• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Self Efficacy, Prestise Profesi Guru dan dukungan orang tua terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi Bidang Kehalian Khusus Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Self Efficacy, Prestise Profesi Guru dan dukungan orang tua terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi Bidang Kehalian Khusus Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma - USD Repository"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH

SELF EFFICACY

, PRESTISE PROFESI GURU DAN

DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP MINAT MENJADI GURU

PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN

AKUNTANSIUNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh :

VITUS YOACHIM BATUBARA NIM : 141324026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKANILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGARUH

SELF EFFICACY

, PRESTISE PROFESI GURU DAN

DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP MINAT MENJADI

GURU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN

AKUNTANSIUNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh :

VITUS YOACHIM BATUBARA NIM : 141324026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Serahkanlah segala kekuatiran mu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu”

(1 Petrus 5:7)

Dengan penuh rasa syukur skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santo Yosep yang selalu membantu,

memberkati dan menuntun setiap perjuangan ku

2. Bapak Theodorus Edeng dan Ibu Donata Naul, selaku kedua orang tua saya,

terimakasih atas segala doa, kasih sayang, motivasi dan finansial yang tidak

bisa diukur oleh apapun

3. Adik-adikku tercinta Demetrius Danggung dan Yerimias Azor yang selalu

memberikan dukungan terhadap saya dan selalu menghibur di saat susah

4. Yuliana Ayu Wulaningsih sebagai teman yang selalu membantu dan

memberikan motivasi terhadap saya.

5. Teman-teman sedaerah ku yang di Jogja (Thomas Aquinas Salem, Tarsi Kam,

Irwan Pentor, Efrem Santoso, Ririn Saramose, Edwardus Wugut, Eben, Renal,

Kardo, Febri) yang selalu ada dalam keadaan senang maupun susah

6. Teman-teman Pendidikan Ekonomi 2014 terimakasih atas dinamika selama

perkuliahan, ilmu, kebaikan dan kebahagiaan yang sudah kalian berikan.

7. Pak Sunu yang selalu bersedia membantu saya dalam melancarkan segala

urusan yang ada di kampus

(6)

v MOTTO

“Tanpa gairah, anda tidak memiliki semangat,

tanpa semangat, anda tidak memiliki apa-apa” (Donald Trump)

“Kesempatan yang kamu ambil. orang yang kamu temui, orang yang kamu cintai dan

apa yang kamu percayai adalah hal-hal yang menggambarkan diri mu” (Denzel Washington)

“Beranilah untuk menunjukkan bahwa anda berbeda, beranilah untuk mengatakan tidak

suka, beranilah untuk dibenci karena kejujuran dan menerima diri apa adanya lebih

(7)
(8)
(9)

viii

ABSTRAK

PENGARUH SELF EFFICACY, PRESTISE PROFESI GURU DAN DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP MINAT MENJADI GURU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Vitus Yoachim Batubara Universitas Sanata Dharma

2018

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh self efficacy, prestise profesi guru, dan dukungan orang tua terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori yang dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma pada bulan Mei 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan Tahun 2014-2017. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 272 mahasiswa. Sampel diambil menggunakan teknik sampling jenuh. Data dikumpulkan dengan menggunaan kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) self efficacy berpengaruh positif terhadap minat menjadi guru; (2) prestise profesi guru berpengaruh positif terhadap minat menjadi guru; (3) dukungan orang tua berpengaruh positif terhadap minat menjadi guru; dan (4) self efficacy, prestise profesi guru dan dukungan orang tua secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat menjadi guru.

(10)

ix

ABSTRACT

THE EFFECT OF SELF EFFICACY, THE PRESTIGE OF TEACHER PROFESSION, AND PARENTS SUPPORT ON STUDENT INTEREST TO BE A TEACHER OF ECONOMIC EDUCATION STUDENTS OF SANATA

DHARMA UNIVERSITY

Vitus Yoachim Batubara Sanata Dharma University

2018

The purpose of this research is to examine and analyze the effect of self efficacy, the prestige of teacher proffesion, and parents support on studentsinterest to be a teacher of Economic Education Students of Sanata Dharma University. This research is an expalanatory study which conducted in May 2018. The respondents of the study are Economic Students of Sanata Dharma University. The number of samples in this research were 272 students. The research sampling technique is saturation technique. The data collection method was a questionnaire. The data analysis technique was multiple linear regression analysis.

The result of data analysis showed that (1) self efficacy positively affected students interest to be a teacher; (2) the prestige of teacher profession positively affected students interest to be a teacher; (3) parents support positively affected students interest to be a teacher; and (4) both self efficacy, the prestige of teacher proffesion, and parents support had effect on students interest to be a teacher.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmat-Nya yang

melimpah kepada penulis dalam menyelesailan skripsi yang berjudul “PengaruhSelf Efficacy, Prestise Profesi Guru dan Dukungan Orang Tua Terhadap Minat menjadi Guru Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan akhir mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucpapkan rasa syukur dan terima kasih

kepada:

1. Bapak Dr.Y. Harsoyo, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed., Ketua Program Studi

Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Ekonomi.

4. Bapak Yohanes M. V. Mudayen, S.Pd., M.Sc., dosen pembimbing yang telah

sabar membimbing dan meluangkan banyak waktu untuk memberikan

bimbingan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi.

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang sudah memberikan ilmu dan pengetahuan

(12)
(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO . ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 9

C. Rumusan Masalah ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 11

(14)

xiii

F. Definisi Operasional ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 15

A. Minat Menjadi Guru ... 15

1. Pengertian Minat ... 15

2. Aspek- Aspek Minat ... 16

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat... 17

4. Minat Menjadi Guru... 19

B. Self Efficacy ... 21

1. Pengertian Self Efficacy ... 21

2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Self Efficacy ... 22

3. Dimensi Self Efficacy ... 24

C. Prestise Profesi Guru ... 26

1. Pengertian Prestise ... 26

2. Profesi Guru ... 27

D. Dukungan Orang Tua ... 30

1. Pengertian Orang Tua ... 30

2. Pengertian Dukungan Orang Tua ... 32

3. Dukungan Sosial Orang Tua ... 34

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 43

E. Operasionalisasi Variabel ... 45

F. Sumber Data ... 48

G. Teknik Pengumpulan Data ... 49

(15)

xiv

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 52

J. Teknik Analisis Data ... 58

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 69

A. Deskripsi Data ... 69

1. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .... 69

2. Deskripsi Variabel... 70

a. Self Efficacy ... 70

1. Uji Multikolinearitas ... 80

2. Uji Heteroskedastisitas ... 81

D. Pengujian Hipotesis dan Analisis Variabel ... 83

1. Analisis Regresi Linear Berganda... 83

E. Pembahasan ... 87

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 96

A. Kesimpulan ... 96

(16)

xv

C. Keterbatasan ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 100

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang

Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi angkatan 2014-2017 ... 44

Tabel 3.2 Skala Likert Minat Menjadi Guru ... 47

Tabel 3.3Skala Likert Self Efficacy ... 47

Tabel 3.4 Skala Likert Prestise Profesi Guru ... 48

Tabel 3.5 Skala Likert Dukungan Orang Tua ... 48

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 50

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Minat Menjadi Guru ... 54

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Variabel Self eficacy ... 54

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Prestise Profesi Guru ... 55

Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Dukungan Orang Tua ... 56

Tabel 3.11 Hasil Uji Relibilitas ... 58

Tabel 5.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 70

Tabel 5.2 Interval Skor Variabel Self eficacy ... 71

Tabel 5.3 Interval Skor Variabel Prestise Profesi Guru ... 73

Tabel 5.4 Interval Skor Variabel Dukungan Orang Tua ... 74

(18)

xvii

Tabel 5.6 Hasil Uji Normalitas ... 77

Tabel 5.7 Hasil Uji Linearitas Variabel Self efficacy dengan Minat menjadi Guru pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi ... 78

