• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA VISUAL DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS III MI DARUSSALAM SIDOAGUNG TEMPURAN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 2 0 1 0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA VISUAL DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS III MI DARUSSALAM SIDOAGUNG TEMPURAN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 2 0 1 0"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

SIDOAGUNG TEMPURAN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 /2 0 1 0

S K R I P S I

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

ANA FATM A W ATI NIM: 11408103

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

(2)
(3)

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:

Nama : Ana Fatmawati

NIM : 11408103

Jurusan : Jurusan Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA

VISUAL DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH

AKHLAK KELAS m MI DARUSSALAM SIDOAGUNG

TEMPURAN MAGELANG TAHUN AJARAN 2009/2010

telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

S ala tig a ,A g u stu s 2010 Pembimbing

(4)

]!. Tentara Pelajar 0 2 Telp. ( 0 2 9 8 ) 3 2 3 7 0 6 Faks. 3 2 3 4 3 3 Salatiga 5 0 7 2 1

Skripsi S au d ara A na Fatm aw ati dengan N oinor In d u k M ahasisw a 11408103

yang b erjudul PENINGKATAN HASIL, B ELA JA R M ELALU I M EDIA

DARUSSALAM SIDOAGUNG TEM PURAN M AGELANG TAHUN AJARAN

2009/2010 telah dim unaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Ju ru sa n

T arbiyah, Sekolah Tinggi A gama Islam Negeri (STA IN) Salatiga pada Sabtu, 25

Septem ber 2010 dan telah diterim a sebagai bagian d ari sy arat-sy arat untuk

memperoleh gelar S arjan a Pendidikan Islam (S.Pd.I).

http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN KELULUSAN

VISUAL DALAM PEM BELALVRAN AQIDAH A KHLAK KELAS III M I

Salatiga, 16 Shawwal 1931 H. 25 Septem ber 2010 M.

Panitia Ujian

NIP. 19680613 199403 1 004 f. D r. II.vM ansur. M.Ag.

Pem bim bing

(5)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Ana Fatmawati

NIM 11408103

Jurusan Jurusan Tarbiyah

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

ilmiah.

S a la tig a ,^ Agustus 2010

v ang Menyatakan, M E T E R A I J

T E M P E L

PAIAMEMBANCVN BANGSA ./

EAA49AAF214437707 j / <

ENAM RIBU RUPIAH Jf

6

w m

m ^M

Ana Fatmawati

(6)

MOTTO

Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak lawan,

tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia

marah.

- Nabi Muhammad Saw

PERSEMBAHAN

Untuk orang tuaku,

para dosenku, saudara-saudaraku,

sahabat-sahabat seperjuanganku,

(7)

Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

karunia-Nya serta limpahan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya, shalawat serta

salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Mumammad SAW. Peneliti menyusun

skripsi dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA

VISUAL DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS IH MI

DARUSSALAM SIDOAGUNG TEMPURAN MAGELANG TAHUN AJARAN

2009/2010”, yang merupakan salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar saijana

pendidikan Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

Pada kesempatan ini peneliti dengan tulus hati mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

Salatiga.

2. Suwardi, M Pd. selaku ketua Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agam Islam

Negeri Salatiga, beserta Jajaran dan Staf tingkat Jurusan.

3. Drs. Joko Sutopo selaku ketua Prodi Ekstensi PAI Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri Salatiga beserta staf.

4. Mufiq, S.Ag.M.Phil. selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan

membimbing penulis selama studi.

5. Sri Purwati, S.Sos selaku Kepala MI Darussalam Sidoagung Tempuran

Magelang beserta guru dan stafnya yang telah memberi dorongan dan bantuan

demi kelancaran selama penelitian dan penyelesaian skripsi ini.

(8)

telah memberikan penulis ilmu dan pengetahuan yang tak terhingga nilainya.

7. Bapak dan Ibuku tercinta.

8. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT berkenan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada

semua pihak atas bantuan yang telah diberikan kepada peneliti. Akhirnya peneliti

berharap skripsi ini berguna bagi semuanya.

Magelang, 2M gustus 2010

Peneliti

Ana Fatmawati

(9)

Pem belajaran Aqidah A khlak K elas 111 M l D arussalam Sidoagung Tempuran M agelang Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S.Ag.M.Phil.

Kata kunci: media visual dan aqidah akhlak.

