• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

No. 24/05/72/Th.XVIII, 04 Mei 2015

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

Selama April 2015, Inflasi Sebesar 0,37 Persen

Mulai Januari 2014, penghitungan inflasi secara nasional telah menggunakan IHK tahun dasar baru (2012=100) berdasarkan hasil Survei Biaya Hidup (SBH) 2012. Dibandingkan tahun dasar lama (2007=100), terdapat perluasan cakupan kota yang diikuti oleh perubahan paket komoditas dan diagram timbang. Penggunaan tahun dasar baru dilakukan untuk menyesuaikan perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan periode sebelumnya. SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar terpilih lainnya. Dari seluruh kota pantauan, terdapat 66 kota yang merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 lainnya merupakan cakupan kota baru. Paket komoditas Kota Palu hasil SBH 2012 mencapai 346 komoditas.

Di tingkat nasional, terdapat 72 kota mengalami inflasi selama April 2015 yakni Tual (1,31 persen), Bima (1,09 persen), Lubuk Linggau (0,99 persen), Medan (0,96 persen), Serang (0,94 persen), Pangkal Pinang (0,87 persen), Pekanbaru (0,81 persen), Lhokseumawe (0,79 persen), Bukittinggi (0,77 persen), Bandar Lampung (0,76 persen), Tangerang (0,73 persen), Bau-Bau (0,72 persen), Bogor (0,71 persen), dan kota lainnya di bawah 0,70 persen. Sedangkan 10 kota yang mengalami deflasi meliputi Manokwari (0,69 persen), Watampone (0,39 persen), Balikpapan (0,32 persen), Depok (0,20 persen), Mataram (0,20 persen), Tegal (0,10 persen), dan kota lainnya di bawah 0,10 persen.

 Dari 82 kota pantauan secara nasional, 72 kota mengalami inflasi sedangkan 10 kota lainnya mengalami

deflasi selama April 2015. Kota Palu terjadi inflasi sebesar 0,37 persen dengan indeks harga 117,78.

 Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 1,31 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota

Manokwari sebesar 0,69 persen. Inflasi Kota Palu menduduki peringkat ke-41 di tingkat nasional dan ke-7 di Kawasan Sulampua.

 Kenaikan indeks harga terjadi pada kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan

(2,61 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,85 persen), perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,56 persen), pendidikan, rekreasi, dan olahraga (0,24 persen), serta kesehatan (0,01 persen). Sebaliknya, penurunan indeks harga terjadi pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 2,41 persen dan sandang sebesar 0,03 persen.

Laju inflasi tahun kalender hingga April 2015 sebesar -2,02 persen, sedangkan laju inflasi year on year

(2)

Dari 18 kota di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual (1,31 persen), diikuti Bau-Bau (0,72 persen), Ternate (0,62 persen), Pare-Pare (0,45 persen), Palopo (0,43 persen), Makassar (0,38 persen), Palu (0,37 persen), dan beberapa kota lainnya di bawah 0,35 persen. Sedangkan deflasi terjadi di lima kota yakni Manokwari (0,69 persen), Watampone (0,39 persen), Jayapura (0,09 persen), Bulukumba (0,06 persen), dan Kendari (0,03 persen).

I. Perkembangan Inflasi/Deflasi Menurut Kelompok Pengeluaran

Selama April 2015, inflasi sebesar 0,37 persen dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (2,61 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,85 persen), perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,56 persen), pendidikan, rekreasi, dan olahraga (0,24 persen), serta kesehatan (0,01 persen). Sebaliknya, penurunan indeks harga terjadi pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 2,41 persen dan sandang sebesar 0,03 persen.

