• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PROYEK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN BANYUWANGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PROYEK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN BANYUWANGI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT

KEBERHASILAN PROYEK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI

KABUPATEN BANYUWANGI

Hernida Kusuma Listya, ST; Ir. Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D; M. Syahid Akbar, S.Si, M.Si Bidang Keahlian Manajemen Proyek

Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Cokroaminoto 12A Surabaya Email : niaherman@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penyediaan prasarana merupakan bagian terpenting dalam upaya pengembangan dan pembangunan wilayah. Tersedianya prasarana yang memadai dapat meningkatkan kegiatan sosial ekonomi, dengan kondisi sosial ekonomi yang baik masyarakat lebih memiliki kemampuan berpartisipasi dalam penyediaan prasarana di lingkungannya. Namun pada kenyataannya kemampuan pemerintah dalam menyediakan prasarana terbatas, sedang partisipasi masyarakat tidak muncul dengan sendirinya, perlu terus-menerus didorong melalui suatu komunikasi pembangunan. Dalam arti peran pemerintah dalam penyediaan fasilitas sarana dan prasarana secara langsung semakin lama harus semakin dikurangi dan digantikan perannya sehingga dapat merangsang dan mengarahkan peran organisasi non pemerintah dan masyarakat dalam partisipasi pembangunan. Dalam hal ini penekanan dalam hal kemandirian (selfhelp), maksudnya ialah masyarakat itu yang mengelola dan mengorganisasikan sumber-sumber lokal baik yang bersifat materil, pikiran, maupun tenaga (Slamet,1994:6).

Penelitian ini mengukur besarnya pengaruh tingkat partisipasi masyarakat terhadap keberhasilan proyek pada proyek PNPM Mandiri Pedesaan menurut masyarakat yang terlibat berdasarkan pada analisis SEM (Structural Equation Modelling). Hal ini penting dilakukan agar masyarakat itu yang mengelola dan mengorganisasikan sumber-sumber lokal baik yang bersifat materil, pikiran, maupun tenaga dapat mempercepat penanggulangan kemiskinan.

Hasil Penelitian dari penelitian ini antara lain variabel Partisipasi masyarakat yang paling berpengaruh di Kabupaten Banyuwangi adalah Tahapan partisipasi. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan proyek PNPM Mandiri Perdesaan, masyarakat tidak terlalu mempertimbangkan bentuk partisipasi. Karena tahapan partisipasi merupakan proses awal yang paling penting tahu mengenai apa yang menjadi kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Sedangkan untuk tingkat keberhasilan proyek, variabel yang paling berpengaruh adalah kesesuaian tindakan actor yang terlibat. Yang menunjukkan bahwa lebih berpengaruh dibandingkan variabel lainnya, yang mana menunjukkan besarnya kekuatan masyarakat dalam suatu proyek dapat mencapai yang sesuai target pada rencana awal proyek.

(2)

PENDAHULUAN

Penyediaan prasarana merupakan bagian terpenting dalam upaya pengembangan dan pembangunan wilayah. Tersedianya prasarana yang memadai dapat meningkatkan kegiatan sosial ekonomi, dengan kondisi sosial ekonomi yang baik masyarakat lebih memiliki kemampuan berpartisipasi dalam penyediaan prasarana di lingkungannya. Namun pada kenyataannya kemampuan pemerintah dalam menyediakan prasarana terbatas, sedang partisipasi masyarakat tidak muncul dengan sendirinya, perlu terus-menerus didorong melalui suatu komunikasi pembangunan. Dalam arti peran pemerintah dalam penyediaan fasilitas sarana dan prasarana secara langsung semakin lama harus semakin dikurangi dan digantikan perannya sehingga dapat merangsang dan mengarahkan peran organisasi non pemerintah dan masyarakat dalam partisipasi pembangunan. Dalam hal ini penekanan dalam hal kemandirian (selfhelp), maksudnya ialah masyarakat itu yang mengelola dan mengorganisasikan sumber-sumber lokal baik yang bersifat materil, pikiran, maupun tenaga (Slamet,1994:6).

