PENGARUH
SELF EFFICACY
, PRESTISE PROFESI GURU DAN
DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP MINAT MENJADI GURU
PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN
AKUNTANSIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh :
VITUS YOACHIM BATUBARA NIM : 141324026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKANILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGARUH
SELF EFFICACY
, PRESTISE PROFESI GURU DAN
DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP MINAT MENJADI
GURU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN
AKUNTANSIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh :
VITUS YOACHIM BATUBARA NIM : 141324026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Serahkanlah segala kekuatiran mu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu”
(1 Petrus 5:7)
Dengan penuh rasa syukur skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santo Yosep yang selalu membantu,
memberkati dan menuntun setiap perjuangan ku
2. Bapak Theodorus Edeng dan Ibu Donata Naul, selaku kedua orang tua saya,
terimakasih atas segala doa, kasih sayang, motivasi dan finansial yang tidak
bisa diukur oleh apapun
3. Adik-adikku tercinta Demetrius Danggung dan Yerimias Azor yang selalu
memberikan dukungan terhadap saya dan selalu menghibur di saat susah
4. Yuliana Ayu Wulaningsih sebagai teman yang selalu membantu dan
memberikan motivasi terhadap saya.
5. Teman-teman sedaerah ku yang di Jogja (Thomas Aquinas Salem, Tarsi Kam,
Irwan Pentor, Efrem Santoso, Ririn Saramose, Edwardus Wugut, Eben, Renal,
Kardo, Febri) yang selalu ada dalam keadaan senang maupun susah
6. Teman-teman Pendidikan Ekonomi 2014 terimakasih atas dinamika selama
perkuliahan, ilmu, kebaikan dan kebahagiaan yang sudah kalian berikan.
7. Pak Sunu yang selalu bersedia membantu saya dalam melancarkan segala
urusan yang ada di kampus
v MOTTO
“Tanpa gairah, anda tidak memiliki semangat,
tanpa semangat, anda tidak memiliki apa-apa” (Donald Trump)
“Kesempatan yang kamu ambil. orang yang kamu temui, orang yang kamu cintai dan
apa yang kamu percayai adalah hal-hal yang menggambarkan diri mu” (Denzel Washington)
“Beranilah untuk menunjukkan bahwa anda berbeda, beranilah untuk mengatakan tidak
suka, beranilah untuk dibenci karena kejujuran dan menerima diri apa adanya lebih
viii
ABSTRAK
PENGARUH SELF EFFICACY, PRESTISE PROFESI GURU DAN DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP MINAT MENJADI GURU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Vitus Yoachim Batubara Universitas Sanata Dharma
2018
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh self efficacy, prestise profesi guru, dan dukungan orang tua terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori yang dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma pada bulan Mei 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan Tahun 2014-2017. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 272 mahasiswa. Sampel diambil menggunakan teknik sampling jenuh. Data dikumpulkan dengan menggunaan kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) self efficacy berpengaruh positif terhadap minat menjadi guru; (2) prestise profesi guru berpengaruh positif terhadap minat menjadi guru; (3) dukungan orang tua berpengaruh positif terhadap minat menjadi guru; dan (4) self efficacy, prestise profesi guru dan dukungan orang tua secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat menjadi guru.
ix
ABSTRACT
THE EFFECT OF SELF EFFICACY, THE PRESTIGE OF TEACHER PROFESSION, AND PARENTS SUPPORT ON STUDENT INTEREST TO BE A TEACHER OF ECONOMIC EDUCATION STUDENTS OF SANATA
DHARMA UNIVERSITY
Vitus Yoachim Batubara Sanata Dharma University
2018
The purpose of this research is to examine and analyze the effect of self efficacy, the prestige of teacher proffesion, and parents support on studentsinterest to be a teacher of Economic Education Students of Sanata Dharma University. This research is an expalanatory study which conducted in May 2018. The respondents of the study are Economic Students of Sanata Dharma University. The number of samples in this research were 272 students. The research sampling technique is saturation technique. The data collection method was a questionnaire. The data analysis technique was multiple linear regression analysis.
The result of data analysis showed that (1) self efficacy positively affected students interest to be a teacher; (2) the prestige of teacher profession positively affected students interest to be a teacher; (3) parents support positively affected students interest to be a teacher; and (4) both self efficacy, the prestige of teacher proffesion, and parents support had effect on students interest to be a teacher.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmat-Nya yang
melimpah kepada penulis dalam menyelesailan skripsi yang berjudul “PengaruhSelf Efficacy, Prestise Profesi Guru dan Dukungan Orang Tua Terhadap Minat menjadi Guru Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi”
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan akhir mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucpapkan rasa syukur dan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr.Y. Harsoyo, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed., Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Ekonomi.
4. Bapak Yohanes M. V. Mudayen, S.Pd., M.Sc., dosen pembimbing yang telah
sabar membimbing dan meluangkan banyak waktu untuk memberikan
bimbingan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi.
5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang sudah memberikan ilmu dan pengetahuan
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO . ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 9
C. Rumusan Masalah ... 10
D. Tujuan Penelitian ... 11
xiii
F. Definisi Operasional ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 15
A. Minat Menjadi Guru ... 15
1. Pengertian Minat ... 15
2. Aspek- Aspek Minat ... 16
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat... 17
4. Minat Menjadi Guru... 19
B. Self Efficacy ... 21
1. Pengertian Self Efficacy ... 21
2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Self Efficacy ... 22
3. Dimensi Self Efficacy ... 24
C. Prestise Profesi Guru ... 26
1. Pengertian Prestise ... 26
2. Profesi Guru ... 27
D. Dukungan Orang Tua ... 30
1. Pengertian Orang Tua ... 30
2. Pengertian Dukungan Orang Tua ... 32
3. Dukungan Sosial Orang Tua ... 34
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 43
E. Operasionalisasi Variabel ... 45
F. Sumber Data ... 48
G. Teknik Pengumpulan Data ... 49
xiv
I. Teknik Pengujian Instrumen ... 52
J. Teknik Analisis Data ... 58
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 69
A. Deskripsi Data ... 69
1. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .... 69
2. Deskripsi Variabel... 70
a. Self Efficacy ... 70
1. Uji Multikolinearitas ... 80
2. Uji Heteroskedastisitas ... 81
D. Pengujian Hipotesis dan Analisis Variabel ... 83
1. Analisis Regresi Linear Berganda... 83
E. Pembahasan ... 87
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 96
A. Kesimpulan ... 96
xv
C. Keterbatasan ... 99
DAFTAR PUSTAKA ... 100
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang
Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi angkatan 2014-2017 ... 44
Tabel 3.2 Skala Likert Minat Menjadi Guru ... 47
Tabel 3.3Skala Likert Self Efficacy ... 47
Tabel 3.4 Skala Likert Prestise Profesi Guru ... 48
Tabel 3.5 Skala Likert Dukungan Orang Tua ... 48
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 50
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Minat Menjadi Guru ... 54
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Variabel Self eficacy ... 54
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Prestise Profesi Guru ... 55
Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Dukungan Orang Tua ... 56
Tabel 3.11 Hasil Uji Relibilitas ... 58
Tabel 5.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 70
Tabel 5.2 Interval Skor Variabel Self eficacy ... 71
Tabel 5.3 Interval Skor Variabel Prestise Profesi Guru ... 73
Tabel 5.4 Interval Skor Variabel Dukungan Orang Tua ... 74
xvii
Tabel 5.6 Hasil Uji Normalitas ... 77
Tabel 5.7 Hasil Uji Linearitas Variabel Self efficacy dengan Minat menjadi Guru pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi ... 78
Tabel 5.8 Hasil Uji Linearitas Variabel Prestise Profesi Guru dengan Minat menjadi Guru pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi ... 78
Tabel 5.9 Hasil Uji Linearitas Variabel Dukungan Orang Tua dengan Minat menjadi Guru pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi ... 79
Tabel 5.10 Rangkuman Hasil Uji Linearitas ... 80
Tabel 5.11 Hasil Uji Multikolinearitas ... 80
Tabel 5.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 82
Tabel 5.13 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 83
Tabel 5.14 Hasil Uji F ... 85
xviii DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 41
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 103
Lampiran 2 Data Mentah Penelitian ... 111
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 146
Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas dan Uji Linearitas ... 150
Lampiran 5 Hasil Uji Multikolinieritas dan Uji Heteroskedastisitas ... 153
Lampiran 6 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda ... 155
Lampiran 7 Hasil Uji F dan Uji Determinasi ... 157
Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian ... 159
1 BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini dunia kerja berkembang semakin pesat. Untuk
menghadapi perkembangan yang ada , dibutuhkan sumber daya manusia yang
memiliki keahlian dan kemampuan yang dapat bersaing di pasar kerja. Hal ini
tentunya memicu timbulnya lapangan kerja baru yang siap ditempati oleh para tenaga
kerja yang berkualitas dan memiliki potensi untuk meningkatkan kemajuan. Dengan
hadirnya lapangan kerja yang baru, menuntut adanya sumber daya manusia yang
berkualitas. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mencetak sumber
daya manusia yang berkualitas. Secara teknis, pemerintah telah mendesain sistem
pendidikan dengan cermat. Namun, berhasil atau tidaknya sistem tersebut,
dipengaruhi oleh peran tenaga pendidik. Peran tenaga pendidik dalam hal ini adalah
guru yang menjadi ujung tombak pendidikan. Guru adalah orang yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik secara
langsung. Jika seorang guru gagal dalam memainkan perannya dalam mengajarkan
ilmu dan mendidik siswa, maka pendidikan di Indonesia juga akan gagal. Untuk
menghadapi hal itu, maka setiap lembaga yang menghasilkan tenaga kependidikan
dituntut untuk terus-menerus melakukan pembaruan di bidang pendidikan dan
meningkatkan kompetensi lulusannya agar mampu bersaing secara global serta dan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang ada di Universitas Sanata
Dharma telah berusaha mendidik mahasiswa untuk menjadi pendidik yang
professional. Mahasiswa yang memilih jurusan kependidikan di Universitas Sanata
Dharma semakin meningkat. Hal ini menunjukkan masih banyak mahasiswa yang
berminat menjadi guru. Dengan adanya peningkatan diharapkan mampu mencetak
tenaga pendidik atau guru yang berkualitas. Diharapakan pula mahasiswa yang telah
masuk jurusan kependidikan nantinya bekerja menjadi guru.
Meskipun demikian, pada saat ini tidak sedikit mahasiswa yang telah diterima
di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, khususnya
pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi kurang memiliki minat untuk memilih profesi sebagai guru. Hal ini
diketahui berdasarkan studi pelacakan alumni FKIP yang dilakukan oleh Bapak
Harsoyo dan Tim FKIP USD pada tahun 2017 pada Pendidikan Akuntansi, yang
bekerja sebagai guru hanya 22,22%. Sebagian besar 77,78% meemilih pekerjaan
yang non guru. Beberapa alumni bekerja sebagai staff accounting, admin,
accounting, staff administrasi, karyawan, wirausaha, finance, kasir, staff HRD,
customer verification, dan lain-lain. Kenyataan ini menunjukkan bahwa masih
banyak mahasiswa lulusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan terutama
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
lebih memilih untuk bekerja pada perusahaan mamupun bank dan bukan memilih
profesi guru sebagai latar belakang pendidikannya. Jumlah yang bekerja di instansi
nonkependidikan. Seharusnya mahasiswa kependidikan yang bekerja menjadi guru
lebih banyak karena mahasiswa pendidikan memang disiapkan untuk menjadi guru.
Sebagaimana dijelaskan dalam pasal 1 UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, dijelaskan bahwa guru merupakan tenaga pendidik profesional yang memiliki
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, serta pendidikan menengah. Guru juga dituntut harus memiliki empat
kompetensi, di antaranya yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dengan adanya peraturan ini tentu
saja menuntut agar para guru dapat meningkatkan kemampuannya untuk menjadi
guru yang lebih profesional. Bagi para mahasiswa yang mengambil jurusan di bidang
kependidikan diharapkan tidak menganggap kompetensi tersebut sebagai beban bagi
para calon guru dan merasa tidak mampu untuk melaksanakan tugas guru dengan
maksimal, karena guru menjadi ujung tombak yang memiliki tanggung jawab
terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik secara langsung.
Satu hal yang menjadi pembicaraan saat ini adalah kebijakan dunia pendidikan
khususnya kesejahteraan guru. Sekilas profesi guru memang sangat menjanjikan,
tetapi itu bagi beberapa golongan saja. Gaji pokok cukup besar, banyak tunjangan,
tetapi hal itu tak dirasakan oleh mereka yang masih berstatus guru honorer. Apalagi
yang mengajar di sekolah swasta yang tergantung pada uang sekolah yang dibayarkan
siswa yang juga tidak banyak. Tentu hal ini akan menimbulkan keraguan akan minat
Mahasiswa yang masih kurang yakin dengan minatnya, maka akan
memunculkan kurangnya perhatian terhadap suatu hal. Apabila seseorang kurang
berminat terhadap sesuatu kegiatan atau profesi, maka akan mengakibatkan
kurangnya perhatian serta usahanya untuk meningkatkan minatnya. Minat memegang
peranan yang penting dalam suatu proses pendidikan. Minat merupakan kunci dalam
diri seseorang untuk memperlancar dan menggairahkan seseorang dalam
mempelajari sesuatu. Minat yang dimiliki seseorang akan memberikan stimulus
untuk lebih giat belajar dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Karena pada
dasarnya minat merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Jika seseorang memiliki minat yang tinggi
terhadap profesi guru, namun tidak memiliki upaya untuk meraihnya, maka minat
tersebut tidak akan berkembang. Karena minat merupakan stimulus yang harus
direspon seseorang melalui tindakan nyata.
Minat terhadap profesi yang telah dipilih sejak awal, sebaiknya juga
berdasarkan rasa senang dan perhatian seseorang terhadap profesi tersebut. Perasaan
senang seseorang terhadap suatu profesi tentu akan menimbulkan minat yang tinggi
terhadap profesi tersebut. Menurut Slameto (2010:180) minat adalah suatu rasa suka
dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.
Sedangkan Hurlock (2010:114) mendefinisikan minat sebagai sumber motivasi yang
mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan diberikan kebebasan
memilih. Minat untuk menjadi guru dapat diartikan sebagai suatu ketertarikan
seseorang terhadap profesi guru. Minat tersebut dapat timbul berdasarkan keyakinan
dari sudut pribadi induvidu. Bila seseorang tidak memiliki minat dan perhatian
terhadap suatu objek yang dipelajari maka akan sulit diharapkan timbulnya minat.
