• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Pengamaran Profil tana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Pengamaran Profil tana"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

ACARA V

PENGENALAN PROFIL TANAH

Oleh :

Nama : MARTHA WIRA PRATAMA

NIM : A1L114013

Rombongan : AGROTEKNOLOGI Pararel A1

PJ Asisten : Ardi Lukman Hakim

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO

(2)

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah adalah bagian dari permukaan bumi yang mengandung dan menopang kehidupan atau mampu sebagai media tumbuh tanaman. Tanah merupakan sistem tiga fase yaitu padat, cair dan gas yang selalu mengalami dinamisasi dalam kondisi seimbang. Dipandang dari segi pedologi, tanah adalah suatu benda alam yang dinamis dan tidak secara khusus dihubungkan dengan pertumbuhan tanaman. Tanah yang dipelajari dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman disebut edapologi.

Tanah merupakan salah satu hal yang penting bagi kelangsungan hidup semua makhluk dibumi ini. Jika tidak ada tanah maka kita tidak akan mengenal daratan, jika tidak ada tanah kita tidak akan mengenal tanaman dan jika tidak ada tanah maka kita tidak akan mengenal pertanian.

(3)

lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizontanah yang terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut biasa disebut Profil Tanah.

Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yangmenunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampailapisan bahan induk dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selaindipengaruhi oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, jugaterbentuk karena pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air.

Tanah tidak langsung ada di bumi ini. Tanah berasal dari batuan dan bahan organik yang mengalami pelapukan. Pembentukan tanah memakan waktu yang lama bahkan ribuan maupun jutaan tahun yang lalu. Proses pelapukan dibedakan menjadi 3 yaitu pelapukan mekanik, pelapukan kimiawi dan pelapukan organik.

Pelapukan mekanik ialah peluruhan yang menghasilkan partikel yang lebih halus. Pelapukan ini meliputi pemanasan, pengendapan, dan penekanan. Pelapukan kimiawi terjadi karena peristiwa hancurnya dan terlepasnya material dari batuan induk disertai perubahan unsur kimia. Sedangkan pelapukan organik terjadi karena peristiwa hancurnya atau terlepasnya material dari batuan induk yang disebabkan oleh kegiatan makhluk hidup.

Terdapatnya horizon-horizon pada tanah-tanah yang memiliki perkembangan genetis menyugestikan bahwa beberapa proses tertentu, umumterdapat dalam perkembangan Profil Tanah. Berdasarkan uraian di atas makadilakukan pengamatan Profil Tanah dalam langkah awal penelitian dan pengamatan terhadap tanah.

(4)

1. Pengamatan profil tanah untuk mengatahui karakteristik tanah dan sifat fisik tanah yang meliputi tekstur, struktur, warna tanah, dan konsistensi.

(5)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan (Kemas A.H., 2007).

(6)

Secara vertikal, tanah berdifferensiasi membentuk horizon-horizon yang berbeda-beda baik dalam morfologis seperti ketebalan dan warnanya, maupunkarakteristik fisik, kimiawi dan biologis masing-masingnya sebagai konsekuensi bekerjanya faktor-faktor lingkungan terhadap:

1. bahan induk asalnya

2. bahan-bahan eksternal, berupa bahan organik sisa-sisa biota yang hidup diatasnya dan mineral nonbahan induk yang berasal dari letusan gunungapi maupun yang terbawaoleh aliran air.

Adapun syarat-syarat penampang tanah yaitu :

1. Lubang penampang harus besar

2. Penggalian sampai bahan induk dan dalam pemeriksaan dipilih sisi lubang penampang yang mendapat sinar matahari

3. Tidak memupuk tanah bekas galian di atas sisi penampang pemeriksaan

4. Penampang pewakilan adalah tanah yang belum mendapat gangguan, misalnya timbunan serta jauh dari pemukiman

5. Jika berair, air yang berada di penampang harus dikeluarkan terebih dahulu

(7)

III. METODE PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah bor tanah, abney level (clinometer), kompas, altimeter, pH saku, botol semprot, kertas label, meteran, buku Munsell Soil Color Chart, kantong plastic, spidol, buku pedoman pengamatan tanah di lapang, dan daftar isian profil.

