• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PELAYANAN KEPERAWATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN PELAYANAN KEPERAWATAN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan keperawatan merupakan salah satu pelayanan yang dapat memberikan kontribusi terhadap upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan masyarakat.Upaya tersebut dilaksanakan dengan fungsi perawat secara mandiri maupun kolaborasi, untuk mencapai tujuan bersama yaitu pencegahan penyakit dan kecacatan, perawatan pada gangguan kesehatan, peningkatan ke arah kondisi kesehatan yang optimal bagi individu, kelompok dan masyarakat.

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit, yang memberikan pelayanan langsung pada masyarakat pelanggan rumah sakit / customer secara terus menerus dan berkesinambungan.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntunan dan harapan masyarakat yang semakin tinggi terhadap kualitas pelayanan, maka pelayanan keperawatan harus senantiasa dinamis dan selalu memperbaiki diri dari waktu ke waktu, untuk memberikan kualitas pelayanan bagi masyarakat pengguna jasa.

Bidang keperawatan sebagai organisasi struktural profesi keperawatan di RS AN-NISA Tangerang, berusaha menyediakan dan meningkatkan sistem yang kondusif bagi terlaksananya pelayanan keperawatan yang berkualitas. Hal tersebut membutuhkan pengelolaan yang profesional, dengan dukungan data dan pengetahuan keperawatan yang up to date.

Oleh karena itu, Bidang keperawatan RS AN-NISA Tangerang sebagai pengelola profesi keperawatan, bertanggungjawab terhadap terciptanya pelayanan yang berkualitas dengan terus menerus meningkatkan SDM Keperawatan yang profesional.

Untuk mendukung operasional kerja, bidang keperawatan menyusun Pedoman Pelayanan Keperawatan sebagai acuan yang jelas baik secara konsep maupun teknis pelaksanaan program-program bidang keperawatan, sehingga diharapkan dapat mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan mampu memenuhi kebutuhan serta harapan masyarakat pengguna jasa RS AN-NISA Tangerang.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Terselenggaranya pelayanan keperawatan komprehensif dan profesional berdasarkan standart dan etik profesi dengan mengutamakan keselamatan pasien.

(2)

2. Tujuan Khusus

a. Tujuan khusus bidang keperawatan

 Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang berkualitas dan berkesinambungan sesuai SAK dan SPO yang berlaku dengan mengutamakan keselamatan pasien.

 Terselenggaranya pencegahan dan pengendalian infeksi b. Tujuan Khusus unit keperawatan

1) Tujuan IGD

Terlaksananya pelayanan keperawatan dengan memperhatikan respon time untuk menurunkan angka kematian, angka kesakitan serta angka kecatatan pada kondisi gawat darurat

2) Tujuan Ruang Operasi

Terlaksananya pelayanan keperawatan aman dan nyaman serta menghindari komplikasi baik pre operasi, intra operasi dan pasca operasi.

3) Tujuan ruang intensif

Terlaksananya pelayanan keperawatan pada pasien kritis sesuai SAK dan SPO dengan ketrampilan penguasaan alat khusus untuk menurunkan angka kematian dan kecacatan.

4) Tujuan Ruang Perawatan Umum

Terlaksananya pelayanan keperawatan komprehensif kepada pasien penyakit dalam, bedah, saraf, ortopedi, mata dan lain-lain pada pasien dewasa sesuai SAK dan SPO dengan mengutamakan keselamatan pasien.

5) Tujuan Ruang Perawatan Anak

Terlaksananya pelayanan keperawatan komprehensif sesuai kebutuhan tumbuh kembang anak , keterlibatan keluarga dengan memperhatikan atraumatik care dan meminimalisasi dampak hospitalisasi.

6) Tujuan Ruang Neonatalogi

Terlaksananya pelayanan keperawatan neonatus level 1 dan level 2 sesuai dengan SAK dan SPO dengan mengutamakan keselamatan pasien untuk menurunkan angka kematian bayi

7) Tujuan Ruang Bersalin

Terlaksananya pelayanan keperawatan dan kebidanan dengan kegawatdaruratan maternal neonatal secara cepat, tepat dan aman untuk menurunkan angka kesakitan, angka kematian dan kecacatan pada ibu dan bayi.

8) Tujuan Ruang Kebidanan

Terlaksananya pelayanan keperawatan secara komprehensif sesuai dengan SAK dan SPO dengan mengutamakan keselamatan pasien pre, intra dan post partum dan pasien obstretri ginekologi

(3)

C. STRATEGI

1. Mengatur, memantau dan mengawasi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan di seluruh ruang perawatan.

2. Berkoordinasi dengan bagian SDM untuk pemenuhan kebutuhan tenaga perawat dan bidan di seluruh ruang perawatan.

3. Memperkirakan tuntutan kebutuhan pelayanan keperawatan dan mengusulkan kebijakan dan prosedur untuk menjaga stabilitas kemampuan staf.

4. Menerapkan falsafah, tujuan, standar asuhan keperawatan dan kebidanan dan standar operasional prosedur dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan yang mengacu pada Visi RS AN-NISA Tangerang.

5. Menetapkan dan mengoptimalkan fasilitas dan perlengkapan alat-alat yang mendukung pelayanan keperawatan di seluruh ruang perawatan.

6. Mengembangkan sistem dan prosedur pencatatan dan pelaporan dalam asuhan keperawatan dan kebidanan.

7. Mengembangkan metode kerja bagi tenaga keperawatan sehingga dapat bekerja sama dengan staf lain.

8. Menyusun perencanaan pelayanan keperawatan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab bidang keperawatan.

9. Membimbing, membina, mengawasi dan mengevaluasi sikap, pengetahuan dan keterampilan seluruh perawat di RS AN-NISA Tangerang.

10. Melaksanakan program orientasi, mobilisasi dan rotasi/ mutasi seluruh perawat di RS AN_NISA Tangerang.

11. Melaksanakan program pengembangan dan pendidikan yang berkesinambungan bagi tenaga keperawatan baik secara formal maupun non formal

D. RUANG LINGKUP

Pelayanan Keperawatan di seluruh Rumah Sakit yang terdiri dari : 1. Pelayanan Instalasi Rawat jalan

2. Pelayanan rawat inap.

3. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat. 4. Pelayanan Instalasi Kamar Operasi. 5. Pelayanan Instalasi ICU.