Karena untuk menimbulkan minat perlu adanya ketertarikan terhadap suatu dan ingin
mencapainya. Menurut Hurlock (2010:144) faktor yang mempengaruhi minat
seseorang terhadap suatu profesi antara lain sikap orang tua, prestise pekerjaan,
kekaguman pada seseorang, kemampuan, kesesuaian seks (gender), otonomi dalam
bekerja, stereotip budaya dan pengalaman pribadi. Sedangkan menurut Shaleh dan
Wahab, faktor-faktor yang mempengaruhi minat dikelompokkan menjadi faktor dari
dalam diri induvidu yang bersangkutan (bobot, umur, jenis, pengalaman, perasaan
mampu, kepribadian) dan faktor yang berasal dari luar mencakup lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dari beberapa faktor di
atas peneliti membatasi pada 3 faktor yang mempengaruhi minat menjadi guru pada
mahasiswa Program studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yaitu self efficacy, prestise profesi guru dan dukungan orang tua.
Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu profesi harus berkeyakinan
untuk mampu mencapai tujuan tersebut. Keyakinan terhadap kemampuan diri
merupakan faktor dari dalam diri yang mempengaruhi minat. Dalam hal ini adalah
self efficacy yang dipandang sebagai keyakinan seseorang terhadap kemampuannya
untuk melakukan serangkaian tindakan dalam situasi tertentu. Penelitian yang
dilakukan Marini dan Hamidah (2014) yang berjudul “Pengaruh Self Efficacy, Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah terhadap minat Berwirausaha Siswa
penelitian tersebut terdapat kesamaan yaitu self efficacy dan minat tetapi penelitian
tersebut mengenai minat berirausaha sedangkan penelitian ini minat menjadi guru.
Perbedaannya adalah pada variabel prestise profesi guru dan dukungan orang tua
serta subjek penelitian.
Bandura dalam Woolfolk (2009:219) mendefinisikan self efficacy sebagai
keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk mengorganisasikan dan
melaksanakan rangkaian tindakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan pencapaian
tertentu. Selain self efficacy, pandangan dalam diri seseorang mengenai prestise
profesi guru dapat mempengaruhi minat seseorang menjadi guru. Sejak kecil setiap
orang menemukan bahwa pekerjaan mempunyai tingkat prestisenya masing-masing.
Mahasiswa tentu memiliki padangan-pandangan tertentu terhadap prestise profesi
guru sebelum menentukan pilihannya menjadi menjadi guru. Pada umumnya orang
masih menganggap kedudukan profesi guru masih di bawah profesi yang bergengsi
seperti dokter, perbankan, staf di perusahaan, insinyur dan pekerjaan kantor lainnya.
Sehingga prestise profesi guru dan tingkat kegengsian terhadap profesi tersebut
masih rendah dibandingkan profesi lainnya. Namun, beberapa yang menganggap
profesi guru merupakan profesi yang prestisius dan harus dihargai seperti profesi
lainnya karena peran guru sangat penting dalam meningkatkan kualitas anak bangsa.
Faktor lain yang mempengaruhi seseorang berminat menjadi guru yaitu orang
tua, dalam hal ini adalah dukungan yang diberikan orang tua. Orang tua mempunyai
peranan yang cukup besar dalam memberikan pengetahuan, informasi bagi
mahasiswa untuk menumbuhkan minat menjadi guru, karena dalam lingkungan
pembiasaan, dan isi serta cara-cara pendidikan. Di dalam keluarga akan selalu
menumbuhkan watak, budi pekerti dan kepribadian setiap manusia. Keluarga
terutama orang tua mempunyai peranan yang penting dan cukup berpengaruh
terhadap anaknya termasuk dalam hal memilih pekerjaan atau profesi yang akan
dipilih serta mendapatkan informasi tentang karier pekerjaan di masa yang akan
datang. Pada kenyataannya banyak orang tua yang beranggapan bahwa profesi guru
bukanlah sebuah profesi yang yang menjanjikan, dilihat dari segi materi atau
penghasilan seorang guru yang masih rendah. Sehingga kebanyakan orang tua tidak
mengarahkan anak-anaknya untuk memilih profesi guru yang kemudian berdampak
pada masih kurang diminatinya profesi guru di kalangan mahasiswa. Banyak orang
tua menilai bahwa status pekerjaan masih dianggap menjadi tolak ukur tingkat
keberadaan dan keberhasilan seseorang. Termasuk juga status pekerjaan sebagai
seorang guru, masih dianggap sebagai status yang kurang elit di mata orang tua.
Mereka menganggap bahwa pekerjaan sebagai dokter, hakim, pengacara, akuntan,
arsitek dan yang lainya merupakan pekerjaan yang lebih menjanjikan dari pada
menjadi seorang guru. Padahal apabila dilihat lebih jauh profesi guru merupakan
profesi yang mulia karena dari profesi inilah akan lahir sumber daya manusia yang
berkualitas.
Tentu setiap orang tua memiliki pandangan yang berbeda. Beberapa orang tua
yang masih mendukung anaknya untuk menjadi guru dan dari perbincangan
sehari-hari di kampus, tidak sedikit mahasiswa yang kuliah di FKIP karena mengikuti
Selain dukungan informasi dan dukungan emosional (motivasi, semangat,
dorongan), hal yang yang paling nyata dirasakan mahasiswa adalah dukungan
finansial. Dukungan finansial berhubungan dengan biaya pendidikan tinggi. Untuk
bisa belajar di perguruan tinggi, bantuan finansial menjadi syarat utama, terlebih
pada universitas swasta. Dukungan finansial dibutuhkan untuk untuk biaya
pendaftaran masuk, pembelian buku, kerja praktek, biaya transportasi, dan bisa jadi
biaya hidup bagi mereka yang tinggal terpisah dari orang tua. Orang tua meyakini
bahwa salah satu tanggung jawab mereka adalah biaya kuliah, tentu dengan
mempertimbangkan besarnya pendapatan dan jumlah anak. Berdasarkan fenomena di
atas, mahasiswa masih membutuhkan orang tuanya untuk terlibat dalam pedidikan
mereka. Dukungan yagng diberikan orang tua kepada mahasiswa yang dalam hal ini
adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Akuntansi yang nantinya akan dipersiapkan menjadi seorang guru akan
semakin memantapkan minat mereka menjadi guru dan menambah motivasi agar
terus belajar dan berusaha mencapai tujuan atau minatnya.
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Ardyani dan Latifah (2014) dengan judul
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa menjadi guru akuntansi
pada mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2010 Universitas Negeri Semarang.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat tujuh kelompok faktor yang
mempengaruhi minat menjadi guru akuntansi yaitu persepsi mahasiswa, kejahteraan
guru, prestasi belajar, pengalaman PPL, teman bergaul, lingkungan keluarga,
kepribadian. Pada faktor keluarga terdapat 3 item pembentuk atau faktor lain di
keluarga. Namun peneltian ini hanya mengambil dari salahsatu dari faktor keluarga
yaitu dukungan orang tua.
Bertitik tolak dari beberapa faktor di atas maka penulis tertarik untuk meneliti
tentang: “Pengaruh Self Efficacy, Prestise Profesi Guru, dan Dukungan Orang Tua Terhadap Minat Menjadi Guru Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi USD”.