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah larutan H2O2 3% ,

larutan HCl 10%, dan aquades.

B. Prosedur Kerja

1. Memilih tempat pembuatan profil lalu dibor.

2. Lubang digali hingga terbentuk profil tanah dengan panjang 2 m, lebar 1.5 m, dan kedalaman 1,5 m. di depan bidang dibua zt tangga untuk memudahkan pengamat turun.

3. Profil tanah diukur kedalamannya (diukur dari lapisan teratas hingga terbawah)

4. Penarikan batas horizon ditetukan dengan melihat perbedaan warna atau menusuk-nusuk pisau ke dalam tanah dengan tekanan tetap untuk merasakan perbedaan keras tanah.

(8)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tekstur Tanah Cl Si Cl Cl Cl

(9)

Profil tanah adalah irisan melintang pada tubuh tanah yang dibuat dengan menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman yang tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitiannya (Sutedjo M.M., 2002). Selain itu juga menurut (Madi,2000) Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah,

dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk dibawahnya.

Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk sebagai

bahan pembentuknya, juga terbentuk karena pengendapan yang berulang-ulang

oleh genangan air. Manfaat dari pengamatan profil tanah adalah untuk

memperlihatkan adanya perbedaan dari setiap lapisan tanah dan karakteristik

setiap lapisan tanah, terutama pada Departemen Ilmu Tanah dan Program studi

Agroteknologi jurusan Ilmu Tanah. Dari pengetahuan mengenai profil tanah ini

akan menghasilkan suatu pengetahuan dan kegunaannya dibidang pemupukan,

fisika tanah, dan lain sebagainya dalam penanaman budidaya tanaman.

Menurut (Nurhajati, 1986) profil tanah ialah penampang vertikal tanah

dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk di bawah tanah. Solum

tanah adalah penampang tanah Bdimulai dari Horizon A sampai horizon B. Tanah

merupakan tempat tumbuh tanaman, tubuh alam yang berasal dari hancuran batuan dan bahan organik. Hal tersebut dapat dipelajari dari suatu penampang tegak atau profil tanah.

(10)

penamaan horizon dan lapisan. Berikut penjelasan mengenai masing-masing tiap horizon, yaitu:

1. Horizon O adalah lapisan yang didominasi oleh bahan organik. Sebagian jenuh air dalam periode yang lama, atau suatu ketika pernah jenuh air, tetapi sekarang telah didrainase, sebagian yang lain tidak pernah mengalami jenuh air. Sebagian besar horizon O tersusun dari serasah segar yang belum terdekomposisi atau sebagian telah terdekomposisi yang telah tertimbun di permukaan. Serasah seperti ini dapat berada di atas permukaan tanah mineral atau tanah organik.

(11)

bahan organik terhumifikasi yang bercampur sangat intensif dengan fraksi mineral, dan tidak di dominasi oleh sifat-sifat yang merupakan karakteristik horizon E atau B. Sifat-sifat yang merupakan akibat dari pengolahan tanah, pengembalaan ternak atau jenis-jenis gangguan lain yang serupa.

3. Horizon E adalah horizon mineral yang kenampakan utamanya adalah kehilangan liat silikat, besi, alumunium atau beberapa kombinasi senyawa-senyawa tersebut, meninggalkan suatu konsentrasi partikel-partikel pasir dan debu. Horizon ini memperlihatkan lenyapnya seluruh atau sebagian terbesar dari struktur batuan aslinya. Horizon E dibedakan dari horizon B di bawahnya dalam sequm tanah sama , oleh warna dengan value lebih tinggi atau chrome lebih rendah , atau kedunya, oleh tekstur yang lebih kasar atau oleh suatu kombinasi dari sifat-sifat tersebut.

(12)

lebih tinggi atau hue lebih merah tanpa proses iluviasi semyawa besi yang terlihat jelas.

