1
MENENTUKAN NILAI LIMIT BARISAN KONTRAKTIF DENGAN MENGGUNAKAN RELASI REKURSIF
SKRIPSI
Oleh :
Muhamad Nur Huda NIM : 01510020
JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
MALANG 2008
MENENTUKAN NILAI LIMIT BARISAN KONTRAKTIF DENGAN MENGGUNAKAN RELASI REKURSIF
SKRIPSI
Diajukan Kepada :
Universitas Islam Negeri Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Oleh :
Muhamad Nur Huda NIM : 01510020
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
MALANG 2008
MENENTUKAN NILAI LIMIT BARISAN KONTRAKTIF DENGAN MENGGUNAKAN RELASI REKURSIF
SKRIPSI
Oleh :
Muhamad Nur Huda NIM : 01510020
Telah disetujui oleh : Dosen Pembimbing
Usman Pagalay, M. Si. NIP. 150 327 240
Tanggal 31 Maret 2008 Mengetahui
Ketua Jurusan Matematika
Sri Harini, M. Si NIP. 105 318 321
MENENTUKAN NILAI LIMIT BARISAN KONTRAKTIF DENGAN MENGGUNAKAN RELASI REKURSIF
SKRIPSI
Oleh:
Muhamad Nur Huda NIM. 01510020
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Tanggal : 11 April 2008
Susunan Dewan Penguji Tanda Tangan 1. Penguji Utama 2. Ketua 3. Sekretaris : : : Abdussakir, M.Pd NIP. 150 327 247 Sri Harini, M.Si NIP. 150 318 321 Usman Pagalay, M.Si NIP. 150 327 240
( )
( )
( )
Mengetahui dan Mengesahkan Ketua Jurusan Matematika
Sri Harini, M.Si NIP. 150 318 321
MOTTO
HIDUP adalah
PERJUANGAN yang harus dimenangkan
RINTANGAN yang harus dihadapi
RAHASIA yang harus digali
ANUGRAH yang harus dipergunakan
HIKMAH yang harus ditemukan
Persembahan
Karya ini
Ku persembahkan kepada
Nenek, Kakek, Ibu dan Ayahanda tercinta
Yang telah menyayangi dan mengasihiku setulus hati
Sebening cinta dan sesuci do’a.
Kupersembahkan kepada
Om dan tanteku (Fathul Qorib, Qurotul Aini)
Serta adik-adikku tersayang (Siti Muarifah, Zul Bahar)
dan keluarga besarku yang terus mendorongku untuk terus maju
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si). Sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari dunia kegelapan dan kebodohan menuju dunia yang penuh cahaya dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah berpartisipasi dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, iringan do’a dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan, utamanya kepada:
1. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor Universitas Islam Negeri Malang.
2. Prof. Drs. Sutiman B.S., SU, DSc. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang.
3. Sri Harini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang.
4. Usman Pagalay, M.Si. selaku dosen pembimbing, karena atas bimbingan, bantuan dan kesabarannya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Ayah dan ibunda tercinta yang telah memberiku kasih sayang, do’a yang tulus serta dukungan moral maupun material.
6. Adik-adikku tersayang (Siti Muarifah, Zul Bahar) dan keluarga besarku yang terus mendorongku untuk terus maju.
7. Guruku, Dosenku, tanpamu aku takkan bisa apa-apa dan takkan ada artinya.
Sungguh engkau pahlawan tanpa tanda jasa.
8. Saudaraku (Heri, Lela, Emi) yang selalu baik hati, terimakasih atas kebersamaanya, Sahabatku (Wahid, Muslih, Fita, Evi, Aris, Diana, Irul, Royan, Mubin, Lia) terima kasih telah memberiku warna dalam hidupku, sehingga aku tahu arti persahabatan dan persaudaraan, Teman-teman seperjuangan angkatan 2001 yang telah memberikan dukungan dan pengalaman
9. Sahabat-sahabat PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) khususnya sahabat-sahabat Rayon Galileo, yang telah banyak memberikan pengalaman dan ilmunya untukku.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya serta dapat menjadi inspirasi bagi pembaca yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
31 Maret 2008
DFTAR ISI
Halaman
MOTTO ... i
HALAMAN PERSEMBAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v ABSTRAK ... vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakng ... 1 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penulisan ... 3 D. Manfaat Penulisan ... 3 1. Bagi Penulis ... 3 2. Bagi Pembaca ... 3 3. Lembaga ... 3 E. Batasan Masalah ... 4 F. Metode Penulisan ... 4 G. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II KAJIAN TEORI A. Barisan ... 6
1. Barisan Bilangan Riil ... 6
2. Limit Barisan ... 11 3. Barisan Terbatas ... 16 4. Barisan Monoton ... 23 5. Subbarisan ... 24 B. Barisan Cauchy ... 26 C. Barisan Kontraktif ... 29
D. Relasi Rekursif ... 32
BAB III PEMBAHASAN
A. Menentukan Nilai Limit Barisan Kontraktif Menggunakan Relasi Rekursif ... 37
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 49 B. Saran ... 50
i ABSTRAK
Huda, Muhamad Nur, 2008. Menentukan Nilai Limit Barisan Kontraktif Menggunakan Relasi Rekursif.
Pembimbing : Usman Pagalay, M.Si.
Kata kunci : Limit, Barisan kontraktif, Relasi rekursif
Konsep dasar tentang limit barisan merupakan hal yang mendasar dalam analisis matematika. Fenomena yang sering terjadi di dalam menentukan nilai limit suatu barisan adalah bentuk umum barisan tersebut sulit untuk diuraikan, misalnya dalam menentukan nilai limit barisan kontraktif yang memiliki bentuk umum xn+2 −xn+1 ≤Cxn+1−xn , untuk semua n∈N, dengan 0< C <1, C∈R.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penilitian kepustakaan atau studi leteratur. Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materiil yang terdapat di perpustakaan. Pendekatan kualitatif, digunakan karena dalam skripsi ini memfokuskan pada prosedur atau metode yang digunakan dalam menentukan nilai limit barisan kontraktif.
Data dan informasi yang sudah didapat akan digunakan untuk memahami dan mengkaji lebih dalam tentang pengertian barisan kontraktif serta prosedur atau metode yang memudahkan untuk menentukan nilai limit suatu barisan kontraktif, yaitu dengan menggunakan relasi rekursif. Adapun prosedur didalam menentukan limit barisan kontraktif dengan menggunakan relasi rekursif adalah : 1. Mensubtitusikan barisan xn =rn untuk memperoleh persamaan karakteristik. 2. Mencari akar-akar karakteristik dari prsamaan karakteristik.
3. Menentukan solusi umum dilihat dari akar-akar karakteristik yang diperoleh. 4. Melimitkan bentuk solusi umumnya.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai permasalahan yang berkaitan dengan matematika. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya permasalahan yang dapat dimodelkan atau dianalisis menggunakan matematika. Oleh karena itu diperlukan pemahaman khusus pada matematika.
