• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI TANAMAN KEMIRI (Aleurites moluccana (L) Willd) - Repository UNRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI TANAMAN KEMIRI (Aleurites moluccana (L) Willd) - Repository UNRAM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI TANAMAN KEMIRI (Aleurites moluccana(L) Willd)

THE EFFECT OF CHICKEN MAANURE DOSAGE AND PLANT MEDIA ON THE GROWTH OF CANDLENUT SEEDLING(Aleurites moluccana(L) Willd)

Syaiful Arafat1), Uyek Malik Yakop2), Irwan Mahakam Lesmono Aji3) 1). Mahasiswa, 2). Pembimbing Utama, 3). Pembimbing Pendamping

Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Januari 2017

ABSTRAK

Kemiri (Aleurites moluccana (L) Willd) adalah tanaman dari famili euphorbiaceae yang merupakan komoditas unggulan hasil hutan non kayu di Nusa Tenggara Barat (NTB). Kemiri dapat digunakan untuk

tanaman reboisasi dan rehabilitasi lahan. Reboisasi dan rehabilitasi lahan merupakan prioritas kegiatan

yang harus dilakukan untuk memulihkan daerah-daerah yang kritis akibat penebangan liar. Tanaman yang

digunakan untuk reboisasi dan rehabilitasi lahan diharapkan tidak hanya menghijaukan daerah-daerah

yang kritis, tetapi tanaman tersebut juga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan serbaguna. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk kandang ayam dengan media tanam

terhadap pertumbuhan semai tanaman kemiri. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca Gaharu Fakultas

Pertanian Universitas Mataram. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan model

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor percobaan. Masing-masing perlakuan dibuat 3 kali

ulangan sehingga diperoleh 36 unit percobaan. Faktor pertama adalah dosis pupuk terdiri dari 4 taraf yaitu

(A0: 0 gram, A1: 10 gram, A2: 20 gram, dan A3:: 30 gram). Faktor kedua adalah media tanam terdiri dari 3

taraf yaitu (M1: tanah, M2: tanah + pasir, M3: tanah + arang sekam). Hasil dari penelitian ini menunjukkan

pemberian dosis pupuk kandang ayam, media tanam, dan interaksi antara pemberian dosis pupuk

kandang ayam dengan media tanam tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter tinggi

tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang akar, berat berangkasan basah, dan berat berangkasan

(2)

ABSTRACT

Candlenut (Aleurites moluccana (L) Willd) is a plant belongs to the Euphorbiaceae Famili which is

the main commodity of non-timber forest products in West Nusa Tenggara (NTB). Candlenut can be used

for reforestation and land rehabilitation. Reforestation and land rehabilitation are a priority that must be

done to restore the critical areas due to illegal logging.Plants used for reforestation and land rehabilitation

are expected not only to green areas that are critical, but the plants should also have high economic value

and versatile. This study aimed to determine the effect of chicken manure dosage and various planting

media on the growth of candlenut seedlings. This research was conducted in a Gaharu Greenhouse of

Agricultural Faculty, Mataram University. This research used experimental methods with Completely

Randomized Design (CRD) which consist of 2 factors treatment. Each treatment have 3 replications, thus

generating 36 experimental units. The first factor is the dosage of fertilizer with 4 levels, ie A0: 0 gr, A1: 10

gr,A2: 20 gr, andA3: 30 gr. While thesecond factor is the plant media witth 3 levelsie M1: soil, M2: soil +

sand,M3: soil + husk). The results of this study indicate the dosage of chicken manure, planting media, and

the interaction between the dosage of chicken manure and the planting media provide no significant effect

to all measured parameters used including plant height, leaf number, stem diameter, root length, wet

weight, and dry weight.

(3)

PENDAHULUAN

Kemiri (Aleurites moluccana (L) Willd) adalah salah satu tanaman industri dari famili euphorbiaceae. Menurut Arlene et al (2009), tanaman kemiri berasal dari Hawaii. Menurut Paimin (1994), tanaman kemiri merupakan tanaman asli dari Maluku karena memakai nama spesiesmoluccana. Hadi dan Napitupulu (2012), menyatakan bahwa tanaman kemiri tersebar di daerah tropis dan sub tropis yang berasal dari Maluku.