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, agar
lebih mempermudah penelitian dan pembahasan lebih spesifik serta masalah yang
diteliti lebih terfokus maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
1. Self Efficacy
Self Efficacy adalah keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk
mengorganisasikan dan melaksanakan rangkaian tindakan yang dibutuhkan untuk
menghasilkan pencapaian tertentu. Variabel self efficacy dalam penelitian ini adalah
persepsi mahasiswa terhadap tingkat self efficacy.
2. Prestise Profesi guru
Prestise profesi guru adalah anggapan atau pandangan yang menganggap
kedudukan profesi guru masih jauh di bawah profesi bergengsi lainnya seperti dokter,
perbankan, insinyur dan pekerjaan kantor lainnya. Variabel prestise profesi guru
3. Dukungan Orang tua
Dukungan orang tua adalah wujud sikap rasa sayang yang diberikan orang tua
kepada anaknya dengan memberikan perhatian, teguran, informasi dan pengarahan
yang menimbulkan persepsi atau motivasi untuk melakukan tindakan sesuai yang
diharapkan. Variabel dukungan orang tua dalam penelitian ini adalah persepsi
mahasiswa terhadap tingkat dukungan orang tua.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah Self Efficacy berpengaruh terhadap minat menjadi guru pada
mahasiswa pendidikan akuntansi USD?
2. Apakah prestise profesi berpengaruh terhadap minat menjadi guru pada
mahasiswa pendidikan akuntansi USD?
3. Apakah Dukungan orang tua berpengaruh terhadap minat menjadi guru pada
mahasiswa pendidikan akuntansi USD?
4. Apakah Self Efficacy, prestise profesi guru, dukungan orang tua berpengaruh
terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa pendidikan akuntansi USD?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh self efficacy terhadap minat menjadi
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh prestise profesi guru terhadap minat
menjadi guru pada mahasiswa pendidikan akuntansi USD.
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Dukungan orang tua terhadap minat
menjadi guru pada mahasiswa pendidikan akuntansi USD.
4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh self efficacy, prestise profesi guru.
Dan dukungan orang tua terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa
pendidikan akuntansi USD.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang luas,
khususnya perkembangan di dunia pendidikan yang berkenan dengan pengaruh self
efficacy, prestise profesi guru dan dukungan orang tua terhadap minat mahasiswa
menjadi guru.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai masukan bagi mahasiswa untuk meningkatkan minatnya sebelum
memilih profesi guru.
b. Memperoleh wawasan dan dapat mengetahui secara mendalam latar belakang
F. Definisi Operasional
Variabel penelitian secara operasional dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Minat menjadi guru
Dalam penelitian ini minat menjadi guru adalah ketertarikan seseorang
terhadap profesi guru yang ditunjukkan adanya pemusatan pikiran, perasaan senang
dan memiliki perhatian yang lebih terhadap profesi guru. Variabel minat menjadi
guru dalam penelitian ini adalah persepsi mahasiswa mengenai minat menjadi guru.
Skala pengukuran untuk mengukur variabel minat menggunakan skala likert,
di mana kategori yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan
Skor
(+) (-)
Sangat Setuju (ST) 5 1
Setuju (S) 4 2
Kurang Stuju (KS) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
2. Self Efficacy
Dalam penelitian ini self efficacy adalah keyakinan mahasiswa akan
kemampuan diri untuk mengorganisasikan dan melaksanakan rangkaian tindakan
yang dibutuhkan dalam menjadi guru. Variabel self efficacy dalam penelitian ini
Skala pengukuran untuk mengukur variabel self efficacy menggunakan skala
likert, dimana kategori yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan
mahasiswa mengenai kebanggaan, kewibawaaan atau kehormatan profesi guru
sehingga dapat mempengaruhinya untuk minat menjadi guru. Variabel prestise
profesi guru dalam penelitian ini adalah persepsi mahasiswa terhadap prestise profesi
guru.
Skala pengukuran untuk mengukur variabel prestise profesi guru menggunakan
skala likert, dimana kategori yang digunakan adalah sebagai berikut:
4. Dukungan Orang Tua
Dalam penelitian ini dukungan orang tua adalah persepsi mahasiswa terhadap
dukungan, perhatian serta pengarahan yang diberikan orang tua kepada anaknya agar
menimbulkan motivasi dan minat menjadi guru. Variabel dukungan orang tua dalam
penelitian ini adalah persepsi mahasiswa terhadap tingkat dukungan orang tua. Skala
pengukuran untuk mengukur variabel dukungan orang tua menggunakan skala likert,
di mana kategori yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan
Skor
(+) (-)
Selalu (SL) 4 1
Sering (SR) 3 2
Kadang-kadang (KK) 2 3
15 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Minat Menjadi Guru 1. Pengertian Minat
Menurut Ahmadi (2009:148) minat merupakan sikap jiwa seseorang termasuk
ketiga fungsi jiwanya (kognisi, emosi dan emosi) yang tertuju pada sesuatu, dan
dalam hubungan itu unsur perasaan yang terkuat. Jika seseoarang tertuju pada suatu
objek, maka akan dimulai dengan adanya minat terhadap hal tersebut.
Pendapat mengenai minat juga diungkapkan oleh Syah (2008:136)bahwa minat
berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu. Slameto (2010:180) berpendapat bahwa minat merupakan rasa
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Shaleh dan Wahab (205 : 263)menambahkan bahwa minat sebagai sumber yang
mendorong manusia untuk melakukan apa yang mereka inginkan memiliki
kebebasan untuk memilih. Sedangkan menurut Hurlock (2010) mengartikan minat
sebagai sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka
inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan
menguntungkan, mereka merasa berminat.
Berdasarkan pengertian minat dari beberapa pendapat di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa timbulnya minat seseorang ditandai dengan adanya keinginan
untuk terlibat secara langsung serta merasa tertarik atau senang terhadap suatu objek.
seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada yang lain, dapat pula dinyatakan
melalui partisispasi dalam suatu aktivitas.
2. Aspek-Aspek Minat
Menurut Hurlock (2010:117), Minat terbagi menjadi dua aspek yaitu aspek
kognitif dan afektif. Pada aspek kognitif minat muncul berdasarkan pengalaman
pribadi dan hal yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah, dan lingkungan
masyarakat serta berbagai jenis media massa. Aspek afektif merupakan konsep yang
membangun aspek kognitif. Minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang
ditimbulkan dan berkembang berdasarkan pengalaman pribadi dari sikap orang yang
penting yaitu orang tua, guru, dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan
dengan minat tersebut.
Sedangkan pendapat Ahmadi (2009:148), minat mengandung unsur-unsur
kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak). Minat mengandung
unsur kognisi, artinya minat didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai
objek yang dituju oleh minat tersebut. Minat mengandung suatu unsur emosi karena
dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai dengan perasaan tertentu (biasanya
perasaan senang). Pengetahuan dan informasi mengenai profesi guru merupakan
salah satu unsur yang mendorong minat seseorang seseorang untuk menjadi guru.
Apabila seseorang telah mempunyai pengetahuan dan informasi yang akurat tentang
profesi guru, maka orang tersebut dimungkinkan akan tertarik untuk menjadi guru.
