SIDOAGUNG TEMPURAN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 /2 0 1 0
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
ANA FATM A W ATI NIM: 11408103
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:
Nama : Ana Fatmawati
NIM : 11408103
Jurusan : Jurusan Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA
VISUAL DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH
AKHLAK KELAS m MI DARUSSALAM SIDOAGUNG
TEMPURAN MAGELANG TAHUN AJARAN 2009/2010
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
S ala tig a ,A g u stu s 2010 Pembimbing
]!. Tentara Pelajar 0 2 Telp. ( 0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 Faks. 3 2 3 4 3 3 Salatiga 5 0 7 2 1
Skripsi S au d ara A na Fatm aw ati dengan N oinor In d u k M ahasisw a 11408103
yang b erjudul PENINGKATAN HASIL, B ELA JA R M ELALU I M EDIA
DARUSSALAM SIDOAGUNG TEM PURAN M AGELANG TAHUN AJARAN
2009/2010 telah dim unaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Ju ru sa n
T arbiyah, Sekolah Tinggi A gama Islam Negeri (STA IN) Salatiga pada Sabtu, 25
Septem ber 2010 dan telah diterim a sebagai bagian d ari sy arat-sy arat untuk
memperoleh gelar S arjan a Pendidikan Islam (S.Pd.I).
http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN KELULUSAN
VISUAL DALAM PEM BELALVRAN AQIDAH A KHLAK KELAS III M I
Salatiga, 16 Shawwal 1931 H. 25 Septem ber 2010 M.
Panitia Ujian
NIP. 19680613 199403 1 004 f. D r. II.vM ansur. M.Ag.
Pem bim bing
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Ana Fatmawati
NIM 11408103
Jurusan Jurusan Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.
S a la tig a ,^ Agustus 2010
v ang Menyatakan, M E T E R A I J
T E M P E L
PAIAMEMBANCVN BANGSA ./
EAA49AAF214437707 j / <
ENAM RIBU RUPIAH Jf
6
w m
m ^M
Ana Fatmawati
MOTTO
Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak lawan,
tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia
marah.
- Nabi Muhammad Saw
PERSEMBAHAN
Untuk orang tuaku,
para dosenku, saudara-saudaraku,
sahabat-sahabat seperjuanganku,
Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
karunia-Nya serta limpahan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya, shalawat serta
salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Mumammad SAW. Peneliti menyusun
skripsi dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA
VISUAL DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS IH MI
DARUSSALAM SIDOAGUNG TEMPURAN MAGELANG TAHUN AJARAN
2009/2010”, yang merupakan salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar saijana
pendidikan Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
Pada kesempatan ini peneliti dengan tulus hati mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga.
2. Suwardi, M Pd. selaku ketua Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agam Islam
Negeri Salatiga, beserta Jajaran dan Staf tingkat Jurusan.
3. Drs. Joko Sutopo selaku ketua Prodi Ekstensi PAI Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Salatiga beserta staf.
4. Mufiq, S.Ag.M.Phil. selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan
membimbing penulis selama studi.
5. Sri Purwati, S.Sos selaku Kepala MI Darussalam Sidoagung Tempuran
Magelang beserta guru dan stafnya yang telah memberi dorongan dan bantuan
demi kelancaran selama penelitian dan penyelesaian skripsi ini.
telah memberikan penulis ilmu dan pengetahuan yang tak terhingga nilainya.
7. Bapak dan Ibuku tercinta.
8. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Semoga Allah SWT berkenan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
semua pihak atas bantuan yang telah diberikan kepada peneliti. Akhirnya peneliti
berharap skripsi ini berguna bagi semuanya.
Magelang, 2M gustus 2010
Peneliti
Ana Fatmawati
Pem belajaran Aqidah A khlak K elas 111 M l D arussalam Sidoagung Tempuran M agelang Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S.Ag.M.Phil.
Kata kunci: media visual dan aqidah akhlak.
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan model persekolahan yang bermakna bagi MI Darussalam Sidoagung Tempuran. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Apakah penerapan media visual efektif untuk meningkatkan perhatian siswa? (2) Apakah penerapan media visual efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa? (3) Apakah penerapan media visual efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas.
Sampul... i
Lembar Berlogo... ii
Judul... iii
Persetujuan Pembimbing... iv
Pengesahan Kelulusan... v
Pernyataan Keaslian Tulisan... vi
Motto dan Persembahan... vii
Kata Pengantar... viii
Abstrak... x
Daftar Isi... xi
Daftar Tebel... xiv
Daftar Gambar... xv
Daftar Lampiran... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... ... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Hipotesis Penelitian... 5
E. Manfaat Penelitian... 5
F. Definisi Operasional... 6
G. Metode Penelitian... 6
H. Sistematika Penulisan Skripsi... 9
1. Belajar... 11
2. Hasil Belajar... i... 13
3. Media Pembelajaran... 15
4. Media Visual... 20
B. Aqidah Akhlak... 29
1. Pengertian Aqidah Akhlak... 29
2. Ruang Lingkup Pelajaran Aqidah Akhlak... 33
3. Fungsi Pelajaran Aqidah Akhlak... 36
4. Pendekatan Pelajaran Aqidah Akhlak... 37
C. Peningkatan Hasil Belajar Melalui Media Visual... 38
BAB ffl PELAKSANAAN PENELITIAN A. Lokasi Penelitian... 41
B. Visi dan M isi... 41
C. Profil Madrasah... f... 42
D. Keadaan Siswa dan Guru... 42
E. Struktur Organisasi... 43
F. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 44
1. Perencanaan... 44
2. Pelaksanaan... 45
3. Observasi... 46
4. Refleksi... 46
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.
Undang-Undang No. 20 th 2003 mendefinisikan pendidikan sebagai
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Pada hakekatnya fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan
kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia
(Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003). Siswa sebagai subjek belajar,
memiliki potensi dan karakteristik unik, sangat menentukan keberhasilan
pendidikan. Kemampuan dan kesungguhan siswa merespon pengetahuan, nilai
dan ketrampilan mempunyai andil yang besar dalam keberhasilan belajar.
Dalam pembelajaran di sekolah guru dituntut kemampuannya untuk
mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan (komunikasi
yang produktif), dimana para siswa dapat memperoleh kemudahan dalam
sepenuhnya dipahami oleh sebagian siswa MI Darussalam Sidoagung Tempuran
Magelang, dilihat dari nilai yang diperoleh sebagian siswa pada pelajaran aqidah
akhlak kurang memenuhi standard. Padahal prestasi belajar penting untuk
melihat keberhasilan semua siswa dalam belajar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumusankan masalah
penelitan sebagai berikut:
1. Apakah penerapan media visual efektif untuk meningkatkan perhatian siswa
MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang?
2. Apakah penerapan media visual efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa
MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang?
3. Apakah penerapan media visual efektif untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui efektivitas penerapan media visual untuk meningkatkan
keaktifan siswa MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang.
