• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hygiene Sanitasi Penyedian dan Pemeriksaan Escherichia coli Pada Sambal di Beberapa Rumah Makan Jalan Dr.Mansyur Kota Medan Sumatera Utara 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hygiene Sanitasi Penyedian dan Pemeriksaan Escherichia coli Pada Sambal di Beberapa Rumah Makan Jalan Dr.Mansyur Kota Medan Sumatera Utara 2015"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Higiene Sanitasi

Ditinjau dari ilmu kesehatan lingkungan, istilah higiene dan sanitasi

mempunyai tujun yang sama dan erat kaitannya antara satu dengan lainnya yaitu

melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan manusia (individu

maupun masyarakat. Tetapi dalam penerapannya, istilah higiene dan sanitasi

memiliki perbedaan, yaitu hygine lebih mengarahkan aktivitasnya kepada manusia

(individu maupun masyarakat), sedangkan sanitasi lebih menitik beratkan pada

faktor-faktor lingkungan hidup manusia(Azwar,1990).

Higiene adalah usaha kesehatan yang preventif yang menitik beratkan

kegiatannya pada usaha kesehatan individu maupun usaha kesehatan pribadi hidup

manusia. Pengertian hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan

melindungi kesehatan individu subjeknya (DepkesRI 2004).

Higiene makanan dapat didefinisikan sebagai tindakan yang diambil untuk

memastikan bahwa suatu makanan terbebas dari zat-zat berbahaya, berbagai

macam zat atau substansi yang berbahaya, ini bisa terdapat baik di dalam maupun

di luar dari makanan tersebut.

Sanitasi adalah usaha kesehatan preventif yang menitik eratkan kepada

kegiatan usaha kesehatan hidup manusia. Upaya kesehatan dengan cara

memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subjeknya (Depkes

(2)

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang perlu untuk

membebaskan makanan dari segala bahaya yang dapat menggangu atau merusak

kesehatan, mulai dari sebelum makanan di produksi, dalam proses pengolahan,

penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan tersebut siap

untuk dikonsumsi kepada masyarakat atau konsumen.

Higiene dan sanitai tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena

erat hubungannya, misalnya higiene sudah baik karena mau mencuci tangan tetapi

sanitasi tidak mendukung karena tidak tersedia air, maka mencuci tangan tidak

sempurna (DepkesRI, 2004).

2.2. Prinsip Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman

Pengertian dari prinsip hygiene sanitasi makanan dan minuman khususnya

hygiene sanitasi rumah makan adalah pengendalian terhadap lima faktor yaitu;

tempat/bangunan, fasilitas sanitasi, peralatan masak dan makan,

ketenagaan/karyawan dan terakhir bahan makanan. Terdapat 6 (enam) prinsip

hyigiene sanitasi makanan dan minuman (DepkesRI, 2004) yang juga terdapat

pada penilaian kelaikan hygiene sanitasi di rumah makan sesuai Permenkes RI No

1096/MENKES/PER/VI/2011. yaitu;

1. Keadaan bahan makanan

Semua jenis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara fisik serta

kesegarannya terjamin, terutama bahan-bahan makanan yang mudah membusuk

atau rusak seperti daging, ikan, susu, telur, makanan kaleng, buah sayur dan

(3)

jaringan perjalanan makanan yang begitu panjang dan melalui jaringan

perdagangan yang begitu luas.salah satu upaya mendapatkan bahan makanan yang

baik adalah dengan membeli bahan makanan di tempat yang telah diawasi oleh

pemerintah seperti pasar swalayan, rumah potong hewan atau supplier bahan

makanan yang telah berizin.

2. Penyimpanan bahan makanan

Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi oleh

masyarakat. Bahan makanaan yang tidak segera diolah perlu cara penyimpanan

yang baik, mengingat sifat bahan makanan yang berbeda-beda dan dapat

membusuk, sehingga kualitasnya dapat terjaga. Salah satu tempat penyimpanan

terbaik adalah lemari es atau frezeer. Cara penyimpanan yang memenuhi syarat

hygiene sanitasi makanan adalah sebagai berikut;

a. Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus/gudang yang bersih dan

memenuhi syarat.

b. Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak

memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang.

Untuk produk yang mudah rusak agar disimpan pada suhu yang dingin,

dengan temperatur ruangan yang baik yaitu;

a. Untuk bahan makanan kering suhu harus 20 ºC

b. Untuk penyimpanan bahan makanan segar, lauk-pauk seperti daging

sapi, daging ayam,dan ikan antara -5 ºC – 0 ºC.

c. Untuk ruangan penyimpanan bahan makanan sayur dan buah-buahan

(4)

3. Proses pengolahan makanan

Pada proses pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat

perhatian yaitu;

a. Tempat pengolahan makanan

Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan

diolah, tempat pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai

peranan yang penting dalam proses pengolahan makanan, karena itu

kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus selalu terjaga dan

diperhatikan.

b. Tenaga pengolah makanan/penjamah makanan

Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan

dengan makanaan dan peralatan mulai dari tahap persiapan,

pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai penyajian

(DepkesRI,2006). Dalam proses pengolahan makanan, peran dari

penjamah makanan sangatlah besar perannya. Penjamah makanan ini

mempunyai peluang untuk menularkan penyakit. Banyak infeksi yang

ditularkan melalui penjamah makanan, antara lain Staphylococsus

aureus ditularkan melalui hidug dan tenggorokan, kuman Clostridum

perfringens, salmonela ditularkan melalui kulit. Oleh sebab itu penjamah

makanan harus selalu dalam keadaan sehat

(5)

c. Cara pengolahan makanan

Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan

makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan juga mengikuti

kaidah atau prinsip-prinsip hyigiene sanitasi yang baik.