Konsep matematika tentang limit merupakan dasar dalam memahami kalkulus differensial, konsep kekonvergenan sebagai dasar analisis, diperkenalkan melalui limit dan barisan. Barisan bilangan real adalah suatu fungsi dari himpunan bilangan asli N ke himpunan bilngan real. (Bartle dan Sherbert, 1994: 67).
Misal )X =(xn adalah barisan bilangan real. Suatu bilangan real x
dikatakan limit dari X, jika untuk masing-masing lingkungan dari V dari x terdapat suatu bilangan asli K sehingga untuk semua n≥ K, maka x adalah anggota V. n
(Bartle dan Sherbert, 1994: 70). Di bidang bisnis dan ekonomi, teori atau prisip-prinsip barisan dapat di terapkan untuk menganalisis dalam kasus-kasus yang menyangkut perkembangan dan pertumbuhan suatu aktivitas baik itu aktivitas di bidang industri, keuangan, biaya, harga ataupun perhitungan pertumbuhan penduduk.
Di dalam analisis real dikenal macam-macam barisan salah satu di antaranya adalah barisan kontraktif yang berbentuk :
N n x x C x xn+2 − n+1 ≤ n+1 − n,∀ ∈
Dengan 0 < C < 0, bilangan C disebut konstanta dari barisan kontraktif
( )
xn.
(Bartle dan Sherbert, 1994: 104).
Untuk menentukan nilai limit barisan kontraktif biasanya sama dengan menentukan nilai limit secara umum yaitu dengan mensubstitusikan nilai yang sudah ditentukan ke bentuk umum barisan. Disini permasalahan yang sering terjadi di dalam menentukan limit sebuah barisan adalah jika bentuk umum barisan tersebut sulit diuraikan atau ditemukan nilai limit yang berbentuk tak tentu seperti nilai limitnya yang berbentuk
∞ ∞ , 0 0
. Jika ditemukan nilai limit tertentu maka dapat menggunakan metode yang menghubungkan dengan turunan (aturan L’Hopital). Andaikan
( )
=( )
=∞ ∞ → ∞ → f x x f x x lim lim maka( )
( )
( )
( )
x g x f x g x f x x ' ' lim lim ∞ → ∞ → =(Purcell, 2003:7). Meskipun demikian tidak semua kasus dapat diselesaikan dengan aturan L’Hopital, di antara contohnya yang memiliki bentuk
(
)
, 2 2 1 2 1+ ∀ ≥ = x − x − n xn n n .Untuk menyelesaikannya perlu digunakan suatu metode yang khusus yaitu dengan memodelkannya ke dalam bentuk relasi rekursif, sehingga nilai limit dari barisan tersebut dapat diketahui dengan lebih mudah.
Berangkat dari latar belakang masalah di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ” Menentukan Nilai Limit Barisan Kontraktif Menggunakan Relasi Rekursif”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas ada beberapa macam konsep dan bentuk barisan, dan metode untuk menyelesaikan permasalahan tentang barisan. Maka yang pokok dalam pembahasan ini adalah “bagaimana prosedur untuk menentukan nilai limit suatu barisan kontraktif menggunakan relasi rekursif “?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah mengetahui prosedur untuk menentukan nilai limit barisan kontraktif menggunakan relasi rekursif.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah: 1. Bagi Penulis
a. Memperluas pengetahuan tentang kajian matematika khususnya pada barisan.
2. Bagi Pembaca
a. Menambah wawasan serta meningkatkan pengetahuan tentang matematika khususnya mengenai materi barisan.
b. Memperluas cakrawala berfikir 3. Lembaga
a. Hasil penulisan skripsi ini diharapkan dapat menambah bahan kepustakaan di lembaga khususnya di Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Malang sehingga dijadikan sebagai sarana pengembangan wawasan keilmuan terutama bidang matematika
E. Batasan masalah
Untuk mempermudah dalam pembahasan ini, penulis membatasi pada: 1. Barisan bilangan real
2. Relasi rekursif linear homogen dengan koefisien konstanta.
F. Metode Penulisan
Dalam hal ini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan atau penelitian literatur, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam matereal yang terdapat di dalam ruang perpustakaan, seperti buku-buku, majalah, dokomen-dokumen, catatan, dan kisah-kisah sejarah (Mardalis, 1995: 28). Dari masing-masing literatur dipilah menurut kategori tertentu dan dipilih yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan penulis di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan materi dan informasi dengan cara membaca dan memahami literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat yaitu menentukan nilai limit barisan kontraktif dengan relasi rekursif. 2. Dengan adanya jaringan informasi berupa internet, maka penulis juga
3. Memilah atau memilih materi yang diperoleh sehingga dapat digunakan untuk menganalisis dan menjawab rumusan masalah.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini ditulis dengan 4 bab yang saling mendukung, yaitu bab I pendahuluan, bab II kajian teori, bab III pembahasan, dan bab IV penutup.
Bab I Bab II Bab III Bab IV : : : :
Pendahuluan. Difokuskan pada latar belakang, rumusan masalah yang terdiri dari pokok permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penelitian bagi penulis, bagi pembaca, dan bagi lembaga, batasan masalah, metode penulisan serta sistematika penulisan guna mempermudah dalam penulisan ini.
Kajian Teori. Berisi tentang seputar barisan bilangan real, Barisan Chauchy, barisan kontraktif, dan relasi rekursif.
Pembahasan. Berisikan uraian tentang contoh-contoh yang merupakan barisan kontraktif dan menentukan nilai limitnya dengan menggunakan relasi rekursif.
Penutup. Berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan hasil pembahasan yang telah dilakukan sesuai dengan rumusan masalah dan juga berisi tentang saran terkait dengan topik pembahasan yang ada.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Barisan
1. Barisan Bilangan Real Definisi 1
Barisan bilangan real (barisan di R) adalah suatu fungsi dengan domain himpunan bilangan asli N ke himpunan bilangan real R dan dapat dinotasikan dengan f :N →R. (Bartle dan Sherbert, 1994: 67)
Contoh 1
Diberikan fungsi X :N →R yang didefinisikan dengan
( )
n n n N X = ,∀ ∈ maka X adalah barisan di R.Demikian juga, fungsi Y:N →R yang didefinisikan dengan
( )
n n n N Y =2 +3,∀ ∈Maka Y juga merupakan barisan di R.
