• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengembangan Objek Wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah Di Desa Hulu, Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deliserdang, Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengembangan Objek Wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah Di Desa Hulu, Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deliserdang, Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Pariwisata

Secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan

seseorang untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat yang lain

dengan meninggalkan tempat yang semula dalam suatu perencanaan atau

bukan maksud untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi

semata - mata untuk menikmatinya. Suatu perjalanan akan dianggap sebagai

perjalanan wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan, yaitu bersifat

sementara, bersifat sukarela ( voluntary ) dalam arti tidak terjadi karena paksaan,

dan tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah (Soekadijo, 2000).

Menurut Santoso (2003), perkembangan kepariwisataan muncul dengan

istilah sustainable tourism atau wisata berkelanjutan. Wisata berkelanjutan

dipandang sebagai suatu langkah untuk mengelolah semua sumberdaya alam

secara sosial dan ekonomi yang dapat dipenuhi dengan memelihara integritas

budaya, proses-proses ekologi yang mendasar, keragaman hayati, dan unsur-unsur

pendukung kehidupan lainnya. Dari definisi ini, disebutkan bahwa ekowisata

merupakan perjalanan wisata yang berbasiskan alam yang mana dalam

kegiatannya sangat tergantung kepada alam sehingga lingkungan, ekosistem, dan

kearifan-kearifan lokal yang ada di dalamnya harus dilestarikan keberadaanya.

Perencanaan pembangunan berbasis masyarakat salah satunya

menggunakan metode 7 (tujuh) langkah perencanaan (seven magic step) yang

meliputi tahap definisi masalah, tujuan, analisis kondisi, altenatif kebijakan,

pilihan alternatif, implementasi, dan pemantauan (Hadi, 2005). Namun pada

(2)

bertanggungjawab terhadap kelestarian areal yang masih alami (natural area),

memberi manfaat secara ekonomi, dan mempertahankan keutuhan budaya bagi

masyarakat.

Penelitian analisis pengembangan ekowisata berwawasan lingkungan di

Desa Hulu perlu dikembangkan dengan sumber yang tepat agar pengembangan

potensi objek wisata didukung dengan hasil penelitian. Beberapa bahan pustaka

yang diharapkan dapat membantu hasil penelitian antara lain pengertian tentang

konsep pariwisata, ekowisata, konsep pengembangan ekowisata, daya objek

dan daya tarik wisata, dampak pengembangan ekowisata, analisis SWOT,

kondisi umum lokasi penelitian, kependudukan dan sosial ekonomi masyarakat

mengenai analisis potensi wisata. Menurut Fahmi (2013), dalam menganalisis

secara lebih dalam tentang analisis SWOT, maka perlu dilihat faktor eksternal

dan internal sebagai bagian penting dalam analisis SWOT.

Ekowisata

Pengertian ekowisata saat ini masih sangat rancu. Sekartjakrarini dan

Legoh (2004) memperkenalkan tiga isu strategis yang berkembang yaitu :

1. Ecotourism adalah produk wisata (segmen pasar relatif terbatas), atau sebagai

konsep pariwisata (menciptakan hubungan timbal balik yang saling mengisi

antara pelestarian lingkungan – peningkatan kesejahteraan, mutu hidup

masyarakat adat, dan lokal – kelayakan ekonomi dalam kelayakan finansial

usaha).

2. Praktik penyelenggaraan ecotourism terbatas atau identik dengan kawasan

hutan, dan berlaku untuk semua kawasan alam berupa kawasan budaya (situs

(3)

3. Penyelenggaraan kegiatan usaha ecotourism terbatas dalam usaha ekonomi

masyarakat akan berlangsung secara berdampingan dengan usaha pelaku pasar.

Merujuk pada Wood dalam Hendarto (2008), sebuah perjalanan dapat

dikategorikan sebagai ekowisata bila melibatkan komponen-komponen yaitu

memberikan sumbangan pada konservasi biodiversitas, menopang kesejahteraan

masyarakat lokal, menginterpretasikan pengalaman-pengalaman yang diperoleh

dalam kehidupan kesehariannya, melibatkan tanggung jawab wisatawan, dan

industri. Dengan kata lain, ekowisata adalah bentuk industri pariwisata berbasis

lingkungan yang akan memberikan dampak kecil bagi kerusakan alam, budaya

lokal sekaligus menciptakan peluang kerja, pendapatan serta membantu kegiatan

konservasi alam itu sendiri.

