• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAMATAN PROFIL TANAH DI LAPANGAN: SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGAMATAN PROFIL TANAH DI LAPANGAN: SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAMATAN PROFIL TANAH

DI LAPANGAN: SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH

Disusun Oleh:

Ratih Kurniasih, SP., MSc.

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

JAKARTA 2020

(2)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...ii BAB I PENDAHULUAN...2 1. Latar Belakang... 2 2. Tujuan... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...3

2.1 Profil Tanah...3

2.2 Sifat Tanah...3

2.2.1 Sifat fisik Tanah...3

2.2.2 Sifat Kimia Tanah...4

2.3. Faktor Pembentuk Tanah...5

BAB III METODE PRAKTIKUM... 8

3.1 Waktu dan Tempat... 8

3.2 Alat dan Bahan... 8

3.3 Langkah Kerja... 8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 10

4.1 Hasil...10

4.1.1 Deskripsi Profil Tanah...10

4.1.2 Data Profil...11

4.2 Pembahasan... 13

4.2.1 Pengaruh warna terhadap pertumbuhan tanaman... 14

4.2.2 Pengaruh kedalaman lapisan terhadap pertumbuhan tanaman... 14

4.2.3 Pengaruh tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman... 15

4.2.4 Pengaruh pH tanah terhadap pertumbuhan tanaman... 15

4.2.5 Pengaruh ukuran, jumlah dan kedalaman perakaran tanaman terhadap pertumbuhan tanaman...16

4.2.6 Pengaruh kongkresi tanah terhadap pertumbuhan tanaman... 16

4.2.7 Pengaruh struktur tanah terhadap pertumbuhan tanaman...16

4.2.8 Pengaruh konsistensi tanah terhadap pertumbuhan tanaman... 16

(3)

5.1 Kesimpulan...17 LAMPIRAN – LAMPIRAN...20

(4)

ABSTRAKSI

Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk dibawahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui horizon-horizon pada tanah di lokasi dan mengetahui karakteristik tanah meliputi lapisan horizon, tekstur, warna, pH tanah dan perakaran tanah. Pada daerah ini didapatkan profil tanah dengan dua lapisan, yaitu lapisan ke-1 dan lapisan ke-2 yaitu horison O dan A. Lapisan 1 ataupun 2 ini sangatlah berpengaruh pada perkembangbiakkan tanaman yang hidup dilingkungan itu, sehingga manusia dapat mengantisipasi dengan berbagai cara agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan juga sehat dengan menyesuaikan lingkungan ataupun kondisi tanah yang ditempati oleh tanaman tersebut.

(5)

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Sifat morfologi tanah di lapang merupakan salah satu cara untuk mempelajari sifat- sifat fisik dan morfologi tanah di lapangan. Sifat fisik dan morfologi tanah dapat dilakukan dengan pengamatan melalui penampang atau profil tanah. Profil tanah yang dibuat harus dibuat pada suatu tempat yang representasi karena akan mewakili daerah yang akan dipelajari sifat fisik tanahnnya.

Profil yang baik terutama untuk studi genesis dan klasifikasi tanah adalah profil yang dibuat pada tempat yang alami yang belum di rusak oleh tenaga mekanik dari luar. Saat membuat profil tanah lebih baik kita harus memperhatikan aspek sebagai berikut : 1. Jauh dari jalan besar atau saluran air, 2. Bukan bekas jalan setapak, timbunan tanah, bekas bangunan, tempat pembuangan sampah guna menghindari pemadatan artificial, 3. Tidak terlalu dekat dengan pohon besar atau karena perakaran pohon dapat mempersulit pembentukan profil tanah.

Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan biologinya, lapisan-lapisan-lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut biasa disebut profil tanah.

Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga terbentuk karena pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air.

2. Tujuan

1. Mengetahui horizon-horizon pada tanah di lokasi.

2. Mengetahui karakteristik tanah meliputi lapisan horizon, tekstur, warna, pH tanah dan perakaran tanah.

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Tanah

Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas ke batuan induk tanah, yang biasanya terdiri dari horizon-horizon O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang masih di pengaruhi cuaca disebut solum tanah. Horizon O-A disebut horizon tanah atas dan horizon E-B disebut lapisan tanah bawah (Hanafiah, 2014).