E. BATASAN OPERASIONAL

1. Informasi bidang keperawatan adalah pelayanan keperawatan yang tersedia di Rumah Sakit.

2. Mutu dan etika merupakan bagian dari bidang keperawatan yang mengembangkan mutu serta etika perawat

(4)

3. sarana dan prasarana keperawatan merupakan bagian dari keperawatan yang menyediakan peralatan untuk menunjang mutu pelayanan keperawatan

4. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.

5. Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja / aktifitas karyawan lebih aman.

F. LANDASAN HUKUM

Bidang Keperawatan disuatu rumah sakit adalah merupakan bagian yang harus terselenggara sesuai dengan :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 3. Undang-Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan. 4. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 971/MENKES/PER/XI/2009 Tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan.

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.

8. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. 9. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor

1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.

10. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

11. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001 12. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia 2001

13. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.

14. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.

(5)

15. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.

16. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005.

17. Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005. 18. Pedoman Perancangan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia 2005.

19. Pedoman Penanggulangan KLB – DBD Bagi Keperawatan di RS Dan Puskesmas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006.

20. Pedoman Pelayanan Rawat Gabung di RS, Departemen Kesehatan 1991

21. Pedoman Pelayanan Perinatal Pada Rumah Sakit Umum kelas C Dan D Departemen Kesehatan 1991.

22. Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk Dokter, Bidan Dan Perawat Di RS, Departemen Kesehatan – IDAI 2004.

23. Pedoman Pelayanan Maternal Perinatal Pada Rumah Sakit Umum Kelas B (non pendidikan), C dan D, Departemen Kesehatan 2006.

(6)

BAB II

STANDART KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SDM KEPERAWATAN

Kualifikasi SDM Keperawatan adalah sebagai berikut :

No Nama Jabatan Kualifikasi Jml Kebutuha n Tersedia Ket Pendidikan

Formal Masakerja Pendidikan non formal/sertifikasi Persyaratan tambahan 1 Manager Keperawatan S1 Keperawatan 3-5 th sebagai supervis or 1. Managemen bidang keperawatan

2. Managemen mutu Kep 3. Managemen SDM Kep 4. Assesor Keperawatan 5. TOT

6. Problem solving decision making

1. Mampu bekerja dalam Tim 2. Sehat jasmani dan rohani

1 1 Sudah

sesuai standar

2. Supervisor

Mutu Kep KeperawatanS1 sebagai2-3 th kepala perawat

1. Managemen bangsal 2. Managemen mutu kep 3. TOT

1. Mampu bekerja dalam Tim

2. Sehat jasmani dan rohani 1 1 Sudahsesuai standar 3. Supervisor SDM dan Peralatan S1 Keperawatan 2-3 th sebagai kepala perawat 1. Managemen bangsal 2. Managemen SDM kep 3. TOT

1. Mampu bekerja dalam Tim 2. Sehat jasmani dan rohani

1 1 Sudah

sesuai standar

(7)

Jaga Keperawatan sebagai kepala perawat

2. Managemen Supervisor 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai standar 5. Clinical Instructure S1 Keperawatan 2-3 th sebagai kepala perawat 1. Managemen bangsal 2. Managemen Supervisor 3. Managemen Mutu Keperawatan 4. Assessor kompetensi keperawatan 5. TOT

1. Mampu bekerja dalam Tim 2. Sehat jasmani dan rohani

2 2 Sudah

sesuai standar

6. Kepala

Perawat IGD KeperawatanS1 sebagai2-3 th PJS 1. Managemen bangsal 2. PPGD/BTCLS 3. BHD 4. PPI 5. Pasien Safety

6. Penanganan Bencana dan evakuasi

7. Costumer service

1. Mampu bekerja dalam Tim

2. Sehat jasmani dan rohani 1 1 Sudahsesuai standar 7. Kepala Perawat Poliklinik S1 Keperawatan 2-3 th sebagai PJS 1. Managemen bangsal 2. BHD 3. PPI 4. Pasien Safety

5. Penanganan Bencana dan evakuasi

6. Costumer service

1. Mampu bekerja dalam Tim 2. Sehat jasmani dan rohani

1 1 Sudah sesuai standar 8. Kepala Perawat Perawatan Umum S1 Keperawatan 2-3 th sebagai PJS 1. Managemen bangsal 2. BHD 3. PPI 4. Pasien Safety

5. Penanganan Bencana dan

1. Mampu bekerja dalam Tim 2. Sehat jasmani dan rohani

1 1 Sudah

sesuai standar

(8)

evakuasi 6. Costumer service 9. Kepala Perawat Perawatan Utama S1 Keperawatan 2-3 th sebagai PJS 1. Managemen bangsal 2. BHD 3. PPI 4. Pasien Safety 5. Penanganan Bencana dan evakuasi 6. Costumer service

1. Mampu bekerja dalam Tim 2. Sehat jasmani dan rohani

1 1 Sudah sesuai standar 10. Kepala Perawat Perawatan Anak S1 Keperawatan 2-3 th sebagai PJS 1. Managemen bangsal 2. BHD 3. PPI 4. Pasien Safety

5. Penanganan Bencana dan evakuasi

6. Costumer service

1. Mampu bekerja dalam Tim 2. Sehat jasmani dan rohani

1 1 Sudah sesuai standar 11. Kepala Bidan Perawatan Kebidanan D3/D4 Kebidanan 2-3 th sebagai PJS 1. Managemen bangsal 2. Resusitasi neonates 3. PONEK 4. BHD 5. PPI 6. Pasien Safety

7. Penanganan Bencana dan evakuasi

8. Costumer service

1. Mampu bekerja dalam Tim 2. Sehat jasmani dan rohani

1 1 Sudah sesuai standar 12. Kepala Bidan Ruang Bersalin D3/D4 Kebidanan 2-3 th sebagai PJS 1. Managemen bangsal 2. Resusitasi neonates 3. PONEK 4. BHD 5. PPI

1. Mampu bekerja dalam Tim 2. Sehat jasmani dan rohani

1 1 Sudah

sesuai standar

(9)

6. Pasien Safety

7. Penanganan Bencana dan evakuasi 8. Costumer service 13. Kepala Perawat Neonatologi S1 Keperawatan sebagai2-3 th PJS 1. Managemen bangsal 2. Resusitasi neonates 3. PONEK 4. Metode Kanguru 5. Dasar Intensif 6. BHD 7. PPI 8. Pasien Safety

