• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PROFIL PERUSAHAAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Sejarah Perusahaan

Berawal pada tahun 1966 sebagai sebuah Perusahaan Dagang kecil di Pasar Klewer Solo dengan nama Usaha Dagang (UD.) Sri Rejeki dan dipimpin oleh pendirinya yaitu H.M. Lukminto, kiprah dari perusahaan ini dimulai.

Dan perusahaan ini terdaftar pada tanggal 30 Agustus 1975 di Departemen Perindustrian Jawa Tengah dan diubah dari sebuah Perusahaan Dagang menjadi sebuah Perseroan Terbatas dengan nama Sri Rejeki berdasarkan Notaris Publik nomor 48 tanggal 22 Mei 1978 serta secara resmi berubah nama menjadi PT. Sri Rejeki Isman (Sritex) pada tanggal 16 Oktober 1978.

Pabrik pertamanya didirikan pada tahun 1968 di jalan Baturono nomor 81A Solo, yang memproduksi produk bleach dan dyed (pencelupan), yang kemudian perusahaan mengembangkan bisnisnya di tahun 1982 dengan mendirikan pabrik weaving (penenunan).

Dan seiring dengan perkembangan industri tekstil, Sritex melanjutkan perkembangannya, dan hingga saat ini PT. Sri Rejeki Isman telah menjadi Pabrik Garment dan Tekstil Vertikal yang Terintegrasi (an Integrated Vertical Textiles-Garments Plant), yang menempati kawasan seluas lebih dari 50 hektar di Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah. Dan juga memiliki karyawan atau pegawai sekitar 13.500 orang.

Dan untuk memenuhi permintaan atau kebutuhan pasar PT. Sri Rejeki Isman telah memiliki 3 Unit Spinning, 5 Unit Weaving, 3 Unit Dyeing Printing dan 5 Unit Garment.

Menyadari kemampuan kapasitas produksinya di saat-saat permintaan pasar di titik tertinggi maka PT. Sri Rejeki Isman ikut mendirikan anak-anak perusahaan yaitu Johartex di Magelang berupa Pabrik Weaving (Tenun) dan juga Jogyatex berupa Pabrik Knitting (Rajut).

PT. Sri Rejeki Isman tetap mempertahankan kantor pusatnya yaitu di Jalan KH. Samanhudi 88, Jetis, Sukoharjo, Solo Jawa Tengah serta menfokuskan urusan pemasaran dengan membuka Marketing Offices di jalan KH. Wahid Hasyim nomor 147 Jakarta dan di jalan Slompretan nomor 117, Surabaya, Jawa Timur.

Di lokasi pabrik di Jetis, Sukoharjo, Solo fasilitas infrastruktur meliputi 36 bangunan yang di dalamnya tercakup 3 bagian besar yaitu :

(2)

⇒ Divisi Textile seperti Unit Spinning, Unit Weaving, Unit Dyeing/Printing/Finishing, 

Divisi Garment, yang memproduksi produk jadi seperti Fashion Wear, Military Uniform, Work Wear dari bahan-bahan yang diproduksi di Sritex, 

⇒ Divisi Retail, dengan lokasi yang ditata sangat baik serta dikhususkan melayani permintaan pasar retail. 

Selain itu perusahaan dengan pemahaman inti bahwa tanpa pegawai ataupun karyawan perusahaan tidak berarti apa-apa, maka sebagai rasa terima kasih perusahaan menyediakan fasilitas-fasilitas lainnya seperti :

⇒ Lingkungan kerja sehat, yang memiliki suasana nyaman dan menyenangkan, ⇒ Tempat Pelatihan in-house maupun external untuk meningkatkan kemampuan

kerja pegawai dan karyawannya,

⇒ Dana sebagai Pinjaman dengan bunga rendah untuk karyawan, yang difokuskan untuk kepemilikan rumah sendiri,

⇒ Pembangunan tempat olahraga, yang menjadi kebanggaan bagi seluruh karyawannya.

Juga kesetiaan perusahaan sejak awal untuk tetap menjalankan aturan-aturan ketenagakerjaan seperti halnya umur, upah dan pengalaman kerja minimum dari karyawan dengan tujuan untuk mengatisipasi segala jenis risiko yang mungkin terjadi di pabrik.