Tabel 5.8 Hasil Uji Linearitas Variabel Prestise Profesi Guru dengan Minat menjadi Guru pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi ... 78

Tabel 5.9 Hasil Uji Linearitas Variabel Dukungan Orang Tua dengan Minat menjadi Guru pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi ... 79

Tabel 5.10 Rangkuman Hasil Uji Linearitas ... 80

Tabel 5.11 Hasil Uji Multikolinearitas ... 80

Tabel 5.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 82

Tabel 5.13 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 83

Tabel 5.14 Hasil Uji F ... 85

(19)

xviii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 41

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 103

Lampiran 2 Data Mentah Penelitian ... 111

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 146

Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas dan Uji Linearitas ... 150

Lampiran 5 Hasil Uji Multikolinieritas dan Uji Heteroskedastisitas ... 153

Lampiran 6 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda ... 155

Lampiran 7 Hasil Uji F dan Uji Determinasi ... 157

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian ... 159

(21)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini dunia kerja berkembang semakin pesat. Untuk

menghadapi perkembangan yang ada , dibutuhkan sumber daya manusia yang

memiliki keahlian dan kemampuan yang dapat bersaing di pasar kerja. Hal ini

tentunya memicu timbulnya lapangan kerja baru yang siap ditempati oleh para tenaga

kerja yang berkualitas dan memiliki potensi untuk meningkatkan kemajuan. Dengan

hadirnya lapangan kerja yang baru, menuntut adanya sumber daya manusia yang

berkualitas. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mencetak sumber

daya manusia yang berkualitas. Secara teknis, pemerintah telah mendesain sistem

pendidikan dengan cermat. Namun, berhasil atau tidaknya sistem tersebut,

dipengaruhi oleh peran tenaga pendidik. Peran tenaga pendidik dalam hal ini adalah

guru yang menjadi ujung tombak pendidikan. Guru adalah orang yang bertanggung

jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik secara

langsung. Jika seorang guru gagal dalam memainkan perannya dalam mengajarkan

ilmu dan mendidik siswa, maka pendidikan di Indonesia juga akan gagal. Untuk

menghadapi hal itu, maka setiap lembaga yang menghasilkan tenaga kependidikan

dituntut untuk terus-menerus melakukan pembaruan di bidang pendidikan dan

meningkatkan kompetensi lulusannya agar mampu bersaing secara global serta dan

(22)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang ada di Universitas Sanata

Dharma telah berusaha mendidik mahasiswa untuk menjadi pendidik yang

professional. Mahasiswa yang memilih jurusan kependidikan di Universitas Sanata

Dharma semakin meningkat. Hal ini menunjukkan masih banyak mahasiswa yang

berminat menjadi guru. Dengan adanya peningkatan diharapkan mampu mencetak

tenaga pendidik atau guru yang berkualitas. Diharapakan pula mahasiswa yang telah

masuk jurusan kependidikan nantinya bekerja menjadi guru.

Meskipun demikian, pada saat ini tidak sedikit mahasiswa yang telah diterima

di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, khususnya

pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Akuntansi kurang memiliki minat untuk memilih profesi sebagai guru. Hal ini

diketahui berdasarkan studi pelacakan alumni FKIP yang dilakukan oleh Bapak

Harsoyo dan Tim FKIP USD pada tahun 2017 pada Pendidikan Akuntansi, yang

bekerja sebagai guru hanya 22,22%. Sebagian besar 77,78% meemilih pekerjaan

yang non guru. Beberapa alumni bekerja sebagai staff accounting, admin,

accounting, staff administrasi, karyawan, wirausaha, finance, kasir, staff HRD,

customer verification, dan lain-lain. Kenyataan ini menunjukkan bahwa masih

banyak mahasiswa lulusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan terutama

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

lebih memilih untuk bekerja pada perusahaan mamupun bank dan bukan memilih

profesi guru sebagai latar belakang pendidikannya. Jumlah yang bekerja di instansi

(23)

nonkependidikan. Seharusnya mahasiswa kependidikan yang bekerja menjadi guru

lebih banyak karena mahasiswa pendidikan memang disiapkan untuk menjadi guru.

Sebagaimana dijelaskan dalam pasal 1 UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, dijelaskan bahwa guru merupakan tenaga pendidik profesional yang memiliki

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, serta pendidikan menengah. Guru juga dituntut harus memiliki empat

kompetensi, di antaranya yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dengan adanya peraturan ini tentu

saja menuntut agar para guru dapat meningkatkan kemampuannya untuk menjadi

guru yang lebih profesional. Bagi para mahasiswa yang mengambil jurusan di bidang

kependidikan diharapkan tidak menganggap kompetensi tersebut sebagai beban bagi

para calon guru dan merasa tidak mampu untuk melaksanakan tugas guru dengan

maksimal, karena guru menjadi ujung tombak yang memiliki tanggung jawab

terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik secara langsung.

Satu hal yang menjadi pembicaraan saat ini adalah kebijakan dunia pendidikan

khususnya kesejahteraan guru. Sekilas profesi guru memang sangat menjanjikan,

tetapi itu bagi beberapa golongan saja. Gaji pokok cukup besar, banyak tunjangan,

tetapi hal itu tak dirasakan oleh mereka yang masih berstatus guru honorer. Apalagi

yang mengajar di sekolah swasta yang tergantung pada uang sekolah yang dibayarkan

siswa yang juga tidak banyak. Tentu hal ini akan menimbulkan keraguan akan minat

(24)

Mahasiswa yang masih kurang yakin dengan minatnya, maka akan

memunculkan kurangnya perhatian terhadap suatu hal. Apabila seseorang kurang

berminat terhadap sesuatu kegiatan atau profesi, maka akan mengakibatkan

kurangnya perhatian serta usahanya untuk meningkatkan minatnya. Minat memegang

peranan yang penting dalam suatu proses pendidikan. Minat merupakan kunci dalam

diri seseorang untuk memperlancar dan menggairahkan seseorang dalam

mempelajari sesuatu. Minat yang dimiliki seseorang akan memberikan stimulus

untuk lebih giat belajar dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Karena pada

dasarnya minat merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu. Jika seseorang memiliki minat yang tinggi

terhadap profesi guru, namun tidak memiliki upaya untuk meraihnya, maka minat

tersebut tidak akan berkembang. Karena minat merupakan stimulus yang harus

direspon seseorang melalui tindakan nyata.

Minat terhadap profesi yang telah dipilih sejak awal, sebaiknya juga

berdasarkan rasa senang dan perhatian seseorang terhadap profesi tersebut. Perasaan

senang seseorang terhadap suatu profesi tentu akan menimbulkan minat yang tinggi

terhadap profesi tersebut. Menurut Slameto (2010:180) minat adalah suatu rasa suka

dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.

Sedangkan Hurlock (2010:114) mendefinisikan minat sebagai sumber motivasi yang

mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan diberikan kebebasan

memilih. Minat untuk menjadi guru dapat diartikan sebagai suatu ketertarikan

seseorang terhadap profesi guru. Minat tersebut dapat timbul berdasarkan keyakinan

(25)

dari sudut pribadi induvidu. Bila seseorang tidak memiliki minat dan perhatian

terhadap suatu objek yang dipelajari maka akan sulit diharapkan timbulnya minat.