4. Pengangangkutan makanan yang telah masak

Pengangkutan makanan dari tempat pengolahan ke tempat penyajian atau

penyimpanan perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi kontaminasi baik dari

serangga, debu maupun bakteri. Wadah yang digunakan harus kuat, utuh dan tidak

berkarat atau bocor. Hindari suhu makanan berada pada suhu antara 240ºC sampai

600ºC, karena pada suhu tersebut merupakan suhu terbaik untuk pertumbuhan

pathogen.

5. Menyimpan makanan masak

Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tempat

penyimpanan makanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada suhu

dingin. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimpan makanan;

a. Makanan yang disimpan harus diberi tutup

b. Tersedia tempat khusus untuk menyimpan makanan

c. Makanan tidak boleh disimpan dekat dengan saluran air

d. Lemari penyimpan hendaknya tertutup dan tidak berada tanpa kaki

penyangga atau di pojok ruangan agar tidak mudah dijangkau oleh tikus

(6)

6. Penyajian makanan

Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan

tersebut terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik

dan bersih, petugas yang menyajikan berpakaian bersih dan rapi menggunakan

tutup kepala dan celemek, juga harus sopan serta senantiasa menjaga kesehatan

dan kebersihan pakaiannya.

Teknis penyajian makanan untuk konsumen memiliki berbagai cara, asalkan

memperhatikan khaidah hygiene sanitasi yang baik. Penyajian makanan yang

tidak baik , bukan saja dapat mengurangi selera makan seseorang tetapi dapat juga

menjadi penyebab kontaminasi terhadap bakteri.

2.3. Aspek Hygiene Sanitasi Makanan

Aspek hygiene sanitasi makanan adalah aspek pokok dari hygiene sanitasi

makanan yang mempengaruhi terhadap keamanan makanan. Aspek hygiene

sanitasi makanan terdiri dari 4(empat) bagian yaitu;(depkes RI, 2004)

1. Kontaminasi

Kontaminasi atau pencemaran adalah masuknya zat asing ke dalam

makanan yang tidak dikehendaki atau diinginkan. Kontaminasi dikelompokkan

menjadi empat macam yaitu ;

a.Pencemaran mikroba seperti jamur, bakteri dan cendawan

b. Pencemaran fisik seperti rambut, debu tanah, hewan, dan kotoran lainnya.

c. Pencemaran kimia, seperti pupuk, pestisida, mercury dan lainnya

(7)

Terjadinya kontaminasi dapat melalui 2 (dua) cara yaitu;

A. Kontaminasi langsung

Kontaminasi langsung dapat terjadi pada makanan, tumbuhan dan

binantang dari tempat mereka berasal. Kontaminan bahan kimia dan biologi

seperti bakteri dan jamur yang terkandung di dalam udara, air dan tanah. Oleh

sebab itu mkanan sangat mudah terkontainasi melalui hubungan langsung dengan

lingkungannya.

B. Kontaminasi silang

Kontaminasi silang merupakan perpindahan mikroorganisme ke makanan

melalui suatu media. Penyebab utama kontaminasi ini adalah manusia sebagai

pengolah makanan yang mampu memindahkan yang bersifat biologis, kimia dan

fisik ke dalam makanan, ketika makanan tersebut diproses, dipersiapkan, diolah

dan disajikan.

2. Keracunan

Keracunan makanan adalah timbulnya gejala klinis suatu penyakit atau

gangguan kesehatan lain akibat mengkonsumsi makanan yang tidak hygienis.

Terjadinya keracunan pada makanan disebabkan karena makanan tersebut telah

mengandung unsur-unsur kimia, biologi sepetti mikroba dan fisik. Yang sangat

membahayakan kesehatan.

3. Pembusukan

Pembusukan adalah proses perubahan komposisi makanan baik sebagian

atau seluruhnya pada makanan dari keadaan normal menjadi keadaan yang tidak

(8)

mikroba. Pembusuakan karena mikroba disebabkan oleh bakteri atau cendawan

yang tumbuh dan berkembang biak di dalam makanan sehinga merusak komposisi

makanan yang menyebabkan makanan menjadi basi, berubah rasa, warna serta

baunya.

4. Pemalsuan

Pemalsuan adalah upaya perubahan tampilan makanan yang secara

sengaja dilakukan dengan cara menambah atau mengganti bahan makanan dengan

tujuan meningkatkan tampilan makanaan untuk memperoleh keuntungan yang

sebesar-besarnya sehingga hal tersebut menimbulkan dampak buruk pada

konsumen(Depkes, 2004).

2.4. Sambal

2.4.1. Definisi Sambal

Sambal adalah hidangan yang tidak berdiri sendri, tetapi harus dimakan

dengan bahan lain, terutama lalap. Sambal juga dapat digunakan sebagai

penambah selera makan dan untuk melengakapi hidangan lain

(Marwanti,2000:77).

