• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KATARAK JUVENIL DI RSU dr. SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KATARAK JUVENIL DI RSU dr. SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS AKHIR

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KATARAK JUVENIL DI RSU dr. SAIFUL ANWAR MALANG

PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011

Oleh : QONITA HANIF

09020061

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

ii

HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KATARAK JUVENIL DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE

JANUARI-DESEMBER 2011

KARYA TULIS AKHIR

Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Menyelesaikan Program Sarjana Program Pendidikan Dokter

Oleh : QONITA HANIF

09020061

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN

Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan

Pendidikan Sarjana Program Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Malang

Tanggal : 20 Maret 2013

Pembimbing I

dr. Alfa Sylvestris, Sp.M

Pembimbing II

dr. Thontowi Djauhari NS, M.Kes

Mengetahui, Fakultas Kedokteran

Dekan,

(4)

iv

LEMBAR PENGUJIAN

Karya Tulis Akhir oleh Qonita Hanif

Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada Tanggal 20 Maret 2013

Tim Penguji

dr. Alfa Sylvestris, Sp.M Ketua

dr. Thontowi Djauhari NS, M.Kes Anggota

(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya tulis Akhir yang berjudul “Hubungan Antara Merokok dengan Terjadinya Katarak Juvenil di

RSU Dr. Saiful Anwar Malang Periode Januari-Desember 2011”. Karya tulis ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan Program Sarjana Kedokteran S1 (Strata 1). Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada pihak yang telah mendukung penyelesaian Karya Tulis Akhir ini, terutama kepada:

1. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

2. dr. Alfa Sylvestris, Sp.M selaku dosen pembimbing 1 dalam penulisan karya tulis akhir ini.

3. dr. Thontowi Djauhari NS, M.Kes selaku dosen pembimbing II dalam

penulisan karya tulis akhir ini.

4. dr. Bragastio Sidharta, M.Sc., Sp.M selaku dosen penguji dalam penulisan karya tulis akhir ini.

5. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmunya dan Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Unversitas Muhammadiyah Malang.

(6)

vi

7. Teman-teman yang saya sayangi yang sudah banyak membantu, dan selalu menyemangati.

8. Orang spesial yang saya cintai yang sudah membantu saya dan sebagai sumber

penyemangat saya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis akhir ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis membuka diri untuk segala kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis akhir ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Malang, Maret 2013

(7)

vii ABSTRAK

Hanif, Qonita. 2013. Hubungan Merokok Dengan Terjadinya Katarak Juvenil Di RSU dr. Saiful Anwar Malang Periode Januari-Desember 2011. Karya Tulis Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing : (1) Dr. Alfa Sylvestris, Sp.M (2) Dr. Thontowi Djauhari NS, M.Kes.

Latar Belakang : Katarak adalah suatu penyakit multifaktorial yang ditandai dengan kekeruhan lensa. Banyak faktor yang akan memperbesar resiko terjadinya katarak. Faktor-faktor ini antara lain adalah paparan sinar ultraviolet, paparan dengan radikal bebas, trauma, infeksi, penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang, diabetes mellitus, maupun genetik. Beberapa faktor-faktor resiko ini tentunya ada yang dapat dihindari masyarakat untuk mencegah percepatan terjadinya katarak, misalnya merokok.

Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara merokok dengan terjadinya katarak juvenil di RSU dr. Saiful Anwar Malang periode Januari-Desember 2011.

Metode : Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dengan pengambilan data secara purposive sampling. Besar sampel 100 responden yaitu 51 penderita katarak juvenil yang datang ke RSU dr. Saiful Anwar Malang sesuai dengan kriteria inklusi dan 49 orang lainnya penderita non katarak yang datang ke RSU dr. Saiful Anwar Malang. Analisis data dengan menggunakan statistik uji Chi Square dengan α= 0.05.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 56, 4%

responden yang menderita katarak juvenil dan merokok yang datang ke RSU dr. Saiful Anwar Malang, dengan pola merokok lebih dari 20 tahun (59.1%), perokok sedang (jumlah konsumsi rokok 11-20 batang per hari) ( 68.2%), merokok pada usia dewasa (>15 tahun) (90,9%), dan mengkonsumsi jenis rokok tanpa filter (54,5%). Sedangkan responden yang merokok tetapi tidak menderita katarak sebesar 43,6%.