Laju

Inflasi Inflasi

Apr 2014 Des 2014 Mar 2015 Apr 2015

tahun Kalender 2015 ** [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] U m u m 111,68 120,21 117,34 117,78 0,37 -2,02 5,46 0,37 1 Bahan Makanan 110,18 122,39 111,55 108,86 -2,41 -11,05 -1,20 -0,46

2 Makanan Jadi, minuman, Rokok, dan

Tembakau 120,95 128,19 129,44 130,54 0,85 1,83 7,93 0,19

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan

Bahan bakar 108,10 113,76 115,12 115,77 0,56 1,77 7,10 0,13

4 Sandang 103,28 105,78 106,55 106,52 -0,03 0,70 3,14 0,00

5 Kesehatan 103,98 111,21 112,27 112,28 0,01 0,96 7,98 0,00

6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 107,85 113,51 113,57 113,84 0,24 0,29 5,55 0,02

7 Transportasi, Komunikasi, dan Jasa

Keuangan 113,80 126,94 119,37 122,49 2,61 -3,51 7,64 0,49

*) Perubahan IHK bulan April 2015 terhadap IHK bulan Maret 2015 **) Perubahan IHK bulan April 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014 ***) Perubahan IHK bulan April 2015 terhadap IHK bulan April 2014

[1]

Tabel 1

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Palu Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) April 2015

Indeks Harga Konsumen

Year on Year ***

Andil Inflasi

Kelompok Pengeluaran Inflasi Apr 2015*

Perkembangan inflasi/deflasi menurut kelompok pengeluaran Kota Palu selama April 2015

secara lebih rinci sebagai berikut:

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan selama April 2015 mengalami penurunan indeks harga sebesar 2,41 persen yakni dari 111,55 pada Maret 2015 menjadi 108,86 pada April 2015. Secara keseluruhan

(3)

harga terjadi pada subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya (9,08 persen), lemak dan minyak (3,55 persen), sayur-sayuran (2,39 persen), telur, susu, dan hasil-hasilnya (2,32 persen), kacang-kacangan (2,14 persen), buah-buahan (1,87 persen), bahan makanan lainnya (0,68 persen), serta ikan diawetkan (0,31 persen). Sedangkan kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok ikan segar (2,30 persen), bumbu-bumbuan (1,54 persen), serta daging dan hasil-hasilnya (0,17 persen).

Beberapa komoditas kelompok bahan makanan yang memiliki andil terhadap deflasi meliputi beras (0,41 persen), ekor kuning (0,11 persen), telur ayam ras (0,05 persen), mujair (0,03 persen), kelapa (0,03 persen), kembung (0,03 persen), ayam hidup (0,03 persen), bandeng (0,03 persen), cabai rawit (0,02 persen), cakalang (0,02 persen), cabai merah (0,02 persen), pisang (0,02 persen), minyak goreng (0,02 persen), dan komoditas lainnya di bawah 0,02 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok ini mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,85 persen dari 129,44 menjadi 130,54 selama April 2015. Andil kelompok ini terhadap inflasi sebesar 0,19 persen. Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 1,92 persen dan makanan jadi sebesar 0,90 persen. Sementara, tembakau dan minuman beralkohol selama April 2015 relatif tidak mengalami perubahan.

Komoditas pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang memberikan andil terhadap inflasi terutama berasal dari ikan bakar (0,12 persen), gula pasir (0,03 persen), air kemasan (0,02 persen), soto (0,01 persen), kopi bubuk (0,01 persen), minuman ringan (0,01 persen), dan komoditas lainnya di bawah 0,01 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,56 persen, yakni dari 115,12 pada Maret 2015 menjadi 115,77 pada April 2015. Secara keseluruhan, kelompok ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,13 persen. Selama April 2015, seluruh subkelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks harga meliputi perlengkapan rumahtangga (2,94 persen), penyelenggaraan rumahtangga (0,91 persen), bahan bakar, penerangan dan air (0,35 persen), serta biaya tempat tinggal (0,30 persen).

Beberapa komoditas yang mempengaruhi tingkat inflasi dalam kelompok ini berasal dari upah tukang bukan mandor (0,03 persen), bahan bakar rumah tangga (0,02 persen), kipas angin (0,02 persen), sabun cair cuci piring (0,01 persen), seng (0,01 persen), panci (0,01 persen), kompor (0,01 persen), lemari es (0,01 persen), air conditioner/AC (0,01 persen), dan beberapa komoditas lainnya dengan andil di bawah 0,01 persen.