Sambal adalah saus yang disiapkan dari cabai yang dihancurkan, sehingga

keluar keberadaan airnya dan biasanya ditambah bahan-bahan lain, seperti

garam,cuka dan terasi. Sambal adalah salah satu unsur khas masakan Indonesia,

ditemukan pula dalam kuliner Asia Selatan dan Asia Timur. Terdapat berbagai

macam sambal yang berbeda disetiap daerah.

Sambal dibedakan menjadi dua yaitu sambal masak dan sambal mentah.

(9)

sambal tomat dan sambal kecap. Sambal masak adalah sambal yang telah

ditumbuk lalu diracik dan dihaluskan, kemudan ditumis dan dibiarkan dalam api

kecil hingga mengental dan keluar minyaknya. Contoh sambal masak adalah

sambal bajak dan sambal gado-gado (Marwanti 2000:77).

2.4.2. Proses dan Bahan Membuat Sambal

Cara membuat sambal tergolong mudah karena hanya membutuhkan

beberapa bahan saja dan terutama adalah cabai. Karena cita rasa pedas tersebut

dihasilkan dari cabai rawit maupun cabai merah. Jenis sambal yang ada sekarang

ini sangat banyak sekali mulai dari sambal biasa, sambal tomat hingga sambal

terasi. Ibarat makan tanpa sambal sama seperti sayur tanpa garam menurut

kebanyakan warga di kota besar maupun pedesaan. Sambal juga bisa membuat

selera atau nafsu makan meningkat.

Bahan membuat sambal terasi

• 10 buah cabai merah ukuran besar ( sesuai selera )

• 10 buah cabai rawit merah ( sesuai selera )

• 5 siung bawang merah

• 1 sdm terasi matang

• 1-2 sdt garam

• Gula jawa secukupnya

• 1 buah tomat ukuran besar

• 3 lembar daun salam

(10)

• 3 iris lengkuas, geprek

• 5 sdm minyak goreng

Cara membuat sambal terasi

1. Haluskan cabai merah, cabai rawit, bawang merah dan terasi. Ulek atau

blender bahan-bahan tersebut hingga rata dan halus.

2. Panaskan minyak goreng, masukkan tomat yang sudah di iris tipis biarkan

agak matang, kemudian masukan bumbu halus, garam, gula jawa dan

bahan lainnya. Aduk hingga rata.

3. Tumis semua bahan dengan api sedang hingga tercampur dan

benar-benar matang.

4. Setelah matang sambal yang sudah jadi dapat langsung disajikan ke dalam

mangkuk untuk sambal.(Suyanti, 2007)

2.5. Bahan Alami Pembuatan Sambal. 2.5.1. Tomat

Tanaman tomat disebut sebagai Lycopersicum Esculentum Mill

merupakan family dari tanaman Solanaceae, yaitu berbunga seperti terompet.

Tomat termasuk tanaman setahun (annual) yang berarti umurnya hanya untuk satu

kali panen. Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan panjang bisa

mencapai 2 meter. Bentuk batangnya segi empat sampai bulat, bentuk daunya

(11)

Bentuk, rasa, tekstur dan warna buah tomat sangat beragam. Ada yang

bulat, bulat pipih, keriting dan seperti bola lampu. Warna buah masak bervariasi

dari kuning orange sampai merah, tergantung dari jenis pigmen yang dominan.

Rasanya pun bervariasi dari asam hingga manis. Keseluruan buahnya berdaging

dan banyak mengandung air.

Dalam klasifikasi tumbuhan tanaman tomat termasuk kelas Dycotyledonnae

(brkeping dua), secara lengkap ahli-ahli botani mengklasifikasikan tanaman tomat

secara sistematik sebagai berikut:

Classic :Dycotyledona

Ordo :Tubiflorae

Famili :Solanaciae

Genus :Solamun

Specie :Lycopersicum esculentum Mill

Tomat merupakan tanaman daerah tropis, yang berarti tanaman tomat

membutuhkan banyak sinar matahari agar pertumbuhannya baik. Daya tumbuhnya

cuku mengesankan. Bilamana masih menyimpan zat-zat makanan dan cukup air,

serta lingkungan yang masih memenuhi persyaratan bagi pertumbuhannya, tomat

dapat tumbuh terus hingga mencapai ketinggian 13 meter dalam waktu 1 tahun

berbunga dan berbuah terus (Rismunandar,1995)

2.5.2. Manfaat Tomat

Tomat dapat digunankan baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk

olahan. Dalam bentuk segar, tomat seringkali digunakan dalam bentuk pelengkap

(12)

olahan tomat dapat dibuat menjadi berbagai produk kalengan, seperti tomat utuh,

potongan tomat, sambal dan puree. Sambal digunakan sebagai pelengkap dan

penyedap makanan. Selain itu dapat dibuat sari buah dan dipekatkan untuk

menghasilkan pasta tomat (content 2009).

Tomat, baik dalam bentuk segar maupun olahan, memiliki komposisi gizi

yang cukup lengkap dan baik. Buah tomat terdiri dari 5-10% berat kering tanpa air

dan 1% kulit dan biji. Jika buah tomat dikeringkan sekitar 50% dari berat

keringnya terdiri dari gula-gula pereduksi(terutama glukosa dan fruktosa), sisanya

asam-asam organik dan mineral, pigmen, vitamin dan lipid.