Apabila kita menggali lubang pada tanah, maka kalau kita perhatikan dengan teliti pada masing-masing sisi lubang tersebut akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Di suatu tempat ditemukan lapisan pasir berselang-seling dengan lapisan clay, lempung atau debu, sedang di tempat lain ditemukan tanah yang semuanya terdiri dari clay, tetapi di lapisan bawah berwarna kelabu dengan bercak-bercak merah, di bagian tengah berwarna merah, dan lapisan atasnya berwarna kehitam-hitaman (Maidhal, 1993).

Definisi lain dari profil tanah yaitu urutan-urutan horizon tanah, yakni lapisan-lapisan tanah yang dianggap sejajar dengan permukaan tanah. Profil tanah dipelajari dengan mengenali tanah dengan lubang vertikal ke lapisan paling bawah. Warna, tekstur, ketebalan horizon dan kedalaman solum, sifat perakaran atau konkresi merupakan sifat-sifat penting tanah yang selanjutnya menjadi parameter pengukuran profil tanah (Tim Asisten dan Dosen, 2015). 2.2 Sifat Tanah

Di permukaan bumi ini, ada berbagai jenis tanah yang bisa ditemukan. Masing -masing tanah yang terletak di tempat – tempat yang berbeda ini juga memiliki sifat sifat yang berbeda satu sama lain. Sifat sifat tanah ini dibedakan dalam beberapa golongan, yakni sifat fisik tanah dan sifat kimia tanah

2.2.1 Sifat fisik Tanah a. Tekstur

Yang dimaksud dengan tekstur tanah yaitu besar kecilnya butiran-butiran tanah, dimana tekstur ini dapat kita bedakan jadi tiga kelas yaitu tanah pasir, lempung dan tanah liat. Tekstur tanah yang baik adalah tanah lempung dengan perbandingan antara pasir, debu dan tanah liat harus sama, sehingga tanah tidak terlalu lepas dan tidak terlalu lekat (Maidhal, 1993).

Berdasarkan teksturnya maka tanah digolongkan menjadi: Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung. Tanah bertekstur halus

(7)

atau tanah berclay berarti tanah yang mengandung minimal 37,5% clay atau bertekstur clay, clay berdebu atau clay berpasir. Tanah bertekstur sedang terdiri dari tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar. Tanah bertekstur sedang meliputi yang bertekstur lempung berpasir sangat halus dan lempung, lempung berdebu. Tanah bertekstur sedang tetapi agak halus (Hanafiah, 2014). b. Struktur

Struktur tanah adalah penyusun antar partikel tanah primer dan bahan organik serta oksida, membentuk agregat sekunder. Tanah dikatakan memiliki struktur lepas butir, bila butir-butir tanah letaknya berderai atau terlepas satu sama lainnya, sedangkan tanah berstruktur remah bila butir-butir tanah berkumpul membentuk semacam kerak roti. Dan struktur remah merupakan struktru tanah yang paling baik untuk dijadikan sebagai tanah pertanian. Tanah yang berstruktur gumpal ditandai dengan butir-butir tanah melekat sangat rapat satu sama lain (Susanto, 2005).

c. Konsistensi Tanah

Konsistensi tanah merupakan ketahanan tanah terhadap tekanan gaya-gaya dari luar, yang merupakan indikator derajat manifestasi kekuatan dan corak gaya-gaya fisik yang bekerja pada tanah selaras dengan tingkat kejenuhan airnya (Hanafiah, 2014).

d. Temperatur Tanah

Temperatur tanah mempunyai peranan penting dalam perkecambahan dan pertumbuhan tanaman tingkat tinggi, aktivitas organisme tanah, pelapukan, dekomposisi dan humufikasi bahan organik, struktur, air tanah dan udara tanah. Kehilangan panas terjadi melalui radiasi permukaan tanah. Kehilangan ini tergantung pada musim panas, siang hari, warna tanah dan kandungan lengas (Susanto, 2005).

e. Warna Tanah

Warnah tanah merupakan salasatu ciri tanah yang jelas dan paling menonjol sehingga muda terlihat dan sering digunakan dalam memerikan dari pada ciri tanah lain, kususnya orang awam. Warna tanah tidak secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman, tetapi tak langsung melalui daya pengaruhnya atas suhu dan legas tanah (Susanto, 2015).

2.2.2 Sifat Kimia Tanah

Komponen kimia tanah berperan terbesar dalam menentukan sifat dan ciri tanah. Bahan aktif dari tanah yang berperan dalam menjerap dan mempertukarkan ion adalah bahan yang berada dalam bentuk koloid, yaitu liat

(8)

dan bahan organik kedua bahan koloid ini berperan langsung atau tidak langsung dalam mengatur dan menyediakan hara bagi tanaman. Pada umumnya reaksi-reaksi yang terjadi didalam tanah tanah diimbas oleh tindakan faktor tertentu (Susanto, 2005).