5. Horizon C adalah horison atau lapisan, tidak termasuk batuan dasar yang lebih keras dan tersementasi kuat, yang dipengaruhi sedikit oleh proses pedogenik, serta tidak memiliki sifat –sifat horizon O, A, E, atau B. Sebagian terbesar merupakan lapisan-lapisan mineral. Bahan lapisan C mungkin dapat serupa atau tidak serupa dengan gahan dari mana solum diperkirakan telah terbentuk. Suatu horizon C mungkin saja telah mengalami perubahan, walaupun tidak terdapat tanda-tanda adanya proses pedogenesis.

6. Horizon R adalah batuan dasar tersementasi kuat sampai mengeras.granit, basaly, kuarsit, batu gamping, dan batupasir A dalah contoh batuan dasra yang diberi symbol dengan huruf R. Lapisan R cukup kompak jika lembab sehingga cukup sulit di gali dengan sekop walaupun lapisan tersebut dapat pecah berkeping-keping (Sarpras, 2005).

Setiap tanah mempunyai horizon-horizon yang berbeda, seperti tanah pegunungan, tanah persawahan, dan tanah yang lainnya. Cara menentukan Profil Tanah yakni dengan cara berdasarkan penentuan setiap lapisannya secara umum, (Wiyono,2006):

1. Lapisan satu pada profil dalam

(13)

Immobilisasi, dimana ion Fe, Al, dan Mn berpengaruh besar dalamperombakan bahan organik sehingga ion-ion tersebut malah di fiksasi oleh ion P. Penyebab lainnya adalah adanya perbedaan nyata dari sifat-sifat tetraktif (aksi pembiasan cahaya) komponen padatan tanah dan udara.

2. Lapisan dua atau lapisan

Dilihat berdasarkan struktur , yaitu lapisan yang diberi simbol BT, dengan kedalaman 22-32 cm dan memiliki warna cokelat yang sedikit gelap. Lapisan BT atau lapisan utamanya B atau suau horizon oeralihan antara hi=orizon B dan Al atau antara horizon B dengann A2 yang watak horizon ini di rajai oleh watak atau sifat horizon B2 dibawahnya

3. Lapisan tiga dengan simbol BW

Merupakan horizon-horizon pelikan, terbentuk atau berdekatan dengan pemupukan tanah sebagai tempat penggolongan bahan organik terhumufikasi yang terkait dengan ertanya pelikan

4. Lapisan empat, yaitu dengan simbol BC atau biasa disebut sebagai lapisan transisi. Merupakan peralihan antara horizon B dan C, dimana watak penciri horizon B2 diatasnya terlihat jelas tetapi berasosiasi dengan ciri watak horizon B2. Pada lapisan ke empat ini terletak diantara 60-120 cm dan mempunyai warna yang lebih terang dari pada kertiga lapisan diatasnya.

Larutan H2O2 berfungsi untuk mengetahui adanya kandungan bahan

(14)

tanah. Apabila tanah mengandung kapur maka terjadi reaksi atau pembuihan. Semakin banyak kandungan kapur dalam tanah maka reaksi pembuihan akan terjadi semakin besar (Hardika, 2007).

Dari hasil pengamatan profi ltanah terdapat lima horizon, yaitu:

a. Horizon O yang batas lapisannya g (gradual) dengan dalam lapisan 37 cm serta batas topografinya s (smooth). Warna tanah pada horizon O adalah dark brown. Tekstur tanahnya Cl dan struktur tanahnya 1 VC. Konsistensi basahnya s (lekat) dan po (tidak plastis) karena tidak bisa di buat pita, konsistensi lembabnya f atau dikatakan gembur, dan konsistensi keringnya sh (agak keras) karena tanah hancur dalam tekanan yang agak sedang. Di horizon ini, pH tanahnya 5.5. Ketika direaksikan dengan HCl dan H2O2 berbuih yang menandakan bahwa kandungan bahan organik dan kapur

pada horizon ini juga lumayan banyak.

b. Horizon A1batas lapisannya g (gradual) dengan kedalaman lapisan 40 cm serta batas topografinya i (irangular) atau tidak beraturan. Warna tanah pada horizon A1 adalah dark brown. Tekstur tanahnya Si dan struktur

tanahnya 1 F. Konsistensi basahnya vs (sangat lekat) dan po (tidak plastis), konsistensi lembabnya vf (sangat gembur), dan konsistensi keringnya s. Di horizon ini, pH tanahnya 5.5 juga. Ketika direaksikan dengan HCl dan H2O2

hanya sedikit berbuih, bahkan untuk H2O2 tidak berbuih sama sekali.