Tomat dapat digolongkan sebagai sumber vitamin C yang sangat baik

kaena 100 gram tomat memenuhi 20% atau lebih dari kebutuhan vitamin C sehari.

Vitamin C berperan dalam pembentukan kolagen, memelihara kesehatan gigi dan

gusi, mempercepat sembuhnya luka-luka, mencegah penyakit Scorbut, serta

menghindarkan terjadinya pendarahan pembuuh darah halus(Tjokronegoro,1985)

Selain itu tomat merupakan sumber vitamin A yang baik karena 100 gram

tomat dapat menyumbangkan 10-20% dari kebutuhan vitamin A sehari. Vitamin

A sangat diperlukan bagi kesehatan organ penglihatan , sistem kekebalan tubuh,

pertumbuhan dan reproduksi. Vitamin A dan C pada tomat juga berhasiat sebagai

antioksidan(Tugiyono,2001).

Sari buah tomat mengandng vitamin dan mineral yang cuku lengkap. Dari

100 gram jus tomat akan diperoleh 30 kalori, vitamin C 40 mg, vitamin A 1.500

SI, zat besi, kalsium dan lain-lain. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah

(13)

Tabel 2.1

Kandungan dan Nilai Gizi pada Buah Tomat

NO ZAT GIZI NILAI GIZI

Tomat juga mengandung likopen yang tinggi. Likopen ini merupakan

pigmen yang membuat tomat menjadi warna merah. Seperti halnya betakaroten,

likopen termasuk dalam golongan karotenoid. Telah banyak penelitian yang

mengungkapkan manfaat likopen bagi kesehatan. Likopen diketahui mempunyai

kemampuan sebagai antioksidan dan dapat melindungi tubuh terhadap berbagai

macam penyakit jantung, kanker dan kanker prostat pada pria. Tomat yang

dihancurkan atau dimasakan merupakan sumber likopen yang lebih baik

dibanding dengan tomat mentahnya. Sebagai contoh jumlah likopen pada jus

(14)

menduga tomat yang dimasak atau dihancurkan akan mengeluarkan likopen lebih

banyak, sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh(Anonimous, 2008).

Likopen terdapat pada bagian dinding sel tomat. Oleh karena itu

pemasakan dengan sedikit minyak dapat melepaskan kmponen ini. Sebagai

tambahan pemasakan dengan minyak zaitun (olive oil) memudahkan tubuh

menyerap likopen dengan lebih baik. Likopen sendiri berguna untuk melindungi

LDL (Low-density lipoprotein) dari kerusakan.

2.5.3. Cabai

Cabai merupakan suatu komoditas sayuran yang tidak dapat ditinggalkan

masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan asal usulnya cabai berasal

dari peru. Cabai termasuk tanaman semusim(annual) berbentuk perdu, berdiri

tegak dengan batang berkayu, dan memiliki banyak cabang.tinggi tanaman antar

65-120 cm. Daun bewarna hijau muda sampaisyj hijau gelap tergantung

varietesnya.

Dalam klasifikasi tumbuhan tanaman cabai termasuk kelas

Dicotyleedoneae (berbiji belah), secara lengkap ahli-ahli botani

mengklasifikasikan tanaman cabai secara sistematik sebagai berikut;

Classis : Dicotyledonae

Ordo : Tubiflorae

Famili : Solanaciae

Genus : Capsicum

(15)

2.5.4. Komposisi Buah Cabai

Adapun komposisi kimia yang ada pada buah cabai adalah:

1. Kapsaikin, merupakan unsur pokok dan berkhasiat, terdiri dari lima komponen

kapsainid yaitu nordihido kapsaikin, kapsaikin, dihidro kapsaikin, homo

kapsaikin dan homo dihidro kapsaikin.

2. Kapsikidin, yaitu senyawa yang terdapat pada biji cabai

3. Kapsikol

Selain mengandung senyawa-senyawa diatas, cabai juga mengandung gizi

(16)

8

Sumber : Wiryanta 2004. Bertanam Tomat,Agromedia Pustaka Jakarta

2.5.5. Manfaat Cabai

Buah cabai dapat dimanfaatkan untuk banyak keperluan, baik yang

berhubungan dengan kegiatan masak-memasak seperti pembuatan bumbu pecel,

sambal,acar maupun untuk keperluan yang lain seperti untuk bahan ramuan obat

tradisional. Konon buah cabai dapat bermanfaat untuk membantu kerja

pencernaan dalam tubuh manusia (pitojo,2003)

Buah cabai mengandung semacam minyak asiri, yaitu kapsikol. Senyawa

kapsikol berfungsi untuk mengurangi pegal-pegal, sakit gigi, sesak nafas, dan

gatal-gatal. Seiring dengan berkembangnya teknologi, cabai banyak

dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan salep gosok, salep gosok, salep temple

dan obat pegel linu.

Cabai memiliki begitu banyak khasiat disebabkan oleh senyawa kapsaikin

yang terkandung dalam buah cabai. Kapsaikin merupakan unsure aktif pokok

yang terdiri dari lima komponen nordihidro kapsaikin, kapsaikin, dihidro

(17)

bisa dijadikan obat untuk pengobatan sirkulasi darah yang tidak lancar dikaki,

tangan, dan jantung.(wijoyo, 2009).