Kesimpulan : Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan (bermakna) antara merokok dengan terjadinya katarak juvenil di RSU dr. Saiful Anwar Malang periode Januari-Desember 2011 (dengan nilai p= 0,378 > 0,05).

(8)

viii ABSTRACT

Hanif, Qonita. 2013. The Correlation Between Smoking And The Insidence Of Juvenile Cataract In dr. Saiful Anwar General Hospital of Malang in the Period January To December 2011. Final Scientific Writing, Faculty Of Medicine, Muhammadiyah University of Malang. Advisers: (1) Dr. Alfa Sylvestris, Sp.M (2) Dr. Thontowi Djauhari NS, M.Kes.

Background : Cataract is a multifactorial disease characterized by lens opacities. Many factors will increase the risk of cataracts. These factors include exposure to ultraviolet light, exposure to free radicals, smoking, trauma, infection, long-term use of corticosteroid medications, diabetes mellitus, or genetic. Some of these risk factors can be avoided of course there are the people to prevent the acceleration of a cataract, such as smoking.

Objective : The aim of this research was to determine the correlation between smoking and the insidence of juvenile cataract in dr. Saiful Anwar general hospital of Malang in the period January to December 2011.

Methods : The research design was observational analytic using cross sectional approach, the retrieval of data by purposive sampling. The sample of 100 respondents at 51 juvenile cataract patients who come to the dr. Saiful Anwar Malang in accordance with the inclusion criteria and 49 other non-cataract patients coming to the hospital dr. Saiful Anwar Malang. Data analysis was using Chi square statistical test with α = 0.05.

Results : The results showed that there are 56, 4% of respondents with juvenile cataracts and smoke coming into the dr. Saiful Anwar Malang, patterns of smoking more than 20 years (59.1%), moderate smokers (11-20 cigarettes consumption amount of cigarettes per day) (68.2%), smoking in adulthood (> 15 years) (90.9%), and consume cigarettes without filter type (54.5%). While respondents who smoked but did not suffer from cataracts at 43.6%.

Conclusion : The results of Chi Square test showed that there are not significant (meaningful) correlation between smoking and juvenile cataract in dr.Saiful Anwar general hospital of Malang in the period January-December 2011 (with a value of p = 0.378> 0.05).

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PENGENSAHAN... iii

KATA PENGANTAR... v

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR SINGKATAN... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... . 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 3

1.3.1 Tujuan Umum... 3

1.3.2 Tujuan Khusus... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 4

1.4.1 Manfaat Klinis... 4

1.4.2 Manfaat Masyarakat... 4

(10)

x BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Merokok... 5

2.1.1 Sejarah Merokok... 5

2.1.2 Epidemiologi Konsumsi Rokok... 5

2.1.3 Definisi Rokok... 7

2.1.4 Jenis Rokok... 8

2.1.5 Kandungan Rokok... 9

2.1.6 Bahan Kimia Yang Terkandung di Dalam Rokok... 11

2.1.7 Merokok dan Kesehatan... 12

2.1.8 Kecenderungan Merokok Saat ini... 13

2.1.9 Umur Saat Pertama Kali Merokok... 17

2.1.10 Sifat Kecanduan Merokok... 19

2.2 Lensa... 20

2.2.1 Anatomi dan Histologi Lensa... 20

2.2.2 Biokimia Lensa... 22

2.2.3 Fisiologi Lensa... 27

2.3 Katarak... 29

2.3.1 Difinisi Katarak... 29

2.3.2 Etiologi dan Fakor Resiko Katarak... 29

2.3.3 Patofisiologi Katarak... 30

2.3.4 Klasifikasi Katarak... 31

2.3.5 Katarak Kongenital dan Katarak Juvenil... 32

2.3.6 Katarak yang didapat (Acquired Cataract)... 35

(11)