Dan pencapaian-pencapaian yang disebabkan oleh kualitas produk yang dihasilkan serta pembaharuan dalam pelaksanaan produksi menjadi bukti nyata dengan didapatnya Sertifikat ISO 9001:2000 pada tanggal 17 September 2002 serta Sertifikat-sertifikat Pencapaian dari pihak konsumen atau pelanggan yang menyatakan bahwa produk Sritex sangat memuaskan dan memenuhi syarat spesifikasi yang diinginkan, dalam hal mana sertifikat-sertifikat menjadi referensi sekaligus mendorong kepercayaan diri Sritex untuk dapat menembus dan berkiprah di pasar internasional (4 benua).

1.2 Lingkup Bidang Usaha

Sesuai dengan pesan dari Presiden Komisaris sekaligus Pendiri Sritex, H.M. Lukminto disebutkan bahwa maksud dan tujuan dari Sritex adalah menjalankan usaha di bidang Textiles dan Garments. Yang dalam pelaksanaannya, kegiatan usaha Sritex adalah :

(3)

a. Memproduksi Textile yang dimulai dari proses produksi bahan baku hingga menghasilkan bahan kain sesuai dengan spesifikasi ataupun pesanan dari pihak konsumen yang tertuang di dalam suatu kontrak jual beli, yang memiliki masa berlaku selama jangka waktu tertentu. Dalam arti kata setiap pesanan atau penandatanganan kontrak tersebut pihak Sritex harus memenuhi waktu penyerahan barang tepat pada waktunya. Adapun proses produksi yang dilakukan adalah :

o Spinning (pemintalan benang), o Weaving (penenunan),

o Dyeing (pencelupan kain dengan warna polos), o Printing (pencetakan motif kain),

o Finishing (pemrosesan akhir untuk meningkatkan kualitas kain).

b. Memproduksi Garment, yang merupakan proses lanjutan dari proses produksi Textile, dimana bahan-bahan kain yang telah selesai diproduksi kembali hingga menghasilkan produk jadi seperti wears, uniforms. 

Sejalan dengan usaha utamanya di bidang Textile dan Garment, Sritex sangat fleksibel dalam menerima pesanan dari konsumennya dengan jenis bahan dasar yang sangat bervariasi, seperti Rayon, Polyester, Cotton, T/C, Georgette, Dobby, Jacquard serta perpaduan komposisi dari jenis yang telah disebutkan di depan.

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Sritex didukung sepenuhnya oleh manajemen yang terdiri dari para Direktur yang memimpin Direktorat dan SBU, diawasi oleh jajaran Komisaris dan Presiden Direktur yang memiliki pengalaman di bidang industri Textile dan Garment. Didukung pula oleh karyawan-karyawan yang memiliki kapabilitas dan pengalaman yang luas baik dalam industri serta pemasaran textile dan garment.

Sebagian dari produksi Sritex yang cukup memberikan hasil signifikan adalah untuk produksi bahan kain dan pembuatan uniform angkatan bersenjata dari berbagai negara termasuk di dalamnya untuk Tentara Nasional Indonesia.

Dengan mempertimbangkan peluang pasar yang masih luas serta lebih besarnya marjin usaha yang dapat diperoleh, Sritex terus mengembangkan kegiatan produksi dan kemampuan pemasarannya.

Dan hal yang sangat menarik adalah cara Sritex melakukan proses produksinya pada saat pesanan mencapai titik tertinggi dan kapasitas Sritex tidak memungkinkan untuk melakukan produksi sesuai dengan jumlah pesanan. Sritex dengan tekadnya memajukan daerahnya membagikan sejumlah pesanannya kepada pabrik-pabrik textile

(4)

dan garment sejenis yang setingkat di bawahnya di wilayah Jawa Tengah serta Yogyakarta (terdaftar sekitar 10 hingga 25 perusahaan) dengan tetap mempertahankan kualitas hasil produksi textile dan garment sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki Sritex.

Dan pada tahun ini yaitu sejak Januari 2007, Sritex telah mengubah status perusahaannya menjadi Perusahaan Publik, sehingga pencapaian positif dari seluruh kegiatan usaha yang telah dilakukannya mutlak dipertahankan dan dikembangkan lebih baik lagi.

