• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini mengacu pada beberapa review penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukakan terkait dengan rasio-rasio keuangan yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini. Meskipun ruang lingkup pembahasannya hampir memiliki kesamaan dengan penelitian terdahulu tetapi Karena obyek dan periode waktu berbeda maka terdapat banyak hal yang tidak sama sehingga dapat dijadikan referensi untuk saling melengkapi yang meneliti tetang pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham yaitu :

1. Penelitian yang dilakukan Rosmiati dan suprihhadi (2016) yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Secara parsial variabel Current Ratio dan ROE memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap hargasaham, sedangkan variabel Quick Ratio dan ROA menunjukkan pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham.

2. Penelitian yang dilakuakan Safitri (2016) yang berjudul “ Pengaruh PER, ROA, Dan DER Terhadap Harga Saham Pada Sub Sektor Lembaga Pembiayaan Di Bursa Efek Indoneisa (BEI)“ Hasil penelitian menunjukkan secara simultan variabel PER, ROA dan DER berpengaruh signifikan terhadap

(2)

harga saham, secara parsial variabel PER, ROA, dan DER berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

3. Penelitian yang dilakukan Asnita (2013) yang berjudul “ Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Indusrti Farmasi Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010” Berdasarkan hasil uji signifikansi secara bersama-sama membuktikan bahwa variabel CR, TATO,DAR, ROE, EPS, dan PER secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Harga. Sedangkan berdasarkan pengujian hipotesis secara parsial terbukti bahwa hanya variabel ROE dan EPS yang dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel CR, TATO, DAR, dan PER tidak terbukti secara parsial mempengaruhi harga saham.

4. Penelitian yang dilakukan Daniarto Raharjo (2013) yang berjudul “ Pengaruh Faktor- Faktor Fundamental Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Tahun 2007-2011” hasil pengujian data secara simultan dengan menggunakan semua variabel independen yaitu ROE, ROA, DER, CR, EPS dan BVS menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham. Hasil pengujian data secara parsial dengan uji statistik t, menunjukkan bahwa variabel CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan variabel ROE, ROA, DER, EPS dan BVS tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham.

5. Penelitian yang dilakukan Rizkiyanto dan martoatmodjo (2015) yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013” Hasil penelitian

(3)

menunjukkan bahwa variabel CR, DER dan PER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel ROA dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

6. Penelitian yang dilakukan Sardiyati (2016) yang berjudul “ Pengaruh Kinerja Kuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Sub Sektor Makanan Dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2015” hasil penelitian menunjukan bahwa Variabel DAR, ROA dan PER secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara persial variabel PER berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan variabel DAR dan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham

Dari beberapa penelitian terdahulu diatas bisa ditarik satu kesimpulan bahwa naik turunya harga saham dapat dipengaruhi dari faktor intern perusahaan, yaitu dipengaruhi kinerja keuangannya, yang diukur melalui rasio-rasio keuangan, kinerja keuangan perusahaan mengambarkan kondisi perusahaan tersebut. Pengukuran kinerja suatu perusahaan dapat dihitung melalui laporan perusahaan yang dipublikasikan dengan menggunakan beberapa metode perhitungan.

Dari review penelitian terdahulu rasio-rasio yang digunakan untuk mengambarkan kinerja keuangan perusahaan diantaranya : CR, QR, PER, ROA, ROE, DAR, DER, CAR, EPS, LDR, TATO, dan BVS. Dari sekian banyaknya rasio yang digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan , ada beberapa rasio yang mempengaruhi naik turunya harga saham perusahaan tersebut pada periode tertentu, namun juga ada beberapa rasio yang tidak berpengaruh terhadap fluktuasi harga saham. Berbeda apabila dilihat secara silmutan, secara

(4)

bersama-sama rasio keuangan yang digunakan pada penelitian terdahulu memiliki pengaruh terhadap harga saham.