Konsep Pengembangan Ekowisata

Konsep wisata yang berbasis ekologi atau yang lebih dikenal dengan

ekowisata yang dilatarbelakangi dengan perubahan pasar global yaitu

pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada negara-negara asal wisatawan. Selain itu,

ekowisata memiliki ekspektasi yang lebih mendalam dan lebih berkualitas dalam

melakukan perjalanan wisata serta konsep wisata ini disebut wisata minat khusus

(Fandeli, 2002).

Wisatawan minat khusus umumnya memiliki intelektual yang lebih tinggi,

pemahaman serta kepekaan terhadap etika, moralitas, dan nilai-nilai tertentu.

Bentuk wisata ini adalah bentuk pencarian pengalaman baru. Wisatawan

cenderung beralih kepada wisata alami dibandingkan pola-pola wisata buatan

(4)

Menurut Fandeli dan Mukhlison (2000), basis pengembangan wisata minat

khusus meliputi :

1. Aspek alam seperti flora, fauna, fisik geologi, vulkanologi, hidrologi, hutan

alam atau taman nasional.

2. Objek dan daya tarik wisata budaya yang meliputi budaya peninggalan sejarah

dan budaya kehidupan masyarakat. Potensi ini selanjutnya dapat dikemas

dalam bentuk wisata budaya peninggalan sejarah, wisata pedesaan, dan

sebagainya dimana wisatawan memiliki minat untuk terlibat langsung dan

berinteraksi dengan budaya masyarakat setempat serta belajar berbagai hal dari

aspek-aspek budaya yang ada.

Daya Objek dan Daya Tarik Wisata

Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dari fasilitas yang

saling berhubungan untuk menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk

datang ke suatu daerah atau tempat tertentu. Tanpa adanya daya tarik di suatu

daerah atau tempat tertentu, kepariwisataan sulit untuk dikembangakan. Wisata

alam adalah bentuk kegiatan yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan

tata lingkungan (Suwantoro, 2002).

Dampak Pengembangan Ekowista

Berkembangnya ekowisata bukan hanya dikarenakan ekowisata itu tidak

mengutamakan keuntungan ekonomi, melainkan juga menjaga keseimbangan,

kelangsungan, dan keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya alam.Pengembangan

ekowisata tentu saja akan memberikan dampak positif maupun dampak negatif.

(5)

lingkungan sekitarnya. Menurut Mill (2009), dampak pengembangan dari

ekowisata yaitu:

a. Dampak positif :

1) Terpeliharanya kebersihan alam lingkungan untuk menarik datangnya

wisatawan.

2) Terjaganya keistimewaan lingkungan seperti hutan , pantai, hewan, dan

pemandangan alamnya.

b. Dampak Negatif :

1) Lingkungan yang rusak seperti meningkatnya kadar polusi baik air, udara,

suara, dan kemacetan lalu lintas.

2) Pembukaan hutan untuk ladang luas, lokasi perumahan, jalan, dan parkir.

3) Hilangnya suasana alam karena hilangnya area hutan, kehidupan satwa

liar, dan kesejukan udara.

Menurut Haris dalam Fauzi (2004), konsep keberlanjutan dapat dibagi

menjadi tiga aspek pemahaman yaitu aspek keberlanjutan ekonomi, keberlanjutan

lingkungan, dan keberlanjutan sosial. Pengembangan potensi objek wisata harus

meminimalkan dampak negatif dimasa yang akan datang dan dapat lebih ditekan

dalam mengembangkan dampak positifnya. Pembangunan sarana dan prasarana

dalam pengembangan ekowisata akan memberikan nilai-nilai berwawasan

lingkungan dan menggunakan bahan-bahan di sekitar objek walau terlihat

sederhana.

Studi ini menduga bahwa aktivitas yang dilakukan oleh pelaku ekowisata,

produk perencanaan, sistem pengelolaan ekowisata, serta kondisi sarana, dan

(6)

berbeda. Dorongan kunjungan dalam berbagai kepentingan baik kepentingan

ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain

misanya sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar

(Suwantoro, 2002).