Reboisasi dan rehabilitasi lahan merupakan prioritas kegiatan yang harus dilakukan untuk memulihkan daerah-daerah yang kritis akibat penebangan liar. Tanaman yang digunakan untuk reboisasi dan rehabilitasi lahan diharapkan tidak hanya menghijaukan daerah-daerah yang kritis, tetapi tanaman tersebut juga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan serbaguna. Kemiri (Aleurites moluccana (L) Willd) merupakan salah satu tanaman dengan tajuk yang rimbun, sehingga mampu menekan tumbuhnya gulma. Kemiri memiliki pertumbuhan yang cepat dan perakaran yang dalam, sehingga sesuai untuk dimanfaatkan sebagai tanaman penghijauan dan rehabilitasi lahan (Paimin, 1994). Menurut Sunanto (1994), tanaman kemiri mampu tumbuh di daerah-daerah yang tanahnya kritis dan miskin unsur hara, dan merupakan tanaman pioner yang cocok untuk memperbaiki mutu lahan.

Dengan teknologi yang makin berkembang saat ini, menjadikan tanaman kemiri sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan petani melalui program hutan rakyat. Biji kemiri yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bumbu masak, selain itu minyak kemiri juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan bahan baku industri, seperti campuran pembuatan cat, pernis, sabun, lilin, kosmetik dan obat-obatan. Batok kemiri dapat dimanfaatkan sebagai obat nyamuk bakar tradisional dan arang. Sedangkan kayunya dapat dimanfaatkan dalam industri kayu lapis, mebel, peti, dan tusuk

pembuatan pakan ternak dan pupuk organik (Sunanto, 1994).

Kemiri merupakan komoditas unggulan hasil hutan non kayu di Nusa Tenggara Barat (NTB). Produksi total kemiri dapat mencapai 344,54 ton/tahun yang tersebar di pulau Lombok dan pulau Sumbawa. Rata-rata produksi tertinggi dihasilkan oleh pohon dengan kelas diameter lebih dari 50 cm dan umur lebih dari 20 tahun (Dishut NTB, 2011; Bakorluh NTB, 2013; dan Maharaniet al, 2014).

Melihat potensi tanaman kemiri yang begitu besar, perlu adanya upaya pengembangan atau budidaya. Salah satunya dengan menyediakan bibit berkualitas yang menentukan produktivitas tanaman kemiri. Salah satu usaha untuk mendapatkan bibit bermutu adalah menyediakan media tanam yang sesuai untuk pertumbuhannya dengan cara memberikan penambahan unsur hara melalui pemberian pupuk yang optimal.

Unsur hara mempunyai peranan yang penting dalam menunjang pertumbuhan tanaman. Unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman umumnya berasal dari media tanam yang nantinya diserap akar untuk digunakan dalam berbagai proses fisiologis (Prayugo, 2007). Media tanam merupakan media atau tempat dimana tanaman atau biji dapat tumbuh dan berkembang didalamnya. Contohnya seperti tanah, air, pasir, kapas, kompos, arang sekam dan sejenis lainnya. Media tanam yang baik mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan (Sutopo, 2002).

(4)

dapat digunakan yaitu pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam.

Pupuk kandang ayam mengandung kadar hara nitrogen, fosfor, kalium yang cukup tinggi yang berguna bagi tanaman. Pemberian pupuk kandang ayam dapat memperbaiki struktur tanah pada lahan-lahan yang kekurangan unsur organik dan pada akhirnya akan memperkuat akar tanaman (Widodo, 2008). Di dalam tanah, pupuk organik akan dirombak oleh organisme menjadi humus dan bahan organik tanah, itulah sebabnya pemberian pupuk organik ke dalam tanah sangat diperlukan agar tanaman yang tumbuh di tanah tersebut dapat tumbuh dengan baik.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-September 2016 di Rumah Kaca Gaharu Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dengan dosis pupuk terdiri atas 4 taraf dan media tanam terdiri atas 3 taraf, masing-masing diulang 3 kali sehingga diperoleh 36 percobaan. Faktor pertama yaitu pemberian dosis pupuk kandang ayam terdiri dari: A0= Tanpa pemberian pupuk (kontrol), A1= Pemberian pupuk dengan dosis 10 gram, A2= Pemberian pupuk dengan dosis 20 gram, dan A3= Pemberian pupuk dengan dosis 30 gram. Faktor kedua yaitu media tanam terdiri dari: M1= Media tanam dengan tanah, M2 = Media tanam dengan tanah + pasir (2:1), dan M3= Media tanam dengan tanah + arang sekam (2:1). Parameter yang diukur dalam penelitian ini yaitu: tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang akar, berat berangkasan basah, dan berat berangkasan kering tanaman.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Sidik Ragam

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan pemberian dosis pupuk kandang ayam dan media tanam pada penelitian ini, dilakukan analisis sidik ragam (Anova) terhadap data

pertumbuhan semai tanaman kemiri (Aleurites moluccana (L) Willd), sebagaimana pada Tabel 4.2 di bawah ini:

Tabel 4.2 Hasil Analisis Sidik Ragam Pada Parameter Penelitian

Keterangan : ns = non-signifikan; s = signifikan.

