• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDIDIKAN ISLAMDI MU’ASASAH ISLAMIAH PHOMING SCHOOL PATTANITAHUN AJARAN 2006/2007 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SISTEM PENDIDIKAN ISLAMDI MU’ASASAH ISLAMIAH PHOMING SCHOOL PATTANITAHUN AJARAN 2006/2007 - Test Repository"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENDIDIKAN ISLAM

DI MU’ASASAH ISLAM IAH PHOM ING SC H O O L PATTANI

TAHUN AJARAN 2006/2007

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

PR O G RA M STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TIN G G I AGAMA ISLAM N EG ER I (STAIN)

SALATIGA

2007

<V

£G

B

(2)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax. (0298) 323433 Salatiga 50721 Website : www. Stain.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi Saudara : TAMMIYI SALAEH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11103013 yang berjudul : SISTEM PENDIDIKAN ISLAM DI MU’ASASAH ISLAMIYAH PHOMING SCHOOL TAHUN AJARAN 2006/2007 telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : 11 September 2007 M. Yang bertepatan dengan tanggal : 28 Sya’ban 1428 H. dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar SARJANA dalam Ilmu Tarbiyali.

Salatiga 11 Sebtember 2007 M 28 Sya’ban 1428 H

PANITIA UJIAN

Penguji I

DnJLjhmatJiari^adkJVLPd

NIP. 1150 254 238 Dra. H j, Lilik Srivanti, M.SiNIP. 150 245 903

Pembimbing

(3)

PENGESAHAN

Skripsi Saudara : TAMMIYI SALAEH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11103013 yang beijudul : SISTEM PENDIDIKAN ISLAM DI MU’ASASAH ISLAMI Y AH PHOMING SCHOOL TAHUN AJARAN 2006/2007 telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : 11 September 2007 M. Yang bertepatan dengan tanggal : 28 Sy>ri>an 1428 II. dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar SARJANA dalam Ilmu Tarbiyah.

Salatiga 11 Sebtember 2007 M 28 Sya’ban 1428 H

PANITIA UJIAN

Ketiai Sidang

Penguji I

Rahmat Harivadi. M.Pd NIP. 150 254 238

Sekretaris Sidang

Dr. Muh. Saerazi. M.Ag NIP. 150 247 014

Dra. Hi. Lilik Srivanti. M.Si NIP. 150 245 903

Pembimbing

(4)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax. (0298) 323433 Salatiga 50721 Website : www. Stain.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi Saudara : TAMMIYI SALAEH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11103013 yang berjudul : SISTEM PENDIDIKAN ISLAM DI MU’ASASAH ISLAMI Y AH PHOMING SCHOOL TAHUN AJARAN 2006/2007 telah dimunatjosahkan dalam sidang panitia ujian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : 11 September 2007 M. Yang bertepatan dengan tanggal : 28 Sya’ban 1428 II. dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar SARJANA dalam Ilmu Tarbiyah.

Salatiga 11 Sebtember 2007 M 28 Sya’ban 1428 H

PANITIA UJIAN

Sekretaris Sidang

Pembimbing

(5)

PENGESAHAN

Skripsi Saudara : TAMMIYI SALAEH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11103013 yang berjudul : SISTEM PENDIDIKAN ISLAM DI MU’ASASAH ISLAMI Y AH PHOMING SCHOOL TAHUN AJARAN 2006/2007 telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : 11 September 2007 M. Yang bertepatan dengan tanggal : 28 Sya’ban 1428 II. dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar SARJANA dalam Ilmu Tarbiyali.

Salatiga 11 Sebtember 2007 M 28 Sya’ban 1428 H

PANITIA UJIAN

Sekretaris Sidang

NIP. 150 247 014

(6)

Dosen STAIN Salatigi

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 3 Eks

Mal : Naskah Skripsi

Sdr. Mr. Tammiyi Salaeh Nim 1 1 1 0 3 0 1 3

Kepada

Ylh. Ketua ST/VIN Salatiga

di-tempat

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama SCHOOL PATTANI TAHUN AJARAN 2006/2007

Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera

(7)

^ LlSIU Uj A lta i j \ ^

Aulxa S js k V ta l

j\

( j ^ j

a

I

x

IU

j

4

j

1*3

£y*j

Barang siapa yang Ingin dunia hendaknya la berilmu.

Barang siapa yang mahu akhirat hendakla dia berilmu.

Barang siapa yang ingin kedua-duanya maka

(8)

Alm am aterku P anuitas Parbiyah, Jurusan (pendidikan Agam a Is tam

(STJW O Sekolak tinggi agama Islam Jfageri Salatiga, yang selalu

menjadi kebahagiaanku.

(Bapa dan I6u tercinta, yang kgsih sayang, perhatian, pengertian,

dan do’a, takm ungkjn kji balas dengan apapun juga.

Kakgkj. A dik-adikku yang selalu ku sayangi

>

(Buat Istriku yang tercinta dan penuh kgsih sayang.

Sahabat-sahabatku seperjuangan khususnya anggota (FMI(P77 yang

selalu memberiku m otivasi dan bimbingan khususnya dalam bidang

kependidikgn.

t*

Sahabat-sahabat seperjuangan, sepermainan, seangkatan,

sekpntrakgn yang selalu membantuku dalam 6er6agai kesulitan.

(9)

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha pengasih

dan Penyayang, yang telah melimpahkan Rahmat Hidayah-Nya kepada penulis

sehingga bias menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kehadirat beliau

Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan para pengikut beliau yang kita nantikan

syafaatnya di akhirat.

Skripsi yang berjudul “Sistem Pendidikan Islam di Mu’asasah Islamiyah Phoming School”, ditulis untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini penulis menyampaikan banyak terima

kasih k ep ad a:

1. Yang terhormat Bapak Drs. Imam Sutomo M.Ag. selaku ketua Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri (STArN) Salatiga, yang telah merestui pembahasan skripsi.

2. Yang terhormat Ibu Siti Rukhayati M.Ag. selaku pembimbing, yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk bimbingan dan pengarahan dalam

penyusunan skripsi.

3. Kepada bagian perpustakaan STAIN Salatiga serta stafnya yang telah memberikan

ijin dan layanan kepustakaan yang diperlukan dalam penyunan skripsi ini.

4. Para Dosen pengajar di lingkungan STAIN Salatiga yang telah membekali

berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi

ini.

5. Departemen Agama Republik Indonesia, yang telah memberi Dharmasiswa

(10)

bimbingan dan motivasi baik secara moril maupun material kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada Teman-teman sepeijuangan yang telah banyak memberi spirit secara

langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini.

8. Kepada semua anggota organisasi Persatuan Mahasiswa Islam Pattani Thailand

Selatan di Indonesia (PMIPTl) Salatiga. Yang memberi semangat dan dorongan

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Kepada mereka penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain ungkapan

terima kasih dan iringan do’a semoga Allah SWT selalu membalas semua amal

kebaikan kalian semua dengan sebaik-baik balasan-Nya.

Penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai

kesempurnaan, namun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Salatiga, 19 Agustus 2007

Penulis

(11)

HALAMAN JUDUL... *

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... ‘i

HALAMAN PENGESAHAN... «»« HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... v

KA TA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... vii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Penegasan Istilah... 6

C. Rumusan Masalah... 7

D. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian... 8

E. Kajian Pustaka... 8

F. Metode Penelitian... 9

1. JenisPenelitian... 9

2. Fokus Penelitian... 9

3. SumberData... •... 10

4. Tehnik Pengumpulan D ata... 10

5. Tehnik Analisis Data... 11

(12)

A. Sistem pendidikan Islam... ^

1. Pengertian Sistem ... ^

2. Pengertian Pendidikan Islam... 15

B. Dasar dan Tujuan pendidikan Islam... 19

1. Dasar Pendidikan Islam ... 19

2. Tujuan Pendidikan Islam... 21

C. Kurikulum Materi Dan Metode Pendidikan Islam... 23

1. Kurikulum Pendidikan Islam... 23

2. Materi Pendidikan Islam... 26

3. Metode Pendidikan Islam... 27

D. Guru Dan Siswa... 30

1. Guru... 30

2. Siswa... 32

E. Alat Pendidikan Islam... 33

F. Evaluasi Pedidikan Islam... 35

BAB I I I : LAPORAN PENELITIAN... 38

A. Gambaran Umum M u’asasah Islamiyah Phoming School... 38

1. Letak Geografis M u’asasah Islamiyah Phoming School.... 38

2. Sejarah Singkat Mu’asasah Islamiyah Phoming School.... 38

3. Tujuan Pendidikan Islam di M u’asasah Islamiyah Phoming School... 41

(13)