Model pembangunan yang partisipatif, dikemukakan bahwa suatu proyek atau program dapat digolongkan ke dalam model pembangunan partisipatif apabila program tersebut dikelola sendiri oleh masyarakat yang bersangkutan, bukan oleh aparat pemerintah (Sumodiningrat,1999:223). Untuk menumbuh kembangkan partisipasi dalam pembangunan yang memberikan keuntungan bagi semua pihak yang terlibat, perlu dipikirkan tipe-tipe fasilitas tertentu yang bukan saja mampu meningkatkan partisipasi itu sendiri tetapi juga mampu meningkatkan kemadirian masyarakat (Sukarjo,2006: 2).

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. PNPM Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan, serta program pembangunan yang berbasis partisipasi masyrakat. Pendekatan yang digunakan dalam program ini adalah pendekatan pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Kabupaten Banyuwangi termasuk dalam daftar desa tertinggal PNPM Pedesaan. Sifat proyek ini bottom up dengan pendekatan pemberdayaan yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat. Pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan di Kabupaten Banyuwangi telah memberi manfaat melalui pembangunan yaitu pembuatan perpipaan, pembuatan jalan, pembuatan jembatan, saluran irigasi dan pembangunan MCK 15 m.

Penelitian ini mengukur besarnya pengaruh tingkat partisipasi masyarakat terhadap keberhasilan proyek pada proyek PNPM Mandiri Pedesaan menurut masyarakat yang terlibat. Hal ini penting dilakukan agar masyarakat itu yang mengelola dan mengorganisasikan sumber-sumber lokal baik yang bersifat materil, pikiran, maupun tenaga dapat mempercepat penanggulangan kemiskinan

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian Konfirmatif, yang bermaksud menelaah dan menjelaskan pola hubungan di antara dua variabel atau lebih yang jenis ini dukungan teori telah dibutuhkan sebagai landasan dalam mengajukan hipotesis maupun untuk menemukan kriteria

(3)

pengukuran terhadap adanya hubungan antara variabel-variabel yang diteliti, di antaranya penelitian melalui pengujian terhadap hipotesis.

Obyek dari penelitian ini adalah masyarakat yang telah melaksanakan proyek PNPM Mandiri Pedesaan 2009 dengan beralokasikan Kabupaten Banyuwangi yang menerima manfaat proyek pembangunan sesuai dengan ketetapan proyek pembangunan PNPM yaitu pembuatan perpipaan, pembuatan jalan, pembuatan jembatan, saluran irigasi dan pembangunan MCK (sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Kabupaten Banyuwangi).

Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan sampel acak atau random sampling / probability sampling. Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Kemudian dari sampel tersebut dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling unitnya terdiri dari satu kelompok (cluster). Tiap individu di dalam kelompok tersebut akan dipilih secara sistematik untuk diambil sebagai sampel, dengan penetapan skala ini menggunakan skala Likert yang dimofikasi oleh peneliti, dengan melakukan penjenjangan hanya sebanyak 5 tingkat. Selain itu juga pada pengukuran variabel partisipasi masyarakat diurutkan dari bobot yang paling rendah ke yang paling tinggi.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SEM. SEM merupakan sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit secara simultan. Hubungan yang rumit itu dapat dibangun antara satu atau beberapa variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independen (Ferdinand, 2002). Model pengukuran (measurement model) adalah proses pemodelan dalam penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki unidimensionalitas dari indikator-indikator yang menjelaskan sebuah atau beberapa variabel laten. Untuk menyelidiki unidimensionalitas digunakan analisis faktor konfirmatori. Model persamaan struktural akan lebih mudah dipahami jika melihat ilustrasi model persamaan simultan (Simultaneous Equation Model) berikut ini :

Y1 = β10+β11Y2+γ11X1+γ12X2+ε1 , (2.2)

Y2 = β20+β21Y1+ ε2 , (2.3)

Persamaan (1) dapat dikatakan bahwa Y1 tergantung pada Y2, X1, dan X2. Sedangkan pada persamaan (2), dapat dikatakan bahwa Y2 tergantung pada Y1. Sehingga untuk mendapatkan koefisien regresi pada kedua model itu tidak dapat dilakukan secara satu persatu , akan tetapi harus dilakukan secara simultan. Dalam model ini dikenal dengan sistem persamaan simultan atau yang juga disebut sebagai model struktural (Hair,1998).