Berdasarkan tabel hasil analisis sidik ragam di atas diketahui bahwa, pada faktor dosis pupuk, faktor media tanam, maupun interaksi antara dosis pupuk dengan media tanam menunjukkan hasil tidak berbeda nyata pada semua parameter yang diukur meliputi: tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang akar, berat berangkasan basah, dan berat berangkasan kering tanaman. Mengingat hasil analisis sidik ragam pada penelitian ini tidak berbeda nyata terhadap semua perlakuan, maka tidak dilakukan uji beda nyata terkecil taraf 5 %.

Pupuk Kandang

(5)

yaitu: 1.) Unsur hara organik yang terkandung pada media sebelum diperlakukan sudah cukup; 2.) Pupuk kandang ayam yang digunakan belum matang; 3.) Dosis pupuk kandang ayam yang digunakan terlalu sedikit.

Media Tanam

Hasil analisis ragam pada jenis media tanam dalam penelitian ini, menunjukkan hasil tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan semai tanaman kemiri pada semua parameter yang diukur. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: 1.) Media tanah yang digunakan sudah ideal untuk pertumbuhan semai tanaman kemiri; 2.) Tektur tanah sebelum diperlakukan sudah sesuai untuk pertumbuhan semai tanaman kemiri; 3.) Unsur hara yang terkandung dalam arang sekam belum tersedia bagi tanaman.

Hasil Korelasi Data

Tabel 4.3 Hasil Analisis Korelasi Hubungan Antara Parameter Yang Diukur

Parameter TT JD DB BBB BBK

TT

0,64 0,46 0,47 0,86 1,00

Keterangan:*Berkorelasi nyata apabila nilai korelasi > 0,38 uji korelasi 5 %.

TT= Tinggi Tanaman; JD= Jumlah Daun; DB= Diameter Batang; BBB= Berat Berangkasan Basah; BBK= Berat Berangkasan Kering.

Berdasarkan analisis korelasi yang dilakukan terdapat hubungan yang erat antara parameter yang diukur yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang tanaman terhadap berat berangkasan basah maupun berat berangkasan kering tanaman. Dengan demikian semakin tinggi

tanaman, maka berat berangkasan basah maupun berat berangkasan kering tanaman juga meningkat. Berat berangkasan merupakan nilai biomassa suatu tanaman, semakin besar nilai biomassa suatu tanaman, maka semakin baik pertumbuhannya. Hal ini dikarenakan tanaman selama masa hidupnya atau selama masa tertentu membentuk biomassa yang digunakan untuk membentuk bagian-bagian tubuhnya. Semakin tinggi berat berangkasan tanaman, maka pertumbuhan tanaman semakin baik. Sebaliknya, jika nlai berat berangkasan tanaman rendah, maka dapat dikatakan bahwa, pertumbuhan tanaman tersebut kurang baik (Sitompul dan Guritno, 1995).

Terdapat hubungan erat antara tinggi tanaman dengan jumlah daun, berarti semakin tinggi tanaman yang diuji maka jumlah daun semakin banyak. Demikian juga terdapat hubungan erat antara tinggi tanaman dengan diameter batang, yang berarti bahwa semakin tinggi tanaman maka diameter batang semakin besar.

Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman

Ada 2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada tanaman yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor genetis dan proses fisiologis. Dalam penelitian ini diduga benih kemiri yang digunakan mempunyai tingkat kemasakan buah yang kurang baik, karena terlihat bahwa benih kemiri yang ditanam pada pottray sebanyak 128 biji hanya 42 yang mengalami perkecambahan. Sumber benih dalam penelitian ini diperoleh dengan cara dipetik secara langsung dari pohon induknya. Adapun benih yang baik untuk pembibitan yaitu benih yang sudah masak dan setelah itu jatuh ke tanah. Buah kemiri akan jatuh atau mencapai kematangan setelah 20 pekan dari saat pembuahan (Paimin, 1994).

