SISTEM PENDIDIKAN ISLAM
DI MU’ASASAH ISLAM IAH PHOM ING SC H O O L PATTANI
TAHUN AJARAN 2006/2007
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
PR O G RA M STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TIN G G I AGAMA ISLAM N EG ER I (STAIN)
SALATIGA
2007
<V
£G
B
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax. (0298) 323433 Salatiga 50721 Website : www. Stain.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi Saudara : TAMMIYI SALAEH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11103013 yang berjudul : SISTEM PENDIDIKAN ISLAM DI MU’ASASAH ISLAMIYAH PHOMING SCHOOL TAHUN AJARAN 2006/2007 telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : 11 September 2007 M. Yang bertepatan dengan tanggal : 28 Sya’ban 1428 H. dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar SARJANA dalam Ilmu Tarbiyali.
Salatiga 11 Sebtember 2007 M 28 Sya’ban 1428 H
PANITIA UJIAN
Penguji I
DnJLjhmatJiari^adkJVLPd
NIP. 1150 254 238 Dra. H j, Lilik Srivanti, M.SiNIP. 150 245 903
Pembimbing
PENGESAHAN
Skripsi Saudara : TAMMIYI SALAEH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11103013 yang beijudul : SISTEM PENDIDIKAN ISLAM DI MU’ASASAH ISLAMI Y AH PHOMING SCHOOL TAHUN AJARAN 2006/2007 telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : 11 September 2007 M. Yang bertepatan dengan tanggal : 28 Sy>ri>an 1428 II. dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar SARJANA dalam Ilmu Tarbiyah.
Salatiga 11 Sebtember 2007 M 28 Sya’ban 1428 H
PANITIA UJIAN
Ketiai Sidang
Penguji I
Rahmat Harivadi. M.Pd NIP. 150 254 238
Sekretaris Sidang
Dr. Muh. Saerazi. M.Ag NIP. 150 247 014
Dra. Hi. Lilik Srivanti. M.Si NIP. 150 245 903
Pembimbing
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax. (0298) 323433 Salatiga 50721 Website : www. Stain.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi Saudara : TAMMIYI SALAEH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11103013 yang berjudul : SISTEM PENDIDIKAN ISLAM DI MU’ASASAH ISLAMI Y AH PHOMING SCHOOL TAHUN AJARAN 2006/2007 telah dimunatjosahkan dalam sidang panitia ujian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : 11 September 2007 M. Yang bertepatan dengan tanggal : 28 Sya’ban 1428 II. dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar SARJANA dalam Ilmu Tarbiyah.
Salatiga 11 Sebtember 2007 M 28 Sya’ban 1428 H
PANITIA UJIAN
Sekretaris Sidang
Pembimbing
PENGESAHAN
Skripsi Saudara : TAMMIYI SALAEH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11103013 yang berjudul : SISTEM PENDIDIKAN ISLAM DI MU’ASASAH ISLAMI Y AH PHOMING SCHOOL TAHUN AJARAN 2006/2007 telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : 11 September 2007 M. Yang bertepatan dengan tanggal : 28 Sya’ban 1428 II. dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar SARJANA dalam Ilmu Tarbiyali.
Salatiga 11 Sebtember 2007 M 28 Sya’ban 1428 H
PANITIA UJIAN
Sekretaris Sidang
NIP. 150 247 014
Dosen STAIN Salatigi
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3 Eks
Mal : Naskah Skripsi
Sdr. Mr. Tammiyi Salaeh Nim 1 1 1 0 3 0 1 3
Kepada
Ylh. Ketua ST/VIN Salatiga
di-tempat
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama SCHOOL PATTANI TAHUN AJARAN 2006/2007
Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera
^ LlSIU Uj A lta i j \ ^
Aulxa S js k V ta l
j\
( j ^ j
a
I
x
IU
j
4
j
1*3
£y*j
Barang siapa yang Ingin dunia hendaknya la berilmu.
Barang siapa yang mahu akhirat hendakla dia berilmu.
Barang siapa yang ingin kedua-duanya maka
❖
Alm am aterku P anuitas Parbiyah, Jurusan (pendidikan Agam a Is tam
(STJW O Sekolak tinggi agama Islam Jfageri Salatiga, yang selalu
menjadi kebahagiaanku.
❖
(Bapa dan I6u tercinta, yang kgsih sayang, perhatian, pengertian,
dan do’a, takm ungkjn kji balas dengan apapun juga.
❖
Kakgkj. A dik-adikku yang selalu ku sayangi
♦
>
(Buat Istriku yang tercinta dan penuh kgsih sayang.
♦
♦
♦
Sahabat-sahabatku seperjuangan khususnya anggota (FMI(P77 yang
selalu memberiku m otivasi dan bimbingan khususnya dalam bidang
kependidikgn.
♦
t*
Sahabat-sahabat seperjuangan, sepermainan, seangkatan,
sekpntrakgn yang selalu membantuku dalam 6er6agai kesulitan.
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha pengasih
dan Penyayang, yang telah melimpahkan Rahmat Hidayah-Nya kepada penulis
sehingga bias menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kehadirat beliau
Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan para pengikut beliau yang kita nantikan
syafaatnya di akhirat.
Skripsi yang berjudul “Sistem Pendidikan Islam di Mu’asasah Islamiyah Phoming School”, ditulis untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini penulis menyampaikan banyak terima
kasih k ep ad a:
1. Yang terhormat Bapak Drs. Imam Sutomo M.Ag. selaku ketua Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STArN) Salatiga, yang telah merestui pembahasan skripsi.
2. Yang terhormat Ibu Siti Rukhayati M.Ag. selaku pembimbing, yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk bimbingan dan pengarahan dalam
penyusunan skripsi.
3. Kepada bagian perpustakaan STAIN Salatiga serta stafnya yang telah memberikan
ijin dan layanan kepustakaan yang diperlukan dalam penyunan skripsi ini.
4. Para Dosen pengajar di lingkungan STAIN Salatiga yang telah membekali
berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
5. Departemen Agama Republik Indonesia, yang telah memberi Dharmasiswa
bimbingan dan motivasi baik secara moril maupun material kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Kepada Teman-teman sepeijuangan yang telah banyak memberi spirit secara
langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini.
8. Kepada semua anggota organisasi Persatuan Mahasiswa Islam Pattani Thailand
Selatan di Indonesia (PMIPTl) Salatiga. Yang memberi semangat dan dorongan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Kepada mereka penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain ungkapan
terima kasih dan iringan do’a semoga Allah SWT selalu membalas semua amal
kebaikan kalian semua dengan sebaik-baik balasan-Nya.
Penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai
kesempurnaan, namun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 19 Agustus 2007
Penulis
HALAMAN JUDUL... *
HALAMAN NOTA PEMBIMBING... ‘i
HALAMAN PENGESAHAN... «»« HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... v
KA TA PENGANTAR... vi
DAFTAR ISI... vii
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Penegasan Istilah... 6
C. Rumusan Masalah... 7
D. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian... 8
E. Kajian Pustaka... 8
F. Metode Penelitian... 9
1. JenisPenelitian... 9
2. Fokus Penelitian... 9
3. SumberData... •... 10
4. Tehnik Pengumpulan D ata... 10
5. Tehnik Analisis Data... 11
A. Sistem pendidikan Islam... ^
1. Pengertian Sistem ... ^
2. Pengertian Pendidikan Islam... 15
B. Dasar dan Tujuan pendidikan Islam... 19
1. Dasar Pendidikan Islam ... 19
2. Tujuan Pendidikan Islam... 21
C. Kurikulum Materi Dan Metode Pendidikan Islam... 23
1. Kurikulum Pendidikan Islam... 23
2. Materi Pendidikan Islam... 26
3. Metode Pendidikan Islam... 27
D. Guru Dan Siswa... 30
1. Guru... 30
2. Siswa... 32
E. Alat Pendidikan Islam... 33
F. Evaluasi Pedidikan Islam... 35
BAB I I I : LAPORAN PENELITIAN... 38
A. Gambaran Umum M u’asasah Islamiyah Phoming School... 38
1. Letak Geografis M u’asasah Islamiyah Phoming School.... 38
2. Sejarah Singkat Mu’asasah Islamiyah Phoming School.... 38
3. Tujuan Pendidikan Islam di M u’asasah Islamiyah Phoming School... 41
2. Materi Pendidikan Agama Islam... 57
3. Metode Pendidikan Agama Islam... 63
4. Alat... 66
5. Evaluasi... 68
Analisis Tentang Faktor Yang Menghambat Kemajuan Mu’asasah Islamiyah Phoming School... 71
BAB V : PENUTUP... 75
A. Kesimpulan... 77
B. Saran-saran... 78
C. Kata Penutup... 78
DAFTAR PERPUSTKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua umat. Pendidikan
mempunyai tujuan dan harapan untuk mengembangkan individu dan
masyarakat. Karena pendidikan merupakan alat untuk memajukan peradaban,
mengembangkan masyarakat dan membuat generasi baru mampu berbuat
banyak bagi kepentingan mereka. Dengan kata lain, maju mundurnya suatu
bangsa tergantung seberapa jauh kualitas pendidikannya. Begitu pula dengan
harapan pendidikan Islam, yang merupakan suatu totalitas diharapkan dapat
menghantarkan anak didik untuk tumbuh dan mengembangkan potensinya
sehingga bisa hidup optimal, baik individu maupun anggota masyarakat serta
memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman hidup.
Pendidikan merupakan penyiapan generasi muda menjadi orang dewasa
dan anggota masyarakat yang mandiri dan produktif, juga mempunyai potensi
untuk merubah baik menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan
{kognitif), ketrampilan {psikomotorik) maupun yang berkaitan dengan nilai
dan sikap {efefoij)} Perubahan-perubahan yang diharapkan adalah perubahan
yang bercorak positif, yaitu perubahan yang semakin mengarah ketaraf
kedewasaan. Oleh karena itu, masyarakat atau orang tua mutlak perlu
mendampingi anak dalam belajarnya di berbagai aspek kehidupannya.
Berdasarkan tujuan itu, maka pendidikan Agama Islam dapat di rumuskan 1
1 Areif S. Sadiman, Dkk., Media Pendidikan, Jakan: Rajawali, 1986, him. 1-2.
menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi
keselamatan dan kesejahteraan hidup didunia maupun di akhirat kelak.
Dalam pelaksanaan pendidikan, tidak lepas dari pengajaran. Pengajaran
merupakan inti kegiatan dalam pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat
pengajaran. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam
kegiatan belajar mengajar.* 3
Ahmad Rohani mengatakan bahwa pengajaran merupakan totalitas
aktivitas belajar mengajar yang di awali dengan perencanaan diakhiri dengan
evaluasi.4 Dari definisi di atas tekanan kegiatan pendidikan diletakkan pada
pengajaran (.Instructional). Jadi, dalam proses pendidikan tidak lepas dari kata
mengajar, berhasil atau tidak tujuan pendidikan tergantung penuh pada guru
dalam proses pengajarannya.
Dari uraian di atas dapat diambil pengertian bahwa pendidikan dan
pengajaran agama Jslam adalah usaha bimbingan secara sadar, bertahap,
teratur, dan sistematis kepada anak didik untuk menghantarkan menjadi insan
yang berkepribadian yang luhur, mengerti, memahami, sekaligus
mengamalkan ajaran Agama Islam yang dianutnya sebagai bekal hidup di
dunia dan akhirat.
J Dr. Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidian Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, him. 86. Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta. 2000, him. 18.
Islam sangat menaruh perhatian yang besar terhadap pendidikan sebagai
bukti orang beriman telah diperintahkan oleh Allah S W l. Untuk mendidik
dirinya dan para ahlinya masing-masing agar tidak tertimpa azab api neraka.
(
)
\jU
j \j3
\jiJ
Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka...” (QS. At Tahrim/66:6).5
Begitu pula dengan proses pendidikan di Thailand, yang mayoritasnya
Budha, dari jumlah penduduk Thailand sekitar 70 ju ta jiw a dan sekitar 10
persen dari total penduduk Thailand beragama Islam. Sebagian besar mereka
tinggal di Thailand selatan yaitu di provisi Pattani, Yala, Songhla, Naratiwat
dan Setun.
Masyarakat Islam merupakan minoritas, namun mereka berkeyakinan
bahwa pendidikan sangat penting bagi generasi muda. Maka dalam rangka
menyelaraskan keadaan, sekolah agama berubah menjadi sekolah swasta yang
di pimpin oleh seorang Baba (Kyai [Jawa]) dan dibantu oleh beberapa ustaz
atau guru. Pada mulanya semua lembaga pendidikan yang bercorak Agama
Islam di Pattani merupakan pondok pesantren yang dipimpin oleh seorang
Baba. Pada umumnya materi yang di ajarkan merupakan kajian-kajian
keagamaan yang di ajar dalam pondok seperti, mengaji Al-Qur’an, Tauhid,
Tafsir, Hadis, Asas-Asas Hukum Islam (Usul Fiqh), Hukum Islam (Fiqh),
Tata Bahasa Arab (Nahwu dan Shorof), Logika (Manliq), Sejarah (Tarikh),
Mistik {Tasawuf), Akhlaq (Etika)* Jadi, semua materi hanya diberikan oleh
seorang Baba kepada santri-santrinya yang merupakan materi dari kitab-kitab
klasik (kitab kuning). Lembaga seperti ini masih bertahan kukuh di Pattani
sebagai mana di Jawa dewasa ini.
Pada tahun 1971 M. Pemerintah Thailand melaksanakan renovasi pondok
pensantren menjadi sekolah swasta dengan menawarkan bantuan baik dari
segi finansial maupun tenaga edukatif. Ilal ini, ditetapkan suatu kategori
khusus sekolah swasta untuk mengajar Agama Islam (Rongrian Ekka Cium
Son Saadsanaa Islam).1 Sekolah yang menerima tawaran tersebut harus
merubah sistem pendidikan yang lama untuk menyesuaikan dengan program
yang disediakan pemerintah. Walau bagaimanapun program perubahan
pondok pesantren tersebut berasal dari pemerintah tetapi, pemerintah tidak
sepenuhnya berperan dalam mengatur urusan administrasi sekolah tersebut.
Kiai atau pengasuhlah yang memegang kebijakan dan wewenang penuh dalam
urusan sekolahnya.
Lembaga pendidikan Islam di Thailand pada saat ini sebagian besar
menyelenggarakan dua program yaitu program pendidikan umum dan
program pendidikan agama. Program pendidikan umum yang dilaksanakan
sekolah Agama Islam tidak banyak mengalami hambatan dalam
pelaksanaannya, karena pendidikan umum telah mendapatkan perhatian besar
dari pemerintah Thailand. Namun program pendidikan Islam belum
Fatah Syukur Nc, Dinamika Madrasah Dalam Masyarakar Industri, (Semaramg: Pdmc, 2003), him. 139.
sepenuhnya mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah sehingga
dalam menyelenggaraan pendidikan Islam antara satu sokolah dengan yang
lain memiliki standar berbeda, baik dari segi kurikulum, tenaga edukatif,
ijazah dan sebagainya.
