• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TERAPI RANGE OF MOTION (ROM) UNTUK MENINGKATKAN PERGERAKAN SENDI PADA PASIEN STROKE DI DESA WONOSIGRO KELURAHAN GOMBONG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN TERAPI RANGE OF MOTION (ROM) UNTUK MENINGKATKAN PERGERAKAN SENDI PADA PASIEN STROKE DI DESA WONOSIGRO KELURAHAN GOMBONG"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN TERAPI RANGE OF MOTION (ROM) UNTUK

MENINGKATKAN PERGERAKAN SENDI PADA PASIEN STROKE DI DESA WONOSIGRO KELURAHAN

GOMBONG

RISKI WIDIA NUR CHASANAH A01401956

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

(2)

i

PENERAPAN TERAPI RANGE OF MOTION (ROM) UNTUK

MENINGKATKAN PERGERAKAN SENDI PADA PASIEN STROKE DI DESA WONOSIGRO KECAMATAN

GOMBONG

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan

Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

RISKI WIDIA NUR CHASANAH A01401956

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

(3)
(4)
(5)
(6)

v

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Pernyataan Keaslian Tulisan ... ii

Lembar Persetujuan ... iii

Lembar Pengesahan ... iv

Daftar isi ... v

Abstrak ... vii

Kata Pengantar ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 4

3. Tujuan Studi Kasus ... 4

4. Manfaat Studi Kasus ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Tinjauan Teori ... 6

1. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Strok ... 6

2. Stroke ... 12

3. Range Of Motion (ROM) ... 22

BAB III METODE STUDI KASUS ... 25

A. Jenis Hasil Penerapan ... 25

B. Subyek Penerapan ... 25

C. Fokus Penerapan ... 26

D. Definisi Operasional ... 26

E. Instrument Penerapan ... 26

F. Metode Pengumpulan Data ... 27

(7)

vi

H. Analisa Data dan penyaji Data ... 27

I. Etika Studi Kasus ... 28

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Hasil Penerapan Latihan ... 30

B. Pembahasan ... 35

C. Keterbatasan Studi Kasus ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN . ... 42

A. Kesimpulan ... 42

B. Saran ... 43

(8)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Diagnosa Keperawatan Keluarga yang mungkin muncul pada Penerapan Kasus

Tabel 2.2 Perencanaan Keperawatan Keluarga dengan Diagnosa Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga

(9)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 GERAKAN – GERAKAN RANGE OF MOTION (ROM)

Lampiran 2 SOP (Standar Operasional Prosedur) Pelatihan Range Of Motion

(ROM) DAN SOP (Standar Operasional Prosedur) Pelatihan Range Of

Motion (ROM)

Lampiran 3 Pre Planning Kunjungan Ke 1-4

Lampiran 4 Lembar Observasi Penilaian Kemampuan Range Of Motion (ROM)

Lampiran 5 Asuhan Keperawatan Keluarga

(10)

ix Program Studi DIII Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong Karya Tulis Ilmiah, Juli 2017

Riski Widia Nur Chasanah1, Marsito2

ABSTRAK

PENERAPAN TERAPI : RANGE OF MOTION (ROM) UNTUK MENINGKATKAN PERGERAKAN SENDI PADA ANGGOTA

KELUARGA DENGAN STROKE NON HEMOROGIK DI DESA WONOSIGRO KECAMATAN GOMBONG

Latar Belakang: Menurut Junaidi (2011) stroke adalah penyakit gangguan fungsional akibat penghambatan aliran darah ke otak. Prevalensi stroke di Semarang adalah 17,91% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2007). Penelitian Stoykov dan Corcos (2009) menyatakan bahwa latihan bilateral di tangan dengan stroke memberikan hasil yang efektif dan meningkatkan kemampuan fungsional tangan dibandingkan dengan pengukuran unilateral yang diukur dengan motor assessment scale.

Tujuan: Untuk melakukan asuhan keperawatan dengan menerapkan berbagai terapi gerakan (ROM) untuk meningkatkan pergerakan sendi penderita stroke non hemoragik.

Metode: Makalah ini merupakan deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus. Data diperoleh dengan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik. Subyeknya adalah penderita stroke non-hemoragik

Hasil: Setelah intervensi dan pelaksanaan terapi ROM dua kali sehari dalam 5 hari, terjadi peningkatan pergerakan sendi dari 64% menjadi 91%.

Kesimpulan: Penerapan terapi ROM merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan pergerakan sendi penderita stroke non hemotthagic dan keluarganya.

.

Kata kunci: Stroke non hemorrhagic, latihan range of motion (ROM), pergerakan sendi

1. Mahasiswa1

(11)

x DIII Program of Nursing Deparment

Muhammadiyah Health Scientific Institute of Gombong Scientific Paper, July 2017

Riski Widia Nur Chasanah1, Marsito2

ABSTRACT

THE APPLICATION OF RANGE OF MOTION (ROM) THERAPY TO INCREASE JOINTS MOVEMENT OF NON-HEMORRHAGIC

STROKE PATIENT AND HER FAMILY AT WONOSIGRO, GOMBONG

Background: According to Junaidi (2011) stroke is a functional disorder disease due to inhibition of blood flow to the brain. The prevalence of stroke in Semarang was 17.91% (Central Java Provincial Health Office, 2007). Stoykov and Corcos (2009) studies state that bilateral exercises on hands with stroke provide effective results and improve hand functional ability compared to unilateral being measured by motor assessment scale.

Objective: To perform nursing care by applying range of motion (ROM) therapy to increase joints movement of non-hemorrhagic stroke patient.

Method: This paper is an analytical descriptive with a case study approach. Data were obtained trhough interview, observation, physical examination. The subject was a non-hemorrhagic stroke patient.

Result: After the intervention and implementation of ROM therapy twice a day in 5 days, there was an increase in joints movement from 64% to be 91%.

Conclusion: The application of ROM therapy is an effective way to increase the joint movement of non-hemotthagic stroke patient and her family.

Keywords: Non-hemorrhagic stroke, Range of Motion (ROM) exercise, joints movement.

