahaan memberikan
penghargaan bagi karyawan yang taat menggunakan APD
Distribusi motivasi responden tentang penggunaan alat pelidung diri didapatkan seluruh responden tidak mendapatkan motivasi dalam penggunaan alat pelindung diri seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Motivasi Karyawan Katagori tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Kota Binjai
Motivasi n %
Tidak ada 43 100,0
Ada 0 0,0
Jumlah 43 100,0
4.3.4 Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri
Distribusi responden dalam penggunaan alat pelindung diri didapatkan responden yang tidak menggunakan APD sebanyak 34 orang (79,1%) dan responden menggunakan APD sebanyak 9 orang (20,9%) pada tabel berikut:
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Kota Binjai
Alat Pelindung Diri n %
Tidak menggunakan APD 34 79,1
Menggunakan APD 9 20,9
4.4.Analisis Bivariat
Untuk mengidentifikasi hubungan variabel pengetahuan, sikap dan motivasi dengan penggunaan alat pelindung diri dapat dilihat sebagai berikut:
4.4.1. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri
Hubungan pengetahuan dengan tindakan penggunaan alat pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Kota Binjai
Pengetahuan
Tindakan Penggunaan APD
Total
p
Tidak Ya
n % n % n %
Rendah 22 91,7% 2 8,3% 24 100,0
0,022
Tinggi 12 63,2% 7 36,8% 19 100,0
Total 34 79,1% 9 20,9% 43 100,0
4.4.2. Hubungan Sikap dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri Hubungan sikap dengan tindakan penggunaan alat pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10. Hubungan Sikap dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Kota Binjai
Sikap
Tindakan Penggunaan APD
Total
p
Tidak Ya
n % n % n %
Negatif 26 89,7% 3 10,3% 29 100,0
0,014
Positif 8 57,1% 6 42,9% 14 100,0
Total 34 79,1 9 20,9 43 100,0
Tabel silang antara sikap yang dibandingkan dengan tindakan penggunaan APD menunjukkan bahwa dari 29 karyawan yang sikapnya negatif, terdapat 3 orang (10,3%) yang menggunakan APD, sedangkan dari 14 karyawan yang sikapnya positif, terdapat 6 orang (42,9%) yang menggunakan APD. Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,014 < 0,05, dengan demikian terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan penggunaan APD
Tabel 4.11 Hubungan Motivasi dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Kota Binjai
Motivasi
Tindakan Penggunaan APD
Total
p
Tidak Ya
n % n % n %
Tidak ada 34 79,1% 9 20,9% 43 100,0
-
Ada 0 0,0 0 0,0 0 100,0
Total 34 79,1 9 20,9 43 100,0
Tabel silang antara motivasi yang dibandingkan dengan tindakan penggunaan APD menunjukkan bahwa dari 43 karyawan yang tidak diberi motivasi, terdapat 34 orang orang (79,1%) yang tidak menggunakan APD, sedangkan 9 orang (20,9%) karyawan lainnya menggunakan APD. Hasil uji chi square tidak didapatkan karena seluruh karyawan tidak mendapatkan motivasi dari perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada motivasi dari pihak perusahaan hal ini dikarenakan tidak ada peraturan yang ditetapkan, sehingga pihak perusahaan kurang peduli kepada karyawan yang menggunakan atau tidak menggunakan APD.