2. Untuk mengetahui efektivitas penerapan media visual dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang.
3. Untuk mengetahui efektivitas penerapan media visual dalam meningkatkan
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah pembelajaran aqidah akhlak melalui media visual
efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi, menambah serta mengembangkan
khasanah pengetahuan di bidang pendidikan khususnya masalah
peningkatan dan persiapan kualitas sumber daya manusia, baik sebagi guru
maupun sebagai siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Dengan diketahui ada tidaknya pengaruh penggunaan media visual
dalam pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar aqidah akhlak
dapat memberikan petunjuk bagi para pengajar untuk menggunakan
media pembelajaran yang sesuai guna mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.
b. Dapat menjadi masukan bagi guru dalam memperluas pengetahuan
mengenai penggunaan media pembelajaran yang tepat bagi siswa untuk
mendapatkan hasil belajar dan pengetahuan di bidang agama.
c. Memberikan informasi bagi sekolah dalam meningkatkan perbaikan
pembelajaran agama dengan penggunaan media pembelajaran yang
F. Definisi Operasional
1. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra pengelihatan,
yang temasuk jenis ini antara lain meliputi gambar, foto,
serta benda nyata yang tidak bersuara.
2. Pembelajaran aqidah akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, menghayati dan mengimani
Allah SWT dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam
kehidupan sehari-hari berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman dibarengi
tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dan hubungannya antar
umat beragama dalam masyarakat sehingga terwujud kesatuan dan
persatuan bangsa.
3. Peningkatan hasil belajar adalah meningkatnya kemampuan yang di peroleh
siswa setelah melalui kegiatan belajar secara kuantitatif dan kualitatif
sebagai prestasi yang dicapai siswa setelah pembelajaran.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan
kelas. Rancangan penelitian ini menggunakan 3 siklus. Masing-masing
siklus memiliki beberapa tahapan yaitu permasalahan, rencana tindakan,
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang
Tahun Ajaran 2009/2010, sedangkan waktu penelitian adalah pada waktu
jam pelajaran.
3. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah MI Darussalam Sidoagung Tempuran
Magelang, sedangkan sampel penelitian ini adalah siswa kelas III MI
Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang Tahun Ajaran 2009/2010.
4. Instrumen Penelitian
a. Media visual
Indikator media visual terdiri dari:
1) Menyampaikan materi aqidah dengan gambar.
2) Menyampaikan materi akhlak dengan gambar.
3) Menyampaikan materi aqidah akhlak dengan gambar.
b. Pembelajaran aqidah akhlak
Indikator pembelajaran siswa tentang materi aqidah yang menyangkut:
1) Siswa dapat melafalkan dan mengartikan kalimat ta’awud.
2) Siswa dapat menyebutkan penggunaan kalimat ta’awud.
3) Siswa dapat menjelaskan keistimewaan mengucapkan kalimat
ta’awud.
4) Siswa dapat menghafal, mengartikan 4 Asma al Husna al Baathin,
5) Siswa dapat menunjukkan contoh Allah memiliki sifat al Baathin,
Al Waliy, al Mujib dan Al Wahhaab melalui hasil ciptaan-Nya.
Indikator pembelajaran siswa tentang materi akhlak menyangkut:
1) Siswa dapat menyebutkan pengertian dan contoh rukun dan tolong
menolong.
2) Siswa dapat menjelaskan keuntungan memiliki sifat rukun dan
tolong menolong dan mempraktekkan sikap ruku dan tolong
menolong.
3) Siswa dapat menunjukkan contoh adab secara Islami kepada
saudara yang lebih tua, adab secara Islami kepada saudara yang
lebih muda.
4) Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri orang yang memiliki sifat
khianat, iri dan dengki
5) Siswa dapat menjelaskan akibat memilik sifat khianat, iri dan
dengki
5. Pengumpulan Data
Data berupa proses pembelajaran di kelas yang dikelola oleh subjek yaitu
seorang guru aqidah akhlak. Pengumpulan data melalui observasi proses
pembelajaran di kelas, sedangkan sikap sosial siswa melalui observasi di
dalam dan luar kelas.
6. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif. Oleh
analisis persentase perubahan. Rumus yang digunakan dalam menghitung
perubahan pemahaman materi adalah (Ali, 2000):
Persentase Perubahan (PC) = ^P ost Rate ~ Base Rat<^ x 100%
Base Rate K eteran gan:
P ost Rate : Pemahaman materi tanpa media visual.
Base Rate : Pemahaman materi dengan media visual.
H. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi
operasional, analisis data, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Bab ini berisi teori tentang hasil belajar melalui media visual dalam
pembelajaran aqidah akhlak.
BAB III Pelaksanaan Penelitian
Bab ini berisikan mengenai pelaksanaan penelitian yang diperoleh,
meliputi uraian tentang gambaran umum lokasi, subjek/objek
penelitian dan uraian per siklus dalam penelitian pelaksanaan
penelitian tindakan kelas.
BAB IV Analisis dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang analisis peningkatan hasil belajar, pengujian
BAB V Penutup
LANDASAN TEORI
A. Belajar melalui Media Visual
1. Belajar
Menurut Aaron Q. Sartani dkk dalam Darsono (2000: 3), belajar
adalah suatu perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman. James O.
Whittaker dalam Darsono (2000: 4), mengemukakan belajar adalah proses
yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman
Menurut W. S. Winkel dalam Darsono (2000: 4), belajar adalah suatu
aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap.
Belajar adalah suatu usaha. Perbuatan yang dilakukan secara
sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang
dimiliki, baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh
lainnya, demikian pula aspek kejiwaan seperti intelejensi, bakat, motivasi,
minat dan sebagainya (Dalyono, 2005: 49).
Sedangkan menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan
suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-
perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku (Slameto,
2003: 2).
Atas dasar pendapat-pendapat tersebut dapatlah disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang (terbentuknya asosiasi-
asosiasi baru) berupa tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, keterampilan
dan nilai-sikap karena pengalaman atau interaksi dengan lingkungan.
Darsono (2000:30-31) mengemukakan ciri-ciri belajar antara lain:
a. Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan sebagai arah
kegiatan dan sebagai tolak ukur keberhasilan.
b. Belajar merupakan pengalaman sendiri (bersifat individual), tidak dapat
diwakilkan oleh orang lain.
c. Belajar merupakan proses interaksi antara individu dengan lingkungan
berarti individu harus aktif dengan menggunakan berbagai potensi yang
dimiliki untuk belajar, misalnya perhatian, minat, pikiran, emosi,
motivasi, dan lain-lain.
d. Belajar mengakibatkan teijadinya perubahan yang bersifat internal
dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terpisah satu
dengan yang lain pada diri orang yang belajar.