Ada dua variabel dalam model structural yaitu variabel eksogen dan variabel endogen. Variabel eksogen adalah variabel yang nilainya ditentukan diluar model, seperti variabel bebas atau independent variabels. Sedangkan variabel endogen adalah variabel yang nilainya ditentukan berdasarkan model, seperti variabel tidak bebas atau dependent variabels. Berikut ini merupakan gambar Kerangka Konsep Pemikiran Model Pengujian Struktura Dalam Proyek PNPM Mandiri Pedesaan Di Kabupaten Banyuwangi.

(4)

HASIL PENELITIAN

Pelaksanaan awalnya yaitu survey pendahuluan, dilaksanakan untuk mengetahui indikator-indikator apa saja yang sesuai dengan variable dalam penelitian kepada masyarakat yang telah melaksanakan proyek PNPM Mandiri Pedesaan 2009 sebagai responden dalam penelitian. Kemudian dilakukan kembali survey lanjutan ini juga bertujuan untuk mendapatkan indicator-indikator lain yang sesuai dengan kondisi sebenarnya. Setelah didapat indicator-indikator-indicator-indikator yang sesuai dengan kondisi yang ada, indicator-indikator tersebut kemudian diaplikasikan pada kuisioner penelitian. Kuisioner penelitian tersebut disebarkan pada masyarakat, setelah data dikumpulkan, tahap selanjutnya dilakukan uji valiabilitas dan reliabilitas. Pengujian pada sampel penelitian dilakukan sebanyak 130 orang namun dari jumlah tersebut yang mengisi kuisioner secara lengkap sebanyak 124 orang dan sebanyak 6 kuisioner tidak terisi lengkap sehingga tidak dapat digunakan dalam pengolahan data lebih lanjut.

Dalam pengujian SEM tidak terdapat pengujian yang bersifat simultan. Masing – masing pengaruh antar variabel diuji secara parsial. Parameter ada tidaknya pengaruh secara parsial dapat diketahui berdasarkan nilai signifikansi pada CR (Critical Rati o). Untuk menentukan ada tidaknya pengaruh variabel eksogen terhadap endogen, digunakan ketentuan sebagai berikut :

1. Jika nilai signifikansi < 0.05 maka ada pengaruh variabel eksogen terhadap endogen. 2. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak ada pengaruh variabel eksogen terhadap

endogen.

Gambar Kerangka Konsep Pemikiran Model Pengujian Struktural Dalam Proyek PNPM Mandiri Pedesaan Di Kabupaten Banyuwangi Tingkat Keberhasilan Proyek (Y) Partisipasi Masyarakat (X) Kesesuaian bentuk prasarana yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

E4

Kesesuaian tindakan aktor

yang terlibat E5 E1 Bentuk Partisipasi Tahapan Partisipasi E2 Memperoleh rekomendasi kebijaksanaan Membangun sistem monitoring untuk program pembangunan selanjutnya

E6

(5)

Kemudian hasil pengujian hipotesis diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel Hasil Uji Struktural Model

Indikator Variabel Hasilnya

Tahapan Partisipasi (X1) <-- Partisipasi

Masyarakat

0.561

Bentuk Partisipasi (X2) <-- Partisipasi

Masyarakat

0.345

Indikator Variabel Hasilnya

Kesesuaian bentuk prasarana yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan (Y1)

<-- Keberhasilan Proyek

0.866

Kesesuaian tindakan aktor yang terlibat (Y2) <-- Keberhasilan

Proyek

0.878

Memperoleh rekomendasi kebijaksanaan (Y3) <-- Keberhasilan Proyek

0.235

Membangun sistem monitoring untuk program pembangunan selanjutnya (Y4)

<-- Keberhasilan Proyek

0.383

Dari tabel terlihat bahwa variabel partisipasi masyarakat yang paling berpengaruh di adalah variabel X1 yaitu Tahapan Partisipasi dengan koefisien 0.561. Sedangkan variabel keberhasilan proyek yang paling dipengaruhi adalah variabel Kesesuaian Tindakan Aktor yang Terlibat dengan koefisien sebesar 0.878.