Gambar 1.1 Kantor Pusat Sritex (Jetis, Sukoharjo, Solo) (Sumber : Sritex Company Profile, 2006)

1.3 Visi, Misi, Nilai, Strategi dan Tujuan

Sritex memiliki Visi, Misi, dan Nilai yang bila ditelaah lebih lanjut saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Untuk mencapai Visinya diperlukan suatu Misi, sedangkan Misi dilandasi oleh Nilai yang berasal dari suatu prinsip dasar yang harus dimiliki oleh seluruh karyawan Sritex. Prinsip-prinsip dasar ini harus dapat diaplikasikan agar dapat menjadi suatu tindakan nyata yang akan membentuk sikap dan budaya perusahaan yang diharapkan.

1.3.1 Visi

"To be The World’s Most Reputable Textile and Garment Producer" (Sritex Company Profile, 2006)

Visi yang ditetapkan oleh pimpinan Sritex, menunjukkan keinginan untuk melanjutkan tahapan prestasi Sritex selama ini yaitu setelah berprestasi di pasar dalam negeri, kemudian berhasil menembus pasar internasional serta telah menempati peringkat dalam

(5)

pengakuan konsumen, Sritex ingin memiliki reputasi terbaik di antara produsen pesaingnya.

1.3.2 Misi

"To produce the highest quality products in accordance to the market’s needs and to comply with full requirements and assurance for all valued customers" (Sritex Company Profile, 2006)

Merupakan gambaran tujuan atau target kerja dari segala upaya yang harus dilakukan Sritex untuk memenuhi spesifikasi sesuai yang diinginkan konsumen guna mendapatkan penghargaan konsumen itu sendiri kepada perusahaan.

“To be a profitable and growth-oriented company for the interest of our customers and employees” (Sritex Company Profile, 2006)

Koridor acuan untuk pencapaian target perusahaan, yang menggunakan pola “dengan satu langkah dua atau tiga tujuan terlampaui” yaitu ingin menjadi perusahaan yang menghasilkan keuntungan, berorientasi pada pengembangan, dan kedua hasil tersebut menjadi keuntungan bagi pekanggan dan pegawai Sritex sendiri.

“ To provide and maintain condusive work environment for our employees which is our most important resources” (Sritex Company Profile, 2006)

Acuan langkah kerja untuk menjadikan pegawai sebagai mitra kerja yang sebenar-benarnya, yaitu menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang kondusif untuk seluruh pegawai yang menjadi sumber daya terpenting bagi Sritex.

“To be socially contributive” (Sritex Company Profile, 2006)

Acuan langkah tanggung jawab sosial dari Sritex, yang ingin memberikan sesuatu yang bernilai terhadap lingkungan di luar perusahaan.

1.3.3 Nilai

"Through Loyalty, Capability, Hard Work and Work Smart in the team, led Sritex to be a Textiles and Garments Plant of International Scale" (Lukminto, 2006) Tujuan nilai dari SDM yang menjadi hal terpenting di perusahaan dan yang harus dicapai yaitu SDM yang memiliki loyalitas, kapabilitas, keinginan untuk bekerja dengan

(6)

keras serta bekerja dengan cerdas di dalam sebuah tim kerja akan membawa Sritex ke tingkat skala global.

1.3.4 Strategi

Kegiatan usaha Sritex merupakan bisnis yang berisiko tinggi, dimana dalam setiap langkah usahanya bergerak dalam angka yang besar (biaya dan sumber daya yang digunakan) untuk mencapai hasil yang sangat presisi spesifikasinya (jenis dan warna bahan kain, waktu produksi sesuai kontrak), oleh karena itu Sritex memiliki dua arah strategi usaha internal (SDM) dan external (Pemasaran/Marketing) sebagai acuan yang harus digunakan dalam menghadapi persaingan usaha serta mempertahankan kelangsungan dan perkembangan usaha perusahaan di masa mendatang. Ada strategi-strategi yang dimiliki Sritex, yaitu :

a. High Motivation and Great Spirits

Penekanan kepada seluruh pelaku produksi dan pemasaran untuk tetap memiliki motivasi tinggi, hal ini sangat terlihat dari penyediaan berbagai fasilitas dan aktivitas yang memberikan motivasi serta semangat bagi karyawan sehingga fokus tertuju untuk memberikan hasil kerja terbaik bagi perusahaan.

b. Practicing Step-by-Step, Creatively and Systematically

Sritex menetapkan prinsip penetapan rencana secara bertahap untuk menjalankan kegiatan usahanya mulai dari proses pemilihan bahan baku, kemampuan dan penguasaan proses produksi, hingga strategi pemasaran yang seluruhnya dilakukan secara kreatif dengan arahan yang baik serta sistematis dengan target utama : International Scale Textiles and Garments Plant.