1. Mahasiswa1

(12)
(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Departemen Kesehatan RI mendapatkan data bahwa penyebab kematian utama adalah stroke pada usia > 45 tahun yaitu 15,4% dari 987.205 subjek di 33 provinsi (Riset Kesehatan Dasar, 2008). Menurut diagnosis tenaga kesehatan provinsi Jawa Tengah, prevalensi kota semarang dengan stroke

sebesar 17,91% (Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, 2007). Sedangkan menurut World Health Organitation (WHO), terdapat 15 juta orang mengalami stroke dan merupakan penyebab kematian kedua mulai usia 60 tahun dan penyebab kelima pada usia 15-59 tahun. Hampir 6 juta orang meninggal karena stroke akibat kecacatan jangka panjang yang dialaminya tanpa membedakan usia, jenis kelamin, dan etnis (WHO, 2010).

Di Indonesia, prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk. prevalensi stroke tertinggi terdapat didaerah Nanggroe Aceh Darussalam (16,6 per 1.000 penduduk) dan terendah adalah Papua (3,8 per 1.000 penduduk). Menurut Riskesdas tahun 2007, stroke, hipertensi, dan penyakit lainnya, merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Di Indonesia stroke menempati urutan pertama penyebab kematian (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009).

Menurut WHO stroke adalah gejala defisit fungsi susunan saraf yang disebabkan oleh penyakit pembuluh darah otak bukan oleh yang lainnya. Organisasi stroke dunia mencatat hampir 85% dapat terhindar dari stroke bila menyadari dan mengatasi faktor resiko sejak dini. Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa kematian akibat stroke akan meningkat dengan seiring

(14)

2

Stroke adalah kerusakan jaringan otak akibat dari terhentinya atau berkurangnya suplay darah secara mendadak. Jaringan otak akan mati jika mengalami hal ini dan tidak dapat berfungsi lagi. Kadang pula stroke disebut dengan CVA (cerebrovaskular accident). Orang awam lebih menganggap stroke adalah penyakit. Sebaliknya, para dokter justru menganggapnya adalah gejala klinis yang muncul akibat pembuluh darah jantung yang bermasalah, penyakit jantung (Auryn, Virzara 2009, h 38).

Stroke non hemoragik adalah infark atau kematian jaringan yang terjadi

pada usia antara 20-60 tahun dan biasanya timbul setelah beraktifitas atau karena psikologis yang disebabkan karena thrombosis ataupun emboli pada pembuluh darah diotak (Battica, 2008).

Menurut Batticaca (2008), penanganan dan perawatan penderita stroke di rumah antara lain, berobat secara teratur ke dokter, tidak menghentikan atau mengubah dan menambah dosis obat tanpa petunjuk dokter, meminta bantuan petugas kesehatan atau fisioterapi untuk memulihkan kondisi tubuh yang lemah atau lumpuh, memperbaiki kondisi fisik dengan latihan teratur di rumah, membantu kebutuhan klien, memotivasi klien agar tetap bersemangat dalam latihan fisik, memeriksakan tekanan darah secara teratur, dan segera bawa klien ke dokter atau rumah sakit jika timbul tanda dan gejala stroke.

Kelemahan dan kelumpuhan otot ekstremitas pada pasien stroke dapat dipulihkan dengan fisioterapi, fisioterapi harus dimulai sedemikian mungkin lebih cepat dan optimal. Serta mencegah terjadinya kontraktur dan memberikan dukungan psikologis pada pasien stroke dan keluarga pasien (Gorif , 2009).

Penelitian Stoykov dan Corcos (2009) menunjukkan bahwa latihan bilateral pada tangan untuk klien dengan stroke moderat memberikan hasil

(15)

3

Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa, baik latihan ROM unilateral maupun latihan ROM bilateral dapat meningkatkan kekuatan otot pasien dengan hemiparese. Salah satu bentuk latihan rehabilitasi yang dinilai cukup efektif untuk mencegah terjadinya kecacatan pada pasien stroke adalah latihan ROM. Secara konsep, latihan ROM dapat mencegah terjadinya penurunan fleksibilitas sendi dan kekakuan sendi (Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher, 2007).

Dalam melakukan gerakan ROM harus diulang sekitar 8 kali gerakan dan

dikerjakan minimal 2 kali sehari, dilakukan secara perlahan dan hati-hati agar tidak menyebabkan kelelahkan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan program latihan ROM diantaranya umur pasien, diagnosis, tanda vital, dan lamanya tirah baring. Dokter sering memprogramkan ROM untuk dilakukan pada 12 bagian tubuh diantaranya leher, jari-jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki, dapat juga dilakukan pada semua persendian, dalam melakukan ROM harus sesuai dengan waktunya, misal setelah mandi atau perawatan rutin telah dilakukan (Maimurahman, 2012)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua kelompok intervensi terdapat penurunan kekuatan otot. Hal ini sesuai dengan konsep yang menyatakan bahwa pasien stroke dapat mengalami hemiparese, yang ditandai dengan menurunnya kemampuan motorik pada dengan diidentifikasi dari menurunnya kekuatan otot pasien stroke. Setelah dilakukan intervensi latihan ROM menunjukkan terjadinya peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke. Latihan ROM secara signifikan yang dilakukan dengan teknik yang tepat dapat meningkatkan kekuatan otot pasien. Dalam melakukan latihan harus dilakukan secara terprogram minimal dua kali/hari (Berman, Snyder, Kozier,

& Erb, 2008; Potter & Perry, 2006).

(16)

4

ROM aktif merupakan latihan isotonik secara mandiri menggerahan sendi tubuhnya melalui rentan pergerakan sendi yang lengkap, peregangan seluruh otot yang maksimal pada bidang diatas sendi.

Berdasarkan Literature dan hasil pengkajian diatas penulis tertarik untuk mengimplementasikan penerapan Terapi Range Of Motion (ROM) untuk Meningkatkan Pergerakan Sendi Pada Pasien Stroke Di Desa Wonosigro.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana penerapan terapi Range of motion (ROM) Untuk Meningkatkan Pergerakan Sendi Pada pasien stroke Di Desa Wonosigro ?

C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum :

Adapun tujuan umum dari pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui penerapan terapi Range of motion (ROM) Untuk Meningkatkan Pergerakan Sendi Pada pasien stroke Di Desa Wonosigro. 2. Tujuan Khusus :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien stroke mahasiswa mampu melakukan:

a. Mengetahui hasil pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga pada keluarga dengan strok.

b. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan dalam mengelola pasien stroke.

(17)

5

D. Manfaat Penerapan

Manfaat yang diharapkan dari penyusunan Studi kasus ini, dapat memberikan manfaat bagi :

1. Masyarakat :

Memberikan pengetahuan kepada warga masyarakat mengenai terapi

Range Of Motion (ROM) pada pasien Stroke dalam meningkatkan

keluarga lebih sehat.