Dalam partisipasi masyarakat, variabel yang paling berpengaruh adalah Tahapan partisipasi. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan proyek PNPM Mandiri Perdesaan, masyarakat tidak terlalu mempertimbangkan bentuk partisipasi. Karena tahapan partisipasi merupakan proses awal yang paling penting tahu mengenai apa yang menjadi kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Sedangkan untuk tingkat keberhasilan proyek, variabel yang paling berpengaruh adalah kesesuaian tindakan actor yang terlibat. Yang menunjukkan bahwa lebih berpengaruh dibandingkan variabel lainnya, yang mana menunjukkan besarnya kekuatan masyarakat dalam suatu proyek dapat mencapai yang sesuai target pada rencana awal proyek.

Pengujian hipotesis dari SEM dikenal dengan nama uji struktural model. Hasil selengkapnya uji struktural model dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel Nilai Koefisien Jalur Pengaruh Antar Variabel

Hubungan Antar Variabel Nilai Koefisien

Unstandardized

Nilai Koefisien Jalur

X ➨ Y 0,922 0.49

Tanda positif menunjukkan perubahan yang searah yaitu jika partisipasi semakin tinggi maka tujuan proyek akan tercapai, dan sebaliknya apabila variabel partisipasi semakin rendah maka tujuan proyek akan semakin menurun dengan nilai koefisien jalur 0.49

(6)

Dari uji struktural model terhadap Kabupaten Banyuwangi diperoleh bahwa variabel partisipasi masyarakat (X) mempengaruhi variabel tingkat keberhasilan proyek (Y). Apabila terjadi perubahan pada partisipasi masyarakat maka tingkat keberhasilan proyeknya pun akan berubah. Perubahan yang terjadi searah karena kedua persamaan tersebut bertanda positif sehingga peningkatan pada partisipasi masyarakat akan membawa peningkatan pada pencapaian tingkat keberhasilan proyek. Dengan kata lain semakin tinggi partisipasi masyarakat pada proyek PNPM Mandiri Pedesaan maka akan semakin tercapai tingkat keberhasilan dari proyek tersebut. Hal sebaliknya terjadi jika partisipasi warga menurun atau lebih rendah.Karena di dalam SEM disamping menguji pengaruh antar variabel juga dilakukan pengujian fit model dengan fit model dirangkum pada tabel berikut :

Tabel Indeks Kesesuaian Model Struktural

Goodness Of Fit Measures Index Standar Keterangan

Absolute Fit Measures:

− Chi Square of Estimated model X2

15.497

− Degrees of Freedom 3

− Probability Level 0.06 > 0,05 Fit

− CMIN/DF 5.166 < 2.00 Fit

− RMSEA 0.06 < 0,08 Fit

− Goodness Of Fit Index (GFI) 0.934 > 0,90 Fit

Incremental Fit Measures:

− Tucker Lewis Index (TLI) 0.916 > 0,90 Fit − Adjusted Goodness of Fit Index(AGFI) 0.957 > 0,90 Fit − Comparative Fit Index (CFI) 0.975 > 0,90 Fit

Dari tabel diketahui bahwa X2 =15.497, df = 3 Dari pengukuran absolute fit Measures diketahui bahwa Goodness Of Fit Index (GFI) = 0.934 dan Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.06 sedangkan menurut Ferdinand (2002) batas minimal untuk GFI adalah ≥ 0,9 dan kesesuaian model dengan data dikatakan baik apabila indeks RMSEA ≤ 0,08 jadi dari pengukuran absolute fit Measures yang terdiri dari GFI maupun RMSEA, tidak ada yang memenuhi syarat yang ditetapkan sehingga dapat dikatakan bahwa model tidak sesuai dengan data.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Partisipasi masyarakat di Kabupaten Banyuwangi berpengaruh positif terhadap tingkat keberhasilan proyek dalam proyek PNPM Mandiri perdesaan, sehingga semakin tinggi partisipasi warganya maka akan semakin tercapai tujuan dari proyek tersebut. Hal sebaliknya terjadi jika partisipasi warga menurun atau lebih rendah.