Menandakan bahwa kandungan bahan organik dan kapur pada horizon ini bisa dibilang tidak ada.

(15)

pada horizon A2 adalah dark brown. Tekstur tanahnya cl dan struktur tanahnya

1 VF. Konsistensi basahnya ss (agak lekat) dan p (plastis) karena tanah yang di praktikumkan bisa di coba dan dibuat menjadi pilinan pita, konsistensi lembabnya f (gembur) , dan konsistensi keringnya s (lunak). Di horizon ini, pH tanahnya 5.5. Ketika direaksikan dengan HCl dan H2O2 tidak berbuih

sama sekali dan yang menandakan bahwa kandungan bahan organik dan kapur pada horizon ini sudah tidak terdapat didalamnya.

d. Horizon A3 batas lapisannya g (gradual) dengan kedalaman lapisan 18 cm dari batas horizon A2. Batas topografi di horizon ini adalah s

(smooth). Warna tanah pada horizon A3 adalah dark yellowish brown. Tekstur

tanahnya Cl dan struktur tanahnya 1 VF. Konsistensi basahnya ss dan p, konsistensi lembabnya vf, dan konsistensi keringnya s. Di horizon ini, pH tanahnya 5.5. Ketika direaksikan dengan HCl dan H2O2 sedikit berubuih dan

lebih terlihat tidak berbuih, ini menandakan bahwa kandungan bahan organik dan kapur pada horizon ini tak ada.

e. Horizon B batas lapisannya g (gradual) dengan dalam lapisan 35 cm serta batas topografinya s (smooth). Warna tanah pada horizon B adalah dark brown. Tekstur tanahnya Cl dan struktur tanahnya 1 VF. Konsistensi basahnya so dan p, konsistensi lembabnya vf, dan konsistensi keringnya l atau biasa disebut lepas. Di horizon ini, pH tanahnya 5.5 Ketika direaksikan dengan HCl dan H2O2 tidak terjadi apapun. Ini menandakan bahwa tidak ada

kandungan bahan organik dan kapur dalam horizon B

(16)

secara lama dan setiap lubang itu mempunyai tingkat kedalaman dan tibgkat horizon sendiri-sendiri. Jadi tidak lain, bahwa dalam satu tenpat bisa memiliki berbagai horizon, tidak mesti harus berurutan, misalnya pada sisi sebelah kanan terdapat Horizon O,A1, B, dan seterusnya. Begitu juga dengan apa yang sudah di praktikumkan kemarin, hasl dari apa yang kelompok kami praktiknan adalah hasil horizon

O A1 A2 A3 B

Perakaran halus pada kelima horizon ini banyak sedangkan perakaran kasar pada horizon ini sedikit. Ini disebabkan karena pada batasan horizon yang mencakup 2-3 m adalah belum sampai pada perakaran yang banyak mengandung tanaman musiman atau yang sejenis di atas lapangan atau pada batas horizon O. Demikian juga yang disampaikan oleh (Suprapto, 2000) bahwa pada kedalaman 2.5 m pada percobaan lapangan praktikum Perencanaan dan Sumber Daya Lahan 1 ketika di batas horizon O terdapat tumbuhan musiman yang berakar tunggang, pastilah akan menyebabkan akar tersebut bisa kuat dan daya cengkraman baik. Dari sini bisa dibuat kesimpulan bahwa perakaran tunggang adalah perakaran yang membuat perakaran kasar dan jika perakaran halus adalah perakaran yang dari tumbuhan berakar serabut di atasnya.

(17)
(18)

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Dari tanah yang diamati terdapat 5 horizon yaitu O, A1, A2,

A3, dan B.

2. Pada horizon O, A1, A2, dan B warna tanah adalah dark

brown, sedangkan warna tanah pada horizon A3 dark

yellowish brown.

