• Tidak ada hasil yang ditemukan

Titrasi Iodometri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Titrasi Iodometri"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

TITRASI IODOMETRI

TITRASI IODOMETRI

TITRASI IODIMETRI

(2)

PRINSIP REAKSI

PRINSIP REAKSI :: II22 + + 2 2 e e === === 2 2 II – –

(reversibel)

(reversibel)

 Senyawa yang mempunyai potensial oksidasi < sistem IodSenyawa yang mempunyai potensial oksidasi < sistem Iod

Iodida, berarti dapat dioksidasi oleh IIodida, berarti dapat dioksidasi oleh I22  dapat dititrasidapat dititrasi

dengan larutan baku I

dengan larutan baku I22 (Iod)(Iod)  IODIMETRIIODIMETRI

SO SO33== + + II22 + + HH22O === SOO === SO44== + 2 I+ 2 I–– + 2 H+ 2 H++ S S== + + II 2 2 === S === S + 2 + 2 II–– 2 S 2 S22OO33== + + II 2 2 === S=== S44OO66== + + 2 I2 I–– 

 Senyawa yang mempunyai potensial oksidasi > sistem IodSenyawa yang mempunyai potensial oksidasi > sistem Iod

Iodida, berarti dapat mengoksidasi IIodida, berarti dapat mengoksidasi I––  II22 yg dapatyg dapat

dititrasi dengan larutan baku Tiosulfat (S

dititrasi dengan larutan baku Tiosulfat (S22OO33==)) 

IODOMETRI IODOMETRI BrO BrO33–– + 6 I+ 6 I–– + + 6 H6 H++ === Br=== Br–– + + 3 I3 I22 + 3 H+ 3 H22OO 2 MnO 2 MnO44–– + 10 I+ 10 I–– + 16 H+ 16 H++ === 2 Mn=== 2 Mn2+2+ + + 5 I5 I22 + + 88 H H22OO 

 II22 yang dibebaskan dititrasi dg larutanyang dibebaskan dititrasi dg larutan bakubaku

TIOSULFAT (S

(3)

POTENSIAL OKSIDASI (redoks) : I2 / I – (Iod-Iodida) tidak dipengaruhi pH ( < 8 ) pH > 10 : I2 IO –  IO 3 –   Reaksi : I2 + 2 OH –  === IO –  + I – + H 2O  3 IO –  === 2 I –  + IO 3 – 

 Senyawa yang tak bersifat mereduksi atau mengoksidasi sistem Iod-Iodida

: tak berpengaruh thd sistem

 Kromat : tak bereaksi dg Iodida dlm suasana netral,  dlm asam  Cr 3+

 dg mengatur pH : Cr 3+ dapat dioksidasi oleh I2  Titrasi

(4)

 As2O3 + 2 I2 + 5 H2O === 2 H3 AsO4 + 4 I –  + 4 H+

reaksi reversibel,

pH 4  –  9 : As2O3 dapat dititrasi dengan larutan baku I2

• pH asam kuat medium : H3 AsO4 + I –   I2

dan I2 yang dihasilkan dapat dititrasi dengan Na2S2O3 

reaksi diatas bergeser sepenuhnya KEKIRI.

Contoh lain : 2 Fe3+ + 2 I –  === 2 Fe2+ + I

2

 bila + Flourida / asam Fosfat / Pyrofosfat : komplek-Feri yang tak  bersifat oksidasi thd I – 

2 Cu2+ + 4 I –  === 2 CuI (endapan) + I 2

(5)

CATATAN :

Reaksi kesetimbangan pada Titrasi Iodometri dapat dioptimalkan dengan cara :

 Menaikkan konsentrasi H+

 Menaikan konsentrasi I –

 Titrasi perlahan dg TIOsulfat dimana I2 dihilangkan

 Penambahan katalisator yang sesuai

 Menghilangkan I2 dengan pelarut Organik (CHCl3 atau CCl4) secara destilasi

(6)

SUMBER KESALAHAN

: oksidasi oleh udara menguapnya I2

• suasana asam lemah : 4 I –  + 4 H 

+ O 

2  === 2 I 2  + 2 H 2 O 

 suasana netral : reaksi lambat

 [H+ ] bertambah : reaksi semakin dipercepat dg adanya sinar matahari langsung 

 Cu+ (cupro ion) : oleh udara dioksidasi  Cu 2+ 

+ I –  I  2 

 Nitrit : 2 NO2 – + 2 I – + 2 H  + 

=== 2 NO + I 2 + 2 H 2 O

 NO dg Oxygen udara + I –   I  2 

reaksi ini berlangsung seperti siklus  endpoint juga menjadi tak jelas

 Mencegah menguapnya I 2 dapat + KI === I 3 – 

- titrasi pada suhu < 25oC  penguapan I2 selama titrasi berlangsung  dpt diabaikan dalam suasana KI 4%