M u’asasah Jslamiyah Phoming School merupakan salah satu sekolah yang
harus menyesuaikan dengan kebijaksanaan pemerintah sekaligus harus sesuai
dengan kebutuhan masyarakat serta misi sekolahnya sendiri. Mu’asasah
Islamiyah Phoming School merupakan sekolah dua aliran (Dualisme) yaitu
mempunyai dua program pendidikan. Pendidikan Agama Islam dan program
pendidikan umum. Program pendidikan agama yang diselengarakan oleh
M u’asasah Islamiyah Phoming School seluruhnya terdiri tiga tingkat, yaitu;
1. Tingkat Ibtidaiyah (4 tahun)
2. Tingkat Mutawasithah (3 tahun)
3. Tingkat Tsanawiyah (3 tahun)
Program pendidikan umum terbagi menjadi dua tingkat yaitu ;
1. Matayom Ton Ton (SLTP) 3 tahun
2. Matayom Ton Plai (SMA/SMU) 3 tahun
Dalam pelaksanaan pendidikan agama dan pendidikan umum semua
berjalan di bawah satu atap, namun pengelolanya berjalan secara dualisme
yaitu satu sekolah mempunyai dua administratif, dua kelompok tenaga
edukatif, dua jenis kurikulum dan dua tujuan atas siswa yang sama. Begitu
pula dengan ketidakseimbangan pendidikan agama dengan umum. Maka
pendidikan umum dilaksanakan pada waktu pagi dan ada juga pada sore,
begitu juga dengan pelajaran agama.
Pada kenyataannya bagi siswa yang memiliki ijazah agama saja akan
kesulitan baginya untuk melanjutkan studinya di perguruan tinggi di Thailand
sehingga banyak di kalangan mereka melanjutkan studinya di luar negeri,
seperti Timur Tengah, Malaysia dan Indonesia.
Berdasarkan hal di alas, maka penulis terlarik untuk meneliti “Sistem
Pendidikan Islam di M u’asasah Islamiyah Phoming School.”
B. Penegasan Istilah
Supaya tidak ada salah faham dalam menangkap esensi makna yang di
maksud, maka kiranya perlu dipaparkan beberapa istilah yang harus
dijelaskan, agar dalam pembahasan ini tidak terlalu melebar dan meluas.
Adapun istilah yang perlu dijelaskan yaitu;
1. Sistem
Perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
o membentuk suatu totalitas.
2. Pendidikan Islam
Pendidikan Islam adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap
anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami
apa yang terkandung didalam Islam secara keseluruhan , menghayati
makna dan maksuda serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang 8
telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat
mendatangkan keselamatan dunia dan akhiratnya kelak.9
Agama Islam ialah ajaran yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad
SAW. yang berpedoman kepada kitab suci Al-Qur’an yang di turunkan
kedunia melalui wahyu Allah SWT. Dari pengertian pendidikan tersebut
jik a dikaitkan dengan agama Islam, maka pendidikan Islam adalah segala
kegiatan berpedoman kepada apa yang digariskan oleh Islam agar
menghasilkan siswa terpuji.
3. M u’asasah Islamiyah Phoming School
Adalah sebuah sekolah agama swasta yang mengajar dua aliran yaitu
agama dan umum (sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya), yang
terletak di kawasan kampung Phoming, provinsi Pattani.
4. Pattani
Pattani dalam tulisan ini merupakan nama provinsi (Chang Wat) dari
76 provinsi yang terdapat dalam negara Thailand atau negeri gajah pulih
terletak di bagian selatan Thailand.10
C. Rumusan Masalah
Melihat dari latar belakang dan batasan masalah di atas, maka ada
beberapa masalah yang akan dijawab melalu» penelitian ini, yaitu:
9 Dr. Zakiah Dradjat, dkk. Op.Cit.,him. 88.
1. Bagaimanakah Sistem Pendidikan Islam Di M u'asasah Isiamiyah Phoming
School pada tahun ajaran 2006/2007 ?
2. Apakah faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kemajuan
M u’asasah Isiamiyah Phoming School ?
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.
t . Tuj uan penelitian
a. Untuk mengetahui Sistem Pendidikan Islam di Mu’asasah Isiamiyah
Phoming School pada tahun ajaran 2006/2007.
b. Untuk mengetahui faklor-foktor yang menghambat kemajuan
Mu’asasah Isiamiyah Phoming School.
2. Manfaat penelitian
a. Memberikan informasi tentang sistem pendidikan Islam.
h. Diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran dalam usaha yang
sedang dan akan dilaksanakan oleh pimpinan Mu’asasah Isiamiyah
Phoming School, juga dapat mengatasi problem yang dihadapi
khususnya yang berkaitan dengan pendidikan Islam.
E. Kajian Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Nuriyah Waekachi, tentang "Sistem
Pendidikan Dan Pengajaran Pada Sekolah Sasanupatam Bana P at tani”.n
Dalam penelitiannya membahas tentang metode-metode dan materi
pengajaran agama Islam yang diajarkan di sekolah Sasanupatam dan apa saja
problematika yang hadapinya.
Penelitian di atas sangat membantu penulis dalam menean data untuk
menganalisis beberapa tulisan yang berkaitan dengan penelitian pengajaran di
sekolah, kesimpulan bahwa belum ada yang memfokuskan tentang Sistem
Pendidikan Islam Di M u’asasah Islamiyah Phoming School secara spesifik.
F. Metode Penelitian.
1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian lapangan (Field
Research), dengan menggunakan pendekatan kualitatif yakni berbentuk
kata-kata atau gambar. Data tersebut meliputi transkrip interview, catatan
lapangan, fotograf, dokumentasi dan lain-lain. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi. Situasi dan
peristiwa-peristiwa tidak mempunyai arti dengan sendirinya melainkan
melalui interpretasi. Sehingga untuk memahami perilaku, peneliti harus
mengerti definisi-definisi dan proses definisi itu dibuat.
2. Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini adalah Sistem Pendidikan Agama Islam di
M u’asasah Islamiyah Phoming School pada tahun ajaran 2006/2007.
12
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun
sumber data yang penulis gunakan adalah :
a. Data Primer
Adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu
organisasi langsung melalui objeknya.12 13 Sumber data primer berkenaan
dengan pokok permasalahan penelitian yaitu berupa hasil observasi
dan wawancara.
b. Data sekunder
Adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa
pubikasi. Data sudah dikumpulkan oleh pihak instansi lain.14 Dalam
hal ini data sekunder berupa dokumentsasi yaitu dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan M u’asasah Islamiyah Phoming School.
4. Teknik Pengumpulan Data.
a. Observasi; bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki15 Metode ini
digunakan untuk mendapatkan data tentang Sistem Pendidikan agama
Islam di Mu’asasah Islamiyah Phoming School.
b. Wawancara, adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si
penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta :Reneka Cipta, 2002, him. 107.
13 Prof. Drs. J. Supranto, M.A., APU. Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2003, him. 20.
M Ibid., him. 21.
menggunakan alat yang dinamankan interview guide (panduan
wawancar).16 Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara tak berstruktur atau wawancara bebas terpimpin,
yaitu wawancara dengan membuat pedoman wawancara yang berisi
pertanyaan yang menghendaki jawaban luas. Metode ini, penulis
digunakan untuk memperoleh data-data dari pimpinan sekolah, para
guru dan pihak-pihak yang kiranya dapat memberikan keterangan yang
diperlukan yang belum dapat diperoleh melalui observasi,
c. Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari
record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang
penyidik. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai
sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data
dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk
meramalkan.17 Metode ini di guna untuk menggali data tentang
gambaran M u’asasah Islamiyah Phoming School yang menjadi objek
penelitian skripsi ini.
5. Teknik Analisis Data.
Teknik analisis data merupakan sualu usaha untuk memberikan
interpretasi terhadap sualu data yang sudah diseleksi dan disusun secara
sistematis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif maka, analisis
yang digunakan ialah analisis non statistik. Dalam hal ini data bersifat
16 Ibid., him. 234.
terdiri dari tiga komponen utama, yaitu reduksi data, sajian data, dan
penarikan kesimpulan, dimana ketiga komponen tersebut saling terjalin
baik sebelumnya, pada waktu, dan sesudah pelaksanaan pengumpulan
data.
Pengolahan data dalam pengolahan ini dilakukan dalam tahap-tahap,
yaitu:
a. Pengumpulan Data (Field Note)
Penelitian meneatat semua data secara obyektif sesuai dengan hasil
observasi dan wawancara di lapangan.
b. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses memilih, menyederhanakan,
memfokuskan, mengabstraksikan, dan mengubah data kasar ke dalam
catatan lapangan.
c. Penyajian Data
Sajian data merupakan suatu cara merangkai data dalam suatu
organisasi yang memudahkan untuk pembuatan kesimpulan atau
tindakan yang diusulkan.