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan model persekolahan yang bermakna bagi MI Darussalam Sidoagung Tempuran. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Apakah penerapan media visual efektif untuk meningkatkan perhatian siswa? (2) Apakah penerapan media visual efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa? (3) Apakah penerapan media visual efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas.

(10)

Sampul... i

Lembar Berlogo... ii

Judul... iii

Persetujuan Pembimbing... iv

Pengesahan Kelulusan... v

Pernyataan Keaslian Tulisan... vi

Motto dan Persembahan... vii

Kata Pengantar... viii

Abstrak... x

Daftar Isi... xi

Daftar Tebel... xiv

Daftar Gambar... xv

Daftar Lampiran... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... ... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Hipotesis Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

F. Definisi Operasional... 6

G. Metode Penelitian... 6

H. Sistematika Penulisan Skripsi... 9

(11)

1. Belajar... 11

2. Hasil Belajar... i... 13

3. Media Pembelajaran... 15

4. Media Visual... 20

B. Aqidah Akhlak... 29

1. Pengertian Aqidah Akhlak... 29

2. Ruang Lingkup Pelajaran Aqidah Akhlak... 33

3. Fungsi Pelajaran Aqidah Akhlak... 36

4. Pendekatan Pelajaran Aqidah Akhlak... 37

C. Peningkatan Hasil Belajar Melalui Media Visual... 38

BAB ffl PELAKSANAAN PENELITIAN A. Lokasi Penelitian... 41

B. Visi dan M isi... 41

C. Profil Madrasah... f... 42

D. Keadaan Siswa dan Guru... 42

E. Struktur Organisasi... 43

F. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 44

1. Perencanaan... 44

2. Pelaksanaan... 45

3. Observasi... 46

4. Refleksi... 46

(12)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan

dirinya dan masyarakat.

Undang-Undang No. 20 th 2003 mendefinisikan pendidikan sebagai

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Pada hakekatnya fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan

kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia

(Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003). Siswa sebagai subjek belajar,

memiliki potensi dan karakteristik unik, sangat menentukan keberhasilan

pendidikan. Kemampuan dan kesungguhan siswa merespon pengetahuan, nilai

dan ketrampilan mempunyai andil yang besar dalam keberhasilan belajar.

Dalam pembelajaran di sekolah guru dituntut kemampuannya untuk

mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan (komunikasi

yang produktif), dimana para siswa dapat memperoleh kemudahan dalam

(13)

sepenuhnya dipahami oleh sebagian siswa MI Darussalam Sidoagung Tempuran

Magelang, dilihat dari nilai yang diperoleh sebagian siswa pada pelajaran aqidah

akhlak kurang memenuhi standard. Padahal prestasi belajar penting untuk

melihat keberhasilan semua siswa dalam belajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumusankan masalah

penelitan sebagai berikut:

1. Apakah penerapan media visual efektif untuk meningkatkan perhatian siswa

MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang?

2. Apakah penerapan media visual efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa

MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang?

3. Apakah penerapan media visual efektif untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui efektivitas penerapan media visual untuk meningkatkan

keaktifan siswa MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang.

2. Untuk mengetahui efektivitas penerapan media visual dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang.

3. Untuk mengetahui efektivitas penerapan media visual dalam meningkatkan

(14)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah pembelajaran aqidah akhlak melalui media visual

efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi, menambah serta mengembangkan

khasanah pengetahuan di bidang pendidikan khususnya masalah

peningkatan dan persiapan kualitas sumber daya manusia, baik sebagi guru

maupun sebagai siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Dengan diketahui ada tidaknya pengaruh penggunaan media visual

dalam pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar aqidah akhlak

dapat memberikan petunjuk bagi para pengajar untuk menggunakan

media pembelajaran yang sesuai guna mencapai tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan.

b. Dapat menjadi masukan bagi guru dalam memperluas pengetahuan

mengenai penggunaan media pembelajaran yang tepat bagi siswa untuk

mendapatkan hasil belajar dan pengetahuan di bidang agama.

c. Memberikan informasi bagi sekolah dalam meningkatkan perbaikan

pembelajaran agama dengan penggunaan media pembelajaran yang

(15)

F. Definisi Operasional

1. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra pengelihatan,

yang temasuk jenis ini antara lain meliputi gambar, foto,

serta benda nyata yang tidak bersuara.