c. Experiences and Supports • Experiences

Pengalaman hampir 40 tahun Sritex merupakan proses pembelajaran yang sangat menguntungkan dan sangat berguna bagi perusahaan untuk menjalankan pola-pola produksi dan pemasaran yang telah terbukti dengan baik dan benar sehingga dapat menekan risiko-risiko kerugian yang mungkin timbul baik dari proses produksi yang sedang dan akan dilakukan maupun menentukan cara-cara menjalin kerjasama yang baik dengan berbagai kalangan konsumen dari dalam negeri ataupun mancanegara dengan berbagai bentuk channeling.

Sritex memiliki tingkat kredibilitas, integritas, dan komitmen yang tinggi dalam melakukan kerjasama produksi dan pemasaran produknya, dimana faktor trust

(7)

(kepercayaan) menjadi dasar utama dalam melakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan kecil yang mendukung produksinya. Dengan demikian, maka perusahaan-perusahaan kecil yang bekerjasama dengan Sritex terfokus pada hasil akhir yang memiliki standar yang cukup tinggi.

• Supports

Sritex selalu mencari cara dan berupaya untuk mendapatkan support besar dari 3 pihak yang dianggap memberikan hasil yang signifikan terhadap terhadap kinerja Sritex yaitu :

Supports from Family,

Supports from Business Partners, Support from Employees.

d. Hubungan dengan konsumen

Sritex sangat mengutamakan pelayanan kepada konsumen seperti kemudahan untuk datang berkunjung ke lokasi, menyediakan fasilitas kendaraan untuk kelancaran kunjungan, menyediakan tempat menginap berupa hotel bertaraf serta menyediakan jamuan sekelas restaurant, sehingga konsumen lebih terfokus pada tujuan bisnisnya bersama Sritex.

e. Pengembangan Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan salah satu kekuatan bagi kelangsungan usaha perusahaan. Untuk itu Sritex secara berkala mempersiapkan karyawan yang berkompetensi tinggi untuk diikutsertakan kedalam Program Pelatihan dan Pengembangan untuk lebih menguasai bidang pekerjaan yang dilakukan di dalam ataupun di luar negeri, dengan target bukan hanya mereka dapat melakukan pekerjaannya dengan benar tetapi dapat berlaku secara profesional dalam mendukung bisnis perusahaan secara keseluruhan.

Sritex juga memperbaharui sistem kesejahteraan karyawan agar dapat memotivasi karyawan untuk lebih meningkatkan produktivitas kerja, dengan cara membangun suatu koperasi yang bersifat simpan pinjam kepemilikan rumah bagi anggotanya. f. Pengembangan Sistem Teknologi Produksi dan Informasi

Secara cerdas Sritex mengkonsentrasikan pengembangan proses produksi dengan menggunakan peralatan terkini untuk mengikuti spesifikasi produk yang diinginkan oleh konsumen dengan prima.

Adapun beberapa strategi yang dilakukan Sritex terhadap Sistem Teknologi Produksinya adalah :

(8)

⇒ Mendatangkan mesin-mesin textile dari berbagai negara yang menjadi acuan sebagai penghasil mesin-mesin textile dan Garment berkelas dunia seperti Italia, Jepang, Jerman, Swiss, dan Republik Rakyat China.

⇒ Sritex melakukan penggabungan-penggabungan mesin-mesin dari berbagai negara tersebut di atas dengan tujuan mesin-mesin yang didatangkan dapat menghasilkan produk akhir yang berkualitas.  

⇒ Sritex memiliki website dengan alamat www.sritex.co.id sehingga marketing offices di Jakarta dan Surabaya terhubung secara online ke kantor pusat di Jetis, Sukoharjo, Solo melalui media komunikasi berbasis website. Jaringan komunikasi ini juga dapat dimanfaatkan untuk penyediaan data back-up atas data-data marketing offices di data center kantor pusat.. Saat ini Sritex mulai mengimplementasikan program komputerisasi terpadu (Integrated Information System) yang mengintegrasikan seluruh proses bisnis perusahaan mulai dari entry data sampai pengambilan keputusan di kantor pusat. Untuk mendukung kelancaran operasional, divisi teknologi informasi Sritex telah mengimplementasikan sistem komputerisasi untuk pengelolaan data tenaga kerja. Selain itu, perusahaan juga mengembangkan Information System berbasis WEB dan data warehouse, untuk pengelolaan data-data antar direktorat secara terkonsolidasi yang menghasilkan laporan pendukung keputusan. 

f. Perluasan Jaringan Pemasaran

Sritex berupaya untuk terus mengembangkan jaringan bisnisnya dengan hanya membuka 2 marketing offices yang berlokasi di Jakarta dan Surabaya untuk melakukan pendekatan dengan konsumen, serta memudahkan mereka dalam mendapatkan pelayanan dari perusahaan dengan tetap mempertimbangkan sisi profitabilitas.