Dengan kata lain dari definisi di atas bahwa barisan di R adalah barisan yang diperoleh dengan memetakan atau memasangkan tepat satu bilangan asli
N
n∈ ke bilangan real n∈R. Bilangan real yang diperoleh disebut anggota atau elemen barisan, atau nilai barisan, atau suku barisan. Biasanya untuk menunjukkan elemen R yang dipasangkan pada n∈N digunakan simbol sebagai berikut x ,n a , atau n z . n
Jika X :N →R, adalah barisan, maka unsur dari X pada n dinotasikan dengan x , tidak dinotasikan dengan n X
( )
n . Sedangkan barisan itu sendiridinotasikan dengan X,
( )
x , atau n(
xn n∈N)
. Dengan demikian barisan X dan Y pada contoh (1), masing-masing dapat dinotasikan X =(
nn∈N)
dan(
n n N)
Y = 2 +3 ∈ . Penggunaan tanda kurung ini membedakan antara notasi barisan X =
(
nn∈N)
dengan himpunan{
xn n∈N}
. Sebagai contoh jika(
n N)
X = (−1)n ∈ adalah barisan yang unsurnya selang-seling antara -1 dan 1, yaitu X =
(
−1,1,−1,1,...)
, sedangkan jika X ={
(−1)nn∈N}
adalah himpunan yang unsur-unsurnya adalah -1 dan 1, yaitu X ={ }
−1,1 .Untuk mendefinisikan barisan, kadang unsur-unsur dalam barisan ditulis secara berurutan, sampai rumus untuk barisan tersebut tampak. Perhatikan contoh berikut :
Contoh 2
Jika diketahui barisan X =
(
2,4,6,8,...)
yang menyatakan barisan barisan bilangan asli genap, dimana salah satu rumus umumnya adalah :(
n n N)
X = 2 : ∈Demikian juga dengan barisan ,...) 5 3 , 3 2 , 1 ( =
X yang menyatakan barisan bilangan rasional dengan salah satu rumus umumnya
⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ∈ − = n N n n X : 1 2 .
Kadang kala, rumus umum dari suatu barisan dapat dinyatakan secara rekursif artinya unsur atau suku pertama misalnya x1 ditetapkan terlebih dahulu kemudian diberikan suatu rumus untuk xn+1(n≥1) dengan x telah diketahui. n Contoh 3
Barisan bilangan asli genap dapat dinyatakan dengan rumus:
, 2 1 = x xn+1 =xn +2 (n≥1); atau dengan : , 2 1 = x xn+1 =x1+xn (n≥1);
Berikut ini akan dipekenalkan suatu cara yang penting dalam membuat barisan baru dari barisan yang telah diketahui.
Definisi 2
Misalkan X =
( )
xn dan Y =( )
yn adalah barisan bilangan real. Jumlah daribarisan X dan Y, yang dinotasikan dengan X + , adalah barisan yang Y didefinisikan dengan:
(
x y n N)
Y
X + = n + n : ∈ (Bartle dan Sherbert, 1994: 69) Contoh 4
Misalkan X =
(
3n−2:n∈N) (
= 1,4,7,10,...)
dan Y =
(
2n:n∈N) (
= 2,4,6,8,...)
Definisi 3
Misalkan X =
( )
xn dan Y =( )
yn adalah barisan bilangan real. Selisih dari barisan X dan Y, yang dinotasikan dengan X − , adalah barisan yang Y didefinisikan dengan:(
x y n N)
Y
X − = n − n : ∈
(Bartle dan Sherbert, 1994: 69) Contoh 5
Misalkan X =
(
n+2:n∈N) (
= 3,4,5,6,...)
dan Y =
(
2n:n∈N) (
= 2,4,6,8,...)
maka X −Y =
(
−1,0,−1,−2,...) (
= −n+2:n∈N)
.Definisi 4
Misalkan X =
( )
xn dan Y =( )
yn adalah barisan bilangan real. Perkalian dari barisan X dan Y, yang dinotasikan dengan X • , adalah barisan yang Y didefinisikan dengan:(
x y n N)
Y
X • = n n : ∈
(Bartle dan Sherbert, 1994: 69) Contoh 6
Misalkan X =
(
3n:n∈N) (
= 3,6,9,12,...)
dan Y =
(
n+1:n∈N) (
= 2,3,4,5,...)
Definisi 5
Misalkan X =
( )
xn adalah barisan bilangan real dan c∈R. Kelipatan dari barisan X dan c, yang dinotasikan dengan cX , adalah barisan yang didefinisikan dengan:(
cx n N)
cX = n : ∈
(Bartle dan Sherbert, 1994: 69) Contoh 7
Misalkan X =
(
3n−2:n∈N) (
= 1,4,7,10,...)
dan c=2maka cX =
(
2,8,14,20,...) (
= 6n−4:n∈N)
.Definisi 6
Misalkan X =
( )
xn dan Y =( )
yn adalah barisan bilangan real, dengan 0≠
n
Y . Pembagian dari barisan X dan Y, yang dinotasikan dengan Y X
, adalah barisan yang didefinisikan dengan:
⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ∈ = n N Y X Y X n n :
(Bartle dan Sherbert, 1994: 69) Contoh 8 Misalkan X =
(
3n−2:n∈N) (
= 1,4,7,10,...)
dan Y =(
2n:n∈N) (
= 2,4,6,8,...)
maka : . 2 2 3 ,... 8 10 , 6 7 , 1 , 2 1 ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ∈ = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = n N n n Y X2. Limit Barisan Definisi 7
Misalkan R bilangan real, jika a∈R dan ε >0 maka lingkungan ε dari a adalah Vε(a)=
{
x∈R x−a <ε}
.(Bartle dan Sherbert, 1994: 41) Contoh 9
Jika a = 4 dan ε =1, tentukan lingkungan 1 dari 4. Jawab :
{
4 1}
) 4 ( 1 = x∈R x− < V ={
x∈R−1<x−4<1}
={
x∈R3< x<5}
Definisi 8Misal )X =(xn adalah barisan bilangan real. Suatu bilangan real x dikatakan limit dari X, jika untuk masing-masing lingkungan dari V dari x terdapat suatu bilangan asli K sehingga untuk semua n≥K, maka x n adalah anggota V. (Bartle dan Sherbert, 1994: 70)
Jika x adalah limit dari barisan X, maka dikatakan bahwa X =(xn) konvergen ke x (mempunyai limit x). Jika barisan mempunyai limit maka barisan tersebut dikatakan konvergen, begitu juga sebaliknya jika barisan tidak mempunyai limit maka barisan tersebut dikatakan divergen. Ketika barisan
) (xn
x X =
lim atau lim(xn)=x yang kadang-kadang disimbolkan dengan x
xn → , dimana x mendekati bilangan x untuk n n→∞. Teorema 1
Limit suatu barisan bilangan real adalah tunggal. Bukti :
Misalkan )X =(xn barisan bilangan real. Andaikan X mempunyai lebih dari satu limit.
Misalkan x1 dan x2 adalah limit dari X, dengan x1 ≠x2.