(4)

4. S a n d a n g

Kelompok sandang mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,03 persen, yakni dari 106,55 pada Maret 2015 menjadi 106,52 pada April 2015. Secara keseluruhan, andil terhadap deflasi sebesar 0,002 persen. Subkelompok yang mengalami penurunan indeks harga yakni barang pribadi dan sandang lain sebesar 0,56 persen. Sedangkan subkelompok sandang wanita dan sandang laki-laki mengalami kenaikan indeks harga masing-masing sebesar 0,29 persen dan 0,07 persen. Sementara sandang anak-anak selama April 2015 relatif tetap.

Komoditas yang mempengaruhi tingkat deflasi dalam kelompok ini yakni emas perhiasan sebesar 0,007 persen, sedangkan yang mempengaruhi tingkat inflasi meliputi celana panjang jeans sebesar 0,004 persen, seragam sekolah pria sebesar 0,001 persen, bh katun sebesar 0,001 dan beberapa komoditas lainnya di bawah 0,001 persen.

5. K e s e h a t a n

Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok kesehatan mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,01 persen yakni dari 112,27 pada Maret 2015 menjadi 112,28 pada April 2015. Kelompok kesehatan memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,0003 persen. Dari empat subkelompok pengeluaran untuk kesehatan, terjadi kenaikan indeks harga pada subkelompok obat-obatan sebesar 0,05 persen. Sedangkan subkelompok jasa kesehatan, jasa perawatan jasmani serta perawatan jasmani dan kosmetika selama April 2015 relatif tidak mengalami perubahan.

Komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi didominasi oleh obat batuk sebesar 0,0003 persen. Sementara itu, andil komoditas lainnya relatif tidak signifikan.

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,24 persen yakni dari 113,57 pada Maret 2015 menjadi 113,84 pada April 2015. Secara umum kelompok ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,02 persen. Subkelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yakni rekreasi sebesar 1,58 persen. Sedangkan subkelompok pendidikan, kursus-kursus/pelatihan, serta olahraga selama April 2015 relatif stabil. Penurunan indeks harga terjadi pada subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 0,09 persen.

Komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi adalah televisi berwarna sebesar 0,02 persen dan beberapa komoditas lainnya meskipun relatif tidak signifikan.

7. Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

(5)

pengeluaran, transportasi mengalami kenaikan indeks harga cukup tinggi yakni sebesar 3,70 persen. Sedangkan subkelompok komunikasi dan pengiriman, sarana dan penunjang transportasi, serta jasa keuangan selama April 2015 relatif stabil.

Komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi meliputi bensin (0,25 persen), angkutan udara (0,23 persen), solar (0,004 persen), dan beberapa komoditas lainnya dengan andil di bawah 0,004 persen.

II. Perkembangan Inflasi/Deflasi Selama Tiga Tahun Terakhir

Selama April 2015, Kota Palu terjadi inflasi sebesar 0,37 persen, lebih tinggi dibandingkan April 2014 sebesar 0,21 persen. Laju inflasi sampai dengan April 2015 sebesar -2,02 persen. Kondisi ini merupakan capaian yang sangat signifikan mengingat laju inflasi pada periode yang sama tahun 2013 dan 2014 masing-masing sebesar -0,30 persen dan 1,12 persen. Sementara itu, laju inflasi year on year tahun 2015 sebesar 5,46 persen, lebih rendah dibandingkan laju inflasi tahun 2014 sebesar 9,42 persen. Namun demikian, masih lebih tinggi apabila dibandingkan periode yang sama tahun 2013 yang hanya sebesar 4,80 persen.