Dalam membelajarkan siswa, guru dapat menggunakan berbagai
metoda pembelajaran namun perlu diperhatikan bahwa belajar yang efektif
dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Siswa aktif dan
2. Hasil Belajar
Hasil belajar dipandang sebagai salah satu indikator pendidikan bagi
mutu pendidikan dan perlu disadari bahwa hasil belajar adalah bagian dari
hasil pendidikan (Soedjadi dalam Sappaile, 2007).
Hasil adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk sesuatu
yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha (Suryabrata dalam
Sappaile, 2007). Suiyabrata juga menyatakan bahwa, bila hasil dikaitkan
dengan belajar berarti hasil menunjuk sesuatu yang dicapai oleh seseorang
yang belajar dalam selang waktu tertentu. Hasil belajar termasuk dalam
kelompok atribut kognitif yang “respons” hasil pengukurannya tergolong
pendapat (judgment), yaitu respon yang dapat dinyatakan benar atau salah.
Dalam melakukan kegiatan belajar teijadi proses berpikir yang
melibatkan kegiatan mental, teijadi penyusunan hubungan informasi-
informasi yang diterima sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan
terhadap materi yang diberikan. Adanya pemahaman dan penguasaan yang
didapat setelah melalui proses belajar mengajar maka siswa telah menjalani
suatu perubahan dari yang tidak diketahui menjadi diketahui. Perubahan
inilah yang disebut dengan hasil belajar.
Suatu proses belajar diharapkan menghasilkan sesuatu yang disebut
hasil belajar. Hasil belajar itu dapat berupa pengetahuan, sikap dan
ketrampilan yang dapat diklasifikasikan ke dalam aspek-aspek kognitif,
afektif dan psikomotor. Aspek kognitif mencakup kemampuan berpikir,
mensintesis, dan mengevaluasi. Aspek afektif mencakup watak perilaku
seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Aspek psikomotorik
mencakup imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi (Tim
Peneliti Program Pasca Sarjana UNY, 2003:1-5).
Untuk memperoleh hasil belajar yang baik, perlu pemahaman
terhadap prinsip-prinsip atau asas-asas belajar yang dapat mengarahkan
kepada cara belajar yang efisien. Menurut Oemar Hamalik dalam Darsono
(2000:27) prinsip-prinsip belajar tersebut meliputi:
a. Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi
yang mumi (motivasi instrinsik) dan bersumber dari dalam diri sendiri.
b. Belajar harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa.
c. Belajar memerlukan bimbingan.
d. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah
dipelajari dapat dikuasai.
e. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk
mencapai hasil atau tujuan.
f. Belajar dianggap berhasil apabila siswa telah sanggup menstranferkan
atau menerapkan ke dalam bidang praktek sehari-hari.
Soedijarto (dalam Sappaile, 2007) menyatakan bahwa hasil belajar
adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Daryanto (1993: 1) bahwa media adalah alat yang
dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi mempeijelas
makna pesan yang disampaikan sehingga tujuan pengajaran dapat
disampaikan dengan lebih baik dan lebih sempurna.
Media dalam kawasan teknologi pendidikan merupakan sumber
belajar yang berupa gabungan dari bahan dan peralatan. Bahan di sini
merupakan barangbarang yang biasanya disebut perangkat lunak atau
software yang di dalamnya terkandung pesan-pesan untuk disampaikan
dengan mempergunakan peralatan (Sadiman, 2002:19).
Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan
(Sadiman, 2002:6).
Association for Education and Communication Technology
(AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan
untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education
Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat
dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta
instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar
mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional
Menurut Oemar Hamalik media pembelajaran adalah Alat,
metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan
komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah (Hamalik, 1989: 12). Menurut
Suprapto dkk, menyatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat
pembantu secara efektif yang dapat digunakan oleh guru untuk
mencapai tujuan yang diinginkan (Shalahuddin, 1986:4).
Media pembelajaran akan berperan besar dalam
mengkomunikasikan pesan yang disampaikan guru. Media
pembelajaran yang digunakan umumnya untuk tingkat sekolah dasar
adalah media visual karena peserta didikakan lebih mudah memahami
yang disampaikan dengan melihat gambar, poster, foto, dan alat peraga.
Metode pembelajaran dan media pembelajaran akan menentukan
kualitas suatu proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran
akan bergantung pada metode pembelajaran yang dipetgunakan oleh
guru.
Media pembelajaran dipergunakan untuk memudahkan dalam
penyampaian materi kepada peserta didik. Peserta didik akan terbantu
dalam memahami materi yang komplek. Pemanfaatan media juga
berperan besar dalam memberikan pengalaman belajar peserta didik.
Belajar merupakan interaksi antara seseorang dengan orang lain, media,
perubahan afektif, kognitif, psikomor dan fisik merupakan ciri peserta
didik telah belajar dari apa yang diterimanya,
b. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Safihu (2008), secara umum penggunaan media dalam
pembelajaran dapat memperlancar interaksi antara guru dengan siswa
sehingga kegiatan belajar lebih efektif dan efisien. Secara khusus:
1) Dengan menggunakan Media, penyampaian materi pembelajaran
dapat diseragamkan
2) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik
3) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas
4) Efesien dalam waktu dan tenaga
5) Meningkatkan kualitas hasil belajar
6) Dengan media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan
dimana saja dan kapan saja
7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan
proses pembelajaran
8) Merubah peran guru kearah yang lebih positif
9) Membuat pelajaran yang abstrak menjadi kongrit
10) Mengatasi ruang dan waktu
11) Membantu mengatasi keterbatasan indera manusia
12) Mampu menghadirkan objek yang an berbahaya di ruang kelas.
13) Mampu memberikan kesan yang mendalam dan tahan lama pada
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and
Dayton, (1985) dalam Safihu (2008) dijelaskan sebagai berikut:
1) Dengan menggunakan media, penyampaian pesan pembelajaran
dapat lebih terstandar.
2) Pembelajaran dapat lebih menarik.
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori
belajar.
4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun
diperlukan.
7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan.
8) Peran guru berubahan ke arah yang positif.
Menurut Arsyad (2005: 26-27) ada beberapa manfaat praktis
dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar
sebagai berikut:
1) Media pembelajaran dapat mempeijelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses
dan hasil belajar.
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang,
dan waktu:
a) Obyek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan
langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto,
slide, realita, film, radio, atau model.
b) Obyek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh
indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide,
atau gambar.
c) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali
dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman
video, film, foto, slide disamping secara verbal.
d) Obyek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah
dapat ditampilkan secara kongkret melalui film, gambar, slide,
atau simulasi komputer.
e) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat
disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video.
f) Peristiwa alam seperti teijadinya letusan gunung berapi atau
proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti
proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan
teknik-teknik rekaman time-lapse untuk film, video, slide, atau
4) M edia pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka,
serta memungkinkan teijadinya interaksi langsung dengan guru,
masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata,
kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang,
c. Macam-macam M edia Pembelajaran
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
maka media pembelajaran berkembang seirama dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan perkembangan tersebut media
pembelajaran dapat dikategorikan sebagai berikut (Gunawan, 2010):
1) Media Visual; antara lain berupa grafik, diagram, chart, bagan,
poster, kartun, komik.