2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan :

Menambah keluasan ilmu dan teknologi asuhan bidang keperawatan dalam penerapan latihan Range Of Motion (ROM) untuk meningkatkan pergerakan sendi pada pasien Stroke Non Hemoragik.

3. Penulis :

Memperoleh pengalaman dan mengaplikasikan penerapan terapi Range

(18)

DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association. (2010). Heart diseases and stroke statistic: Our guide to current statistics and the supplement to our heart and stroke fact-2010 update.

Astrid. (2008). Pengaruh latihan range of motion (ROM) terhadap kekuatan otot, luas gerak sendi dan kemampuan fungsional pasien stroke di RS Sint

Carolus Jakarta (Tesis, Tidak dipublikasikan). Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia, Jakarta.

Ariani, TU., 2012. Sistem Neurobehaviour. Jakarta: Salemba medika.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.

Berman A, 2009,Buku Ajar Praktek Keperawatan Klinis Kozier & Erb. Alih Bahasa Meiliya dkk. EGC, Jakarta.

Gofir, A, 2009. Manajemen Stroke. Yogyakarta: Pustaka Cendikia Press.

Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia. 2017. Panduan Asuhan Keperawatan Individu, keluarga, kelompok dan komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC, dan NIC di Puskesmas dan Masyarakat.

Junaidi, I., 2011. Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta: ANDI. Kementrian Kesehatan RI, 2014. “Profil Kesehatan Indonesia.”159-63. Jakarta: Kemenkes RI, 2013.

Lewis, S.L., Dirksen, S.R., Heitkemper, M.M., & Bucher, L. (2007). Medical

surgical nursing: Assessment & management of clinical problem (7th Ed.).

St.Louis: Mosby - Year Book, Inc.

Mubarak, W.I. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan aplikasi dalam praktik. Jakarta. Media Aesculapis.

Murtaqib. 2013. Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) Aktif Terhadap Perubahan Rentang Gerak Sendi Pada Penderita Stroke di Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember. Jurnal IKESMA Volume 9 Nomor 2.

Muttaqin, Arif (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Persyarafan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Peter A, Birgitta S, Andreas T. Sex Differences in Stroke Epidemiology. AHA Journal Stroke. 2009; 40: 1082-1090.

(19)

Influence of Range of Motion exercise to Motor Capabily of Post-Stroke Patien at the Gambiran Hospital. Vol 6. No 2. 2015. E-ISSN 2443-0900.

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/2864.

Stoykov, M. E., & Corcos, D. M. (2009). A review of bilateral training for upper extremity hemiparesis. Occupational Therapy International, 16 (3 – 4), 190 – 203.

Suratun dkk (2008). Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : EGC. Wahid dkk, 2007. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta.

(20)

LAMPIRAN 1

GERAKAN – GERAKAN RANGE OF MOTION (ROM)

Berikut ini gerakan ROM menurut Rendi dan Margareth, 2012 yaitu : 1. Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan

Cara melakukan :

1) Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk dengan lengan

2) Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang pergelangan tangan pasien

3) Tekuk tangan pasien kedepan sejauh mungkin 4) Catat perubahan yang terjadi.

2. Fleksi dan ekstensi siku Cara melakukan :

1) Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisitubuh dengan telapak mengarah ketubuhnya

2) Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangan mendekat bahu 3) Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya.

3. Pronasi dan supinasi lengan bawah Cara melakukan:

1) Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku menekuk. 2) Letakan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang

tangan pasien dengan tangan lainnya.

3) Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauh. 4) Kembalikan ke posisi semula.

5) Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap kearahnya.

6) Kembalikan keposisi semula. 4. Pronasi fleksi bahu

(21)

1) Atur posisi tangan pasien disisi tubuhnya.

2) Letakkan satu tangan perawat diatas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya.

3) Angkat lengan pasien pada posisi semula. 5. Abduksi dan adduksi bahu

Cara melakukan :

1) Atur posisi lengan pasien di samping badannya

2) Letakan satu tangan perawat diatas siku pasien dan pegang tangan

pasien dengan tangan lainnya.

3) Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya keasar perawat (Abduksi).

4) Gerakkan lengan pasien mendekati tubuhnya (Adduksi). 6. Rotasi bahu

Cara melakukan :

1) Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan siku menekuk

2) Letakkan satu tangan perawat dilengan atas pasien dekat siku dan pegang tangan pasien dengan tangan yang lainnya.

3) Gerakkan lengan bawah kebawah sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap kebawah.

4) Kembalikkan posisi lengan keposisi semula.

5) Gerakan lengan bawah kebelakang sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap keatas.

6) Kembalikan lengan keposisi semula 7. Fleksi dan ekstensi jari-jari

Cara melakukan :

1) Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan, sementara tangan lain

memegang kaki.

2) Bengkokkan (tekuk) jari-jari kebawah.

3) Luruskan jari-jari kemudian dorong kebelakang. 4) Kembalikkan keposisi semula

(22)

Cara melakukan :

1) Pegang separuh bagian kaki pasien dengan satu jari dan pegang pergelangan kaki dengan tangan satunya.

2) Putar kaki kedalam sehingga telapak kaki menghadap kekaki lainnya. 3) Kembalikan keposisi semula

4) Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang lain.

5) Kembalikan ke posisi semula.

9. Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki Cara melakukan :

1) Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang lain di atas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rileks. 2) Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki kea rah dada pasien. 3) Kembalikkan ke posisi semula.

4) ekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien. 10. Fleksi dan ekstensi lutut

Cara menggerakan :

1) Letakkan satu tangan di lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan tangan yang lain.

2) Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha. 3) Lanjutkan menekuk lutut kearah dada sejauh mungkin.

4) Kebawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki keatas. 5) Kembali keposisi semula.

11. Rotasi pangkal paha Cara melakukan :

1) Letakkan satu tangan perawat dibahu lutut pasien dan satu tangan di

tumit.

2) Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kurang lebih 8cm dari tempat tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien.