2. Materi Pendidikan Agama Islam... 57

3. Metode Pendidikan Agama Islam... 63

4. Alat... 66

5. Evaluasi... 68

Analisis Tentang Faktor Yang Menghambat Kemajuan Mu’asasah Islamiyah Phoming School... 71

BAB V : PENUTUP... 75

A. Kesimpulan... 77

B. Saran-saran... 78

C. Kata Penutup... 78

DAFTAR PERPUSTKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua umat. Pendidikan

mempunyai tujuan dan harapan untuk mengembangkan individu dan

masyarakat. Karena pendidikan merupakan alat untuk memajukan peradaban,

mengembangkan masyarakat dan membuat generasi baru mampu berbuat

banyak bagi kepentingan mereka. Dengan kata lain, maju mundurnya suatu

bangsa tergantung seberapa jauh kualitas pendidikannya. Begitu pula dengan

harapan pendidikan Islam, yang merupakan suatu totalitas diharapkan dapat

menghantarkan anak didik untuk tumbuh dan mengembangkan potensinya

sehingga bisa hidup optimal, baik individu maupun anggota masyarakat serta

memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman hidup.

Pendidikan merupakan penyiapan generasi muda menjadi orang dewasa

dan anggota masyarakat yang mandiri dan produktif, juga mempunyai potensi

untuk merubah baik menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan

{kognitif), ketrampilan {psikomotorik) maupun yang berkaitan dengan nilai

dan sikap {efefoij)} Perubahan-perubahan yang diharapkan adalah perubahan

yang bercorak positif, yaitu perubahan yang semakin mengarah ketaraf

kedewasaan. Oleh karena itu, masyarakat atau orang tua mutlak perlu

mendampingi anak dalam belajarnya di berbagai aspek kehidupannya.

Berdasarkan tujuan itu, maka pendidikan Agama Islam dapat di rumuskan 1

1 Areif S. Sadiman, Dkk., Media Pendidikan, Jakan: Rajawali, 1986, him. 1-2.

(15)

menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi

keselamatan dan kesejahteraan hidup didunia maupun di akhirat kelak.

Dalam pelaksanaan pendidikan, tidak lepas dari pengajaran. Pengajaran

merupakan inti kegiatan dalam pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat

pengajaran. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam

kegiatan belajar mengajar.* 3

Ahmad Rohani mengatakan bahwa pengajaran merupakan totalitas

aktivitas belajar mengajar yang di awali dengan perencanaan diakhiri dengan

evaluasi.4 Dari definisi di atas tekanan kegiatan pendidikan diletakkan pada

pengajaran (.Instructional). Jadi, dalam proses pendidikan tidak lepas dari kata

mengajar, berhasil atau tidak tujuan pendidikan tergantung penuh pada guru

dalam proses pengajarannya.

Dari uraian di atas dapat diambil pengertian bahwa pendidikan dan

pengajaran agama Jslam adalah usaha bimbingan secara sadar, bertahap,

teratur, dan sistematis kepada anak didik untuk menghantarkan menjadi insan

yang berkepribadian yang luhur, mengerti, memahami, sekaligus

mengamalkan ajaran Agama Islam yang dianutnya sebagai bekal hidup di

dunia dan akhirat.

J Dr. Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidian Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, him. 86. Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta. 2000, him. 18.

(16)

Islam sangat menaruh perhatian yang besar terhadap pendidikan sebagai

bukti orang beriman telah diperintahkan oleh Allah S W l. Untuk mendidik

dirinya dan para ahlinya masing-masing agar tidak tertimpa azab api neraka.

(

)

\

jU

j \

j3

\

jiJ

Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka...” (QS. At Tahrim/66:6).5

Begitu pula dengan proses pendidikan di Thailand, yang mayoritasnya

Budha, dari jumlah penduduk Thailand sekitar 70 ju ta jiw a dan sekitar 10

persen dari total penduduk Thailand beragama Islam. Sebagian besar mereka

tinggal di Thailand selatan yaitu di provisi Pattani, Yala, Songhla, Naratiwat

dan Setun.

Masyarakat Islam merupakan minoritas, namun mereka berkeyakinan

bahwa pendidikan sangat penting bagi generasi muda. Maka dalam rangka

menyelaraskan keadaan, sekolah agama berubah menjadi sekolah swasta yang

di pimpin oleh seorang Baba (Kyai [Jawa]) dan dibantu oleh beberapa ustaz

atau guru. Pada mulanya semua lembaga pendidikan yang bercorak Agama

Islam di Pattani merupakan pondok pesantren yang dipimpin oleh seorang

Baba. Pada umumnya materi yang di ajarkan merupakan kajian-kajian

keagamaan yang di ajar dalam pondok seperti, mengaji Al-Qur’an, Tauhid,

Tafsir, Hadis, Asas-Asas Hukum Islam (Usul Fiqh), Hukum Islam (Fiqh),

Tata Bahasa Arab (Nahwu dan Shorof), Logika (Manliq), Sejarah (Tarikh),

(17)

Mistik {Tasawuf), Akhlaq (Etika)* Jadi, semua materi hanya diberikan oleh

seorang Baba kepada santri-santrinya yang merupakan materi dari kitab-kitab

klasik (kitab kuning). Lembaga seperti ini masih bertahan kukuh di Pattani

sebagai mana di Jawa dewasa ini.

Pada tahun 1971 M. Pemerintah Thailand melaksanakan renovasi pondok

pensantren menjadi sekolah swasta dengan menawarkan bantuan baik dari

segi finansial maupun tenaga edukatif. Ilal ini, ditetapkan suatu kategori

khusus sekolah swasta untuk mengajar Agama Islam (Rongrian Ekka Cium

Son Saadsanaa Islam).1 Sekolah yang menerima tawaran tersebut harus

merubah sistem pendidikan yang lama untuk menyesuaikan dengan program

yang disediakan pemerintah. Walau bagaimanapun program perubahan

pondok pesantren tersebut berasal dari pemerintah tetapi, pemerintah tidak

sepenuhnya berperan dalam mengatur urusan administrasi sekolah tersebut.

Kiai atau pengasuhlah yang memegang kebijakan dan wewenang penuh dalam

urusan sekolahnya.

Lembaga pendidikan Islam di Thailand pada saat ini sebagian besar

menyelenggarakan dua program yaitu program pendidikan umum dan

program pendidikan agama. Program pendidikan umum yang dilaksanakan

sekolah Agama Islam tidak banyak mengalami hambatan dalam

pelaksanaannya, karena pendidikan umum telah mendapatkan perhatian besar

dari pemerintah Thailand. Namun program pendidikan Islam belum

Fatah Syukur Nc, Dinamika Madrasah Dalam Masyarakar Industri, (Semaramg: Pdmc, 2003), him. 139.

(18)

sepenuhnya mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah sehingga

dalam menyelenggaraan pendidikan Islam antara satu sokolah dengan yang

lain memiliki standar berbeda, baik dari segi kurikulum, tenaga edukatif,

ijazah dan sebagainya.

M u’asasah Jslamiyah Phoming School merupakan salah satu sekolah yang

harus menyesuaikan dengan kebijaksanaan pemerintah sekaligus harus sesuai

dengan kebutuhan masyarakat serta misi sekolahnya sendiri. Mu’asasah

Islamiyah Phoming School merupakan sekolah dua aliran (Dualisme) yaitu

mempunyai dua program pendidikan. Pendidikan Agama Islam dan program

pendidikan umum. Program pendidikan agama yang diselengarakan oleh

M u’asasah Islamiyah Phoming School seluruhnya terdiri tiga tingkat, yaitu;

1. Tingkat Ibtidaiyah (4 tahun)

2. Tingkat Mutawasithah (3 tahun)

3. Tingkat Tsanawiyah (3 tahun)

Program pendidikan umum terbagi menjadi dua tingkat yaitu ;

1. Matayom Ton Ton (SLTP) 3 tahun

2. Matayom Ton Plai (SMA/SMU) 3 tahun

Dalam pelaksanaan pendidikan agama dan pendidikan umum semua

berjalan di bawah satu atap, namun pengelolanya berjalan secara dualisme

yaitu satu sekolah mempunyai dua administratif, dua kelompok tenaga

edukatif, dua jenis kurikulum dan dua tujuan atas siswa yang sama. Begitu

pula dengan ketidakseimbangan pendidikan agama dengan umum. Maka

(19)

pendidikan umum dilaksanakan pada waktu pagi dan ada juga pada sore,

begitu juga dengan pelajaran agama.