Misalkan V adalah lingkungan dari ' x1 dan V adalah lingkungan '' dari x2. Pilih 1 2 2 1 x x − = ε , maka V'∩V '' =φ
Karena x1 limit dari X maka ada bilangan asli K sehingga jika ' n≥K' maka: xn∈ V'
Karena x2 limit dari X maka ada bilangan asli K sehingga jika '' n≥K'' maka: xn∈V ''
Ambil K =maks
{
K',K''}
Maka K ≥ K' sehingga xK ∈ dan V'
''
K
K ≥ sehingga xK ∈V '' Berarti xk ∈V'∩V ''
Jadi V'∩V '' ≠φ
Berarti pengandaian salah
Terbukti bahwa X mempunyai limit tidak lebih dari satu.
Pada pendefinisian limit suatu barisan bilangan real, masih digunakan istilah lingkungan. Dengan demikian, masih dirasa sulit untuk menunjukkan bahwa suatu barisan bilangan real adalah konvergen. Berikut akan diberikan suatu teorema yang ekuivalen dengan definisi limit barisan. Teorema ini akan mempermudah untuk menunjukkan bahwa suatu barisan bilangan real adalah konvergen atau divergen.
Teorema 2
Misal X =
( )
xn adalah barisan bilangan real dan x∈R . Pernyataan berikut ekuivalen .a. X konvergen ke x.
b. Untuk setiap V lingkungan dari x terdapat bilangan asli K sehingga untuk semua n≥ , maka K xn adalah anggota V.
c. Untuk setiap ε>0 terdapat bilangan asli K sehingga untuk semua K
n≥ ,maka x−ε <xn < x+ε.
d. Untuk setiap ε>0 terdapat bilangan asli K sehingga untuk semua K
n≥ , maka xn − x <ε. (Bartle dan Sherbert, 1994: 71) Bukti :
1.
(
a⇒b)
Ambil sebarang V lingkungan dari x
Karena V lingkungan dari x, sesuai dengan definisi 3, maka terdapat bilangan asli K sehingga untuk semua n≥K , maka xnanggota V . Karena V diambil sebarang, maka untuk setiap V lingkungan dari x terdapat bilangan asli K sehingga untuk semua n≥K maka xn adalah anggota V .
2.
(
b⇒c)
Ambil sebarang ε >0
Misalkan V adalah lingkungan dari x
Berarti ada bilangan asli K sehingga untuk semua n≥K , maka V
xn ∈ berarti x−ε < xn <x+ε
Karena ε >0 diambil sebarang berarti untuk setiap ε >0 terdapat bilangan asli K sehingga untuk semua n≥K , maka
ε ε < < + − x x x n . 3.
(
c⇒d)
Ambil sebarang ε >0Berarti ada bilangan asli K sehingga untuk semua n≥K , maka V
xn ∈ Karena xn ∈ berarti V x−ε <xn < x+ε.
Karena ε >0 diambil sebarang berarti untuk setiap ε >0 terdapat bilangan asli K sehingga untuk semua n≥K , maka xn − x <ε. 4.
(
d ⇒a)
Misalkan V sebarang Lingkungan dari x
Karena ε >0 , berarti ada bilangan asli K sehingga untuk semua K n≥ , maka xn − x <ε ε < − x xn berarti x−ε < xn <x+ε
Berarti bahwa untuk semua n≥K , maka x−ε <xn <x+ε Jadi xn∈ . Sesuai dari definisi berarti X konvergen ke x. V Contoh 10 Tunjukkan bahwa 3 2 1 3 lim ⎟= ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + ∞ → n n Jawab : Untuk menunjukkan 3 2 1 3 lim ⎟= ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + ∞ → n n ,
Misal untuk sebarang ε >0, maka 0 21 >ε
Karena 0
21 >ε , maka terdapat bilangan asli K dengan 2ε 1 > K . ∀ n≥ K maka diperoleh ε 2 1 > n Jika n≥K , maka
ε 2 1 > n ε < n 2 1 ε < − +3 3 2 1 n ε < − − 3 2 1 3 n
Karena ε >0, maka terdapat bilangan asli K sehingga untuk semua n≥K
maka ε < = − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + n n 2 1 3 2 1 3
Sesuai dengan teorema 2 (d), terbukti bahwa 3 2 1 3 lim ⎟= ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + ∞ → n n 3. Barisan Terbatas Definisi 9
Misal )X =(xn adalah barisan bilangan real, X dikatakan terbatas jika ada bilangan real M >0 sedemikian hingga xn ≤M untuk semua n∈N. (Bartle dan Sherbert, 1994: 78)
Berdasarkan definisi, maka barisan X =(xn) terbatas jika dan hanya jika himpunan
{
xn :n∈N}
dari barisan X terbatas di R.Contoh 6 Misalkan ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = ,... 1 ,..., 4 3 , 3 2 , 2 1 n n X .
X terbatas karena ada bilangan real 1 sehingga 1 1 ≤ + n n , untuk semua n∈N. Teorema 3
Barisan bilangan real yang konvergen adalah terbatas. (Bartle dan Sherbert, 1994: 78)
Bukti
Misal )X =(xn :n∈N adalah barisan bilangan real dan lim(xn)= x Pilih ε =1
Maka ada K∈N sehingga untuk semua n≥K berlaku xn − x <1
.
Dengan ketaksamaan segitiga diperoleh xn < x +1, untuk semua n≥K
Pilih M =maks
{
x1, x2 , x3,..., xk−1, x +1}
Maka diperoleh bahwa xn ≤M untuk semua n∈N.
Terbukti, jika X konvergen maka X terbatas. Teorema 4
Misal )X =(xn dan Y =(yn) adalah barisan bilangan real yang masing-masing konvergen ke x dan y. Maka penjumlahan dari barisan X dan Y yang dinotasikan dengan X+Y konvergen ke x+y.
(Bartle dan Sherbert, 1994: 78) Bukti:
Maka ada K1,K2∈Nsehingga untuk semua n≥K1 berlaku 2 ε < − x xn
dan untuk semua n≥K2 berlaku
2 ε < − y yn pilih K =maks{K1,K2}
maka untuk n≥ K diperoleh
y y x x y x y xn + n)−( + ) ≤ n − + n − ( 2 2 ε ε + < =ε
Karena ε >0 diambil sebarang maka disimpulkan bahwa X+Y konvergen ke x+y.
Teorema 5
Misal )X =(xn dan Y =(yn) adalah barisan bilangan real yang masing-masing konvergen ke x dan y. Maka selisih dari barisan X dan Y yang dinotasikan dengan X-Y konvergen ke x-y.
(Bartle dan Sherbert, 1994: 78) Bukti:
Ambil ε >0 sebarang
2
ε
< − x xn
dan untuk semua n≥K2 berlaku
2 ε < − y yn Pilih K =maks{K1,K2}
Maka untuk n≥K diperoleh
(
xn −yn) (
− x−y)
≤ xn −x + y−yn = xn −x + yn −y 2 2 ε ε + < =εKarena ε >0 diambil sebarang, maka disimpulkan bahwa X-Y konvergen ke x-y.