Berdasarkan penelitian terdahulu, dapat dilihat beberapa persamaan yang digunakan peneliti ini. Persamaanya dapat dilihat pada variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini. Perbedaanya terdapat pada variabel bebas yang digunakan. Pada penelitian ini menggunakan variabel bebas yaitu : CR, DER, ROE, dan PER. Perbedaan lain terletak pada objek penelitian yang menggunakan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesi Periode 2014-2016.

B. Tinjauan Pustaka

1. Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufaktur merupakan salah satu perusahaan yang mengolah persediaan bahan baku menjadi barang jadi (Hermawan, 2013:157) Sama seperti halnya perusahaan dagang, namun perusahaan manufaktur berbeda dari perusahaan dagang tidak melakuakan pembelian dalam bentuk barang yang siap dijual. Melaikan, perusahaan manufaktur membeli berbagai macam faktor produksi yang kemudian melalui kegiatan produksinya diolah dan selanjutnya dijual dalam bentuk produk tertentu.

2. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan hasil atau prestasi yang dimiliki suatu perusahaan yang dicapai oleh manajeman perusahaan dalam menjalankan fungsinya sebagai pengelola aset perusahaan dalam waktu tertentu. Kinerja

(5)

kuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui dan mengevaluasi sampai dimana tingkat keperhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya (Rosmiati and suprihhadi 2016).

Tujuan kinerja keuangan menurut Rizkiyanto dan Martoatmodjo (2015) adalah mengetahui likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan stabilitas dalam membayar kewajibanya. Adapun tujuan penggukuran kinerja keuangan antara lain : (a) untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan pada saat jatuh tempo, (b) untuk mengetahui tingkat solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang, (c) untuk mengetahui tingkat profitabilitas yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, (d) untuk mengetahui tingkat stabilitas bagaimana kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan cicilan secara teratur kepada pemegang saham tampa mengalami hambatan.

Salah satu cara untuk mengukur kinerja keuangan menurut Rizkiyanto dan Martoatmodjo (2015) dengan menggunakan rasio-rasio keuangan dengan membandingkan angka-angka yang berada di dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandinagan dapat dilakukan juga dengan membandingkan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan. 3. Analisis Rasio

Menurut Hanafi dan Halim (2007:74) menjelaskan bahwa analisis rasio keuangan pada dasarnya bisa dikelompokkan kedalam lima macam katagori

(6)

antara lain likuiditas, aktivitas, solvabilitas, profitabilitas, dan pasar yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Analisis Likuiditas

Analisis likuiditas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur likuiditas jangka pendek perusahaan, bagaimana kemampuan perusahaan dapat memenuhi kewajiaban-kewajiaban janka pendeknya atau kewajiwaban yang sudah jatuh tempo. Rasio likuiditas bisa dihitung dengan perhitungan sebagai berikut:

1) Rasio lancar (Current Ratio)

2) Rasio cepat (Quick Ratio)

b. Analisis Aktivitas

Analisis aktivitas adalah analisis yang digunakan untuk melihat pada beberapa aset kemudian menentukan tingkat aktiva-aktiva pada tingkat kegiatan tertentu, termasuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Rasio ini dihitung sebagai berukut :

(7)

Alternatif lain adalah rumus yang lebih singkat sebagai berikut:

2) Perputaran persediaan ( Inventory Turnover )

Rata-rata umur persediaan bisa dihitung langsung sebagai berikut:

3) Perputaran aktiva tetap ( Fixed Assets Turnover)

4) Perputaran total aktiva (Total Assets Turnover)

c. Analisis Solvabilitas

Analis solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur sejauhmana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Analisis ini bisa dihitung sebagai berikut:

1) DER (Debt To Equity Ratio)

(8)

3) Fixed Charge Coverage

d. Analisis Profitabilitas

Analisis profitabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu. Ada tiga rumus yang sering dibicarakan dalam analisis ini sebagai berikut :

1) Margin laba (Frofit Margin)

2) ROA (Return On Asset)