(7)

PENETAPAN ENDPOINT dg IND. LAR. AMILUM 

1 tetes 0.1N lar I2 dalam 100 ml air kuning pucat

1 tetes 0.1N lar I2 + 0.2% lar amilum / 100 ml air biru

 potato corn

 STARCH / AMILUM : - amilosa 20 %

 – 

- amilopektin 80 % 100 %

 Garam Na-glikolat sbg pengganti amilum

Reaksi : I2 / I –  + amilosa deep blue

+ amilopektin weak violet

 Potato starch : lebih baik untuk indikator Iodo-/Iodimetri

 Kepekaan : (1

 – 

2) x 10 – 5 N I

2 / 0.001N I – pada suhu kamar

(8)

 Kepekaan berkurang :

 Suhu : pada 50o C kepekaan 10 x kurangnya dari 25oC  senyawa organik : etil dan metil alkohol

suasana alkohol 50 %  tak ada warna biru < 5 % : tak berpengaruh

 larutan amilum tak segar : warna violet atau kemerahan warna merah Iod-amilum + tiosulfat  bereaksi lambat

 pengawet larutan amilum 0.2% : 10 mg HgI2 / liter 

 Penggunaan larutan indikator amilum : 5 ml 0.2% / 100 ml larutan

 Indikator lain : CCl4 / CHCl3 : 10 ml / 50 ml larutan 4 x 10 –5N I

(9)

REAKSI : TIOSULFAT + IOD

2 S2O3= + I

2 === S4O6= + 2 I –

 Brom, Hipoklorit + S2O3=  SO4= (kuantitatif)

 KMnO4, K2Cr 2O7, Ce(SO4)2 : + S2O3=  SO4= (tak kuantitatif)

 I2 / Na2CO3 : S2O3= + 4 I2 + 10 OH – === 2SO

4= + 8 I – + 5 H2O

 EKIVALENSI :

 Suasana normal (netral/asam lemah) : 1 mol S2O3= = 1 grek I2  Suasana abnormal (alkali) : 1 mol S2O3= = 8 grek I2

 Suasan reaksi sangat berpengaruh : S2O3 =  S4O6=

atau

 SO4=

(10)

:

I  dg S  O 

• 25.0 ml 0.1N I + 0.5 g NaHCO memerlukan

24.00 ml 0.1N S utk sampai endpoint.

• 25.0 ml 0.1N I + 1.0 g NaHCO memerlukan

22.50 ml 0.1N S utk sampai endpoint.

•  netralisasi dengan : (NH

• (berlebih) Na

• Boraks

 dapat menyebabkan kesalahan

 Titrasi terhadap larutan:

0.1N I pH < 7.6 Reaksi : I dg S  S

0.01N I pH < 6.5 secara kuantitatif 

0.001N I pH < 5.0

PENGARUH SUASANA TERHADAP REAKSI

O O ) CO , HPO  –  O O  –   – 

(11)

+ larutan dapar tertentu dan pada endpoint pH tidak boleh terlalu tinggi

(basa)

- Larutan I masih dapat

dititrasi langsung dg memperhatikan pengaruh udara dan pengocokan

- Pada titrasi dlm 

digunakan baku As

- Pada titrasi yg harus :

keluarnya CO dpt memperkuat penguapan I 

dipilih larutan dapar : Boraks atau

Na

PENGARUH NETRALISASI PADA TITRASI IODOMETRI

suasana asam relatif kuat

suasana alkali lemah O

penetralan + Na/KHCO

(12)

• Dengan penurunan pH : HAsO + H === H

H + H ===

H

• K pd suhu kamar (Washburn & Roebuck) :

{[H x [I

10

• pH 5  –  9 : kesalahan 0.1 %

• pH < 5 : reaksi berlangsung lambat

AsO + H O === H AsO + H pKa

2.25

AsO + H O === HAsO + pKa

6.77

HAsO + H O === AsO + pKa

11.53 As + 2 I + 5 H O === 2 HAsO + 4 I + AsO AsO AsO AsO ] x [H ] ] } / {[H AsO ] x [I ]} = 5.5 x

titrasi As dengan larutan baku I : pH = 4

Titrasi I dengan baku As : pH tak boleh > 9 :

(13)

25 g Na + 0.1 g Na + aquades segar  ad 1 liter 

didiamkan semalam sebelum digunakan, kalau perlu disaring dulu.

