• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan Anemia Pada Ibu Hamil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan Anemia Pada Ibu Hamil"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II BAB II

TINJAUAN TEORI TINJAUAN TEORI A.

A. Konsep Konsep Dasar Dasar Teori Teori AnemiaAnemia 1.

1. Definisi AnemiaDefinisi Anemia

Kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari Kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. (Sarwono, 2008 : hal 213). Kehamilan, persalinan dan nifas pada (Sarwono, 2008 : hal 213). Kehamilan, persalinan dan nifas pada dasarnya merupakan

dasarnya merupakan proses alamiah yang proses alamiah yang di alami oleh di alami oleh seorang seorang wanita.wanita. Anemia adalah Kondisi dimana berkurangnya sel darah merah Anemia adalah Kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh  jaringan.(Wasnidar, 2007.hal 20).

 jaringan.(Wasnidar, 2007.hal 20).

Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin atau sel darah merah < Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin atau sel darah merah < 11 gr % atau suatu keadaan dengan junlah eritrosit yang beredar atau 11 gr % atau suatu keadaan dengan junlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin menurun (Maimunah 2005 ).

konsentrasi hemoglobin menurun (Maimunah 2005 ).

Ibu hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari Ibu hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11 gr %. Bahaya anemia pada ibu hamil tidak hanya berpengaruh pada 11 gr %. Bahaya anemia pada ibu hamil tidak hanya berpengaruh pada keselamatan dirinya saja, tetapi juga pada janin yang dikandungnya keselamatan dirinya saja, tetapi juga pada janin yang dikandungnya (wibisono, Hermawan,dkk 2009).

(wibisono, Hermawan,dkk 2009).

Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi, hal ini penting dilakukan pemeriksaan untuk anemia kekurangan zat besi, hal ini penting dilakukan pemeriksaan untuk anemia  pada kunjungan pertama

 pada kunjungan pertama kehamilan bahkan jika kehamilan bahkan jika tidak mengalami tidak mengalami anemiaanemia  pada

 pada saat saat kunjungan kunjungan pertama, pertama, masih masih mungkin mungkin terjadi terjadi anemia anemia untukuntuk kunjungan berikutnya (Proverawati 2011).

kunjungan berikutnya (Proverawati 2011).

Anemia juga disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan yang Anemia juga disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi atau adanya gangguan penyerapan zat besi dalam mengandung zat besi atau adanya gangguan penyerapan zat besi dalam tubuh (Wibisono,Hermawan dkk,2009).

(2)

2. Etiologi

a. Penyebab anemia diantaranya adalah : 1. Kekurangan gizi (malnutrisi)

2. Kurang zat besi dalam diet 3. Mal absorpsi

4. Kehilangan darah banyak, persalinan yang lalu, dan Iain-lain.

5. Penyakit-penyakit kronik : TBC, Paru, cacing usus, malaria, dan Iain-lain.

6. Dua penyebab yang paling sering ditemukan adalah anemia akibat defisiensi besi dan perdarahan

b. Faktor penyebab defisiensi zat besi adalah : 1. Pendarahan

a) Pendarahan dari uterus (menstruasi, persalinan, kelainan ginekologis).

 b) Gastrointestinal dapat menghambat suplai makanan dalam lambung sehingga kadar zat besi yang dikandung didalam makanan tidak dapat diserap dengan baik oleh tubuh.

2. Kebutuhan meningkat a) Prematuritas

 b) Pertumbuhan c) Kehamilan 3. Mal absorbsi

Apabila terjadi malabsorbsi didalam tubuh mengakibatkan kandungan zat besi yang dikandung dalam makanan tidak dapat dicerna atau diserap oleh tubuh dengan baik sehingga mengakibatkan zat besi yang diproduksi didalam tubuh berkurang.

(3)

3. Tanda dan gejala

Berkurangnya konsentrasi hemoglobin selama masa kehamilan mengakibatkan suplay oksigen keseluruh jaringan tubuh berkurang sehingga menimbulkan tanda dan gejala anemia secara umum, sebagai  berikut : lemah, mengantuk, pusing, lelah, malaise, sakit kepala, nafsu makan turun, mual dan muntah, konsentrasi hilang dan nafas pendek (pada anemia yang parah). Pada pemerikasaan tanda-tanda dan gejala anemia dapat meliputi :

a. Kulit pucat

 b. Konjungtiva pucat c. Gusi

d. Kuku-kuku jari pucat

e. Takikardi ( pada anemia yang parah )

f. Rambut dan kuku rapuh ( pada anemia yang parah ) g. Dan juga lidah licin ( pada anemia yang parah ).