1.3.5 Tujuan

Tujuan Sritex dapat dikategorikan ke dalam beberapa point, antara lain :

1. Menciptakan Pabrik Textiles dan Garments dengan Skala Internasional dengan didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas.

2. Membentuk budaya perusahaan yang efficient and qualified dalam melakukan tahap-tahap produksi hingga menghasilkan produk akhir yang berkualitas internasional disamping meningkatkan kemampuan dalam memenuhi spesifikasi

(9)

pesanan konsumen dengan tetap secara terus-menerus menjaga hubungan baik ke berbagai pihak terkait.

3. Meningkatkan pendapatan perusahaan dengan memperluas jaringan pemasaran melalui penerapan sistem informasi dan teknologi yang online dan terpadu. 

1.4 Budaya Perusahaan dan Etika Kerja

Budaya dan etika merupakan pondasi dasar dan pandangan hidup bagi setiap manusia, begitu juga bagi Sritex Budaya dan Etika digunakan sebagai panduan kerja dan salah satu sarana pengenalan risiko yang mungkin ditemukan dalam menjalankan kegiatan usaha.

1.4.1 Budaya Perusahaan

Definisi budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi (Robbins, 1996). Persepsi bersama ini akan menciptakan nilai-nilai sebagai langkah awal dalam pembentukan budaya yang selanjutnya dianut oleh seluruh karyawan. Nilai-nilai tersebut akan membentuk suatu prinsip dasar dalam bentuk sikap yang merupakan garis besar haluan perusahaan untuk mencapai budaya yang diharapkan.

Sritex menetapkan bahwa prinsip-prinsip dasar yang dilambangkan dengan "4 Pilar Utama", yang harus dimiliki oleh seluruh karyawan untuk menciptakan nilai-nilai yang kemudian akan membentuk terciptanya budaya dan kinerja yang baik dari perusahaan. Prinsip-prinsip dasar tersebut memiliki ciri masing-masing dengan penjabaran, sebagai berikut :

1. Seorang pegawai Sritex harus memiliki Loyalitas terhadap perusahaan dalam melakukan kegiatannya, hal ini ditandai dengan adanya motivasi kuat dalam memberikan usaha terbaiknya dengan dasar kesetiaan terhadap perusahaan.

2. Seorang pegawai Sritex juga perlu memiliki Kapabilitas sehingga mengarah pada pengerahan kemampuan dirinya untuk lebih baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengontrolan, dan perbaikan di bidangnya.

3. Seorang pegawai Sritex perlu mengubah dirinya menjadi seorang Pekerja Keras mengingat kesuksesan tidak dapat dicapai hanya dengan hitungan hari.

4. Seorang pegawai Sritex harus dapat Bekerja dengan Cerdas mengingat bidang pekerjaannya berada dalam suatu industri atau pabrik yang memerlukan ketelitian dan kejelian untuk dapat ikut serta dalam persaingan yang semakin tajam.

(10)

Keempat pilar utama ini sangat dibutuhkan untuk mewujudkan suatu tim kerja yang bersinergi secara solid guna mencapai sasaran utama dari Sritex yaitu menjadi sebuah pabrik textiles dan garments yang berskala internasional.

1.4.2 Etika Kerja

Etika kerja (code of conduct) adalah prinsip-prinsip moral yang mengontrol dan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja. Setiap karyawan diharapkan untuk menjalankan pekerjaannya sesuai aturan / hukum yang berlaku dan tetap konsisten dengan standar etika yang tinggi.

Hal-hal pokok yang harus dipatuhi dan diperhatikan karyawan dalam pelaksanaannya, antara lain :

• Tidak ada urusan pribadi di kantor.