Sedangkan konasi merupakan kelanjutan dari unsur kognisi dan emosi yang
diminati. Kemauan tersebut kemudian direalisasikan sehingga memiliki kehendak
terhadap suatu bidang atau objek yang diminati.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat
Menurut Hurlock (2010:144) faktor-faktor yang mempengaruhi minat
seseorang terhadap suatu profesi antara lain
a. Sikap Orang Tua
Pemberian dukungan dan semangat terhadap anak untuk memilih pekerjaan
sesuai dengan keinginan induvidu maupun orang tua. Orang tua juga dapat
menganjurkan anaknya untuk menghindari pekerjaan tertentu karena dianggap tidak
menguntungkan
b. Pekerjaan Bergengsi
Sudah sejak kecil seseorang menemukan bahwa pekerjaan mempunyai tingkat
prestise. Misalnya pekerjaan kantor jauh lebih bergengsi dari pekerjaan di pabrik.
c. Kekaguman pada Seseorang
Seseorang mengembangkan sikap positif terhadap pekerjaan orang yang
dikagumi atau dipuja, misalnya guru, pemimpin masyarakat atau orang yang ternama
di media masyarakat.
d. Kemampuan dan Minat
Kemampuan fisik dan kecerdasan sesorang, minat dan kepribadiannya
memegang peranan penting dalam sikap mereka terhadap berbagi pekerjaan.
Laki-laki akan lebih tertarik dengan pekrjaan yang sesuai jenis kelaminnya dan
perempuan mempunya sikap yang lebih positif terhadap pekerjaan yang dianggap
“pekerjaan wanita” daripada terhadap “pekerjaan pria”.
f. Stereotip Budaya
Ketika seseorang belajar mengenai berbagi pekerjaan mereka juga belajar
tentang stereotip budayayang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.
g. Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi dengan orang dari berbagai profesi mewarnai sikap
seseorang terhadap profesi tersebut.
Sebenarnya cukup banyak faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat
terhadap pekerjaan, namun secara garis besar menurut Shaleh dan Wahab
(2004:263) dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu dari dalam diri induvidu yang
bersangkutan (bobot, umur, jenis, pengalaman, perasaan mampu, kepribadian) dan
yang berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat. Sedangkan Crow and crow (Shaleh dan Wahab, 2005:264),
berpendapat ada tiga faktor yang mempengaruhi timbulnya minat yaitu
a. Dorongan dari dalam diri induvidu, misalnya dorongan makan dan ingin tahu.
b. Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk
melakukan suatu aktivitas tertentu.
c. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang berat dengan emosi.
Dari ketiga faktor tersebut dapat dijelaskan bahwa minat dipengaruhi dorongan
dari dalam diri induvidu yang dapat membangkitkan seseorang untuk melakukan
berupa penghargaan. Misalnya minat seseorang untuk belajar atau menuntut ilmu
pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan dari masyarakat, karena
seseorang yang memilki pengetahuan yang cukup luas akan mendapatkan kedudukan
yang tinggi dan dihargai masyarakat. Yang terakhir adalah faktor emosional yang
berkaitan dengan emosi atau perasaan. Misalnya jika seseorang memperoleh
kesuksesan pada aktivitas maka akan menimbulkan perasaan senang dan hal tersebut
memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut. Karena kepribadian orang itu
kompleks, maka timbulnya minat tidak berdiri sendiri, melainkan satu perpaduan
dari ketiga faktor tersebut.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, faktor yang mempengaruhi minat
menjadi guru dalam penelitian ini adalah self efficacy, prestise profesi guru dan
dukungan orang tua.
4. Minat Menjadi Guru
Menurut Usman (2013:5) guru merupakan jabatan atau profesi yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Profesi ini tidak dapat dikerjakan oleh
orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan
sebagai guru walaupun kenyataannya masih ada yang dilakukan oleh orang di luar
kependidikan. Dalam UU No. 14 tahun 2005 pasal 1 dijelaskan guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selanjutnya
profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dijelaskan bahwa guru
adalah pendidik, yakni tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan. Dengan kata lain guru merupakan seseorang yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan dalam masyarakat. Selain itu
guru memiliki jabatan profesional dan memberikan layanan ahli yang menuntut
persyaratan kemampuan yang secara akademik dan pedagogis maupun secara
profesional dapat diterima oleh pihak tempat pendidik bertugas, baik penerima jasa
layanan secara langsung maupun pihak lain terhadapsiapa pendidik bertanggung
jawab. Untuk menjadi guru dibutuhkan keahlian khusus, maka harus lulus pendidikan
keguruan atau pendidikan profesi dan ujian sertifikasi, baik ujian tertulis, kinerja
maupun portofolio. Seorang guru juga dituntut untuk mempunyai profesionalitas
dalam menjalankan tugasnya sedangkan pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga
profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik.Profesionalitas guru dimaksudkan
untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran yang
Minat menjadi guru adalah ketertarikan seseorang terhadap profesi guru yang
ditunjukkan dengan adanyaperasaan senang dan perhatian yang lebih terhadap profesi
guru dan memiliki keahlian di bidangnya. Perasaan senang terhadap profesi guru
tersebut tumbuh dari dalam diri seseorang tanpa ada orang lain yang menyuruh.
Elemen minat menjadi guru bisa dimulai dengan mengenal pengetahuan dan
informasi mengenai profesi guru, perasaan senang dan ketertarikan terhadap profesi
guru, perhatian yang lebih besar terhadap profesi guru serta kemauan dan hasrat
untuk menjadi guru. Maka dapat disimpulkan minat menjadi guru dapat diukur
melalui indikator antara lain kognisi (mengenal yaitu dengan adanya pengetahuan dan
informasi yang memadai), emosi (adanya perasaan senang dan ketertarikan), serta
konasi (adanya kemauan dan hasrat untuk berkehendak menjadi guru).
B. Self Efficacy
1. Pengertian Self Efficacy
Menurut Chaplin (2011:145) self merupakan induvidu sebagai mahluk yang
sadar, ego, atau aku, kepribadian dan organisasi sifat-sifat. Sedangkan menurut
Suryabrata (2010: 245) self diartikan menjadi dua yaitu
a. Sikap dan perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri, dan
b. Suatu keseluruhan proses psikologi yang menguasai tingkahlaku dan
penyesuaian diri.
Arti yang pertama dapat disebut pengertian self sebagai obyek, karena
pengertian ini menunjukkan sikap, perasaan pengamatan dan penelitian seseorang
dipikirkan orang tentang dirinya. Arti yang kedua dapa kita sebut pengertian self
sebagai proses. Dalam hal ini self itu adalah suatu kesatuan yang terdiri dari
proses-proses aktif seperti berpikir, mengingat dan mengamati.
Menurut Alwisol (2010:287) self efficacy adalah persepsi mengenai seberapa
bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu. Self efficacy berhubungan dengan
keyakinan bahwa diri memiliki kemampuan tindakan yang diharapkan. Efficacy juga
merupakan penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan bisa atau tidak bisa
mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Efikasi ini berbeda dengan aspirasi
(cita-cita), karena cita-cita menggambarkan sesuatu yang ideal yang seharusnya
(dapat dicapai), sedang efficacy menggambarkan penilaian kemampuan diri.