Gejala awal anemia zat besi berupa badan lemah, lelah, kurang energi, kurang nafsu makan, daya konsentrasi menurun, sakit kepala, mudah terinfeksi penyakit, stamina tubuh menurun, dan pandangan  berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk. Selain itu, wajah, selaput lendir kelopak mata, bibir dan kuku penderita tampak  pucat.Apabila anemia sangat berat, dapat berakibat penderita sesak

napas, bahkan lemah jantung (Depkes RI, 2007).

Tanda dan gejala anemia menurut Varney, (2007) adalah: a. Letih, sering mengantuk, malaise.

 b. Pusing, lemah. c.  Nyeri kepala. d. Luka pada lidah e. Kulit pucat.

f. Membran mekosa pucat (misalnya konjungtiva) g. Bantalan kuku pucat.

(4)

4. Klasifikasi Anemia dalam kehamilan

Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu :

a. Hb > 11 gr%Tidak anemia (normal)  b. Hb 9-10 gr% Anemia ringan

c. Hb 7-8 gr% Anemia sedang d. Hb <7 gr% Anemia berat (Manuaba I.B.G,2010.hal 38)

Menurut Sarwono,2010, Macam-macam anemia, yaitu sebagai  berikut :

1. Anemia Defisiensi Besi

Anemia yang paling sering di jumpai yang di sebabkan karena kekurangan unsur zat besi dalam makanan, karena gangguan absorpsi, kehilangan zat besi yang keluar dari badan yang menyebabkan  perdarahan.

2. Anemia megaloblastik

Anemia karena defisiensi asam folik, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12 Hal ini erat hubungannya dengan defisiensi makanan. 3. Anemia Hipoplastik

Disebabkan oleh karena sum-sum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga kini diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar roentgen, racun dan obat-obatan.

4. Anemia hemolotik

Disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil maka anemianya biasa menjadi lebih  berat. Sebaliknya mungkin pula pada kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.

(5)

5. Patofisiologi

Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hypervolemia). Hypervolemia merupakan hasil dari peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang berada dalam tubuh tetapi peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma  peningkatannya jauh lebih besar sehingga member efek yaitu konsentrasi hemoglobin berkurang dari 12 g/100 ml. (Sarwono,2010 hal 450-451).pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah 18%-30% dan hemoglobin 19%. Secara fisiologis hemodilusi untuk membantu meringankan kerja jantung.

Hemodulusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai  puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil berkisar 11 gr% maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5-10 gr%.

6. Faktor Predisposisi Anemia Pada Ibu Hamil a. Umur

Umur ibu adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan sampai ibu tersebut hamil. Ada banyak hal yang menyebabkan terjadinya  berbagai komplikasi pada masa kehamilan diantaranya adalah umur

ibu pada saat hamil. Jika umur ibu terlalu muda yaitu usia kurang dari 20 tahun, secara fisik dan panggul belum berkembang optimal sehingga dapat mengakibatkan resiko kesakitan dan kematian pada masa kehamilan, dimana pada usia kurang dari 20 tahun ibu takut terjadi perubahan pada postur tubuhnya atau takut gemuk. Ibu cenderung mengurangi makan sehingga asupan gizi termasuk asupan zat besi kurang yang berakibat bisa terjadi anemia. Sedangkan pada usia di ats 35 tahun, kondisi kesehatan ibu mulai menurun, fungsi

(6)

rahim mulai menurun, serta meningkatkan komplikasi medis pada kehamilan sampai persalinan (Anonim, 2010).

b. Paritas

Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah di alami oleh ibu  baik lahir hidup maupun lahir mati. Paritas 1-3 merupakan paritas I  paling aman di tinjau dari sudut kematian maternal paritas I dan parits tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian lebih tinggi. Resiko  pada paritas 1 dapat di kurangi atau di cegah dengan keluarga  berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak

direncanakan. ( Sarwono, 2010 ).

Setelah kehamilan yang ketiga resiko anemia (kurang darah) meningkat. Hal di sebabkan karena pada kehamilan yang berulang menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah dan dinding uterus yang biasanya mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin.

c. Status Gizi Ibu Hamil

Anemia merupakan salah satu masalah utama penyebab angka kematian ibu di Indonesia dan sering terjadi pada ibu hamil. Biasanya Anemia di temukan pada wania hamil yang jarang mengkonsumsi sayuran segar, khususnya jenis daun-daunan hiaju yang mentah ataupun makanan yang kandungan protein hewani.