(23)

LAMPIRAN 2

SOP (Standar Operasional Prosedur) Pelatihan Range Of Motion (ROM)

A.Pengertian ROM

Menggerakan sendi ekstremitas atas secara aktif atau pasif

B.Tujuan ROM

Menyiapkan tempat tidur dalam keadaan siap pakai

C.Kebijakan

1. Menjaga dan mengembalikan kelenturan sendi 2. Meningkatkan vaskularisasi

D.Petugas

Perawat

E.Peralatan

WWZ dan sarungnya

F. Prosedur pelaksanaan 1. Tahap pra interaksi

a) Melakukan verifikasi data dari rekam medik pasien b) Mengecek kembali kelengkapan alat

c) hand hygiene (hand wash/hand scrub) d) mendekatkan alat dengan benar

2. Tahan orientasi

a) Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik

(24)

c) Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien 3. Tahap kerja

a) Membaca tasmiyah b) Mengatur posisi pasien c) Mengukur TTV

d) Menghangatkan sendi yang akan dilatih e) Melatih sendi secara bergantian

1) Bahu

a. Fleksi : menaikan lengan dari posisi disamping tubuh kedepan keposisi di atas kepala, rentang 180o

b. Ekstensi : mengembalikan lengan ke posisi disamping tubuh, rentang 180o

c. Hiperekstensi : menggerakan lengan ke belakang tubuh, siku tetap lurus, rentang 45-60o

d. Abduksi : menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala, rentang 180o

e. Adduksi : menurunkan lengan kesamping dan menyilang tubuh

sejauh mungkin, rentang 320o 2) siku

a. fleksi : menggerakan siku sehingga lengan bahu bergerak kedepan sendiri bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150o b. ekstensi ; meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang

150o 3) lengan bawah

a. supinasi : memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke atas, rentang 70-90o

b. pronasi : memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap kebawah, rentang 70-90o

c. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali 4) Pergelangan tangan

(25)

b. Ekstensi : menggerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan bawah berada dalam arah yang sama, rentang 80-90o

c. Hiperekstensi : membawa permukaan tangan, dorsal kebelakang sejauh mungkin, rentang 89-90o

d. Radialdeviation : menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jarri, rentang 30o

e. Ulnardeviation : menekuk pergelangan tangan miring kearah 5

jari, rentang 30-50o

f. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali 5) Jari-jari tangan

a. Fleksi : membuat genggaman, rentang 90o

b. Ekstensi : melueruskan jari-jari tangan, rentang 90o

c. Hiperekstensi : menggerakan jari-jari tangan ke belakan sejauh mungkin, rentang 30-60o

d. Abduksi : meregangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain, rentang 30o

e. Adduksi : merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30o f. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali

6) Ibu jari

a. Fleksi : menggerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan, rentang 90o

b. Ekstensi : menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90o

c. Abduksi : menjauhkan ibu jari kesamping, rentang 30o d. Adduksi : menggerakan ibu jari kedepan tangan, rentang 30o

e. Oposisi : menyentuhkan ibu jari kesetiap jari-jari tangan yang sama

(26)

4. Tahap terminasi

1. Merapihkan pasien

2. Membaca tahmid dan berpamitan dengan klien 3. Membereskan alat-alat

4. Mencuci tangan

(27)

SOP (Standar Operasional Prosedur) Pelatihan Range Of Motion (ROM)

A.Pengertian ROM

Menggerakan sendi ekstremitas bawah secara aktif atau pasif

B.Tujuan ROM

1. Menjaga dan mengembalikan kelenturan sendi 2. Meningkatkan vaskularisasi

C.Kebijakan

Klien dengan keterbatasan rentang gerak dan immobilisasi

D.Petugas Perawat

E.Peralatan

WWZ dan sarungnya

F. Prosedur pelaksanaan 1. Tahap pra interaksi

a) Melakukan verifikasi data dari rekam medik pasien b) Mengecek kembali kelengkapan alat

c) hand hygiene (hand wash/hand scrub) d) mendekatkan alat dengan benar 2. Tahan orientasi

a) Memberikan salam dan menyapa nama pasien

b) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / klien

(28)

3. Tahap kerja

a) Membaca tasmiyah b) Mengukur TTV

c) Menghangatkan sendi yang akan dilatih d) Melatih sendi secara bergantian

1) Pinggul

a. Fleksi : menggerakan tungkai kedepan dan atas, rentang 90-120o b. Ekstensi : menggerakan kembali kesamping tungkai yang lalu,

rentang 90-120o

c. Hiperekstensi : menggerakan tungkai kebelakang tubuh, rentang 30-50o

d. Abduksi : menggerakan tungkai kesamping menjauhi tubuh, rentang 30-50o

e. Adduksi : menggerkan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika mungkin, rentang 30-50o

f. Rotasi dalam : memutar kak dan tungkai kearah tungkai lain, rentang 90o

g. Rotasi luar : memutar kaki dan tungkai mengjauhi tungkai lain, rentang 90o

h. Sirkumduksi : menggerakan tungkai melingkar i. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali 2) Lutut

a. Fleksi : menggerakan tumit kearah blakang paha, rentang 120-130o

b. Ekstensi : mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130o c. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali

3) Pergelangan kaki

a. Dorsalfleksi : menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk keatas, rentang 20-30o

(29)

c. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali 4) Kaki

a. Inverse : memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10o b. Eversi : memutar telapak kaki kesamping luar, rentang 10o c. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali

5) Jari-jari kaki

a. Fleksi : menekukan jari-jari kaki kebawah, rentang 30-60o b. Ekstensi : meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60o

c. Abduksi : menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain, rentang 15o

d. Adduksi : merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15o e. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali

4. Tahap terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan

2. Membaca tahmid dan berpamitan dengan klien 3. Membereskan alat-alat

4. Mencuci tangan

(30)

LAMPIRAN 3

PRE PLANNING KUNJUNGAN KE -1 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA

Pertemuan ke : 1

Hari/tanggal : Senin, 10 Juli 2017

A. LATAR BELAKANG

Pengkajian merupakan tahap awal untuk menggali informasi tentang kesehatan dan kondisi keluarga Tn.M Pengkajian dilakukan untuk memperoleh data yang terkait dengan keluhan penyakit ataupun keluhan lainnya yang terkait dengan kondisi keluarga dan lingkungan keluarga. Untuk mengetahui masalah keperawatan yang terdapat dikeluarga Tn.M diharuskan mengkaji lebih mendalam agar diperoleh data yang dihasilkan akurat. Data yang perlu dikaji meliputi data umum klien, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, dan keadaan lingkungan rumah.

B. RENCANA KEPERAWATAN 1. Pengkajian

2. Tujuan Umum:

Setelah melakukan pengkajian pada keluarga Tn.M diharapkan mahasiswa dapat memperoleh informasi tentang masalah kesehatan yang dialami keluarga.