2. Pembelajaran aqidah akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, menghayati dan mengimani

Allah SWT dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam

kehidupan sehari-hari berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman dibarengi

tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dan hubungannya antar

umat beragama dalam masyarakat sehingga terwujud kesatuan dan

persatuan bangsa.

3. Peningkatan hasil belajar adalah meningkatnya kemampuan yang di peroleh

siswa setelah melalui kegiatan belajar secara kuantitatif dan kualitatif

sebagai prestasi yang dicapai siswa setelah pembelajaran.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan

kelas. Rancangan penelitian ini menggunakan 3 siklus. Masing-masing

siklus memiliki beberapa tahapan yaitu permasalahan, rencana tindakan,

(16)

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang

Tahun Ajaran 2009/2010, sedangkan waktu penelitian adalah pada waktu

jam pelajaran.

3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah MI Darussalam Sidoagung Tempuran

Magelang, sedangkan sampel penelitian ini adalah siswa kelas III MI

Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang Tahun Ajaran 2009/2010.

4. Instrumen Penelitian

a. Media visual

Indikator media visual terdiri dari:

1) Menyampaikan materi aqidah dengan gambar.

2) Menyampaikan materi akhlak dengan gambar.

3) Menyampaikan materi aqidah akhlak dengan gambar.

b. Pembelajaran aqidah akhlak

Indikator pembelajaran siswa tentang materi aqidah yang menyangkut:

1) Siswa dapat melafalkan dan mengartikan kalimat ta’awud.

2) Siswa dapat menyebutkan penggunaan kalimat ta’awud.

3) Siswa dapat menjelaskan keistimewaan mengucapkan kalimat

ta’awud.

4) Siswa dapat menghafal, mengartikan 4 Asma al Husna al Baathin,

(17)

5) Siswa dapat menunjukkan contoh Allah memiliki sifat al Baathin,

Al Waliy, al Mujib dan Al Wahhaab melalui hasil ciptaan-Nya.

Indikator pembelajaran siswa tentang materi akhlak menyangkut:

1) Siswa dapat menyebutkan pengertian dan contoh rukun dan tolong

menolong.

2) Siswa dapat menjelaskan keuntungan memiliki sifat rukun dan

tolong menolong dan mempraktekkan sikap ruku dan tolong

menolong.

3) Siswa dapat menunjukkan contoh adab secara Islami kepada

saudara yang lebih tua, adab secara Islami kepada saudara yang

lebih muda.

4) Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri orang yang memiliki sifat

khianat, iri dan dengki

5) Siswa dapat menjelaskan akibat memilik sifat khianat, iri dan

dengki

5. Pengumpulan Data

Data berupa proses pembelajaran di kelas yang dikelola oleh subjek yaitu

seorang guru aqidah akhlak. Pengumpulan data melalui observasi proses

pembelajaran di kelas, sedangkan sikap sosial siswa melalui observasi di

dalam dan luar kelas.

6. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif. Oleh

(18)

analisis persentase perubahan. Rumus yang digunakan dalam menghitung

perubahan pemahaman materi adalah (Ali, 2000):

Persentase Perubahan (PC) = ^P ost Rate ~ Base Rat<^ x 100%

Base Rate K eteran gan:

P ost Rate : Pemahaman materi tanpa media visual.

Base Rate : Pemahaman materi dengan media visual.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

BAB I Pendahuluan

Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi

operasional, analisis data, dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

Bab ini berisi teori tentang hasil belajar melalui media visual dalam

pembelajaran aqidah akhlak.

BAB III Pelaksanaan Penelitian

Bab ini berisikan mengenai pelaksanaan penelitian yang diperoleh,

meliputi uraian tentang gambaran umum lokasi, subjek/objek

penelitian dan uraian per siklus dalam penelitian pelaksanaan

penelitian tindakan kelas.

BAB IV Analisis dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang analisis peningkatan hasil belajar, pengujian

(19)

BAB V Penutup

(20)

LANDASAN TEORI

A. Belajar melalui Media Visual

1. Belajar

Menurut Aaron Q. Sartani dkk dalam Darsono (2000: 3), belajar

adalah suatu perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman. James O.

Whittaker dalam Darsono (2000: 4), mengemukakan belajar adalah proses

yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman

Menurut W. S. Winkel dalam Darsono (2000: 4), belajar adalah suatu

aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap.