xi

2.3.6.2 Katarak Traumatik... . 39

2.3.6.3 Katarak Komplikata... 40

2.3.6.4 Katarak Toksik... 40

2.3.6.5 Katarak Akibat Radiasi... 41

2.3.7 Gejala Klinis Katarak... 41

2.3.8 Pemeriksaan Penunjang Katarak... 42

2.3.9 Diagnosis Banding Katarak... 43

2.3.10 Penatalaksanaan Katarak... 44

2.3.11 Pencegahan Katarak... . 45

2.4 Merokok dan Katarak... 46

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep... 51

3.2 Hipotesis... 53

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian... 54

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 54

4.2.1 Lokasi Penelitian... 54

4.2.2 Waktu Penelitian... 54

4.3 Populasi dan Sampel... 54

4.3.1 Populasi... 54

4.3.2 Sampel... 54

4.3.3 Besaran Sampel... 55

4.4 Teknik Pengambilan Sampel... 55

(12)

xii

4.5.1 Kriteria Inklusi... 55

4.5.2 Kriteria Ekslusi... 56

4.6 Variabel Penelitian... 56

4.6.1 Variabel Bebas... 56

4.6.2Variabel Tergantung... 57

4.7 Definisi Operasional... 57

4.8 Alat dan Bahan Penelitian... 59

4.9 Alur Penelitian... 60

4.10 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data... .. 60

4.11 Analisis Data... .. 61

BAB 5 HASIL PENELTIAN DAN ANALISIS DATA 5.1 Deskripsi Karakteristik Responden... 62

5.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 62

5.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur... 63

5.2 Hasil Analisis Data... 64

5.2.1 Distirbusi Responden Berdasarkan Merokok... 64

5.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Merokok dan jenis Kelamin... 64

5.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Katarak Juveni.. 65

5.2.4 Distribusi Responden yang Menderita Katarak Juvenil berdasarkan Usia Awal merokok... 65

(13)

xiii

5.2.6 Distribusi Responden yang Menderita Katarak Juvenil Berdasarkan Jumlah Konsumsi Rokok Batang

Per Hari... 67 5.2.7 Distribusi Responden yang Menderita Katarak

Berdasarkan Jenis

Rokok... 67 5.3 Tabulasi Silang (crosstabs)...

5.3.1 Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin Dengan

Katarak Juvenil... 68 5.3.2 Tabulasi Silang antara Umur dengan katarak juvenil. 69 5.4 Hubungan Antara Merokok dengan Terjadinya Katarak

Juvenil... 70 BAB 6 PEMBAHASAN... 72 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kadar Nikotin dan CO Dari Beberapa Merek Rokok... .. 10

Tabel 2.2 Pola-Pola Regional Merokok... .. 15

Tabel 2.3 Presentase Remaja Pernah Merokok dan Sekarang Masih Merokok Menurut Jenis Kelamin dan Daerah TempaTTinggal... 18

Tabel 2.4 Perbedaan Stadium Katarak Senilis... . 39

Tabel 4.1 Variabel Independen, Cara Ukur, Akat Ukur, Hasil Ukur, Dan Skala Pengukuran ... . 58

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 62

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur... 63

Tabel 5.3 Distirbusi Responden Berdasarkan Merokok... . 64

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Merokok dan jenis Kelamin... . 64

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Katarak Juvenil... 65

Tabel 5.6 Distribusi Responden yang Menderita Katarak Juvenil Berdasarkan Usia Awal merokok... 65

Tabel 5.7 Distribusi Responden yang Menderita Katarak Juvenil Berdasarkan Lama Merokok... 66

(15)

xv

Tabel 5.9 Distribusi Responden yang Menderita Katarak

Berdasarkan Jenis Rokok... 67 Tabel 5.10 Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin Dengan Katarak