9. Penanganan Bencana dan evakuasi

10. Costumer service

1. Mampu bekerja dalam Tim

2. Sehat jasmani dan rohani 1 1 Sudahsesuai standar 14. Kepala Perawat ICU S1 Keperawatan 2-3 th sebagai PJS 1. Managemen bangsal 2. Dasar Intensif 3. BHD 4. PPI 5. Pasien Safety

6. Penanganan Bencana dan evakuasi

7. Costumer service

1. Mampu bekerja dalam Tim 2. Sehat jasmani dan rohani

1 1 Sudah sesuai standar 15. Kepala Perawat Ruang Operasi S1 Keperawatan 2-3 th sebagai PJS 1. Managemen bangsal 2. Dasar Bedah 3. BHD 4. PPI 5. Pasien Safety

6. Penanganan Bencana dan evakuasi

1. Mampu bekerja dalam Tim 2. Sehat jasmani dan rohani

1 1 Sudah

sesuai standar

(10)

7. Costumer service 16. Perawat IGD S1/D3 Keperawatan - 1. PPGD/BTCLS 2. BHD 3. PPI 4. Pasien Safety

5. Penanganan Bencana dan evakuasi

6. Costumer service

1. Mampu bekerja dalam Tim 2. Sehat jasmani dan rohani

14 13 Belum sesuai 17. Perawat Poliklinik D3/S1 Keperawatan/ Kebidanan/Pe rawatan gigi - 1. BHD 2. PPI 3. Pasien Safety

4. Penanganan Bencana dan evakuasi

5. Costumer service

1. Mampu bekerja dalam Tim 2. Sehat jasmani dan rohani

20 17 Belum sesuai 18. Perawat Perawatan Umum S1/D3 Keperawatan - 1. BHD2. PPI 3. Pasien Safety

4. Penanganan Bencana dan evakuasi

5. Costumer service

1. Mampu bekerja dalam Tim

2. Sehat jasmani dan rohani 18 16 Belumsesuai

19. Perawat Perawatan Utama S1/D3 Keperawatan - 1. BHD2. PPI 3. Pasien Safety

4. Penanganan Bencana dan evakuasi

5. Costumer service

1. Mampu bekerja dalam Tim

2. Sehat jasmani dan rohani 16 13 Belumsesuai

20 Perawat Perawatan Anak S1/D3 Keperawatan - 1. BHD 2. PPI 3. Pasien Safety

4. Penanganan Bencana dan

1. Mampu bekerja dalam Tim 2. Sehat jasmani dan rohani

20 18 Belum

(11)

evakuasi 5. Costumer service 21 Perawat/Bidan Perawatan Kebidanan D3/D4 Keperawatan/ Kebidanan - 1. Resusitasi neonates 2. PONEK/APN 3. BHD 4. PPI 5. Pasien Safety

6. Penanganan Bencana dan evakuasi

7. Costumer service

1. Mampu bekerja dalam Tim 2. Sehat jasmani dan rohani

12 11 Belum

sesuai

22. Bidan Ruang

Bersalin KebidananD3/D4 - 1. Resusitasi neonates2. PONEK/APN 3. BHD

4. PPI

5. Pasien Safety

6. Penanganan Bencana dan evakuasi

7. Costumer service

1. Mampu bekerja dalam Tim

2. Sehat jasmani dan rohani 13 12 Belumsesuai

23. Perawat Neonatologi D3/S1 Keperawatan - 1. Resusitasi neonates 2. PONEK 3. Metode Kanguru 4. Dasar Intensif 5. BHD 6. PPI 7. Pasien Safety

8. Penanganan Bencana dan evakuasi

9. Costumer service

1. Mampu bekerja dalam Tim 2. Sehat jasmani dan rohani

12 12 Belum sesuai standar 24. Perawat ICU D3/S1 Keperawatan - 1. Dasar Intensif 2. BHD

1. Mampu bekerja dalam Tim 2. Sehat jasmani dan rohani

9 8 Belum

(12)

3. PPI

4. Pasien Safety

5. Penanganan Bencana dan evakuasi 6. Costumer service standar 25. Perawat Ruang Operasi D3/S1 Keperawatan - 1. Dasar Bedah 2. BHD 3. PPI 4. Pasien Safety

5. Penanganan Bencana dan evakuasi

6. Costumer service

1. Mampu bekerja dalam Tim 2. Sehat jasmani dan rohani

26 19 Belum

sesuai standar

(13)

B. KEBIJAKAN KEWENANGAN STAF DAN PIMPINAN

C. Apabila pejabat struktural berhalangan hadir maka secara hirarki kewenangannya dapat didelegasikan kepada pejabat struktural lainnya yang ada di lingkungan Bidang Keperawatan dengan uraian sebagai berikut :

D. 1. Apabila Manager Keperawatan berhalangan melaksanakan tugas, maka tugas dan pekerjaannya didelegasikan kepada salah satu supervisor dibawahnya dengan urutan pendelegasian sebagai berikut :

a. Urutan Pertama Supervisor Mutu Asuhan Keperawatan b. Urutan Kedua Supervisor SDM dan Logistik Keperawatan c. Urutan ketiga clinical instructure

2. Apabila Supervisor Mutu atau SDM berhalangan hadir maka tugas dan pekerjaan dilaksanakan oleh salah satu supervisor yang lain sesuai dengan kewenangan yang dimilikinnya, namun untuk pengambilan keputusan yang memerlukan kebijakan dilakukan oleh Manager Keperawatan.

3. Apabila Kepala Perawat berhalangan hadir maka tugas dan pekerjaanya diserahkan kepada Ketua Tim sedangkan untuk pengambilan keputusan kebijakan diserahkan kepada pejabat struktural diatasnya sesuai dengan kewenangannya.

4. Apabila pelaksana berhalangan hadir maka tugas dan pekerjaanya diserahkan kepada pelaksana lainya dengan tingkat kemampuan atau kompetensi yang sama. E.

F. DISTRIBUSI KETENAGAAN

G. Distribusi tenaga keperawatan ditahun 2016 adalah sebagai berikut :

H. N o I. Ruangan/Je nis Layanan J. Standar t K. Pendidik an L. PERAWAT KLINIK P. D 3 Q. D 4 R. S 1 S. S2 T. PRA PK U. PK 1 V. PK 2 W. PK 3 X. PK 4 Y. PK 5 Z. A .