Pada kenyataannya bagi siswa yang memiliki ijazah agama saja akan

kesulitan baginya untuk melanjutkan studinya di perguruan tinggi di Thailand

sehingga banyak di kalangan mereka melanjutkan studinya di luar negeri,

seperti Timur Tengah, Malaysia dan Indonesia.

Berdasarkan hal di alas, maka penulis terlarik untuk meneliti “Sistem

Pendidikan Islam di M u’asasah Islamiyah Phoming School.”

B. Penegasan Istilah

Supaya tidak ada salah faham dalam menangkap esensi makna yang di

maksud, maka kiranya perlu dipaparkan beberapa istilah yang harus

dijelaskan, agar dalam pembahasan ini tidak terlalu melebar dan meluas.

Adapun istilah yang perlu dijelaskan yaitu;

1. Sistem

Perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga

o membentuk suatu totalitas.

2. Pendidikan Islam

Pendidikan Islam adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap

anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami

apa yang terkandung didalam Islam secara keseluruhan , menghayati

makna dan maksuda serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang 8

(20)

telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat

mendatangkan keselamatan dunia dan akhiratnya kelak.9

Agama Islam ialah ajaran yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad

SAW. yang berpedoman kepada kitab suci Al-Qur’an yang di turunkan

kedunia melalui wahyu Allah SWT. Dari pengertian pendidikan tersebut

jik a dikaitkan dengan agama Islam, maka pendidikan Islam adalah segala

kegiatan berpedoman kepada apa yang digariskan oleh Islam agar

menghasilkan siswa terpuji.

3. M u’asasah Islamiyah Phoming School

Adalah sebuah sekolah agama swasta yang mengajar dua aliran yaitu

agama dan umum (sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya), yang

terletak di kawasan kampung Phoming, provinsi Pattani.

4. Pattani

Pattani dalam tulisan ini merupakan nama provinsi (Chang Wat) dari

76 provinsi yang terdapat dalam negara Thailand atau negeri gajah pulih

terletak di bagian selatan Thailand.10

C. Rumusan Masalah

Melihat dari latar belakang dan batasan masalah di atas, maka ada

beberapa masalah yang akan dijawab melalu» penelitian ini, yaitu:

9 Dr. Zakiah Dradjat, dkk. Op.Cit.,him. 88.

(21)

1. Bagaimanakah Sistem Pendidikan Islam Di M u'asasah Isiamiyah Phoming

School pada tahun ajaran 2006/2007 ?

2. Apakah faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kemajuan

M u’asasah Isiamiyah Phoming School ?

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.

t . Tuj uan penelitian

a. Untuk mengetahui Sistem Pendidikan Islam di Mu’asasah Isiamiyah

Phoming School pada tahun ajaran 2006/2007.

b. Untuk mengetahui faklor-foktor yang menghambat kemajuan

Mu’asasah Isiamiyah Phoming School.

2. Manfaat penelitian

a. Memberikan informasi tentang sistem pendidikan Islam.

h. Diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran dalam usaha yang

sedang dan akan dilaksanakan oleh pimpinan Mu’asasah Isiamiyah

Phoming School, juga dapat mengatasi problem yang dihadapi

khususnya yang berkaitan dengan pendidikan Islam.

E. Kajian Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Nuriyah Waekachi, tentang "Sistem

Pendidikan Dan Pengajaran Pada Sekolah Sasanupatam Bana P at tani”.n

Dalam penelitiannya membahas tentang metode-metode dan materi

(22)

pengajaran agama Islam yang diajarkan di sekolah Sasanupatam dan apa saja

problematika yang hadapinya.

Penelitian di atas sangat membantu penulis dalam menean data untuk

menganalisis beberapa tulisan yang berkaitan dengan penelitian pengajaran di

sekolah, kesimpulan bahwa belum ada yang memfokuskan tentang Sistem

Pendidikan Islam Di M u’asasah Islamiyah Phoming School secara spesifik.

F. Metode Penelitian.

1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian lapangan (Field

Research), dengan menggunakan pendekatan kualitatif yakni berbentuk

kata-kata atau gambar. Data tersebut meliputi transkrip interview, catatan

lapangan, fotograf, dokumentasi dan lain-lain. Pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi. Situasi dan

peristiwa-peristiwa tidak mempunyai arti dengan sendirinya melainkan

melalui interpretasi. Sehingga untuk memahami perilaku, peneliti harus

mengerti definisi-definisi dan proses definisi itu dibuat.

2. Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah Sistem Pendidikan Agama Islam di

M u’asasah Islamiyah Phoming School pada tahun ajaran 2006/2007.

(23)

12

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun

sumber data yang penulis gunakan adalah :

a. Data Primer

Adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu

organisasi langsung melalui objeknya.12 13 Sumber data primer berkenaan

dengan pokok permasalahan penelitian yaitu berupa hasil observasi

dan wawancara.

b. Data sekunder

Adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa

pubikasi. Data sudah dikumpulkan oleh pihak instansi lain.14 Dalam

hal ini data sekunder berupa dokumentsasi yaitu dokumen-dokumen

yang berkaitan dengan M u’asasah Islamiyah Phoming School.

4. Teknik Pengumpulan Data.

a. Observasi; bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan

sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki15 Metode ini

digunakan untuk mendapatkan data tentang Sistem Pendidikan agama

Islam di Mu’asasah Islamiyah Phoming School.

b. Wawancara, adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si

penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan

12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta :Reneka Cipta, 2002, him. 107.

13 Prof. Drs. J. Supranto, M.A., APU. Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2003, him. 20.

M Ibid., him. 21.

(24)

menggunakan alat yang dinamankan interview guide (panduan

wawancar).16 Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini

adalah wawancara tak berstruktur atau wawancara bebas terpimpin,

yaitu wawancara dengan membuat pedoman wawancara yang berisi

pertanyaan yang menghendaki jawaban luas. Metode ini, penulis

digunakan untuk memperoleh data-data dari pimpinan sekolah, para

guru dan pihak-pihak yang kiranya dapat memberikan keterangan yang

diperlukan yang belum dapat diperoleh melalui observasi,

c. Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari

record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang

penyidik. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai

sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data

dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk

meramalkan.17 Metode ini di guna untuk menggali data tentang

gambaran M u’asasah Islamiyah Phoming School yang menjadi objek

penelitian skripsi ini.

5. Teknik Analisis Data.

Teknik analisis data merupakan sualu usaha untuk memberikan

interpretasi terhadap sualu data yang sudah diseleksi dan disusun secara

sistematis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif maka, analisis

yang digunakan ialah analisis non statistik. Dalam hal ini data bersifat

16 Ibid., him. 234.

(25)

terdiri dari tiga komponen utama, yaitu reduksi data, sajian data, dan

penarikan kesimpulan, dimana ketiga komponen tersebut saling terjalin

baik sebelumnya, pada waktu, dan sesudah pelaksanaan pengumpulan

data.

Pengolahan data dalam pengolahan ini dilakukan dalam tahap-tahap,

yaitu:

a. Pengumpulan Data (Field Note)

Penelitian meneatat semua data secara obyektif sesuai dengan hasil

observasi dan wawancara di lapangan.

b. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses memilih, menyederhanakan,

memfokuskan, mengabstraksikan, dan mengubah data kasar ke dalam

catatan lapangan.

c. Penyajian Data

Sajian data merupakan suatu cara merangkai data dalam suatu

organisasi yang memudahkan untuk pembuatan kesimpulan atau

tindakan yang diusulkan.