3. Horizon O dan A1 banyak mengandung Bahan Organik dan

kapur, akan tetapi pada A1 kandungan kapur tidak ada A2,

A3, dan B tidak mengandung bahan organik maupun kapur.

B. Saran

Praktikan harus memahami pembatasan horison untuk menghindari kesalahan pengamatan. Dibutuhkan ketelitian dalam menentukan warna tanah, tekstur, struktur, dan konsistensi. Selain itu untuk bahan dan alat praktikum diharuskan sudah lebih baik, agar daya penunjang untuk hasil praktikum lebih akurat.

(19)

Andika, Surjaro. 2002. “Studi Sifat Fisis Tanah pada Daerah Rawan Longsor”. Jurnal Teknosains. Volume 7 No.2 : 165-166.

Foth, Henry D, 1988, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Hakim, Nurhajati., dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung: UNILA. Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.

Hardika, Mahardika dan Purnomo. 2007. “STATUS KESUBURAN TANAH DI BAWAH TEGAKAN EUCALYPTUS PELLITA F.MueII: STUDI KASUS DI HPHTI PT. ARARA ABADI, RIAU (Soil fertility ander Eucalyptus pellita F.Mu ell standsz Case study in PT. Arara Ahadi, Riau)”. Landasan Penelitina Dasar-Dasar Tanah di Lapang. Jurnal. MANUSIA DAN LINGKUNGAN, Vol. 20, No.l, Maret. 2013:22-34

Madi, Rahmadin. 2000. “Pemanfaatan Campuran Lempung dan Blotong dalam Memperbaiki Sifat Tanah Pasir Pantai Selatan Yogyakarta”. Jurnal AgroteknologI, Fakultas Pertanian dan Teknologi Hasil Pertanian. agyUMY. 9 (1): 1-12

Nurhajati, Hakim. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas

Lampung.

Sarpras, Pranowo. 2005. Mekanika Tanah Dalam Lapangan.

http://web.ipb.ac.id/~erizal/mektan/bab3-klasifikasi%20tanah.pdf

(20)

Supangat, A.B, dkk. 2013. “Status Kesuburan Tanah di Bawah Tegakan

Eucalyptus Pellita F. Muell: Studi Kasus di HPHTI PT. Arara,Riau”. Jurnal Manusia dan Lingkungan. Volume 20, Nomor 1:22-34

Susanto, Andriko Noto dan Sirappa, Marthen P. 2007. “Karakteristik dan Ketersediaan data Sumber Daya Lahan Pulau - Pulau Kecil untuk Perencanaan Pembangunan Pertanian di Maluku”.Jurnal Litbang Pertanian. 26(2): 42-43.

Suprapto. 2000. “Pengaruh Pemberian Bahan Organik pada Profil Tanah terhadap Sifat-Sifat Tanah dan Pertumbuhan Caisim di Tanah Pasir Pantai”.Jurna lIlmu Tanah dan Lingkungan. Volume 5(1) : 31-32.

Sutedjo M. dan A.G. Kartasapoetra. 2002. Pengantar Ilmu Tanah - Cetakan Ketiga. Jakarta: Rineka Cipta.

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki oleh konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan

Isi tempat kosong dengan kata adjektif yang paling sesuai. Kamariah cuak amat ketika menonton filem __________di panggung wayang itu. Dia mengemukakan pendapatnya di dalam

Pembelajaran langsung berpegang teguh pada asumsi bahwa sebagian besar yang dipelajari berasal dari pengamatan terhadap orang lain. Tingkah laku orang lain yang

Mahasiswa tidak dapat menjelaskan metode biomol yang digunakan dalam suatu jurnal ilmiah. Mahasiswa

yang tidak dapat diingat lagi dengan pasti antara bulan Nopember 2016 sampai dengan Desember 2016 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun

Familiar atau kelumrahan memang tidak bisa mengkristal hanya oleh satu dua teks yang berideologi sama.. Ia merupakan bentukan

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi berupa check list yang terdiri atas lembar observasi A digunakan untuk mengetahui

Oleh karena itu untuk keamanan dalam desain ini digunakan tebal pintu 30 mm untuk bentang efektif pintu 50 cm... Perhitungan Slab Beton Pintu