Teorema 6
Misal )X =(xn dan Y =(yn) adalah barisan bilangan real yang masing-masing konvergen ke x dan y. Maka perkalian dari barisan X dan Y yang dinotasikan dengan XY konvergen ke xy.
(Bartle dan Sherbert, 1994: 78) Bukti: ) ( ) (x y x y x y xy xy y xn n − = n n − n + n − ) ( ) (y y y x x xn n − + n − ≤
x x y y y xn n − + n − =
Karena X konvergen maka X terbatas. Jadi ada bilangan real M1 >0
sehingga xn ≤M1, untuk semua n∈N. Pilih M =maks
{
M1, y}
Diperoleh x x M y y M xy y xn n − = n − + n − Ambil ε >0 sebarangMaka ada K1,K2∈Nsehingga untuk semua n≥K1 berlaku
M x xn 2 ε < −
dan untuk semua n≥K2 berlaku
M y yn 2 ε < − Pilih K =maks{K1,K2}
Maka untuk n≥K diperoleh
x x M y y M xy y xn n − = n − + n − M M M M 2 2 ε ε + < ε =
Karena ε >0 diambil sebarang, maka disimpulkan bahwa XY konvergen ke xy.
Teorema 7
Misal )X =(xn adalah barisan bilangan real yang konvergen ke x. Dengan
R
c∈ . Maka perkalian skalar c dengan barisan X yang dinotasikan dengan cX konvergen ke cx.
(Bartle dan Sherbert, 1994: 78) Bukti :
Misal Y =
(
c:n∈N) (
= c,c,c,....)
Maka Y merupakan barisan konstan c yang konvergen ke y=c
Sesuai dengan teorema (6), maka barisan YX konvergen ke yx. Jadi barisan cX konvergen ke cx.
Teorema 8
Misal )X =(xn adalah barisan bilangan real yang konvergen ke x. Jika
( )
znZ = barisan bilangan real tak nol yang konvergen ke z≠0, maka
pembagian dari barisan X dan Z yang dinotasikan dengan Z X konvergen ke z x
. (Bartle dan Sherbert, 1994: 78) Bukti :
Akan ditunjukkan bahwa barisan
( )
zn1
konvergen ke z 1
Karena lim
( )
zn =z , maka ada bilangan asli K1sehingga untuk semua 1K
a z zn − < 1 ,n K a z z z z a< n − ≤ n − < ≥ −
Maka−a<−zn −z ≤ zn −z <a, untuk semua n≥K1
Sehingga diperoleh z = z −a≤ zn 2 1 , untuk semua n≥K1. Jadi z zn 2 1 < , untuk semua n≥K1. Dengan demikian z z z z z z n n n − = −1 1 n n z z z z − = 1 z z z n − < 22 ambil ε >0 sebarang
Maka ada K2 ∈N sehingga untuk semua n≥K2 berlaku
2 2 1 z z zn − < ε
Pilih K = maks
{
K1, K2}
, maka untuk semua n≥K berlakuε < − z zn 1 1
Karenaε >0 maka dapat disimpulkan bahwa Z 1
konvergen ke z 1
Dengan demikian, sesuai dengan teorema (7) maka Z X Z X = 1 konvergen ke z x z x1 = 4. Barisan Monoton Definisi 10
Misal
( )
x adalah barisan bilangan real. nBarisan
( )
x dikatakan barisan monoton naik, jika n1 +
≤ n n x
x , ∀n∈N
(Bartle dan Sherbert, 1994: 87) Contoh 12 Misalkan
( )
n N n n xn ∀ ∈ + + = , 2 2 1 3 Sehingga( )
n N n n xn ∀ ∈ + + = ,... 2 2 1 3 ,..., 8 10 , 6 7 , 1 Karena ... 2 2 1 3 ... 8 10 6 7 1 2 3 1 + < + = < < = < = < = n n x x x x n maka( )
x nmerupakan barisan monoton naik. Definisi 11
Misal
( )
x adalah barisan bilangan real. nBarisan
( )
x dikatakan barisan monoton turun, jika n1 +
≥ n n x
x , ∀n∈N
Contoh 13 Misalkan
( )
n N n xn ∀ ∈ + = , 1 1 2 Sehingga( )
n N n xn ∀ ∈ + = ,..., 1 1 ,..., 10 1 , 5 1 , 2 1 2 Karena ... 1 1 ... 10 1 5 1 2 1 2 3 2 1 > + = > > = > = > = n x x x x n maka( )
x nmerupakan barisan monoton turun.
5. Subbarisan
Berikut ini akan dikenalkan definisi suatu subbarisan dari barisan bilangan real. Definisi dari subbarisan ini sering digunakan untuk menentukan kekonvergenan dan kedivergenan dari suatu barisan.