3. Tujuan Khusus:

Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Tn.M diharapkan mahasiswa dapat :

a. Mengetahui tentang data umum klien, meliputi: 1) Nama kepala keluarga klien

(31)

3) Pekerjaan kepala keluarga 4) Pendidiksn kepala keluarga 5) Komposisi keluarga

6) Tipe keluarga 7) Suku

8) Agama

9) Status sosial ekonomi keluarga 10)Aktivitas rekreasi keluarga

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga, meliputi: 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

2) Tahap perkembangan keluarga belum terpenuhi 3) Riwayat keluarga inti

4) Riwayat keluarga sebelumnya c. Keadaan lingkungan rumah

1) Karakteristik rumah 2) Denah rumah

3) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat 5) Sistem pendukung dalam keluarga

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga 2) Struktur kekuatan keluarga 3) Struktur peran

4) Nilai dan norma budaya e. Fungsi keluarga

a) Fungsi afektif

b) Fungsi sosialisasi

(32)

d) Memodifikasi lingkungan

e) Memanfaatkan fasilitas kesehatan d) Fungsi reproduksi

e) Fungsi ekonomi f) Stess dan koping

a) Stressor jangka pendek dan jangka panjang b) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah c) Strategi koping yang digunakan

d) Strategi adaptasi disfungsional g) Harapan keluarga 3. Waktu dan Tempat

a. 1x40 menit

b. Rumah keluarga Tn.M 4. Kriteria Evaluasi

a. Struktur

1) Menyiapkan daftar pertanyaan 2) Media dan alat sudah disiapkan

3) Kontrak dengan keluarga pada saat akan dilakukan pengkajian. b. Proses

1) Pelaksanaan sesuai waktu dan pre planning yang telah dibuat

2) Keluarga kooperatif dalam proses kegiatan c. Hasil

(33)

c) Pekerjaan kepala keluarga d) Pendidiksn kepala keluarga e) Komposisi keluarga

f) Tipe keluarga g) Suku

h) Agama

i) Status sosial ekonomi keluarga j) Aktivitas rekreasi keluarga

2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga, meliputi: a) Tahap perkembangan keluarga saat ini

b) Tahap perkembangan keluarga belum terpenuhi c) Riwayat keluarga inti

d) Riwayat keluarga sebelumnya 3) Keadaan lingkungan rumah

a) Karakteristik rumah b) Denah rumah

c) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat e) Sistem pendukung dalam keluarga

4) Struktur Keluarga

a) Pola komunikasi keluarga b) Struktur kekuatan keluarga c) Struktur peran

d) Nilai atau norma keluarga 5) Fungsi Keluarga

a) Fungsi afektif

b) Fungsi sosialisasi

c) Fungsi perawatan kesehatan d) Fungsi reproduksi

e) Fungsi ekonomi

(34)

a) Stressor jangka pendek dan panjang - Stressor jangka pendek

- Stressor jangka panjang

b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor c) Strategi koping yang digunakan

d) Strategi adaptasi disfungsional

D. LAMPIRAN PERTANYAAN 1. Data Umum

a. Siapa nama kepala keluarga di rumah ini? b. Apa pekerjaan kepala keluarga?

c. Apa pendidikan terakhir kepala keluarga? d. Genogram

e. Tipe

f. Berapa KK dalam keluarga dan terdiri dari berapa anggota keluarga? g. Suku

h. Berasal dari suku mana keluarga? i. Agama

j. Agama apa yang dianut oleh keluarga? k. Status ekonomi keluarga

l. Dari mana dan berapa hasil perndapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?

m. Rekreasi keluarga

n. Apa yang dilakukan keluarga untuk membuang kejenuhan? 2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini: 1) Berapa jumlah anak di dalam keluarga? 2) Berapa umur anak-anak bapak/ibu?

(35)

b. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi

Adakah harapan atau tugas keluarga yang belum tercapai, mengapa belum tercapai? apa kendalanya?

c. Riwayat keluarga inti

1) Apakah ada anggota keluarga yang sedang sakit? Sakit apa? 2) Adakah dikeluarga bapak/ibu yang punya penyakit keturunan?

3) Keluhan apa yang dirasakan terkait dengan penyakit yang diderita?

d. Riwayat keluarga sebelumnya

1) Bagaimana riwayat kesehatan keluarga dahulu? 2) Apakah ada penyakit keturunan?

3. Lingkungan

a. Karakteristik rumah

1) Berapa luas banguan rumah?

2) Terdapat berapa ruangan, dan ruangan apa sajakah? 3) Adakah kamar mandi dan WC?

4) Berapa jumlah jendela? 5) Dari mana sumber air?

6) Apakah jenis septic tank dan jaraknya berapa dari sumber air? b. Denah rumah

c. Karakteristik tetangga dan komunitas

1) Bagaimana sikap bapak/ ibu terhadap tetangga sekitar? 2) Adakah kegiatan RT/RW?

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat? 1) Apakah ada waktu rutin untuk perkumpulan RT/RW? 2) Sejauh mana keluarga dalam interaksi dengan masyarakat? e. Sistem pendukung keluarga

(36)

2) Adakah sarana di lingkungan yang dapat di gunakan untuk mendukung kesehatan keluarga?

f. Struktur Keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Bagaimana komunikasi di dalam keluarga, apakah saling terbuka?

2) Struktur kekuatan keluarga

Siapa yang mengambil keputusan di dalam keluarga? 3) Struktur peran

Apakah semua anggota keluarga melaksanakan perannya masing-masing?

4) Nilai atau norma keluarga

Bagaiman aturan yang dianut dalam keluarga? Apakah sesuai agama?

g. Fungsi Keluarga 1) Fungsi afektif

Bagaimana masing-masing anggota keluarga apakah saling menyayangi sesama antar anggota keluarga?

2) Fungsi sosialisasi

Bagaimana keluarga dalam hidup bermasyarakat? 3) Fungsi perawatan kesehatan

Apa yang dilakukan bila terdapat anggota keluarga yang sakit? Apakah keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit? 4) Fungsi reproduksi

Apakah istri menggunakan KB?

Jenis KB apa yang digunakan? 5) Fungsi ekonomi

Apakah keluarga mampu mencukupi kebutuhan ekonomi? Berapa pendapatan keluarga per bulan?