4.5. Analisis Multivariat
Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan, sikap, dan motivasi terhadap penggunaan APD menggunakan uji regresi logistik ganda (multiple logistic regression),
dikotomi atau binary, Variabel yang dimasukkan dalam model prediksi regresi logistik ganda metode backward adalah variabel yang mempunyai nilai p<0,25 pada analisis bivariatnya, Berdasarkan analisis bivariat diketahui bahwa variabel pengetahuan dan sikap dapat dilakukan uji multivariat dengan metode backward LR, dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
4.5.1 Pengaruh Pengetahuan dan Sikap terhadap Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Kota Binjai
Pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap penggunaan alat pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai adalah sebagai berikut
Tabel 4.12. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Kota Binjai
Variabel Koefisien B
Exponen (B)/ Odds
Ratio
p
Pengetahuan 1,991 7,323 0,038
Sikap 2,002 7,405 0,026
Constant -3,362
Pengaruh sikap terhadap terhadap tindakan penggunaan APD diperoleh nilai probabilitas (p=0,026), dengan odds ratio (OR) 7,405 artinya karyawan yang memiliki sikap positif mempunyai peluang untuk menggunakan APD 7,405 kali lebih besar dibandingkan dengan karyawan yang sikapnya negatif.
Berdasarkan hasil uji regresi logistik tersebut, maka dapat dibuat model persamaan regresi untuk mengidentifikasi probabilitas tindakan penggunaan APD sebagai berikut:
1 P =
1 + e –(-3,362+ 1,991 (X1) + 2,002(X2
Keterangan
))
p : Probabilitas tindakan penggunaan APD X1
X
: Pengetahuan, koefisien regresi 1,991
2
a : Ketetapan -3,362
: Sikap, koefisien regresi 2,002
e : Bilangan alamiah 2,71828
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Tindakan Penggunaan APD
Para pekerja kilang papan lebih banyak pada usia 21-40 tahun, pekerjaan pada kilang papan ini memang lebih banyak merekrut pada usia produktif yaitu 21 tahun keatas, karena pekerjaan ini membutuhkan tenaga yang cukup banyak seperti menggeser kayu, menggangkat hingga menyusun kayu baik yang belum dipotong maupun sudah dipotong yang dilakukan secara manual. Pada bagian pabrik pengolahan para pekerja diharuskan laki-laki, sedangkan para pekerja perempuan ditempatkan pada bagian administratif. Kebanyakan pendidikan para pekerja adalah tamat SMA karena pekerjaan kilang papan bukanlah pekerjaan yang memerlukan keahlian atau keterampilan khusus, hanya memerlukan keterampilan dalam menggunakan mesin sesuai dengan prosedur yang bisa didapakan dari pengalaman sehari-hari. Jadi, meskipun mereka memiliki pendidikan terakhir yang rendah tapi mereka mampu melakukan pekerjaan berdasarkan pengalaman serta informasi-informasi dari lingkungan yang mereka dapatkan dan yang penting mereka memiliki tenaga yang kuat dan cermat saat bekerja.
balok, penyimpanan/ penyusunan balok dan pada pembuatan papan sesuai dengan pesananan baik dari dalam maupun luar negeri. Pada bagian penerimaan kayu dan penyusunan kayu, perlu disediakan sarung tangan bagi para pekerja, sehingga tangan para pekerja tidak licin, tidak lecet, dan tidak terjadi pengerasan telapak tangan (kapalan) karena terlalu sering mengangat kayu. Pada proses pembuatan papan dengan menggunakan mesin para pekerja diharapkan memakai masker karena pada saat memproduksi kayu, banyak serbuk-serbuk kayu yang betebaran di udara pada lingkungan kerja mereka, yang lama-kelamaan akan mengganggu sistem pernafasan pekerja, tidak heran jika sebagian pekerja mengeluh sering menderita batuk-batuk di saat mereka bekerja. Sepatu sebagai pelindung kaki juga perlu digunakan pada bagian produksi papan, karena di lingkungan kerja mereka banyak terdapat serpihan kayu yang dapat menggores kaki pekerja.
menyusun balok kayu tersebut resiko yang dapat dialami para pekerja adalah tertimpa balok kayu dan mengakibatkan kaku pada jemari dan telapak tangan, oleh sebab itu di sarankan pada bagian penyusunan balok kayu para pekerja menggunakan helm, sarung tangan dan sepatu pelindung.