2) M edia Audial; antara lain berupa: radio, tape recorder,
laboratorium bahasa, dan sebagainya.
3) Projected still media antara lain: slide; over head projektor (OHP),
in focus dan sejenisnya.
4) Projected motion media;seperti: film, televisi, video (VCD, DVD,
VTR), computer dan sejenisnya.
4. Media Visual
a. Pengertian Media Visual
Media Visual (Daryanto, 1993: 27), artinya semua alat peraga
yang digunakan dalam proses belajar yang bisa dinikmati lewat panca-
yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat
memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula
menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi
materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual
sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus
berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan teijadinya
proses informasi.
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra
pengelihatan, antara lain meliputi gambar, foto, serta benda nyata yang
tidak bersuara. Seperti halnya media yang lain, media visual berfungsi
untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang
akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol visual. Selain
itu, fungsi media visual adalah untuk menarik perhatian, mempeijelas
sajian ide, menggambarkan atau menghiasi fakta yang mungkin akan
cepat dilupakan jika tidak divisualkan. Beberapa media yang termasuk
media visual adalah (Supriatna, 2009):
1) Gambar atau foto.
Kita sering menggunakan gambar atau foto sebagai media
pembelajaran karena gambar merupakan bahasa yang umum yang
dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja oleh siapa saja.
Manfaat atau kelebihan gambar atau foto sebagai media
pembelajaran adalah:
b) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
c) Gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan
kita.
d) Dapat mempeijelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan
untuk tingkat usia berapa saja.
e) Murah harganya dan mudah didapat serta digunakan tanpa
memerlukan peralatan khusus.
2) Sketsa
Sketsa merupakan gambar yang merupakan draft kasar yang
menyajikan bagian-bagian pokonya saja tanpa detail. Sketsa selain
dapat menarik perhatian peserta atau siswa juga dapat menghindari
verbalisme dan dapat mempeijelas penyampaian pesan.
3) Diagram
Berfungsi sebagai penyederhana sesuatu yang kompleks sehingga
dapat mempeijelas penyajian pesan. Isi diagram pada umumnya
berupa petunjuk-petunjuk. Sebagai suatu gambar sederhana yang
menggunakan garis dan simbol, diagram menggambarkan struktur
dari objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada
antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada. Ciri-ciri dari
sebuah diagram yang baik adalah:
a) Benar, digambar rapi, diberi judul, label dan penjelasan-
penjelasan yang perlu.
c) Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang
umum, dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.
4) Bagan/C hart
Terdapat dua jenis chart yaitu chart yang menyajikan pesannya
secara bertahap dan chart yang menyajikan pesannya sekaligus.
C hart yang menyajikan pesannya secara bertahap misalnya
flip ch a rt atau hidden chart, sementara bagan atau chart yang
menyajikan pesannya secara langsung misalnya bagan pohon {tree
chart), bagan alir (flow chart), bagan garis waktu (tim e line chart).
Bagan atau chart berfungsi untuk menyajikan ide-ide atau konsep-
konsep yang sulit jika hanya disampaikan secara tertulis atau lisan
secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir
penting dari suatu presentasi. Dalam bagan biasanya kita
menjumpai jenis media visual lain gambar, diagram, atau lambang-
lambang verbal. Ciri-ciri bagan sebagai media yang baik adalah:
a) Dapat dimengerti oleh pembaca
b) Sederhana dan lugas tidak rumit atau berbelit-belit
c) Diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain tetap mengikuti
perkembangan jaman juga tidak kehilangan daya tarik
5 ) Grafik
Disusun berdasarkan prinsip matematik dan menggunakan data-
data komparatif, grafik merupakan gambar sederhana yang
berfungsi untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti,
menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau
peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas.
Dengan menggunakan grafik kita dapat melakukan analisis dengan
cepat, interpretasi dan perbandingan data-data yang disajikan baik
dalam hal ukuran, jumlah, pertumbuhan dan arah. Terdapat
beberapa macam grafik di antaranya adalah grafik garis, grafik
batang, grafik lingkaran, dan grafik gambar.
6) Kartun
Suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk
menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau suatu
sikap terhadap orang, situasi atau kejadian-kejadian tertentu.
Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus
disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana
dengan menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah
dikenal dan diingat serta dimengerti dengan cepat.
7) Poster
Poster dapat dibuat di atas kertas, kain, batang kayu, seng dan
sebagainya. Poster tidak saja penting untuk menyampaikan pesan
atau kesan tertentu akan tetapi mampu pula untuk mempengaruhi
dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Ciri-ciri
poster yang baik adalah:
10) Papan Buletin.
Papan ini tidak dilapisi oleh kain planel, tetapi langsung ditempeli
gambar atau tulisan. Papan ini berfungsi untuk memberitahukan
kejadian dalam waktu tertentu. Media visual lainnya seperti
gambar, poster, sketsa atau diagram dapat dipakai sebagai bahan
pembuatan papan buletin,
b. Fungsi Media Visual
Levie & Lentz (1982) dalam Erianawati (2005) mengemukakan
empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu fungsi
atensi, fungsi efektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.
1) Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan
atau teks materi pelajaran.
2) Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan
siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar
atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa,
misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
3) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian
yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian untuk memahami dan mengingat
4) Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil
penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk
memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca
untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya
kembali.
e. Penggunaan Media Visual
Selama proses belajar mengajar kita cenderung menggunakan
pancaindera penglihatan, kita memakai mata kita untuk memperoleh
informasi, isyarat, tanda atau hal yang menarik perhatian kita,
kenyataan ini mempunyai arti yang penting untuk keperluan belajar dan
mengajar. Kemampuan penglihatan harus dijadikan bahan
pertimbangan dalam mengembangkan proses belajar mengajar.
Penampilan visual tidak boleh mengganggu, gambar dan tulisan
yang diproyeksikan harus dapat dibaca, untuk itu harus jelas dan terang.
Visual tidak boleh meragukan, artinya obyek-obyek yang masih asing
atau belum dikenal hendaklah ditampilkan sedini mungkin. Untuk
mendapatkan gambaran tentang ukuran dan bentuknya, harus terlihat
perbandingannya dengan obyek lain yang sudah dikenal. Media visual
tidak boleh terlalu ramai dan kacau supaya informasi yang
dimaksudkan dapat tertangkap jelas oleh siswa (Daryanto, 1993:31).
Media visual haruslah sesuai dengan kenyataan dan dapat
diterima, kalau mungkin gerakan gambar, grafis atau slide yang asli
ditafsirkan dengan benar dijaga agar terbatas, dan semua obyek dan
aksi yang dimaksudkan dilukiskan secara realistik sehingga tidak
terjadi penafsiran ganda.