(6)

kondisi yang belum masak mempunyai viabilitas lebih rendah dibandingkan dengan benih yang masak. Bibit yang berasal dari buah yang masih muda akan lemah dan pertumbuhannya kurang baik (Kamil 1982 dalam Sidik, 1995).

Faktor yang kedua yaitu faktor eksternal yang meliputi pengaruh iklim, tanah, dan biota tempat tanaman berada. Adapun intensitas cahaya pada lokasi penelitian sekitar 24-47,4 lux, suhu berkisar antara 33,5-37,2° C, dan kelembaban 37-51%. Hal ini menunjukkan bahwa, kelembaban udara pada lokasi penelitian tergolong rendah. Kondisi ini mempengaruhi kondisi tanaman dalam proses pertumbuhan, dimana kondisi kelembaban rata-rata untuk tanaman kemiri yaitu 75% (Suita, 2004).

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis pemberian dosis pupuk kandang ayam (0 gram, 10 gram, 20 gram, 30 gram), dan media tanam (tanah, tanah + pasir, tanah + arang sekam), serta interaksi antara kedua faktor perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang akar, berat berangkasan basah, dan berat berangkasan kering tanaman kemiri.

Saran

Bagi peneliti berikutnya yang mau melakukan penelitian terkait dengan dosis pupuk kandang ayam dan media tanam, diharapkan agar memperhatikan kualitas pupuk kandang ayam dan pemberian dosis pupuk yang tepat sebelum digunakan, serta memperhatikan jenis media tanam yang sesuai untuk tanaman yang akan digunakan sebagai bahan penelitian.

DAFTARPUSTAKA

Andalusia, J. 2005. Pengaruh Media Tanam dan Pupuk N terhadap Pertumbuhan Bibit Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk). IPB. Bogor.

Anisa, S. 2011. Pengaruh Komposisi Media Tumbuh terhadap Perkecambahan Benih dan Pertumbuhan Bibit Andalas (Morus macroura Miq). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Padang.

Arlene, A., Suharto, Ign., & Susatio, B. 2009. Pengaruh Rasio Umpan terhadap Pelarut dan Temperatur dalam Ekstraksi Minyak dari Biji Kemiri Secara Batch terhadap Perolehan Minyak dari Biji Kemiri

(Aleurites moluccana). Universitas Katolik Parahyangan. Bandung.

Aryulina, D., Muslim, C., Manaf, S., Winarni, E.W. 2004. Biologi 3. Erlangga PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta.

Aurum, M. 2005. Pengaruh Jenis Media Tanam dan Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan Setek Sambang Colok (Aerva sanguinolenta Blume). Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Danamik, M.M.B., Hasibuan, B.E., Fauzi., Sarifuddin., Hanum, H. 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Usu Press. Medan.

Direktorat Budidaya Tanaman Tahunan. 2006. Budidaya Kemiri. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian. Jakarta. Indonesia.

Djafaruddin. 1970. Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Padang. 70 hal.

(7)

Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. 394 Aromedia Pusaka. Jakarta. 50 hal.

Hamid. 1991. Tanaman kemiri. Edsus Littro Vol. VII No.2. Balittro Bogor Hal:22-31.

Hanafiah, K.A. 2012. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi, Penerbit PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Hanafiah, K.A. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Rajagrafindo Persada. Depok.

Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1.Sumber Bahagia Concern. Jakarta. Hardian., Lukman, A.H., dan Mulyadi. 2008.

Pengaruh Dosis dan Frekuensi Aplikasi Pemupukan NPK terhadap Pertumbuhan Bibit Shorea Ovalis Korth. (Blune) Asal Anakan Alam di Persemaian. Jurnal Penelitian Hutan Konservasi Alam. Hal: 289-296.

Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.

Harjadi, S.S dan Yahya, S. 1990. Fisiologi Stress Tanaman. PAU IPB. Bogor.

Indriyanto. 2008. Pengantar Budidaya Hutan. Buku. Bumi Aksara. Jakarta. 73 p.

Kamil, J. 1982. Teknologi Benih. Buku. Angkasa Bandung. Bandung. 227 p.

Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia. Jakarta

Krisnawati, H., Kallio, M., & Kanninen, M. 2011

Aleurites moluccana (L) Willd: Ekologi, Silvikultur dan Produktivitas. CIFOR (Center for International Forestry Research). Bogor.

Kurniaty, R & Danu. 2012. Tehnik Persemaian. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan.

Kusuma, A.H., Izzati, M., dan Saptaningsih, E.

Berbeda terhadap Permebealitas dan Porositas Tanah Liat serta Pertumbuhan Kacang Hijau (Vignia radiata). Buletin Anatomi dan Fisiologis, 21 (1), 1-9.