AA. Ranap AB. AC. AD. AE. AF. AG. AH. AI. AJ. AK. AL.

AM. 1.

AN. RPU AO.

19

AP. AQ. AR. AS. AT. AU. AV. AW. AX. AY.

AZ. 2. BA. RPA BB. 20 BC. BD. BE. BF. BG. BH. BI. BJ. BK. BL. BM. 3. BN. RPK BO. 14 BP. BQ. BR. BS. BT. BU. BV. BW. BX. BY. BZ. 4. CA. Utama CB. 16 CC. CD. CE. CF. CG. CH. CI. CJ. CK. CL.

(14)

69 CZ. B. DA. Ruang Khusus DB. DC. DD. DE. DF. DG. DH. DI. DJ. DK. DL. DM. 1. DN. ICU DO. 10 DP. DQ. DR. DS. DT. DU. DV. DW. DX. DY. DZ. 2.

EA. Perinatologi EB. 14

EC. ED. EE. EF. EG. EH. EI. EJ. EK. EL.

EM. 3.

EN. OK EO.

27

EP. EQ. ER. ES. ET. EU. EV. EW. EX. EY.

EZ. 4. FA. VK FB. 15 FC. FD. FE. FF. FG. FH. FI. FJ. FK. FL. FM. FN. Jumlah FO. 66 FP. FQ. FR. FS. FT. FU. FV. FW. FX. FY. FZ. C.

GA. Rajal GB. GC. GD. GE. GF. GG. GH. GI. GJ. GK. GL.

GM. 1. GN. IGD GO. 15 GP. GQ. GR. GS. GT. GU. GV. GW. GX. GY. GZ. 2. HA. Poliklinik HB. 21 HC. HD. HE. HF. HG. HH. HI. HJ. HK. HL. HM.HN. Jumlah HO. 36 HP. HQ. HR. HS. HT. HU. HV. HW. HX. HY. HZ. D . IA. Pengelola Kep

IB. IC. ID. IE. IF. IG. IH. II. IJ. IK. IL.

IM. 1. IN. Manager Kep IO. 1

IP. IQ. IR. IS. IT. IU. IV. IW. IX. IY.

IZ. 2. JA. Supervisor SDM dan Mutu JB. 2 JC. JD. JE. JF. JG. JH. JI. JJ. JK. JL. JM. 3. JN. Supervisor JO. 5 JP. JQ. JR. JS. JT. JU. JV. JW. JX. JY. JZ. 4. KA. CI KB. 2 KC. KD. KE. KF. KG. KH. KI. KJ. KK. KL. KM. KN. Jumlah KO. 10 KP. KQ. KR. KS. KT. KU. KV. KW. KX. KY. KZ. TOTAL LA. 181 LB. LC. LD. LE. LF. LG. LH. LI. LJ. LK. LL. LM. PENGATURAN JAGA 1. Pengelola Keperawatan

(15)

Meja Meja Meja Meja Lemari Lemari LO. Supervisor jaga dibagi dalam 3 shift, yaitu :

 Shift pagi bekerja dari Pukul 07.00 s/d 14.00 WIB

 Shift siang bekerja dari pukul 14.00 s/d 21.00 WIB

 Shift malam bekerja dari pukul 21.00 s/d 07.00 WIB 2. Pelaksana Fungsional

LP. Pelaksana fungsional dibagi menjadi 3 shift, yaitu :

 Shift pagi bekerja dari ukul 07.00 s/d 14.00 WIB

 Shift siang bekerja dari pukul 14.00 s/d 21.00 WIB

 Shift malam bekerja dari pukul 21.00 s/d 07.00 WIB

LQ. Di Poliklinik pengaturan jaga dibagi menjadi 2 shift, yaitu :

 Shift pagi bekerja dari pukul 08.00 s/d 15.00 WIB

 Shift siang bekerja dari pukul 15.00 s/d 22.00 WIB LR. LS.BAB III LT.STANDART FASILITAS LU. A. DENAH RUANGAN LV. B. STANDART FASILITAS

(16)

1. Sarana Fisik

LW. Ruang bidang keperawatan terletak di area lantai 3 gedung A.

LX. Ruang bidang keperawatan mempunyai sirkulasi udara yang baik. Luas ruangan cukup untuk melakukan aktifitas dan menyimpan perlengkapan.

LY.Ruangan dibidang keperawatan dapat dibagi menjadi : a. Area Kerja

LZ. Area ini dilengkapi dengan meja dan kursi serta beberapa unit computer sesuai jumlah tenaga di ruang Bidang Keperawatan

b. Area penyimpanan File

MA. Area ini terletak bagian sudut ruangan. Tempat penyimpanan file ini berupa 2 lalmari yang berisi file dokumen keperawatan.

2. Peralatan dan Perlengkapan Ruang Bidang Keperawatan

MB. No MC. Nama Peralatan MD. Jumla h ME. Kondisi MF. Keterang an MG. Area Kerja MH. 1

MI. Meja kerja MJ.

4 MK. Baik ML. MM. 2 MN. Kursi MO. 8 MP. Baik MQ. MR. 3 MS. Troly kayu MT. 1 MU. Baik MV. MW. 4 MX. Komputer MY. 3 unit MZ. Baik NA. NB. 5 NC. Printer ND. 2 NE. Baik NF. NG. 6. NH. Dispenser NI. 1 NJ. Baik NK.

NL. Area Penyimpanan File NM. 1 NN. Rak Peyimpanan File NO. 2 NP. Baik NQ. NR.

NS. Sedangkan untuk mendukung pelayanan keperawatan di seluruh ruang perawatan RS AN-NISA Tangerang penyediaan fasilitas dan sarana disesuaikan dengan kapasitas operasional tempat tidur, beban tugas dan fungsi serta kemampuan RS AN-NISA Tangerang sebagai bahan acuan di seluruh ruang perawatan, bidang perawatan menyusun pedoman logistik keperawatan yang

(17)

disusun berdasarkan jenis peralatan, jumlah operasional TT, BOR, ratio kebutuhan, spek dan jumlah yang dibutuhkan.

NT.

NU. Fasilitas yang ada di ruangan diupayakan sesuai dengan standar kebutuhan yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan pelayanan, antara lain :

 Ruang kepala ruangan

 Ruang Nurse Station

 Ruang Tindakan

 Ruang Spoelhock

 Ruang alat tenun NV.