Berdasarkan pendapat tersebut, self efficacy dapat dipandang sebagai keyakinan
seseorang terhadap kemampuannya untuk melakukan serangkaian tindakan dalam
dalam situasi tertentu.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Self Efficacy
Menurut Bandura dalam Lunenburg (2011:2) ada empat faktor yang
mempengaruhi self-efficacy antara lain:
a. Past performance
Past performancemerupakan sumber informasi self efficacy yang paling
berpengaruh. Dari pengalaman masa lalu terlihat bukti apakah seseorang
mengarahkan seluruh kemampuannya untuk meraih keberhasilan. Umpan balik
terhadap hasil kerja seseorang yang positif akan meningkatkan kepercayaan diri
memicu persepsi self efficacy menjadi lebih baik karena membuat induvidu tersebut
mampu mengatasi rintangan-rintangan yang lebih sulit nantinya.
b. Vicarious experience
Vicarious experience merupakan self efficacy dari pengalaman keberhasilan
yang telah ditunjukkkan oleh orang lain. Ketika melihat orang lain dengan
kemampuan yang sama berhasil dalam suatu bidang atau tugas melalui usaha yang
tekun, induvidu juga akan merasa yakin bahwa dirinya juga dapat berhasil dalam
bidang tersebut dengan usaha yang sama. Sebaliknya self efficacy dapat turun ketika
orang yang diamati gagal walaupun berusaha dengan keras. Induvidu juga akan ragu
berhasil dalam bidang tersebut. Peran vicarious experience terhadap self efficacy
seseorang sangat dipengaruhi oleh persepsi diri induvidu tersebut tentang dirinya
memiliki kesamaan dengan model. Semakin seseorang merasa dirinya mirip dengan
model, maka self efficacy menjadi semakin tidak dipengaruhi oleh perilaku model.
Seseorang akan berusaha mencari model yang lebih kompetensi atau kemampuan
yang sesuai dengan keinginannya. Dengan mengamati perilaku dan cara berfikir
model tersebut akan memberikan pengetahuan dan pelajaran tentang strategi dalam
menghadapi berbagai tuntutan lingkungan.
c. Verbal persuasion
Verbal persuasion digunakan secara luas untuk membujuk seseorang bahwa
mereka mempunyai kemampuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Orang
yang dapat persuasi secara verbal maka mereka memiliki kemampuan untuk
besardaripada orang yang tidak dipersuasi bahwa dirinya mampu pada bidang
tersebut.
d. Emotional Cues
Seseorang akan menilai kemampuannya berdasarkan tanda-tanda psikologis
yang dialaminya. Kondisi stress dan kecemasan dilihat induvidu sebagai tanda yang
mengancam ketidakmampuan diri. Ketika seseorang mengahadapi suatu tugas,
apakah cemas atau khawatir atau tertarik dapat mempengaruhi keyakinan akan
kemampuannya.
3. Dimensi Self-Efficacy
Menurut Bandura dalam Lunenburg (2011:1), ada tiga dimensi self efficacy.
Tiga dimensi self efficacy tersebut antara lain:
a. Magnitude
Magnitude berkaitan dengan derajat kesulitan tugas yang dihadapi.
Penerimaan dan keyakinan seseorang tehadap suatu tugas berbeda-beda. Mungkin
hanya terbatas pada tugas yang sederhana, menengah atau sulit. Persepsi induvidu
akan berbeda dalam memandang tingkat kesulitan dari suatu tugas. Ada yang
menganggap suatu tugas itu sulit sedangkan orang lain mungkin merasa tidak
demikian. Apabila sedikit rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas, maka
tugas tersebut akan mudah dilakukan.
Magnitude terbagi atas tiga bagian yaitu pertama analisis pilihan perilaku yang
akan dicoba, yaitu seberapa besar induvidu merasa mampu atau berhasil
situasi dan perilaku yang dirasa melampaui batas kemampuannya. Dan ketiga,
menyesuaikan dan menghadapi langsung tugas-tugas yang sulit.
b. Generality
Sejauh mana individu yakin akan kemampuannya dalam berbagai situasi tugas,
mulai dari dalam melakukan suatu aktivitas yang biasa dilakukan atau situasi tertentu
yang tidak pernah dilakukan hingga dalam serangkaian tugas atau situasi sulit dan
bervariasi. Pada dimensi generality induvidu akan menunjukkan kemampuannya
pada konteks tugas yang berbeda-beda, baik itu melalui tingkah laku, kognitif dan
afektifnya.
c. Strength
Kuatnya keyakinan seseorang mengenai kemampuan yang dimiliki. Hal ini
berkaitan dengan ketahanan dan keuletan induvidu dalam pemenuhan
tugasnya.Induvidu yang memiliki keyakinan dan kemantapan yang kuat terhadap
kemampuannya untuk mengerjakan suatu tugas akanterus bertahan dalam usahanya
meskipun banyak mengalami kesulitan dan tantangan.Dalam hal ini pengalaman
memiliki pengaruh terhadap self-efficacy yang diyakini seseorang. Pengalaman yang
lemah akan melemahkan keyakinan induvidu itu pula. Sedangkan induvidu yang
memiliki keyakinan kuat terhadap kemampuan mereka akan teguh dalam usaha
untuk melakukan kesulitan yang dihadapi. Jadi dapat disimpulkan bahwa
C. Prestise Profesi Guru 1. Pengertian Prestise
Prestise adalah sebuah kehormatan, wibawa dan kemampuan yang dimiliki
seseorang yang akhirnya membuatnya berbeda / istimewa bila dibandingkan dengan
orang lain yang ada di sekitarnya. Prestise merupakan peranan sosial terhadap
kedudukan tertentu, tingkatan tertentu pada posisi yang dihormati.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:895), prestise adalah wibawa
(perbawa) yang berkenaan dengan prestasi atau kemampuan seseorang. Jadi, prestise
selalu terkait dengan kemampuan seseorang dalam mencapai prestasi sehingga
mencapai posisi terhormat.
Sedangkan Menurut Chaplin (2011:383), prestise merupakan satu kondisi
sangat dihargai atau dijunjung tinggi oleh kolega atau rekan sejawat atau oleh
masyarakat pada umumnya. Dapat diartikan pula sebagai kegengsian, perbawa atau
martabat.
Henslin (2007:211) menyatakan bahwa seseorang biasanya memberikan lebih
banyak prestise terhadap pekerjaan tertentu daripada pekerjaan lain. Hal ini di dapat
pula mempertimbangkan bahwa pekerjan-pekerjaan yang berada di puncak memiliki
empat persamaan ciri yaitu, memberikan penghasilan lebih banyak, menuntut
pendidikan yang lebih tinggi, melibatkan pemikiran lebih, dan menawarkan otonomi
lebih besar (kebebasan dan kemandirian). Sebaliknya, tampak orang memberikan
prestise lebih rendah pada pekerjaan yang bergaji rendah, menuntut sedikit persiapan
merasa dihargai seseorang menginginkan agar orang lain mengakui prestise mereka
terhadap profesinya.
2. Profesi Guru
Profesiadalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
(keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu.Secara sederhana dapatlah
diartikan bahwa syarat-syarat profesi adalah janji atau ketentuan yang harus dimiliki
sekaligus dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian tertentu (termasuk guru).