Karena untuk menimbulkan minat perlu adanya ketertarikan terhadap suatu dan ingin

mencapainya. Menurut Hurlock (2010:144) faktor yang mempengaruhi minat

seseorang terhadap suatu profesi antara lain sikap orang tua, prestise pekerjaan,

kekaguman pada seseorang, kemampuan, kesesuaian seks (gender), otonomi dalam

bekerja, stereotip budaya dan pengalaman pribadi. Sedangkan menurut Shaleh dan

Wahab, faktor-faktor yang mempengaruhi minat dikelompokkan menjadi faktor dari

dalam diri induvidu yang bersangkutan (bobot, umur, jenis, pengalaman, perasaan

mampu, kepribadian) dan faktor yang berasal dari luar mencakup lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dari beberapa faktor di

atas peneliti membatasi pada 3 faktor yang mempengaruhi minat menjadi guru pada

mahasiswa Program studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Akuntansi yaitu self efficacy, prestise profesi guru dan dukungan orang tua.

Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu profesi harus berkeyakinan

untuk mampu mencapai tujuan tersebut. Keyakinan terhadap kemampuan diri

merupakan faktor dari dalam diri yang mempengaruhi minat. Dalam hal ini adalah

self efficacy yang dipandang sebagai keyakinan seseorang terhadap kemampuannya

untuk melakukan serangkaian tindakan dalam situasi tertentu. Penelitian yang

dilakukan Marini dan Hamidah (2014) yang berjudul “Pengaruh Self Efficacy, Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah terhadap minat Berwirausaha Siswa

(26)

penelitian tersebut terdapat kesamaan yaitu self efficacy dan minat tetapi penelitian

tersebut mengenai minat berirausaha sedangkan penelitian ini minat menjadi guru.

Perbedaannya adalah pada variabel prestise profesi guru dan dukungan orang tua

serta subjek penelitian.

Bandura dalam Woolfolk (2009:219) mendefinisikan self efficacy sebagai

keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk mengorganisasikan dan

melaksanakan rangkaian tindakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan pencapaian

tertentu. Selain self efficacy, pandangan dalam diri seseorang mengenai prestise

profesi guru dapat mempengaruhi minat seseorang menjadi guru. Sejak kecil setiap

orang menemukan bahwa pekerjaan mempunyai tingkat prestisenya masing-masing.

Mahasiswa tentu memiliki padangan-pandangan tertentu terhadap prestise profesi

guru sebelum menentukan pilihannya menjadi menjadi guru. Pada umumnya orang

masih menganggap kedudukan profesi guru masih di bawah profesi yang bergengsi

seperti dokter, perbankan, staf di perusahaan, insinyur dan pekerjaan kantor lainnya.

Sehingga prestise profesi guru dan tingkat kegengsian terhadap profesi tersebut

masih rendah dibandingkan profesi lainnya. Namun, beberapa yang menganggap

profesi guru merupakan profesi yang prestisius dan harus dihargai seperti profesi

lainnya karena peran guru sangat penting dalam meningkatkan kualitas anak bangsa.

Faktor lain yang mempengaruhi seseorang berminat menjadi guru yaitu orang

tua, dalam hal ini adalah dukungan yang diberikan orang tua. Orang tua mempunyai

peranan yang cukup besar dalam memberikan pengetahuan, informasi bagi

mahasiswa untuk menumbuhkan minat menjadi guru, karena dalam lingkungan

(27)

pembiasaan, dan isi serta cara-cara pendidikan. Di dalam keluarga akan selalu

menumbuhkan watak, budi pekerti dan kepribadian setiap manusia. Keluarga

terutama orang tua mempunyai peranan yang penting dan cukup berpengaruh

terhadap anaknya termasuk dalam hal memilih pekerjaan atau profesi yang akan

dipilih serta mendapatkan informasi tentang karier pekerjaan di masa yang akan

datang. Pada kenyataannya banyak orang tua yang beranggapan bahwa profesi guru

bukanlah sebuah profesi yang yang menjanjikan, dilihat dari segi materi atau

penghasilan seorang guru yang masih rendah. Sehingga kebanyakan orang tua tidak

mengarahkan anak-anaknya untuk memilih profesi guru yang kemudian berdampak

pada masih kurang diminatinya profesi guru di kalangan mahasiswa. Banyak orang

tua menilai bahwa status pekerjaan masih dianggap menjadi tolak ukur tingkat

keberadaan dan keberhasilan seseorang. Termasuk juga status pekerjaan sebagai

seorang guru, masih dianggap sebagai status yang kurang elit di mata orang tua.

Mereka menganggap bahwa pekerjaan sebagai dokter, hakim, pengacara, akuntan,

arsitek dan yang lainya merupakan pekerjaan yang lebih menjanjikan dari pada

menjadi seorang guru. Padahal apabila dilihat lebih jauh profesi guru merupakan

profesi yang mulia karena dari profesi inilah akan lahir sumber daya manusia yang

berkualitas.

Tentu setiap orang tua memiliki pandangan yang berbeda. Beberapa orang tua

yang masih mendukung anaknya untuk menjadi guru dan dari perbincangan

sehari-hari di kampus, tidak sedikit mahasiswa yang kuliah di FKIP karena mengikuti

(28)

Selain dukungan informasi dan dukungan emosional (motivasi, semangat,

dorongan), hal yang yang paling nyata dirasakan mahasiswa adalah dukungan

finansial. Dukungan finansial berhubungan dengan biaya pendidikan tinggi. Untuk

bisa belajar di perguruan tinggi, bantuan finansial menjadi syarat utama, terlebih

pada universitas swasta. Dukungan finansial dibutuhkan untuk untuk biaya

pendaftaran masuk, pembelian buku, kerja praktek, biaya transportasi, dan bisa jadi

biaya hidup bagi mereka yang tinggal terpisah dari orang tua. Orang tua meyakini

bahwa salah satu tanggung jawab mereka adalah biaya kuliah, tentu dengan

mempertimbangkan besarnya pendapatan dan jumlah anak. Berdasarkan fenomena di

atas, mahasiswa masih membutuhkan orang tuanya untuk terlibat dalam pedidikan

mereka. Dukungan yagng diberikan orang tua kepada mahasiswa yang dalam hal ini

adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Akuntansi yang nantinya akan dipersiapkan menjadi seorang guru akan

semakin memantapkan minat mereka menjadi guru dan menambah motivasi agar

terus belajar dan berusaha mencapai tujuan atau minatnya.

Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Ardyani dan Latifah (2014) dengan judul

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa menjadi guru akuntansi

pada mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2010 Universitas Negeri Semarang.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat tujuh kelompok faktor yang

mempengaruhi minat menjadi guru akuntansi yaitu persepsi mahasiswa, kejahteraan

guru, prestasi belajar, pengalaman PPL, teman bergaul, lingkungan keluarga,

kepribadian. Pada faktor keluarga terdapat 3 item pembentuk atau faktor lain di

(29)

keluarga. Namun peneltian ini hanya mengambil dari salahsatu dari faktor keluarga

yaitu dukungan orang tua.

Bertitik tolak dari beberapa faktor di atas maka penulis tertarik untuk meneliti

tentang: “Pengaruh Self Efficacy, Prestise Profesi Guru, dan Dukungan Orang Tua Terhadap Minat Menjadi Guru Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi USD”.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, agar

lebih mempermudah penelitian dan pembahasan lebih spesifik serta masalah yang

diteliti lebih terfokus maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut

1. Self Efficacy

Self Efficacy adalah keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk

mengorganisasikan dan melaksanakan rangkaian tindakan yang dibutuhkan untuk

menghasilkan pencapaian tertentu. Variabel self efficacy dalam penelitian ini adalah

persepsi mahasiswa terhadap tingkat self efficacy.