1. Pertukaran Ion

Pertukaran ion berperan dalam penilaian tingkat kesuburan tanah. Koloid tanah yang berperan aktif dalam proses pertukaran dan jerapan ion adalah kaloid anorganik dan kaloid organik. Bahan-bahan tersebut mempunyai permukaan spesifik tinggi. Proses pertukaran dalam fraksi debu (2-50 µm) kemungkinan sangat rendah, sedangkan pada fraksi pasir (2µm-2mm) tidak terjadi sama sekali (Susanto 2005).

2. Reaksi Tanah

Reaksi tanah diukur dan ditulis dengan pH, sama dengan –log [H+],

berkisar antara sampai mol/liter. Makin tinggi konsentrasi ion H, makin rendah pH tanah dan makin asam reaksi tanah. Pada umumnya keasaman tanah dibedakan atas asam, netral dan basah. Ion dihasilkan oleh kelompok organik yang dibedakan atas: kelompok karboksil R-COOH dan kelompok fenol R-OH , hidrat , oksidasi senyawa suatu penggunaan pupuk yang bereaksi asam (Susanto, 2005).

2.3. Faktor Pembentuk Tanah

Lapisan-lapisan pembentukan tanah ditentukan pada ketebalan solum tanah (medium bagi pertumbuhan tanaman) yang diukur ketebalannya mulai dari lapisan batu-batuan sampai kepermukaan tanah. Setelah diketahui solum tanah itu kemudian ditentukan pada ketebalan solum tanah itu kemudian ditentukan tebalnya lapisan atas tanah dan lapisan bawahnya satu sama lainnya akan menunjukkan perbedaan yang mencolok. Lapisan atas top soil merupakan tanah yang relatif subur dibandingkan subsoil karena banyak mengandung bahan organik dan biasanya merupakan lapisan olah tanah bagi pertanian yang memungkinkan dapat terjadi keberhasilan usaha penanaman diatasnya (Foth.H.D, 1999).

Dalam faktor pembentukan tanah,dibedakan atas dua golongan yaitu faktor pembentuk tanah secara pasif dan faktor pembentuk tanah secara aktif. Faktor pembentuk tanah secara pasif adalah bagian-bagian yang menjadi sumber massa dan keadaan yang mempengaruhi massa yang meliputi bahan induk,topografi dan waktu atau umur. Sedangkan faktor pembentuk tanah secara aktif adalah faktor yang menghasilkan energi yang bekerja pada massa tanah yaitu iklim dan makhluk hidup (Foth H.D, 1999) .

(9)

Bahan induk adalah batuan yang padu dan tak padu yang mengandung mineral dan terdapat dipermukaan bumi. Sedikit tanah yang berkembang secara langsung dari batuan di bawahnya. Kebanyakan tanah berkembang dari bahan-bahan dari tempat lain. Oleh karena batuan tersusun atas mineral-mineral yang beragam serta berbeda ketahanannya terhadap pelapukan, maka mineralogi bahan induk sangat berpengaruh atas laju perkembangan tanah, tipe produk pelapukan, komposisi mineral dari tanah, dan kesuburan kimia tanah. Konsolidasi dan ukuran partikel bahan induk juga berpengaruh atas permeabilitas air (Susanto, 2005).

2. Topografi

Topografi miring mempergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum tanah. Ada tiga cara topografi mengubah tanah yaitu mempengaruhi jumlah presipitasi yang diabsorbsi dan ditahan dalam tanah sehingga sangat mempengaruhi kelembaban, mempengaruhi kecepatan perpindahan tanah yang diakibatkan oleh erosi, mengarahkan gerakan bahan-bahan dalam suspensi atau larutan dari daerah yang satu ke daerah yang lain (Foth.H.D, 1999).

3. Waktu

Periode pembentukan akan menentukan jenis dan sifat tanah yang terbentuk disuatu kawasan, karena waktu memberikan kesempatan kepada empat faktor pebentukan tanah untuk mempengaruhi proses-proses pembentukan tanah. Tahap awal terjadi pencampuran bahan organik dan perubahan kimia dan mineralogi pada bahan induk, selanjutnya perubahan kimia, mineralogi dan fisika tanah, sehingga membentuk horison yang jelas, hingga dapat mencapai keadaan steady state, yaitu keadaan tanah yang tidak berubah dalam waktu yang lama (Hanafiah, 2014).

