• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing dengan Memanfaatkan Mailing List (Studi Kasus: SMK Negeri endal) T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing dengan Memanfaatkan Mailing List (Studi Kasus: SMK Negeri endal) T1 Full text"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

i

Penerapan Strategi Pembelajaran

Active Knowledge Sharing

dengan Memanfaatkan

Mailing List

(Studi Kasus : SMK Negeri 3 Kendal)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh :

Astri Widya Ramadhani

NIM : 702010045

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

2

1.

Pendahuluan

Guru perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dimana siswa dapat aktif membangun pengetahuannya sendiri. Penerapan kurikulum baru membuat guru mengalami masalah dalam menyesuaikan pembelajaran dengan materi ajar. Kurikulum 2013 menuntut siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran [1].

Berdasarkan studi awal di SMK Negeri 3 Kendal memiliki masalah pembelajaran, yaitu sebagian besar siswa di kelas kurang memperhatikan penjelasan dari guru dan sering mengobrol dengan teman-teman sebelahnya. Kurangnya perhatian siswa karena pembelajaran guru dalam menyampaikan materi kurang bervariatif dan terpusat pada guru, sehingga siswa di kelas merasa cepat bosan dan kurangnya semangat belajar. Pembelajaran di kelas membuat siswa menjadi pasif dan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi. Keaktifan siswa dalam pembelajaran harusnya diperlukan untuk mendukung kemampuan mereka dalam memahami materi.

Guru perlu melakukan strategi pembelajaran aktif di kelas untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam berpartisipasi saat proses pembelajaran di kelas. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah active knowledge sharing. Selain itu siswa perlu adanya penambahan jam belajar di luar sekolah untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi. Guru dapat memanfaatkan teknologi internet yang dapat diakses siswa dimanapun dan kapanpun untuk belajar, seperti forum diskusi online mailing list. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari penggunaan strategi pembelajaran active knowledge sharing dengan memanfaatkan mailing list Google Groups terhadap efektivitas pembelajaran.

Active knowledge sharing merupakan strategi pembelajaran aktif yang dapat membawa siswa untuk siap belajar dengan cepat. Pembelajaran ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memecahkan masalah di kelas secara mandiri maupun kerjasama tim. Strategi ini dapat diterapkan pada hampir semua mata pelajaran [2].

Mailing list merupakan forum diskusi berbasis email yang biasa disebut dengan milis [3]. Milis dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk saling berbagi pengetahuan antara anggota kelompok grup melalui akun email.

2.

Kajian Pustaka

Penelitian berjudul Penerapan Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing untuk Meningkatkan Keaktifan Bertanya Biologi Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Berdasarkan hasil pengamatan langsung ditinjau dari aspek keaktifan bertanya siswa. Keaktifan bertanya siswa ditunjukkan dengan kesiapan siswa untuk mengikuti dan menerima pembelajaran yang sedang berlangsung. Keaktifan bertanya siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat, meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa [4].

(9)

3 bahkan dapat menjadi alternatif lain dari pembelajaran konvensional. Siswa maupun guru dapat memperoleh manfaat dari penyelenggaraan E-Learning, di antaranya adalah fleksibilitas kegiatan pembelajaran. Pembelajaran E-Learning dapat digunakan untuk interaksi siswa dengan materi pembelajaran, maupun interaksi peserta didik dengan guru, serta interaksi antara sesama siswa untuk mendiskusikan materi pembelajaran [5].

Penelitian yang dilakukan ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Peneliti mengkombinasikan penelitian terdahulu dengan menerapkan strategi pembelajaran active knowledge sharing untuk meningkatkan kemampuan dan keaktifan siswa di dalam kelas. Sedangkan, pemanfaatan mailing list yang digunakan sebagai media pembelajaran siswa di luar jam sekolah. Pembelajaran aktif tidak hanya terjadi pada saat di kelas, namun juga dapat dilakukan di luar kelas. Melalui forum diskusi mailing list yang anggotanya dapat melakukan kegiatan pembelajaran untuk membahas materi ajar. Hal tersebut ditujukan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi ajar dengan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran di manapun dan kapanpun.