11) Unsur-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan
mudah dibedakan dari unsur-unsur latar belakang untuk
mempermudah pengolahan informasi.
12) Caption (keterangan gambar) harus disiapkan terutama untuk
menambah informasi yang sulit dilukiskan secara visual, seperti
lumpur, kemiskinan, memberi nama orang, tempat atau obyek,
menghubungkan kejadian atau aksi dalam lukisan dengan visual
sebelum atau sesudahnya, dan menyatakan apa yang orang dalam
gambar itu sedang kerjakan, pikirkan atau katakan.
13) Warna harus digunakan secara realistik.
14) Warna dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan
perhatian dan membedakan komponen-komponen.
B. Aqidah Akhlak
1. Pengertian Aqidah Akhlak
Pengertian aqidah akhlak terdiri dari dua kata yaitu aqidah dan
akhlak yang mempunyai pengertian secara terpisah,
a. Aqidah
Aqidah berasal dari kata aqoid, bentuk jamak dari kata aqidah
yaitu sesuatu yang wajib dipercayai atau diyakini hati tanpa keraguan.
yang disebut dalam Al-Qur.an dan Hadits shahih yang berhubungan
dengan tiga sendi Aqidah Islamiyah, yaitu (Yunus, 1990):
1) Ketuhanan, meliputi sifat-sifat Allah SWT, nama-nama-Nya yang
baik dan segala pekeijaan-Nya.
2) Kenabian, meliputi sifat-sifat Nabi, keterpeliharaan mereka dalam
menyampaikan risalah, beriman tentang kerasulan dan mukjizat
yang diberikan kepada mereka. Dan beriman dengan kitab-kitab
yang diturunkan kepada mereka.
3) Alam kebangkitan;
a) Alam rohani, membahas alam yang tidak dapat dilihat mata.
b) Alam barzah, membahas tentang kehidupan di alam kubur
sampai bangkit pada hari kiamat.
c) Kehidupan di alam akhirat, meliputi tanda-tanda kiamat, huru-
hara, pembalasan amal perbuatan.
Pengertian Aqidah secara bahasa berarti sesuatu yang mengikat.
Pada keyakinan manusia adalah suatu keyakinan yang mengikat hatinya
dari segala keraguan. Aqidah menurut terminologi syara' (agama) yaitu
keimanan kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Para Rasul,
Hari Akherat, dan keimanan kepada takdir Allah baik dan buruknya. Ini
disebut Rukun Iman (Haryono, 2007).
Aqidah secara etimologi, aqidah berasal dari kata 'aqd yang
berarti pengikatan. Aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang.
bebas dari keraguan. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu
kepercayaan hati dan pembenarannya kepada sesuatu (Haryono, 2007).
b. Akhlak
Akhlak dilihat dari segi bahasa adalah berasal dari bahasa Arab,
jamak dari kata Khuluk yang artinya perangai atau tabiat (Tatapangsara,
1982: 7). Namun kata Khuluk mengandung segi-segi yang sesuai
dengan akhlak yang bermakna kejadian (Mas’ari, 1990:1).
Dalam konsepnya akhlak adalah suatu sikap mental yang
mendorong untuk berbuat tanpa piker dan pertimbangan. Keadaan atau
sikap jiw a ini terbagi dua: ada yang berasal dari watak (tempramen) dan
ada yang berasal kebiasaan dan latihan (Ardani, 2005:27).
Akhlak menurut Al Ghazali (1970:6) mempunyai tiga dimensi:
1) Dimensi diri, yakni orang dengan dirinyadan Tuhannya, seperti
ibadah dan shalat.
2) Dimensi sosial, yakni masyarakat, pemerintah dan pergaulannya
dengan sesamanya.
3) Dimensi metafisis, yakni aqidah dan pegangan dasarnya.
Menurut Ardani (2005:28) akhlak itu mempunyai empat sy arat:
1) Perbuatan baik dan buruk
2) Kesanggupan melakukannya
3) Mengetahuinya
4) Sikap mental yang membuat jiw a cenderung kepada salah satu dan
Definisi-definisi akhlak dapat dilihat pada lima ciri yang
terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu (Nata, 2002: 5):
1) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam
jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah
dan tanpa pemikiran.
3) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dalam diri orang
yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
4) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan
sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara.
5) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan ikhlas semata
karena Allah swt, bukan karena ingin mendapat pujian.
Jadi kedua pengertian di atas yaitu .aqidah. dan .akhlak, dapat
diketahui bahwa keduanya mempunyai hubungan yang erat, karena aqidah
atau iman dan akhlak berada dalam hati. Dengan demikian tidak salah kalau
pada sekolah tingkat Ibtidaiyah kedua bidang bahasan ini dijadikan satu
mata pelajaran yaitu Aqidah Akhlaq.
Jadi mata pelajaran aqidah akhlak mengandung arti pengajaran yang
membicarakan tentang keyakinan dari suatu kepercayaan dan nilai suatu
perbuatan baik atau buruk, yang dengannya diharapkan tumbuh suatu
keyakinan yang tidak dicampuri keragu-raguan serta perbuatannya dapat
2. Ruang Lingkup Pelajaran Aqidah Akhlak
Sasaran perbuatan manusia pada hakikatnya terbagi dua, yaitu
sasaran vertikal yang bersifat ilahiyah dan sasaran horizontal yang bersifat
sosiologis. Dari dua sasaran tadi berkembanglah menjadi berbagai aspek
hubungan. Ada hubungan manusia dengan Tuhan melalui ibadah, ada
hubungan manusia dengan manusia melalui muamalah, ada hubungan
manusia dengan dirinya sendiri melalui penjagaan diri dan ada hubungan
manusia dengan binatang atau makhluk lainnya melalui pelestarian, maka
ruang lingkup pelajaran aqidah akhlak tidak terlepas dari sasaran tersebut.
Ruang lingkup pelajaran Aqidah Akhlak ini meliputi (Alfat dkk.
1994:24):
a. Masalah keimanan seperti rukun iman (iman kepada Allah), Rasul-rasul
Allah, hari akhir dan iman kepada qodo dan qodar)
b. Cerita para Nabi dan Rasul Allah yang shaleh
c. Masalah akhlak. Pembahasan masalah akhlak ini meliputi akhlak
mahmudah yang harus diupayakan menjadi kebiasaan dan akhlak
madzmumah yang mutlak harus dihindari.
Materi pokok atau ruang lingkup pelajaran aqidah akhlak satu
persatu sebagai berikut (Departemen Agama, 2004):
a. Hubungan manusia dengan Allah
Dalam kurikulum hubungan manusia dengan Allah merupakan
materi pertama yang harus ditanamkan terhadap siswa yang menjadi
Allah sebagai Tuhan yang mencipta alam ini. Manifestasi rasa iman
kepada Allah adalah tercermin dalam bentuk kehidupan sehari-hari.