(37)

1) Stressor jangka pendek dan panjang a) Stressor jangka pendek

Apakah ada masalah yang dipikirkan keluaraga akhir-akhir ini?

b) Stressor jangka panjang

Apakah ada masalah yang dipikirkan setahun ini? 2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

Bagaimana kemampuan keluarga dalam menanggapi masalah

ini? Apakah mampu?

3) Strategi koping yang digunakan

Bagaimana cara keluarga dalam memecahkan masalah? 4) Strategi adaptasi disfungsional

(38)

PRE PLANNING KUNJUNGAN KE -2 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA

Pertemuan ke : ke 2

Hari/tanggal : Selasa, 11 Juli 2017.

E. LATAR BELAKANG

Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga ternyata keluarga belum mengerti tentang terapi range of motion (rom) yang dapat berfungsi untuk meningkatkan pergerakan sendi pada pasien stroke maka akan dilakukan pendidikan kesehatan.

F. RENCANA KEPERAWATAN 4. Pendidikan Kesehatan 5. Tujuan Umum:

Melakukan latihan terapi range of motion (rom). 6. Tujuan Khusus:

Agar keluarga Tn.M mengetahui bahwa terapi range of motion (rom) dapat meningkatkan pergerakan sendi pada pasien stroke.

G. Rancangan kegiatan

1. Metoda : latihan menggerakan anggota gerak tubuh 2. Media dan alat : WWZ dan sarungnya

3. Waktu dan tempat : 11 Juli 2017, pukul 13.00 WIB. H. Kriteria evaluasi

1. Evaluasi struktur

Persiapan sebelum pengkajian :

a. Menentukan tujuan pertemuan : Melakukan latihan terapi range of

(39)

b. Media yang digunakan : - WWZ

- Sarung WWZ c. Kontrak :

Topik : Melakukan latihan terapi range of motion (ROM). Waktu : 11 Juli 2017, pukul 13.00 WIB.

Tempat : Rumah Tn.M. Rt 02 Rw 04 , Wonosigro. 2. Evaluasi proses

Saat proses letihan terapi range of motion (ROM). pada keluarga Tn.M berjalan lancar.

3. Evaluasi hasil

Hasil dari latihan terapi range of motion (ROM) pada keluarga Tn.M pada hari selasa, 11 Juli 2017 didapatkan hasil :

Keluarga mengerti tentang :

a. Manfaat terapi range of motion (ROM) bagi pasien stroke b. Cara melakukan terapi range of motion (ROM).

c. Beberapa macam gerakan terapi range of motion (ROM).

d. Di bagian mana saja persendian yang boleh dilakukan terapi range

of motion (ROM).

e. Waktu untuk melakukan terapi range of motion (ROM).

(40)

PRE PLANNING KUNJUNGAN KE -3 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA

Pertemuan ke : ke 3

Hari/tanggal : Kamis, 13 Juli 2017

I. LATAR BELAKANG

Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga ternyata keluarga belum mengerti tentang terapi range of motion (rom) yang dapat berfungsi untuk meningkatkan pergerakan sendi pada pasien stroke maka akan dilakukan pendidikan kesehatan.

J. RENCANA KEPERAWATAN 7. Pendidikan Kesehatan 8. Tujuan Umum:

Melakukan latihan terapi range of motion (rom). 9. Tujuan Khusus:

Agar keluarga Tn.M mengetahui bahwa terapi range of motion (rom) dapat meningkatkan pergerakan sendi pada pasien stroke.

K. Rancangan kegiatan

4. Metoda : Latihan menggerakan anggota gerak tubuh 5. Media dan alat : WWZ dan sarungnya

6. Waktu dan tempat : 13 Juli 2017, pukul 13.00 WIB. L. Kriteria evaluasi

4. Evaluasi struktur

Persiapan sebelum pengkajian :

d. Menentukan tujuan pertemuan : Melakukan latihan terapi range of

(41)

e. Media yang digunakan : - WWZ

- Sarung WWZ f. Kontrak :

Topik : Melakukan latihan terapi range of motion (ROM). Waktu : 13 Juli 2017, pukul 13.00 WIB.

Tempat : Rumah Tn.M. Rt 02 Rw 04 , Wonosigro. 5. Evaluasi proses

Saat proses latihan terapi range of motion (ROM). pada keluarga Tn.M berjalan lancar.

6. Evaluasi hasil

Hasil dari latihan terapi range of motion (ROM) pada keluarga Tn.M pada hari kamis, 13 Juli 2017 didapatkan hasil :

Keluarga mengerti tentang :

a. Manfaat terapi range of motion (ROM) bagi pasien stroke b. Cara melakukan terapi range of motion (ROM).

c. Beberapa macam gerakan terapi range of motion (ROM).

d. Di bagian mana saja persendian yang boleh dilakukan terapi range

of motion (ROM).

e. Waktu untuk melakukan terapi range of motion (ROM).

(42)

PRE PLANNING KUNJUNGAN KE -4 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA

Pertemuan ke : 4

Hari/tanggal : Sabtu, 15 Juli 2017.

M. LATAR BELAKANG

Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga ternyata keluarga belum mengerti tentang terapi range of motion (rom) yang dapat berfungsi untuk meningkatkan pergerakan sendi pada pasien stroke maka akan dilakukan pendidikan kesehatan.

N. RENCANA KEPERAWATAN 10.Pendidikan Kesehatan 11.Tujuan Umum:

Melakukan latihan terapi range of motion (rom). 12.Tujuan Khusus:

Agar keluarga Tn.M mengetahui bahwa terapi range of motion (rom) dapat meningkatkan pergerakan sendi pada pasien stroke.

O. Rancangan kegiatan

7. Metoda : latihan menggerakan anggota gerak tubuh 8. Media dan alat : WWZ dan sarungnya

9. Waktu dan tempat : 15 Juli 2017, pukul 13.00 WIB. P. Kriteria evaluasi

7. Evaluasi struktur

Persiapan sebelum pengkajian :

g. Menentukan tujuan pertemuan : Melakukan latihan terapi range of

(43)

h. Media yang digunakan : - WWZ

- Sarung WWZ i. Kontrak :

Topik : Melakukan latihan terapi range of motion (ROM). Waktu : 15 Juli 2017, pukul 13.00 WIB.

Tempat : Rumah Tn.M. Rt 02 Rw 04 , Wonosigro. 8. Evaluasi proses

Saat proses letihan terapi range of motion (ROM). pada keluarga Tn.M berjalan lancar.