Strategi pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Salah satu kelebihannya dari penelitian yang ditulis oleh Chammot adalah pemilihan strategi pembelajaran didasarkan pada pandangan bahwa, siswa dapat belajar dengan lebih efektif jika siswa mengendalikan belajar mereka sendiri. Pembelajaran aktif akan melatih dan membuat siswa lebih banyak bekerja dan berbuat dalam proses belajar, baik di dalam maupun di luar kelas [2].

Ketika siswa pasif, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang mereka terima. Maka perlu seperangkat tertentu untuk dapat mengikat informasi yang baru saja diterima dari guru. Belajar aktif adalah salah satu cara mengikat informasi yang baru saja diterima dan menyimpannya di otak. Salah satu faktor yang menyebabkan informasi itu cepat dilupakan adalah faktor kelemahan otak manusia itu sendiri [6]. Karakteristik keaktifan siswa menurut Bonwell antara lain, 1) Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi pengajar, tetapi pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas; 2) Siswa tidak hanya mendengarkan secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran; 3) Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pembelajaran; 4) Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisis, dan melakukan evaluasi; 5) Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran [7].

(10)

4

knowledge sharing adalah strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi pengetahuan yang mereka punya.

Keunggulan strategi belajar active knowledge sharing adalah siswa dapat meminta bantuan siswa yang lain untuk membantu menjawab pertanyaan yang tidak bisa dijawab. Kegiatan pembelajaran dapat divariasikan dengan pemberian kartu indeks pada tiap siswa untuk menuliskan informasi baru dari materi yang telah dipelajari [9]. Kendala yang kemungkinan terjadi saat proses pembelajaran berlangsung yaitu, aktivitas siswa di dalam kelas menjadi ramai dan menyita banyak waktu. Kekhawatiran itu bisa ditanggulangi dengan persiapan rencana pembelajaran yang matang.

Mailing list adalah forum diskusi yang berbasis email yang merupakan kumpulan dari alamat email yang diwakili oleh sebuah alamat email tunggal, yaitu alamat list. Mailing list digunakan untuk saling berdiskusi yang memiliki satu topik pembahasan tertentu. Gambaran cara kerja mailing list, yaitu member mengirim pesan ke alamat list dan server mailing list secara otomatis mendistribusikannya ke semua alamat masing-masing member. Bergabung dalam sebuah mailing list bukan berarti member wajib untuk mengirim dan menanggapi setiap pesan yang masuk [3].

Gambar 1 Skema mailing list [3]

(11)

5 atau menghapus anggota dan perubahan tersebut diterapkan ke semua dokumen, situs, video, dan kalender google yang dibagikan dengan grup tersebut [10].

Forum diskusi milis dimanfaatkan agar dapat tercipta suasana belajar yang tidak jauh berbeda dengan keadaan yang ada di kelas meskipun tidak secara langsung. Terjadinya hubungan komunikasi dan berbagi informasi antar anggota milis, guru dengan siswa atau siswa dengan siswa dalam pembahasan seputar materi ajar. Milis Google Groups dipilih untuk menghindari tampilan iklan yang muncul, karena kemungkinan dapat mengganggu proses pembelajaran. Ketersediaan penggunaan aplikasi Google sebagai pendukung proses pembelajaran hanya membutuhkan satu akun email.

ICT memiliki pengertian, yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Kriteria pemilihan media pembelajaran antara lain, 1) Ketepatan media dengan tujuan pengajaran. Media dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional seperti, standar kompetensi, kompetensi dasar, rencana pembelajaran, dan mendukung isi bahan pengajaran. Bantuan media pembelajaran akan lebih cepat dan mudah dipahami siswa; 2) Keterampilan guru menggunakannya, yaitu guru mampu menggunakan media pembelajaran dengan baik; 3) Kemudahan memperolehnya, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh atau mudah dibuat oleh guru; 4) Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung; 5) Sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dimengerti oleh siswa [7]. Alasan peneliti menggunakan milis Google Groups karena pemanfaatan pembelajaran e-learning dari satu akun gmail dapat mencakup beberapa aplikasi google untuk mendukung pembelajaran.

Menurut Reeves (1998) untuk kepentingan pembelajaran di sekolah terdapat dua pendekatan pokok dalam penggunaan teknologi yaitu, para siswa dapat belajar ‘dari’ dan ‘dengan’ teknologi. Belajar ‘dari’ teknologi dilakukan seperti dalam penggunaan computer-based instruction (tutorial) atau integrated learning systems. Belajar ‘dengan’ teknologi adalah menggunakan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran kognitif (cognitive tools) dan menggunakan teknologi dalam lingkungan pembelajaran konstruktivis (constructivist learning environments) [11]. Sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat disebut sebagai suatu e-learning [12].

(12)

6 Terjaminnya ketercapaian hasil belajar yang baik dapat tercapai dengan pembelajaran sebagai pengaturan peristiwa yang berada di luar diri siswa, yang dirancang guna memudahkan proses belajar dalam diri siswa [13]. Guru memberikan konseling terhadap siswa di luar penyampaian materi ajar untuk meningkatkan motivasi belajar.

Efektivitas pembelajaran siswa ditunjukkan dengan ketercapaian dari standar hasil belajar yang telah ditentukan. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai setelah proses pembelajaran berlangsung dalam bentuk tingkah laku untuk mencapai tujuan. Hasil belajar merupakan evaluasi dari proses pembelajaran. Proses belajar dapat berjalan dan berhasil dengan baik, jika guru dan siswa mampu menjalankan komunikasi yang harmonis dan keduanya saling mendukung. Keberhasilan proses belajar mengajar yang ditandai dengan kemampuan guru menumbuh kembangkan kesadaran siswa untuk belajar, sehingga hasil yang didapat siswa memuaskan.

Faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan hasil belajar siswa adalah faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal merupakan pengaruh yang datangnya dari luar diri siswa seperti, metode mengajar guru, suasana belajar, pemberian beasiswa, fasilitas sekolah, dan perhatian orang tua. Sedangakan faktor internal merupakan pengaruh yang datangnya dari diri siswa sendiri seperti, minat belajar, bakat yang dimiliki, dan kondisi kesehatan siswa [14].

3.

Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah ekperimen semu dengan model matching only pretest-posttest control group design. Model desain digunakan untuk mengetahui perbandingan dari hasil belajar siswa sebelum dan sesudah treatment. Penggunaan eksperimen semu dikarenakan pengontrolan dapat dilakukan pada satu variabel dengan mencocokkan karakteristiknya. Pengontrolan Desain penelitian yang digunakan peneliti membutuhkan dua kelas, yaitu sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai pembanding. Pembelajaran kelas eksperimen menggunakan strategi pembelajaran active knowledge sharing dan memanfaatkan milis Google Groups sebagai media pembelajaran di luar kelas. Pembelajaran kelas kontrol berlangsung secara konvensional. Treatment dilaksanakan tiga kali ditiap pertemuan pembelajaran kelas eksperimen. Pertemuan pembelajaran di kelas terjadi satu kali pada tiap minggunya. Berikut ini merupakan gambaran dari desain penelitian matching pretest-posttest control group :

Gambar 2Matching pretest-postest control group design [15]

(13)

7 variabel yang dijelaskan dan dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel bebas adalah bimbingan belajar, sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar.

SMK Negeri 3 Kendal merupakan salah satu sekolah favorit bagi masyarakat sekitar dengan keadaan ekonomi menengah keatas, karena dibangun dengan dukungan dari pemerintah. Luas area sekolah mencakup 30 hektar persegi dengan jumlah 1.143 siswa yang terdiri dari lima bidang kejuruan, yaitu teknik kendaraan ringan (TKR), teknik komputer dan jaringan (TKJ), rekayasa perangkat lunak (RPL), teknik elektronika industri (TEI), dan kimia industri (KI).

Sampel penelitian digunakan untuk mewakili karakteristik dari populasi, yaitu siswa kejuruan Teknik Elektronika Industri di SMK Negeri 3 Kendal. Pengambilan sampel dilakukan secara tidak acak atau nonsampling dengan jenis convenian sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan kecocokannya dengan tujuan penelitian [15]. Penelitian bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran pada kompetensi kejuruan teknik elektronika industri dalam mata pelajaran komunikasi data antar peralatan elektronika. Kelompok sampel yang dipilih dicocokkan dengan berdasarkan kesamaan peran, tugas, dan keahliannya pada mata pelajaran komunikasi data antar peralatan elektronika. Kelompok sampel yang dipilih adalah siswa kelas XI TEI yang terdiri dari dua kelas untuk dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengambilan sampel secara general dengan tidak membedakan gender siswa di kelas XI TEI – 1 yang terdiri dari 37 siswa dan XI TEI – 2 sejumlah 33 siswa.

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu, wawancara untuk menjawab sejumlah pertanyaan dari sudut pandang responden. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur yaitu, wawancara bebas yang tidak menggunakan pedoman pertanyaan secara sistematis. Pertanyaan wawancara ditujukan secara langsung pada inti permasalahan untuk mengetahui tanggapan responden mengenai masalah pembelajaran dan treatment yang dilakukan.

Tes, dilakukan untuk mengukur kemampuan penguasaan siswa terhadap materi ajar. Kemampuan siswa dapat dilihat dari hasil analisis hasil belajar yang telah dikerjakan siswa. Tes diadakan dua kali pengujian yaitu, pretest dan posttest. Pretest dilaksanakan sebelum treatment dan posttest dilaksanakan setelah tiga kali treatment. Hasil tes kelas kontrol dan eksperimen akan dibandingkan untuk mengetahui tingkat signifikansi nilai antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(14)

8 Kuesioner, diperlukan untuk menjawab respon siswa dan guru terhadap pembelajaran yang dilakukan di luar sekolah menggunakan milis Google Groups. Kuesioner diberikan pada akhir pelaksanaan treatment untuk mengetahui apakah memiliki tanggapan yang positif atau negatif menurut responden. Indikator penilaian kuesioner menggunakan skala penilaian Likert. Keterangan kriteria interpretasi skor, diantaranya dari 0-20% = sangat lemah, 21-40% = lemah, 41-60% = cukup, 61-80% = kuat, 81-100% = sangat kuat [16].

Data hasil penilaian berdasarkan pengamatan peneliti dibuat secara cheklist. Hasil penilaian observasi dan kuesioner diakumulasi dalam bentuk persentase. Kemudian, hasil tes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dibandingkan untuk mendapatkan informasi ketercapaian hasil belajar dengan standar ketentuan nilai sejumlah 75%. Berikut ini adalah bentuk indikator penilaian pengamatan pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan pada tiap-tiap anggota kelompok belajar :

Tabel 1 Penilaian kemampuan siswa [17]

No Aspek Kecakapan

1 Akademik  Mendeskripsikan konsep komunikasi data  Mendeskripsikan pengertian DTE & DCE  Mengidentifikasi topologi jaringan

 Mengidentifikasi berbagai kabel & konektor  Mengidentifikasi fungsi susunan kabel LAN  Mempraktikkan krimping kabel UTP dengan RJ45 2 Personal Kemampuan memecahkan masalah

3 Sosial Kemampuan bekerja sama

Tabel 1 digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Aspek akademik merupakan tujuan ketercapaian pembelajaran yang dibagi untuk tiga kali pertemuan. Aspek personal dilihat dari siswa yang berkemampuan untuk memecahkan masalah dari guru. Aspek sosial dilihat dari kegiatan partisipasi siswa dalam bekerja sama di dalam kelompok.

Tabel 2 Penilaian aktivitas siswa menurut Paul B. Diedrich [18]

No Aktivitas Aspek yang Diamati

1 Visual Siswa membaca materi yang disajikan oleh guru

2 Lisan Siswa mengajukan pertanyaan / mengemukakan pendapat

3 Mendengarkan Siswa mendengarkan dan memperhatikan informasi yang disampaikan oleh guru dan siswa lain

4 Mental Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru

(15)

9 Tabel 2 digunakan untuk menilai aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa dalam memahami materi dinilai untuk kesesuaian tingkah laku yang ditunjukkan dengan kemampuan yang dimiliki siswa dari penilaian tabel 1 tidak mengalami ketimpangan. Aktivitas siswa yang dinilai meliputi, visual, lisan, mendengarkan, mental, emosional.

Tabel 3 Penilaian efektivitas pembelajaran [7]

No Aspek yang dinilai

1 Pengorganisasian pembelajaran dengan baik 2 Komunikasi secara efektif

3 Penguasaan dan antusiasme 4 Sikap positif terhadap siswa

5 Pemberian ujian dan nilai yang adil 6 Keluwesan dalam pendekatan pengajaran 7 Hasil belajar siswa yang baik

Tabel 3 diberikan penilaian berdasarkan pengamatan pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. 1) Pengorganisasian pembelajaran dilihat dari bagaimana guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menyususn tujuan pembelajaran, memilih materi serta strategi pembelajarannya, pengelolaan kelas, dan penugasan. 2) Komunikasi yang efektif dapat dilihat dari guru dalam penyampaian materi dapat didengar, diterima, dan dipahami, selain itu komunikasi efektif harus terjadi dua arah antara guru dan siswa. 3) Penguasaan dan antusiasme dilihat dari guru dalam menguasai mata pelajaran yang diajarkan, apakah guru memiliki sertifikat pendidik sesuai bidang studi, karya ilmiah yang dihasilkan guru, serta penguasaan materi yang dipahami siswa. 4) Sikap positif guru dapat dilihat dari sikap yang tidak membeda-bedakan siswa, dan menganggap semua siswa memiliki potensi atau kecerdasan yang berbeda-beda sehingga semua perlu dihargai. 5) Adil di dalam ujian dan penilaian dapat dilihat dari kesesuaian persoalan dengan materi yang diberikan, guru juga harus transparan dan adil dalam memberikan penilaian. 6) Keluwesan dalam pendekatan pengajaran dapat dilihat dari bagaimana guru merancang metode, strategi, media yang bervariasi dalam pembelajaran. 7) Hasil belajar siswa yang baik dapat dilihat dari bertambahnya pengetahuan, perubahan tingkah laku, dan ketrampilan siswa dalam mempraktikkan sesuatu yang baru dipelajari [7].

(16)

10

4.

Hasil dan Pembahasan

Hasil wawancara pada beberapa siswa yang memiliki masalah belajar di kelas maupun di luar jam sekolah. Masalah di dalam kelas yang diungkapkan antara lain, 1) Banyak siswa yang ramai ketika di kelas; 2) Siswa mengantuk dalam pembelajaran; 3) Penyampaian bahasa guru yang sulit dimengerti; 4) Guru yang terkadang datang terlambat dan ribut sendiri; 5) Siswa tertinggal materi ajar karena memiliki banyak kegiatan berorganisasi. Masalah belajar dari beberapa siswa saat di luar jam sekolah antara lain, 1) Kurangnya fasilitas belajar di rumah; 2) Kurangnya kekompakan siswa untuk belajar bersama; 3) Kesulitan dalam mengatur waktu belajar untuk mengejar ketertinggalan pelajaran.

Pembelajaran pada kelas eksperimen dimulai dengan siswa belajar di luar kelas pada milis Google Groups kurang lebih satu minggu sebelum pembelajaran, sedangkan di kelas menggunakan strategi pembelajaran active knowledge sharing. Pembelajaran kelas kontrol dilakukan secara konvensional. Berikut ini merupakan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan saat di kelas :

Tabel 4 Langkah-langkah pembelajaran di kelas [7]

Langkah-langkah Pembelajaran di Kelas Active knowledge sharing :

 Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan memotivasi siswa

 Guru membuat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi ajar, jenis pertanyaan yang digunakan berupa definisi suatu istilah dan pertanyaan tentang topik yang akan dipelajari.

 Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan sebaik-baiknya dan jawaban ditulis pada lembar kerja kelompok.

 Guru meminta siswa untuk bekerja sama dalam tim, berdiskusi dalam menjawab pertanyaan yang tidak diketahui atau diragukan jawabannya.

Konvensional :

 Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan memotivasi siswa.

 Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan.

 Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien.  Guru membimbing

kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

(17)

11  Guru membimbing

kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas.

 Jawaban setiap kelompok pada lembar kerja diputar searah jarum jam.

 Setiap kelompok memberikan penilaian terhadap jawaban kelompok lain. Apakah setuju atau tidak setuju dengan jawaban dari kelompok lain dan memberikan alasannya mengapa setuju atau tidak.

 Lembar kerja kelompok diputar kembali untuk diberikan penilaian menurut kelompok yang lain lagi hingga tiga kali.

 Guru mengklarifikasi jawaban setiap kelompok. Pada pertanyaan yang tidak dapat dijawab siswa akan dijelaskan oleh guru sebagai pengantar untuk mengenalkan topik pembelajaran yang akan disampaikan dengan cara demonstrasi atau bahan bacaan.

 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok.

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

X K X K X K

1 Akademik 74,29 72,86 77,14 65,71 92,86 74,29 2 Personal 77,14 71,43 94,29 77,14 97,14 82,86 3 Sosial 80,00 71,43 82,86 65,71 91,43 85,71

Pertemuan 1, kemampuan siswa dalam pembelajaran menunjukkan lebih dari sebagian siswa di kedua kelas memiliki kemampuan belajar yang baik. Perbandingan dari seluruh aspek penilaian kemampuan siswa menunjukkan jumlah persentase kelas eksperimen sudah baik dari treatment pertama yang dilakukan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

(18)

12 Kemampuan akademik dan sosial pada kelas eksperimen mengalami peningkatan daripada treatment pertama. Kelas kontrol justru mengalami penurunan yang terlihat jelas pada kemampuan akademik dan sosialnya. Hal ini dikarenakan kebiasaan siswa di kelas yang masih suka mengobrol diluar topik materi pembelajaran dan kurangnya kerja sama kelompok dalam mengerjakan persoalan dari guru. Perbandingan dari seluruh aspek penilaian kemampuan siswa menunjukkan jumlah persentase kelas eksperimen jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol terutama pada kemampuan personal dan sosialnya.

Pertemuan 3, kemampuan siswa kelas eksperimen pada pertemuan ketiga mengalami peningkatan yang sangat tinggi dengan jumlah 92,86% pada aspek akademik, 91,43% pada aspek sosial, dan 97,14% pada aspek personal. Kelas kontrol juga mengalami peningkatan jumlah persentase yang baik dari pertemuan pertama dan kedua. Pembelajaran secara praktik crimping kabel dengan konektornya, siswa di dalam kelompok memiliki sikap bekerja sama yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran secara material dengan saling membantu untuk memasang kabel dengan cara yang benar. Perbandingan dari seluruh aspek penilaian kemampuan siswa memiliki jumlah persentase kelas eksperimen yang sangat baik dan lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

Tabel 6 Penilaian aktivitas siswa

No Aktivitas

Persentase (%)

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

X K X K X K

(19)

13 Pertemuan 2, aktivitas siswa eksperimen mengalami penurunan perhatian mendengarkan penjelasan guru dikarenakan waktu siswa lebih banyak digunakan untuk mengerjakan jobsheet 1 dan mereka lebih fokus mengerjakan tugas yang diberikan ditunjukkan dengan persentase keaktifan dalam mengikuti pelajaran siswa sejumlah 91,43%. Kelas eksperimen mengalami penurunan 14,29% pada aktivitas memperhatikan. Kelas kontrol juga mengalami penurunan jumlah 2,86% pada aspek memperhatikan dan penurunan 5,71%emosional dalam mengikuti pelajaran.

Pertemuan 3, aktivitas siswa kelas eksperimen menunjukkan sikap siswa yang sangat aktif dan bersemangat berdasarkan jumlah persentasenya 94,29% yang selalu meningkat dari penilaian aktivitas pertemuan pertama dan kedua. Pada kelas kontrol juga mengalami peningkatan aktivitas siswa yang lebih baik dibandingkan dengan pertemuan pertama dan kedua. Aspek mental dan emosional pada kelas kontrol memiliki kesamaan jumlah persentase sebesar 80%. Perbandingan dari seluruh aspek penilaian mengalami peningkatan jumlah persentase yang sangat baik pada kelas eksperimen.

Tabel 7 Penilaian efektivitas pembelajaran

Persentase (%)

X K

Pertemuan 1 82,86 77,14

Pertemuan 2 91,43 77,14

Pertemuan 3 97,14 80,00

Efektivitas pembelajaran yang dilakukan guru pada ketiga treatment yang dilakukan merupakan sangat baik dengan ditunjukkan pada jumlah persentase kelas eksperimen yang termasuk ke dalam rentang penilaian antara 81-100%. Kelas kontrol memiliki efektivitas pembelajaran yang baik dengan jumlah rentang persentase dari ketiga pertemuan yang dilakukan antara 61-80%. Setiap treatment yang dilakukan pada kelas eksperimen mengalami peningkatan, karena perubahan yang terjadi dipengaruhi oleh aspek pengorganisasian pembelajaran dengan baik, komunikasi yang efektif ,dan hasil belajar siswa yang baik. Aspek penilaian lain merupakan bentuk profesionalisme guru dalam bekerja sudah baik yang dimiliki guru dan tidak mengalami perubahan saat penelitian dilaksanakan. Aspek yang dimiliki guru adalah penguasaan materi dan antusiasme mengajar, sikap positif terhadap siswa, pemberian ujian dan nilai yang adil, dan keluwesan guru dalam pendekatan pengajaran.

Aktivitas di Google Groups

(20)

14 Gambar 3 Tampilan beranda Google Groups

Siswa bergabung ke dalam Google Groups dengan menggunakan akun gmail. Alamat web untuk mencari milis Google Groups yang digunakan adalah https://groups.google.com/d/forum/aktif-belajar-smkn3kendal dengan alamat email grup adalah aktif-belajar-smkn3kendal@googlegroups.com. Berikut merupakan data tentang grup dengan anggota yang paling aktif memberikan komentar :

Gambar 4 Pengepos paling aktif

(21)

15 secara aktif hanya akan mem-posting jika ada persoalan dari pemilik atau guru yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Gambar 5 Pemberian soal pertanyaan untuk dijawab siswa

Gambar 5 menunjukkan adanya pembelajaran dengan pemberian tugas di Google Groups. Konsep pembelajaran pada Google Groups hampir sama dengan pembelajaran di kelas menggunakan strategi pembelajaran active knowledge sharing. Siswa diberikan materi ajar dan diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dalam grup secara individu. Gambar 5 menunjukkan, terdapat siswa yang hanya dapat menjawab sebagian dari pertanyaan. Jawaban siswa pada grup dapat dijadikan sebagai tolak ukur kemampuan siswa terhadap materi yang akan disampaikan di kelas.

Gambar 6 Pemberitahuan pengumuman oleh guru

(22)

16 Peran Google Groups sebagai Media Pembelajaran

Kuesioner dengan responden guru sebagai bentuk persetujuan efektivitas penggunaan Google Groups sebagai media pembelajaran di luar kelas. Berikut ini merupakan hasil tanggapan guru mengenai efektivitas Google Groups sebagai media pembelajaran :

Tabel 8 Hasil respon guru terhadap Google Groups

No Pernyataan Persentase (%)

STS TS R S SS

Hasil kuesioner dengan responden salah satu guru mata pelajaran kompetensi kejuruan teknik elektronika industri sebagai pengguna Google Groups untuk pembelajaran di luar kelas telah menyatakan persetujuan yang baik. Guru selaku pengguna, tidak memiliki keraguan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan Google Groups yang dilakukan di luar kelas.

Tabel 9 Hasil respon siswa terhadap Google Groups

No Pernyataan Persentase (%)

STS TS R S SS

(23)

17 Nilai Pretest

Tabel 10 Hasil penghitungan nilai pretest

Nilai Jumlah

Tabel 10 menunjukkan jumlah nilai rata-rata siswa kelas XI TEI – 1 lebih rendah dibandingkan dengan kelas XI TEI – 2. Kelas XI TEI – 1 dijadikan sebagai kelas eksperimen karena memiliki nilai rata-rata yang lebih rendah dan kelas XI TEI – 2 dijadikan sebagai kelas kontrol.

Nilai Posttest

Tabel 11 Hasil penghitungan nilai posttest

Nilai Jumlah

(24)

18

5.

Simpulan

Penggunaan media pembelajaran online dapat mendukung kegiatan-kegiatan pendidikan siswa di luar kelas. Hasil respon pernyataan siswa sangat setuju sejumlah 64,86% dengan pemanfaatan pembelajaran menggunakan Google Groups untuk mendukung kegiatan-kegiatan pendidikan. Pemberian materi dan persoalan kepada siswa sebelum dimulainya kegiatan pembelajaran membuat siswa lebih aktif dan mandiri dalam mempelajari materi agar terarah pembelajarannya. Keaktifan siswa ditunjukkan dengan persentase rata-rata kemampuan yang meningkat hingga 93,81% dan aktivitas siswa 89,71% pada treatment ketiga. Strategi pembelajaran active knowledge sharing dengan memanfaatkan milis Google Groups sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. Hasil pengamatan dari ketiga treatment menunjukkan peningkatan secara bertahap hingga 97,14% efektivitas pembelajaran yang dilakukan guru sangat tinggi dan dipengaruhi oleh peningkatan kemampuan dan aktivitas siswa.