(26)

Verifikasi data merupakan penjelasan tentang makna data dalam

suatu konfigurasi yang secara jelas menunjukkan alur kausalnya.

(». Sistematika Penulisan Skripsi.

Secara keseluruhan penulisan skripsi terdiri dari lima bab yang tersusun

sebagai berikut;

BAB I: PENDAHULUAN :

A. Latar Belakang Masalah.

B. Penegasan Istilah.

C. Perumusan Masalah.

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

E. Kajian pustaka.

F. Metode Penelitian.

1. Pendekatan Penelitian.

2. Metode Pengumpulan Data.

3. Metode Analisis.

G. Sistematika Penulisan Skripsi.

BAB II: LANDASAN TEORI :

Meliputi uraian tentang Sistem Pendidikan Agama Islam, dasar dan

tujuan pendidikan agama Islam, kurikulum materi dan metode

pendidikan agama Islam, guru dan siswa, alat pendidikan,

evaluasi/penilaian.

(27)

BAB III: KAJIAN OBYEK PENELITIAN :

Pemaparan data penelitian. Dalam bab ini akan deskripsikan yang

meliputi; Gambaran umum M u’asasah Islamiyah Phoming School yaitu;

Geografis, Sejarah ,Tujuan ,Keadaan Guru dan Siswa, Struktur

Organisasi, Sarana dan Prasarana.

BAB IV: ANALISIS HASIL PENELITIAN :

Merupakan analisis terhadap Sistem Pendidikan Agama Islam di

Mu’asasah Islamiyah Phoming School pada tahun ajaran 2006/2007.

Dan analisis terhadap faktor-faktor yang menghambat kemajuan

pendidikan Agama Islam di Mu’asasah Islamiyah Phoming School.

BAB V: KESIMPULAN SARAN DAN PENUTUP :

(28)

LANDASAN TOERI

A. Sistem Pendidikan Islam

1. Pengertian Sistem

Sistem berasal dari bahasa Yunani System yang berarti hubungan

fungsional yang teratur antara unit-unit atau K o m p o n e n -ko m p o n e n .1

Menurut Tatang M. Arifi n pengertian sistem sebagai berikut:

a. Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian bagian.

b. Hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen

secara teratur. Sistem adalah jumlah keseluruhan dari bagian-bagian

yang bekerja secara sendiri dan bersama untuk mencapai hasil yang

diperlukan, berdasarkan keperluan.2

Dari batasan pengertian tersebut di atas maka jelaslah bahwa sistem

adalah menjadi satu kebulatan, keseluruhan tersebut menjadi satu kesatuan

karena unsurnya satu sama lain saling berkaitan secara fungsial, artinya sesuai

dengan fungsi dan tugas masing-masing.

2. Pengertian Pendidikan Islam

Sebelum menjelaskan tentang pengertian pendidikan Islam, terlebih

dahulu penulis menjelaskan tentang pengertian pendidikan secara umum.

1 Prof. Dr. H.M. Ridlvvan Nasir, MA. Mencuri Tipologi Format Pendidikan Ideal, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005, him. 27.

2 Ibid.

(29)

Pendidikan dapal diartikan sebagai usaha manusia untuk membina

keperibadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

kebudayaan.3

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap

dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.4

Dari penjelasan tersebut, pendidikan adalah usaha membimbing atau

mengembangkan anak didik sesuai dengan keadaan masyarakat, kebudayaan

yang ada di sekitar anak didik berada.

Dengan demikian pendidikan adalah merupakan suatu alat dalam usaha

membina dan mengembangkan peribadi manusia dari aspek-aspek rohaniyah

dan jasmaniyah agar tercapai tujuari hidup, sesuai dengan bangsa masing-

masing.

Dari sini penulis menitikberatkan tentang pendidikan, karena lebih

relevan dan efektif dalam membentuk keperibadian manusia. Berikut ini

penulis mengutip beberapa pendapat ahli pendidikan : Menurut Marimba

(1989:19) menyatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan

secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak

didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.5 Menurut Theodore

3 Dra. Zuharsini, dkk. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, him. 150. 4 Drs. M. Dalyono Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, him. 4.

(30)

Mayer Greene pendidikan adalah usaha manusia untuk menyiapkan dirinya

untuk suatu kehidupan yanbermakna.6

Dari dua pendapat ahli pendidikan di atas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh

sekelompok orang atau seorang dengan membimbing anak didik dalam

mengembangkan pribadi dan meningkatkan kesejahteraan bagi dirinya sendiri

maupun bagi masyarakat, dengan tujuan agar tercapai kehidupan yang

sempurna.

Setelah penulis kemukakan pengertian pendidikan pada umumnya,

berikut ini penulis akan menjelaskan tentang pendidikan Islam. Dan terlebih

dahulu penulis akan menjelaskan tentang Islam.

Islam adalah syari'at Allah yang diturunkan kepada umat manusia agar

mereka beribadah kepada-Nya di muka bumi. Pelaksanaan syari’at ini

menuntut adanya pendidikan manusia, sehingga dia pantas untuk memikul

amanat dan menjalankan khalifah.7

Dari urain di atas dapat disimpulkan bahwa Islam adalah syari'at Allah

yang diturunkan kepada manusia agar beribadah kepada-Nya serta dapat

menjalankan tugas-tugas untuk mengelola dan menjaga kelestarian isi bumi

ini.

Setelah kita ketahui pengertian Islam, maka selanjutnya penulis

mengnemukakan beberapa pendapat tentang pendidikan Islam.

6 Dr. Ahmad Tafsir Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, him 6.

(31)

Menurut Prof. Dr. Moh. Athiyah al-Abrasyi dalam bukunya "Dasar-

dasar Pokok dalam Pendidikan Islam" menegaskan bahwa pendidikan Agama

adalah untuk mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadilah

(keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi,

mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas

dan jujur.8

Menurut Dr. Ahmad Tafsir pendidikan Islam ialah bimbingan yang

diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara

maksimal sesuai dengan ajaran Islam.9

Menurut Dr.Zakiyah Daradjat pendidikan Islam ialah usaha berupa

bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak selelah selesai

pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta

menjadikannya sebagai pandangan hidup (Way o f life).10

Dari beberapa pendapat tentang pendidikan Islam, dapat diambil

kesimpulan bahwa yang di maksud dengan pendidikan Islam adalah suatu

aktivitas membimbing dan membina anak didik semata-mata untuk bertaqwa

kepada Allah swt dan melaksanakan ajaran-ajaran Islam dengan benar serta

membentuk akhlakul karimah.

Akhlak sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena menurut

pandangan masyarakat akhlaklah yang menjadi dimensi keperibadian

seseorang. Pembentukan akhlakul karimah penting agar dapat melaksanakan

syari'at dengan benar, di samping itu agar anak didik dapat memahami ajaran

8 Dra. Zuharsini, dkk, Op.Cit., him. 155. 9 Drs. Ahmad Tafsir, Op.Cit.,him. 32.

(32)

Islam secara menyeluruh dan dapat digunakan sebagai pedoman hidup serta

mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam

1. Dasar Pendidikan Islam

Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan

Islam. Islam adalah nama Agama yang dibawa oleh Nabai Muhammad

saw. Berisi seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu

dirumuskan berdasarkan dan bersumber pada Al-Qur'an dan Hadis serta

akal. Penggunaan dasar ini harus berurutan: al-Qur'an lebih dahulu; bila

tidak ada atau tidak jelas didalam al-Qur'an maka harus dicari di dalam

hadis; bila tidak juga jelas atau tidak ada di dalam hadis, barulah

digunakan akal (pemikiran), tetapi temuan akal itu tidak boleh

bertentangan dengan jiw a al-Qur'an dan atau hadis."