2. Prestise Profesi guru

Prestise profesi guru adalah anggapan atau pandangan yang menganggap

kedudukan profesi guru masih jauh di bawah profesi bergengsi lainnya seperti dokter,

perbankan, insinyur dan pekerjaan kantor lainnya. Variabel prestise profesi guru

(30)

3. Dukungan Orang tua

Dukungan orang tua adalah wujud sikap rasa sayang yang diberikan orang tua

kepada anaknya dengan memberikan perhatian, teguran, informasi dan pengarahan

yang menimbulkan persepsi atau motivasi untuk melakukan tindakan sesuai yang

diharapkan. Variabel dukungan orang tua dalam penelitian ini adalah persepsi

mahasiswa terhadap tingkat dukungan orang tua.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah Self Efficacy berpengaruh terhadap minat menjadi guru pada

mahasiswa pendidikan akuntansi USD?

2. Apakah prestise profesi berpengaruh terhadap minat menjadi guru pada

mahasiswa pendidikan akuntansi USD?

3. Apakah Dukungan orang tua berpengaruh terhadap minat menjadi guru pada

mahasiswa pendidikan akuntansi USD?

4. Apakah Self Efficacy, prestise profesi guru, dukungan orang tua berpengaruh

terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa pendidikan akuntansi USD?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh self efficacy terhadap minat menjadi

(31)

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh prestise profesi guru terhadap minat

menjadi guru pada mahasiswa pendidikan akuntansi USD.

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Dukungan orang tua terhadap minat

menjadi guru pada mahasiswa pendidikan akuntansi USD.

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh self efficacy, prestise profesi guru.

Dan dukungan orang tua terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa

pendidikan akuntansi USD.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang luas,

khususnya perkembangan di dunia pendidikan yang berkenan dengan pengaruh self

efficacy, prestise profesi guru dan dukungan orang tua terhadap minat mahasiswa

menjadi guru.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai masukan bagi mahasiswa untuk meningkatkan minatnya sebelum

memilih profesi guru.

b. Memperoleh wawasan dan dapat mengetahui secara mendalam latar belakang

(32)

F. Definisi Operasional

Variabel penelitian secara operasional dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Minat menjadi guru

Dalam penelitian ini minat menjadi guru adalah ketertarikan seseorang

terhadap profesi guru yang ditunjukkan adanya pemusatan pikiran, perasaan senang

dan memiliki perhatian yang lebih terhadap profesi guru. Variabel minat menjadi

guru dalam penelitian ini adalah persepsi mahasiswa mengenai minat menjadi guru.

Skala pengukuran untuk mengukur variabel minat menggunakan skala likert,

di mana kategori yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan

Skor

(+) (-)

Sangat Setuju (ST) 5 1

Setuju (S) 4 2

Kurang Stuju (KS) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

2. Self Efficacy

Dalam penelitian ini self efficacy adalah keyakinan mahasiswa akan

kemampuan diri untuk mengorganisasikan dan melaksanakan rangkaian tindakan

yang dibutuhkan dalam menjadi guru. Variabel self efficacy dalam penelitian ini

(33)

Skala pengukuran untuk mengukur variabel self efficacy menggunakan skala

likert, dimana kategori yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan

mahasiswa mengenai kebanggaan, kewibawaaan atau kehormatan profesi guru

sehingga dapat mempengaruhinya untuk minat menjadi guru. Variabel prestise

profesi guru dalam penelitian ini adalah persepsi mahasiswa terhadap prestise profesi

guru.

Skala pengukuran untuk mengukur variabel prestise profesi guru menggunakan

skala likert, dimana kategori yang digunakan adalah sebagai berikut:

(34)

4. Dukungan Orang Tua

Dalam penelitian ini dukungan orang tua adalah persepsi mahasiswa terhadap

dukungan, perhatian serta pengarahan yang diberikan orang tua kepada anaknya agar

menimbulkan motivasi dan minat menjadi guru. Variabel dukungan orang tua dalam

penelitian ini adalah persepsi mahasiswa terhadap tingkat dukungan orang tua. Skala

pengukuran untuk mengukur variabel dukungan orang tua menggunakan skala likert,

di mana kategori yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan

Skor

(+) (-)

Selalu (SL) 4 1

Sering (SR) 3 2

Kadang-kadang (KK) 2 3

(35)

15 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat Menjadi Guru 1. Pengertian Minat

Menurut Ahmadi (2009:148) minat merupakan sikap jiwa seseorang termasuk

ketiga fungsi jiwanya (kognisi, emosi dan emosi) yang tertuju pada sesuatu, dan

dalam hubungan itu unsur perasaan yang terkuat. Jika seseoarang tertuju pada suatu

objek, maka akan dimulai dengan adanya minat terhadap hal tersebut.

Pendapat mengenai minat juga diungkapkan oleh Syah (2008:136)bahwa minat

berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu. Slameto (2010:180) berpendapat bahwa minat merupakan rasa

suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Shaleh dan Wahab (205 : 263)menambahkan bahwa minat sebagai sumber yang

mendorong manusia untuk melakukan apa yang mereka inginkan memiliki

kebebasan untuk memilih. Sedangkan menurut Hurlock (2010) mengartikan minat

sebagai sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka

inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan

menguntungkan, mereka merasa berminat.

Berdasarkan pengertian minat dari beberapa pendapat di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa timbulnya minat seseorang ditandai dengan adanya keinginan

untuk terlibat secara langsung serta merasa tertarik atau senang terhadap suatu objek.

(36)

seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada yang lain, dapat pula dinyatakan

melalui partisispasi dalam suatu aktivitas.

2. Aspek-Aspek Minat

Menurut Hurlock (2010:117), Minat terbagi menjadi dua aspek yaitu aspek

kognitif dan afektif. Pada aspek kognitif minat muncul berdasarkan pengalaman

pribadi dan hal yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah, dan lingkungan

masyarakat serta berbagai jenis media massa. Aspek afektif merupakan konsep yang

membangun aspek kognitif. Minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang

ditimbulkan dan berkembang berdasarkan pengalaman pribadi dari sikap orang yang

penting yaitu orang tua, guru, dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan

dengan minat tersebut.

Sedangkan pendapat Ahmadi (2009:148), minat mengandung unsur-unsur

kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak). Minat mengandung

unsur kognisi, artinya minat didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai

objek yang dituju oleh minat tersebut. Minat mengandung suatu unsur emosi karena

dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai dengan perasaan tertentu (biasanya

perasaan senang). Pengetahuan dan informasi mengenai profesi guru merupakan

salah satu unsur yang mendorong minat seseorang seseorang untuk menjadi guru.

Apabila seseorang telah mempunyai pengetahuan dan informasi yang akurat tentang

profesi guru, maka orang tersebut dimungkinkan akan tertarik untuk menjadi guru.

Sedangkan konasi merupakan kelanjutan dari unsur kognisi dan emosi yang

(37)

diminati. Kemauan tersebut kemudian direalisasikan sehingga memiliki kehendak

terhadap suatu bidang atau objek yang diminati.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat

Menurut Hurlock (2010:144) faktor-faktor yang mempengaruhi minat

seseorang terhadap suatu profesi antara lain

a. Sikap Orang Tua

Pemberian dukungan dan semangat terhadap anak untuk memilih pekerjaan

sesuai dengan keinginan induvidu maupun orang tua. Orang tua juga dapat

menganjurkan anaknya untuk menghindari pekerjaan tertentu karena dianggap tidak

menguntungkan

b. Pekerjaan Bergengsi

Sudah sejak kecil seseorang menemukan bahwa pekerjaan mempunyai tingkat

prestise. Misalnya pekerjaan kantor jauh lebih bergengsi dari pekerjaan di pabrik.

c. Kekaguman pada Seseorang

Seseorang mengembangkan sikap positif terhadap pekerjaan orang yang

dikagumi atau dipuja, misalnya guru, pemimpin masyarakat atau orang yang ternama

di media masyarakat.

d. Kemampuan dan Minat

Kemampuan fisik dan kecerdasan sesorang, minat dan kepribadiannya

memegang peranan penting dalam sikap mereka terhadap berbagi pekerjaan.