Analisis SWOT

SWOT adalah sebuah singkatan dari strenghths (s), weakness (w),

opportunities (o), dan threats (t). Analisis SWOT memiliki tujuan memisahkan

masalah pokok dan memudahkan pendekatan strategis dalam suatu bisnis atau

organisasi. Menurut Rangkuti (2004), menjelaskan bahwa analisis SWOT adalah

identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi

perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan

keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi,

dan kebijakan perusahaan. Perencanaan strategi harus menganalisis faktor-faktor

strategi (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang saat ini.

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah ini

terletak di Desa Hulu, Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deliserdang, Provinsi

Sumatera Utara dengan ketinggian ± 35 mdpl. Secara geografis terletak diantara

0980 35’ 00” sampai 0980 27’ 00” dan 030 098028’00”LU sampai 030 33’ 00”

(7)

hujan rata-rata 21 mm/bulan serta tingkat kemiringan tanah 10 %

(Pemerintahan Kabupaten Deliserdang, 2014).

Kawasan wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah

merupakan kawasan hutan adat yang turun menurun yang diwariskan kepada

anak-anaknya dengan luasan kawasan 4 ha. Pengelola objek wisata ini bernama

bapak Banta Sembiring. Kawasan objek wisata didirikan pada tahun 2009 hingga

sekarang. Berdasarkan keadaan lingkungan yang sesuai, kawasan ini diubah

menjadi daerah objek wisata. Landscape dan layout lokasi objek wisata dapat

dilihat pada Lampiran 11 dan 12.

Desa Hulu memiliki jarak 18 km dari ibukota provinsi Sumatera Utara

dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tengah.

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pertampilen.

3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Namo Simpur.

4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sungai Tengah.

Kependudukan dan Sosial Ekonomi Masyarakat

Jumlah penduduk di Desa Hulu, Kecamatan Pancurbatu pada saat ini

berjumlah 4.489 jiwa dengan 1068 KK. Desa Hulu terbagi atas 5 dusun yaitu

Dusun I, Dusun II, Dusun III, Dusun IV, dan Dusun V. Mata pencaharian

masyarakat di Desa Hulu adalah sebagai petani (2,4%), PNS (12,8%), wiraswasta

(13,01%), pensiunan PNS (10,1 %), pegawai BUMN (1,8%), dan buruh/ pegawai

swasta/supir ( 59,9%) (Kecamatan Pancurbatu, 2014).

Tingkat keyakinan masyarakat di Desa Hulu yaitu menganut agama Islam

(8)

agama Hindu (0,15%), dan agama Budha (0,2%). Desa ini memiliki 8 rumah

tempat ibadah yang terdiri dari 3 buah Masjid, 2 buah Gereja Kristen Protestan, 1

buah Gereja Khatolik, 1 buah Mushola, dan 1 buah Klenteng. Desa ini juga

memiliki 7 prasarana dan sarana pendidikan yang terdiri dari gedung TK, gedung

SD, gedung SMP, gedung SMA, gedung tempat bermain anak, lembaga

pendidikan agama, dan perpustakaan desa/ kelurahan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa sistem teknologi informasi mempunyai hubungan secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dan sistem

Judul Tesis : PEMBUATAN FURFURAL DARI SEMBUNG RAMBAT ( Mikania micrantha ) DENGAN MENGGUNAKAN ASAM ORGANIK DARI BELIMBING WULUH ( Averrhoa blimbi ).. Nama Mahasiswa :

6399 2564 MTsS MA`ARIF 17 DARUL ULUM Dusun Bali Desa Plumpang Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan Lamongan. 6400 2565 MTsS Wachid

atas kepemilikan bank adalah : PT.Victoria Sekuritas 35.33% (dimiliki oleh Suzanna Tanojo dan Christien Tanoyo melalui PT. Suryayudha Investindo Cipta 7.79% (dimiliki oleh Benny

By means of these constraints, new closed form algorithms are proposed for the estimation of a variable or common camera constant value given the fundamental matrix and

PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL Tbk Per 30 September 2009 dan 30 September 2008 (Dalam Jutaan Rupiah).

Pemegang Saham Akhir (Ultimate Shareholders) atas kepemilikan bank adalah : PT.Victoria Sekuritas 43,73% (dimiliki oleh Suzanna Tanojo dan Christien Tanoyo melalui PT.

Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek yuridis tersebut antara lain disebabkan adanya, ketiadaan peraturan