Definisi 12
Misal X =
( )
xn adalah barisan bilangan real, dan r1 <r2 <...rn <...barisan bilangan asli monoton naik. Maka( )
n
r x
X' = disebut subbarisan dari X. (Bartle dan Sherbert, 1994: 94)
Contoh 14 Jika
( )
n N n xn = ,∀ ∈ 1 N n n R=3,4,5,6,..., +2,...,∀ ∈ Tentukan subbarisan dari( )
xnJawab:
( )
,...,1,... 3 1 , 2 1 , 1 n xn = 6 , 5 , 4 , 3 = R ,…..Misalkan Y adalah subbarisan dari
( )
x maka: n ... , , , ,... , , 2 3 3 4 5 6 1 x x x x x x x Y = r r r = ,... 2 1 ,..., 5 1 , 4 1 , 3 1 + = nadalah subbarisan dari
( )
xn . Teorema 9Misal
( )
xn barisan bilangan real dan x∈R . Jika( )
xn konvergen ke bilangan real x, maka sebarang subbarisan dari( )
xn juga konvergen ke x.(Bartle dan Sherbert, 1994: 94)
Bukti :
Misal
( )
n
r
x sebarang subbarisan dari
( )
xn Akan dibuktikan bahwa:x x n r )= lim( yaitu K N x x n K n r − < ≥ ∋ ∈ ∃ > ∀ε 0 ε,
Ambil ε >0 sebarang maka∃K∈N ∋ xn −x <ε,n≥K
Diketahui rn ≥ ,n ∀n∈N
Jika n≥K maka rn ≥ sehingga berlaku K x − x <ε
n r , n≥K Jadi
( )
n r x konvergen ke x.B. Barisan Cauchy
Definisi 13
Misalkan
( )
xn barisan bilangan real.( )
xn disebut barisan Cauchy jika untuk setiap ε >0 ada K∈N sehingga jika m,n∈N dan m,n≥ K makaε
<
− n
m x
x
(Bartle dan sherbert,1994: 100)
Secara simbolik definisi tersebut dapat ditulis dengan:
( )
xn barisan Cauchy ⇔∀ε >0∃K∈N ∋ xm −xn <ε, m,n≥K.Teorema 10
Jika
( )
xn barisan bilangan real yang konvergen maka( )
xn adalah barisan Cauchy.(Bartle dan sherbert,1994: 100)
Bukti :
Misalkan
( )
xn konvergen ke x makaAmbil ε >0 sebarang, karena ε >0 maka 0 2 > ε Sehingga 2 ε < − ∋ ∈ ∃K N xn x , n≥K Jika m,n≥K maka 2 ε < − x xm dan 2 ε < − x xn n m n m x x x x x x − = − + −
≤ xm −x + x−xn x x x xm− + n − = 2 2 ε ε + < ε = Jadi ∀ε >0∃K∈N ∋ xm−xn <ε, m,n≥K Teorema 11
Setiap barisan Cauchy pada bilangan real adalah terbatas (Bartle dan sherbert,1994: 101)
Bukti :
Misalkan
( )
xn sebarang barisan Cauchy.Ambil ε =1 maka ∃K∈N ∋ xm−xn <1, m,n≥K 1 < − ≤ − n m n m x x x x , m,n≥K 1 < − ≤ − ≤ − − xm xn xn xm xm xn , m,n≥K 1 ≤ − m n x x , m,n≥K xn ≤ xm +1, m,n≥K
Pilih m=K maka diperoleh
1 +
≤ K
n x
x , n≥ K
N n L xn ≤ ,∀ ∈
Sehingga terbukti bahwa setiap barisan Cauchy adalah terbatas Teorema 12
Setiap barisan Cauchy pada bilangan real adalah konvergen (Bartle dan sherbert,1994: 101)
Bukti :
Ambil
( )
xn sebarang barisan CauchyMenurut teorema (11) bahwa setiap barisan Cauchy adalah terbatas maka
( )
xn mempunyai sub barisan misalkan( )
xrn yang konvergen sebut ke xAkan dibuktikan bahwa
( )
xn konvergen ke x Ambil ε >0Karena ε >0 Cauchy maka
2 1 ε < − ∋ ∈ ∃K N xm xn , m,n≥K1 Karena
( )
n r x konvergen ke x maka 2 2 ε < − ∋ ∈ ∃K N x x n r , rn ≥ KPilih K =maks
{
K1, K2}
maka:Jika n,rn ≥K maka 2 ε < − n r n x x dan 2 ε < − x x n r x x x x x x n n r r n n − = − + − x x x x n n r r n − + − ≤
2 2 ε ε + < ε = Jadi ∀ε >0∃K∈N ∋ xn −x <ε , n≥K
Dengan demikian terbukti bahwa setiap barisan Cauchy adalah konvergen. Contoh 15 Misalkan
( )
⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = n xn 2 13 , tunjukkan bahwa xn barisan Cauchy.
Jawab :
Karena telah dibuktikan bahwa
( )
xn konvergen, maka sesuai denganteorema (10), n xn 2 1 3+
= adalah barisan Cauchy.
C. Barisan Kontraktif Definisi 14
Barisan
( )
xn dikatakan berisan kontraktif jika terdapat konstanta C dengan 0 < C < 0, sehingga berlaku, xn+2 −xn+1 ≤Cxn+1 −xn∀n∈N.(Bartle dan Sherbert, 1994: 104) Contoh 16 Misal barisan
(
2)
7 1 3 1 = + + n n xx dan 0< xn <1,∀n∈N. Tunjukkan bahwa
1 + n
Jawab: 1 2 + + − n n x x =
(
) (
2)
7 1 2 7 1 3 3 1+ − + + n n x x = 2 2 7 1 3 3 1 + − − + n n x x = 3 3 1 7 1 n n x x + − = xn+ +xn+ xn +xn xn+1 −xn 2 1 2 1 7 1 Karena 10< xn < , maka xn+1 <1 sehingga n n n n x x x x +2 − +1 < 1+1+1 +1 − 7 1 1 2 + + − n n x x < xn+1−xn 7 3 .Jadi xn adalah barisan kontraktif dengan 7 3 =
C .
Teorema 13
Setiap barisan kontraktif
( )
xn merupakan barisan Cauchy dan konvergen. (Bartle dan Sherbert, 1994: 104)Bukti :
Misal barisan
( )
xn adalah barisan kontraktif maka untuk suatu C, 0<C<1 berlaku 1 2 1 1 2 + + − + − n ≤ n − n ≤ n − n n x Cx x C x x x≤C3 xn−1 −xn−2 ≤...≤Cn x2 −x1
≤Cn xn −x1
Selanjutnya akan dibuktikan barisan kontraktif adalah barisan Cauchy. Untuk m>n maka : n n m m m m n m x x x x x x x x − = − −1 + −1− −2 +...+ +1−
Dengan ketaksamaan segitiga diperoleh
n n m m m m n m x x x x x x x x − ≤ − −1 + −1 − −2 +....+ +1 −
Dari barisan kontraktif didapatkan
1 2 2 1 C x x x xm − m ≤ m − − − 1 2 3 2 1 x C x x xm− − m− ≤ m− − 1 2 1 1 x C x x xn+ − n ≤ n− − Maka
(
)
2 1 1 3 2 ... C x x C C x xm − n ≤ m− + m− + + n− −(
)
2 1 2 1 1 1 ... x x C C Cn m n + m n + + − = − − − − −Dengan menggunakan rumus jumlah deret geometri dimana = m−n−1
C a dan r = C−1 maka diperoleh:
1 2 1 1 1 x x C C C x x n m n n m ⎟⎟ − ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − − = − − −
Karena 0< C <1 dan m>n maka,
1 2 1 1 1 x x C C x xm n n ⎟ − ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ≤ − −
Karena 0< C <1 dan bahwa lim
( )
Cn =0, maka Cn <δ . Misalkan diambil ε >0 makaN m n ≥ ∀ , berlaku ⎟ − <ε ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ≤ − − 1 2 1 1 1 x x C C x x n n m
berarti bahwa
( )
xn merupakan barisan Cauchy.Karena barisan kontraktif merupakan barisan Cauchy, sedangkan setiap barisan Cauchy adalah konvergen, maka barisan kontraktif pasti konvergen.
D. Relasi Rekursif
Relasi rekursif adalah suatu topik penting dan menarik dalam kombinatorik. Banyak permasalahan dalam matematika, khususnya kombinatorik dapat dimodelkan ke dalam bentuk relasi rekursif. Suatu barisan didefinisikan secara rekursif jika kondisi awal barisan ditentukan, dan suku-suku barisan selanjutnya dinyatakan dalam hubungannya dengan sejumlah suku-suku yang sudah dinyatakan sebelumnya.