NW. Sedangkan untuk peralatan yang mendukung operasional pelayanan keperawatan di ruangan harus tersedia beberapa peralatan yang sesuai dengan standar kebutuhan, diantaranya :

 Alat tenun

 Alat rumah tangga

 Alat Medis

 Alat perawatan

 Alat tulis kantor (ATK) NX.

NY. Untuk memenuhi kebutuhan fasilitas dan peralatan di atas harus dilakukan perencanaan secara periodik tiap semester atau tahunan yang menyangkut penambahan, pergantian dan pemeliharan.

NZ.

OA. Pengelolaan peralatan di ruangan diserahkan kepada ruangan masing-masing, dimana kepala ruangan menunjuk salah satu perawat sebagai penanggung jawab alat yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk membantu kepala ruangan dalam hal :

 Pengecekan alat

 Merekap frekuensi pemakaian alat

 Membuat laporan inventarisasi alat

 Membuat program pemeliharaan OB.

OC. Seluruh perawat mempunyai tanggung jawab terhadap keberadaan fasilitas dan peralatan di ruangan sehingga salah satu mekanisme yang dilaksanakan adalah serah terima alat setiap pergantian shift.

(18)

OD.

C. Kebijakan Pengoperasian Fasilitas & Peralatan

OE. Penggunaan fasilitas dan peralatan yang ada di lingkungan Bidang Keperawatan disesuaikan dengan kebutuhan unit kerja masing-masing dan sifat dari fasilitas dan perlatan tersebut. Untuk fasilitas dan peralatan yang sifatnya umum dapat dipergunakan secara bersama-sama oleh seluruh staf dan pimpinan di lingkungan Bidang Keperawatan.

OF.

OG. Untuk fasilitas dan peralatan yang mendukung operasional pelayanan keperawatan berada di ruangan masing-masing dibawah tanggung jawab kepala perawat dan penanggung jawab unit, sehingga untuk pengadaan dan pemeliharaannya dibebankan kepada unit masing-masing.

OH.

OI. Untuk penggunaan fasilitas dan peralatan khusus dan canggih dilakukan oleh perawat dengan kualifikasi mempunyai sertifikat pelatihan operasional alat tersebut. OJ.

OK. Peminjaman peralatan dan perlengkapan antar unit kerja yang ada dalam lingkup Bidang Keperawatan harus diketahui oleh Penanggung jawab Unit Kerja yang bersangkutan secara tertulis sedangkan untuk peminjaman yang lintas bidang dan unit harus diketahui oleh Penanggung Jawab Unit atau orang yang diberi wewenang oleh Penanggung Jawab Unit.

OL. OM. ON. OO. OP. OQ. OR. OS. OT. OU. OV. OW. OX.

(19)

OY. OZ. PA. PB. PC. PD. PE. PF. PG. PH. PI. PJ. PK. PL. PM. PN. PO. BAB IV

PP.TATA LAKSANA PELAYANAN PQ.

A. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR 1. Kebijakan Bidang Keperawatan

PR. Kebijakan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan atau ruang lingkup yang berhubungan dengan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan dibuat oleh bidang keperawatan, yang meliputi :

a. Ketenagaan 1) Rekruitmen

PS. Yang menjadi dasar pertimbangan untuk melakukan rekruitmen SDM Keperawatan adalah :

 Jumlah operasional Tempat Tidur atau jumlah kunjungan

 BOR atau beban kerja ruangan

 Tingkat ketergantungan pasien

 Spesifikasi tertentu berdasarkan kebutuhan yang disesuaikan dengan ruang lingkup pelayanan di ruangan, diantaranya ruangan yang memerlukan kualifikasi tertentu.

(20)

 Estimasi Turn Over

 Perhitungan berdasarkan standar kebutuhan tenaga yang mengacu pada standar perhitungan dari Depkes untuk tenaga fungsional.

PT.

PU. Kegiatan rekruitmen dilaksanakan untuk mencukupi kebutuhan dan pelaksanaannya berkoordinasi dengan Bagian HRD.

PV. Kegiatan seleksi pada kegiatan rekruitmen SDM Keperawatan dilakukan berdasarkan:

 Pendidikan

 Masa kerja

 Kompetensi

 Diklat yang pernah diikuti PW.

PX. Kebutuhan ruangan terhadap SDM Keperawatan dapat dipenuhi berdasarkan kualifikasi tersebut sehingga tuntutan pekerjaan dengan kualifikasi yang dimiliki perawat dan bidan akan sesuai.

PY.

2) Orientasi

PZ. Kegiatan orientasi dilakukan sebagai upaya untuk membantu perawat dalam pengenalan terhadap lingkungan dan pekerjaan, melalui tahapan orientasi umum yang dilakukan secara klasikal dan orientasi khusus dengan target pencapaian kompetensi tertentu.Pelaksanaan kegiatan orientasi ini dikoordinir oleh bagian HRD bekerjasama dengan SDM Keperawatan dan Clinical Instructure Keperawatan.

QA.

3) Rotasi / Mutasi

QB. Pelaksanaan rotasi / mutasi berlaku bagi seluruh perawat yang ada di RS AN-NISA Tangerang baik perawat fungsional maupun struktural, yang bersifat sementara maupun menetap dengan ketentuan sebagai berikut : a) Mutasi sementara

QC. Dilakukan dalam rangka kebutuhan sementara tenaga keperawatan di unit tertentu misalnya untuk mengatasi jumlah tenaga karena ada perawat yang cuti melahirkan atau sakit dalam waktu yang belum bisa dipastikan.

(21)

QD. Dilakukan bagi perawat ruangan dengan masa kerja lebih dari 2 tahun, kecuali untuk ruangan khusus seperti ICU, NICU, UGD, OK dan HCU dilakukan paling cepat setelah 3 tahun di ruangan tersebut.

c) Perbantuan

QE. Pelaksanaan perbantuan dilakukan untuk mengatasi kekurangan tenaga di satu ruangan pada saat-saat tertentu apabila terjadi pelonjakan pasien atau ada perawat yang tidak bisa berdinas karena sesuatu hal. QF.

4) Promosi

QG. Salah satu upaya untuk pengembangan perawat di RS AN-NISA Tangerang adalah melalui pengkaderan, seleksi dan pendampingan untuk promosi baik melaui jenjang fungsional maupun structural.

QH.