3) ROE ( Return On Equity)

e. Analisis Pasar

Analisis pasar adalah analisis yang digunakan untuk mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Analisis ini lebih banyak digunakan oleh sudut investor (atau calon investoer), maskipun pihak manajemen juga punya kepentingan dalam analisis ini. Ada beberapa rasio dalam analisis ini sebgai berikut:

(9)

1) PER (Price Earning Ratio)

2) Dividend Yield

3) Pembayaran Dividen (Dividend Peyout)

4. Harga Saham

Dalam undang-undang perseroan menurut Sunariyah (2006:127) menjelaskan bahwa saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik bagian dari perusahaan tersebut. Sebagai suatu surat berharga mengandung perikatan hukum formal, yang setiap penerbitanya dijamin oleh Undng-Undang pasar modal beserta pelaksanaanya. Nilai sertifikat dapat dibagi empat sebegai berikut:

1. Nilai Nominal (par value), adalah harga saham pertama yang tercantum pada sertifikat badan usaha, yang sudah diotorisasi oleh rapat umum pemegang saham (shareholders).

(10)

2. Nilai Buku (Book Value), nilai harga saham akan bermacam-macam dari waktu perusahaan didirikan, nilai saham cendrung berubah Karena ada kenaikan atau penurunan harga dan laba ditahan.

3. Nilai Dasar (Base Price),adalah harga saham perdana (untuk menentukan nilai dasar), digunakan indeks harga saham.

4. Nilai Pasar (Market Price), adalah harga sautu saham pada pasar yang berlangsung dibursa efek, apabila bursa efek suadah telah ditutup maka harga pasar adalah harga penutupanya (closing price)

Sedangkan menurut Sardiyati (2016) adalah selembar kertas yang menunjukan hak pedoman atau hak kepemilikan dalam perusahaan untuk memperoleh prospek atau kekayaan entitas yang menerbitkan sekuritas tersebut. Menjalankan haknya saham merupakan salah satu dari beberapa alternatif untuk memilih dalam mengikut sertakan kekayaanya atau berinvestasi. Sedangkan menurut Suad husnan (2001:285), saham menunjukan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) pemilik saham suatu perusahaan disebut sebagai pemegang saham, merupakan pemilik perusahaan. Indeks saham adalah harga saham yang dinyatakan dalam angka indeks Samsul Muhammad (2008:131). untuk kepentingan analisis yang berkaitan dengan Return saham, pengunaan indeks saham lebih baik dari pada harga saham Karena dapat mnghindari bias akibat corporate action, corporate actionyang dilakuakan oleh perusahaan dapat merusak analisis apabila mengunakan harga saham dalam rupiah tampa dikoreksi terlebih dahulu, sedangkan pengunaan indeks saham dapat menghindari kesalahan analisis walaupun tampa koreksi.

(11)

Menurut Husna (2016) harga saham adalah harga yang terjadi di bursa efek pada saat tetentu untuk memperoleh bukti penyertaan atau pemilikan suatu perusahaan yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh penjual dan pembeli saham yang bersangkutan di bursa efek. Dan harga pasar merupakan harga yang sedang berlangsung atau yang sudah ditutup, maka harga pasar adalah penutupnya (Closing Price).

Sasaran yang ingin dicapai dalam analisis ini adalah ketepatan waktu dalam memperediksi pergerakan jangka pendek harga saham, oleh Karena itu informasi yang berasal dari faktor-faktor teknis sangat penting bagi para pemodal untuk mememutuskan untuk kapan saham tersebut dijual atau kapan dibeli.

C. Perumusan Hipotesis

1. Hubungan CR Terhadap Harga Saham

Menurut Hanafi dan Halim (2007:75) menyatakan bahwa pengertian CR (current ratio) merupakan rasio lancar yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang berubah akan menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis). denagan membandingkan nilai aktiva lancar dengan kewajiban lancar perusahaan.