Dalam kurikulum 2004 materi yang terdapat dalam ruang
lingkup ini meliputi Aqidah Islam yaitu: rukun iman yang terdiri dari
beberapa aspek: keimanan kepada Allah (sifat wajib, mustahil dan jaiz
Allah), keimanan kepada Malikat-malaikat-Nya, keimanan kepada
Kitab-kitabnya, keimanan kepada Rasul-rasul-Nya (sifat-sifat dan
mujizatnya), keimanan kepada hari akhir. Maka sangatlah tepat dalam
materi aqidah akhlak bahasan utamanya adalah masalah
Ketuhanan/Ilahiyah. Dengan demikian sejak dini siswa sudah
dikenalkan terhadap tugasnya di dunia, yaitu membina hubungan yang
harmonis dengan penciptanya, dengan jalan menjalankan perintah-Nya
dan menjauhkan larangan-Nya.
b. Hubungan Sesama Manusia
Hubungan sesama manusia merupakan materi pelajaran aqidah
akhlak yang ditanamkan kepada siswa, yang merupakan kelangsungan
dan manifestasi dari bentuk hubungannya dengan Allah, dengan
maksud agar mereka kelak mampu menjadi manusia yang taat kepada
Allah, dan mampu pula berhubungan dengan sesame manusia secara
baik dan hidup berdampingan secara wajar. Hal ini perlu ditanamkan
kepada siswa karena manusia adalah makhluk sosial yang setiap saat
Dalam kurikulum 2004 materi yang dipelajari meliputi aspek
akhlak terpuji yang terdiri atas khauf, taubat, tawadlu’, ikhlas,
bertauhid, inovatif, kreatif, percaya diri, tekad yang kuat, ta.aruf,
ta.awun, tafahum, tasamuh, jujur, adil, amanah, menepati janji, dan
bermusyawarah. Aspek akhlak tercela meliputi kufur, syirik, munafik,
namimah, dan ghibah. Dengan materi yang demikian siswa diharapkan
mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,
c. Hubungan Manusia dengan Alam Lingkungannya
Manusia disamping taat kepada Allah, mampu bergaul sesama
manusia dengan baik, juga diharapkan mampu mengelola dan
memanfaatkan alam untuk kesejahteraan hidupnya, antara binatang dan
tumbuhan serta manusia terdapat hubungan timbal balik yang saling
membutuhkan satu dengan yang lain. Timbal balik antara manusia
dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan harus dijaga keseimbangan dan
kesinambungannya. Apabila keseimbangan hubungan antara ketiganya
tidak teijaga, maka akan menimbulkan kerusakan dan bencana.
Aspek hubungan manusia dengan alam ini dimaksudkan agar
siswa mencintai, menyelidiki dan mampu mengolah alam dan
memanfaatkannya untuk beribadah kepada Allah. Ajaran ini
dimaksudkan agar siswa dapat menambah rasa syukur terhadap nikmat-
nikmatnya yang telah diberikan Allah kepada manusia, sehingga akan
Ketiga hal atau materi pokok di atas merupakan hal penting dalam
mewujudkan aktifitas yang serasi, penuh dengan nilai-nilai agama.
Terlaksananya hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan
manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya dapat menciptakan
kehidupan yang sejahtera, penuh kebahagiaan dan sarat dengan
keseimbangan materi dan rohani. Sehingga terciptalah lingkungan yang
bersih dari caci maki dan perbuatan jelek lainnya, dengan demikian akan
terbentuklah masyarakat yang saling menolong dan perbuatan baik lainnya
di bawah satu ikatan Aqidah Islam.
3. Fungsi Pelajaran Aqidah Akhlak
Di Madrasah Ibtidaiyah, mata pelajaran Aqidah Akhlak ini memiliki
fungsi sebagai berikut (Alfat dkk. 1994: 31):
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa
dalam meyakini kebenaran ajaran Islam yang telah dilaksanakan dalam
lingkungan keluarga.
b. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan
pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari siswa dan
menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
Mata pelajaran Aqidah dan Akhlaq di Madrasah berfungsi untuk: (a)
Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat; (b) Pengembangan keimanan dan ketaqwaan
yang sebelumnya telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga; (c)
Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial; (d)
Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam
keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari;
(e) Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif dari lingkungannya atau
dari budaya asing yang dihadapinya sehari-hari; (f) Pengajaran tentang
informasi dan pengetahuan keimanan dan Akhlaq, serta sistem dan
fungsionalnya; dan (g) Pembekalan bagi peserta didik untuk mendalami
Aqidah dan Akhlaq pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi
(http://www.canboyz.co.cc).
Mata pelajaran Aqidah-Akhlaq bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam Akhlaqnya
yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang Aqidah dan Akhlaq
Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan
meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi (http://www.canboyz.co.cc).
4. Pendekatan Pelajaran Aqidah Akhlak
Pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam mata pelajaran
a. Pendekatan rasa (kalbu), yaitu pendekatan untuk menggugah perasaan
siswa dalam memahami dan meyakini kebenaran ajaran dan syariat
Islam dengan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah
Islam.
b. Pendekatan rasional, yaitu usaha untuk memberikan peranan rasio
(akal) dalam memahami peristiwa sejarah dan perkembangan peradaban
Islam.
c. Pendekatan keteladanan, yaitu usaha menanamkan nilai melalui
keteladanan, baik yang langsung melalui penciptaan kondisi pergaulan
yang akrab antar personal sekolah, perilaku para pendidik dan tenaga
kependidikan lain, maupun dengan menampilkan kisah-kisah teladan.
C. Peningkatan Hasil Belajar Melalui Media Visual
Media visual merupakan media pembelajaran. Fungsi media menurut
Sudjana (2002:2) adalah :
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar; bahan pembelajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya
menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran
2. Metoda mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap
3. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain
Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar,
pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan beijalan tanpa bantuan sarana
penyampai pesan atau media. Berkaitan dengan hal tersebut, media
pembelajaran memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1. Sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran dalam menyampaikan pesan
kepada anak didik.
2. Untuk menyederhanakan tingkat kesukaran dalam pembelajaran.
3. Untuk mengurangi kebosanan dan kelelahan dalam pembelajaran
4. Untuk mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta
didik.
5. Penggunaan media dapat mengatasi keterbatasa ruang kelas, seperti (a)
objek terlalu besar; (b) objek terlalu kecil; (c) objek yang bergerak terlalu
lambat; (d) objek yang bergerak terlalu cepat; (e) objek yang terlalu
kompleks; (f) objek yang bunyinya terlalu halus; (f) objek mengandung
berbahaya dan risiko tinggi.
6. Dengan menggunakan media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi
langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
7. Untuk menghasilkan keseragaman peserta didik dalam pengamatan
8. Untuk memberikan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
10. Untuk membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk
belajar.