(7)

2. Partisipasi masyarakat yang paling berpengaruh di Kabupaten Banyuwangi adalah variabel Tahapan partisipasi. Karena tahapan partisipasi merupakan proses awal yang paling penting tahu mengenai apa yang menjadi kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

3. Tingkat Keberhasilan proyek yang paling dipengaruhi adalah variabel Kesesuaian Tindakan Aktor yang Terlibat. Yang mana menunjukkan besarnya kekuatan masyarakat dalam suatu proyek dapat mencapai yang sesuai target pada rencana awal proyek.

DAFTAR PUSTAKA

Ancok, Jamaluddin (1995) Metode Penelitian Survey Validitas

Azwar, Saifuddin (1997) Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Belajar. Yogyakarta.

Centre for Strategic and International Studies - CSIS (1996) Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Ed. Prijono, O.S. dan Pranarka, A.M.W.. Jakarta.

Manullang, O.R. dan Maryono (2003) Proses Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Dalam Program Dasar Pembangunan Partisipatif (Studi Kasus: Kabupaten Blora). Makalah Seminar dan Kongres Nasional II Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI). Program Studi Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan.

Mashoed (2004) Pemberdayaan Masyarakat Miskin membuka Kawasan Terisolasi. Papyrus. Surabaya.

Rachmawati, R. (2003) Mencari Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Wilayah. Makalah Seminar dan Kongres Nasional II Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI). Program Studi Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan.

Santoso, Singgih (2000) SPSS Statistik Multivariat. Jakarta

Singarimbun, M. dan Effendi, S., ed (1989) Metode Penelitian Survai. Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta

Sjafiudian, H (2003) Inovasi, Partisipasi dan Good Governance. Yayasan Obor. Jakarta

Syamsul HT, dkk (2004) Partisipasi Semu, Keterlibatan Warga Dalam Pembangunan Desa. Bina Swagiri.

Thamrin J. dan Muhammad S. (2003) Babak Baru Hubungan Negara Dengan Warga Desa, Nilai Strategis Partisipasi Warga Desa Menuju Local Good Governance Di Pedesaan. Jurnal Forum Inovasi. Edisi ke 6 Maret/Mei 2003. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

Gambar

Gambar Kerangka Konsep Pemikiran Model Pengujian Struktural Dalam Proyek PNPM Mandiri Pedesaan  Di Kabupaten Banyuwangi Tingkat  Keberhasilan Proyek (Y) Partisipasi Masyarakat (X)  Kesesuaian bentuk  prasarana yang sesuai  dengan rencana yang telah ditetap
Tabel Nilai Koefisien Jalur Pengaruh Antar Variabel  Hubungan Antar Variabel  Nilai Koefisien
Tabel Indeks Kesesuaian Model Struktural

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi : Partisipasi Masyarakat Terhadap Program PNPM Mandiri di Pedesaan (Lokasi Penelitian di Desa Sidey Kecamatan Sidey Kabupaten Manokwari Papua Barat).. Imam

Setelah melakukan penelitian di lapangan, dapat diketahui bahwa partisipasi masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan baik pada

Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dan partisipasi masyarakat di Desa

Kabupaten Banyumas” mempunyai t ujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh keberhasilan dana bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) terhadap

Selain itu, pendampingan yang dilakukan oleh fasilitator kelurahan dalam setiap unsur partisipasi terhadap lembaga-Iembaga masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan PNPM

25/KEP/MENKO/KESRA/VII/2007 tentang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri). Selain itu PNPM Mandiri Pedesaan adalah salah satu upaya pembangunan manusia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses kegiatan dalam PNPM Mandiri Perkotaan melalui tahapan siklusnya sangat baik dalam mendorong partisipasi masyarakat dalam

Secara umum, partisipasi masyarakat desa Babalan Lor dapat disimpulkan bahwa masyarakat sudah berpartisipasi dalam keseluruhan proses pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di