Status gizi dinilai berdasarkan perhitungan Antropometri WHO NCHS ( National Center Of Health Statistic ), yaitu pengukuran dan berbagai dimensi fisik tubuh seperti barat terhadap umur (BB/U), tinggi badan terhadap umur (TB/U) dan berat badan terhadap tinggi  badan terhadap tinggi badan (BB/TB) dan di kelompokkan. Menurut klasifikasi Departemen Kesehatan Indonesia menjadi gizi buruk (BB/U < 60 %), gizi kurang (BB/U 60-80%) dan gizi lebih (BB/U > 110%).

Ibu hamil memerlukan jumlah zat gizi yang relative besar. Hal ini berkaitan dengan pertumbuhan janin di dalam kandungan. Peningkatan kebutuhan zat gizi ini terutama berupa vitamin B1,

(7)

(Thiamin), Vitami E2 (Riboflapin), Vitamin A,D dan B1, Mineral,La, dan Fe.

Kondisi gizi dan komsumsi ibu hamil yang kurang akan menyebabkan anemia dan berpengaruh terhadap kondisi janin dan  bayi yang di lahirkan. Kekurangan gizi pada saat hamil akan menimbulkan berbagai kesulitan. Oleh karena itu, kecukupan gizi yang dianjurkan bayi ibu hamil harus dapat terpenuhi. ( Hadju Veni, 2004 hal 11 ).

d. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan lebih bersifat pengenalan suatu benda secara subjektif. Keadaan anemia ini bisa disebabkan karena pengetahuan ibu hamil tentang gizi yang rendah, sehingga masalah konsumsi dari menu makanaan masih rendah dan tidak teratur. Selain memang  jumlah zat besi yang dapat di serap dari bahan makanaan hanya sedikit. Kurangnya pengetahuan dan salah konsep tentang kebutuhan gizi dan nilai pangan adalah umum dijumpai setiap negara di dunia. Kemiskinan dan kekurangan persediaan pangan yang bergizi merupakaan faktor penting masalah kurang gizi. Sebab lain yang  penting dari gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan gizi atau kemampuan untuk menerapkan informasi dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat  penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari  pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh  pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak

(8)

e. Jarak Kehamilan Yang Terlalu Dekat

Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjadinya anemia pada wanita hamil adalah jarak kehamilan yang pendek. Hal ini disebabkan kekurangan nutrisi yang merupakan mekanisme  biologis dan pemulihan faktor hormonal dan adanya kecendrungan  bahwa semakin dekat jarak kehamilan maka akan semakin tinggi

angka kejadian anemia.

f. Pemeriksaan Antenatal Care

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional yaitu Dr. Gynekologi dan Bidan serta memenuhi syarat 5T ( TB, BB, TD, Tinggi fundus uteri, TT dan Tablet Fe). Jika pemeriksaan antenatal care kurang atau tidak ada sama sekali maka akan tinggi angka kejadian anemia.

g. Pola Makan dan Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe.

Gizi seimbang adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan  produktif. Agar sasaran keseimbangan gizi dapat dicapai, maka setiap

orang harus mengkonsumsi 1 jenis makanan dari tiap golongan makanan yaitu karbohidrat,protein hewani dan nabati sayuran buah dan susu. Kepatuhan meminum tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi perharinya. Suplementasi tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan zat besi. Ibu hamil yang kurang patuh konsumsi tablet Fe mempunyai resiko untuk mengalami anemia dibanding yang patuh konsumsi tablet Fe.

7. Pengaruh Anemia pada Kehamilan,Persalinan,Nifas, dan Janin (Manuaba, 2010. Hal. 38)

a. Bahaya Anemia dalam Kehamilan 1) Resiko terjadi abortus

(9)

3) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim 4) Mudah menjadi infeksi

5) Ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 gr %) 6) Mengancam jiwa dan kehidupan ibu

7) Mola hidatidosa

8) Hiperemesis gravidarum 9) Perdarahan anterpartum 10) Ketuban pecah dini (KPD) Bahaya pada Trimester I

Pada trimester I, anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan kongenital, abortus atau keguguran.

Bahaya pada Trimester II

Pada trimester II, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus  prematur, pada antepartum,gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian janin, gestosis dan mudah terkena infeksi dan dekompensasi kordis hingga kematian ibu.

b. Bahaya Anemia dalam Persalinan 1) Gangguan kekuatan his

2) Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar 3) Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering

memerlukan tindakan operasi kebidanan.

4) Kala tiga dapat di ikuti retensio placenta dan perdarahan post  partum karena atonia uteri.

5) Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri.

c. Bahaya anemia dalam masa nifas

1) Perdarahan post partum karena atonia uteri dan involusio uteri memudahkan infeksi puerperium

2) Pengeluaran ASI berkurang

3) Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan 4) Mudah terjadi infeksi mammae

(10)

d. Bahaya anemia terhadap janin

Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai keutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolism tubuh sehingga menggangu pertumbuhan dan  perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi

gangguan dan bentuk : 1) Abortus

2) Terjadi kematian intra uteri 3) Persalinan prematuritas tinggi 4) Berat badan lahir rendah (BBLR) 5) Kelahiran dengan anemia

6) Dapat terjadi cacat bawaan

7) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal

8) Intelengensi rendah, oleh karena kekurangan oksigen dan nutrisi yang menghambat pertumbuhan janin

8. Diagnosa anemia pada ibu hamil

Diagnosa anemia dalam kehamilan dapat di tegakkan dengan : 1) Anamnesa

Pada anemnese akan didapatkan keluhan lelah, sering pusing, mata  berkunang -kunang dan keluhan mual, muntah lebih berat pada hamil muda. (Manuaba, I.B.G, 2010). Bila terdapat keluhan lemah, Nampak  pucat, mudah pingsan,sementara masih dalam batas normal, maka  perlu dicurigai anemia defesiensi zat besi ( Saifuddin A.B, 2002

hal.282 ).

2) Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah Hb dan darah tepi akan memberikan kesan  pertama. Pemeriksaan Hb dengan Spektofotometri merupakan standar, kesulitan adalah alat ini hanya tersedia di kota. Di Indonesia penyakit kronik seperti : malaria dan tuberculosis (TBC) masih relatife sering

(11)

dijumpai sehingga pemeriksaan khusus darah tepi dan sputum perlu dilakukan.

9. Pencegahan Anemia pada Ibu Hamil

Tujuan pencegahan anemia selama kehamilan adalah untuk menjaga keseimbangan jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna merah pada sel darah ibu untuk mencegah kekurangan bahan pembentuk  protein sel darah merah pada bayi.

Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat di ketahui data dasar kesehatan ibu tersebut, dalam pemeriksaan kesehatan di sertai  pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja sehingga di

ketahui adanya infeksi parasit. (Manuaba, I. B. G. 2010)

10. Penanganan pada Anemia sebagai berikut : a. Anemia Ringan

Pada kehamilan dengan kadar Hb 9-10 gr% masih di anggap ringan sehingga hanya perlu di perlukan kombinasi 60 mg/hari zat besi dan 500 mg asam folat peroral sekali sehari. ( Arisman, 2004 Hal. 150

 – 

151 ).

 b. Anemia Sedang

Pengobatan dapat di mulai dengan preparat besi feros 600-1000 mg/hari seperti sulfat ferosus atau glukonas ferosus. ( Wiknjosastro, 2005 Hal. 452 ).

c. Anemia Berat

Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg, 6 bulan selama hamil, dilanjutkan sampai 3 bulan setelah melahirkan. ( Arisman, 2004 hal 153 ).

(12)

Untuk mencegah anemia pada ibu hamil menurut Depkes RI, (2007) yang harus dilakukan adalah:

1. Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat  besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dari daging, (terutama daging merah seperti sapi dan kambing), telur, ikan dan ayam, serta hati. Pada sayuran zat besi dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti  bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan lain. Perlu diperhatikan bahwa zat besi pada daging lebih mudah diserap oleh tubuh dari pada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi. Hal ini dikarenakan bentuk zat besi didalam sayuran adalah dalam bentuk non heme, juga karena adanya pitat dan  pektin, sehingga diperlukan zat pemicu seperti vitamin C untuk

membantu mempermudah penyerapan didalam usus.

2. Makan-makanan yang banyak mengandung bahan pembentuk  protein sel darah merah seperti:

a) Telur  b) Susu

a). Ibu hamil 0-3 bulan = 1 gelas  b). Ibu hamil 4-7 bulan = 1 gelas c). Ibu hamil 7-9 bulan = 1 gelas c) Ikan

a). Ibu hamil 0-3 bulan = 11/2 potong  b). Ibu hamil 4-7 bulan = 2 potong

c). Ibu hamil 7-9 bulan = 3 potong d) Daging

e) Tempe

a). Ibu hamil 0-3 bulan = 3 potong  b). Ibu hamil 4-7 bulan = 4 potong

(13)

f) Sayuran yang berwarna hijau tua (kankung, bayam, daun katuk, daun singkong)

a). Ibu hamil 0-3 bulan = ½ mangkok  b). Ibu hamil 4-7 bulan = 3 mangkok

c). Ibu hamil 7-9 bulan = 3 mangkok

g) Buah-buahan (jeruk,jambu biji, pisang,tomat) a). Ibu hamil 0-3 bulan = 2 buah

 b). Ibu hamil 4-7 bulan = 2 buah c). Ibu hamil 7-9 bulan = 2 buah

3. Berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan, karena kombinasi tertentu dapat mempengaruhi proses penyerapan zat besi oleh tubuh. Misalnya minum teh atau kopi bersamaan dengan makan akan mempesulit penyerapan zat besi, untuk itu tablet zat besi sebaiknya diminum tidak bersamaan waktunya dengan minum susu, teh, kopi, atau antasida.