12.7 g I + 40 g KI (bebas Iodat) + 25 ml air, dalam  –  aduk sampai I semua larut , baru diadkan sampai 1 liter.

(disimpan dalam glass-stoppered bottle, ditempat dingin).

2.4725 g As (p.a.) + 20 ml 1N NaOH, sampai larut + H ml (volumetric flask)

PREPARASI LARUTAN : 0.1N Na

S O . 5H O CO

PREPARASI LARUTAN : 0.1N

beaker glass

PREPARASI LARUTAN : 0.1N As

O

SO atau HCl 1N sampai netral atau

(14)

:

0.14  –  0.15 g KIO + 25 ml air + 2 g KI (bebas Iodat) +

10 ml H / HCl 1N  –  dititrasi dg larutan TIOSULFAT

 – 

titrasi dilanjutkan sampai warna biru tepat hilang. :

1. Untuk memperkecil kesalahan dari penimbangan  dibuat

larutan

100 ml 0.1N KIO seperti diatas.

2. Dengan KBrO : BrO + 6 I –  + 6 H === 3 I + Br  + 5 H

reaksi lebih lambat dan keasaman perlu lebih tinggi, 5 ml HCl

4N atau 10 ml H 4N utk 25 ml larutan iodida-bromat, +

PEMBAKUAN DENGAN KIO

IO + 5 I + 6 H === 3 + 3 H

PROSEDUR : SO

sampai larutan kuning muda + indikator larutan amilum

Catatan

, kemudian dipipet mis. 10.0 ml dan dititrasi O

SO

(15)

0.2 g As

1N (berlebih) + 2 g NaHCO / 50 ml air  –  dititrasi dengan larutan I dengan indikator larutan amilum

 warna blue tinge.

- As : racun keras !!!

- memperkecil kesalahan dari penimbangan As kalau dititrasi

langsung  dibuat dulu larutan baku As 

dipipet.

PEMBAKUAN LARUTAN 0.1N

dg As

As + 3 I + 5 H O === 2 HAsO + 4 I + PROSEDUR : O (p.a.) + 10 ml NaOH 1N + 15 ml H SO Catatan : O O O

(16)

Reaksi :

atau

Peruraian dlm penyimpanan :  klorit : ClO2 – 

5 g sampel + gerus dimortir dg air  suspensi homogen  – dipindahkan

ke labu ukur 500 ml + air sampai garis tanda.

Dipipet 50.0 ml + 2 g KI + 15 ml H 4N  – dititrasi dengan larutan

baku Na dan indikator larutan amilum sampai warna biru tepat hilang.

PENGGUNAAN TITRASI IODOMETRI

atau

IODIMETRI :

PENETAPAN KLOR DLM BLEACHING POWDER :

CaCl(OCl) + 2 Ca2+ + Cl + CaCl(OCl) + 2 + 2 H Cl + + H ClO + 4 I + 4 H 2 I + Cl + 2 H Prosedur: SO S O

(17)

5 g sampel + 100 ml air + H SO 2N sampai metil orange  kuning, + 2 ml H 2N lagi (berlebih) + gas Br  secara perlahan, gas Br  dihilangkan, baru + 0.2 g KI + ind amilum  –  titrasi dg baku 0.005N Tiosulfat

dipipet sampel 25.0 ml H yang telah diencerkan +

10 ml H 4N + 1 g KI + : 2 Cu + 4 I –  === 2 CuI (end.) + I : 2 Fe + 2 I : H === S (end) + 2 H + 2 (suasana asam) : S + 4 I + 8 OH === SO + 8 I + 4 PENETAPAN IODIDA SO PENETAPAN H O 3 SO tts larutan amonium

molibdat netral 3% - dititrasi dg larutan baku Tiosulfat dan indikator lar. Amilum

PENETAPAN Cu2+ 2+

PENETAPAN Fe3+ 3+ === 2 Fe2+ + I

PENETAPAN H S + I

PENETAPAN Na =

(18)

• Timbang saksama lebih kurang 400 mg  –  dilarutkan dalam

100 ml air + 25 ml H 2N + 3 ml larutan kanji LP –  dititrasi

I 0.1N LP, sampai larutan tepat biru.

( 1 ml I 0.1N setara dengan 8.806 mg C : Vit.C )

- Ditimbang saksama 0.5 g  –  air ad 50 ml dalam labu ukur.