(38)

Laki-laki akan lebih tertarik dengan pekrjaan yang sesuai jenis kelaminnya dan

perempuan mempunya sikap yang lebih positif terhadap pekerjaan yang dianggap

“pekerjaan wanita” daripada terhadap “pekerjaan pria”.

f. Stereotip Budaya

Ketika seseorang belajar mengenai berbagi pekerjaan mereka juga belajar

tentang stereotip budayayang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.

g. Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi dengan orang dari berbagai profesi mewarnai sikap

seseorang terhadap profesi tersebut.

Sebenarnya cukup banyak faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat

terhadap pekerjaan, namun secara garis besar menurut Shaleh dan Wahab

(2004:263) dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu dari dalam diri induvidu yang

bersangkutan (bobot, umur, jenis, pengalaman, perasaan mampu, kepribadian) dan

yang berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan

lingkungan masyarakat. Sedangkan Crow and crow (Shaleh dan Wahab, 2005:264),

berpendapat ada tiga faktor yang mempengaruhi timbulnya minat yaitu

a. Dorongan dari dalam diri induvidu, misalnya dorongan makan dan ingin tahu.

b. Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk

melakukan suatu aktivitas tertentu.

c. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang berat dengan emosi.

Dari ketiga faktor tersebut dapat dijelaskan bahwa minat dipengaruhi dorongan

dari dalam diri induvidu yang dapat membangkitkan seseorang untuk melakukan

(39)

berupa penghargaan. Misalnya minat seseorang untuk belajar atau menuntut ilmu

pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan dari masyarakat, karena

seseorang yang memilki pengetahuan yang cukup luas akan mendapatkan kedudukan

yang tinggi dan dihargai masyarakat. Yang terakhir adalah faktor emosional yang

berkaitan dengan emosi atau perasaan. Misalnya jika seseorang memperoleh

kesuksesan pada aktivitas maka akan menimbulkan perasaan senang dan hal tersebut

memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut. Karena kepribadian orang itu

kompleks, maka timbulnya minat tidak berdiri sendiri, melainkan satu perpaduan

dari ketiga faktor tersebut.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, faktor yang mempengaruhi minat

menjadi guru dalam penelitian ini adalah self efficacy, prestise profesi guru dan

dukungan orang tua.

4. Minat Menjadi Guru

Menurut Usman (2013:5) guru merupakan jabatan atau profesi yang

memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Profesi ini tidak dapat dikerjakan oleh

orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan

sebagai guru walaupun kenyataannya masih ada yang dilakukan oleh orang di luar

kependidikan. Dalam UU No. 14 tahun 2005 pasal 1 dijelaskan guru adalah pendidik

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini

jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selanjutnya

(40)

profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan

anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dijelaskan bahwa guru

adalah pendidik, yakni tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru dosen,

konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain

yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan

pendidikan. Dengan kata lain guru merupakan seseorang yang mengabdikan diri dan

diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan dalam masyarakat. Selain itu

guru memiliki jabatan profesional dan memberikan layanan ahli yang menuntut

persyaratan kemampuan yang secara akademik dan pedagogis maupun secara

profesional dapat diterima oleh pihak tempat pendidik bertugas, baik penerima jasa

layanan secara langsung maupun pihak lain terhadapsiapa pendidik bertanggung

jawab. Untuk menjadi guru dibutuhkan keahlian khusus, maka harus lulus pendidikan

keguruan atau pendidikan profesi dan ujian sertifikasi, baik ujian tertulis, kinerja

maupun portofolio. Seorang guru juga dituntut untuk mempunyai profesionalitas

dalam menjalankan tugasnya sedangkan pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga

profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik.Profesionalitas guru dimaksudkan

untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran yang

(41)

Minat menjadi guru adalah ketertarikan seseorang terhadap profesi guru yang

ditunjukkan dengan adanyaperasaan senang dan perhatian yang lebih terhadap profesi

guru dan memiliki keahlian di bidangnya. Perasaan senang terhadap profesi guru

tersebut tumbuh dari dalam diri seseorang tanpa ada orang lain yang menyuruh.

Elemen minat menjadi guru bisa dimulai dengan mengenal pengetahuan dan

informasi mengenai profesi guru, perasaan senang dan ketertarikan terhadap profesi

guru, perhatian yang lebih besar terhadap profesi guru serta kemauan dan hasrat

untuk menjadi guru. Maka dapat disimpulkan minat menjadi guru dapat diukur

melalui indikator antara lain kognisi (mengenal yaitu dengan adanya pengetahuan dan

informasi yang memadai), emosi (adanya perasaan senang dan ketertarikan), serta

konasi (adanya kemauan dan hasrat untuk berkehendak menjadi guru).

B. Self Efficacy

1. Pengertian Self Efficacy

Menurut Chaplin (2011:145) self merupakan induvidu sebagai mahluk yang

sadar, ego, atau aku, kepribadian dan organisasi sifat-sifat. Sedangkan menurut

Suryabrata (2010: 245) self diartikan menjadi dua yaitu

a. Sikap dan perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri, dan

b. Suatu keseluruhan proses psikologi yang menguasai tingkahlaku dan

penyesuaian diri.

Arti yang pertama dapat disebut pengertian self sebagai obyek, karena

pengertian ini menunjukkan sikap, perasaan pengamatan dan penelitian seseorang

(42)

dipikirkan orang tentang dirinya. Arti yang kedua dapa kita sebut pengertian self

sebagai proses. Dalam hal ini self itu adalah suatu kesatuan yang terdiri dari

proses-proses aktif seperti berpikir, mengingat dan mengamati.

Menurut Alwisol (2010:287) self efficacy adalah persepsi mengenai seberapa

bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu. Self efficacy berhubungan dengan

keyakinan bahwa diri memiliki kemampuan tindakan yang diharapkan. Efficacy juga

merupakan penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan bisa atau tidak bisa

mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Efikasi ini berbeda dengan aspirasi

(cita-cita), karena cita-cita menggambarkan sesuatu yang ideal yang seharusnya

(dapat dicapai), sedang efficacy menggambarkan penilaian kemampuan diri.