Juvenil... 68 Tabel 5.11 Tabulasi Silang antara Umur dengan katarak juvenil... . 69 Tabel 5.12 Hubungan Antara Merokok dengan Terjadinya Katarak

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kandungan Rokok... . 10

Gambar 2.2 Lensa... . 22

Gambar 2.3 Metabolisme Glukosa Dalam Lensa... . 25

Gambar 2.4 Katarak Juvenil... . 34

Gambar 3.1 Kerangka Konsep... . 51

(17)

xvii

DAFTAR SINGKATAN

CO : Carbon monoxide

NO : Nitric oxide

DDT : Dichlorodiphenyltrichloroethane WHO : World Health Organization ATP : Adenosine triphosphate

NADPH : Nicotinamide adenine dinucleotide phosphate PUFA : Polyunsaturated fatty acid

DNA : Deoxyribonucleic acid GSH : Glutathione

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data induk 1... 87

Lampiran 2. Data Induk 2... . 89

Lampiran 3. Data Pasien Katarak juvenil dan Merokok 1... . 93

Lampiran 4. Data Pasien Katarak juvenil dan Merokok 2... . 94

Lampiran 5. Hasil Analisis... 96

Lampiran 6. Kuesioner Penelitian... 100

Lampiran 7.Surat Etik Penelitian... . 101

Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian RSSA... 102

(19)

xix DAFTAR PUSTAKA

Action on Smoking and Health, 2006. What’s in a Cigarette. United Kingdom: Action on Smoking and Health. Available from: http://old.ash.org.uk// html/factsheets/html/fact12.html. (diakses 12 Maret 2012)

Agustiawan, Referano. Prevalensi Katarak Senilis dan Hubungannya dengan Indeks Massa Tubuh di Pulau Lombok. Bagian Ilmu Penyakit Mata FKUI. Perjan Rumah Sakit dr.Cipto Mangunkusumo; 2006

American Academy of ophtalmology, 2003. Basic and Clinical Science Course. Lens and Catarac Section 11. San Francisco :The eye M.D. Association Aradea, I Wayan Sugihana, 2008. Besar Risiko Kejadian Katarak Menurut Umur

dan Kebiasaan Merokok di Badan Pelayanan Khusus Rumah Sakit Indera Masyarakat Provinsi Bali tahun 2008. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Brian, G & Taylor, H., 2001. Cataract Blindness-Challenges for the 21st Century. Bulletin of the World Health Organization, 2001, 79: 249–256. Available from:http://whqlibdoc.who.int/bulletin/2001/issue3/79%283%29249256.p df. (diakses 12 Maret 2012)

Cekic, O., 1998. Effect of Cigarette Smoking on Copper, Lead, and Cadmium Accumulation in Human Lens. Br J Ophthalmol 1998 82: 186-188. Available from: http://bjo.bmj.com/content/82/ 2/186.full.pdf. (diakses 12 Maret 2012)

Centers for Disease Control and Prevention, 2004. Surgeon General’s Report on the Health Consequences of Smoking: What It Means to You. United States of America: Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control and Prevention, National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion, Office on Smoking and Health. Available from: http://www.cdc.gov/tobacco/data_statistics/sgr/2004/pdfs/ whatitmeanstoyou.pdf. (diakses 12 Maret 2012)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003. Konsumsi Tembakau & Prevalensi Merokok di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Available from http://www.litbang.depkes.go.id/ tobaccofree/ media/FactSheet/FactInd/7_konsumsi_prevalensi.pdf. (diakses 8 Febuari 2012)

(20)

xx

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Available from: http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/ data/lapriskesdas.pdf. (diakses 8 Febuari 2012)

Gsianturi. Angka kebutaan di Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara, 1 September 2004. Available from URL: http://www.gizi.net/cgibin/berita/ fullnews.cgi?newsid109400736631293//. (diakses 10 Febuari 2012)

Hennis A, Wu SY, Nemesure B, leske MC. Barbados Eye Studies group. Arch Ophthalmol. 2004; 122:525-30

Hutasoit, Herna, 2009. Prevalensi Kebutaan Akibat Katarak di Kabupaten Tapanuli Selatan. Departemen Ilmu Kesehatan Mata: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Ilyas, Sidarta, 2003. Katarak (Lensa Mata keruh). Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Ilyas, Sidarta, 2008. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-5. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI.

Ilyas, Sidarta, 2009. Dasar Teknik Pemeriksaan dalam Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Ilyas, Sidarta, 2009. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Junqueira, Luiz Carlos, 2007. Histologi Dasar: Teks & Atlas. Edisi ke-10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1473/Menkes/SK/X/2005. Rencana Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan untuk Mencapai Vision 2010. Jakarta: 2005

Khurana, A. K., 2007. Comprehensive Ophthalmology. 4thed. New Delhi: New Age International (P) Limited, Publishers.

Klein, B. E. K. & Klein, R., 2007. Lifestyle Exposures and Eye Diseases in Adults. Am J Ophthalmol. 2007 December; 144 (6); 961-969. Available from:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2157550/pdf/nihms3 5390.pdf. (diakses 4 April 2012)

Krishnaiah, S., Vilas, K., Shamanna, B. R., Rao, G. N., Thomas, R., & Balasubramanian, D., 2005. Smoking and Its Association with Cataract: Results of the Andhra Pradesh Eye Disease Study from India. IOVS, January 2005, Vol. 46, No. 1. Available from: http://www.iovs.org/ cgi/reprint/46/1/58. (diakses 12 Febuari 2012)

(21)

xxi

Lindblad, B. E., Håkansson, N., Svensson, H., Phillpson, Bo., & Wolk, A., 2004. Intensity of Smoking and Smoking Cessation in Relation to Risk of Cataract Extraction: A Prospective Study of Women. Am J Epidemiol 2005; 162: 73-79. Available from: http://aje.oxfordjournals.org/ cgi/reprint/162/1/73. (diakses 14 Febuari 2012)

Mackay, J. & Eriksen, M., 2002. The Tobacco Atlas. Switzerland: World Health Organization. Available from: http://www.who.int/tobacco/media/en/ title.pdf. (diakses 20 Maret 2012)

McCarty, C. A., Nanjan, B.M., Taylor, H.R., 2000. Attributable Risk Estimates for Cataract to Prioritize Medical and Public Health Action. Investigative Ophthalmology and Visual Science, 2000, 41: 3720–3725.

Murray, C. J. L., Lopez, A. D., Mathers, C. D., Stein, C., 2001. The Global Burden of Disease 2000 Project: Aims, Methods, and Data Sources. Switzerland: World Health Organization. Available from: http:// www.who.int/healthinfo/paper36.pdf. (diakses 20 Maret 2012)

Poluan, Henry. Kebutaan Akibat Katarak, 2003. Available from URL : http:// www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/index//. (diakses 5 Maret 2012) Ramakrishnan, S. et al, 1995. Smoking of Beedies and Cataract: Cadmium and

Vitamin C in the Lens and Blood. Br J Ophthalmol 1995 79: 202-206. Available from: http://bjo.bmj.com/content/79/3/202.full.pdf. (diakses 20 Maret 2012)

Rosenfeld, S. I., Blecher, M. H., Bobrow, J. C., Bradford, C. A., Glasser, D., Berestka, J. S., 2007. Lens and Cataract. San Francisco: American Academy of Ophthalmology

Sastroasmoro, Sudigdo, 1995. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara

Sitepoe, Mangku, 2000. Kekhususan Rokok di Indonesia. Jakarta: Penerbit PT. Grasindo.

Sulistya, Budi T, 2006. Lensa dan Keratoplasti. Malang: FKUB

Sulochana, K. N., Punitham, R., Ramakrishnan, S., 2002. Effect of Cigarette Smoking on Cataract: Antioxidant Enzymes and Constituent Minerals in the Lens and Blood of Humans. Indian Journal of Pharmacology 2002; 34: 428-431. Available from: http://www.ijp-online.com/temp/ IndianJPharmacol346428-7197164_195931.pdf. (diakses 25 Maret 2012) Survei Kesehatan Nasional, 2004. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)

(22)

xxii

Survei Kesehatan Nasional, 2004. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Volume 3. Survei Kesehatan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Available from: http:// www.litbang.depkes.go.id/~surkesnas2/index.php?option=com.content&ta sk=view&id=75&Itemid=35. (diakses 12 maret 2012)

Survei Kesehatan Nasional, 2004. Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2004 Substansi Kesehatan. Survei Kesehatan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Available from: http:// www.litbang.depkes.go.id/~surkesnas2/index.php?option=com_content&t ask=view&id=60&Itemid=35. (diakses 18 Maret 2012).

Vaughan, D.G. et al, 2007. General Ophthalmology. 17th ed. Mc-Graw Hill: Lange Medical Publication.

Vaughan. Asbury, 2009. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Alih Bahasa Pendit, Brachm. Editor Bahasa Indonesia Susanto, Diana. Jakarta: EGC

Weintraub, J. M., Willett, W.C., Rosner, B., Colditz, G. A., Seddon, J. M., & Hankinson, S. E., 2002. Smoking Cessation and Risk of Cataract Extraction among US Women and Men. Am J Epidemiol 2002; 155: 72-9. Available from: http://aje.oxfordjournals.org/cgi/reprint/155/1/72. (diakses 20 Maret 2012)

World Health Organization, 2000. Global Initiative for the Elimination of Avoidable Blindness. Switzerland: World Health Organization. Available from: http://whqlibdoc.who.int/hq/1997/WHO_PBL_97.61_Rev.1.pdf. (diakses 20 Maret 2012)

World Health Organization, 2006. Indonesia National Health System Profile. Indonesia: World Health Organization. Available from: http:// www.searo.who.int/LinkFiles/Indonesia_CHP-Indonesia.pdf. (diakses 20 Maret 2012)

(23)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka kebutaan di Indonesia (1,5%) tertinggi di wilayah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara. Hasil survey kesehatan indera penglihatan dan pendengaran tahun 1993 – 1996 menunjukkan angka kebutaan 1,5%. Penyebab utama kebutaan adalah katarak (0,78%), glaukoma (0,20%), kelainan refraksi (0,14%) dan penyakit – penyakit lain yang berhubungan dengan lanjut usia (0, 38%) (Kepmenkes, 2005). Selain itu angka katarak di Provinsi Jawa Timur adalah 8,5%, dimana angka oprasi katarak adalah 0,5% (Riskesdas, 2009). Hal itu terutama disebabkan ketidakseimbangan antara insiden (kejadian baru) katarak yang besarnya 210.000 orang pertahun dengan jumlah operasi katarak yang hanya 80.000 orang pertahun. Akibatnya terjadi backlog (penumpukan penderita) katarak yang cukup tinggi (Kepmenkes, 2005).

Katarak juvenil merupakan katarak yang terjadi pada masa anak-anak, yang terjadi setelah usia satu tahun. Kekeruhan lensa terjadi pada saat dalam perkembangan serat lensa, sehingga biasanya konsistensinya lembek seperti bubur sehingga disebut sebagai soft cataract. Biasanya katarak juvenil merupakan bagian dari suatu gejala penyakit herediter yang lain (American Acedemic of Opthamology, 2003).

(24)

2

C, E, niasin, tiamin, riboflavin, dan beta karoten), dehidrasi, trauma, infeksi, penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, genetik dan myopia. Beberapa faktor-faktor resiko ini tentunya ada yang dapat dihindari masyarakat untuk mencegah percepatan terjadinya katarak, misalnya merokok (Ilyas, 2009).