Bagi orang yang sudah terbiasa mengkonsumsi makanan yang pedas,

biasanya nafsu makannya akan menjadi berkurang, bila tidak ada sambal atau

cabai yang menyertai makanannya. Hal ini dikarenakan kapsaikin cabai memang

bersifat stomatik, yakni dapat meningkatkan nafsu makan. Kapsaikin juga

merangsang produksi hormone endorphin sehingga bias membangkitkan sensasi

kenikmatan, hormone endorphin berperan dalam mengurangi rasa sakit. Oleh

karena itu, sering dijumpai orang yang mengalami gejala sakit kepala akan segera

sembuh setelah mengkonsumsi sesuatu yang rasanya pedas. Hal ini karena rasa

pedas yang ditimbulkan oleh kapsaikinn dapat mengalami aktivitas otak ketika

menerima rasa sakit dari pusat system saraf. Pada saat yang bersamaan, kapsaikin

akan mengencerkan lendir sehingga dapat melonggarkan penyumbatan pada

tenggorokan dan hidung. Hal ini pula yang membuat makanan bercita rasa pedas

dapat meringankan orang yang mengidap penyakit hidung dan tenggorokan

seperti pilek, batuk, bahkan sinusitis(Suyanti 2007).

2.6. Mikroba yang Mengontaminasi Bahan Makanan

Bahan makanan dapat terkontaminasi biasanya disebabkan oleh proses

persiapan, produksi dan penyimpanan makanan yang tidak sesuai (kurang

(18)

A. Bakteri

a) Clostridium botulinum. Merupakan bakteri berbentuk batang,

anaerobik (tidak dapat tumbuh di lingkungan yang mengandung

oksigen bebas), Gram-positif, dapat membentuk spora, dan dapat

memproduksi racun syaraf yang kuat. Sporanya tahan panas dan dapat

bertahan hidup dalam makanan dengan pemrosesan yang kurang

sesuai atau tidak benar. Ada tujuh tipe botulisme (A, B, C, D, E, F dan

G) yang dikenal, berdasarkan ciri khas antigen dari racun yang

diproduksi oleh setiap strain. Tipe A, B, E, dan F dapat menyebabkan

botulisme pada manusia. Botulisme karena makanan (untuk

membedakan dari botulisme pada luka dan botulisme pada bayi)

merupakan jenis keracunan makanan yang berbahaya. Penyakit ini

disebabkan oleh konsumsi makanan yang mengandung racun syaraf

yang kuat, yang dibentuk selama pertumbuhan organisme. Racun ini

tidak tahan panas dan dapat dihancurkan dengan pemanasan pada

temperatur 80°C selama10 menit atau lebih. Penyakit ini jarang

terjadi, tetapi sangat diperhatikan karena apabila tidak segera dirawat

dengan benar, tingkat kematiannya tinggi. Kebanyakan kasus yang

dilaporkan setiap tahunnya berkaitan dengan makanan yang kurang

diproses, dikalengkan di rumah tangga, tetapi kadang-kadang

makanan yang diproduksi secara komersial juga terlibat dalam kasus

tersebut. Sosis, produk daging, sayuran kaleng, dan produk makanan

(19)

manusia. Organisme ini dan sporanya tersebar luas di alam. Bekteri ini

ada di tanah, baik di tanah olahan, tanah hutan, endapan di dasar

sungai, danau, dan perairan pantai, dan di dalam usus ikan dan

mamalia, dan di dalam insang dan organ dalam kepiting dan

jenis-jenis kerang lainnya. Botulisme karena makanan merupakan nama

penyakit (sebenarnya keracunan makanan) yang disebabkan oleh

konsumsi makanan yang mengandung racun syaraf yang diproduksi

oleh C. botulinum . Gejala-gejala botulisme karena makanan

umumnya dimulai 18-36 jam setelah konsumsi makanan yang

mengandung racun, walaupun kasus-kasus yang ada bervariasi antara

4 jam hingga 8 hari. Gejala awal keracunan terdiri dari rasa lelah,

lemah, dan vertigo, yang biasanya diikuti dengan penglihatan

berganda dan kesulitan bicara dan menelan yang meningkat. Kesulitan

bernapas, rasa lemah pada otot-otot lain, perut kembung dan

konstipasi (sembelit) juga merupakan gejala yang sering terjadi.

b) Campylobacter jejuni adalah penyebab diare terbanyak. C. jejuni

tumbuh optimum pada suhu 42° C. Campylobacter jejuni merupakan

bakteri Gram-negative berbentuk batang ramping, bengkok, dan motil.

Organisme ini bersifat mikroaerofil, yang berarti memerlukan kadar

oksigen rendah. Organisme ini relatif mudah mati dan peka terhadap

tekanan dari lingkungan (misalnya 21% oksigen, pengeringan,

(20)

pada ternak, ayam, dan burung yang sehat. Terkadang Organisme ini

sering ditemukan pada sumber air yang tidak diklorinasi, misalnya

sungai dan parit.