Berdasarkan pendapat tersebut, self efficacy dapat dipandang sebagai keyakinan

seseorang terhadap kemampuannya untuk melakukan serangkaian tindakan dalam

dalam situasi tertentu.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Self Efficacy

Menurut Bandura dalam Lunenburg (2011:2) ada empat faktor yang

mempengaruhi self-efficacy antara lain:

a. Past performance

Past performancemerupakan sumber informasi self efficacy yang paling

berpengaruh. Dari pengalaman masa lalu terlihat bukti apakah seseorang

mengarahkan seluruh kemampuannya untuk meraih keberhasilan. Umpan balik

terhadap hasil kerja seseorang yang positif akan meningkatkan kepercayaan diri

(43)

memicu persepsi self efficacy menjadi lebih baik karena membuat induvidu tersebut

mampu mengatasi rintangan-rintangan yang lebih sulit nantinya.

b. Vicarious experience

Vicarious experience merupakan self efficacy dari pengalaman keberhasilan

yang telah ditunjukkkan oleh orang lain. Ketika melihat orang lain dengan

kemampuan yang sama berhasil dalam suatu bidang atau tugas melalui usaha yang

tekun, induvidu juga akan merasa yakin bahwa dirinya juga dapat berhasil dalam

bidang tersebut dengan usaha yang sama. Sebaliknya self efficacy dapat turun ketika

orang yang diamati gagal walaupun berusaha dengan keras. Induvidu juga akan ragu

berhasil dalam bidang tersebut. Peran vicarious experience terhadap self efficacy

seseorang sangat dipengaruhi oleh persepsi diri induvidu tersebut tentang dirinya

memiliki kesamaan dengan model. Semakin seseorang merasa dirinya mirip dengan

model, maka self efficacy menjadi semakin tidak dipengaruhi oleh perilaku model.

Seseorang akan berusaha mencari model yang lebih kompetensi atau kemampuan

yang sesuai dengan keinginannya. Dengan mengamati perilaku dan cara berfikir

model tersebut akan memberikan pengetahuan dan pelajaran tentang strategi dalam

menghadapi berbagai tuntutan lingkungan.

c. Verbal persuasion

Verbal persuasion digunakan secara luas untuk membujuk seseorang bahwa

mereka mempunyai kemampuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Orang

yang dapat persuasi secara verbal maka mereka memiliki kemampuan untuk

(44)

besardaripada orang yang tidak dipersuasi bahwa dirinya mampu pada bidang

tersebut.

d. Emotional Cues

Seseorang akan menilai kemampuannya berdasarkan tanda-tanda psikologis

yang dialaminya. Kondisi stress dan kecemasan dilihat induvidu sebagai tanda yang

mengancam ketidakmampuan diri. Ketika seseorang mengahadapi suatu tugas,

apakah cemas atau khawatir atau tertarik dapat mempengaruhi keyakinan akan

kemampuannya.

3. Dimensi Self-Efficacy

Menurut Bandura dalam Lunenburg (2011:1), ada tiga dimensi self efficacy.

Tiga dimensi self efficacy tersebut antara lain:

a. Magnitude

Magnitude berkaitan dengan derajat kesulitan tugas yang dihadapi.

Penerimaan dan keyakinan seseorang tehadap suatu tugas berbeda-beda. Mungkin

hanya terbatas pada tugas yang sederhana, menengah atau sulit. Persepsi induvidu

akan berbeda dalam memandang tingkat kesulitan dari suatu tugas. Ada yang

menganggap suatu tugas itu sulit sedangkan orang lain mungkin merasa tidak

demikian. Apabila sedikit rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas, maka

tugas tersebut akan mudah dilakukan.

Magnitude terbagi atas tiga bagian yaitu pertama analisis pilihan perilaku yang

akan dicoba, yaitu seberapa besar induvidu merasa mampu atau berhasil

(45)

situasi dan perilaku yang dirasa melampaui batas kemampuannya. Dan ketiga,

menyesuaikan dan menghadapi langsung tugas-tugas yang sulit.

b. Generality

Sejauh mana individu yakin akan kemampuannya dalam berbagai situasi tugas,

mulai dari dalam melakukan suatu aktivitas yang biasa dilakukan atau situasi tertentu

yang tidak pernah dilakukan hingga dalam serangkaian tugas atau situasi sulit dan

bervariasi. Pada dimensi generality induvidu akan menunjukkan kemampuannya

pada konteks tugas yang berbeda-beda, baik itu melalui tingkah laku, kognitif dan

afektifnya.

c. Strength

Kuatnya keyakinan seseorang mengenai kemampuan yang dimiliki. Hal ini

berkaitan dengan ketahanan dan keuletan induvidu dalam pemenuhan

tugasnya.Induvidu yang memiliki keyakinan dan kemantapan yang kuat terhadap

kemampuannya untuk mengerjakan suatu tugas akanterus bertahan dalam usahanya

meskipun banyak mengalami kesulitan dan tantangan.Dalam hal ini pengalaman

memiliki pengaruh terhadap self-efficacy yang diyakini seseorang. Pengalaman yang

lemah akan melemahkan keyakinan induvidu itu pula. Sedangkan induvidu yang

memiliki keyakinan kuat terhadap kemampuan mereka akan teguh dalam usaha

untuk melakukan kesulitan yang dihadapi. Jadi dapat disimpulkan bahwa

(46)

C. Prestise Profesi Guru 1. Pengertian Prestise

Prestise adalah sebuah kehormatan, wibawa dan kemampuan yang dimiliki

seseorang yang akhirnya membuatnya berbeda / istimewa bila dibandingkan dengan

orang lain yang ada di sekitarnya. Prestise merupakan peranan sosial terhadap

kedudukan tertentu, tingkatan tertentu pada posisi yang dihormati.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:895), prestise adalah wibawa

(perbawa) yang berkenaan dengan prestasi atau kemampuan seseorang. Jadi, prestise

selalu terkait dengan kemampuan seseorang dalam mencapai prestasi sehingga

mencapai posisi terhormat.

Sedangkan Menurut Chaplin (2011:383), prestise merupakan satu kondisi

sangat dihargai atau dijunjung tinggi oleh kolega atau rekan sejawat atau oleh

masyarakat pada umumnya. Dapat diartikan pula sebagai kegengsian, perbawa atau

martabat.

Henslin (2007:211) menyatakan bahwa seseorang biasanya memberikan lebih

banyak prestise terhadap pekerjaan tertentu daripada pekerjaan lain. Hal ini di dapat

pula mempertimbangkan bahwa pekerjan-pekerjaan yang berada di puncak memiliki

empat persamaan ciri yaitu, memberikan penghasilan lebih banyak, menuntut

pendidikan yang lebih tinggi, melibatkan pemikiran lebih, dan menawarkan otonomi

lebih besar (kebebasan dan kemandirian). Sebaliknya, tampak orang memberikan

prestise lebih rendah pada pekerjaan yang bergaji rendah, menuntut sedikit persiapan

(47)

merasa dihargai seseorang menginginkan agar orang lain mengakui prestise mereka

terhadap profesinya.

2. Profesi Guru

Profesiadalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian

(keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu.Secara sederhana dapatlah

diartikan bahwa syarat-syarat profesi adalah janji atau ketentuan yang harus dimiliki

sekaligus dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian tertentu (termasuk guru).

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi, peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah (UU No. 14 tahun 2005). Berdasarkan undang-undang tersebut dengan

sangat jelas menunjukan bahwa guru merupakan seseorang yang menjadi faktor

kunci di dalam kelas, sehingga dalam tugasnya guru memiliki peran yang sangat

vital dan fundamental dalam membimbing, mengarahkan dan mendidik peserta didik

dalam kegiatan belajar mengajar. Pentingnya peran guru tersebut, tak tergantikan

oleh siapapun ataupun dengan teknologi canggih. Alat dan media pendidikan

maupun sarana dan prasarana sekolah. Multimedia dan segala bentuk teknologi

hanyalah sebagaimedia atau alat yang digunakan dalam menyampaikan

pembelajaran.Menurut Ali (Usman, 2013:15) menjelaskan bahwa guru sebagai

profesi memiliki tugas dan tanggung jawab yang begitu kompleks, tentunya memiliki

(48)

a. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan ilmu pengetahuan

yang mendalam.

b. Menekankan pada suatu keahlian pada bidang tertentu sesuai dengan bidang

profesinya.

c. Menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai.

d. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang

dilaksanakannya.

e. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.

Menurut Hamalik (2007:118), karena pekerjaan guru adalah pekerjaan

profesional maka untuk menjadi guru harus memenuhi persyaratan yang berat.

Beberapa di antaranya adalah harus memiliki bakat menjadi guru, harus memiliki

keahlian, memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi, memiliki mental yang

sehat, berbadan sehat, memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas, guru harus

berjiwa pancasila dan guru harus seorang warga negara yang baik. Sedangkan

menurut Wolmer dan Mills ( Sadirman, 2007:134), pekerjaan guru dikatakan sebagai

profesi apabila memenuhi Kriteria sebagai berikut :

a. Memiliki spesialisasi dengan latar belakang teori yang luas. Artinya memiliki

pengetahuan umum yang luas dan keahlian khusus yang mendalam di

bidangnya.

b. Merupakan karier yang dibina secara organisatoris. Artinya ada keterikatan

dalam suatu organisasi profesional, memiliki otonomi jabatan, memiliki kode

(49)

c. Diakui masyarakat sebagai pekerjaan yang mempunyai status profesional.

Artinya memperoleh dukungan masyarakat, mendapat pengesahan dan perlindungan

hokum, memiliki persyaratan kerja yang sehat, dan memiliki jaminan hidup yang

layak.

Selain beberapa kriteria di atas, menurut Undang-Undang Guru dan Dosen No.

14 Tahun 2005, untuk menjadi guru yang profesional juga dituntut untuk dapat

menguasai kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian, dan profesional. Seorang guru

dikatakan profesional jika memiliki kemampuan dan kehlian khusus di bidang

keguruan sehingga dengan keahliannya dapat melakukan tugas dan fungsinya sebagai

pendidik yang mentransfer ilmu dan karakter kepada peserta didik dengan optimal

dan maksimal.

Oleh karena itu guru harus berperan serta secara aktif dan menempatkan

kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai tuntutan masyarakat yang semakin

berkembang. Sehingga guru yang mampu meningkatkan mutu dan kualitas

pendidikan akan dihargai statusnya oleh masyarakat. Jadi prestise profesi guru adalah

pandangan atau anggapan mengenai kewibawaaan seseorang yang berprofesi sebagai

guru karena berkenaan dengan kemampuan seseorang atas prestasinya sehingga dapat

mencapai posisi terhormat yang dihargai oleh masyarakat. Dari beberapa pendapat di

atas dapat disimpulkan bahwa prestise profesi guru guru dapat diukur melalui tiga

indikator yaitu tanggapan mengenai kedudukan profesi guru, tanggapan mengenai

(50)

D. Dukungan Orang Tua 1. Pengertian Orang Tua

Berbicara mengenai orang tua tentunya tidak dapat dipisahkan dari tempat

orang tua dan anak. Orang tua dan anak hidup dalam suatu unit yang disebut

keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Darajat, (Helmawati,

2014:39), menjelaskan bahwa orang tua adalah pembina atau pendidik pribadi yang

pertama dalam hidup. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka

merupakan unsur pendidikan yang tidak langsung, dengan sendirinya akan masuk ke

dalam pribadi anak yang sedang tumbuh dan berkembang.

Berdasarkan definisi-definisi tentang orang tua di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa orang tua adalah dua orang dewasa yang hidup bersama dalam ikatan

perkawinan yang telah melahirkan anak atau keturunan, yaitu ibu-bapak, yang

mempunyai tanggung jawab untuk membina anak-anak untuk diberikan pendidikan,

kasih sayang, serta kebutuhan lainnya agar kelak anak tersebut menjadi manusia

dewasa dan warga negara yang bertanggung jawab, disiplin, dan bergaul dengan baik

dalam masyarakat, juga membimbing anaknya dengan contoh yang baik dalam

menjalani kehidupan sehari-hari.

Selain itu orang tua juga telah memperkenalkan anaknya kedalam hal-hal yang

terdapat di dunia ini dan menjawab secara jelas tentang sesuatu yang tidak

dimengerti oleh anak. Maka pengetahuan yang pertama diterima oleh anak adalah

dari orang tuanya. Dan orang tua juga adalah sebagai lingkungan pertama dari

(51)

akhlak atau moral serta kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan juga orang tua sebagai

Pembina pribadi yang pertama bagi anaknya.

Dalam menjalankan tugasnya orang tua mempunya peran dan fungsi yang

sangat penting dalam kehidupan anak.Dalam penelitian ini peran yang dimaksudkan

adalah peranan orang tua.Peranan orang tua berarti berbagai hak dan wewenang serta

kewajiban orang tua dalam menjalankan perannya dalam keluarga bagi anaknya

dalam membina dan membimbing anaknya dalam keluarga, masyarakat, bangsa dan

negara.

Sejalan dengan peranan orang tua, Soelaeman (Alinurdin dan Yayuk Rahayu,

2017: 8) mengemukakan delapan fungsi keluarga yang harus dilakukan oleh orang

tua, yaitu

a. Fungsi edukasi, adalah fungsi keluarga yang berkaitan dengan dengan

masalah pendidikan anak khususnya serta pembinaan anggota keluarga pada

umumnya.

b. Fungsi sosialisasi, adalah fungsi yang berkaitan dengan mempersiapkan anak

untuk menjadi anggota masyarakat yang yang baik, dalam hal ini keluarga berperan

sebagai penghubung antara kehidupan anak dan kehidupan sosial dan norma sosial

sehingga kehidupan di sekitarnya dapat dimengerti oleh anak, dan pada gilirannya

anak dapat berpikir dan berbuat positif di dalam dan terhadap lingkungannya.

c. Fungsi proteksi (perlindungan), adalah untuk menjaga dan memelihara anak

serta anggota keluarga lainnya dari tindakan negatif yang mungkin timbul, baik dari

(52)

d. Fungsi afeksi adalah bahwa di dalam komunitasnya dengan orang tua

maupun dengan lingkungannya anak tidak saja menggunakan mata dan telinga akan

tetapi dengan perasaannya.

e. Fungsi religious, berkaitan dengan orang tua untuk mengenalkan,

membimbing, memberi teladan dan melibatkananak serta anggota keluarga lainnya

mengenai kaidah-kaidah agama dan perilaku keagamaan.

f. Fungsi ekonomis, menunjukkan bahwa keluarga merupakan kesatuan

ekonomis berkaitan dengan pencarian nafkah, pembinaan usaha dan perencanaan

biaya.

g. Fungsi rekreasi, diwujudkan melalui penciptaan suasana kehidupan yang

tenang dan harmonis didalam keluarga.

h. Fungsi biologis, berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-keutuhan

biologis keluarga.

2. Dukungan Orang tua

Istilah dukungan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 279) sebagai

sesuatu yang didukung, sokongan bantuan. Dukungan dapat berarti bantuan atau

sokongan yang diterima seseorang dari orang lain. Dukungan juga berarti memberi

perhatian dan bantuan dalam bentuk tertentu, dengan tujuan memberi kekuatan agar

seseorang dapat terus maju. Dukungan juga dapat dianggap sebagai yang bermanfaat

bagi induvidu yang diperoleh dari orang lain. Dukungan merupakan kebutuhan yang

dinginkan oleh setiap induvidu, ini merupakan kebutuhan akan kasih sayang,

(53)

bantuan atau perhatian. Dalam penelitian ini dukungan yang paling besar berasal dari

orang tua diartikan sebagai sikap atau pemberian bantuan, perhatian dan rasa sayang

yang diberikan orang tua kepada anaknya atau anggota keluarga.Pemberian

dukungan dapat berupa teguran, pengarahan, membantu dalam menghadapi kesulitan

ataupun memberi hukuman apabila berbuat kesalahan (Shocib, 1998).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan orang tua

merupakan wujud sikap rasa sayang yang diberikan orang tua kepada anaknya

dengan memberikan perhatian, teguran dan pengarahan serta hukuman bila seseorang

berbuat salah, demi kebaikan dan kebutuhan anak tersebut.

Mahasiswa adalah bagian dari keluarga semenjak kecil hingga dewasa dan

diasuh oleh orang dewasa yaitu orang tua. Perhatian dan peran dukungan orang tua

memiliki pengaruh besar karena keluarga juga merupakan pendidikan dasar dan

lembaga pendidikan alamiah yang memiliki fungsi edukatif sangat besar. Interaksi

dalam keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar tehadap corak, tingkah laku,

sifat dan orang tualah yang memiliki peran penting tehadap proses sosialisasi anak.

Kemampuan orang tua dalam menyekolahkan anaknya berkaitan erat dengan

bagaimana orang tua tersebut memandang arti penting pendidikan bagi

anak-anaknya. Orang tua dalam menyekolahkan anaknya bukan hanya mengikuti arus

yang berada di sekitar lingkungannya akan tetapi memiliki harapan tertentu pada

hasil belajar anak nantinya. Orang tua memiliki dampak yang besar terhadap pilihan

anaknya dari segi pendidikan maupun jenis pekerjaan yang dipilih, di mana

(54)

untuk melakukan tindakan sesuai dengan apa yang didapat dari orang tua dan akan

disesuaikan dengan harapan anak maupun orang tua.

3. Dukungan Sosial Orang Tua

Dukungan sosial menurut Gottlieb (Navrida Tyoristi, 2015: 16) adalah

informasi verbal dan non verbal, saran, bantuan yang nyata yang diberikan oleh

orang-orang yang akrab dengan subyek atau berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat

memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku

penerimaannya. Dalam hal ini, orang yang memperoleh dukungan sosial secara

emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang

menyenangkan pada dirinya.

Sarafino (1990) yang mengatakan bahwa adanya dukungan sosial berarti

adanya penerimaan dari orang tua atau sekelompok orang tua terhadap terhadap

induvidu yang menimbulkan persepsi dalam dirinya bahwa ia disayangi,

diperhatikan, dihargai, dan ditolong. Selanjutnya Taylor (2003) mengatakan bahwa

dukungan sosial merupakan bentuk pemberian informasi serta merasa dirinya dicintai

dan diperhatikan terhormat dan dihargai.

Kesimpulan dari makna dukungan sosial yang dikemukan oleh para pakar di

atas adalah dukungan sosial merupakan bantuan nyata yang diberikan oleh

orang-orang yang akrab semisal dalam penelitian ini adalah orang-orang tua terhadap induvidu

(mahasiswa) yang akan menimbulkan persepsi dalam diri induvidu yaitu rasa bahwa

dia disayangi, diperhatikan, dihargai, ditolong, dicintai, dan dibimbing. Dalam hal ini

(55)

mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya. Adapun jenis

dukungan sosial adalah sebagai berikut :

a. Reliable alliance (Hubungan yang dapat diandalkan)

Pengetahuan yang dimiliki induvidu bahwa induvidu dapat mengandalkan

bantuan yang nyata dibutuhkan, induvidu yang menerima bantuan ini akan merasa

tenang karena induvidu menyadari adanya orang yang dapat diandalkan unruk

menolong bila induvidu mengalami kesulitan.

b. Guidance (Bimbingan)

Dukungan sosial berupa nasehat dan informasi dari sumber yang dapat

dipercaya.

c. Reassurance of worth ( Adanya Pengakuan)

Dukungan sosial ini berbentuk pengakuan atau penghargaan terhadap

kemampuan dan kualitas individu, dukungan ini akan membuat induvidu merasa

dihargai dan diterma, misalnya memberikan pujian kepada induvidu karena telah

melakukan sesuatu yang baik.

d. Attachment (Kedekatan emosional)

Dukungan ini berupa pengekspresian dari kasih sayang dan cinta yang diterima

induvidu, yang dapat memberikan rasa aman kepada induvidu yang menerimanya,

kedekatan dan memberikan rasa aman.

e. Social integration (Integrasi sosial)

Dikaitkan dengan dukungan yang dapat menimbulkan perasaan memiliki pada

(56)

minat, serta aktifitas sosialnya sehingga induvidu merasa dirinya dapat diterima oleh

kelompok tersebut.

f. Opportunity to nurturance (kesempatan untuk mengasuh)

Dukungan ini berupa perasaan bahwa induvidu dibutuhkan oleh orang lain, jadi

dalam hal ini subyek merupakan sumber dukungan bagi orang yang mendukungnya.

E. Kerangka Berfikir

1. Pengaruh Self Efficacy terhadap Minat Menjadi Guru

Profesi guru merupakan pekerjaan yang berperan penting untuk mencerdaskan

anak bangsa melalui proses pendidikan. Tidaklah mudah untuk menjadi guru karena

memiliki tanggung jawab yang tidak hanya mengajar saja. Profesi guru perlu diawali

dengan adanya minat terhadap profesi tersebut agar tercapainya keberhasilan

seseorang dalam kesiapan menjadi guru yang profesional. Untuk menumbuhkan

minat seseorang menjadi guru harusdiawali dengan adanya pengetahuan dan

informasi, ketertarikan terhadap profesi tersebut, dan kemauan terhadap profesi

tersebut. Untuk itu dalam menumbuhkan minat perlu didukung adanya self efficacy

untuk meningkatkan keyakinkan diri atas kemampuannya. Bandura dalam Woolfolk

(2009:219) mendefinisikan self efficacy sebagai keyakinan seseorang akan

kemampuannya untuk mengorganisasikan dan melaksanakan rangkaian tindakan

yang dibutuhkan untuk menghasilkan pencapaian tertentu. Sedangkan Woolfolk

(2009:219) berpendapat self efficacy merupakan keyakinan seseorang tentang

kompetensi yang dimilikinya di bidang tertentu. Jadi self efficacy merupakan

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Program Studi Pendidikan Ekonomi ................ 68
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Tabel 3.1.
Skala Tabel 3.2 Liker tMinat menjadi Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa, Civitas Akademika, Mahasiswa UNHAS Mahasiswa Prodi Teknik Geologi UNHAS Kepala Laboratorium Ketua Program Studi Pengelola/Laboran /Asisten/Teknisi Ya Tidak

bidang jasa konstruksi yang melanggar kontrak kerja dengan Kontraktor KKS dan/atau Mitra K-KKS serta Pengolah MIGAS, sehingga akibat pelanggaran kontrak tersebut

mengendarai sepeda dan berlomba melawan waktu dengan tempat wisata di jogja. Tugas utama pemain dalam permainan Game Gowes ini adalah mengendarai spepeda pada 3 level

c) Putusan diambil dari hasil tipu muslihat yang dilakukan oleh salah satu pihak dalam pemeriksaan sengketa. Sebagaimana diketahui bahwa Putusan arbitrase bersifat final dan

 Bersama dengan siswa membuat kesimpulan mengenai jenis jenis teknologi yang terkait dengan kelainan pada sistem gerak.  Memberikan evaluasi dalam bentuk

Universitas

Pengalaman Ibu dalam Merawat Anak Penderita Kanker di Yayasan Onkologi Anak Medan

6 Jl. Muncang Pool Gerobak 4 2,00 Seksi 7 Jl. Mindi Pool Gerobak 4 1,00 Seksi 8 Jl. Mawar Pool Gerobak 4 2,40