4. Mengkonsumsi tablet besi, pada wanita hamil dan menyusui disarankan 18mg suplemen zat besi perhari.

5. Periksa secepat mungkin apabila terdapat tanda-tanda anemia agar langkah-langkah pencegahan bisa segera dilakukan.

Pengobatan efektif anemia pada ibu hamil dilakukan dengan menghilangkan penyebabnya atau memperbaiki kelainan primernya. Suplemen besi, asam folat, dan vitamin B12 bisa diberikan pada  penderita anemia akibat pendarahan dan defisiensi besi. Hasil  penelitian Sood, S K membuktikan bahwa wanita hamil yang mendapat pil besi ditambah dengan asam folat dan vitamin B12 kadar Hbnya naik lebih tinggi dari pada wanita hamil yang mendapatkan pil  besi saja.

Seorang wanita hamil memerlukan 18-21 mg zat besi per hari. Wanita dengan anemia kekurangan zat besi harus diberikan 60-120 mg zat besi per hari. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi menurut Varney, (2007) adalah :

(14)

1. Minumlah zat besi diantara waktu makan atau 30 menit sebelum makan.

2. Hindari mengkonsumsi kalsium bersama zat besi (susu, antasida, makanan tambahan prenatal).

3. Minumlah vitamin C (jus jeruk, tambahan vitamin C).

4. Masak makanan dalam jumlah air minimal supaya waktu memasak sesingkat mungkin.

5. Makanlah daging, unggas, dan ikan. Zat besi yang terkandung dalam bahan makanan ini lebih mudah diserap dan digunakan dibanding zat besi dalam bahan makanan lain.

6. Makanlah berbagai jenis makanan. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr% / bulan (Saifuddin, 2006).

Penatalaksanaan pada ibu hamil dengan anemia :

1. Memeriksakan kadar Hb semua ibu hamil pada kunjungan pertama  pada trimester pertama dan trimester III untu mengetahui kadar Hb

ibu dibawah 11 gr%.

2. Pemenuhan kalori 300 kalori/hari dan suplemen zat besi 60  mg/hari.

3. Pada anemia defisiensi zatbesi yaitun dan preparat besi: fero sulfat, guconat atau Na-feri bisitrat. Pemberian preparat 60 mg/hari.

4. Beri penyuluhan gizi pada setiap kunjungan antenatal tentang  perlunya mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan  perlunya minum tablet Fe.

Referensi

Dokumen terkait

Konsumsi pangan strategis di kota Medan tahun 2010 untuk pangan beras, kacang tanah, cabai merah, daging ayam, daging sapi, telur ayam, minyak goreng, gula pasir, bawang merah

Konsumsi pangan strategis di kota Medan tahun 2010 untuk pangan beras, kacang tanah, cabai merah, daging ayam, daging sapi, telur ayam, minyak goreng, gula pasir, bawang merah

Anemia paling sering terjadi pada ibu hamil adalah anemia akibat defisiensi zat besi karena kebutuhan zat besi akan meningkat dua kali lipat pada ibu hamil

Gula Pasir Lokal Bawang Merah Cabai Merah Keriting Daging Ayam Ras Telur Ayam Ras Daging Sapi Minyak goreng Tepung terigu.. Berapa rata-rata

SUKMA YULIA SIRAIT (080309025) dengan judul skripsi “Prognosa Ketersediaan Pangan (Beras, Minyak Goreng, Gula Pasir, Bawang Merah, Cabe Merah, Telur Ayam, Daging Sapi, Daging Ayam

Hampir secara sempurna (99,72%) kemampuan peubah penjelas yang terdiri dari harga daging sapi dalam negeri, harga daging ayam, harga ikan, harga telur, harga daging

Konsumsi pangan strategis di kota Medan tahun 2010 untuk pangan beras, kacang tanah, cabai merah, daging ayam, daging sapi, telur ayam, minyak goreng, gula pasir, bawang merah

Pencegahan lain yang dapat menghindari terjadinya anemia pada masa kehamilan dapat dilakukan oleh ibu hamil dengan meningkatkan asupan zat besi melalui makanan, konsumsi pangan hewani