Dua dasar pokok tersebut merupakan pegangan dasar dalam memetik

pelajaran serta dalam usaha pendidikan. Hal ini dapat kita jumpai dalam

ayat-ayat Al-Qur'an sebagai dasar pendidikan Islam di antaranya terdapat

dalam surat At-Tahrim a y a t: 6

lf.ll)

Artinya: Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka.'2 11

11 Drs. Ahmad Tafsir, Op.Cit.,Mm. 12.

(33)

Perintah ini ditunjukan kepada orang-orang beriman dan mukalaf,

sebab perintah Allah yang menunjukan wajib hanya ditunjukan kepada

orang-orang mukalaf. Sehingga dengan demikian orang mukalaf atau

dewasa termasuk ibu dan bapak sebagai orang tua wajib untuk mendidik

diri sendiri dan ahli keluarganya untuk tidak terkena siksa api neraka

dengan k a ta ' j* dalam ayat lain disebut pula sebagai b e rik u t:

^ «W 9 j

O " * * "

^

b

\ j

J J

j j

(Jj

Artinya : Suruh (manusia- kepada ja la n Tuhan Mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

baik.'3

Kedua ayat Al-Qur'an sebagai sumber pendidikan di atas mengandung

pengertian tentang perintah untuk melaksanakan pendidikan yaitu

mengajarkan dengan menggunakan metode yang baik dan bijaksana,

karena pendidikan Islam memegang peranan penting dalam kehidupan

manusia.

Selain ayat Al-Qur'an sebagai sumber pendidikan Islam juga terdapat

dalam hadits yang merupakan sumber kedua, antara lain :

{j a lili V A*j j C y o (,>« Al (jl£ l& J (j-o

liuS,

13

(34)

Artinya : Barangsiapa mengajak kepada suatu ja la n kebenaran,dia mendapat

Hadits di atas mengandung arti bahwa Islam merupakan dasar-dasar

pelaksanaan pendidikan Islam, mengingat pendidikan Islam sangat

berperan dalam pembangunan bangsa dan negara.

2. Tujuan Pendidikan Islam

Setelah kita ketahui dasar-dasar dan sumber pendidikan Islam, maka

sampailah kiranya penulis kemukakan tentang tujuan pendidikan Islam.

Menurut AI-Abrasyi tujuan pendidikan yaitu :

a. Pembinaan akhlak.

b. Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan di akhirat.

c. Penguasaan ilmu.

d. Keterampilan bekeija dalam masyarakat.14 15

Dari tujuan tersebut maka dapat kita fahami bahwa tujuan pendidikan

Islam itu bukan saja pembentukan intelektual tetapi juga pembentukan

keperibadian dan keterampilan.

Tujuan pendidikan hendaklah sama dengan tujuan hidup manusia.

Allah telah memberikan kepada manusia tentang tujuan hidupnya lewat

Al-Qur'an dalam surat Ad Zariyat a y a t: 56.

Artinya: Tiada Aku ciptakan Jin dan manusia melainkan untuk beribadat.'6

pahala yang di peroleh orang-orang yang mengikutinya.M

14 Al-llafizli Zaki At-Din Abd Al-Azhim Al-Mundziri Ringkasan Shahih Muslim, Bandung: Mizan Media Utama (MUU), 2002, him. 1073.

(35)

bentuk tingkah laku hendaklah dicerminkan sebagai ibadah.

Menurut M. Athiyah Al-Abrasyi terjemahan Prof. Bustami A. Gani

dan Dajobar Bahry adalah pendidikan budi pekerti adalah jiw a dari

pendidikan Islam, dan Islam telah menyimpulkan bahwa pendidikan Islam

mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari

pendidikan. Tapi ini tidak berarti bahwa kita tidak mementingkan

pendidikan jasmani atau akal atau ilmu ataupun segi-segi pendidikan

akhlak seperti juga segi-segi lainnya itu. Anak-anak membutuhkan

kekuatan dalam jasmani, akal, ilmu dan anak-anak membutuhkan pula

pendidikan budi pekerti, perasaan, kemaun, cita-rasa dan keperibadian.16 17

Dari pendapat di atas dapat mengambil kesimpulan bahwa pendidikan

Islam adalah pendidikan yang ideal, yang seimbang antara kebutuhan

dunia dan kebutuhan akhirat yang mementingkan akhlak yang mulia.

Melihat pada rumusan tujuan pendidikan Islam dari ahli pendidikan

Islam, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam lebih menekankan

dan bersepakat bahwa pendidikan dan pengajaran bukanlah hanya

memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang mereka belum

ketahui akan tetapi maksud yang sebenarnya adalah mendidik akhlak dan

jiw a mereka dengan kesopanan yang tinggi. Mempersiapkan mereka untuk

16 Departemen Agama RI, Op.cit., him 862.

(36)

meninggalkan ilmu pengetahuan yang lain, mereka mengakui bahwa anak

akan kebutuhan rohani, ilmu, pendidikan, perasaan, kemauan, cita-cita dan

keperibadian yang luhor.

C. Kurikulum Materi dan Metode Pendidikan Islam

1. Kurikulum Pendidikan Islam

Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin "Curriculum", semula

berarti "a running course, special a chariot race course" dan terdapat pula

dalam bahasa Prancis ”Courir” artinya "to run" artinya berlari. Istilah ini

digunakan untuk sejumlah "Cuurse" atau mata pelajaran yang harus

ditempuh untuk mencapai gelar atau ijazah.18

Kurikulum dalam bahasa Arab disebut dengan istilah Manhaj atau

Minhaj yang berarti sejumlah rencana dan wasilah yang telah ditetapkan

oleh sebuah lembaga pendidikan dalam rangka mewujudkan tujuan

pendidikannya.19

Kurikulum adalah sebagai alat untuk mendidik dan mengembangkan

aspek yang ada pada diri manusia, sehingga di dalam mengembangkan dan

membina peribadi anak hendaklah memandang kepada kurikulum sebagai

teras proses pendidikan yang merupakan jalan pertama untuk dilalui dalam

mencapai tujuan. Dengan pendidikan diusahakan terjadi perubahan dan

perkembangan tingkah laku anak didik baik dari segi indera maupun

18 Dr. Armai Arief, M. A. Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, him. 29.

(37)

sociaJ, sesuai dengan tujuan pendidik. Pendidikan dan pengajaran Islam

telah mencapai puncak kejayaan ilmu pengetahuan pada masa khalifah

Harun Al-Rasyid, Karena sebagai akibat adanya suatu perhatian yang

besar terhadap pendidikan dan pengajaran, sehingga dengan

menteijemahkan buku-buku literature asing kedalam bahasa Arah pada

waktu itu. Dan dituangkan dalam kurikulum pendidikan Islam sehingga

timbul suatu kebangkitan ilmiah dan pemikiran Islam yang semakin luas,

meliputi segala segi kehidupan, segala ilmu pengetahuan dan seni.

Secara umum kurikulum menurut Dr. Zuharsini dkk, adalah sejumlah

mata pelajaran yang tertentu yang harus di tempuh atau sejumlah

pengetahuan yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau

ijazah.20

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah

program atau persiapan yang akan disajikan kepada anak didik didalam

kelas. Dengan perencanaan itu semoga mencapai tujuan pendidikan yang

diharapkan.

Kurikulum pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung adalah

bersifat fungsional, tujuannya membentuk manusia Muslim, Mengenal

Agama dan Tuhannya, berakhlak al-Qur'an, sanggup memberi dan

membina masyarakat dan mengembangkan kehidupan, melalui pekerjaan

tertentu yang dikuasainya.21

20 Dr. Zuharsini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya : Usaha Nasional, 1983, him.58.

(38)

Dari cirri-ciri kurikulum tersebut di atas sudah mencakup berbagai

macam disiplin ilmu pengetahuan, sehingga bagaimana pendidikan Islam

agar dapat diterpakan dan dikembangkan lebih lanjut. Dalam kurikulum

pendidikan Islam hendaklah segala ilmu pengetahuan yang diajarkan

beroriantasi pada agama dan akhlak yang berdasarkan Al-Qur'an dan

Hadits Nabi saw. Sehingga bagaimanapun tinggi ilmu pengetahuan untuk

kemaslahatan bersama dan tidak bertentangan dengan agama.

Pada masa sekolah belum berdiri seperti sekarang ini, ternyata

pendidikan telah mempunyai kurikulum, tetapi isinya bersifat umum

dimana guru mempunyai kebebasan untuk menggunakan bahan pelajaran

yang akan diajarkan.

Pada abad pertengahan secara disadari ataupun tidak, kaum muslimin

sudah mengenali ilmu jiwa perkembangan anak, karena adanya suatu

pengarahan terhadap anak didik sesuai dengan bakatnya masing-masing.