c) Salmonella berkembang biak pada suhu 5 - 45 C. Bakteri ini akan

mati pada saat dipanaskan sampai suhu di atas 70 C. Namun bakteri

ini tidak mati pada saat bahan pangan didinginkan dalam refrigerator

atau freezer. Bakteri salmonella diketaui merupakan penyebab utama

penyakit yang penyebarannya melalui medium makanan atau dikenal

dengan istilah Foodborne diseases. Hal inilah yang membuat stereotif

salmonella sebagai penyebab penyakait pada sistem pencernaan

semakin kuat. Penyakit yang disebabkan bakteri salmonella dikenal

dengan istilah salmonellosis. Penyakit ini ditandai dengan berbagai

gejala antara lain diare, demam dalam jangka waktu 8 hingga 72 jam,

kram pada perut, sakit kepala,muntah-muntah dan merasa mual yang

berkepanjangan. Terkait dengan sifatnya yang memicu penyakit,

bakteri salhgmonella ini dibagi ke dalam berbagai jenis. Salah satu

yang cukup berbahaya dan menjadi biang penyebab penyakit tipus

adalah bakteri salmonella typhi. Bakteri ini menginvasi pembuluh

darah dan juga gastroenteritis yang dikarenakan keracunan makanan

atau intoksikasi. Cara sederhana untuk terhidar dari mikroba

merugikan ini adalah dengan rajin mencuci tangan serta menjaga

(21)

d) Escherichia coli menghasilkan racun yg berbahaya dan mampu hidup

pada tempat yang miskin nutrisi. Masa inkubasi adalah 3 – 9 hari

setelah mengkonsumsi makanan, yaitu sakit perut, diare, muntah,

demam. Bakteri ini biasanya menginfeksi daging sapi dan daging

ayam.

B.Virus

Virus adalah mikroorganisme ultramikroskopik dan dapat lolos filter 0,22

µm. Virus berkembang biak hanya pada inang yang sesuai dan tidak dapat

tumbuh diluar inang. Beberapa virus dapat menyebabkan ganggun

pencernaan dan ciri-cirinya hampir sama dengan yang ditimbulkan oleh

bakteri. Sebagian virus juga dapat menginfeksi tanpa adanya simpton

sampai virus tersebut menyerang jaringan sel yang lain, misalnya jaringan

saraf, melalui aliran darah. Transmisi virus yang dapat menyebabkan

gangguan pencernaan dapat melalui aerosol atau kontak langsung degan

orang yang terinfeksi. Enterovirus diketahui menyebar melalui rute

fekal-oral, sedangkan virus polio (dapat menyebabkan gangguan pencernaan,

demam dan kelumpuhan) menyebar melalui rute fekal-oral, sedangkan

virus hepatitis B tersebar melalui kontak langsung dan transfusi darah.

30% kasus infeksi makanan disebabkan oleh virus. Masa inkubasi sekitar

1-3 hari. Contoh virus: Enterovirus, Hepatitis A, Hepatitis E, Norovirus,

(22)

C.Parasit

Giardia, Cryptosporidium, Balantidium, Entamoeba dan protozoa lainnya

serta parasit seperti cacing pita, dapat menginfeksi melalui air dan

makanan. Beberapa spesies dapat bertahan pada lingkungan untuk

beberapa minggu. Gejala-gejala yang ditimbulkan dapat sama dengan

gejala gangguan perut yang ditimbulkan oleh bakteri dan penularannya

melalui rute fekal-oral. Infeksi oleh parasit meliputi: Platyhelminthes,

Nematode, Protozoa

2.7. Escherichia coli

Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang tergolong koliform dan

hidup secara normal di dalam kotoran manusia maupun hewan, oleh karena itu

disebut juga koliform pekal. Bakteri koliform lainya berasal dari hewan dan

tanaman mati disebut koliform non fekal. E.coli adalah bakteri bersifat gram

negative, berbentuk batang dan tidak membentuk spora(Fardiaz, 1992).

Sel E.coli mempunyai ukuran panjang 2,0 – 6,0 um, tersusun tungal,

berpasangan. Esherichia coli tumbuh pada suhu udara 10 – 40C, dengan suhu

optimum 37ºC, Ph optimum pertumbuhannya adalah 7,0 – 7,5. Bakteri ini sangat

sensitive panas dan dapat diinaktifkan pada suhu pasteurisasi (supardi, 1999).

E.coli yang umumnya menyebabkan diare terjadi di seluruh dunia.

Peletakan pada sel ephitelial pada usus kecil atau usus besar sifatnya dipengaruhi

(23)

Keberadaan bakteri E.coli dalam sumber air atau makanan merupakan

indikasi pasti terjadinya kontaminasi tinja manusia ( chandra, 2007). Adanya

E.coli menunjukan suatu tanda praktek yang tidak baik terhadap air, makanan,

susu dan produk – produk susu (Supardi, 1999).

2.7.1. Klasifikasi

1. Escherichia coli enteropatogen (EPEC)

Merupakan penyebab diare terpenting pada bayi, terutama di negara

berkembang. Mekanismenya adalah dengan cara melekatkan dirinya pada sel

mukosa usus kecil dan membentuk filamentous actin pedestal sehingga

menyebabkan diare cair yang bisa sembuh dengan sendirinya atau berlanjut

menjadi kronis.

Distribusi Penyakit ; Sejak akhir tahun 1960-an, EPEC tidak lagi sebagai

penyebab utama diare pada bayi di Amerika Utara dan Eropa. Namun EPEC

masih sebagai penyebab utama diare pada bayi di beberapa Negara sedang

berkembang seperti Amerika Selatan, Afrika bagian Selatan dan Asia.