5.2 Pengaruh Pengetahuan terhadap Tindakan Penggunaan APD
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris dan rasional. salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan terhadap kesehatan adalah tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan karyawan yang rata-rata SMA menyebabkan kemampuan karyawan untuk memahami informasi tentang APD menjadi berkurang.
membutuhkan perlindungan diri yang mengakibatkan perusahaan terkadang acuh atas kesehatan dan keselamatan para pekerjanya.
Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,038 dengan demikian terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan penggunaan alat pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai. Hasil penelitian ini sesuai dengan Mulyanti (2008) tentang penggunaan alat pelindung diri dalam asuhan persalinan normal di Rumah Sakit Meuraxa Banda Aceh tahun 2008, dimana hasil penelitiannya menyatakan variabel pengetahuan mempengaruhi perilaku terhadap penggunaan APD. Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Karyawan yang berpengetahuan tinggi sebagian besar menggunakan APD yaitu 7 orang (36,8%) dan karyawan yang berpengetahuan rendah hanya 2 orang (8,3%). Hasil ini memperlihatkan benang merah antara pengetahuan dengan penggunaan APD, bahwa seseorang yang pengetahuannya baik cenderung untuk berperilaku baik terutama dalam menjaga kesehatan dan keselamatan diri dalam bekerja, begitu pula sebaliknya, orang yang pengetahuannya kurang cenderung untuk berperilaku buruk dalam menjaga kesehatan dan keselamatan diri dalam bekerja.
berhubungan dengan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) pada juru las listrik diwilayah kecamatan Tembalang kota Semarang mengatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan responden dengan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan tingkat keeratan sedang
Uji statistik regresi logistik berganda menunjukkan variabel pengetahuan menunjukkan ada pengaruh terhadap tindakan penggunaan APD dengan nilai p= 0,022 < α=0,05. Hal ini dikarenakan perilaku karyawan dipengaruhi oleh pengetahuan. Seorang karyawan akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Selain itu pengetahuan akan menimbulkan kesadaran dan akhirnya menyebakan karyawan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini memakan waktu yang lama karena didasari oleh kesadaran mereka sendiri bukan karena paksaan.
potensi bahaya di tempat kerja, penyakit akibat kerja, manfaat APD, serta pelatihan tentang penggunaan APD. Ketersedian fasilitas dalam memperoleh informasi APD juga perlu dilakukan.
Penelitian yang dilakukan oleh Sukarso (2005) pada penggilingan padi di wilayah kerja puskesmas kedawung II kecamatan kedawung Kabupaten Sragen pada tenaga kerja yang mempunyai masa kerja lama 9 tahun diperoleh bahwa 53,1 % tenaga kerja memiliki pengetahuan kurang mengenai pengertian APD masker, 59,3% tenaga kerja tidak memakai APD masker selama bekerja di penggilingan padi. Hasil analisa bivariat menunjukkan adanya pengaruh antara pengetahuan dan sikap terhadap kedisiplinan pemakaian APD masker.
perusahaan. Selain itu perusahaan dapat melakukan berbagai cara dalam mengingatkan kembali para karyawannya dengan cara menempelkan poster-poster ataupun arahan-arahan mengenai penggunaan APD.
5.3 Pengaruh Sikap terhadap Tindakan Penggunaan APD
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007). Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah respon karyawan tentang penggunaan APD. Sikap karyawan tentang penggunaan APD di PT Hidup Baru pada penelitian ini mayoritas negatif yaitu sebesar 67,4%. sebagian besar responden (55,8%) menyatakan tidak perlu menggunakan masker untuk menghindari debu kayu saat bekerja. Banyak faktor yang mempengaruhi karyawan memiliki sikap negative terhadap alat pelindung diri antara lain mereka merasa belum membutuhkan penggunaan APD, tidak merasa bahwa terdapat resiko saat bekerja, dan tidak merasa bahwa pelatihan mengenai APD merupakan hal yang penting.
memiliki karakterstik responden yang berbeda, lokasi dan tempat penelitian yang berbeda.
Sikap penggunaan APD yang kurang baik kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor lain seperti tingkat pengetahuan apabila pekerja tidak mengetahui tentang APD dapat berpengaruh terhadap perubahan sikap, kenyamanan juga menjadi sangat penting dalam membangun keinginan penggunaan APD pada karyawan. kenyamanan saat menggunakan APD, penggunaan APD yang tidak mengganggu aktivitas saat bekerja, ketersediaan APD, peraturan yang dilaksanakan oleh perusahaan dan yang pastinya peraturan tersebut diketahui oleh pekerja, dan pengawasan yang ketat oleh pihak manajemen perusahaan memungkinkan perubahan sikap negative karyawan menuju pada sikap yang positif mengenai penggunaan APD. Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,014, dengan demikian terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan penggunaan alat pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai. Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak. Dalam penelitian ini sikap yang baik menunjukkan perilaku yang baik terhadap penggunaan APD saat bekerja. Sikap karyawan tersebut terwujud dari tingkat pemahamannya tentang kegunaan APD, akibat yang ditimbulkan jika tidak menggunakan APD.
sikap yang positif saja tetapi juga bisa dipengaruhi oleh faktor lingkungannya. Akan tetapi, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Farida (2006) yang berjudul Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) pada juru las listrik diwilayah Kecamatan Tembalang Kota Semarang yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara sikap responden dengan pemakaian APD.
Karyawan yang bersikap positif sebagian besar menggunakan APD yaitu 6 orang (42,9%) dan karyawan yang bersikap negatif hanya 3 orang (10,3%). Hasil ini memperlihatkan benang merah hubungan antara sikap dengan penggunaan APD, bahwa seseorang yang bersikap positif cenderung untuk berperilaku baik terutama dalam menjaga kesehatan dan keselamatan diri dalam bekerja, begitu pula sebaliknya, orang yang bersikap negatif cenderung untuk berperilaku buruk dalam menjaga kesehatan dan keselamatan diri dalam bekerja. Uji statistik regresi logistik berganda menunjukkan variabel sikap menunjukkan ada pengaruh terhadap tindakan penggunaan APD dengan nilai p= 0,026 < α=0,05. Green dan Kreuter (2005) juga menyatakan sikap merupakan faktor untuk mempermudah terjadinya perubahan perilaku. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut Azwar (2007) antara lain pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama serta pengaruh factor emosional.
pengetahuan itu. Sikap juga akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalaman yang dimiliki oleh seseorang. Sikap juga di pengaruhi oleh nilai-nilai yang menjadi pegangan setiap orang dalam bermasyarakat. Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa sikap ditentukan oleh beberapa faktor salah satunya adalah pengetahuan. Sikap negatif yang ditampilakan oleh karyawan bukan hanya dipengaruhi oleh pengetahuan karyawan, tetapi juga faktor lain. Kebiasaan menganggap remeh dan merasa bahwa pemakaian APD tidak begitu penting tidak begitu penting justru memberikan efek buruk bagi keselamatan kerja karyawan. Pembentukan sikap dapat dilakukan secara berlahan dan dapat memberikan hasil saat dilakukan dengan disiplin.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh pengetahuan karyawan (p = 0,038) terhadap tindakan penggunaan Alat Pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai.
2. Ada pengaruh Sikap karyawan (p = 0,026) terhadap tindakan penggunaan Alat Pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai.
3. Tidak ada pengaruh motivasi terhadap tindakan penggunaan Alat Pelindung diri di PT Hidup Baru Kota Binjai.
4. Sikap merupakan pengaruh yang paling dominan terhadap tindakan APD yaitu karyawan yang memiliki sikap positif mempunyai peluang untuk menggunakan APD 7 kali lebih besar dibandingkan dengan karyawan yang sikapnya negatif.
6.2 Saran
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja bagi karyawan dan menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung kesehatan dan keselamatan pekerja. 2. Diharapkan agar para pekerja meningkatkan pengetahuan dan sikap atas
keselamatan mereka disaat bekerja, dan berperilaku aman.