Definisi 15
Misal k∈N , relasi rekursif linear dengan koefisien konstanta order k dapat ditulis dalam bentuk
) ( ... 2 2 1 1 0x c x c x c x f n c n + n− + n− + + k n−k =
dimana c0,c1,c2,...,ck konstanta dan f
( )
n suatu fungsi dalam n, ck ≠0 .Jika persamaan f
( )
n =0, maka disebut relasi rekursif linear homogen order k dan jika f( )
n ≠0 disebut relasi rekursif tak homogen order k. (Sutarno, 2005: 50)Contoh 17
n n
n x
x 3 2
2 + −1 = adalah sebuah relasi rekursif linier order 1 dengan
koefisien konstanta.
5 2
5
3xn − xn−1+ xn−2 =n2 + adalah sebuah relasi rekursif linier tak homogen order 2 dengan koefisien kontanta.
Solusi dari relasi rekursif adalah sebuah barisan pn,pn∈R . Sebuah
( )
Pn disebut solusi eksplisit persamaan0 ... 2 2 1 1 0xn +c xn− +c xn− + +ckxn−k = c ,
pada interval I, jika
( )
Pn terdefinisi pada I dan bila disubtitusikan untuk xn ke dalam 0c0xn +c1xn−1+c2xn−2 +...+ckxn−k = memenuhi persamaan tersebut untuk setiap n dalam interval I..Teorema 14
Misal c1,c2∈R dan jika diberikan
( )
pn dan( )
qn dua solusi daripersamaan 0c0xn +c1xn−1+c2xn−2 +...+ckxn−k = ∀ ,A B∈R maka Sn , dimana N n q q q q B p p p p A sn = ( n + n−1+ n−2 +....+ n−k)+ ( n + n−1+ n−2 +....+ n−k),∀ ∈ juga solusi c0xn +c1xn−1 +c2xn−2 +...+ckxn−k =0 (Sutarno, 2005: 52) Bukti :
Misal jika
( )
pn dan( )
qn barisan bilangan real, dua solusi dari persamaan0 ... 2 2 1 1 0xn +c xn− +c xn− + +ckxn−k = c maka
k n k n n n c p c p c p p c0 + 1 −1 + 2 −2 +...+ − k n k n n n c q c q c q q c0 + 1 −1+ 2 −2 +...+ −
persamaan c0pn +c1pn−1+c2pn−2 +...+ckpn−k dikali dengan A dan persamaan c0qn +c1qn−1 +c2qn−2 +...+ckqn−k dikali dengan B sehingga di
dapat 0 ... 2 2 1 1 0pn +Ac pn− +Ac pn− + +Ackpn−k = Ac 0 ... 2 2 1 1 0qn +Bcqn− +Bc qn− + +Bckqn−k = Bc maka ) ... ( ) ... ( n n 1 n 2 n k n n 1 n 2 n k n A p p p p B q q q q S = + − + − + + − + + − + − + + − ) ... ( ) ... (Ac0pn +Ac1pn−1 + + Ackpn−k + Bc0qn +Bc1qn−1+ +Bckqn−k = ) ( ... ) ( ) ( 1 1 1 0 Apn Bqn c Apn Bqn ck Apn k Bqn k c + + − + − + + − + − = k n k n n n c S c S c S S c + − + − + + − = 0 1 1 2 2 ...
∑
∞ = − = 0 k k n kS cJadi
{ }
sn adalah solusi dari relasi rekursif.Selanjutnya akan dibahas permasalahan mencari
( )
pn dengan persamaankarakteristik.
misal xi,ci∈R untuk i=1,2,3,...,k dan r adalah sebarang bilangan,
N n∈
∀ , 0xn =rn,r ≠ , maka persamaan c0xn +c1xn−1 +c2xn−2 +...+ckxn−k =0 menjadi
0 ... 2 2 1 1 + + + = + − − n−k k n n n or c r c r c r c
apabila dibagi dengan rn−k diperoleh 0 .... 2 2 1 1 0 + + + + = − − k k k k c r c r c r c
disebut persamaan karakteristik dari c0xn +c1xn−1+c2xn−2 +...+ckxn−k =0 dan dari persamaan c0rk +c1rk−1 +c2rk−2 +....+ck =0 diperileh nilai r1,r2,r3,...,rk yang disebut akar-akar persamaan karakteristik.
Teorema 15 i. Jika persamaan 2 2 .... 0 1 1 0 + + + + = − − k k k k c r c r c r c memiliki akar-akar
persamaan karakteristik yang berbeda r1,r2,r3,...,rk , maka
{ }
pnadalah solusi untuk sembarang konstanta A1,A2,A3,....,Ak∈R
sedemikian sehingga solusi umumnya adalah
( )
1 2( )
2 3( )
3 ....( )
, 1,2,3,...1 + + + + ∀ =
= A r A r A r A r n
pn n n n k k n
ii. Jika persamaan 2 2 .... 0
1 1 0 + + + + = − − k k k k c r c r c r c memiliki akar-akar
karakteristik yang sama r1 =r2 =r3 =,...,=rk =r maka
{ }
pn adalah solusi untuk sembarang konstanta A1,A2,A3,....,Ak∈R sedemikian hingga solusi umumnya( )
1 2( )
2 3 2( )
3 .... 1( )
, 1,2,3,... 1 + + + + ∀ = = − n r n A r n A r n A r A pn n n n k k k niii. Jika persamaan c0rk +c1rk−1+c2rk−2 +....+ck =0 memiliki akar-akar persamaan yang kompleks, misal r1 =α +βi dan r2 =α −β
(
)
n(
)
nn A i B i
(
)
n(
)
n ai r B ri rA cosθ + sinθ + cosθ − sinθ =
(
nθ i nθ)
Br(
nθ i nθ)
Arn cos + sin + n cos − sin =
(
A nθ Ai nθ)
r(
B nθ Bi nθ)
rn cos + sin + n cos − sin
=
(
A B nθ i A B nθ)
rn ( + )cos + ( − )sin =
maka solusi umumnya adalah pn =rn
(
C1cosnθ +iC2sinnθ)
dimanaB A
BAB III PEMBAHASAN
A. Menentukan Nilai Limit Barisan Kontraktif Menggunakan Relasi Rekursif
Adapun langkah-langkah untuk menentukan nilai limit barisan dengan menggunakan relasi rekursif adalah:
1. Subtitusikan xn =rn untuk memperoleh persamaan karakteristik 0 .... 2 2 1 1 0 + + + + = − − k k k k c r c r c r c .
2. Menentukan akar-akar karakteristik dari persamaan karakteristik 0 .... 2 2 1 1 0 + + + + = − − k k k k c r c r c r c .