• Dilarang melakukan pembicaraan negatif yang berkaitan dengan pribadi rekan kerja. • Berpakaian sepantasnya, terhindar dari penggunaan pakaian yang menimbulkan

kesan negatif karena memperlihatkan bagian tubuh dengan tidak patut.

• Dilarang menerima uang, barang, tip, komisi atau fasilitas lainnya baik secara langsung ataupun tidak dari rekanan atau pihak lain yang mengakibatkan terjadi benturan kepentingan (conflict of interest).

• Tidak mengikat hubungan kerja dengan pihak lain atau melakukan bisnis pribadi di lingkungan perusahaan, dan menggunakan fasilitas perusahaan untuk kepentingan pribadi karyawan.

• Menjaga segala informasi mengenai perusahaan yang bersifat rahasia dan informasi lainnya yang dianggap penting terutama terhadap pesaing ataupun kepada pihak-pihak lain yang tidak berkepentingan.

• Mematuhi jam kerja yang telah ditetapkan, dalam arti tidak meninggalkan tugas dan kewajibannya sebagai karyawan tanpa izin dari atasan.

• Penggunakan jabatan dan wewenang hanya untuk kepentingan perusahaan.

Selain hal-hal pokok di atas, telah ditetapkan juga acuan moral untuk seluruh karyawan Sritex yaitu :

• Kesetiaan dalam mematuhi hukum dan peraturan yang berkaitan dengan kegiatan usaha yang berlaku di Indonesia.

• Bersikap jujur, adil dan dapat dipercaya dalam segala kegiatan dan aktivitas yang dilakukan atas nama Sritex.

(11)

• Menjaga dan memelihara suasana kondusif melalui pemberlakuan kesempatan kerja yang adil bagi seluruh pegawai.

• Secara konsisten berupaya menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan sehat. • Mentaati kode etik yang berlaku melalui secara terpimpinan di semua tingkat dan

wajib dilaksanakan oleh seluruh pegawai.

• Menghindari segala bentuk konflik kepentingan di lingkungan kerja. 1.5 Struktur Organisasi

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Sritex dipimpin oleh seorang Presiden Direktur yang dibantu oleh seorang Wakil Presiden Direktur yang membawahi secara langsung :

a. Direktur Operasional,

b. Direktur Finance dan Accounting,

c. Direktur Strategic Business Unit Garment, d. Direktur Strategic Business Unit Textile.

Serta di bawah direktur-direktur tersebut di atas terdapat 8 General Manager dengan perincian seperti pada Gambar 1.2.

1.6 Sumber Daya

Sumber daya merupakan salah satu modal utama bagi setiap perkembangan perusahaan dan upaya untuk tetap survive dalam kancah persaingan yang semakin ketat. Tiga sumber daya dalam suatu perusahaan yang dianggap sangat penting, yaitu : Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Teknologi, dan Sumber Daya Keuangan. Dan Sumber Daya Manusia merupakan sumber daya sentral karena berfungsi sebagai motor penggerak utama dalam menjalankan bisnis perusahaan.

1.6.1 Sumber Daya Manusia

Karyawan atau pegawai Sritex saat ini mencapai sekitar 13.500 orang, dengan komposisi umum sebagai berikut :

⇒ Untuk tingkatan Operator sebagian besar merupakan tenaga kerja yang berasal dari Solo, Sukoharjo dan daerah sekitarnya,

Sedangkan untuk tingkatan Operator ke atas Sritex merekrut tenaga kerja dari seluruh wilayah Indonesia sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.

(12)
(13)

1.6.2 Sumber Daya Teknologi

Seperti telah disebutkan pada sub bab 1.3.4 Sritex melakukan strategi cerdas dalam melengkapi mesin-mesin produksinya. Sritex benar-benar mempelajari karakteristik setiap mesin yang dibelinya dari mancanegara seperti Italia, Jepang, Jerman, Swiss, dan Republik Rakyat China, yang merupakan produsen mesin-mesin textile dan garment handal, tetapi mesin-mesin buatan luar negeri tersebut tetap memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing, dalam hal ini Sritex melakukan penggabungan bagian-bagian mesin, sehingga bagian-bagian mesin buatan suatu negara yang memiliki kelemahan dapat digantikan oleh bagian-bagian mesin buatan negara lain yang terbukti lebih dapat menghasilkan hasil akhir yang berkualitas prima.