Belajar adalah suatu usaha. Perbuatan yang dilakukan secara

sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang

dimiliki, baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh

lainnya, demikian pula aspek kejiwaan seperti intelejensi, bakat, motivasi,

minat dan sebagainya (Dalyono, 2005: 49).

Sedangkan menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan

suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-

perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku (Slameto,

2003: 2).

(21)

Atas dasar pendapat-pendapat tersebut dapatlah disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang (terbentuknya asosiasi-

asosiasi baru) berupa tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, keterampilan

dan nilai-sikap karena pengalaman atau interaksi dengan lingkungan.

Darsono (2000:30-31) mengemukakan ciri-ciri belajar antara lain:

a. Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan sebagai arah

kegiatan dan sebagai tolak ukur keberhasilan.

b. Belajar merupakan pengalaman sendiri (bersifat individual), tidak dapat

diwakilkan oleh orang lain.

c. Belajar merupakan proses interaksi antara individu dengan lingkungan

berarti individu harus aktif dengan menggunakan berbagai potensi yang

dimiliki untuk belajar, misalnya perhatian, minat, pikiran, emosi,

motivasi, dan lain-lain.

d. Belajar mengakibatkan teijadinya perubahan yang bersifat internal

dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terpisah satu

dengan yang lain pada diri orang yang belajar.

Dalam membelajarkan siswa, guru dapat menggunakan berbagai

metoda pembelajaran namun perlu diperhatikan bahwa belajar yang efektif

dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Siswa aktif dan

(22)

2. Hasil Belajar

Hasil belajar dipandang sebagai salah satu indikator pendidikan bagi

mutu pendidikan dan perlu disadari bahwa hasil belajar adalah bagian dari

hasil pendidikan (Soedjadi dalam Sappaile, 2007).

Hasil adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk sesuatu

yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha (Suryabrata dalam

Sappaile, 2007). Suiyabrata juga menyatakan bahwa, bila hasil dikaitkan

dengan belajar berarti hasil menunjuk sesuatu yang dicapai oleh seseorang

yang belajar dalam selang waktu tertentu. Hasil belajar termasuk dalam

kelompok atribut kognitif yang “respons” hasil pengukurannya tergolong

pendapat (judgment), yaitu respon yang dapat dinyatakan benar atau salah.

Dalam melakukan kegiatan belajar teijadi proses berpikir yang

melibatkan kegiatan mental, teijadi penyusunan hubungan informasi-

informasi yang diterima sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan

terhadap materi yang diberikan. Adanya pemahaman dan penguasaan yang

didapat setelah melalui proses belajar mengajar maka siswa telah menjalani

suatu perubahan dari yang tidak diketahui menjadi diketahui. Perubahan

inilah yang disebut dengan hasil belajar.

Suatu proses belajar diharapkan menghasilkan sesuatu yang disebut

hasil belajar. Hasil belajar itu dapat berupa pengetahuan, sikap dan

ketrampilan yang dapat diklasifikasikan ke dalam aspek-aspek kognitif,

afektif dan psikomotor. Aspek kognitif mencakup kemampuan berpikir,

(23)

mensintesis, dan mengevaluasi. Aspek afektif mencakup watak perilaku

seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Aspek psikomotorik

mencakup imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi (Tim

Peneliti Program Pasca Sarjana UNY, 2003:1-5).

Untuk memperoleh hasil belajar yang baik, perlu pemahaman

terhadap prinsip-prinsip atau asas-asas belajar yang dapat mengarahkan

kepada cara belajar yang efisien. Menurut Oemar Hamalik dalam Darsono

(2000:27) prinsip-prinsip belajar tersebut meliputi:

a. Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi

yang mumi (motivasi instrinsik) dan bersumber dari dalam diri sendiri.

b. Belajar harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa.

c. Belajar memerlukan bimbingan.

d. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah

dipelajari dapat dikuasai.

e. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk

mencapai hasil atau tujuan.

f. Belajar dianggap berhasil apabila siswa telah sanggup menstranferkan

atau menerapkan ke dalam bidang praktek sehari-hari.

Soedijarto (dalam Sappaile, 2007) menyatakan bahwa hasil belajar

adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti

(24)

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Daryanto (1993: 1) bahwa media adalah alat yang

dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi mempeijelas

makna pesan yang disampaikan sehingga tujuan pengajaran dapat

disampaikan dengan lebih baik dan lebih sempurna.