Verifikasi data merupakan penjelasan tentang makna data dalam
suatu konfigurasi yang secara jelas menunjukkan alur kausalnya.
(». Sistematika Penulisan Skripsi.
Secara keseluruhan penulisan skripsi terdiri dari lima bab yang tersusun
sebagai berikut;
BAB I: PENDAHULUAN :
A. Latar Belakang Masalah.
B. Penegasan Istilah.
C. Perumusan Masalah.
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
E. Kajian pustaka.
F. Metode Penelitian.
1. Pendekatan Penelitian.
2. Metode Pengumpulan Data.
3. Metode Analisis.
G. Sistematika Penulisan Skripsi.
BAB II: LANDASAN TEORI :
Meliputi uraian tentang Sistem Pendidikan Agama Islam, dasar dan
tujuan pendidikan agama Islam, kurikulum materi dan metode
pendidikan agama Islam, guru dan siswa, alat pendidikan,
evaluasi/penilaian.
BAB III: KAJIAN OBYEK PENELITIAN :
Pemaparan data penelitian. Dalam bab ini akan deskripsikan yang
meliputi; Gambaran umum M u’asasah Islamiyah Phoming School yaitu;
Geografis, Sejarah ,Tujuan ,Keadaan Guru dan Siswa, Struktur
Organisasi, Sarana dan Prasarana.
BAB IV: ANALISIS HASIL PENELITIAN :
Merupakan analisis terhadap Sistem Pendidikan Agama Islam di
Mu’asasah Islamiyah Phoming School pada tahun ajaran 2006/2007.
Dan analisis terhadap faktor-faktor yang menghambat kemajuan
pendidikan Agama Islam di Mu’asasah Islamiyah Phoming School.
BAB V: KESIMPULAN SARAN DAN PENUTUP :
LANDASAN TOERI
A. Sistem Pendidikan Islam
1. Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Yunani System yang berarti hubungan
fungsional yang teratur antara unit-unit atau K o m p o n e n -ko m p o n e n .1
Menurut Tatang M. Arifi n pengertian sistem sebagai berikut:
a. Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian bagian.
b. Hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen
secara teratur. Sistem adalah jumlah keseluruhan dari bagian-bagian
yang bekerja secara sendiri dan bersama untuk mencapai hasil yang
diperlukan, berdasarkan keperluan.2
Dari batasan pengertian tersebut di atas maka jelaslah bahwa sistem
adalah menjadi satu kebulatan, keseluruhan tersebut menjadi satu kesatuan
karena unsurnya satu sama lain saling berkaitan secara fungsial, artinya sesuai
dengan fungsi dan tugas masing-masing.
2. Pengertian Pendidikan Islam
Sebelum menjelaskan tentang pengertian pendidikan Islam, terlebih
dahulu penulis menjelaskan tentang pengertian pendidikan secara umum.
1 Prof. Dr. H.M. Ridlvvan Nasir, MA. Mencuri Tipologi Format Pendidikan Ideal, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005, him. 27.
2 Ibid.
Pendidikan dapal diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
keperibadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan.3
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.4
Dari penjelasan tersebut, pendidikan adalah usaha membimbing atau
mengembangkan anak didik sesuai dengan keadaan masyarakat, kebudayaan
yang ada di sekitar anak didik berada.
Dengan demikian pendidikan adalah merupakan suatu alat dalam usaha
membina dan mengembangkan peribadi manusia dari aspek-aspek rohaniyah
dan jasmaniyah agar tercapai tujuari hidup, sesuai dengan bangsa masing-
masing.
Dari sini penulis menitikberatkan tentang pendidikan, karena lebih
relevan dan efektif dalam membentuk keperibadian manusia. Berikut ini
penulis mengutip beberapa pendapat ahli pendidikan : Menurut Marimba
(1989:19) menyatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan
secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak
didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.5 Menurut Theodore
3 Dra. Zuharsini, dkk. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, him. 150. 4 Drs. M. Dalyono Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, him. 4.
Mayer Greene pendidikan adalah usaha manusia untuk menyiapkan dirinya
untuk suatu kehidupan yanbermakna.6
Dari dua pendapat ahli pendidikan di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
sekelompok orang atau seorang dengan membimbing anak didik dalam
mengembangkan pribadi dan meningkatkan kesejahteraan bagi dirinya sendiri
maupun bagi masyarakat, dengan tujuan agar tercapai kehidupan yang
sempurna.
Setelah penulis kemukakan pengertian pendidikan pada umumnya,
berikut ini penulis akan menjelaskan tentang pendidikan Islam. Dan terlebih
dahulu penulis akan menjelaskan tentang Islam.
Islam adalah syari'at Allah yang diturunkan kepada umat manusia agar
mereka beribadah kepada-Nya di muka bumi. Pelaksanaan syari’at ini
menuntut adanya pendidikan manusia, sehingga dia pantas untuk memikul
amanat dan menjalankan khalifah.7
Dari urain di atas dapat disimpulkan bahwa Islam adalah syari'at Allah
yang diturunkan kepada manusia agar beribadah kepada-Nya serta dapat
menjalankan tugas-tugas untuk mengelola dan menjaga kelestarian isi bumi
ini.
Setelah kita ketahui pengertian Islam, maka selanjutnya penulis
mengnemukakan beberapa pendapat tentang pendidikan Islam.
6 Dr. Ahmad Tafsir Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, him 6.
Menurut Prof. Dr. Moh. Athiyah al-Abrasyi dalam bukunya "Dasar-
dasar Pokok dalam Pendidikan Islam" menegaskan bahwa pendidikan Agama
adalah untuk mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadilah
(keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi,
mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas
dan jujur.8
Menurut Dr. Ahmad Tafsir pendidikan Islam ialah bimbingan yang
diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara
maksimal sesuai dengan ajaran Islam.9
Menurut Dr.Zakiyah Daradjat pendidikan Islam ialah usaha berupa
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak selelah selesai
pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta
menjadikannya sebagai pandangan hidup (Way o f life).10
Dari beberapa pendapat tentang pendidikan Islam, dapat diambil
kesimpulan bahwa yang di maksud dengan pendidikan Islam adalah suatu
aktivitas membimbing dan membina anak didik semata-mata untuk bertaqwa
kepada Allah swt dan melaksanakan ajaran-ajaran Islam dengan benar serta
membentuk akhlakul karimah.
Akhlak sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena menurut
pandangan masyarakat akhlaklah yang menjadi dimensi keperibadian
seseorang. Pembentukan akhlakul karimah penting agar dapat melaksanakan
syari'at dengan benar, di samping itu agar anak didik dapat memahami ajaran
8 Dra. Zuharsini, dkk, Op.Cit., him. 155. 9 Drs. Ahmad Tafsir, Op.Cit.,him. 32.
Islam secara menyeluruh dan dapat digunakan sebagai pedoman hidup serta
mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam
1. Dasar Pendidikan Islam
Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan
Islam. Islam adalah nama Agama yang dibawa oleh Nabai Muhammad
saw. Berisi seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu
dirumuskan berdasarkan dan bersumber pada Al-Qur'an dan Hadis serta
akal. Penggunaan dasar ini harus berurutan: al-Qur'an lebih dahulu; bila
tidak ada atau tidak jelas didalam al-Qur'an maka harus dicari di dalam
hadis; bila tidak juga jelas atau tidak ada di dalam hadis, barulah
digunakan akal (pemikiran), tetapi temuan akal itu tidak boleh
bertentangan dengan jiw a al-Qur'an dan atau hadis."