Berdasarkan data WHO Report on The Global Tobacco Epidemic 2007, prevalensi perokok muda di Indonesia adalah 11,8% dan prevalensi pengguna tembakau usia muda adalah 13,5%. Sedangkan prevalensi perokok yang merokok tiap hari pada kelompok dewasa adalah 24,2% dan perokok yang tidak selalu merokok pada kelompok muda adalah 5,6% (WHO, 2007).

Besarnya resiko merokok terhadap katarak telah banyak dibuktikan di beberapa penelitian. Tana, Mihardja, dan Rif’ati (2007) mendapatkan resiko

perokok mendapatkan penyakit katarak sebesar 2,17 kali dibandingkan dengan bukan perokok. Raju, George, Ramesh, Arvind, Baskaran dan Vijaya (2006) mendapatkan OR perokok terhadap katarak sebesar 1,59. Christen dkk. (1992) melalui penelitian prospektif kohort mendapatkan RR perokok dibandingkan bukan perokok terhadap kejadian katarak sebesar 2,16. Di Indonesia Pujiyanto dan Ismu (2004) mendapatkan resiko katarak pada perokok sebesar OR= 5,8 dibandingkan yang bukan perokok.

(25)

3

malondyaldehida yang akan membentuk ikatan silang antara protein dan lipid membran sehingga sel menjadi rusak. Kadmium pada rokok dapat berakumulasi di lensa sehingga menghambat kerja enzim antioksidan lensa. Ketiga zat tersebut akhirnya dapat membentuk kekeruhan pada lensa sehingga timbul katarak (Murray, 2003).

Angka kebutaan akibat katarak masih tinggi di Kota Malang, pada tahun 2010 terdapat 262 kasus katarak dan pada tahun 2011 terdapat 618 kasus katarak yang tercatat di Dinas Kesehatan Kota Malang. RSU dr. Saiful Anwar di Malang sebagai rumah sakit rujukan di Malang sendiri mencatat 1233 pasien katarak pada tahun 2011 terdapat 216 pasien katarak juvenil. Dengan adanya uraian di atas dan tingginya angka perokok di dunia, termasuk di Indonesia. Peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan antara rokok dengan terjadinya katarak Juvenil di RSU dr. Saiful Anwar Malang periode Januari- Desember 2011.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah teradapat hubungan antara merokok dengan terjadinya katarak Juvenil di RSU dr. Saiful Anwar Malang periode Januari-Desember 2011 ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara merokok dengan terjadinya katarak juvenil di RSU Saiful Anwar Malang periode Januari-Desember 2011.

1.3.2 Tujuan Khusus

(26)

4

2. Mengetahui lama merokok pada penderita katarak juvenil di RSU dr. Saiful Anwar Malang periode Januari-Desember 2011.

3. Mengetahui jumlah konsumsi rokok batang per hari pada penderita katarak juvenil di RSU dr. Saiful Anwar Malang periode Januari-Desember 2011.

4. Mengetahui jenis rokok pada penderita katarak juvenil di RSU dr. Saiful Anwar Malang periode Januari-Desember 2011.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Klinis

Memberi informasi kepada tenaga medis tentang hubungan merokok dengan terjadinya katarak juvenil dalam upaya pencegahan katarak dini.

1.4.2 Manfaat Masyarakat

Memberi dan menambah pengetahuan kepada masyarakat tentang bahaya merokok dengan terjadinya katarak juvenil dalam upaya pencegahan katarak dini.

1.4.3 Manfaat Akademis

Referensi

Dokumen terkait

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Akhir yang berjudul

Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Akhir dengan judul

Syukur Alhamdulillah, penulis telah berhasil menyelesaikan karya tulis akhir yang berjudul “POLA INDEKS MASSA TUBUH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 RAWAT

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan karunia, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Usulan Penelitian dengan judul “Profil

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Akhir yang berjudul

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah dan karuniaNya sehingga penulis data menyelesaikan karya tulis akhir yang berjudul “Hubungan KLB Difteri

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya tulis Akhir yang berjudul “Pengaruh