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi, peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah (UU No. 14 tahun 2005). Berdasarkan undang-undang tersebut dengan
sangat jelas menunjukan bahwa guru merupakan seseorang yang menjadi faktor
kunci di dalam kelas, sehingga dalam tugasnya guru memiliki peran yang sangat
vital dan fundamental dalam membimbing, mengarahkan dan mendidik peserta didik
dalam kegiatan belajar mengajar. Pentingnya peran guru tersebut, tak tergantikan
oleh siapapun ataupun dengan teknologi canggih. Alat dan media pendidikan
maupun sarana dan prasarana sekolah. Multimedia dan segala bentuk teknologi
hanyalah sebagaimedia atau alat yang digunakan dalam menyampaikan
pembelajaran.Menurut Ali (Usman, 2013:15) menjelaskan bahwa guru sebagai
profesi memiliki tugas dan tanggung jawab yang begitu kompleks, tentunya memiliki
a. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan ilmu pengetahuan
yang mendalam.
b. Menekankan pada suatu keahlian pada bidang tertentu sesuai dengan bidang
profesinya.
c. Menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai.
d. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang
dilaksanakannya.
e. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
Menurut Hamalik (2007:118), karena pekerjaan guru adalah pekerjaan
profesional maka untuk menjadi guru harus memenuhi persyaratan yang berat.
Beberapa di antaranya adalah harus memiliki bakat menjadi guru, harus memiliki
keahlian, memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi, memiliki mental yang
sehat, berbadan sehat, memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas, guru harus
berjiwa pancasila dan guru harus seorang warga negara yang baik. Sedangkan
menurut Wolmer dan Mills ( Sadirman, 2007:134), pekerjaan guru dikatakan sebagai
profesi apabila memenuhi Kriteria sebagai berikut :
a. Memiliki spesialisasi dengan latar belakang teori yang luas. Artinya memiliki
pengetahuan umum yang luas dan keahlian khusus yang mendalam di
bidangnya.
b. Merupakan karier yang dibina secara organisatoris. Artinya ada keterikatan
dalam suatu organisasi profesional, memiliki otonomi jabatan, memiliki kode
c. Diakui masyarakat sebagai pekerjaan yang mempunyai status profesional.
Artinya memperoleh dukungan masyarakat, mendapat pengesahan dan perlindungan
hokum, memiliki persyaratan kerja yang sehat, dan memiliki jaminan hidup yang
layak.
Selain beberapa kriteria di atas, menurut Undang-Undang Guru dan Dosen No.
14 Tahun 2005, untuk menjadi guru yang profesional juga dituntut untuk dapat
menguasai kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian, dan profesional. Seorang guru
dikatakan profesional jika memiliki kemampuan dan kehlian khusus di bidang
keguruan sehingga dengan keahliannya dapat melakukan tugas dan fungsinya sebagai
pendidik yang mentransfer ilmu dan karakter kepada peserta didik dengan optimal
dan maksimal.
Oleh karena itu guru harus berperan serta secara aktif dan menempatkan
kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai tuntutan masyarakat yang semakin
berkembang. Sehingga guru yang mampu meningkatkan mutu dan kualitas
pendidikan akan dihargai statusnya oleh masyarakat. Jadi prestise profesi guru adalah
pandangan atau anggapan mengenai kewibawaaan seseorang yang berprofesi sebagai
guru karena berkenaan dengan kemampuan seseorang atas prestasinya sehingga dapat
mencapai posisi terhormat yang dihargai oleh masyarakat. Dari beberapa pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa prestise profesi guru guru dapat diukur melalui tiga
indikator yaitu tanggapan mengenai kedudukan profesi guru, tanggapan mengenai
D. Dukungan Orang Tua 1. Pengertian Orang Tua
Berbicara mengenai orang tua tentunya tidak dapat dipisahkan dari tempat
orang tua dan anak. Orang tua dan anak hidup dalam suatu unit yang disebut
keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Darajat, (Helmawati,
2014:39), menjelaskan bahwa orang tua adalah pembina atau pendidik pribadi yang
pertama dalam hidup. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka
merupakan unsur pendidikan yang tidak langsung, dengan sendirinya akan masuk ke
dalam pribadi anak yang sedang tumbuh dan berkembang.
Berdasarkan definisi-definisi tentang orang tua di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa orang tua adalah dua orang dewasa yang hidup bersama dalam ikatan
perkawinan yang telah melahirkan anak atau keturunan, yaitu ibu-bapak, yang
mempunyai tanggung jawab untuk membina anak-anak untuk diberikan pendidikan,
kasih sayang, serta kebutuhan lainnya agar kelak anak tersebut menjadi manusia
dewasa dan warga negara yang bertanggung jawab, disiplin, dan bergaul dengan baik
dalam masyarakat, juga membimbing anaknya dengan contoh yang baik dalam
menjalani kehidupan sehari-hari.
Selain itu orang tua juga telah memperkenalkan anaknya kedalam hal-hal yang
terdapat di dunia ini dan menjawab secara jelas tentang sesuatu yang tidak
dimengerti oleh anak. Maka pengetahuan yang pertama diterima oleh anak adalah
dari orang tuanya. Dan orang tua juga adalah sebagai lingkungan pertama dari
akhlak atau moral serta kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan juga orang tua sebagai
Pembina pribadi yang pertama bagi anaknya.
Dalam menjalankan tugasnya orang tua mempunya peran dan fungsi yang
sangat penting dalam kehidupan anak.Dalam penelitian ini peran yang dimaksudkan
adalah peranan orang tua.Peranan orang tua berarti berbagai hak dan wewenang serta
kewajiban orang tua dalam menjalankan perannya dalam keluarga bagi anaknya
dalam membina dan membimbing anaknya dalam keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara.
Sejalan dengan peranan orang tua, Soelaeman (Alinurdin dan Yayuk Rahayu,
2017: 8) mengemukakan delapan fungsi keluarga yang harus dilakukan oleh orang
tua, yaitu
a. Fungsi edukasi, adalah fungsi keluarga yang berkaitan dengan dengan
masalah pendidikan anak khususnya serta pembinaan anggota keluarga pada
umumnya.
b. Fungsi sosialisasi, adalah fungsi yang berkaitan dengan mempersiapkan anak
untuk menjadi anggota masyarakat yang yang baik, dalam hal ini keluarga berperan
sebagai penghubung antara kehidupan anak dan kehidupan sosial dan norma sosial
sehingga kehidupan di sekitarnya dapat dimengerti oleh anak, dan pada gilirannya
anak dapat berpikir dan berbuat positif di dalam dan terhadap lingkungannya.
c. Fungsi proteksi (perlindungan), adalah untuk menjaga dan memelihara anak
serta anggota keluarga lainnya dari tindakan negatif yang mungkin timbul, baik dari
d. Fungsi afeksi adalah bahwa di dalam komunitasnya dengan orang tua
maupun dengan lingkungannya anak tidak saja menggunakan mata dan telinga akan
tetapi dengan perasaannya.
e. Fungsi religious, berkaitan dengan orang tua untuk mengenalkan,
membimbing, memberi teladan dan melibatkananak serta anggota keluarga lainnya
mengenai kaidah-kaidah agama dan perilaku keagamaan.
f. Fungsi ekonomis, menunjukkan bahwa keluarga merupakan kesatuan
ekonomis berkaitan dengan pencarian nafkah, pembinaan usaha dan perencanaan
biaya.
g. Fungsi rekreasi, diwujudkan melalui penciptaan suasana kehidupan yang
tenang dan harmonis didalam keluarga.
h. Fungsi biologis, berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-keutuhan
biologis keluarga.