Dua dasar pokok tersebut merupakan pegangan dasar dalam memetik
pelajaran serta dalam usaha pendidikan. Hal ini dapat kita jumpai dalam
ayat-ayat Al-Qur'an sebagai dasar pendidikan Islam di antaranya terdapat
dalam surat At-Tahrim a y a t: 6
lf.ll)
Artinya: Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka.'2 11
11 Drs. Ahmad Tafsir, Op.Cit.,Mm. 12.
Perintah ini ditunjukan kepada orang-orang beriman dan mukalaf,
sebab perintah Allah yang menunjukan wajib hanya ditunjukan kepada
orang-orang mukalaf. Sehingga dengan demikian orang mukalaf atau
dewasa termasuk ibu dan bapak sebagai orang tua wajib untuk mendidik
diri sendiri dan ahli keluarganya untuk tidak terkena siksa api neraka
dengan k a ta ' j* dalam ayat lain disebut pula sebagai b e rik u t:
^ «W 9 j
O " * * "
^
b
\ jJ J
j j(Jj
Artinya : Suruh (manusia- kepada ja la n Tuhan Mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik.'3
Kedua ayat Al-Qur'an sebagai sumber pendidikan di atas mengandung
pengertian tentang perintah untuk melaksanakan pendidikan yaitu
mengajarkan dengan menggunakan metode yang baik dan bijaksana,
karena pendidikan Islam memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia.
Selain ayat Al-Qur'an sebagai sumber pendidikan Islam juga terdapat
dalam hadits yang merupakan sumber kedua, antara lain :
{j a lili V A*j j C y o (,>« Al (jl£ l& J (j-o
liuS,
13
Artinya : Barangsiapa mengajak kepada suatu ja la n kebenaran,dia mendapat
Hadits di atas mengandung arti bahwa Islam merupakan dasar-dasar
pelaksanaan pendidikan Islam, mengingat pendidikan Islam sangat
berperan dalam pembangunan bangsa dan negara.
2. Tujuan Pendidikan Islam
Setelah kita ketahui dasar-dasar dan sumber pendidikan Islam, maka
sampailah kiranya penulis kemukakan tentang tujuan pendidikan Islam.
Menurut AI-Abrasyi tujuan pendidikan yaitu :
a. Pembinaan akhlak.
b. Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan di akhirat.
c. Penguasaan ilmu.
d. Keterampilan bekeija dalam masyarakat.14 15
Dari tujuan tersebut maka dapat kita fahami bahwa tujuan pendidikan
Islam itu bukan saja pembentukan intelektual tetapi juga pembentukan
keperibadian dan keterampilan.
Tujuan pendidikan hendaklah sama dengan tujuan hidup manusia.
Allah telah memberikan kepada manusia tentang tujuan hidupnya lewat
Al-Qur'an dalam surat Ad Zariyat a y a t: 56.
Artinya: Tiada Aku ciptakan Jin dan manusia melainkan untuk beribadat.'6
pahala yang di peroleh orang-orang yang mengikutinya.M
14 Al-llafizli Zaki At-Din Abd Al-Azhim Al-Mundziri Ringkasan Shahih Muslim, Bandung: Mizan Media Utama (MUU), 2002, him. 1073.
bentuk tingkah laku hendaklah dicerminkan sebagai ibadah.
Menurut M. Athiyah Al-Abrasyi terjemahan Prof. Bustami A. Gani
dan Dajobar Bahry adalah pendidikan budi pekerti adalah jiw a dari
pendidikan Islam, dan Islam telah menyimpulkan bahwa pendidikan Islam
mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari
pendidikan. Tapi ini tidak berarti bahwa kita tidak mementingkan
pendidikan jasmani atau akal atau ilmu ataupun segi-segi pendidikan
akhlak seperti juga segi-segi lainnya itu. Anak-anak membutuhkan
kekuatan dalam jasmani, akal, ilmu dan anak-anak membutuhkan pula
pendidikan budi pekerti, perasaan, kemaun, cita-rasa dan keperibadian.16 17
Dari pendapat di atas dapat mengambil kesimpulan bahwa pendidikan
Islam adalah pendidikan yang ideal, yang seimbang antara kebutuhan
dunia dan kebutuhan akhirat yang mementingkan akhlak yang mulia.
Melihat pada rumusan tujuan pendidikan Islam dari ahli pendidikan
Islam, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam lebih menekankan
dan bersepakat bahwa pendidikan dan pengajaran bukanlah hanya
memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang mereka belum
ketahui akan tetapi maksud yang sebenarnya adalah mendidik akhlak dan
jiw a mereka dengan kesopanan yang tinggi. Mempersiapkan mereka untuk
16 Departemen Agama RI, Op.cit., him 862.
meninggalkan ilmu pengetahuan yang lain, mereka mengakui bahwa anak
akan kebutuhan rohani, ilmu, pendidikan, perasaan, kemauan, cita-cita dan
keperibadian yang luhor.
C. Kurikulum Materi dan Metode Pendidikan Islam
1. Kurikulum Pendidikan Islam
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin "Curriculum", semula
berarti "a running course, special a chariot race course" dan terdapat pula
dalam bahasa Prancis ”Courir” artinya "to run" artinya berlari. Istilah ini
digunakan untuk sejumlah "Cuurse" atau mata pelajaran yang harus
ditempuh untuk mencapai gelar atau ijazah.18
Kurikulum dalam bahasa Arab disebut dengan istilah Manhaj atau
Minhaj yang berarti sejumlah rencana dan wasilah yang telah ditetapkan
oleh sebuah lembaga pendidikan dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikannya.19
Kurikulum adalah sebagai alat untuk mendidik dan mengembangkan
aspek yang ada pada diri manusia, sehingga di dalam mengembangkan dan
membina peribadi anak hendaklah memandang kepada kurikulum sebagai
teras proses pendidikan yang merupakan jalan pertama untuk dilalui dalam
mencapai tujuan. Dengan pendidikan diusahakan terjadi perubahan dan
perkembangan tingkah laku anak didik baik dari segi indera maupun
18 Dr. Armai Arief, M. A. Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, him. 29.
sociaJ, sesuai dengan tujuan pendidik. Pendidikan dan pengajaran Islam
telah mencapai puncak kejayaan ilmu pengetahuan pada masa khalifah
Harun Al-Rasyid, Karena sebagai akibat adanya suatu perhatian yang
besar terhadap pendidikan dan pengajaran, sehingga dengan
menteijemahkan buku-buku literature asing kedalam bahasa Arah pada
waktu itu. Dan dituangkan dalam kurikulum pendidikan Islam sehingga
timbul suatu kebangkitan ilmiah dan pemikiran Islam yang semakin luas,
meliputi segala segi kehidupan, segala ilmu pengetahuan dan seni.
Secara umum kurikulum menurut Dr. Zuharsini dkk, adalah sejumlah
mata pelajaran yang tertentu yang harus di tempuh atau sejumlah
pengetahuan yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau
ijazah.20
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah
program atau persiapan yang akan disajikan kepada anak didik didalam
kelas. Dengan perencanaan itu semoga mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan.
Kurikulum pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung adalah
bersifat fungsional, tujuannya membentuk manusia Muslim, Mengenal
Agama dan Tuhannya, berakhlak al-Qur'an, sanggup memberi dan
membina masyarakat dan mengembangkan kehidupan, melalui pekerjaan
tertentu yang dikuasainya.21
20 Dr. Zuharsini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya : Usaha Nasional, 1983, him.58.
Dari cirri-ciri kurikulum tersebut di atas sudah mencakup berbagai
macam disiplin ilmu pengetahuan, sehingga bagaimana pendidikan Islam
agar dapat diterpakan dan dikembangkan lebih lanjut. Dalam kurikulum
pendidikan Islam hendaklah segala ilmu pengetahuan yang diajarkan
beroriantasi pada agama dan akhlak yang berdasarkan Al-Qur'an dan
Hadits Nabi saw. Sehingga bagaimanapun tinggi ilmu pengetahuan untuk
kemaslahatan bersama dan tidak bertentangan dengan agama.
Pada masa sekolah belum berdiri seperti sekarang ini, ternyata
pendidikan telah mempunyai kurikulum, tetapi isinya bersifat umum
dimana guru mempunyai kebebasan untuk menggunakan bahan pelajaran
yang akan diajarkan.