Reservoir : Manusia

Cara Penularan : Dari makanan bayi dan makanan tambahan yang

terkontaminasi. 
Di tempat perawatan bayi, penularan dapat terjadi melalui

ala-alat dan tangan yang terkontaminasi jika kebiasaan mencuci tangan yang benar

(24)

Masa Inkubasi ; Berlangsung antara 9 – 12 jam pada penelitian yang

dilakukan di kalangan dewasa. Tidak diketahui apakah lamanya masa inkubasi

juga sama pada bayi yang tertular secara alamiah. 


Masa Penularan ; Tergantung lamanya ekskresi EPEC melalui tinja dan

dapat berlangsung lama.

Kerentanan dan Kekebalan ; Walaupun fakta menunjukkan bahwa

mereka yang rentan terhadap infeksi adalah bayi namun tidak diketahui apakah

hal ini disebabkan oleh faktor kekebalan ataukah ada hubungannya dengan faktor

umur atau faktor lain yang tidak spesifik. 
Oleh karena itu diare ini dapat

ditimbulkan melalui percobaan pada sukarelawan dewasa maka kekebalan

spesifik menjadi penting dalam menentukan tingkat kerentanan. Infeksi EPEC

jarang terjadi pada bayi yang menyusui (mendapat ASI). Diare seperti ini dapat

disembuhkan dengan pemberian antibiotika.

2. Esherichia coli Enterotoksigenik (ETEC)

Merupakan penyebab diare umum pada bayi di negara berkembang seperti

Indonesia. Berbeda dengan EPEC, Esherichia coli jenis ini memproduksi

beberapa jenis eksotoksin yang tahan maupun tidak tahan panas di bawah kontrol

genetis plasmid. 
Pada umumnya, eksotoksin yang dihasilkan bekerja dengan cara

merangsang sel epitel usus untuk menyekresi banyak cairan sehingga terjadi Diare

Identifikasi ; Penyebab utama “Travelers diarrhea” orang-orang dari negara maju

yang berkunjung ke negara berkembang. 
Penyakit ini juga sebagai penyebab

utama dehidrasi pada bayi dan anak di negara berkembang. Strain

(25)

diare akut yang berat (profuse watery diarrhea) tanpa darah atau lendir (mucus).

Gejala lain berupa kejang perut, muntah, asidosis, lemah dan dehidrasi dapat

terjadi, demam ringan dapat/tidak terjadi; gejala biasanya berakhir lebih dari 5

hari. Distribusi Penyakit : Penyakit yang muncul terutama di negara yang sedang

berkembang. Dalam 3 tahun pertama dari kehidupan, hampir semua anak-anak di

negara-negara berkembang mengalami berbagai macam infeksi ETEC yang

menimbulkan kekebalan. Oleh karena itu penyakit ini jarang menyerang anak

yang lebih tua dan orang dewasa. Infeksi terjadi diantara para pelancong yang

berasal dari negara-negara maju yang berkunjung ke negara-negara berkembang

Reservoir : Manusia. Infeksi ETEC terutama oleh spesies khusus, manusia

merupakan reservoir strain penyebab diare pada manusia.


Cara Penularan : Melalui makanan yang tercemar dan air minum yang

tercemar. Khususnya penularan melalui makanan tambahan yang tercemar

merupakan cara penularan yang paling penting terjadinya infeksi pada bayi.

Penularan melalui kontak langsung tangan yang tercemar tinja jarang terjadi.

3. Esherichia coli Entero hemoragik (EHEC)

Di Negara maju seperti Amerika Serikat dan Kanada, VTEC menyebabkan

sejumlah kejadian luar biasa diare dan kolitis hemoragik. Penyakit ini bersifat

akut dan bisa sembuh spontan, penyakit ini ditandai dengan gejala nyeri

abdomen, diare disertai darah, gejala seperti ini merupakan komplikasi dari diare

ringan.

Kategori Esherichia coli penyebab diare ini dikenal pada tahun 1982

(26)

oleh serotipe yang tidak lazim , Escherichia coli yang sebelumnya tidak terbukti

sebagai patogen enterik. EHEC menghasilkan verotoksin. Verotoksin memiliki

banyak sifat yang serupa dengan toksin. Diare dapat bervariasi mulai dari yang

ringan tanpa darah sampai dengan terlihat darah dengan jelas dalam tinja tetapi

tidak mengandung lekosit.

Yang paling ditakuti dari infeksi EHEC adalah sindroma uremia hemolitik

(HUS) dan purpura trombotik trombositopenik (TTP). Kira-kira 2-7% dari diare

karena EHEC berkembang lanjut menjadi HUS. EHEC mengeluarkan sitotoksin

kuat yang disebut toksin Shiga 1 dan 2. Toksin Shiga 1 identik dengan toksin

Shiga yang dikeluarkan oleh Shigella dysentriae 1.

4. Entero invasif E coli (EIEC)

Menimbulkan penyakit yang sangat mirip shigelosis. Penyakit ini terjadi

paling sering pada anak-anak di negara berkembang dan pada pengunjung

negara-negara tersebut. Seperti shigela, strain EIEC tidak memfermentasikan laktosa atau

memfermestasikan laktosa dengan lambat dan nonmotil. EIEC menimbulkan

penyakit dengan menginvasi sel epitel mukosa usus.