4. Iklim

Iklim adalah rata-rata cuaca semua energi untuk membentuk tanah datang dari matahari berupa penghancuran secara radio aktif yang menghasilkan gaya dan panas. Enegi matahari menyebabkan terjadinya fotosintesis (asimilasi) pada tumbuhan dan gerakan angin menyebabkan transfirasi dan evaporasi (keduanya disebut evapotranspirasi). Akibat langsung dari gerakan angin terhadap pembentukan tanah yaitu berupa erosi angin dan secara tidak langsung berupa pemindahan panas. Komponen iklim yang utama adalah curah hujan dan suhu (Hanafiah, 2014).

(10)

Fungsi utama organisme hidup adalah untuk menyediakan bahan organik bagi tanah. Humus akan menyediakan nutrien dan membantu menahan air. Diantara berbagai organisme vegetasi atau mikroflora merupakan yang paling berperan penting dalam mempengaruhi proses perkembangan tanah, karena merupakan sumber utama biomas atau bahan organik tanah (Hanafiah, 2014).

(11)

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 2020 di Kampus F7 Universitas Gunadarma Ciracas, Jakarta Timur

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat

1. Meteran

2. Buku soil munsell color chart 3. Cangkul 4. Pisau lapang 5. Lembar pengamatan 6. Lidi 7. Plastik 8. Palu Pedologi 3.2.2 Bahan 1. Air 3.3 Langkah Kerja

1. Membuat lubang penampang dengan cangkul sampai lubang pinggiran rata agar mudah melihat horison-horison tanahnya.

2. Melihat horison-horison tanah dan ditandai menggunakan lidi untuk mempermudah pengamatan dan mempermudah pengukuran.

3. Horison-horison yang sudah ditandai kemudian diamati dengan variabel: a. Nama horison

b. Kedalaman

c. Batas dan kejelasan horison d. Batas dan bentuk horison e. Struktur f. Tekstur g. Konsistensi kering h. Konsistensi basah i. Warna j. Kandungan bahan/konkresi k. Jumlah karatan/bercak l. Ukuran karatan/bercak m. Bandingan karatan n. Batasan karatan o. Bentuk karatan

p. pH tanah (portebel dan lakmus) q. unsur hara

(12)

s. ukuran perakaran t. jumlah perakaran u. kedalaman efektif

4. Untuk mengamati tekstur, diambil sebogkah tanah lalu dibasahi dengan air hingga dapat ditekam, lalu pijat atau raba agar merasakan besar halusnya tanah.

5. Untuk mengamati struktur, diambil sebongkah tanah, kemudian dipecah dengan menekannya dnegan ibu jari, pecahan tanah yang terbentuk secara alami menjadi agregat mikro yang merupakan kelas struktur tanah.

6. Untuk mengamati konsistensi kering bongkahan tanah kecil yang diambil langsung ditekan, sedangkan konsistensi basah bongkahan tanah dibasahi dahulu dengan air lalu ditekan.

7. Untuk mengamati pH tanah menggunakan portable dan lakmus

8. Untuk mengamati perkaratan dilihat dari karatan-karatan yang ada ditanah tersebut.

9. Untuk mengamati perakaran dihitung akar-akar yang ada di tanah tersebut kemudian identifikasi ukuran akar tersebut.

10. Kedalaman efektif diukur dari horison satu sampai dengan letak adkar terakhir di tanah tersebut.

(13)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

4.1.1 Deskripsi Profil Tanah

Hari : Selasa Tanggal : 2 Juli 2019 Kelompok 3 (Tiga)

Lokasi

Kampus F7 Universitas Gunadarma Ciracas, Jakarta Timur

Kordinat Geografi 6°20'37.1"S 106°52'57.1"E Lat : 6°20’37.1”S LS Long : 106°52’57.1”E BT Ketinggian Tempat 50 mdpl Relief Makro: Datar (Lereng < 2%)

Kemiringan Lereng 0-2˚ Relief Mikro: Buatan manusia : lubang

Desa Klp. Dua Wetan Sketsa Lereng:

Kecamatan Kec. Ciracas Kabupaten Jakarta Timur

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Keadaan Cuaca Cerah Lama Penggunaan:

(14)

Tanaman Utama

-Tanaman Lain Rerumputan Sistem Penanaman

-Keadaan Permukaan Krikil 25%

Catatan Khusus Lahan awal tidak digunakan untuk kegiatan pertanian hanya semak belukar maka dari itu tanaman yang ada padalahan hanya rerumputan dan sebagainya