Pada abad pertengahan secara disadari ataupun tidak, kaum muslimin
sudah mengenali ilmu jiwa perkembangan anak, karena adanya suatu
pengarahan terhadap anak didik sesuai dengan bakatnya masing-masing.
Dari berbagai macam bentuk kurikulum yang disajikan pada anak didik,
ternyata perioritas pertama adalah untuk mempelajari agama Islam
berserta ilmu-ilmu pengetahuan, seperti bahasa Arab, kemudian ilmu-ilmu
yang memberi kemaslahatan beragama demi terpeliharanya kesejahteraan
umat.
2. Materi Pendidikan Islam
Dalam proses belajar mengajar materi atau bahan pengajaran
merupakan faktor yang penting karena materi merupakan isi atau bahan
pendidikan. Materi atau bahan pengajaran pada hakikatnya adalah
kurikulum, sebab inti dari kurikulum adalah bahan atau materi pengajaran.
Menurut Drs. H. Zuharsini materi pokok dalam pendidikan Islam
m elip u ti:
a. Aqidah: adalah sifat I’tiqad batin, mengajarkan keesaan Allah, Esa
sebagai Tuhan yang mencipta, mengatur dan meniadakan alam ini.
b. Syari'at: adalah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka
menta'ati semua peraturan dan hukum Tuhan, guna mengatur
hubungan antara manusia dengan Tuhan, dan mengatur pergaulan
hidup kehidupan manusia.
c. Akhlak: adalah suatu amalan yang bersifat pelengkap penyempurna
bagi kedua amal di atas dan yang mengajarkan tentang tata cara
pergaulan hidup manusia.22
Maka dari kelompok ilmu agama di atas kemudian dilengkapi dengan
pembahasan dasar hukum Islam yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadits dan
ditambah lagi sejarah Islam (tarikh) sebagai berikut:
1) Ilmu tarikh atau keimanan. 2) Umufiqih.
3) Al-Qur'an. 4) Al-Hadits. 5) Akhlak.
6) Tarikh Islam.23
Dari penjelasan dialas, bahan atau materi pengajaran agama dapat
oikatakan bahwa pendidikan dan pengajaran Islam itu sendiri tidak dapat
melepaskan dari kandungan Al-Qur'an dan AJ-Hadits.
3. Metode Pendidikan Islam
Dalam proses belajar mengajar, setiap guru menjelaskan tugasnya
didalam kelas, dan berusaha supaya murid dapat mengerti dan menguasai
bahan yang diterangkan, lebih jauh lagi agar murid itu setelah beberapa
waktu dari selesainya pelajaran mendapat perubahan didalam dirinya
dengan pengetahuan yang baru itu. Umpamanya dari tidak mengerti
bahasa Arab menjadi mengerti, setidaknya paham apa yang telah
diajarkan. Usaha dan upaya serta kegiatan guru itulah semuanya sering
dinamakan metode mengajar.
Secara etimologi kata "metode" istilah metode berasal dari bahasa
Yunani "metodos". Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu "metha" yang
berarti melalui atau melewati dan "hodos" yang berarti jalan atau cara.
Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.24
Ada beberapa faktor yang menyebabkan banyaknya metode mengajar
y a itu :
a. Tujuan yang berbeda dari masing-masing mata pelajaran sesuai dengan jenis, sifat maupun isi mata pelajaran masing-masing.
b. Perbedaan latar belakang individual anak, baik latar belakang kehidupan, tingkat usianya maupun tingkat kemampuan daya kecerdasan pikirannya.
c. Perbedaan situasi dan kondisi pendidikan berlangsung, dengan pengertian bahwa disamping perbedaan jenis lembaga pendidikan
(sekolah) masing-masing, juga letak geografis dan perbedaan sosial kultural ikut menentukan metode yang dipakai oleh guru.
d. Perbedaan pribadi dan kemampuan diri pada pendidikan masing- masing.
e. Karena adanya sarana atau fasilitas yang berbeda baik dari segi kualitas maupun dalam segi kuantitasnya.25 26
Itulah beberapa faktor yang menyebabkan metode mengajar semakin
bertambah. Dan yang terpenting juga adalah keinginan manusia untuk
menyukseskan misi yang dijalankan dengan prinsip efektif dan efisien atau
dengan kata lain untuk mencapai hasil semaksimal mungkin. Dan ini
berlaku dalam lapangan pekerjaan bukan hanya dalam bidang pendidikan
dalam soal belajar-mengajar saja. Di bidang pertanian orangpun
menjalankan prinsip demikian mereka berusaha untuk mencari metode-
metode yang tepat mulai dari pembibitan sampai dengan panen.
Sudah sangat terkenal dikalangan kaum pendidikan beberapa metode
mengajar yang kerapkali mereka gunakan sehari-hari dalam menjalankan
tugas didepan kelas untuk bermacam-macam mata pelajaran. Menurut Dr.
Winamo Surachmad Diantara metode itu adalah:
a. Metode ceramah. b. Metode Tanya Jawab. c. Metode diskusi.
d. Metode pemberian tugas belajar/resitasi. e. Metode demonstrasi dan eksperimen. f. Metode beketja kelompok.
g. Metode sosiodrama dan bermain peranan. h. Metode karya wisata.
i. Metode Drill (latihan siap).
j. Metode sistem regu (team teaching).76
dalam proses belajar-mengajar dan para guru dituntut benar-benar memilih
metode yang tepat dalam menyampaikan pelajaran agar efektif dan efisien.
Dengan kata lain bahwa seorang guru yang sangat miskin dalam
menggunakan metode, tidak menguasai berbagai tehnik mengajar atau
mungkin tidak mengetahui adanya metode-metode itu, berusaha mencapai
tujuan dengan jalan-jalan yang tidak wajar, jadi hasil pengajaran yang
tidak maksimal, ini yang menyedihkan guru, guru akan menderita
muridpun demikian. Akan timbul masalah disiplin, rendahnya mutu
pelajaran, kurang minat anak-anak dan tidak adanya perhatian dan
kesungguhan belajar.
D. Guru dan Siswa
1. Guru
Guru/Pendidik merupakan salah satu komponen penting dalam proses
pendidikan. Di pundaknya terletak tanggung jaw ab yang besar dalam
upaya mengantarkan peserta didik kearah tujuan yang dicitakan.27
Tugas seorang pendidik dipandang sebagai sesuatu yang sangat mulia,
sehingga Islam menempatkan orang-orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan lebih tinggi darajatnya bila dibanding dengan manusia
lainnya seperti yang disebut dalam Al-Qur'an.
£-9'ji
27
Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa darajat28
Seseorang berilmu dan berkerja dengan ilmunya itu, adalah ibarat
matahari menyinari orang lain, dan juga menyinari dirinya sendiri.
Seseorang yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya, dialah
yang dinamakan orang besar di kolong langit ini. Dia itu di ibarat matahari
yang menyinari orang lain, dan menyinari dirinya sendiri. Ibarat minyak
kasturi yang wanginya dapat dinikmati orang lain, dan ia sendiri pun
harum.29
Pendidik, selain bertugas melakukan transtor o f knowledge, juga
seorang motivator dan fasilitator bagi proses belajar peserta didiknya.
Menurut Hasan Langgulung seorang pendidik harus dapat memotivasi dan
memfasilitasi peserta didik agar dapat mengaktualisasikan sifat-sifat
Tuhan yang baik, sebagai potensi yang perlu dikembangkan.30
Menurut Abdurrhman Al-Nahlawi ada beberapa bentuk karakteristik
yang harus memiliki oleh seorang pendidik muslim :
a. Tujuan hidup, tingkah laku, dan pola pikir pendidik hendaknya bersifat
Rabbani.
b. Menjalankan aktivitas pendidikan dengzn penuh keikhelasan.
c. Menjalankan aktivitas pendidikan dengan penuh kesabaran, karena tujuan pendidikan tidak akan tercapai dengan tergesa-gesa.
d. Menyampaikan apa yang diserukan dengan penuh kejujuran.
e. Senantiasa membekali diri dengan ilmu pengetahuan serta terus- menerus membiasakan diri untuk mempelajari dan mengkajinya.