2. Dukungan Orang tua
Istilah dukungan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 279) sebagai
sesuatu yang didukung, sokongan bantuan. Dukungan dapat berarti bantuan atau
sokongan yang diterima seseorang dari orang lain. Dukungan juga berarti memberi
perhatian dan bantuan dalam bentuk tertentu, dengan tujuan memberi kekuatan agar
seseorang dapat terus maju. Dukungan juga dapat dianggap sebagai yang bermanfaat
bagi induvidu yang diperoleh dari orang lain. Dukungan merupakan kebutuhan yang
dinginkan oleh setiap induvidu, ini merupakan kebutuhan akan kasih sayang,
bantuan atau perhatian. Dalam penelitian ini dukungan yang paling besar berasal dari
orang tua diartikan sebagai sikap atau pemberian bantuan, perhatian dan rasa sayang
yang diberikan orang tua kepada anaknya atau anggota keluarga.Pemberian
dukungan dapat berupa teguran, pengarahan, membantu dalam menghadapi kesulitan
ataupun memberi hukuman apabila berbuat kesalahan (Shocib, 1998).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan orang tua
merupakan wujud sikap rasa sayang yang diberikan orang tua kepada anaknya
dengan memberikan perhatian, teguran dan pengarahan serta hukuman bila seseorang
berbuat salah, demi kebaikan dan kebutuhan anak tersebut.
Mahasiswa adalah bagian dari keluarga semenjak kecil hingga dewasa dan
diasuh oleh orang dewasa yaitu orang tua. Perhatian dan peran dukungan orang tua
memiliki pengaruh besar karena keluarga juga merupakan pendidikan dasar dan
lembaga pendidikan alamiah yang memiliki fungsi edukatif sangat besar. Interaksi
dalam keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar tehadap corak, tingkah laku,
sifat dan orang tualah yang memiliki peran penting tehadap proses sosialisasi anak.
Kemampuan orang tua dalam menyekolahkan anaknya berkaitan erat dengan
bagaimana orang tua tersebut memandang arti penting pendidikan bagi
anak-anaknya. Orang tua dalam menyekolahkan anaknya bukan hanya mengikuti arus
yang berada di sekitar lingkungannya akan tetapi memiliki harapan tertentu pada
hasil belajar anak nantinya. Orang tua memiliki dampak yang besar terhadap pilihan
anaknya dari segi pendidikan maupun jenis pekerjaan yang dipilih, di mana
untuk melakukan tindakan sesuai dengan apa yang didapat dari orang tua dan akan
disesuaikan dengan harapan anak maupun orang tua.
3. Dukungan Sosial Orang Tua
Dukungan sosial menurut Gottlieb (Navrida Tyoristi, 2015: 16) adalah
informasi verbal dan non verbal, saran, bantuan yang nyata yang diberikan oleh
orang-orang yang akrab dengan subyek atau berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat
memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku
penerimaannya. Dalam hal ini, orang yang memperoleh dukungan sosial secara
emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang
menyenangkan pada dirinya.
Sarafino (1990) yang mengatakan bahwa adanya dukungan sosial berarti
adanya penerimaan dari orang tua atau sekelompok orang tua terhadap terhadap
induvidu yang menimbulkan persepsi dalam dirinya bahwa ia disayangi,
diperhatikan, dihargai, dan ditolong. Selanjutnya Taylor (2003) mengatakan bahwa
dukungan sosial merupakan bentuk pemberian informasi serta merasa dirinya dicintai
dan diperhatikan terhormat dan dihargai.
Kesimpulan dari makna dukungan sosial yang dikemukan oleh para pakar di
atas adalah dukungan sosial merupakan bantuan nyata yang diberikan oleh
orang-orang yang akrab semisal dalam penelitian ini adalah orang-orang tua terhadap induvidu
(mahasiswa) yang akan menimbulkan persepsi dalam diri induvidu yaitu rasa bahwa
dia disayangi, diperhatikan, dihargai, ditolong, dicintai, dan dibimbing. Dalam hal ini
mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya. Adapun jenis
dukungan sosial adalah sebagai berikut :
a. Reliable alliance (Hubungan yang dapat diandalkan)
Pengetahuan yang dimiliki induvidu bahwa induvidu dapat mengandalkan
bantuan yang nyata dibutuhkan, induvidu yang menerima bantuan ini akan merasa
tenang karena induvidu menyadari adanya orang yang dapat diandalkan unruk
menolong bila induvidu mengalami kesulitan.
b. Guidance (Bimbingan)
Dukungan sosial berupa nasehat dan informasi dari sumber yang dapat
dipercaya.
c. Reassurance of worth ( Adanya Pengakuan)
Dukungan sosial ini berbentuk pengakuan atau penghargaan terhadap
kemampuan dan kualitas individu, dukungan ini akan membuat induvidu merasa
dihargai dan diterma, misalnya memberikan pujian kepada induvidu karena telah
melakukan sesuatu yang baik.
d. Attachment (Kedekatan emosional)
Dukungan ini berupa pengekspresian dari kasih sayang dan cinta yang diterima
induvidu, yang dapat memberikan rasa aman kepada induvidu yang menerimanya,
kedekatan dan memberikan rasa aman.
e. Social integration (Integrasi sosial)
Dikaitkan dengan dukungan yang dapat menimbulkan perasaan memiliki pada
minat, serta aktifitas sosialnya sehingga induvidu merasa dirinya dapat diterima oleh
kelompok tersebut.
f. Opportunity to nurturance (kesempatan untuk mengasuh)
Dukungan ini berupa perasaan bahwa induvidu dibutuhkan oleh orang lain, jadi
dalam hal ini subyek merupakan sumber dukungan bagi orang yang mendukungnya.
E. Kerangka Berfikir
1. Pengaruh Self Efficacy terhadap Minat Menjadi Guru
Profesi guru merupakan pekerjaan yang berperan penting untuk mencerdaskan
anak bangsa melalui proses pendidikan. Tidaklah mudah untuk menjadi guru karena
memiliki tanggung jawab yang tidak hanya mengajar saja. Profesi guru perlu diawali
dengan adanya minat terhadap profesi tersebut agar tercapainya keberhasilan
seseorang dalam kesiapan menjadi guru yang profesional. Untuk menumbuhkan
minat seseorang menjadi guru harusdiawali dengan adanya pengetahuan dan
informasi, ketertarikan terhadap profesi tersebut, dan kemauan terhadap profesi
tersebut. Untuk itu dalam menumbuhkan minat perlu didukung adanya self efficacy
untuk meningkatkan keyakinkan diri atas kemampuannya. Bandura dalam Woolfolk
(2009:219) mendefinisikan self efficacy sebagai keyakinan seseorang akan
kemampuannya untuk mengorganisasikan dan melaksanakan rangkaian tindakan
yang dibutuhkan untuk menghasilkan pencapaian tertentu. Sedangkan Woolfolk
(2009:219) berpendapat self efficacy merupakan keyakinan seseorang tentang
kompetensi yang dimilikinya di bidang tertentu. Jadi self efficacy merupakan