Fungsi media dalam kegiatan pembelajaran tidak lagi sekedar sebagai
alat peraga bagi guru melainkan pembawa informasi atau sumber pesan
pembelajaran yang dibutuhkan siswa. Fungsi pengajaran sangat banyak antara
lain dapat membangkitkan motivasi belajar, dapat membuat konsep yang abstrak
menjadi konkret dapat mengatasi ruang, batas-batas ruang dan waktu, membantu
perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami,
memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain
(Rumampuk. 1988: 12-13).
Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang kemediaan saja
akan tetapi harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan media
tesebut dengan baik. Untuk itu guru perlu mengalami latihan-latihan praktis
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas III MI
Darussalam Sidoagung Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang. MI
Darussalam Sidoagung didirikan pada thim 1976 oleh yayasan yang
diselenggarakan oleh pemerintah dan madrasah ini berada di bawah
naungan/koordinasi Lembaga Pendidikan Ma’arif. Pada tahun 2010 ini MI
Darussalam Sidoagung memiliki siswa sebanyajk 57 orang yang terdiri dari 31
siswa putra dan 26 siswa putri.
B. Visi dan Misi
MI Darussalam Sidoagung mempunyai visi dan misi antara lain:
1. Visi : Unggul dalam prestasi berlandaskan iman dan taqwa, cerdas,
terampil berakhlak mulia.
2. Misi
a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk
mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa.
b. Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan terhadap agama
yang dianut untuk membentuk budi pekerti yang baik.
c. Menciptakan suasana yang konduktif untuk mengefektifkan seluruh
kegiatan sekolah.
d. Mengembangkan budaya kompetitif bagi siswa dalam upaya
meningkatkan prestasi.
e. Mengutamakan keija sama dalam menyelesaikan tugas kependidikan
dan keguruan.
f. Melestarikan dan mengembangkan olah raga, seni dan budaya.
g. Mengembangkan pribadi yang cinta tanah air.
C. Profil Madrasah
1. Nama Madrasah : MIS Darussalam Sidoagung
2. Nomor Statistik : 111.2.33.08.0145
3. Nomor Telepon : 081328708712
4. Alamat : Karangsari
5. Desa/Kelurahan : Sidoagung
6. Kecamatan : Tempuran
7. Kabupaten : Magelang
8. Kode Pos : 56161
9. Provinsi : Jawa Tengah
10. Tahun Berdiri : 1976
11. Status Madrasah : Swasta
D. Keadaan Siswa dan Guru
Berdasarkan dokumen yang penulis peroleh, keadaan siswa MI
Tabel 3.1
Jumlah Siswa MI Darussalam
Tahun Pelajaran Kegiatan Bela ar Mengajar
Pagi Sore
Jumlah siswa 57 57
Rombongan belajar 6 6
Berdasarkan tabel 3.1 dapat diketahui bahwa M I Darussalam terdiri dari
114 siswa yang terdiri dari 2 kegiatan belajar yaitu pagi dan sore, sedangkan
jumlah rombongan belajar MI Darussalam terdiri dari 2 kelas.
Keadaan tenaga pengajar (guru) di MI Darussalam disajikan dalam tabel
berikut ini.
Tabel 3.2
Keadaan Guru MI Darussalam
No. Nama Guru NIP/GWB Pendidikan Mengajar
1.
Siti Nasiroh 150142058 D2 I2. Sri Purwanti GWB SI VI
3. Aprilia E GWB D2 VI
4. Nani Fatayati GWB D2 V
5. Suwigyo GWB D2 V-VI
6. Sri Wahyuningsih GWB D2 IV
7. M. Fatkhul Arifin GWB D2
i-rv
8. Ana Fatmwati GWB D2
in
9. Siti Rohmah GWB SI
n
Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui bahwa jumlah tenaga pengajar MI
Darussalam sebanyak 9 guru termasuk kepala Madrasah. Dari 9 guru tersebut 1
diantaranya sudah PNS, sedangkan 8 guru lainnya adalah guru wiyata bakti
(GWB).
E. Struktur Organisasi
Demi kelancaran pendidikan disusunlah struktur organisasi pengurus
F. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Siklus pertama penelitian dilaksanakan bahasan aqidah akhlak. Tahapan
dan langkah pada tanggal 5 Mei Tahun 2010, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan proses pembelajaran Aqidah
Akhlak tanpa menggunakan media visual. Hal ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi Aqidah Akhlak
apabila tidak menggunakan media visual. Langkah-langkah dalam tahap
a. Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan tindakan yang akan
dilakukan.
b. Menyiapkan bahan materi.
c. Menyusun rancangan evaluasi meliputi tes.
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penelitian menerapkan strategi pembelajaran
dengan menggunakan media visual sebagai alat pembelajaran. Pokok
bahasan yang diajarkan adalah memahami kalimat tayyibah, memahami
kalimat ta’awud. Langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi:
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru mengabsen siswa
c. Guru melakukan apersepsi
d. Guru menerangkan materi pelajaran mengenai pemahaman kalimat
tayyibah dan ta’awud waktu yang digunakan selama 15 m enit
e. Kemudian siswa diberi tugas untuk menjawab pertanyaan dari guru
waktu yang digunakan selama 10 menit.
f. Selanjutnya guru memberikan penjelasan tentang materi yang
ditanyakan kepada siswa waktu yang digunakan selama 10 menit.
g. Setelah itu guru memberikan tugas berupa soal latihan yang berbentuk
checkpoint.
h. Waktu yang digunakan 30 menit.
i. Setelah siswa selesai mengeijakan latihan, guru mengadakan evaluasi
mempelajari materi tersebut di rumah untuk didiskusikan pada
pertemuan berikutnya.
j. Siswa berdoa.
k. Guru menutup dengan salam.
3. Observasi
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan hasil belajar
memahami kalimat tayyibah dan ta’awud siswa kelas III MI Darussalam
Sidoagung Tempuran dengan penggunaan media visual. Maka observasi
difokuskan pada pembelajaran kalimat tayyibah dan ta’awud. Untuk
melakukan observasi terhadap situasi kelas saat pembelajaran, peneliti
meminta bantuan rekan sejawat agar memperlancar jalannya penelitian
sehingga didapatkan data yang valid.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hal yaitu hasil
pengamatan situasi kelas pembelajaran, dan hasil perbandingan atau
peningkatan hasil post test dibanding nilai pre test.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada
siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran
sebagai berikut:
a. Pelaksanaan posi test belum sesuai yang diharapkan, siswa kurang
memperhatikan sehingga hasil belajar belum maksimal.
b. Minat siswa dalam belajar belum maksimal sehingga perlu stimulasi
Meskipun demikian pembelajaran ini telah menunjukkan
perubahan/peningkatan, yaitu dalam hal minat siswa dalam mengikuti
proses belajar meskipun baru sebagian dan keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran tumbuh sehingga siswa mau bertanya
walaupun baru sebagian.