Dari berbagai macam bentuk kurikulum yang disajikan pada anak didik,

ternyata perioritas pertama adalah untuk mempelajari agama Islam

berserta ilmu-ilmu pengetahuan, seperti bahasa Arab, kemudian ilmu-ilmu

yang memberi kemaslahatan beragama demi terpeliharanya kesejahteraan

umat.

2. Materi Pendidikan Islam

Dalam proses belajar mengajar materi atau bahan pengajaran

merupakan faktor yang penting karena materi merupakan isi atau bahan

(39)

pendidikan. Materi atau bahan pengajaran pada hakikatnya adalah

kurikulum, sebab inti dari kurikulum adalah bahan atau materi pengajaran.

Menurut Drs. H. Zuharsini materi pokok dalam pendidikan Islam

m elip u ti:

a. Aqidah: adalah sifat I’tiqad batin, mengajarkan keesaan Allah, Esa

sebagai Tuhan yang mencipta, mengatur dan meniadakan alam ini.

b. Syari'at: adalah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka

menta'ati semua peraturan dan hukum Tuhan, guna mengatur

hubungan antara manusia dengan Tuhan, dan mengatur pergaulan

hidup kehidupan manusia.

c. Akhlak: adalah suatu amalan yang bersifat pelengkap penyempurna

bagi kedua amal di atas dan yang mengajarkan tentang tata cara

pergaulan hidup manusia.22

Maka dari kelompok ilmu agama di atas kemudian dilengkapi dengan

pembahasan dasar hukum Islam yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadits dan

ditambah lagi sejarah Islam (tarikh) sebagai berikut:

1) Ilmu tarikh atau keimanan. 2) Umufiqih.

3) Al-Qur'an. 4) Al-Hadits. 5) Akhlak.

6) Tarikh Islam.23

(40)

Dari penjelasan dialas, bahan atau materi pengajaran agama dapat

oikatakan bahwa pendidikan dan pengajaran Islam itu sendiri tidak dapat

melepaskan dari kandungan Al-Qur'an dan AJ-Hadits.

3. Metode Pendidikan Islam

Dalam proses belajar mengajar, setiap guru menjelaskan tugasnya

didalam kelas, dan berusaha supaya murid dapat mengerti dan menguasai

bahan yang diterangkan, lebih jauh lagi agar murid itu setelah beberapa

waktu dari selesainya pelajaran mendapat perubahan didalam dirinya

dengan pengetahuan yang baru itu. Umpamanya dari tidak mengerti

bahasa Arab menjadi mengerti, setidaknya paham apa yang telah

diajarkan. Usaha dan upaya serta kegiatan guru itulah semuanya sering

dinamakan metode mengajar.

Secara etimologi kata "metode" istilah metode berasal dari bahasa

Yunani "metodos". Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu "metha" yang

berarti melalui atau melewati dan "hodos" yang berarti jalan atau cara.

Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.24

Ada beberapa faktor yang menyebabkan banyaknya metode mengajar

y a itu :

a. Tujuan yang berbeda dari masing-masing mata pelajaran sesuai dengan jenis, sifat maupun isi mata pelajaran masing-masing.

b. Perbedaan latar belakang individual anak, baik latar belakang kehidupan, tingkat usianya maupun tingkat kemampuan daya kecerdasan pikirannya.

c. Perbedaan situasi dan kondisi pendidikan berlangsung, dengan pengertian bahwa disamping perbedaan jenis lembaga pendidikan

(41)

(sekolah) masing-masing, juga letak geografis dan perbedaan sosial kultural ikut menentukan metode yang dipakai oleh guru.

d. Perbedaan pribadi dan kemampuan diri pada pendidikan masing- masing.

e. Karena adanya sarana atau fasilitas yang berbeda baik dari segi kualitas maupun dalam segi kuantitasnya.25 26

Itulah beberapa faktor yang menyebabkan metode mengajar semakin

bertambah. Dan yang terpenting juga adalah keinginan manusia untuk

menyukseskan misi yang dijalankan dengan prinsip efektif dan efisien atau

dengan kata lain untuk mencapai hasil semaksimal mungkin. Dan ini

berlaku dalam lapangan pekerjaan bukan hanya dalam bidang pendidikan

dalam soal belajar-mengajar saja. Di bidang pertanian orangpun

menjalankan prinsip demikian mereka berusaha untuk mencari metode-

metode yang tepat mulai dari pembibitan sampai dengan panen.

Sudah sangat terkenal dikalangan kaum pendidikan beberapa metode

mengajar yang kerapkali mereka gunakan sehari-hari dalam menjalankan

tugas didepan kelas untuk bermacam-macam mata pelajaran. Menurut Dr.

Winamo Surachmad Diantara metode itu adalah:

a. Metode ceramah. b. Metode Tanya Jawab. c. Metode diskusi.

d. Metode pemberian tugas belajar/resitasi. e. Metode demonstrasi dan eksperimen. f. Metode beketja kelompok.

g. Metode sosiodrama dan bermain peranan. h. Metode karya wisata.

i. Metode Drill (latihan siap).

j. Metode sistem regu (team teaching).76

(42)

dalam proses belajar-mengajar dan para guru dituntut benar-benar memilih

metode yang tepat dalam menyampaikan pelajaran agar efektif dan efisien.

Dengan kata lain bahwa seorang guru yang sangat miskin dalam

menggunakan metode, tidak menguasai berbagai tehnik mengajar atau

mungkin tidak mengetahui adanya metode-metode itu, berusaha mencapai

tujuan dengan jalan-jalan yang tidak wajar, jadi hasil pengajaran yang

tidak maksimal, ini yang menyedihkan guru, guru akan menderita

muridpun demikian. Akan timbul masalah disiplin, rendahnya mutu

pelajaran, kurang minat anak-anak dan tidak adanya perhatian dan

kesungguhan belajar.

D. Guru dan Siswa

1. Guru

Guru/Pendidik merupakan salah satu komponen penting dalam proses

pendidikan. Di pundaknya terletak tanggung jaw ab yang besar dalam

upaya mengantarkan peserta didik kearah tujuan yang dicitakan.27

Tugas seorang pendidik dipandang sebagai sesuatu yang sangat mulia,

sehingga Islam menempatkan orang-orang yang beriman dan berilmu

pengetahuan lebih tinggi darajatnya bila dibanding dengan manusia

lainnya seperti yang disebut dalam Al-Qur'an.

£-9'ji

27

(43)

Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa darajat28

Seseorang berilmu dan berkerja dengan ilmunya itu, adalah ibarat

matahari menyinari orang lain, dan juga menyinari dirinya sendiri.

Seseorang yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya, dialah

yang dinamakan orang besar di kolong langit ini. Dia itu di ibarat matahari

yang menyinari orang lain, dan menyinari dirinya sendiri. Ibarat minyak

kasturi yang wanginya dapat dinikmati orang lain, dan ia sendiri pun

harum.29

Pendidik, selain bertugas melakukan transtor o f knowledge, juga

seorang motivator dan fasilitator bagi proses belajar peserta didiknya.

Menurut Hasan Langgulung seorang pendidik harus dapat memotivasi dan

memfasilitasi peserta didik agar dapat mengaktualisasikan sifat-sifat

Tuhan yang baik, sebagai potensi yang perlu dikembangkan.30

Menurut Abdurrhman Al-Nahlawi ada beberapa bentuk karakteristik

yang harus memiliki oleh seorang pendidik muslim :

a. Tujuan hidup, tingkah laku, dan pola pikir pendidik hendaknya bersifat

Rabbani.

b. Menjalankan aktivitas pendidikan dengzn penuh keikhelasan.

c. Menjalankan aktivitas pendidikan dengan penuh kesabaran, karena tujuan pendidikan tidak akan tercapai dengan tergesa-gesa.

d. Menyampaikan apa yang diserukan dengan penuh kejujuran.

e. Senantiasa membekali diri dengan ilmu pengetahuan serta terus- menerus membiasakan diri untuk mempelajari dan mengkajinya.