28 Departemen Agama RI, Op.cit., him. 910. 29 Toto Suharto, Op.Cit., him. 119.
f. Memiliki kemampuan untuk mengunakan berbagai metode mengajar secara variasi.
g. Memiliki kemampuan pengelolaan belajar yang baik, tegas dalam tindakan, dan mampu meletakan berbagai perkara secara proporsional. h. Mampu memahami kondisi kejiwaan peserta didik yang selaras dengan
tahapan perkembangannya.
i. Memiliki sikap tanggap dan responsif terhadap berbagai kondisi dan perkembangan dunia, yang dapat memengaruhi jiw a, keyakinan, dan pola pikir peserta didik.
j. Memperlakukan peserta didik dengan adil, tidak cenderung kepada salah satu dari mereka, dan tidak melebihkan seseorang atas yang lain, kecuali dengan kemampuan dan prestasinya.31
Dari sifat pendidik dalam pendidikan Islam yang dikemukakan di atas,
sangat mendukung kelebihan dalam melaksanakan tugasnya, karena
keberhasilan bukan saja terfokus pada kurikulum serta metode pendidikan
dan pengajaran, bahkan keperibadian pendidik atau guru merupakan
teladan atau contoh bagi muridnya. Dengan demikian contoh yang baik
serta jalinan kasih sayang antara guru dan murid merupakan faktor
dominasi bagi suksesnya pendidikan.
2. Siswa
Menurut Toto Suharto peserta didik adalah makhluk Allah yang terdiri
dari aspek jasmani dan rohani yang belum mencapai taraf kematangan,
baik fisik, mental, intelektual, maupun psikologisnya. Oleh karena itu, ia
senantiasa memerlukan bantuan, bimbingan, dan arahan pendidik, agar
dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan membimbingnya
menuju kedewasaan. Islam memandang anak dilahirkan dengan dibekali
fitrah kedua orang tuanyalah yang dapat membuat ia menjadi seorang
Majusi, Nasrani atau Yahudi.32 33
Berarti siswa mengalami perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari
bodoh menjadi pintar, dari tidak berpengalaman menjadi berpengalaman
dan sebagainya. Perubahan diartikan perkembangan dan perkembangan
yang diharapkan yaitu perkembangan menciptakan perbaikan dan
kebaikan.
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi saw.
A
j
I
dljjli SjlaiJ!
<j*
U
Artinya : Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci. Oleh karena itu, kedua
orang tualah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, dan Majusi, f
Dari Hadits tersebut, dapat diambil pengertian bahwa yang
menyebabkan anak didik menyeleweng dari ajaran agama itu tergantung
pada orang tuanya yang mendidik sejak kecil sampai menyekolahkan,
karena pendidikan yang pertama kali didapatkan oleh anak adalah
pendidikan dalam keluarga. Walaupun anak dilahirkan dalam keadaan
iitrah (suci) akan tetapi dalam perkembangan anak selanjutnya dapat
dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.
32 Ibid., him 123.
E. Alat-alat Pendidikan
Untuk mencapai tujuan pendidikan memerlukan berbagai alat dan metode.
Istilah lain dari alat pendidikan yang dikenal hingga saat ini adalah media
pendidikan, Audio Visual Aids (AVA), alat peraga, sarana dan prasarana
pendidikan dar. sebagainya.34
Menurut Dra. H. Zuharsini dimaksud dengan alat ialah segala sesuatu yang
dipergunakan dalam usaha untuk mencapai tujuan dari pada pendidikan.35
Alat pendidikan yang dapat dipergunakan untuk semua mata pelajaran,
dan ada juga yang hanya satu jam pelajaran saja, yang bisa disebut alat peraga.
Adapun maksud dan tujuan alat dalam pendidikan itu untuk memberikan
variasi dalam mengajar sehingga lebih berwujud lebih terarah untuk mencapai
tujuan tertentu, maksudnya untuk menolong anak agar lebih mudah
memahami pelajaran dengan jelas atau dapat menguasai isi atau bahan
pelajaran dengan baik.
Dalam hal ini alat-alat pendidikan tidak terbatas pada benda-benda yang
konkret saja, seperti papan tulis, bangku sekolah, kapur tulis, akan tetapi dapat
juga berupa nasihat, tuntutan contoh-contoh, hukum, ancaman dan sebagainya.
Adapun yang dimaksud alat pendidikan yang dapat digunakan untuk
pendidikan agama, menurut Zakiyah Daradjat sebagai b e rik u t:
1 Media tulis atau cetak seperti Al-Qur'an, Hadits, Tauhid, Fiqih, Sejarah dan sebagainya.
2 Benda-benda alam seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, zat, padat, zat cair, zat gas dan sebagainya.
3 Gambar-gambar, lukisan, diagram, peta dan grafika,. Alat ini dapat dibuat dalam ukuran besar dan dapat pula dipakai dalam buku-buku teks atau bahan bacaan lain.
4 Gambar yang dapat diproyeksi, baik dengan alat atau tanpa suara seperti foto, slide, film strip, televisi, video dan sebagainya.
5 Audio reading (alat untuk didengar) seperti kaset tape, radio, piringan hitam dan lain-lain yang semuanya diwarnai dengan ajaran agama.36
Dari alat pendidikan di atas maka dalam pengajaran alat pendidikan harus
sesuai dengan tujuan pengajaran yang akan dicapai. Kalau tujuan pengajaran
hanya menyangkut bidang kognitif (pengetahuan) misalnya siswa dapat
membedakan rukun dan sunnat solat jum 'at, dapat menyebutkan ayat yang
berhubungan dengan solat jum'at, menyebutkan orang-orang yang dibolehkan
tidak solat jum 'at dan sebagainya, maka alat yang dipilih adalah buku teks,
Al-Qur'an dan skema. Bila tujuan itu menyangkut bidang psikomotor, misalnya
siswa dapat melakukan gerakan-gerakan dalam solat dengan baik, maka alat
atau medianya adalah film, gambar orang solat atau demonstrasi oleh guru
sendiri. Bila tujuan itu menyangkut bidang afektif, misalnya siswa
menyayangi fakir miskin, maka medianya adalah melaksanakan kegiatan
sosial keagamaan, mengadakan pengamatan langsung terhadap kehidupan
fakir miskin, menyaksikan film tentang penyatunan fakir miskin.37
F. Evaluasi / Pendidikan
Evaluasi merupakan satu komponen, di samping materi/bahan, kegiatan
belajar-mengajar, alat pelajaran, sumber dan metode, yang kesemua
komponen saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan
pengajaran yang telah dirumuskan.™
Secara etimologi evaluasi berasal dari kata "to evaluate" yang berarti
menilai.38 39
Menurut Hasan Langgulung evaJuasi/penilaian sebenarnya berhubungan
erat dengan tujuan pendidikan. Penilaian berusaha menentukan apakah tujuan
pendidikan dicapai atau tidak. Misalnya, kalau kita latih seorang menyetir
mobil, Maka penilaian adalah ujian menyetir yang kita berikan untuk
mengetahui apakah sudah pandai menyetir ataukah belum.40
Dalam bidang formal, evaluasi tidak bisa dipisahkan, karena evaluasi
sebagai alat kontrol terhadap keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Adapun evaluasi yang sering digunakan dalam pendidikan formal sebagai
berik u t:
l. Evaluasi formatif, adalah evaluasi hasil belajar jangka pendek, yaitu
evaluasi hasil belajar pada akhir setiap satuan pelajaran.41 Berarti bahwa
penilaian formatif ini merupakan penilaian yang memberi umpan balik
bagi penyempurnaan program belajar-mengajar serta untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan sehingga hasil belajar
mengajar menjadi lebih baik.