5) Ketentuan Cuti Tahunan

QI. Ketentuan cuti bagi perawat mengacu pada pedoman karyawan secara keseluruhan.Adapun untuk pengaturannya dilakukan oleh atasan langsung berdasarkan kondisi ketenagaan.

QJ.

6) Pendidikan dan Pelatihan

QK. Pendidikan dan pelatihan bagi perawat dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kualitas SDM keperawatan. Pendidikan formal keperawatan dilaksanakan secara bertahap dan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan, serta mengacu pada rencana program jangka panjang dan program tahunan. Sedangkan pelaksanaan pendidikan non formal dilaksanakan secara in house trainning dan out trainning.

QL.

QM.B. STANDART PROSEDUR OPERASIONAL

QN. Untuk menunjang pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan di ruangan, Bidang Keperawatan menetapkan beberapa standar, yaitu :

1. Standar Asuhan keperawatan dan kebidanan

QO. Standar Asuhan keperawatan dan kebidanan dibuat sebagai pedoman untuk pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan, yang mengacu kepada pedoman penyusunan Standart Asuhan Keperawatan berdasarkan NANDA

(22)

(American Nursing Diagnosis Asociation), NOC (Nursing Outcome Clasification) dan NIC (Nursing Intervention Clasification).

QP.

2. Standar Prosedur Operasional Keperawatan

QQ. Standar Operasional Prosedur Keperawatan terdiri dari :

a. SPO Manajerial, yang berkaitan dengan sistem dan lingkup kerja di bidang keperawatan, diantaranya SPO rekruitmen, SPO orientasi, SPO rotasi mutasi, SPO seleksi pendidikan, dll.

b. SPO Pelayanan Keperawatan dibuat sebagai pedoman bagi perawat untuk melakukan tindakan keperawatan (SPO terlampir)

c. SPO umum yang berkaitan dengan lintas unit, untuk menunjang pelaksanaan pelayanan keperawatan

3. Standar Etika Profesi Keperawatan

QR. Standar etika profesi keperawatan dibuat sebagai pedoman untuk mengatur perilaku perawat dari sudut nilai moral dalam memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit.

QS.

4. Standar Logistik Keperawatan

QT. Untuk menunjang pelakasanaan asuhan keperawatan dan kebidanan di RS AN-NISA Tangerang bidang keperawatan membuat standar logistik yang meliputi standar alat tenun, standar alat rumah tangga dan standar alat habis pakai.

a. Perencanaan

QU. Perencanaan pemenuhan logistik keperawatan di ruangan dibuat berdasarkan ketentuan sebagai berikut :

1) Spesifikasi ruangan

2) Perkembangan dan pertumbuhan pelayanan rumah sakit dan penambahan jumlah tempat tidur.

3) Pergantian alat atau barang yang rusak, hilang dan penghapusan karena perkembangan teknologi.

b. Klasifikasi logistik keperawatan di ruangan terdiri dari : 1) Golongan barang habis pakai

2) Alat tenun, hal ini berkaitan dengan pengelolaan alat tenun yang dilakuakn oleh tenaga keperawatan.

3) Alat kesehatan

QV. Alat kesehatan yang habis pakai disediakan di instalasi farmasi atas permintaan ruangan dan pemenuhannya disesuaikan dengan kebutuhan

(23)

pasien di ruangan. Untuk pengelolaan alat kesehatan dilakukan oleh tenaga keperawatan.

4) Pengadaan

QW. Pengadaan alat / barang logistik yang menunjang terhadap pelayanan keperawatan, pemenuhan kebutuhannya dikoordinir oleh Bagian Logistik Rumah Sakit berdasarkan pengajuan dari ruangan dengan alur dan prosedur yang telah ditetapkan.

QX. QY. QZ.

5) Pemeliharaan

RA. Pemeliharaan alat / barang logistik yang menunjang pelayanan keperawatan dilakukan oleh ruangan yang meliputi : cara penyimpanan, perawatan / kebersihan dan perbaikan , sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

6) Penyaluran

RB. Penyaluran / pendistribusian barang logistik yang menunjang pelayanan keperawatan yang harus dilakukan secara teratur dan sesuai dengan kebutuhan serta terdokumentasikan baik di ruangan maupun di bidang logistik.

7) Pencatatan dan Pelaporan

RC. Dalam pengelolaan logistik di ruangan perlu adanya pencatatan dan pelaporan inventaris secara rutin agar dapat diketahui kondisi barang / alat tersebut serta selalu siap pakai.

RD.

RE. Untuk mempermudah pencatatan dan pelaporan di ruangan telah disediakan buku catatan yang terdiri dari :

a. Buku penerimaan barang / alat b. Buku pemeliharaan

c. Buku pemakaian / frekuensi pemakaian alat d. Buku peminjaman

e. Buku pengeluaran ( mutasi atau penghapusan ) f. Buku operan harian

RF.

RG. Jika diketahui terdapat kerusakan, kehilangan dan penambahan barang / alat diruangan harus tercatat dan terlaporkan secara teratur dan dapat dipertanggungjawabkan.

RH.

(24)

1. Rencana Pengembangan Staf

RI. Untuk menunjang pencapaian visi RS AN-NISA Tangerang kualitas Sumber Daya Manusia harus selalu ditingkatkan secara terus menerus dan berkesinambungan melalui pengembangan staf dan program pendidikan formal maupun non formal. RJ. Program pengembangan staf keperawatan yang berhubungan dengan jenjang karir, di RS AN-NISA Tangerang dilakukan berdasarkan dua jalur yaitu jalur fungsional dan struktural. Sedangkan Program Pendidikan staf keperawatan diarahkan pada peningkatan profesional berdasarkan kompetensi yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan.

2. Program Pendidikan dan Pelatihan

RK. Dengan semakin berkembangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan terutama pelayanan keperawatan serta persaingan usaha sejenis maka perlu adanya peningkatan kualitas SDM khususnya di lingkungan keperawatan.

RL. Program pendidikan formal keperawatan dilaksanakan secara bertahap melalui seleksi intern maupun ekstern, diantaranya :

a. Pendidikan S1 Keperawatan

RM. Sejak 2015 staff struktural Bidang Keperawatan yang belum berpendidikan S1 Keperawatan diberikan kesempatan untuk melanjutkan S1 Keperawatan. Dari supervisor hingga kepala perawat di unit layanan keperawatan. Program ini akan berlanjut hingga seluruh perawat yang sudah menjadi pegawai tetap wajib melanjutkan pendidikan hingga S1 Keperawatan. b. Pendidikan Pelatihan

RN. Pendidikan non formal di lingkungan keperawatan dilaksanakan berdasarkan kebutuhan untuk peningkatan kompetensi melalui pelatihan in house trainning dan pelatihan eksternal.