4.1.2 Data Profil

Lapisan I II

Nama Horizon O A

Kedalaman/Jeluk (cm) 33 33-72

Batas kedalaman Horizon Clear (C) Clear (C) Batas dan Bentuk Horizon Smooth (S) Smooth (S) Struktur Kemantapan: 2 (Sedang)

Ukuran: C (Kasar)

Bentuk: ab (Angulary Blocky)

Kemantapan: 1 (Lemah) Ukuran: VC (Sangat Halus) Bentuk: pl (Platy/lempeng)

Tekstur Clay Clay

Konsistensi Kering Tekan kuat , agak keras Sedikit tekan, lepas-lepas Konsistensi Basah

(Kelekatan) S (Lekat/Sticky) SS (Sligtly Stickly) Konsistensi Basah

(Plastisitas) Ps : Agak plastis (sligty plastic) Ps : Agak plastis (sligty plastic)

Warna 5 YR 3/6 2.5 YR 3/6

Kandungan Bahan Kasar/

(15)

-Jumlah Karatan/Bercak Bandingan Karatan Batas Karatan Bentuk Karatan pH Tanah (Portable) 7.2 7.2 pH Tanah (Lakmus) 6 6

Unsur Hara Nitrogen (N) Unsur Hara Fospor (P) Unsur Hara Kalium (K) Kelembaban Tanah

Ukuran Perakaran Sedang Sedang

Jumlah Perakaran (%) 3 6

Kedalaman Efektif (cm) 32 70

Catatab Khusus  Fisiografi

Zona Jakarta (Pantai Utara)

Terletak ditepi pulau jawa dengan lebar lebih kurang 40 km terbentang mulai dari serang sami ke cirebon. Sebagian besar tertutupi oleh endapan Alluvial yang terangkut oleh sungai-sungai yang bermuara di laut Jawa.

Kemiringan lereng dikategorikan datar

(16)

4.2 Pembahasan

Berdasarkan pada tabel di atas, terlihat bahwa setiap tanah mempunyai horizon yang berbeda. Menurut Hakim (2007) menyatakan bahwa horizon teratas hampir seluruhnya mengandung bahan organik. Tumbuhan daratan dan jatuhan dedaunan termasuk pada horizon ini. Humus dari horizon bercampur dengan mineral lapuk untuk membentuk lapisan I, soil berwarna gelap yang kaya akan bahan organik dan aktivitas biologis, tumbuhan ataupun hewan, maka dari itu, lapisan pertama dinamakan horizon O. Hal ini sesuai dengan pendapat (Hanafiah, 2014) yang menyatakan bahwa tanah yang berwarna gelap berarti mengandung bahan organik sedangkan tanah yang berwarna terang atau pucat berbahan organik rendah.

Lapisan I pada profil mempunyai kedalaman lapisan 33 cm, dengan topografi batas lapisan jelas (Clear). Hal ini didukung oleh Hanafiah (2014) yang mengatakan bahwa lapisan tanah atas memiliki ketebalan solum sekitar 20 sampai 35 cm. Batas kejelasan horizon smooth (rata, lurus membentuk garis lurus), struktur tanah meliputi; kemantapan sedang (2); ukuran struktur kasar (C); dan juga bentuk struktur angulary blocky (ab). Konsistensi pada horizon 1 meliputi; konsistensi kering masuk kedalam kualifikasi tekan kuat, agak keras; konsistensi basa (kelekatan) berupa lekat stricky (s); dan juga konsistensi basa (plastisitas) yaitu sligty plastic (ps). Warna tanah pada lapisan 1 dinotasikan dengan 5 YR 3/6. Bahan kasar (konkresi) yang ditemui pada horizon 1 berupa konkresi mangan (Mn) dengan ciri berwarna hitam, berbentuk seperti konkresi besi dan pada lapisan satu tidak ditemukan bercak. Untuk pH pada lapisan 1 dilakukan pengukuran dengan dua metode, yaitu menggunakan alat portable dengan pH 7.2 dan juga dengan kertas lakmus dengan pH 3. Terdapat perakaran dengan ukuran sedang pada lapisan 1 berjumlah 6 akar dengan kedalaman efektif 32 cm.