2. Evaluasi Sumatif, adalah evaluasi hasil belajar jangka panjang, yaitu
evaluasi hasil belajar pada akhir tahun ajaran dari keseluruhan program.42
Berarti penilaian sum atif ini bermaksud untuk mengetahui apakah siswa
berhasil mencapai tujuan pengajaran atau tidak.
Evaluasi/ Penilaian sebagai umpan balik dari kegiatan belajar-mengajar.
Para ahli pendidikan sampai saat ini pada umumnya aspek-aspek yang dinilai
meliputi:
a. Aspek pengetahuan (kognitit).
b. Aspek keterampilan (psikomotor)
c. Aspek sikap (afektif)..43
42 Ibid
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Mu’asasah Islamiyah Phoming School 1. Letak Geogarafls Mu’asasah Islamiyah Phoming School
Mua'sasah Islamiyah Phoming School adalah sebuah lembaga
pendidikan Islam yang membina manusia bertakwa kepada Tuhan yang
Maha kuasa dan menanamkan ukhuwah Islamiyah sesama manusia.
Lokasi Mua'sasah Islamiyah Phoming School Patani terletak pada Nomor
35 Jalan 02, kecamatan Phoming, kabupaten Panaret Propinsi Pattani
Thailand.
2. Sejarah singkat Mu'asasah Islamiyah Phoming School
Mu'asasah Islamiyah Phoming School lebih dikenal dengan nama
Pondok Phombing. Sejak awal berdiri sampai sekarang sudah berusia 83
tahun. Dinamika peijalanannya telah mengalami berbagai kondisi pasang
surut. Dengan peijuangan dan kerja keras para pimpinan Mu'asasah, pada
akhirnya membuat Mua'sasah Islamiyah Phoming School dapat bertambah
dan berkembang sampai saat sekarang.
Didirikan pertama kali pada tahun 1922 M. oleh seorang Tuan guru H.
Abdulrahman Ibrahim., pada awal berdirinya, Mu'asasah Islamiyah
Phoming School merupakan sebuah lembaga pendidikan agama Islam
pondok pesantren tradisional yang mengajarkan ilmu keagamaan kepada
santrinya dengan menggunakan kitab tua (kitab kuning). Setelah Tuan
guru i(. Abdurahman Ibrahim meninggalkan lanah air, beliau berhijrah
kenegara tetangga menjadi warga Negara Malaysia.
pada tahun 1959 kepemimpinan pondok pesantren diambil alih oleh
muridnya H. Abdullah Muhammad, juga masih menggunakan sistem
pendidikan tradisional. Sesuai dengan instruksi pemerintah Thai, pada
tahun 1959 M. agar semua lembaga pendidikan agama mendaftarkan diri
kepada pihak birokrasi pendidikan, Mu'asasah Islamiyah Phoming School
di bawah kepemimpinan 11. Abdullah Muhammad juga ikut mendaftarkan
diri dan memperoleh izin resmi untuk melaksanakan kegiatan pendidikan
yang lembaganya diberi nama. "Mu'asasah Islamiyah Phoming School".
Dengan izin resmi ini, Mua’sasah Islamiyah Phoning School merupakan
kegiatan pendidikan diberi model pendidikan tradisional dengan pola
Halaqah (duduk berkeliling) ke model pendidikan yang lebih modern
dengan pola pendidikan klasik.
Pada awal penerapan pola klasik, Mu'asasah Islamiyah Phoming
School hanya membuka program pendidikan agama Islam Ibtidaiyah saja,
yaitu dari kelas I sampai kelas IV. Pada tahun 1961 M. Mu'asasah
Islamiyah Phoming School telah mendapatkan izin dari pemerintah Thai
untuk membuka pendidikan umum bagi orang dewasa dari kelas I sampai
kelas IV. Bersama dengan membuka program pendidikan umum tersebut,
Mu'asasah Islamiyah Phoming School juga membuka program pendidikan
agama Islam Mutawasithoh, yaitu dari kelas IV sampai kelas VII.
kembali mendapatkan izin untuk memperluaskan jenjang pendidikan
agama Islam dengan membuka program pendidikan agama Islam
Tsanawiyah, yaitu dari kelas VIII sampai kelas X. Namun pada tahun
pertama ini, program pendidikan agama Islam Tsanawiyah di Mua'sasah
Islamiyah memiliki satu kelas saja, yaitu kelas VIII.
Pada tahun 1978 M u’asasah ada perubahan pengkoordinir, dari H.
Abdullah Muhammad kepada H. Ibrahim Ahmad, yang tamat perkuliahan
dari Masir, Pendidikannya MA, maka sesuai dengan izin pemerintah Thai,
Mu'asasah Islamiyah lelah merubah program pendidikan umum bagi orang
dewasa menjadi program pendidikan umum menengah bawah (SMP) dan
3 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1980 telah membuka program
pendidikan umum menengah atas (SMA) serta menambah sekolah dalam
bahasa Thai dengan nama Rongrian (Sekolah) Wathnulhcim Islam PaUmi.
Mulai dari tahun 1980 inilah Mu'asasah Islamiyah Phoming School
telah memiliki seluruh program dan jenjang pendidikan sebagaimana yang
terdapat pada saat sekarang, pada bagian umum terdapat program
pendidikan Matayom ton (Sekolah Menengah Pertama) dengan masa
belajar 3 tahun dan program Matayom Plai (Sekolah Menengah Atas) juga
dengan masa belajar 3 tahun. Sedangkan dibagian pendidikan agama Islam
terdapat Program pendidikan Ibtidaiyah dengan masa belajar 4 tahun,
program pendidikan agama Islam Tsanawiyah dengan masa belajar 3
tahun.'
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam di Mu’asasah Islamiyah
Tujuan pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah secara umum
menurut kantor pendidikan wilayah II (Kheek Kaan Suek Saa Song) yang
berpusat di provinsi Yala Thailand Selatan, di dalam buku Islamic
Academic yang bermaksud; pendidikan agama Islam di Thailand adalah
untuk mempertenguh keimanan kepada Allah SWT, patuh dan tekun
menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya, menumbuhkan
akhlaq yang luhur, sosial yang baik, mandiri dalam segala aspek, terutama
dalam mencari nafkah untuk dirinya maupun keluarganya dan
bertanggung-jawab kepada agama dan Negara. Adapun tujuan pendidikan
agama Islam yang dirumuskan oleh kantor pendidikan wilayah II, sebagai
b erik u t:
a. Memiliki pengetahuan, pemahaman serta melaksanakan sesuai dengan
ajaran Islam.
b. Memiliki pengetahuan ilmu secara khusus.
c. Memiliki pengetahuan teknologi.
d. Mampu memimpin masyarakat secara umum.
e. Mampu menyelesaikan masalah dalam lingkungan masyarakat sendiri.
f. Berbangga menjadi Negara Thai.
g. Memiliki pemikiran kreatif.
h. Memiliki semangat tinggi dalam bidang pekerjaan.
i. Senang dan cinta dalam pekerjaan.
j. Memahami keadaan dan perubahan masyarakat.
4. Keadaan Guru dan Siswa
Mu'asasah Islamiynh adalah merupakan sebuah lembaga pendidikan
agama yang sifatnya formal, tetapi statusnya swasta mempunyai pengurus-
pengurus yang terorganisir yang sistematis dalam ruang lingkup
Mu'asasah, dan mempunyai tugas masing-masing yang dianggap
komponen dalam mengatur Mu'asasah sesuai dengan bidang yang
diharapkan. Adapun struktur Mu'asasah Islamiyah Phoming School adalah
a. Struktur Organisasi Mu’asasah Islamiyah Phoming School TABEL I
Struktur Organisasi Mu’asasah Islamiyah Phoming School
b. Keadaan Guru
Guru atau pendidik merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam
pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan agama. Adapun
keadaan guru di Mua'sasah Islamiyah kalau dilihat dari segi jumlahnya,
maka menurut rekapitulasi keadaan Mua'sasah ini pada tahun 2007
terdapat jumlah tenaga guru baik bagian agama maupun bagian umum
sebanyak 86 orang. Dari jumlah guru tersebut guru yang mengajar bagian