28 Departemen Agama RI, Op.cit., him. 910. 29 Toto Suharto, Op.Cit., him. 119.

(44)

f. Memiliki kemampuan untuk mengunakan berbagai metode mengajar secara variasi.

g. Memiliki kemampuan pengelolaan belajar yang baik, tegas dalam tindakan, dan mampu meletakan berbagai perkara secara proporsional. h. Mampu memahami kondisi kejiwaan peserta didik yang selaras dengan

tahapan perkembangannya.

i. Memiliki sikap tanggap dan responsif terhadap berbagai kondisi dan perkembangan dunia, yang dapat memengaruhi jiw a, keyakinan, dan pola pikir peserta didik.

j. Memperlakukan peserta didik dengan adil, tidak cenderung kepada salah satu dari mereka, dan tidak melebihkan seseorang atas yang lain, kecuali dengan kemampuan dan prestasinya.31

Dari sifat pendidik dalam pendidikan Islam yang dikemukakan di atas,

sangat mendukung kelebihan dalam melaksanakan tugasnya, karena

keberhasilan bukan saja terfokus pada kurikulum serta metode pendidikan

dan pengajaran, bahkan keperibadian pendidik atau guru merupakan

teladan atau contoh bagi muridnya. Dengan demikian contoh yang baik

serta jalinan kasih sayang antara guru dan murid merupakan faktor

dominasi bagi suksesnya pendidikan.

2. Siswa

Menurut Toto Suharto peserta didik adalah makhluk Allah yang terdiri

dari aspek jasmani dan rohani yang belum mencapai taraf kematangan,

baik fisik, mental, intelektual, maupun psikologisnya. Oleh karena itu, ia

senantiasa memerlukan bantuan, bimbingan, dan arahan pendidik, agar

dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan membimbingnya

menuju kedewasaan. Islam memandang anak dilahirkan dengan dibekali

(45)

fitrah kedua orang tuanyalah yang dapat membuat ia menjadi seorang

Majusi, Nasrani atau Yahudi.32 33

Berarti siswa mengalami perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari

bodoh menjadi pintar, dari tidak berpengalaman menjadi berpengalaman

dan sebagainya. Perubahan diartikan perkembangan dan perkembangan

yang diharapkan yaitu perkembangan menciptakan perbaikan dan

kebaikan.

Hal ini sesuai dengan sabda Nabi saw.

A

j

I

dljjli SjlaiJ!

<j*

U

Artinya : Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci. Oleh karena itu, kedua

orang tualah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, dan Majusi, f

Dari Hadits tersebut, dapat diambil pengertian bahwa yang

menyebabkan anak didik menyeleweng dari ajaran agama itu tergantung

pada orang tuanya yang mendidik sejak kecil sampai menyekolahkan,

karena pendidikan yang pertama kali didapatkan oleh anak adalah

pendidikan dalam keluarga. Walaupun anak dilahirkan dalam keadaan

iitrah (suci) akan tetapi dalam perkembangan anak selanjutnya dapat

dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.

32 Ibid., him 123.

(46)

E. Alat-alat Pendidikan

Untuk mencapai tujuan pendidikan memerlukan berbagai alat dan metode.

Istilah lain dari alat pendidikan yang dikenal hingga saat ini adalah media

pendidikan, Audio Visual Aids (AVA), alat peraga, sarana dan prasarana

pendidikan dar. sebagainya.34

Menurut Dra. H. Zuharsini dimaksud dengan alat ialah segala sesuatu yang

dipergunakan dalam usaha untuk mencapai tujuan dari pada pendidikan.35

Alat pendidikan yang dapat dipergunakan untuk semua mata pelajaran,

dan ada juga yang hanya satu jam pelajaran saja, yang bisa disebut alat peraga.

Adapun maksud dan tujuan alat dalam pendidikan itu untuk memberikan

variasi dalam mengajar sehingga lebih berwujud lebih terarah untuk mencapai

tujuan tertentu, maksudnya untuk menolong anak agar lebih mudah

memahami pelajaran dengan jelas atau dapat menguasai isi atau bahan

pelajaran dengan baik.

Dalam hal ini alat-alat pendidikan tidak terbatas pada benda-benda yang

konkret saja, seperti papan tulis, bangku sekolah, kapur tulis, akan tetapi dapat

juga berupa nasihat, tuntutan contoh-contoh, hukum, ancaman dan sebagainya.

Adapun yang dimaksud alat pendidikan yang dapat digunakan untuk

pendidikan agama, menurut Zakiyah Daradjat sebagai b e rik u t:

1 Media tulis atau cetak seperti Al-Qur'an, Hadits, Tauhid, Fiqih, Sejarah dan sebagainya.

2 Benda-benda alam seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, zat, padat, zat cair, zat gas dan sebagainya.

(47)

3 Gambar-gambar, lukisan, diagram, peta dan grafika,. Alat ini dapat dibuat dalam ukuran besar dan dapat pula dipakai dalam buku-buku teks atau bahan bacaan lain.

4 Gambar yang dapat diproyeksi, baik dengan alat atau tanpa suara seperti foto, slide, film strip, televisi, video dan sebagainya.

5 Audio reading (alat untuk didengar) seperti kaset tape, radio, piringan hitam dan lain-lain yang semuanya diwarnai dengan ajaran agama.36

Dari alat pendidikan di atas maka dalam pengajaran alat pendidikan harus

sesuai dengan tujuan pengajaran yang akan dicapai. Kalau tujuan pengajaran

hanya menyangkut bidang kognitif (pengetahuan) misalnya siswa dapat

membedakan rukun dan sunnat solat jum 'at, dapat menyebutkan ayat yang

berhubungan dengan solat jum'at, menyebutkan orang-orang yang dibolehkan

tidak solat jum 'at dan sebagainya, maka alat yang dipilih adalah buku teks,

Al-Qur'an dan skema. Bila tujuan itu menyangkut bidang psikomotor, misalnya

siswa dapat melakukan gerakan-gerakan dalam solat dengan baik, maka alat

atau medianya adalah film, gambar orang solat atau demonstrasi oleh guru

sendiri. Bila tujuan itu menyangkut bidang afektif, misalnya siswa

menyayangi fakir miskin, maka medianya adalah melaksanakan kegiatan

sosial keagamaan, mengadakan pengamatan langsung terhadap kehidupan

fakir miskin, menyaksikan film tentang penyatunan fakir miskin.37

F. Evaluasi / Pendidikan

Evaluasi merupakan satu komponen, di samping materi/bahan, kegiatan

belajar-mengajar, alat pelajaran, sumber dan metode, yang kesemua

(48)

komponen saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan

pengajaran yang telah dirumuskan.™

Secara etimologi evaluasi berasal dari kata "to evaluate" yang berarti

menilai.38 39

Menurut Hasan Langgulung evaJuasi/penilaian sebenarnya berhubungan

erat dengan tujuan pendidikan. Penilaian berusaha menentukan apakah tujuan

pendidikan dicapai atau tidak. Misalnya, kalau kita latih seorang menyetir

mobil, Maka penilaian adalah ujian menyetir yang kita berikan untuk

mengetahui apakah sudah pandai menyetir ataukah belum.40

Dalam bidang formal, evaluasi tidak bisa dipisahkan, karena evaluasi

sebagai alat kontrol terhadap keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

Adapun evaluasi yang sering digunakan dalam pendidikan formal sebagai

berik u t:

l. Evaluasi formatif, adalah evaluasi hasil belajar jangka pendek, yaitu

evaluasi hasil belajar pada akhir setiap satuan pelajaran.41 Berarti bahwa

penilaian formatif ini merupakan penilaian yang memberi umpan balik

bagi penyempurnaan program belajar-mengajar serta untuk mengetahui

kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan sehingga hasil belajar

mengajar menjadi lebih baik.

(49)

2. Evaluasi Sumatif, adalah evaluasi hasil belajar jangka panjang, yaitu

evaluasi hasil belajar pada akhir tahun ajaran dari keseluruhan program.42

Berarti penilaian sum atif ini bermaksud untuk mengetahui apakah siswa

berhasil mencapai tujuan pengajaran atau tidak.

Evaluasi/ Penilaian sebagai umpan balik dari kegiatan belajar-mengajar.

Para ahli pendidikan sampai saat ini pada umumnya aspek-aspek yang dinilai

meliputi:

a. Aspek pengetahuan (kognitit).

b. Aspek keterampilan (psikomotor)

c. Aspek sikap (afektif)..43

42 Ibid

(50)

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Mu’asasah Islamiyah Phoming School 1. Letak Geogarafls Mu’asasah Islamiyah Phoming School

Mua'sasah Islamiyah Phoming School adalah sebuah lembaga

pendidikan Islam yang membina manusia bertakwa kepada Tuhan yang

Maha kuasa dan menanamkan ukhuwah Islamiyah sesama manusia.