Current ratio dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar, aset lancar meliputi kas, efek yang dapat diperdagangkan, piutang usaha, dan persediaan. Kewajiban lancar yang terdiri atas utang usaha, wesel tagih

(12)

jangka pendek, utang lancar jangka panjang, pajak dan gaji yang masih harus dibayar (Brigham dan Houston, 2010:134).

Semakin tinggi rasio nilai CR memberikan gambaran semakin baik kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Semakin baik kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibanya berarti semakin kecil resiko likuidasi yang dialami perusahaan dan semakin kecil resiko yang ditanggung pemegang saham perusahaan. informasi peningkatan CR akan diterima pasar sabagai sinyal baik yang akan memberikan masukan positif bagi investor dalam kemputusan membeli saham. Hal ini membuat permintaan akan saham meningkat sehingga harganya pun akan naik. Pernyataan tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Daniarto Raharjo (2013) yang menemukan bahwa CR berpengaruh positif terhadap harga saham.

: Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

2. Hubungan DER Terhadap Harga Saham

Menurut Hanafi dan Halim (2007:79) menyatakan bahwa DER (Debt To Equity Ratio) digunakan untuk mengukur seberapa perusahaan di biayai oleh hutang dan bagaimana perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini dapat menggambarkan modal yang dimiliki perusahaan. resiko perusahaan dengan mengunakan rasio ini yang tinggi akan berpengaruh nagatif terhadap harga saham yang menyebabkan saham perusahaan akan menurun.

(13)

Rasio total utang terhadap total aset, yang umumnya disebut rasio utang (debt ratio), mengukur persentase dana yang diberikan oleh kreditor. Total utang termasuk seluruh kewajiban lancar dan utang jangka panjang. Kreditor lebih menyukai rasio utang yang rendah karena makin rendah rasio utang, makin besar perlindungan terhadap kerugian kreditor jika terjadi likuidasi. Di sisi lain, pemegang saham mungkin menginginkan lebih banyak leverage Karena akan memperbesar laba yang diharapkan (Brigham dan Houston, 2010:143).

Rasio ini Semakin tinggi semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Informasi peningkatan DER akan diterima pasar sebagai sinyal buruk yang akan memberikan masukan negatif bagi investor dalam pengambilan keputusan membeli saham. Hal ini membuat permintaan akan saham berkurang sehingga harganya pun akan turun. Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Safitri (2016) yang menemukan bahwa DER berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

: Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

3. Hubungan PER Terhadap Harga Saham

Menurut Hanafi dan Halim (2007:82) menyatakan bahwa PER (Price

(14)

pertumbuhan perusahaan dimasa mendatang. Prusahaan yang diharapkan akan tumbuh tinggi mempunyai PER yang tinggi, begitupun sebaliknya.

Rasio nilai pasar (market value ratio) yang mengambarkan perbandingan antara harga pasar dengan pendapatan perlembar saham. PER yang terlalu tinggi, mengindikasikan bahwa harga pasar saham perusahaan tersebut telah mahal Murhadi (2013:65). Jika rasio likuiditas, manajemen aset, menajemen utang, dan profitabilitas semua terlihat baik dan jika kondisi ini berjalan terus menerus dan stabil maka rasio nilai pasar juga akan tinggi, harga saham kemungkinan tinggi sesuai dengan yang diperkirakan, dan manajemen telah melakukan pekerjaanya dengan baik sehingga sebaiknya mendapat imbalan. Jika sebaliknya, mungkin ada perubahan yang dilakukan (Brigham dan Houston, 2010:150).

Rasio ini diperhatikan oleh investor dalam memilih saham Karena perusahaan yeng mempunyai PER yang tinggi menunjukkan nilai pasar yang tinggi pula atas saham tersebut, sehingga saham tersebut akan diminati oleh investor dan hal ini pada akhirnya akan berdampak pada kenaikan harga saham sebaliknya apabila perusahaan mempunyai PER yang rendah akan berdapak terhadap penurunan harga saham. Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian Sardiyati (2016) yang menyatakan bahwa PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

: Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

(15)

4. Hubungan ROE Terhadap Harga Saham

Menurut Hanafi dan Halim (2007:81) menyatakan bahwa ROE (Return

On Equity) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan

keuntungan (profitabilitas ) pada tingkat, penjualan aset, dan modal saham yang tertentu. Dengan rasio ini yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Dan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan memanfaatkan aktiva dalam kegiatan operasional perusahaan.