Untuk lapisan ke 2 berdasarkan data diatas dikategorikan horizon A. Pada lapisan ini memiliki kedalaman dari 33 – 72 cm dengan batas dan kejelasan horizon sama dengan lapisan 1 berupa clear atau jelas. Begitu juga batas dan bentuk horizon sama dengan lapisan 1 yaitu smooth. Struktur tanah pada lapisan 2 meliputi; kemantapan struktur lemah (mudah hancur apabila diremas

(17)

atau ditekan); ukuran struktur sangat kasar (VC); dan juga bentuk struktur platy (pl). Konsistensi pada horizon 2 meliputi; konsistensi kering masuk kedalam kualifikasi sedikit tekan, lepas-lepas; konsistensi basa (kelekatan) agak lekat/ sligtly stricky (ss); dan juga konsistensi basa (plastisitas) yaitu sligty plastic (ps). Warna tanah pada lapisan 1 dinotasikan dengan 2,5 YR 3/6. Tidak ada bahan kasar (konkresi) yang ditemui pada horizon 2. Untuk pH pada lapisan 2 dilakukan pengukuran dengan dua metode, yaitu menggunakan alat portable dengan pH 7.2 dan juga dengan kertas lakmus dengan pH 6. Terdapat perakaran dengan ukuran sedang pada lapisan 2 berjumlah 6 akar dengan kedalaman efektif 70 cm.

4.2.1 Pengaruh warna terhadap pertumbuhan tanaman

Warna merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak digunakan untuk pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai efek langsung terhadap tanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap temperatur dan kelembaban tanah (Soepardi, 1983). Tanah pada lapisan pertama memiliku warna yang lebih gelap karena pengaruh tumpukan bahan organik. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat (Hanafiah, 2014) yang menyatakan bahwa tanah yang berwarna gelap berarti mengandung bahan organik sedangkan tanah yang berwarna terang atau pucat berbahan organik rendah.

4.2.2 Pengaruh kedalaman lapisan terhadap pertumbuhan tanaman

Kedalaman solum tanah sangat tergantung dari keadaan lingkungan dimana tanah itu terbentuk dan sebagai akibat saling tindak antara faktor dan proses pembentukan tanah. Dari hasil pengamatan profil tanah di lokasi penelitian tergolong tanah yang berkembang sebab sudah terbentuk horizon secara sempurna. Semakin tinggi atau tebal horizon O berarti kandungan bahan organik semakin banyak dan dapat menunjang pertumbuhan tanaman dengan optimal karena menyuplai

(18)

kandungan hara yang dibutuhkan tanaman dari bahan organmik (Hanafi, 2005).

4.2.3 Pengaruh tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman

Tanah liat merupakan tanah yang memiliki banyak pori mikro atau tidak porus. Pori mikro pada tanah liat disebabkan karena struktur tanahnya yang padat. Antara agregat-agregat tanah sangat sedikit terdapat celah atau ruang. Hal tersebut menyebabkan udara sangat terbatas dan air mudah terperangkap, sehingga tanah liat sulit untuk meloloskan air atau dengan kata lain permeabilitasnya rendah (Hanafi, 2005).

Tanah liat kurang mendukung perkembangan akar tanaman karena porositasnya rendah sehingga berpengaruh mengganggu respirasi yang dilakukan oleh akar. Terganggunya respirasi oleh akar akan mengurangi laju pembentukan fotosintat oleh tanaman, sehingga berat kering rendah. Berat kering tanaman berasal dari hasil metabolisme tanaman, baik hasil dari metabolisme primer maupun sekunder (Sutejo, 2005)

4.2.4 Pengaruh pH tanah terhadap pertumbuhan tanaman

Pengukuran pH terhadapt sampel tanah yang diambil dilakukan 2 metode ukur, yaitu dengan kertas lakmus dan juga dengan alat pengukur pH portable, dari kedua pengukuran sampel tersebut, keduanya masuk kedalam pH nornal dari kedua lapisan. Pada pH tersebut tanaman akan tumbuh dengan normal berkat nutrisinya yang terpenuhi. Ciri yang mudah dikenali dari tanaman yang tumbuh diatas tanah dengan pH netral adalah buah dan daunnya yang lebat. Karena mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang untuk membantu pertumbuhan tanaman serta unsur hara yang tersedia pada derajat pH tertentu (Sutedjo, 2005)

(19)