Lokasi Mua'sasah Islamiyah Phoming School Patani terletak pada Nomor

35 Jalan 02, kecamatan Phoming, kabupaten Panaret Propinsi Pattani

Thailand.

2. Sejarah singkat Mu'asasah Islamiyah Phoming School

Mu'asasah Islamiyah Phoming School lebih dikenal dengan nama

Pondok Phombing. Sejak awal berdiri sampai sekarang sudah berusia 83

tahun. Dinamika peijalanannya telah mengalami berbagai kondisi pasang

surut. Dengan peijuangan dan kerja keras para pimpinan Mu'asasah, pada

akhirnya membuat Mua'sasah Islamiyah Phoming School dapat bertambah

dan berkembang sampai saat sekarang.

Didirikan pertama kali pada tahun 1922 M. oleh seorang Tuan guru H.

Abdulrahman Ibrahim., pada awal berdirinya, Mu'asasah Islamiyah

Phoming School merupakan sebuah lembaga pendidikan agama Islam

pondok pesantren tradisional yang mengajarkan ilmu keagamaan kepada

santrinya dengan menggunakan kitab tua (kitab kuning). Setelah Tuan

(51)

guru i(. Abdurahman Ibrahim meninggalkan lanah air, beliau berhijrah

kenegara tetangga menjadi warga Negara Malaysia.

pada tahun 1959 kepemimpinan pondok pesantren diambil alih oleh

muridnya H. Abdullah Muhammad, juga masih menggunakan sistem

pendidikan tradisional. Sesuai dengan instruksi pemerintah Thai, pada

tahun 1959 M. agar semua lembaga pendidikan agama mendaftarkan diri

kepada pihak birokrasi pendidikan, Mu'asasah Islamiyah Phoming School

di bawah kepemimpinan 11. Abdullah Muhammad juga ikut mendaftarkan

diri dan memperoleh izin resmi untuk melaksanakan kegiatan pendidikan

yang lembaganya diberi nama. "Mu'asasah Islamiyah Phoming School".

Dengan izin resmi ini, Mua’sasah Islamiyah Phoning School merupakan

kegiatan pendidikan diberi model pendidikan tradisional dengan pola

Halaqah (duduk berkeliling) ke model pendidikan yang lebih modern

dengan pola pendidikan klasik.

Pada awal penerapan pola klasik, Mu'asasah Islamiyah Phoming

School hanya membuka program pendidikan agama Islam Ibtidaiyah saja,

yaitu dari kelas I sampai kelas IV. Pada tahun 1961 M. Mu'asasah

Islamiyah Phoming School telah mendapatkan izin dari pemerintah Thai

untuk membuka pendidikan umum bagi orang dewasa dari kelas I sampai

kelas IV. Bersama dengan membuka program pendidikan umum tersebut,

Mu'asasah Islamiyah Phoming School juga membuka program pendidikan

agama Islam Mutawasithoh, yaitu dari kelas IV sampai kelas VII.

(52)

kembali mendapatkan izin untuk memperluaskan jenjang pendidikan

agama Islam dengan membuka program pendidikan agama Islam

Tsanawiyah, yaitu dari kelas VIII sampai kelas X. Namun pada tahun

pertama ini, program pendidikan agama Islam Tsanawiyah di Mua'sasah

Islamiyah memiliki satu kelas saja, yaitu kelas VIII.

Pada tahun 1978 M u’asasah ada perubahan pengkoordinir, dari H.

Abdullah Muhammad kepada H. Ibrahim Ahmad, yang tamat perkuliahan

dari Masir, Pendidikannya MA, maka sesuai dengan izin pemerintah Thai,

Mu'asasah Islamiyah lelah merubah program pendidikan umum bagi orang

dewasa menjadi program pendidikan umum menengah bawah (SMP) dan

3 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1980 telah membuka program

pendidikan umum menengah atas (SMA) serta menambah sekolah dalam

bahasa Thai dengan nama Rongrian (Sekolah) Wathnulhcim Islam PaUmi.

Mulai dari tahun 1980 inilah Mu'asasah Islamiyah Phoming School

telah memiliki seluruh program dan jenjang pendidikan sebagaimana yang

terdapat pada saat sekarang, pada bagian umum terdapat program

pendidikan Matayom ton (Sekolah Menengah Pertama) dengan masa

belajar 3 tahun dan program Matayom Plai (Sekolah Menengah Atas) juga

dengan masa belajar 3 tahun. Sedangkan dibagian pendidikan agama Islam

terdapat Program pendidikan Ibtidaiyah dengan masa belajar 4 tahun,

(53)

program pendidikan agama Islam Tsanawiyah dengan masa belajar 3

tahun.'

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam di Mu’asasah Islamiyah

Tujuan pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah secara umum

menurut kantor pendidikan wilayah II (Kheek Kaan Suek Saa Song) yang

berpusat di provinsi Yala Thailand Selatan, di dalam buku Islamic

Academic yang bermaksud; pendidikan agama Islam di Thailand adalah

untuk mempertenguh keimanan kepada Allah SWT, patuh dan tekun

menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya, menumbuhkan

akhlaq yang luhur, sosial yang baik, mandiri dalam segala aspek, terutama

dalam mencari nafkah untuk dirinya maupun keluarganya dan

bertanggung-jawab kepada agama dan Negara. Adapun tujuan pendidikan

agama Islam yang dirumuskan oleh kantor pendidikan wilayah II, sebagai

b erik u t:

a. Memiliki pengetahuan, pemahaman serta melaksanakan sesuai dengan

ajaran Islam.

b. Memiliki pengetahuan ilmu secara khusus.

c. Memiliki pengetahuan teknologi.

d. Mampu memimpin masyarakat secara umum.

e. Mampu menyelesaikan masalah dalam lingkungan masyarakat sendiri.

(54)

f. Berbangga menjadi Negara Thai.

g. Memiliki pemikiran kreatif.

h. Memiliki semangat tinggi dalam bidang pekerjaan.

i. Senang dan cinta dalam pekerjaan.

j. Memahami keadaan dan perubahan masyarakat.

4. Keadaan Guru dan Siswa

Mu'asasah Islamiynh adalah merupakan sebuah lembaga pendidikan

agama yang sifatnya formal, tetapi statusnya swasta mempunyai pengurus-

pengurus yang terorganisir yang sistematis dalam ruang lingkup

Mu'asasah, dan mempunyai tugas masing-masing yang dianggap

komponen dalam mengatur Mu'asasah sesuai dengan bidang yang

diharapkan. Adapun struktur Mu'asasah Islamiyah Phoming School adalah

(55)

a. Struktur Organisasi Mu’asasah Islamiyah Phoming School TABEL I

Struktur Organisasi Mu’asasah Islamiyah Phoming School

b. Keadaan Guru

Guru atau pendidik merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam

pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan agama. Adapun

keadaan guru di Mua'sasah Islamiyah kalau dilihat dari segi jumlahnya,

maka menurut rekapitulasi keadaan Mua'sasah ini pada tahun 2007

terdapat jumlah tenaga guru baik bagian agama maupun bagian umum

sebanyak 86 orang. Dari jumlah guru tersebut guru yang mengajar bagian

Gambar

Gambar-gambar, lukisan, diagram, peta dan grafika,. Alat ini dapat dibuat
TABEL IStruktur Organisasi Mu’asasah Islamiyah Phoming School
TABEL IIJumlah Guru yang Mengajar Bagian Agama
TABEL VJumlah JenisSiswa pada Tinggkat Tsanawiyah
+6

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah; (1) Untuk mengetahui motivasi belajar bahasa Arab siswa sebelum menggunakan model CTL , (2) Untuk mengetahui motivasi belajar bahasa

[r]

[r]

[r]

Sehubungan dengan Surat Penawaran Saudara pada Paket Pekerjaan Pengadaan Bahan Bangunan di Kecamatan Sei Menggaris pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan

Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Saintifik pada Mata D iklat D asar Pola.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP