• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Ibu Untuk Memilih Implant sebagai alat kontrasepsi di kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan polonia Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Ibu Untuk Memilih Implant sebagai alat kontrasepsi di kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan polonia Tahun 2013"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization) Keluarga Berencana adalah

tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan

objekobjek tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,

mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara

kehamilan, mengontrol waktu saat saat kelahiran dalam hubungan dengan umur

suami istri, dan untuk menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, 2004). Salah

satu metoda Kelurga Berencana (KB) adalah Implant. Implant adalah suatu alat

kontrasepsi yang berjangka waktu lima tahun yang terdiri dari enam batang susuk

lembut terbuat dari sejenis karet elastis yang mengandung hormon, (Kamus Kebidanan,

2005).

Dari sekian banyak masalah saling berkaitan yang dihadapi manusia dalam

perempatan abad terakhir, laju prtumbuhan penduduk yang cepat merupakan masalah

satu yang besar. Angka kematian bayi dan anak-anak telah banyak berkurang karena

sanitasi dan pengendalian penyakit yang lebih baik, menyebabkan jumlah yang bertahan

hidupn meningkat, hinggah mencapai tahu-tahun reproduktif mereka dan melahirkan

keturuna(Liewellyn, 2005).

Di negara yang kaya, tingkat pertumbuhan populasi menurun karena wanita(dan

pria) memilih anak sedikit dan, dengan menggunakan metode pengendalian kelahiran

dapat mempunyai keluarga yang kecil. Sebaliknya dinegara sedang berkembang yang

(2)

pasangan membatasi jumlah keluarga. Ini karna anak dilihat sesuatu yang berharga di

dalam masyarakat, anak-anak juga dihargai karena mereka menunjukkan maskulinitas

pria. Tetapi di negara-negara ini pun, wanita mengiginkan jumlah anak yang sedikit,

sehinggah keinginan membatasi jumlah keluarga sebenarnya ada. Selain itu, juga ada

kesadaran bahwa jika kelahiran diberi jarak antara 2 dan 3 tahun, maka kesehatan dan

sejahteraan setiap anak dan ibunya, memperoleh keuntungan(Derek, 2005).

Keluarga Berencana, merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang

paling dasar dan utama bagi wanita meskipun tidak slalu diakui demikian. Untuk

optimalisasi manfaat kesehatan keluraga berencana, pelayanan tersebut harus disediakan

bagi wanita dengan cara menggabungkan dan memenuhi kebutahan pelayanan kesehatan

reproduksi utama dan yang lain, seta juga repronsif terhadap bebagai tahap kehidupan

reproduksi wanita. Peningkata dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan

salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedimikian

tinggi akibat kehamilan, yang dialami oleh wanita di negara berkembang(Marge, 1997)

Sejarah keberhasilan pada abad ke 20 saat ini hampir 60 % pasangan usia subur

(PUS) di seluruh dunia menggunakan kontrasepsi. Hingga saat ini populasi dunia sudah

mencapai angka 6 milyar dan lebih dari 120 juta wanita negara berkembang tidak

memiliki cara mencegah kehamilan. Pada awal tahun 2000, para pakar kependudukan

memproyeksikan penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 234,1 juta Angka ini

merupakan proyeksi moderat yang mengasumsikan keberhasilan program

Keluarga

Berencana (KB) dalam menurunkan fertilitas pada periode 1997-2000 terus berlanjut.

Pelayanan KB yang berkualitas belum sepenuhnya menjangkau seluruh wilayah

(3)

mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan keluarga berencana yang

berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

maju, mandiri, memilih jumlah anak yang ideal. berwawasan ke depan, bertanggung

jawab dan harmonis. Visi tersebut dijabarkan dalam 6 visi yaitu memberdayakan

masyarakat, menggalang kemitraan, dalam peningkatan kesejahtera, kemandirian dan

ketahanan keluarga. Meningkatkan kegiatan khusus kualitas KB dan kesehatan

reproduksi, meningkatkan promosi, perlindungan dan upaya mewujudkan hak-hak

reproduksi dan meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan

kesetaraan dan keadilan gender melalui program KB serta mempersiapkan sumber daya

manusia yang berkualitas sejak pembuahan dan kandungan sampai pada usia lanjut

(Saroha, 2009).

Berdasarkan hasil SDKI jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 mencapai jumlah

penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus ini adalah sebanyak 237.556.363 orang,

yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan. Laju pertumbuhan

penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun. Jumlah presentasi KB aktif

75,36% (SDKI 2007). Berdasarkan fakta utama KB, pengguna alat KB/ cara KB pada

perempuan perna kawin pada umur 15-49 tahun 53,9%, perempuan perna kawin usia

reproduktif yang tidak menggunakan alat/cara KB untuk mencegah atau menunda

kehamilan 19% dan yang perna ber KB tetapi sekarang tidak menggunakan sebesar

27,1%(Wijaya, 2011,¶ 9). Jumlah peserta KB berdasarkan SDKI 2002-2003 meliputi

peserta KB Suntik 27,8%, Pil KB 13,2%, IUD 6,2% susuk KB 4,3%, Metode operasi

Wanita (MOW) 3,7% , Metode Operasi Pria (MOP) 0,4% dan Kondom 0,9% dan

(4)

yang masing-masing menggunakan cara pantang berkala 1,6%, senggama terputus 1,5%

dan cara lain 0,5%.

Berdasarkan hasil presurvey di Badan Pemberdayaan Perempuan Keluarga

Berencana pada tahun 2012 di Kota Medan jumlah PUS sebanyak 330.376 pasanganyan

g menjadi peserta KB aktif pada bulan oktober sebanyak 220.270 yakni peserta KB IU

D sebanyak 29.320 peserta, Metode Operasi Wanita sebanyak 13.469 peserta, Metode

Operasi Pria 2.182 peserta, Kondom13.198 peserta,Implant 5.686 peserta, Suntik 77.176

peserta dan Pil sebanyak 69.239 peserta. Sementara PUS yang bukan peserta KB ada

sebanyak 716.739 yakni 73.863 jumlah pasangan usia subur yang sedang hamil, 213.653

jumlah pasangan usia subur yang Ingin Mempunyai Anak Segera (IAS), 249.586 jumlah

pasangan usia subur Tidak Ingin Anak Lagi (TIAL), 179.637 jumlah pasangan usia

subur yang ingin anak ditunda (BPPKB, 2012).

Berdasarkan data Laporan Puskesmas polonia (2012) jumlah Pasangan Usia

Subur (PUS) yang ada di kecamatan Medan polonia sebanyak 7.368. Yang terbagi

menjadi 5 desa/kelurahan yaitu kelurahan Polonia sebanyak 3031 PUS, yang

menggunakan KB implant 267 orang (8,86%), kelurahan Sari Rejo sebanyak 3069 PUS,

yang menggunakan KB implant 274 (8,92), kelurahan Suka Dame sebanyak 595 PUS,

yang menggunakan KB implant 38 orang (6,38), kelurahan Anggrung sebanyak 354

PUS, yang menggunakan KB implant 13 orang (3,67), kelurahan Madras Hulu sebanyak

319 PUS, yang menggunakan KB implant 1 orang (0,03%), sedangkan jumlah akseptor

KB di wilayah ini tahun 2012 adalah akseptor KB Pil 1.735 orang (33,83%) Suntik

1.561 (30,44%) Implant 536 orang (10,45%), IUD 500 (9,75) orang Metode Operasi

(5)

Berdasarkan latar belakang masalah maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian beberapa faktor yang mempengaruhi masih rendahnya minat ibu untuk

memilih implant sebagai alat kontrasepsi di kelurahan Madras Hulu. jumlah PUS di

kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan Polonia sebanyak 319 PUS. Jumlah PUS

peserta KB aktif 229 orang, yang menggunakan KB implant 1 orang dan jumlah PUS

yang bukan peserta KB 89 orang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan peneliti diatas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah : faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

minat ibu untuk memilih implant sebagai alat kontrasepsi di Kelurahan Madras Hulu

Kecamatan Medan Polonia 2013?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya

minat ibu untuk memilih implant sebagai alat kontrasepsi di

(6)

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui rendahnya minat ibu untuk memilih implant sabagai alat

kontrasepsi berdasarkan faktor pendidikan formal di Kelurahan Madras

Hulu kecamatan Medan Polonia tahun 2013.

b. Mengetahui rendahnya minat ibu untuk memilih implant sebagai alat

kontrasepsi berdasarkan faktor ekonomi di Kelurahan Madras Hulu

kecamatan Medan Polonia tahun 2013.

c. Mengetahui rendahnya minat ibu untuk memilih implant sebagai alat

kontrasepsi berdasarkan faktor sumber informasi di Kelurahan Madras

Kecamatan Medan Polonia tahun 2013.

d. Mengetahui rendahnya minat ibu untuk memilih implant sebagai alat

kontrasepsi berdasarkan faktor pengetahuan di Kelurahan Madras Hulu

kecamatan Medan Polonia tahun 2013.

e. Mengetahui rendahnya minat ibu untuk memilih implant sebagai alat

kontrasepsi berdasarkan faktor sikap di Kelurahan Madras Kecamatan

(7)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Petugas Kesehatan

Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan dalam rangka lebih

meningkatkan pelayanan KB terutama alat Kontrasepsi Implant.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan atau

bahan perbandingan untuk penelitian yang akan datang dan sebagai bahan

bacaan bagi institusi pendidikan dalam keagiatan proses belajar.

3. Bagi Mahasiwi D-IV Kebidanan

Sebagai informasi pengembangan ilmu pengetahuan asuhan kebidanan

bagi peneliti berikutnya yang ingin meneliti yang berkaitan dengan faktor yang

mempengaruhi rendahnya minat ibu untuk memilih implant sebagai alat

kontrasepsi.

4. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat dapat menjadi sumber pengetahuan, saran dan masukan bagiakseptor

KB dalam rangka peningkatan pengetahuan mengenai alat kontrasepsi implant.

5. Bagi Pemerintah

Untuk membantu pemerintah dalam menggalakan pelaksanaan progaram

KB (Keluarga Berencana).

Referensi

Dokumen terkait

bahwa sesuai ketentuan dalam Pasal 55 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Antioxidant Activity of Purified Active Peptide Derived from Spirulina platensis Enzymatic Hydrolysates.. Nur Maulida Safitri 1, 2 , Endang Yuli Herawati 1 , Jue-Liang Hsu

Thus, since internal (external) sourcing and com- pensation structure based on ®rm pro®t (division pro®t) complement each other since they are both dependent (independent) in

Sesuai dengan persamaan (4) di atas, maka setiap titik yang berada dalam satu bidang horizontal dalam zat cair, memiliki tekanan hidrostatis yang sama, misal

Kapolda Banten (Kanan) menyerahkan cinderamata kepada Andi Gani Nena Wea Komisaris Utama PT PP (Persero) Tbk (Kiri) pada acara Buka Puasa Bersama di Polda Banten, Serang

Berdasarkan Tabel 11 hasil Uji Parsial (t) menyatakan bahwa Word Of Mouth secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Meminjam Kredit

[r]

maka pada penelitian ini dilakukan isolasi triterpenoid dari kulit batang Phyl - lanthus acidus Skfiels (cereme) dan kemudian dilakukan uji kwalitatif dengan