Setelah pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan analisis terhadap
hasil tes dan hasil observasi. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui: (a)
kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran materi Aqidah Akhlak tanpa
menggunakan media visual oleh peneliti dalam proses pembelajaran siklus
I; (b) tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa selama proses
pembelajaran; (d) tindakan-tindakan yang dilakukan peneliti selama proses
pembelajaran. Refleksi pada siklus I dilakukan untuk mengubah strategi
pembelajaran pada siklus H.
Dari dua hal tersebut di atas, maka hal-hal yang akan peneliti
perhatikan dan perbaiki paria siklus kedua adalah:
a. Mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan belajar dengan
menggunakan media visual.
b. Mengulang kembali materi aqidah akhlak.
c. Membuat kelompok untuk mempraktikkan aqidah akhlak tersebut.
G. Deskripsi Pelaksanaan Siklus H
Siklus kedua penelitian ini pada tanggal 12 Mei 2010 dengan pokok
bahasan akhlak terpuji tentang hidup rukun dan tolong menolong. Tahapan dan
1. Perencanaan
Rencana tindakan ini merupakan tindak lanjut dari siklus I. Dalam tahap ini
peneliti mempersiapkan proses pembelajaran Aqidah Akhlak dengan
menggunakan media visual. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi Aqidah Akhlak
setelah menggunakan media visual. Langkah-langkah dalam tahap
perencanaan sebagai berikut:
a. Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan tindakan yang akan
dilakukan.
b. Menyiapkan bahan materi.
c. Menyusun rancangan evaluasi meliputi tes.
2. Pelaksanaan
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru berdoa dengan siswa yang dipimpin salah satu siswa.
c. Guru mengabsen siswa
d. Guru melakukan apersepsi
e. Guru menerangkan materi pelajaran mengenai akhlak terpuji tentang
hidup rukun dan tolong menolong.
f. Kemudian siswa diberi tugas untuk memberikan contoh akhlak terpuji
tentang hidup rukun dan tolong menolong.
g. Selanjutnya siswa diberi tugas untuk mempraktikkan akhlak terpuji
tentang hidup rukun dan tolong menolong yang dilakukan secara
h. Setelah itu guru memberikan tugas berupa soal latihan yang berbentuk
check point seputar materi akhlak terpuji tentang hidup rukun dan
tolong menolong waktu yang digunakan selama 15 menit.
i. Setelah siswa selesai mengeijakan latihan, guru mengadakan evaluasi,
apakah ada peningkatan hasil dan siklus 2 ini dibandingkan siklus 1.
j. Siswa dan guru berdoa bersama-sama sebelum pembelajaran ditutup.
k. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
3. Observasi
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan hasil belajar
akhlak terpuji tentang hidup rukun dan tolong menolong siswa kelas IH MI
Darussalam Sidoagung Tempuran tahun 2010 dengan penggunaan media
gambar peragaan pembelajaran.
Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas saat pembelajaran,
peneliti meminta bantuan rekan sejawat. Untuk memperlancar jalannya
penelitian sehingga didapatkan data yang valid.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian,
yaitu hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran dan hasil perbandingan
atau peningkatan nilai post test dibanding nilai p re test.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada
siklus kedua ini, peneliti mengemukakan refleksi pada siswa kelas III MI
Darussalam Sidoagung Tempuran sebagai berikut:
b. Kemampuan siswa dalam akhlak terpuji tentang hidup rukun dan tolong
menolong tersebut meningkat dengan penggunaan media visual dalam
pembelajaran.
Dengan demikian penggunaan media visual dalam pembelajaran
akhlak terpuji tentang hidup rukun dan tolong menolong tersebut ini
menunjukkan peningkatan, yaitu dalam hal-hal sebagai berikut:
a. Perhatian siswa dalam belajar akhlak terpuji tentang hidup rukun dan
tolong menolong
b. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran lebih antusias yaitu
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang belum dipahami.
c. Kemampuan siswa dalam memahami akhlak terpuji tentang hidup
rukun dan tolong menolong tersebut meningkat.
Setelah pelaksanaan tindakan II, peneliti melakukan terhadap hasil
tes dan hasil observasi. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui: (a)
kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran materi Aqidah Akhlak
dengan menggunakan media visual oleh peneliti dalam proses pembelajaran
siklus I; (b) tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa selama proses
pembelajaran; (d) tindakan-tindakan yang dilakukan peneliti selama proses
pembelajaran. Apabila diketahui belum ada perubahan lebih dari 50%, maka
sangat perlu dilaksanakan tindakan siklus III. Refleksi pada siklus n
H. Deskripsi Pelaksanaan Siklus m
1. Perencanaan
Mempersiapkan materi pelajaran aqidah akhlak pada materi pokok
sub menghindari akhlak tercela, yaitu khianat, iri dan dengki.
Rencana tindakan ini merupakan penyempurnaan pada siklus H.
Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan proses pembelajaran Aqidah
Akhlak tetap menggunakan media visual. Hal ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi Aqidah Akhlak
setelah menggunakan media visual. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan siklus ID adalah:
a. Menyusun perbaikan rencana pembelajaran materi menghindari akhlak
tercela tentang hidup rukun dan tolong menolong.
b. Menyiapkan bahan materi yang berbeda.
c. Menyusun rancangan evaluasi meliputi tes.
2. Pelaksanaan
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru berdoa dengan siswa yang dipimpin oleh guru.
c. Guru mengabsen siswa.
d. Guru melakukan apersepsi.
e. Guru mendemontrasikan menghindari akhlak tercela tentang hidup
rukun dan tolong menolong.
f. Kemudian siswa diberi tugas secara kelompok, tiap kelompok dipimpin
g. Guru melakukan observasi per siswa dalam kelompok tersebut.
h. Setelah tugas selesai guru memberikan tugas berupa soal latihan yang
masih sama dari siklus 1 dan 2 tetapi penomoran soal divariasikan.
i. Setelah siswa selesai mengerjakan latihan, guru mengadakan evaluasi,
apakah ada peningkatan hasil dari siklus III ini dibandingkan siklus I
dan H.
j. Setelah itu siswa dan guru berdoa bersama-sama sebelum pembelajaran
ditutup dengan dipimpin oleh seorang siswa dalam berdoa.
k. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
3. Observasi
Selama pembelajaran berlangsung diadakan observasi untuk
mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan
hasil belajar. Pada pembelajaran ini siswa masuk semua yaitu 31 anak.
4. Refleksi
Refleksi pada siklus IH ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas
penggunaan media visual dalam pembelajaran Aqidah Akhlak dan untuk
mengetahui keberhasilan pelaksanaan perbaikan tindakan pada siklus H.
Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes yang dilakukan pada
siklus III.
Refleksi pada siklus HI ini dilakukan untuk merefleksi hasil evaluasi
belajar siswa pada siklus II. Tujuan refleksi ini adalah untuk menentukan
untuk mencari kelemahan-kelemahan yang muncul dalam pembelajaran.