Lakitan, B. 2013. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Pers. Jakarta.

Lempang, M., Syafii, W., & Pari, G. 2011. Struktur dan Komponen Arang serta Arang Aktif Tempurung Kemiri. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan. Bogor.

Lingga, P. 1991. Jenis dan Kandungan Hara pada Beberapa Kotoran Ternak. Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Antanan. Bogor.

Maharani, D., Wahyuni, N., & Daramawan, S. 2014. Produksi Kemiri di Desa Aik Perapa-Kecamatan Aikmel (Kabupaten Lombok Timur) dan Desa Kalate-Kecamatan Raimau (Kabupaten Bima). Balai Penelitian Teknologi HHBK. Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Nugroho, W.A., Rahayu, F.D., Lutfi, M. 2013. Pengaruh Formulasi Bahan terhadap Sifat Mekanik Kantong Tanam Organik. Jurnal Teknologi Pertanian Volume 14 Nomor 2 bulan Agustus tahun 2013 Hal: 115-122.

Nurhayati, N., Unayah, Y., Prayitno, B. 2015. Biologi SMA/MA Kelas XII. Yrama Widya. Bandung.

Nurhayati. 1988. Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Padang. 91 hal.

(8)

Rinsema, W.J. 1985. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bharatara Karya Aksara. Jakarta.

Salisbury, F.B. dan Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan (Jilid I). Diterjemahkan oleh Lukman, D.R. dan Sumaryono. Penerbit ITB. Bandung.

Setiawan, E. 2009. Kajian Hubungan terhadap Produktivitas Cabe Jamu (Piper retrofactrum Vahl) di Kabupaten Semenep. Fakultas Pertanian. Universitas Trunojoyo. Madura.

Sitompul, S.M. dan Guritno, B. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Suita, E. 2004. Pemanfaatan dan Pembudidayaan Kemiri. Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan. Bogor.

Sumiasri, N., Setyowati, N. 2006. Pengaruh Beberapa Media pada Pertumbuhan Bibit Eboni (Diospyros celebica Bakh) melalui Perbanyakan Biji. BiodiversitasVolume 7 Nomor 3 bulan Juli tahun 2006 Hal: 260-263. Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Bogor.

Sunanto, H. 1994. Budidaya Kemiri Komoditas Ekspor. Kanisius. Yogyakarta.

Sutedjo. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta. : Rineka Cipta.

Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Tan, K.H. 2001. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Terjemahan: Goenardi, D.H dan B, Radjagukguk, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Widowati, L.R., Widati, S.U., Jaenudin, W., Hartatik. 2004. Pengaruh Kompos Pupuk Organik yang dipekaya dengan Bahan Mineral dan Pupuk Hayati terhadap Sifat-Sifat Tanah, Serapan Hara dan Produksi

Sayuran Organik. Laporan Proyek Penelitian Program Pengembangan Agribisnis. Balai Penelitian Tanah.

Gambar

Tabel 4.2 Hasil Analisis Sidik Ragam PadaParameter Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dengan hasil penelitian Parmawati, penelitian yang dilakukan oleh Apsari (2013) yang sama-sama menggunakan variabel CAR menunjukan varibel independen CAR tidak

Sifat produktifitas semen pejantan meliputi volume, motilitas, konsentrasi sperma dan jumlah sperma motil dapat diukur dari hasil penampungan semen pada setiap

Berdasarkan hasil analisis data diketahui tingkat pengetahuan siswa-siswi tentang Akibat lanjut jika tidak dilakukan penambalan gigi pada siswa-siswi kelas VII SMP Negeri

bahwasanya saat ini beredar sms di kalangan mahasiswa dengan mengatasnamakan Direktur Poltekkes Surakarta (Satino,SKM,MSc.N) yang menginformasikan adanya dana beasiswa

Setelah peneliti melakukan pembelajaran dengan materi ejaan (penulisan huruf kapital, huruf miring, pemakaian tanda baca, penulisan kata, gabungan kata, kata depan,

Alat pemindah barang menggunakan aplikasi android berbasis Bluetooth merupakan sebuah alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia dalam mengangkat dan memindahkan barang

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persebaran lahan mangrove di Kecamatan Muara Gembong Kabupaten Bekasi pada tahun 2009, 2014, dan 2019, serta menganalisis

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan dan pengembangan kawasan dan/atau unit usaha budidaya hortikultura sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penetapan norma, standar,