Media dalam kawasan teknologi pendidikan merupakan sumber

belajar yang berupa gabungan dari bahan dan peralatan. Bahan di sini

merupakan barangbarang yang biasanya disebut perangkat lunak atau

software yang di dalamnya terkandung pesan-pesan untuk disampaikan

dengan mempergunakan peralatan (Sadiman, 2002:19).

Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah berarti

perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan

(Sadiman, 2002:6).

Association for Education and Communication Technology

(AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan

untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education

Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat

dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta

instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar

mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional

(25)

Menurut Oemar Hamalik media pembelajaran adalah Alat,

metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan

komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses

pendidikan dan pengajaran di sekolah (Hamalik, 1989: 12). Menurut

Suprapto dkk, menyatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat

pembantu secara efektif yang dapat digunakan oleh guru untuk

mencapai tujuan yang diinginkan (Shalahuddin, 1986:4).

Media pembelajaran akan berperan besar dalam

mengkomunikasikan pesan yang disampaikan guru. Media

pembelajaran yang digunakan umumnya untuk tingkat sekolah dasar

adalah media visual karena peserta didikakan lebih mudah memahami

yang disampaikan dengan melihat gambar, poster, foto, dan alat peraga.

Metode pembelajaran dan media pembelajaran akan menentukan

kualitas suatu proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran

akan bergantung pada metode pembelajaran yang dipetgunakan oleh

guru.

Media pembelajaran dipergunakan untuk memudahkan dalam

penyampaian materi kepada peserta didik. Peserta didik akan terbantu

dalam memahami materi yang komplek. Pemanfaatan media juga

berperan besar dalam memberikan pengalaman belajar peserta didik.

Belajar merupakan interaksi antara seseorang dengan orang lain, media,

(26)

perubahan afektif, kognitif, psikomor dan fisik merupakan ciri peserta

didik telah belajar dari apa yang diterimanya,

b. Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Safihu (2008), secara umum penggunaan media dalam

pembelajaran dapat memperlancar interaksi antara guru dengan siswa

sehingga kegiatan belajar lebih efektif dan efisien. Secara khusus:

1) Dengan menggunakan Media, penyampaian materi pembelajaran

dapat diseragamkan

2) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik

3) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas

4) Efesien dalam waktu dan tenaga

5) Meningkatkan kualitas hasil belajar

6) Dengan media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan

dimana saja dan kapan saja

7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan

proses pembelajaran

8) Merubah peran guru kearah yang lebih positif

9) Membuat pelajaran yang abstrak menjadi kongrit

10) Mengatasi ruang dan waktu

11) Membantu mengatasi keterbatasan indera manusia

12) Mampu menghadirkan objek yang an berbahaya di ruang kelas.

13) Mampu memberikan kesan yang mendalam dan tahan lama pada

(27)

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and

Dayton, (1985) dalam Safihu (2008) dijelaskan sebagai berikut:

1) Dengan menggunakan media, penyampaian pesan pembelajaran

dapat lebih terstandar.

2) Pembelajaran dapat lebih menarik.

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori

belajar.

4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.

5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun

diperlukan.

7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses

pembelajaran dapat ditingkatkan.

8) Peran guru berubahan ke arah yang positif.

Menurut Arsyad (2005: 26-27) ada beberapa manfaat praktis

dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar

sebagai berikut:

1) Media pembelajaran dapat mempeijelas penyajian pesan dan

informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses

dan hasil belajar.

2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan

perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,

(28)

kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan

kemampuan dan minatnya.

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang,

dan waktu:

a) Obyek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan

langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto,

slide, realita, film, radio, atau model.

b) Obyek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh

indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide,

atau gambar.

c) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali

dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman

video, film, foto, slide disamping secara verbal.

d) Obyek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah

dapat ditampilkan secara kongkret melalui film, gambar, slide,

atau simulasi komputer.

e) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat

disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video.

f) Peristiwa alam seperti teijadinya letusan gunung berapi atau

proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti

proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan

teknik-teknik rekaman time-lapse untuk film, video, slide, atau

(29)

4) M edia pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman

kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka,

serta memungkinkan teijadinya interaksi langsung dengan guru,

masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata,

kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang,

c. Macam-macam M edia Pembelajaran

Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

maka media pembelajaran berkembang seirama dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan perkembangan tersebut media

pembelajaran dapat dikategorikan sebagai berikut (Gunawan, 2010):

1) Media Visual; antara lain berupa grafik, diagram, chart, bagan,

poster, kartun, komik.