Disamping itu, Sritex saat ini telah mengimplementasikan program komputerisasi terpadu (Integrated Information System) yang mengintegrasikan seluruh proses bisnis perusahaan mulai dari entry data sampai pengambilan keputusan di kantor pusat. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah proses administrasi, serta pengawasan terhadap marketing offices secara langsung dari kantor pusat. Dengan dikembangkannya program komputerisasi terpadu ini, diharapkan dapat mempercepat proses penyampaian informasi ke kantor pusat di Jetis, Sukoharjo, Solo.

1.6.3 Sumber Daya Keuangan

Selain sumber daya manusia dan sumber daya teknologi, Sritex didukung oleh sumber daya keuangan yang berasal dari :

⇒ Penanaman Modal Keluarga,

⇒ Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN),

Serta saat ini menggalang dana untuk permodalan dengan melakukan Go Public sejak Januari 2007,

Sampai dengan saat ini, sumber daya keuangan Sritex dirasa cukup baik walaupun tidak diperoleh data finansial yang pasti. Hal ini dapat dilihat dari performance Sritex sebagai salah satu pabrik textile dan garment di Indonesia berkelas dunia.

1.7 Tantangan Bisnis

Dalam menjalankan usahanya sebagai produsen textiles dan garments, Sritex selalu dihadapkan dengan tantangan bisnis yang cenderung semakin berat yaitu :

(14)

1. Munculnya Republik Rakyat China sebagai kompetitor terbesar yang menguasai pangsa pasar Textile dan Garment di dunia (berdasarkan wawancara dengan Iwan Setiawan, Presiden Direktur Sritex, 19 Mei 2007).

2. Keputusan Badan Perdagangan Dunia (WTO) tentang kuota tekstil Indonesia yang tidak bisa diperpanjang lagi (Tempointeraktif, 2004, Kuota Tekstil Indonesia tidak Diperpanjang Lagi ?, 25 November, Dikutip : 7 Juni 2007 dari www.tempointeraktif.com).

3. Dikeluarkannya Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang dirasakan sangat memberatkan neraca keuangan Sritex dan berpengaruh langsung terhadap biaya produksi yang harus dikeluarkan, disamping dapat menimbulkan tidak kondusifnya situasi kerja di antara perusahaan dengan pegawainya (berdasarkan wawancara dengan Kasmuri, General Manager HRD dan Personalia Sritex, 28 Mei 2007).

Tantangan bisnis tersebut tidak dapat dihindari, tetapi harus dihadapi oleh Sritex. Dengan kondisi internal yang dimiliki saat ini, Sritex tetap berupaya secara konsisten menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Hal ini dikarenakan masih diimbangi oleh aliran pesanan textiles dan garments dari dalam negeri dan mancanegara yang masih diperoleh Sritex dan dirasakan berpotensi baik dalam meningkatkan pendapatan.

Gambar

Gambar 1.1  Kantor Pusat Sritex (Jetis, Sukoharjo, Solo)  (Sumber : Sritex Company Profile, 2006)

Referensi

Dokumen terkait

Transpor sedimen yang bergerak menuju barat mengangkut sedimen pantai dari wilayah yang dilaluinya dan akan terendapkan ketika energi pengangkutnya berkurang sehingga

(6) Tarif retribusi pelayanan medik dokter spesialis tamu, komponen jasa sarana sesuai dengan jenis dan klasifikasi pelayanan yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang

Akibat hukum dari penyitaan ini ialah bahwa pemohon atau penyita barang tidak menguasai barang yang telah disita, sebaliknya yang terkena sita dilarang untuk

Dengan demikian sangatlah penting untuk diteliti secara mendalam mengenai pengembangan sumber daya manusia dari aspek pendidikan dan pelatihan (Diklat) yang merupakan

Saat krisis global terjadi, justru banyak AC merek China yang masuk ke pasar Indonesia, namun konsumen tetap memperhatikan kualitas dan kenyamanan udara AC yang

Keuntungan para atlet yang memiliki kualitas fleksibilitas yang baik, antara lain; (1) akan memudahkan atlet dalam menampilkan berbagai kemampuan gerak dan keterampilan,

Ketika kita mengetahui betapa vitalnya peranan dari staf IT pada suatu perusahaan, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis

38 Tahun 2020 ini mengatur mengenai batasan defisit anggaran sepanjang diatur dalam APBN/APBN-P dan/atau Perpres Rincian APBN; penyesuaian besaran belanja wajib sepanjang