Sedangkan menurut Kasmir (2011:204). Return On Equity adalah rasio hasil pengembalian ekuitas atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian sebaliknya.

Rasio ini semakin tinggi menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Informasi peningkatan ROE akan diterima pasar sabagai sinyal baik yang memberikan masukan positif bagi investor dalam mengambil keputusan membeli saham. Hal ini membuat permintaan akan saham meningkat sehingga harganya pun naik. Pernyataan ini diperkuat oleh hasil penelitian Rosmiati and suprihhadi (2016) yang menemukan bahwa ROE mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham.

: Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan

(16)

5. Hubungan CR, DER, ROE, dan PER Terhadap Harga Saham

Menurut Hanafi dan Halim (2007:74) menyatakan bahwa rasio CR, DER, ROE, dan PER dapat melihat prospek dan resiko perusahaan pada masa yang mendatang. Faktor prospek dalam rasio tersebut akan mempengaruhi harapan investor terhadap perusahaan pada masa-masa mendatang.

Rasio CR, DER, ROE, dan PER dapat diperhatikan oleh investor dalam memilih untuk membeli saham suatu perusahaan dan tingkat resiko yang harus dihadapi perusahaan tersebut. Hal ini dibuktikan oleh Raharjo (2013) dan penelitian-penelitian terdahulu diatas yang menyatakan CR, DER, ROE, dan PER secara bersamaan berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.

: CR, DER, ROE, dan PER secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

D. Rerangka Pemikiran

Sesuai dengan rumusam masalah dan tujuan penelitian, secara hipotesis diinditifikasikan sebanyak lima variabel yang akan diteliti, yaitu: CR,DER,ROE,PER dan harga saham. Adapun rerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :

(17)

Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran

Keterangan :

CR : Variabel bebas

DER : Variabel bebas

ROA : Variabel bebas

PER : Variabel bebas

Saham : Variabel terikat

: pengaruh secara persial : pengaruh secara simultan Current Ratio

Debt To Equity Ratio

Harga Saham Price Earning Ratio

Gambar

Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Seburuk apapun hari saya, saya mau tunjukkan bahwa saya akan tetap menghadiri komsel dengan sepenuh hati dan tidak ada yang bisa menghalangi saya untuk berkumpul dan

01 Tersedianya Benih Sumber, Varietas Unggul Baru, dan Peningkatan Inovasi Teknologi Tanaman Pangan Mendukung Pencapaian Swasembada Padi dan peningkatan produksi Tanaman Pangan

H2 : Celebrity endorser berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli.Berdasarkan penelitian terdahulu menunjukkan bahwa brand image berpengaruh terhadap

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah adalah variabel modal tetap, modal operasional, jam kerja, lama usaha, dan lokasi dalam penelitian ini modal sangat

Guru membimbing setiap kelompok untuk menyusun satu puisi terdiri dari dua bait yang memuat dua atau lima kalimat yang bermajas tahu Berpikir kritis (Critical thinking)

Muhawarah, namun dalam pertemuan ini proses pembelajaran belum terselesaikan karena terbatasnya waktu, maka proses pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan kedua.

Dalam hal ini perusahaan menetapkan harga jual yang terbaru dan masih berlaku pada pasar dari produk tersebut, maka dari itu dengan metode target costing

Digitalisasi Naskah-naskah Minangkabau dan Transformasi Media Teks Terpilih untuk Pengembangan Pusat Pengayaan Bahan Ajar Keminangkabauan Berbasis Karakter Penelitian