2) M edia Audial; antara lain berupa: radio, tape recorder,

laboratorium bahasa, dan sebagainya.

3) Projected still media antara lain: slide; over head projektor (OHP),

in focus dan sejenisnya.

4) Projected motion media;seperti: film, televisi, video (VCD, DVD,

VTR), computer dan sejenisnya.

4. Media Visual

a. Pengertian Media Visual

Media Visual (Daryanto, 1993: 27), artinya semua alat peraga

yang digunakan dalam proses belajar yang bisa dinikmati lewat panca-

(30)

yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat

memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula

menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi

materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual

sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus

berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan teijadinya

proses informasi.

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra

pengelihatan, antara lain meliputi gambar, foto, serta benda nyata yang

tidak bersuara. Seperti halnya media yang lain, media visual berfungsi

untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang

akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol visual. Selain

itu, fungsi media visual adalah untuk menarik perhatian, mempeijelas

sajian ide, menggambarkan atau menghiasi fakta yang mungkin akan

cepat dilupakan jika tidak divisualkan. Beberapa media yang termasuk

media visual adalah (Supriatna, 2009):

1) Gambar atau foto.

Kita sering menggunakan gambar atau foto sebagai media

pembelajaran karena gambar merupakan bahasa yang umum yang

dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja oleh siapa saja.

Manfaat atau kelebihan gambar atau foto sebagai media

pembelajaran adalah:

(31)

b) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

c) Gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan

kita.

d) Dapat mempeijelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan

untuk tingkat usia berapa saja.

e) Murah harganya dan mudah didapat serta digunakan tanpa

memerlukan peralatan khusus.

2) Sketsa

Sketsa merupakan gambar yang merupakan draft kasar yang

menyajikan bagian-bagian pokonya saja tanpa detail. Sketsa selain

dapat menarik perhatian peserta atau siswa juga dapat menghindari

verbalisme dan dapat mempeijelas penyampaian pesan.

3) Diagram

Berfungsi sebagai penyederhana sesuatu yang kompleks sehingga

dapat mempeijelas penyajian pesan. Isi diagram pada umumnya

berupa petunjuk-petunjuk. Sebagai suatu gambar sederhana yang

menggunakan garis dan simbol, diagram menggambarkan struktur

dari objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada

antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada. Ciri-ciri dari

sebuah diagram yang baik adalah:

a) Benar, digambar rapi, diberi judul, label dan penjelasan-

penjelasan yang perlu.

(32)

c) Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang

umum, dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.

4) Bagan/C hart

Terdapat dua jenis chart yaitu chart yang menyajikan pesannya

secara bertahap dan chart yang menyajikan pesannya sekaligus.

C hart yang menyajikan pesannya secara bertahap misalnya

flip ch a rt atau hidden chart, sementara bagan atau chart yang

menyajikan pesannya secara langsung misalnya bagan pohon {tree

chart), bagan alir (flow chart), bagan garis waktu (tim e line chart).

Bagan atau chart berfungsi untuk menyajikan ide-ide atau konsep-

konsep yang sulit jika hanya disampaikan secara tertulis atau lisan

secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir

penting dari suatu presentasi. Dalam bagan biasanya kita

menjumpai jenis media visual lain gambar, diagram, atau lambang-

lambang verbal. Ciri-ciri bagan sebagai media yang baik adalah:

a) Dapat dimengerti oleh pembaca

b) Sederhana dan lugas tidak rumit atau berbelit-belit

c) Diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain tetap mengikuti

perkembangan jaman juga tidak kehilangan daya tarik

5 ) Grafik

Disusun berdasarkan prinsip matematik dan menggunakan data-

data komparatif, grafik merupakan gambar sederhana yang

(33)

berfungsi untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti,

menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau

peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas.

Dengan menggunakan grafik kita dapat melakukan analisis dengan

cepat, interpretasi dan perbandingan data-data yang disajikan baik

dalam hal ukuran, jumlah, pertumbuhan dan arah. Terdapat

beberapa macam grafik di antaranya adalah grafik garis, grafik

batang, grafik lingkaran, dan grafik gambar.

6) Kartun

Suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk

menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau suatu

sikap terhadap orang, situasi atau kejadian-kejadian tertentu.

Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus

disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana

dengan menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah

dikenal dan diingat serta dimengerti dengan cepat.

7) Poster

Poster dapat dibuat di atas kertas, kain, batang kayu, seng dan

sebagainya. Poster tidak saja penting untuk menyampaikan pesan

atau kesan tertentu akan tetapi mampu pula untuk mempengaruhi

dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Ciri-ciri

poster yang baik adalah:

(34)

10) Papan Buletin.

Papan ini tidak dilapisi oleh kain planel, tetapi langsung ditempeli

gambar atau tulisan. Papan ini berfungsi untuk memberitahukan

kejadian dalam waktu tertentu. Media visual lainnya seperti

gambar, poster, sketsa atau diagram dapat dipakai sebagai bahan

pembuatan papan buletin,

b. Fungsi Media Visual

Levie & Lentz (1982) dalam Erianawati (2005) mengemukakan

empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu fungsi

atensi, fungsi efektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.

1) Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan

mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi

pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan

atau teks materi pelajaran.

2) Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan

siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar

atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa,

misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

3) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian

yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar

memperlancar pencapaian untuk memahami dan mengingat

(35)

4) Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil

penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk

memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca

untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya

kembali.

e. Penggunaan Media Visual

Selama proses belajar mengajar kita cenderung menggunakan

pancaindera penglihatan, kita memakai mata kita untuk memperoleh

informasi, isyarat, tanda atau hal yang menarik perhatian kita,

kenyataan ini mempunyai arti yang penting untuk keperluan belajar dan

mengajar. Kemampuan penglihatan harus dijadikan bahan

pertimbangan dalam mengembangkan proses belajar mengajar.

Penampilan visual tidak boleh mengganggu, gambar dan tulisan

yang diproyeksikan harus dapat dibaca, untuk itu harus jelas dan terang.

Visual tidak boleh meragukan, artinya obyek-obyek yang masih asing

atau belum dikenal hendaklah ditampilkan sedini mungkin. Untuk

mendapatkan gambaran tentang ukuran dan bentuknya, harus terlihat

perbandingannya dengan obyek lain yang sudah dikenal. Media visual

tidak boleh terlalu ramai dan kacau supaya informasi yang

dimaksudkan dapat tertangkap jelas oleh siswa (Daryanto, 1993:31).

Media visual haruslah sesuai dengan kenyataan dan dapat

diterima, kalau mungkin gerakan gambar, grafis atau slide yang asli

(36)

ditafsirkan dengan benar dijaga agar terbatas, dan semua obyek dan

aksi yang dimaksudkan dilukiskan secara realistik sehingga tidak

terjadi penafsiran ganda.

11) Unsur-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan

mudah dibedakan dari unsur-unsur latar belakang untuk

mempermudah pengolahan informasi.

12) Caption (keterangan gambar) harus disiapkan terutama untuk

menambah informasi yang sulit dilukiskan secara visual, seperti

lumpur, kemiskinan, memberi nama orang, tempat atau obyek,

menghubungkan kejadian atau aksi dalam lukisan dengan visual

sebelum atau sesudahnya, dan menyatakan apa yang orang dalam

gambar itu sedang kerjakan, pikirkan atau katakan.

13) Warna harus digunakan secara realistik.

14) Warna dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan

perhatian dan membedakan komponen-komponen.

B. Aqidah Akhlak

1. Pengertian Aqidah Akhlak

Pengertian aqidah akhlak terdiri dari dua kata yaitu aqidah dan

akhlak yang mempunyai pengertian secara terpisah,

a. Aqidah

Aqidah berasal dari kata aqoid, bentuk jamak dari kata aqidah

yaitu sesuatu yang wajib dipercayai atau diyakini hati tanpa keraguan.

(37)

yang disebut dalam Al-Qur.an dan Hadits shahih yang berhubungan

dengan tiga sendi Aqidah Islamiyah, yaitu (Yunus, 1990):

1) Ketuhanan, meliputi sifat-sifat Allah SWT, nama-nama-Nya yang

baik dan segala pekeijaan-Nya.

2) Kenabian, meliputi sifat-sifat Nabi, keterpeliharaan mereka dalam

menyampaikan risalah, beriman tentang kerasulan dan mukjizat

yang diberikan kepada mereka. Dan beriman dengan kitab-kitab

yang diturunkan kepada mereka.