- Dipipet 10.0 ml + 2 ml larutan amilum 0.5% + 1 ml HCl 2%

-dititrasi dengan larutan baku KIO 0.1N  –  sampai larutan

tepat biru

( =

)

PENETAPAN VIT. C

+ 2 HI +

PROSEDUR FARMAKOPE INDONESIA IV:

SO dengan larutan baku

H O

PROSEDUR FARMAKOPE RUSIA IX :

1 ml KIO 0.1N setara dengan 0.008806 g Asam Askorbat

(19)

: 25.0 ml lar. sampel Pb + K

 endapan disaring  –  dicuci  –  dilarutkan dlm H lar. + I I dititrasi dengan lararutan baku tiosulfat :

31.50 ml 0.1010N dan ind. lar. amilum

: Pb + CrO  PbCrO (endapan)

2 PbCrO + 2 H  2 Pb + Cr  + H Cr  + 16 H + I === 2Cr  + 3 I + 7 H I + 2 S === S + 2 I 2). Menghitung I Vol. I x N I = Vol. S x N S mgrek I = 31.50 x 0.1010 = 3.1815 I = (3.1815/2) mgrl  Cr  = (3.1815/2) / 3 mgrl  Pb (PbCrO = {2 x (3.1815/2) / (3)} / 25 = 0.0424M .

CONTOH SOAL (1) 2+ CrO

  1). Reaksi 2+ = 2+ O O O 3+ O O O

yg dibebaskan/dihasilkan dari reaksi

Cr hasil melarutkan endapan PbCrO

O O

O

(20)

: 25.0 ml sampel KI + HCl encer + 10.00 ml KIO 0.0500M (berlebih)  –  gas I yg terjadi diuapkan  –  setelah dingin + KI dan I yg terjadi

dititrasi dg baku : 21.14 ml 0.1008N Na

:

1) Menghitung I yg dihasilkan dari reaksi sisa KIO + KI + asam :

= 21.14 ml x 0.1008N = (21.14 x 0.1008) mgrek = (21.14 x 0.1008) / 2 mgrl = 1.0655 mgrl

 Sisa KIO = (1/3) x mgrl I = (1/3) x 1.0655 = 0.3552 mgrl 2) KIO awal = 10.00 x 0.0500 = 0.5000 mgrl

3) KIO yg bereakksi dg sampel KI = (0.5000  –  0.3552)

= 0.1448 mgrl 4) KI sampel = 5 x 0.1448 mgrl = (5 x 0.1448) / 25 = 0.02896 M. CONTOH SOAL (2) S O REAKSI 5 I + 6 H + IO === 3 + 3 H + 2 S === 2 +

(21)

: 200.0 mg Na + H+ + 31.00 ml KMnO

25.0 ml KMnO (diatas) dititrasi secara Iodometri suasana asam  berapa ml Na 0.1000N yg diperlukan ? [C = (1.4925 x 2) = 2.9850  N KMnO = 2.9850 / 31 = 0.0963  CONTOH SOAL (3 C O . S O REAKSI: 5 + 2 MnO +16 H === 10 CO + 2 Mn2+ + 2 MnO + 10 I + 16 H === 2 Mn2+ + 5 + + 2 === S + 2

1). Menghitung N dari KMnO

O =] = 200 / 134 = 1.4925 mgrl

mgrek

2). 25.0 ml KMnO 0.0963 N = Vol. Na x 0.1000 N

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Siswa kemampuan tinggi dapat menjawab benar dengan pertanyaan probing pada konsep penentuan konsentrasi asam asetat dalam cuka, pH larutan asam lemah, pH larutan

Titrasi asam basa dapat pula dilakukan untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa yang konsentrasinya belum diketahui, sehingga kita dapat menghitung jumlah zat pereaksi

Metode titrasi iodometri tak langsung (kadang-kadang dinamakan iodometri), adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi dinamakan iodometri),

: ODF yang mengandung CTMsetelah direndam dalam larutan dapar fosfat pH6,8 selama 30 detik.. : ODF yang mengandung CTMdirendam dalam larutan dapar fosfat pH

Titrasi merupakan proses penentuan konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikan larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya (larutan standar), titrasi asam basa adalah suatu

Konsentrasi EDTA yang digunakan dapat mempengaruhi penentuan kadar Mg, karena besar konsentrasi tersebut sama dengan berat larutan logam tersebut yang nantinya akan

Dititrasi natrium thiosulfat dengan kalium iodide sampai terjadi perubahan warna kuning hamper hilang dan kemudian ditambahkan 1 ml indicator

Proses penentuan konsentrasi larutan dengan cara ini disebut titrasi. Dan jika pasangan larutan yang digunakan dalam proses ini adalah larutan asam dan basa,