4.2.5 Pengaruh ukuran, jumlah dan kedalaman perakaran tanaman terhadap pertumbuhan tanaman

Dikarenakan jenis tanah yang ada pada lokasi termasuk yang mengandung banyak kandungan liat sehingga tanah tersebut kurang medukung perkembangan akar yang sama dijelaskan pada pengaruh tekstur. Karena itu perakaran kurang bisa menembuh tiap lapisannya, hanya ukuran perakaran sedang dan juga kasar yang dapat menembus hingga kedalaman optimal, tetapi perakaran yang lain hanya bisa tumbuh dan berkembang pada horizon O dan juga transisi antara horizon O dan A. 4.2.6 Pengaruh kongkresi tanah terhadap pertumbuhan tanaman

Pengaruh yang ditimbulkan berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas dan akar, ukuran jaringan akar, kedalaman akar dan ketersediaan air pada tanah. Menurut Hakim (2007), tanaman dengan kebutuhan drainase yang cepat, mungkin akan tumbuh lebih baik pada tanah ini jika hara dan air tercukupi. Hasil penelitian Wirosoedarmo (2010), menunjukan kehadiran bahan kasar yang tinggi pada permukaan tanah dapat mengurangi aliran permukaan dan meningkatkan laju infiltrasi tanah melalui pengurangan daya pukul air oleh bahan kasar dibandingkan dengan permukaan tanah yang terbuka tanpa mengandung bahan kasar. 4.2.7 Pengaruh struktur tanah terhadap pertumbuhan tanaman

Tanah liat memiliki porositas yang rendah karena memiliki banyak pori mikro dan kurang mendukung pertumbuhan akar. Sehingga tanaman yang tumbuh di tanah dengan kandungan liat tinggi kurang produktif (Handayanto, 2009)

4.2.8 Pengaruh konsistensi tanah terhadap pertumbuhan tanaman

Sama halnya dengan sebagaimana pengaruh tekstur dan struktur, konsistensi tanah dapat mempengaruhi perkakaran tanaman, infiltrasi, serta tingkat pengolahan tanah. Makin tinggi konsistensi suatu tanah, maka terhambat perakartan suatu tanaman dan infiltrasi air, serta makin sulit proses pengolahan pada tanah tersebut (Wirosoedarmo, 2010).

(20)

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Laporan (Project Best Leaning) ini menyimpulkan bahwa pada titik koordinat geografi yaitu 6°20'37.1"S dan 106°52'57.1"E yang terletak pada ketinggian 50 mdpl, di desa Kelapa Dua Wetan Kecamatan Ciracas Kabupaten Jakarta Timur. Pada daerah ini didapatkan profil tanah dengan dua lapisan, yaitu lapisan ke-1 dan lapisan ke-2.

 Pada lapisan 1 ini memiliki nama horizon yakni horizon O, adapun data profil tanah yang ditemukan sebagai berikut:

1. Lapisan ini memiliki ketebalan 33 cm.

2. Memiliki batas kejelasan pada horizon yakni smooth (rata lurus membentuk garis lurus).

3. Ukuran Strukturnya yaitu kasar. 4. Tekstur tanah yang didapat ialah clay.

5. Konsistensi keringnya yaitu tekan kuat dan agak keras. 6. Konsistensi basahnya (kelekatannya) yaitu lekat/sticky.

7. Konsistensi basahnya (plastisitasnya) yaitu agak plastis/sligty plastic 8. Memiliki bentuk angulary blocky.

9. Didapatkan unsur mangan (Mn) dengan ciri khususnya yaitu berwarna hitam, berbentuk seperti kongkresi besi.

10. Warna yang dimiliki pada lapisan ini bernotasi 5 YR3/6.

11. Kandungan pH nya yaitu 7,2 dengan menggunakan alat portable sedangkan pengukuran dengan kertas lakmus mendapatkan nilai 6.

 Pada lapisan ke-2 ini memiliki nama horizon yakni horizon A, adapun data profil tanah yang ditemukan sebagai berikut:

(21)

1. Memiliki ketebalan sekitar 70 cm,

2. Memiliki batas ketebalan yakni smooth (rata lurus membentuk garis lurus )

3. Struktur ini memiliki ukuran yang sangat kasar

4. Memiliki kemantapan struktur yang lemah sehingga mudah hancur bila mana diremas atau ditekan.

5. Adapun bentuk struktur pada lapisan ini ialah platy. 6. Tekstur tanah yang didapat ialah clay.

7. Konsistensi keringnya yaitu sedikit menekan dan mudah lepas-lepas. 8. Konsistensi basahnya (kelekatannya) yaitu sligty sticky.

9. Konsistensi basahnya (plastisitasnya) yaitu agak plastis/sligty plastic 10. Warna tanah pada lapisan ini ialah 2,5 Hue 3/6.