No. Inflasi 2013 2014 2015

1 Inflasi April -0,95 0,21 0,37

2 Laju Inflasi (Tahun Kalender) -0,30 1,12 -2,02

3 Laju Inflasi (Year on Year ) 4,80 9,42 5,46

Tabel 2

Perbandingan Inflasi/Deflasi Bulanan dan Laju Inflasi Kota Palu Tahun 2013 - 2015 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Grafik 1

Inflasi/Deflasi Bulanan Kota Palu Tahun 2013 - 2015

(6)

III. Perbandingan Inflasi/Deflasi Nasional dan Kawasan Sulampua

Selama April 2015, inflasi nasional sebesar 0,36 persen. Berdasarkan tahun kalender, terjadi deflasi sebesar 0,08 persen. Tingkat inflasi year on year sebesar 6,79 persen. Dari 82 kota pantauan, 72 kota mengalami inflasi dan 10 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 1,31 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Manokwari sebesar 0,69 persen. Inflasi Kota Palu menduduki peringkat ke-41 di tingkat nasional dan peringkat ke-7 di Kawasan Sulampua.

IHK Inflasi (%) Laju Inflasi

(%) Y o Y [2] [3] [4] [5] 1 Tual 132,54 1,31 5,74 17,60 2 Bau-Bau 122,26 0,72 0,30 10,52 3 Ternate 121,79 0,62 -0,42 7,83 4 Pare-Pare 115,88 0,45 -1,55 6,75 5 Palopo 116,90 0,43 0,31 6,83 6 Makassar 117,38 0,38 0,76 7,39 7 Palu 117,78 0,37 -2,02 5,46 8 Ambon 119,90 0,33 4,22 7,81 9 Sorong 117,24 0,33 1,03 7,06 10 Gorontalo 114,13 0,15 -0,98 4,51 11 Merauke 123,73 0,11 -0,14 9,43 12 Mamuju 116,31 0,09 -0,46 6,68 13 Manado 118,20 0,06 -0,35 7,73 14 Kendari 114,62 -0,03 -1,33 6,69 15 Bulukumba 124,42 -0,06 -0,95 5,53 16 Jayapura 120,38 -0,09 0,15 7,83 17 Watampone 115,57 -0,39 -1,52 4,64 [1] Tabel 3

Perbandingan Indeks Harga dan Tingkat Inflasi/Deflasi Beberapa Kota di Kawasan Sulampua

April 2015 Kota -0,69 -0,39 -0,09 -0,06 -0,03 0,06 0,09 0,11 0,15 0,33 0,33 0,37 0,38 0,43 0,45 0,62 0,72 1,31 Gambar 2. Inflasi Kawasan Sulampua

Gambar

Gambar 2.  Inflasi Kawasan Sulampua  Bulan April 2015

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah menentukan jalur kritis, menghitung biaya yang ditimbulkan pada pengerjaan proyek MVR Evaporator Shelter dengan durasi pengerjaan awal

Metode penelitian menggunakan metode penelitian pengembangan, prosedur penelitian pengembangan meliputi Analisis Kebutuhan, Kajian Teori, Pembuatan Produk Awal,

Program termasuk sistem investigasi outbreak dari penyakit infeksi (lihat juga Sasaran Keselamatan Pasien 5, EP 1). Program diarahkan oleh peraturan dan prosedur yang berlaku

Perbedaan dari penulisan yang dilakukan penulis dengan penulisan – penulisan di atas adalah letak pembahasan yang akan dilaksanakan, dimana penulis memfokuskan pada

ini membahas data dari temuaan di lapangan yang meliputi analisis hukum Islam terhadap praktik utang-piutang yang digunakan untuk usaha, serta analisis hukum

Dua struktur arah utara - barat laut yang kaya cadangan emas dengan posisi relatif tegak sebagai sistem urat kuarsa, adalah Cikoneng disebelah utara dan Cibitung

Akhirnya kami ucapkan selamat atas terbitnya PENA GENERASI DELIMA – SEBUAH GERAKAN LITERASI SEJAK DINI, semoga buah karya anak-anak di paguyuban Delima ini sebagai

(1) Atas surat permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Kepala Dinas atau Kepala Suku Dinas bersama-sama dengan penyelenggara pendidikan membentuk Tim Evaluasi Penutupan