3. Kebijakan Pengelolaan Pendidikan & Pelatihan Intern/Ekstern

RO. Dalam pelaksanaan program pendidikan di lingkungan keperawatan, Bidang Keperawatan mengusulkan program dan mengadakan koordinasi dengan Bidang Diklat agar dalam pelaksanaannya dapat direalisasikan sesuai dengan rencana anggaran dan program Bidang Keperawatan.

RP. Jenis program pendidikan dan pelatihan didasarkan atas kualifikasi kompetensi yang harus dimiliki oleh masing-masing perawat dan bidan disesuaikan dengan kebutuhan, dan pelaksanaannya dilakukan secara berkala berdasarkan kebutuhan di lingkungan Keperawatan.

(25)

RQ. Pelaksanaan orientasi secara umum diberikan kepada perawat dan bidan baru masuk, memasuki kontrak dan menjadi karyawan tetap. Orientasi terdiri dari orientasi kelas dan orientasi lapangan, adapun untuk perawat baru dilakukan pembimbingan selama 3 bulan dengan target pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan

RR. BAB V

RS. LOGISTIK

RT.

RU. Kebutuhan logistik, baik untuk operasional kegiatan bagian Keperawatan untuk sarana keperawatan diadakan melalui proses permintaan barang sesuai SPO bagian logistic rumah sakit. Logistik yang diperlukan keperawatan untuk melaksanakan kegiatan operasional adalah sebagai berikut :

RV. RW. N RX. Nama Barang RY. Jum l a h RZ. k ondisi SA. 1 SB.Kertas A4 dan F4 70 gr SC. SD. SE. 2

SF. Tinta Canon Original Hitam SG. SH.

SI. 3

SJ. Tinta Canon Original Merah SK. SL.

SM. 4

SN. Tinta Canon Original Biru SO. SP.

SQ. 5

SR.Tinta Canon Original Kuning SS. ST.

SU. 6

SV.Pulpen SW. SX.

SY. 7

SZ.Spidol boardmaker TA. TB.

TC. 8

TD. Isi staples besar TE. TF.

TG. 9

TH. Isi staples kecil TI. TJ.

(26)

1 TO. 1 TP. Isolasi TQ. TR. TS. 1

TT.Buku folio besar/100 TU. TV.

TW. 1

TX. Map TY. TZ.

UA. 1

UB. Laptop UC. UD.

UE. 1

UF.Printer UG. UH.

UI. 1

UJ. Isolasi double tip UK. UL.

UM. 1

UN. Couter UO. UP.

UQ. 1

UR. Box File US. UT.

UU. 1

UV. Penggaris UW. UX.

UY. 2

UZ. Tipe X VA. VB.

VC. 2

VD. Gunting VE. VF.

VG. 2

(27)

VK. VL. VM. BAB VI VN. KESELAMATAN PASIEN VO. A. PENGERTIAN

VP. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau idak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

VQ. Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka upaya pelaksanaan keselamatan pasien di RS AN-NISA Tangerang perlu dilakukan. Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan RS AN-NISA Tangerang terutama di dalam melaksanakan keselamatan pasien sangat diperlukan suatu pedoman yang jelas sehingga angka kejadian KTD dapat dicegah sedini mungkin.

VR. B. TUJUAN

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.

2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat. 3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.

4. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

VS.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN

1. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dalam pelayanan keperawatan. 2. Terdapat perawat yang memahami mengenai keselamatan pasien.

3. Terdapat sistem pelayanan yang komprehensif, baik medis maupun keperawatan sehingga meminimalkan terjadinya kasus yang tidak diharapkan (KTD).

4. Identifikasi pasien harus dilakukan secara lengkap, baik berupa status maupun gelang identitas.

(28)

5. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien : sterilitas alat, tabung oksigen, tempat tidur dorong, privacy, dll.

6. Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana. 7. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu :

 Insidens kesalahan identifikasi kedaruratan pasien.

 Insidens pasien jatuh.

 Insidens kejadian infus blong.

 Insidens kesalahan pemberian obat.

 Insidens kesalahan cara pemberian obat.

 Insidens kesalahan persiapan operasi.

 Insidens kesalahan persiapan pemeriksaan penunjang

8. Membangun kesadaran atau budaya akan nilai keselamatan pasien VT. VU. VV. VW. VX. VY. VZ. WA. WB. WC. WD. WE. WF. WG. WH. WI. WJ. WK. WL. WM. WN.

(29)

WO. WP. WQ. WR. BAB VII WS. KESELAMATAN KERJA A. PENGERTIAN.

WT. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.

WU. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Tenaga kesehatan yang perlu kita perhatikan yaitu semua tenaga kesehatan yang merupakan suatu institusi dengan jumlah petugas kesehatan dan non kesehatan yang cukup besar. Kegiatan tenaga atau petugas kesehatan mempunyai risiko berasal dari faktor fisik, kimia, ergonomi dan psikososial. Variasi, ukuran, tipe dan kelengkapan sarana dan prasarana menentukan kesehatan dan keselamatan kerja. Seiring dengan kemajuan IPTEK, khususnya kemajuan teknologi sarana dan prasarana, maka risiko yang dihadapi petugas tenaga kesehatan semakin meningkat.

WV. Setiap unit harus mampu mengidentifikasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja, termasuk unit dipelayanan. Karena sebagian besar unit pelayanan ada hubunngan keterkaitan dengan tenaga keperawatan, maka peawat di RS AN-NISA harus mampu mengidentifikasi kesehatan dan keselamatan kerja.

WW.

B. TUJUAN.

1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS.AN-NISA Tangerang. 2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

(30)

3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.

4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN KARYAWAN DI UNIT PELAYANAN 1. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan

infeksi, yaitu :

a. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi. b. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/alas kaki

tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan spesimen pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret, dll.

c. Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur yang ada, mis: memasang kateter, menyuntik, menjahit luka, memasang infus, dll.

d. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah menangani pasien

2. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius. 3. Mengelola alat di ruang perawatan (dekontaminasi):

a. Dekontaminasi alat kritis dikelola oleh CSSD

b. Dekontaminasi alat semi kritical dengan menggunakan DTT

c. Dekontaminasi alat non kritical dengan menggunakan sabun/detergen 4. Menggunakan baju kerja yang bersih.

5. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus : a. HIV / AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi)

b. Flu burung. Kewaspadaan standar karyawan / petugas IGD dalam menghadapi penderita dengan dugaan flu burung adalah :

 Cuci tangan

 Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memeriksa penderita.

 Memakai masker N95 atau minimal masker badan

 Menggunakan pelindung wajah / kaca mata goggle (bila diperlukan)

 Menggunakan apron / gaun pelindung

(31)

 Menggunakan pelindung kaki (sepatu boot) 6. Hepatitis B / C (sesuai prinsip pencegahan infeksi)

WX. WY.

WZ. BAB VIII

XA. PENGENDALIAN MUTU

XB.

A. Upaya Peningkatan Mutu Keperawatan

XC. Upaya untuk menjamin mutu pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan di RS AN-NISA Tangerang bidang keperawatan membuat Program Pengendalian dan Peningkatan Mutu sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pengendalian dan peningkatan mutu tersebut.

XD. Perumusan dan penyusunan kebijakan pengendalian dan peningkatan mutu pelayanan keperawatan dilakukan berdasarkan hasil evaluasi melalui masukan dari seluruh jajaran dan staf keperawatan yang terlibat dan berdasarkan hasil evaluasi kinerja bidang keperawatan secara periodik yang kemudian ditindaklanjuti untuk dilaporkan kepada Direksi.

XE. Kegiatan dalam upaya pengendalian dan peningkatan mutu pelayanan keperawatan, dapat dilakukan melaui :

1. Audit Keperawatan

XF. Audit Keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien. Hal ini cukup penting karena kekurangan dalam pelayanan keperawatan dapat mengancam jiwa dan kehilangan nyawa klien.

XG. Langkah-langkah dalam melaksanakan audit keperawatan a. Menentukan masalah tertentu untuk dipelajari dan diulas.

b. Menentukan kriteria atau standar profesi yang jelas, obyektif dan rinci c. Mempelajari catatan keperawatan dan catatan medic

d. Para perawat mempelajari kasus yang tidak memenuhi kriteria, dianalisis, didiskusikan kemungkinan penyebabnya.

e. Membuat rekomendasi penanganan kasus yang tidak memenuhi kriteria.

f. Membuka lagi topik yang sama di lain waktu, misalnya setelah 6 bulan kemudian, untuk menilai dan meyakinkan bahwa kelemahan/ kekurangan yang diidentifikasi telah diperbaiki dan tidak diulang kembali.

(32)

g. Perlu dipastikan bahwa audit keperawatan ini bukan acara pengadilan dari kekurangan pelayanan yang ada tetapi bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

XH. Audit keperawatan paling tidak dilakukan sebulan sekali membahas tentang pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan di RS AN-NISA Tangerang.

XI.

2. Ronde Keperawatan

XJ. Merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilakkan oleh perawat dengan melibatkan pasien, perawat, kepala perawat dan seluruh anggota tim.

XK. Ronde Keperawatan minimal dilakukan 2x setahun di ruang perawatan rawat inap/rawat jalan.

XL.

3. Survey Kepuasan Pasien.

XM. Suatu kegiatan untuk mendapatkan masukan dari pasien atau keluarga mengenai kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan melalui pengisian angket oleh pasien atau keluarga pasien.

XN.

B. Monitoring dan Evaluasi Mutu Keperawatan

XO. Monitoring terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan oleh seluruh pengelola keperawatan termasuk kepala perawat di unit pelayanan masing-masing. Upaya perbaikan yang berkaitan dengan mutu keperawatan akan dilakukan secara terus menerus di unit pelayanan. Sedangkan evaluasi akan dilakukan setahun sekali oleh Manager Keperawatan. XP. XQ. XR. XS. XT. XU. XV. XW. XX. XY. XZ. YA.

(33)

YB.

YC. BAB IX

YD. PENUTUP

YE.

YF. Pelayanan keperawatan merupakan salah satu pelayanan yang dapat memberikan kontribusi terhadap upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan masyarakat.Upaya tersebut dilaksanakan dengan fungsi perawat secara mandiri maupun kolaborasi, untuk mencapai tujuan bersama yaitu pencegahan penyakit dan kecacatan, perawatan pada gangguan kesehatan, peningkatan ke arah kondisi kesehatan yang optimal bagi individu, kelompok dan masyarakat.

YG. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntunan dan harapan masyarakat yang semakin tinggi terhadap kualitas pelayanan, maka pelayanan keperawatan harus senantiasa dinamis dan selalu memperbaiki diri dari waktu ke waktu, untuk memberikan kualitas pelayanan bagi masyarakat pengguna jasa. YH. Untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang berkualitas diperlukan perbaikan secara terus menerus di area pelayanan keperawatan. Dengan adanya pedoman pelayanan akan membantu perawat/bidan di RS AN-NISA dalam melakukan asuhan keperawatan menjadi lebih baik.

YI. Masukan dan saran dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk peningkatan kualitas yang lebih baik. Karena dengan masukan maka tim keperawatan akan melakukan perbaikan dalam membaerikan pelayanan keperawatan.

YJ.

YK. YL.

Referensi

Dokumen terkait

Menam Menampilkan pilkan sikap apresiatif sikap apresiatif terhadap keunikan terhadap keunikan gagasan dan gagasan dan teknik dalam teknik dalam karya seni rupa karya seni rupa

Hasil uji tuberkulin positif dengan jumlah yang sama juga didapatkan pada sampel kelompok umur 5-10 tahun.. Maturitas makrofag dan sel limfosit T dipengaruhi

Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu hukum pidana khususnya pada faktor-faktor penyebab terjadinya korban kekerasan seksual terhadap pembantu rumah tangga dan

Hasil penelitian ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan Plat & Plat (2002) yang mengatakan bahwa financial distress adalah keadaan mulai melemahnya

(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana atau perdata, atas permintaan hakim sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata, Walikota dapat

Klik Input Penggunaan Form Input Penggunaan Klik Tambah Klik Simpan Isi Data Data Tersimpan Pilih Data Ubah Data Klik Ubah Pilih Data Klik Hapus Data Terhapus

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan antara batas jam operasi dan batas keausan ball bearing maksimum yang