3. Menentukan bentuk solusi umumnya dilihat dari akar-akar karakteristik yang diperoleh yaitu :
Jika memiliki akar-akar persamaan karakteristik yang berbeda
k
r r r
r1, 2, 3,..., , ,...k =1,2,3 maka
( )
Pn adalah solusi untuk sembarangkonstanta A1,A2,A3,....,Ak∈R sedemikian sehingga solusi umumnya adalah pn = A1
( )
r1 n +A2( )
r2 n +A3( )
r3 n +....+Ak( )
rk n,∀n=1,2,3,...Jika memiliki akar-akar karakteristik yang sama r1 =r2 =r3 =...=rk ,
,... 3 , 2 , 1 =
k maka
( )
Pn adalah solusi untuk sembarang konstanta RA A A
A1, 2, 3,...., k ∈ sedemikian hingga solusi umumnya
( )
1 2( )
2 3 2( )
3 .... 1( )
, 1,2,3,... 1 + + + + ∀ = = − n r n A r n A r n A r A pn n n n k k k n4. Menentukan nilai kekonvergenannya dengan melimitkan bentuk solusi umumnya.
Selanjutnya akan diberikan contoh-contoh barisan, kemudian akan ditunjukkan bahwa barisan tersebut adalah barisan kontraktif dan mencari nilai limit barisan kontraktif menggunakan relasi rekursif.
Contoh 1
Misal 0<α <1, barisan
( )
xn dengan xn+1 =αxn +(
1−α)
xn−1 , ∀n≥2 , tunjukkan bahwa( )
xn adalah barisan kontraktif ?tentukan limitnya jika diketahui x0, x1, dan x0 < ? x1
Jawab :
(
)
(
1)
(
1(
)
2)
1 1 − − 1 − + − n = n + − n − n + − n n x x x x x x α α α α = αxn −αxn−1+(
1−α)
xn−1−(
1−α)
xn−2 ≤α xn −xn−1 +(
1−α)
xn−1 −xn−2 karena 21≤ xn ≤ , ∀n≥2 dan x0 < x1 maka xn+1 −xn ≤(
α −1)
xn −xn−1Jadi
( )
xn adalah barisan kontraktif dengan C=(
α −1)
.Kemudian
( )
xn bisa ditampilkan dalam bentuk relasi rekursif1. Substitusikan xn =rn sehingga diperoleh persamaan karakteristik
(
)
11 1 −
+ = n + − n
n x x
x α α adalah rn+1 =αrn +
(
1−α)
rn−1apabila dibagi dengan rn−1 maka diperoleh r2 =αr +(
1−α)
atau(
1)
02 −α − −α =
r r
2. Dari persamaan r2 −αr−
(
1−α)
=0 diperoleh akar-akar persamaan karakteristiknya yaitu :( )
(
)
2 1 4 2 2 , 1 α α α ± + − = r(
)
2 2 − ± =α αJadi akar-akar karakteristiknya adalah r1 =1 dan r2 =
(
α −1)
3. Karena r1 ≠r2 maka bentuk solusi umumnya adalah
(
1)
, 0,1,2,...2
1+ − ∀ =
=c c n
pn α n untuk mencari c1 dan c2 , misal
0 0 x
p = dan p1 =x1 maka diperoleh sistem persamaan yang berbentuk 0 2 1 c x c + =
(
)
2 1 1 1c x c + α − = sehingga diperoleh :(
)
α α − + − = 2 1 0 1 1 x x c α − − = 2 1 0 1 x x ckemudian di substitusikan ke solusi umumnya, maka diperoleh . n
(
)
(
)
n x x x x p 1 2 2 1 0 1 0 1⎟ − ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − − + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − + − = α α α α4. Selanjutnya akan ditentukan nilai konvergensinya dengan melimitkan solusi umum di atas yaitu :
(
)
(
)
n n n n n x x x x p 1 2 lim 2 1 lim lim 0 1 0 1⎟ − ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − − + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − + − = ∞ → ∞ → ∞ → α α α α(
)
(
)
n n x x x x 1 lim 2 2 1 0 1 0 1 − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − − + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − + − = ∞ → α α α αkarena α −1 <1 maka lim
(
−1)
=0∞ → n n α sehingga
(
)
( )
0 2 2 1 lim 0 1 0 1⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − − + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − + − = ∞ → α α α x x x x pn n(
)
⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − + − = α α 2 1 x0 x1Jadi nilai limit dari xn+1 =αxn +
(
1−α)
xn−1 , ∀n≥2 adalah(
)
α α − + − 2 1 x0 x1 .` Contoh 2Misal bilangan Fibonacci f1,f2,f3,... didefinisikan secara rekursif dengan
: f1 =1, f2 =2, fn+1 = fn + fn−1, ∀n≥2. Tunjukkan n n n f f 1 lim + ∞ → ada, dan tentukan nilainya ?
Jawab : 1 2 1 1 1 1 − − − − − + − = + − + n n n n n n n n n n f f f f f f f f f f 2 1 2 1 2 2 1 − − − − − + − = n n n n n n f f f f f f
karena f barisan naik maka n
(
1 2)
0 1 − − − ≥ − n n n f f f atau 2 1 2 1 2 1 − − 2 − − − n n ≥ n n n f f f f f dengan disubstitusikan ke 2 1 2 1 2 2 1 1 1 − − − − − − + + − = − n n n n n n n n n n f f f f f f f f f f di dapat 2 1 1 1 1 2 1 − − − − + − ≤ − n n n n n n n n f f f f f f f fdengan induksi matematik di dapat
1 2 2 3 1 1 1 2 1 f f f f f f f f n n n n n − ≤ − − − + barisan n n f f +1
, ∀n≥2 merupakan barisan kontraktif dengan 2 1 = C , jadi n n n f f 1 lim + ∞ → ada (konvergen).
Nilai limit
n n f f +1
, ∀n≥2 dapat di tentukan menggunakan relasi
rekursif dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Substitusikan fn =rn sehingga diperoleh persamaan karakteristik
n n n n n f f f f f +1 + −1 = adalah n n n n n r r r r r +1 = + −1
apabila dibagi dengan rn−1
maka diperoleh r2 = r +1 atau r2 − r−1=0
2. Dari persamaan r2 − r−1=0 diperoleh akar-akar persamaan karakteristiknya yaitu :
( )
( )
2 1 4 1 1 2 2 , 1 + ± = r 2 5 1± =Jadi akar-akar karakteristiknya adalah
2 5 1 2 + = r dan 2 5 1 2 − = r
3. Karena r1 ≠r2 maka bentuk solusi umumnya adalah
,... 2 , 1 , 2 5 1 2 5 1 2 1 ⎟⎟ ∀ = ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − + ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + =c c n p n n
n untuk mencari c1 dan c2,
misal p1 =2 dan
2 3
1 =
p maka diperoleh sistem persamaan yang berbentuk 2 2 5 1 2 5 1 2 1 ⎟⎟= ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − + ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + c c