9. Evaluasi hasil

Hasil dari latihan terapi range of motion (ROM) pada keluarga Tn.M pada hari sabtu, 15 Juli 2017 didapatkan hasil :

Keluarga mengerti tentang :

a. Manfaat terapi range of motion (ROM) bagi pasien stroke b. Cara melakukan terapi range of motion (ROM).

c. Beberapa macam gerakan terapi range of motion (ROM).

d. Di bagian mana saja persendian yang boleh dilakukan terapi range

of motion (ROM).

e. Waktu untuk melakukan terapi range of motion (ROM).

(44)

Lampiran 4 Lembar Observasi

Penilaian Kemampuan Range Of Motion (ROM)

Nama (Inisial) : Ny.R posisi disamping tubuh kedepan keposisi di atas kepala, rentang

3 Hiperekstensi : menggerakan lengan ke belakang tubuh, siku tetap lurus, rentang 45-60o

1.5 V 1.5 kesamping dan menyilang tubuh sejauh mungkin, rentang 320o

(45)

SIKU

6 fleksi : menggerakan siku sehingga lengan bahu bergerak kedepan sendiri bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150o

1 V 2

7 ekstensi ; meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150o

1 V 2

LENGAN BAWAH 8 supinasi : memutar lengan

bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke

atas, rentang 70-90o

1 V 2

9 pronasi : memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap kebawah, rentang 70-90o

1 V 2

PERGELANGAN TANGAN 10 Fleksi : menggerakan telapak

tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah, rentang 80-90o

1 V 1

11 Ekstensi : menggerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan bawah berada dalam arah yang sama, rentang 80-90o

1 V 2

12 Hiperekstensi : membawa permukaan tangan, dorsal kebelakang sejauh mungkin, rentang 89-90o

(46)

13 Radialdeviation : menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jarri, rentang 30o

1 V 2

14 Ulnardeviation : menekuk pergelangan tangan miring kearah 5 jari, rentang 30-50o

1 V 1

17 Hiperekstensi : menggerakan jari-jari tangan ke belakan sejauh mungkin, rentang 30-60o

1.5 V 1.5 jari-jari tangan, rentang 30o

1.5 V 3

IBU JARI

20 Fleksi : menggerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan, rentang 90o kedepan tangan, rentang 30o

(47)

24 Oposisi : menyentuhkan ibu jari kesetiap jari-jari tangan yang sama

26 Ekstensi : menggerakan kembali

kesamping tungkai yang lalu, rentang 90-120o

1 V 1

27 Hiperekstensi : menggerakan tungkai kebelakang tubuh,

rentang 30-50o

1 V 2

28 Abduksi : menggerakan tungkai kesamping menjauhi tubuh, rentang 30-50o

1 V 2

29 Adduksi : menggerkan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika mungkin, rentang 30-50o

1 V 1

30 Rotasi dalam : memutar kaki dan tungkai kearah tungkai lain, rentang 90o

1 V 2

31 Rotasi luar : memutar kaki dan tungkai mengjauhi tungkai lain, rentang 90o

1 V 1

32 Sirkumduksi : menggerakan tungkai melingkar

(48)

LUTUT

33 Fleksi : menggerakan tumit kearah blakang paha, rentang 120-130o

1 V 2

34 Ekstensi : mengembalikan

tungkai kelantai, rentang 120-130o

1 V 2

PERGELANGAN KAKI 35 Dorsalfleksi : menggerakan kaki

sehingga jari-jari kaki menekuk keatas, rentang 20-30o

1 V 1

36 Flantarfleksi : menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk kebawah, rentang 45-50o

1 V 2

KAKI

37 Inverse : memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10o

1 V 2

38 Eversi : memutar telapak kaki kesamping luar, rentang 10o

1 V 2

JARI-JARI KAKI 39 Fleksi : menekukan jari-jari kaki

(49)

Keterangan :

Berikan tanda centang (V) pada kolom nilai

Skala nilai 0 : tidak dilakukan

1 : dilakukan tapi masih perlu latihan/melakukan kurang dari 50% dari sub penilaian

2 : melakukan lebih dari 50% dari sub penilaian

Jika nilai 90 - 100 : amat baik

75 -89 : baik

60 – 74 : cukup

(50)

Lampiran

Lembar Observasi

Penilaian Kemampuan Range Of Motion (ROM)

Nama (Inisial) : Ny.R posisi disamping tubuh kedepan keposisi di atas kepala, rentang

3 Hiperekstensi : menggerakan lengan ke belakang tubuh, siku tetap lurus, rentang 45-60o

1.5 V 3 kesamping dan menyilang tubuh sejauh mungkin, rentang 320o

(51)

SIKU

6 fleksi : menggerakan siku sehingga lengan bahu bergerak kedepan sendiri bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150o

1 V 2

7 ekstensi ; meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150o

1 V 2

LENGAN BAWAH 8 supinasi : memutar lengan

bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke

atas, rentang 70-90o

1 V 1

9 pronasi : memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap kebawah, rentang 70-90o

1 V 2

PERGELANGAN TANGAN 10 Fleksi : menggerakan telapak

tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah, rentang 80-90o

1 V 1

11 Ekstensi : menggerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan bawah berada dalam arah yang sama, rentang 80-90o

1 V 2

12 Hiperekstensi : membawa permukaan tangan, dorsal kebelakang sejauh mungkin, rentang 89-90o

(52)

13 Radialdeviation : menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jarri, rentang 30o

1 V

14 Ulnardeviation : menekuk pergelangan tangan miring kearah 5 jari, rentang 30-50o

1 V

17 Hiperekstensi : menggerakan jari-jari tangan ke belakan sejauh mungkin, rentang 30-60o

1.5 V 1.5 jari-jari tangan, rentang 30o

1.5 V 3

IBU JARI

20 Fleksi : menggerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan, rentang 90o kedepan tangan, rentang 30o

(53)

24 Oposisi : menyentuhkan ibu jari kesetiap jari-jari tangan yang sama

26 Ekstensi : menggerakan kembali

kesamping tungkai yang lalu, rentang 90-120o

1 V 1

27 Hiperekstensi : menggerakan tungkai kebelakang tubuh,

rentang 30-50o

1 V 2

28 Abduksi : menggerakan tungkai kesamping menjauhi tubuh, rentang 30-50o

1 V 2

29 Adduksi : menggerkan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika mungkin, rentang 30-50o

1 V 1

30 Rotasi dalam : memutar kaki dan tungkai kearah tungkai lain, rentang 90o

1 V 2

31 Rotasi luar : memutar kaki dan tungkai mengjauhi tungkai lain, rentang 90o

1 V 1

32 Sirkumduksi : menggerakan tungkai melingkar

(54)