11. Memiliki nilai pH yaitu 7,2 dengan menggunakan alat portable sedangkan pengukuran dengan kertas lakmus didapatkan dengan nilai 6.

Hal tersebut baik pada lapisan 1 ataupun 2 ini sangatlah berpengaruh pada perkembangbiakkan tanaman yang hidup dilingkungan itu, sehingga manusia dapat mengantisipasi dengan berbagai cara agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan juga sehat dengan menyesuaikan lingkungan ataupun kondisi tanah yang ditempati oleh tanaman tersebut.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Foth,H.D dan L.N.Turk .1999. Fundamental of soils science. New York:fifth Ed.John.waley&soil.

Gusli, S. 2015. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu tanah. Makassar: Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar.

Hakim. 2007. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Lampung : Universitas lampung.

Hanafiah, K. A. 2005. Dasar –Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Hanafiah, K.A. 2014. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Pers.

Handayanto, E., dan Hariah, K. 2009. Biologi Tanah, Landasan Pengelolaan Tanah Sehat. Yogyakarta; Pustaka Adipura

Maidhal, 1993. Skripsi “Perbandingan sifat fisika tanah lapisan atas oxisol di dataran tinggi dan dataran rendah”. Universitas Andalas Fakultas Pertanian. Padang.

Soepardi. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyata Yogyakarta: Kanisius.

Sutedjo, M.M., dan Kartasapoetra, A.G. 2005. Pengantar Ilmu Tanah Terbentuknya Tanah dan Tanah Pertanian. (Jakarta; Rineka Cipta).

Wirosoedarmo, R. 2010. Drainase Pertanian. Malang; UB-Press.Yuliprianto, H. 2010. Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaanya. Yogyakarta;Graha Ilmu.

(23)

LAMPIRAN – LAMPIRAN

1. Lokasi pengamatan profil tanah.

(24)

3.Pengambilan sampel tanah pada lapisan ke-3.

(25)

5.Pengukuran nilai pH dengan menggunakan alat portable.

(26)

Perpustakaan Universitas Gunadarma BARCODE

BUKTI UNGGAH DOKUMEN PENELITIAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

Nomor Pengunggahan

SURAT KETERANGAN

Nomor: 135/PERPUS/UG/2020

Surat ini menerangkan bahwa:

Nama Penulis : Ratih Kurniasih Nomor Penulis : 160240

Email Penulis : ratihkurniasih@staff.gunadarma.ac.id Alamat Penulis : Kp Curug Kel Tanah Baru Kec Beji

Telah menyerahkan hasil penelitian/ penulisan untuk disimpan dan dimanfaatkan di Perpustakaan Universitas Gunadarma, dengan rincian sebagai berikut :

Nomor Induk : FTI/ID/PENELITIAN/135/2020

Judul Penelitian : PENGAMATAN PROFIL TANAH DI LAPANGAN: SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH Tanggal Penyerahan : 22 / 08 / 2020

Referensi

Dokumen terkait

Bahan organik merupakan bahan induk yang berasal dari proses akumulasi penimbunan hutan rawa / vegetasi rawa dan hewan. Bahan ini merupakan sisa yang dinamis mengalami pelapukan

• Proses pembentukan tanah terutama berupa proses pelapukan bahan organik dan bahan mineral, pencampuran bahan organik dan mineral di permukaan tanah, pembentukan struktur

Namun dapat juga kandungan unsur mikro pada lapisan bawah dapat lebih tinggi apabila terjadi pencampuran dengan bahan tanah mineral yang ada di lapisan bawah gambut tersebut..

 Tanah muda Tanah muda:: pelapukan dan pencampuran bahan mineral dan pelapukan dan pencampuran bahan mineral dan organik, di permukaan tanah dan pembentukan struktur tanah,

Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi memiliki KTK yang lebih tinggi, demikian pula tanah-tanah muda dengan tingkat pelapukan baru dimulai dari tanah-tanah dengan

Kondisi ini merupakan integrasi dari pengaruh: (1) kandungan bahan organik yang berwarna gelap, makin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah maka tanah tersebut akan berwarna

Pada lahan pengolahan tanah konservasi yang memanfaatkan sisa-sisa tanaman sebagai mulsa maupun sumber bahan organik dan tidak adanya penghancuran agregat akan

Dalam pertanian, tanah dapat diartikan lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya tanaman darat.Tanah berasal dan hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa bahan