5. Enteroa gregatif Escrichia coli (EAEC)

Menyebabkan diare akut dan kronik (durasi > 14 hari) pada masyarakat di

negara berkembang. Organisme ini juga menyebabkan penyakit yang ditularkan

melalui makanan di negara industri. Organisme ini ditandai oleh pola

perlekatannya yang khas pada sel manusia. EAEC menghasilkan toksin mirip-ST

(27)

2.7.2. Sifat-sifat Escherichia coli

Escherichia coli merupakan bakteri yang mempunyai ukuran panjang

2,0-6,0 um, tersusun tunggal, berpasangan dengan peritikus (supardi, 2001).

Escherichia coli tumbuh pada suhu antara 10ºC-40ºC, dengan suhu optimum 37ºC

dan mati pada suhu 60ºC selama 30 menit, tidak bisa bertahan pada tempat yang

kering dan kena pembasmi hama. Escherichia coli relative peka terhadap panas,

segera hancur oleh suhu pasteurisasi dan pemanasan. Sedangkan proses

pembekuan tidak membinasakan bakteri, sehingga dapat hidup dalam suhu yang

rendah dalam jangka relative panjang (Volk dan Wheleer,1984).

2.7.3. Penyakit-penyakit yang Disebabkan Oleh Escherichia Coli.

Bakteri E.coli dapat menyebabkan terjadinya epidemik penyakit-penyakit

saluran pencernaan makanan seperti kolera, tifus, disentri, diare dan penyakit

cacing. Bibit penyakit ini berasal dari feses manusia yang menderita

penyakit-penyakit tersebut. Indikator yang menunjukkan bahwa air rumah tangga sudah

dikotori feses adalah dengan adanya E.coli dalam air tersebut karena dalam feses

manusia baik dalam keadaan sakit maupun sehat terdapat bakteri ini dalam

tubuhnya.

Bakteri ini juga merupakan penyebab utama meningitis pada bayi yang

baru lahir dan penyebab infeksi tractor urinarius (pyelonephritis cysticis) pada

manusia yang dirawat di rumah sakit (infeksi nosokomial). Pencegahannya

dilakukan melalui perawatan yang sebaik-baiknya di rumah sakit yaitu berupa

pemberian antibiotic dan tindakan antiseptic dengan benar.

(28)

a. Diare

Bakteri E.coli yang menyebabkan diare sangat sering ditemukan diseluruh

dunia. Bakteri ini diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat virulensinya dan setiap

grup menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda seperti yang sudah

diutarakan. Gejalanya yaitu diare yang merupakan buang air besar yang encer

dengan frekuensi 4 kali atau lebih dalam sehari, kadang disertai muntah, badan

lesu atau lemah, panas, tidak nafsu makan, bahkan darah dan lender dalam

kotoran.

b. Infeksi saluran kemih

Penyebab yang paling sering dari infeksi saluran kemih dan merupakan

penyebab infeksi saluran kemih pertama pada kira-kira 90% wanita muda.

Gejalanya yaitu sering kencing, disuria, hermaturia, dan piura. Kebanyakan

infeksi ini disebabkan oleh E.coli dengan sejumlah tipe antigen O.

c. Sepsis

Bila pertahanan tubuh ibu tidak kebal, E.coli dapat memasuki aliran darah

dan menyebabkan sepsis. Bayi yang baru lahir dapat sangat rentan terhadap sepsis

E.coli karena tidak memiliki antibody IgM. Sepsis dapat terjadi akibat infeksi

saluran kemih.

d.Meningitis

Escherichia coli merupakan salah satu penyebab utama meningitis pada

bayi. Bakteri E.coli dari kasus meningitis ini mempunyai antigen KI. Mekanisme

(29)

2.8 Kerangka Konsep

Karakteristik Dan Higiene Sanitasi

Pengolahan Makanan Rumah Makan (Peraturan Menteri

Kesehatan RI No.1096/ MENKES/ PER/ VI/ 2011)

1. Kelaikan Bangunan

2. Kelaikan Fasilitas Sanitasi

3. Kelaikan Ketenagaan/Karyawan

4. Kelaikan Bahan Makanan dan Makanan Jadi

5. Kelaikan Peralatan Makan dan Masak

6. Penilaian Khusus Rumah Makan Golongan A3

7. Lama Berjualan

8. Banyak Pekerja

Pemeriksaan E.Coli di Laboratorium Rumah

Makan di

Jln. Dr.

Mansyur

Medan

Memenuhi Syarat

Gambar

Tabel 2.1 Kandungan dan Nilai Gizi pada Buah Tomat
Tabel 2.2 Kandungan dan Nilai Gizi Cabai

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor

Hendro Gunawan, MA

Modul ini ditujukan untuk para mahasiswa yang ingin mempelajari mata kuliah Teori dan Algoritma Graph secara interaktif tanpa harus berinteraksi langsung dengan pengajar, dimana

Hendro Gunawan, MA

Hendro Gunawan, MA

Agar para pengguna layanan ini tidak perlu bersusah payah datang ke kantor penyedia layanan tersebut untuk mengadukan permasalahan yang dialami. Didalam aplikasi WAP ini,

Intikusuma berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990 yang diubah dengan Akta No.249 tanggal 15 November 1990 dan yang diubah kembali dengan Akta No.171 tanggal 20

Transaksi rekening administratif Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli Persentase kredit kepada Usaha Mikro Kecil