LUTUT

33 Fleksi : menggerakan tumit kearah blakang paha, rentang 120-130o

1 V 2

34 Ekstensi : mengembalikan

tungkai kelantai, rentang 120-130o

1 V 2

PERGELANGAN KAKI 35 Dorsalfleksi : menggerakan kaki

sehingga jari-jari kaki menekuk keatas, rentang 20-30o

1 V 2

36 Flantarfleksi : menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk kebawah, rentang 45-50o

1 V 2

KAKI

37 Inverse : memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10o

1 V 2

38 Eversi : memutar telapak kaki kesamping luar, rentang 10o

1 V 2

JARI-JARI KAKI 39 Fleksi : menekukan jari-jari kaki

(55)

Keterangan :

Berikan tanda centang (V) pada kolom nilai

Skala nilai 0 : tidak dilakukan

1 : dilakukan tapi masih perlu latihan/melakukan kurang dari 50% dari sub penilaian

2 : melakukan lebih dari 50% dari sub penilaian

Jika nilai 90 - 100 : amat baik

75 -89 : baik

60 – 74 : cukup

(56)

Lampiran

Lembar Observasi

Penilaian Kemampuan Range Of Motion (ROM)

Nama (Inisial) : Ny.R posisi disamping tubuh kedepan keposisi di atas kepala, rentang

3 Hiperekstensi : menggerakan lengan ke belakang tubuh, siku tetap lurus, rentang 45-60o

1.5 V 3 kesamping dan menyilang tubuh sejauh mungkin, rentang 320o

(57)

SIKU

6 fleksi : menggerakan siku sehingga lengan bahu bergerak kedepan sendiri bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150o

1 V 2

7 ekstensi ; meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150o

1 V 2

LENGAN BAWAH 8 supinasi : memutar lengan

bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke

atas, rentang 70-90o

1 V 2

9 pronasi : memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap kebawah, rentang 70-90o

1 V 2

PERGELANGAN TANGAN 10 Fleksi : menggerakan telapak

tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah, rentang 80-90o

1 V 2

11 Ekstensi : menggerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan bawah berada dalam arah yang sama, rentang 80-90o

1 V 2

12 Hiperekstensi : membawa permukaan tangan, dorsal kebelakang sejauh mungkin, rentang 89-90o

(58)

13 Radialdeviation : menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jarri, rentang 30o

1 V 2

14 Ulnardeviation : menekuk pergelangan tangan miring kearah 5 jari, rentang 30-50o

1 V 2

17 Hiperekstensi : menggerakan jari-jari tangan ke belakan sejauh mungkin, rentang 30-60o

1.5 V 3 jari-jari tangan, rentang 30o

1.5 V 3

IBU JARI

20 Fleksi : menggerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan, rentang 90o kedepan tangan, rentang 30o

(59)

24 Oposisi : menyentuhkan ibu jari kesetiap jari-jari tangan yang sama

26 Ekstensi : menggerakan kembali

kesamping tungkai yang lalu, rentang 90-120o

1 V 2

27 Hiperekstensi : menggerakan tungkai kebelakang tubuh,

rentang 30-50o

1 V 2

28 Abduksi : menggerakan tungkai kesamping menjauhi tubuh, rentang 30-50o

1 V 2

29 Adduksi : menggerkan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika mungkin, rentang 30-50o

1 V 2

30 Rotasi dalam : memutar kaki dan tungkai kearah tungkai lain, rentang 90o

1 V 2

31 Rotasi luar : memutar kaki dan tungkai mengjauhi tungkai lain, rentang 90o

1 V 1

32 Sirkumduksi : menggerakan tungkai melingkar

(60)

LUTUT

33 Fleksi : menggerakan tumit kearah blakang paha, rentang 120-130o

1 V 2

34 Ekstensi : mengembalikan

tungkai kelantai, rentang 120-130o

1 V 2

PERGELANGAN KAKI 35 Dorsalfleksi : menggerakan kaki

sehingga jari-jari kaki menekuk keatas, rentang 20-30o

1 V 2

36 Flantarfleksi : menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk kebawah, rentang 45-50o

1 V 2

KAKI

37 Inverse : memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10o

1 V 2

38 Eversi : memutar telapak kaki kesamping luar, rentang 10o

1 V 2

JARI-JARI KAKI 39 Fleksi : menekukan jari-jari kaki

(61)

Keterangan :

Berikan tanda centang (V) pada kolom nilai

Skala nilai 0 : tidak dilakukan

1 : dilakukan tapi masih perlu latihan/melakukan kurang dari 50% dari sub penilaian

2 : melakukan lebih dari 50% dari sub penilaian

Jika nilai 90 - 100 : amat baik

75 -89 : baik

60 – 74 : cukup

(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)

Gambar

Tabel 4.0 Hasil Observasi Kemampuan Latihan Terapi Range Of Motion (ROM)

Referensi

Dokumen terkait

 Ijazah Sarjana Muda Pentadbiran Perniagaan (Pengurusan) dengan Kepujian ** Yuran Asrama hanya tertakluk kepada pelajar yang menginap sahaja (mengikut kategori bilik) ** Cagaran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perusahaan dalam menerapkan perhitungan penurunan nilai sudah sesuai dengan standar PSAK 55 yang berlaku, bagaimana

Kota Blitar. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan mereduksi data, menyajikan

Pembelajaran langsung yang diterapkan untuk menyampaikan materi menjahit kebaya modifikasi sebelumnya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), hal ini

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga laporan Tugas Akhir dengan Judul Analisis Bauran Pemasaran

Maksud dan tujuan dari pengangkatan anak atau adopsi itu sendiri, yang paling utama adalah sejauh mana anak angkat mendapatkan perlindungan dan kepastian hukum

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir berjudul “AKTIVITAS PELAYANAN INFORMASI DI PUSAT INFORMASI PUBLIK DINAS KOMUNIKASI, INFORMATIKA, STATISTIK, DAN

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil yang sesuai dengan hipotesis, penelitian , bahwa faktor resiko kejadian gizi kurang pada balita di desa gayaman