Saran peneliti sebelum melakukan penelitian perlu dilakukan pengkajian yang lebih rinci tentang karakteristik sampel yang akan diteliti untuk ketepatan solusi yang diberikan guna menjawab permasalahan yang ada. Pengenalan aplikasi baru dalam penelitian perlu dilakukan pelatihan penggunaannya sebelum diterapkan kepada siswa dan guru dibawah pengawasan pakar.

6.

Daftar Pustaka

[1] Kemdiknas. (2012). Uji Publik Kurikulum 2013: Penyederhanaan, Tematik-Integratif. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia. Diambil: 15 Mei 2014, dari

http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-1.

[2] Zaini, Hisyam. (2009). Strategi Pembelajaran Aktif, Implementasi dan Kendalanya di Dalam Kelas. Solo: Universitas Negeri Solo.

[3] Rafiudin, Rahmat. (2005). Membangun Sendiri Server Mailing List. Yogyakarta: Andi.

[4]Rosilia, Evita Dewi dkk. (2011). Penerapan Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing untuk Meningkatkan Keaktifan Bertanya Biologi Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2011/2012. Solo: Universitas Negeri Solo.

[5] Fachri, Muhammad. (2006). E-Learning Alternatif Pembelajaran Modern. Balikpapan: Jurnal Pendidikan Inovatif.

[6] Susilo, A.B. (2012). Strategi Pembelajaran Aktif Modelling The Way Berbasis Teori Bruner pada Pembelajaran Metematika. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

[7] Arifin, Zainal dan Adhi Setiyawan. (2012). P engembangan P embelajaran Aktif dengan ICT. Yogyakarta: PT. Skripta Media Creative.

(25)

19 [9] Silberman, M. 2009. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Edisi

Revisi. Bandung: Nusamedia

[10] Google support. Tentang Google Groups for Business-Google Apps Administrator Bantuan. Google. Diambil: 5 Juni 2014, dari https://support.google.com/a/answer/166147?hl= id.

[11] Suryadi, Ace. (2007). Pemenfaatan ICT dalam Pembelajaran. Jakarta: Universitas Krisnadwipayana.

[12] Wahono, Romi Satria. (2005). Pengantar e-Learning dan Pengembangannya. IlmuKomputer.com.

[13] Sumardjono, et al. (2012). Pengantar ke Dalam Belajar Pembelajaran, Salatiga : Trisara Grafika dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana.

[14] Fathoni, Abdurrahman. (2011). Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Bandung: PT. Remaja Rodakarya.

[15] Sukmadinata, Nana Syaodih. (2010). Metode P enelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rodakarya.

[16] Riduwan dan Sunarto, (2011). Pengantar Statistika: untuk penelitian pendidikan, sosial, ekonomi, komunikasi dan bisnis. Bandung: Alfabeta. [17] Widoyoko, Eko Putro. (2013). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta

: Pustaka Pelajar.

Gambar

Gambar 1 Skema mailing list [3]
Gambar 2Matching pretest-postest control group design [15]
Tabel 1 Penilaian kemampuan siswa [17]
Tabel 4 Langkah-langkah pembelajaran di kelas [7]
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada tanggal 10 Februari 1948 dilaksankan sebuah konferensi di Cisayong yang menghasilkan keputusan membentuk Majelis Islam dan mengangkat Kartosoewirdjo sebagai pemimpin

Data Nilai akhir Bau Asam Limbah Cair Tahu setelah Perlakuan Selama 6

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa kemampuan subjek laki- laki dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah berbentuk kontekstual yaitu subjek laki-laki dengan

Skripsi dengan judul “Penggunaan Metode Permainan Kuis untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Datar dan Bangun Ruang

Instrumen dalam penelitian ini berbentuk essay yang berjumlah tujuh butir soal.Setelah dilakukan wawancara secara langsung dengan guru mata pelajaran Fisika kelas

[r]

Permintaan tenaga kerja merupakan keputusan pengusaha yang berkaitan dengan kepentingan perusahaannya yakni berkaitan dengan tingkat kesempatan kerja optimal yang diinginkan

PERSYARATAN DARI WP - BAYAR PKB - STEMPEL PENGESAHAN STNK - MEMBERI FORMULIR - ENTRY DATA - SWDKLLJ - STEMPEL PENYERAHAN LUNAS -WP MENGISI.. -PENGECEKAN IWKBU - NOTICE