3) Alam kebangkitan;

a) Alam rohani, membahas alam yang tidak dapat dilihat mata.

b) Alam barzah, membahas tentang kehidupan di alam kubur

sampai bangkit pada hari kiamat.

c) Kehidupan di alam akhirat, meliputi tanda-tanda kiamat, huru-

hara, pembalasan amal perbuatan.

Pengertian Aqidah secara bahasa berarti sesuatu yang mengikat.

Pada keyakinan manusia adalah suatu keyakinan yang mengikat hatinya

dari segala keraguan. Aqidah menurut terminologi syara' (agama) yaitu

keimanan kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Para Rasul,

Hari Akherat, dan keimanan kepada takdir Allah baik dan buruknya. Ini

disebut Rukun Iman (Haryono, 2007).

Aqidah secara etimologi, aqidah berasal dari kata 'aqd yang

berarti pengikatan. Aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang.

(38)

bebas dari keraguan. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu

kepercayaan hati dan pembenarannya kepada sesuatu (Haryono, 2007).

b. Akhlak

Akhlak dilihat dari segi bahasa adalah berasal dari bahasa Arab,

jamak dari kata Khuluk yang artinya perangai atau tabiat (Tatapangsara,

1982: 7). Namun kata Khuluk mengandung segi-segi yang sesuai

dengan akhlak yang bermakna kejadian (Mas’ari, 1990:1).

Dalam konsepnya akhlak adalah suatu sikap mental yang

mendorong untuk berbuat tanpa piker dan pertimbangan. Keadaan atau

sikap jiw a ini terbagi dua: ada yang berasal dari watak (tempramen) dan

ada yang berasal kebiasaan dan latihan (Ardani, 2005:27).

Akhlak menurut Al Ghazali (1970:6) mempunyai tiga dimensi:

1) Dimensi diri, yakni orang dengan dirinyadan Tuhannya, seperti

ibadah dan shalat.

2) Dimensi sosial, yakni masyarakat, pemerintah dan pergaulannya

dengan sesamanya.

3) Dimensi metafisis, yakni aqidah dan pegangan dasarnya.

Menurut Ardani (2005:28) akhlak itu mempunyai empat sy arat:

1) Perbuatan baik dan buruk

2) Kesanggupan melakukannya

3) Mengetahuinya

4) Sikap mental yang membuat jiw a cenderung kepada salah satu dan

(39)

Definisi-definisi akhlak dapat dilihat pada lima ciri yang

terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu (Nata, 2002: 5):

1) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam

jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.

2) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah

dan tanpa pemikiran.

3) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dalam diri orang

yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.

4) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan

sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara.

5) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan ikhlas semata

karena Allah swt, bukan karena ingin mendapat pujian.

Jadi kedua pengertian di atas yaitu .aqidah. dan .akhlak, dapat

diketahui bahwa keduanya mempunyai hubungan yang erat, karena aqidah

atau iman dan akhlak berada dalam hati. Dengan demikian tidak salah kalau

pada sekolah tingkat Ibtidaiyah kedua bidang bahasan ini dijadikan satu

mata pelajaran yaitu Aqidah Akhlaq.

Jadi mata pelajaran aqidah akhlak mengandung arti pengajaran yang

membicarakan tentang keyakinan dari suatu kepercayaan dan nilai suatu

perbuatan baik atau buruk, yang dengannya diharapkan tumbuh suatu

keyakinan yang tidak dicampuri keragu-raguan serta perbuatannya dapat

(40)

2. Ruang Lingkup Pelajaran Aqidah Akhlak

Sasaran perbuatan manusia pada hakikatnya terbagi dua, yaitu

sasaran vertikal yang bersifat ilahiyah dan sasaran horizontal yang bersifat

sosiologis. Dari dua sasaran tadi berkembanglah menjadi berbagai aspek

hubungan. Ada hubungan manusia dengan Tuhan melalui ibadah, ada

hubungan manusia dengan manusia melalui muamalah, ada hubungan

manusia dengan dirinya sendiri melalui penjagaan diri dan ada hubungan

manusia dengan binatang atau makhluk lainnya melalui pelestarian, maka

ruang lingkup pelajaran aqidah akhlak tidak terlepas dari sasaran tersebut.

Ruang lingkup pelajaran Aqidah Akhlak ini meliputi (Alfat dkk.

1994:24):

a. Masalah keimanan seperti rukun iman (iman kepada Allah), Rasul-rasul

Allah, hari akhir dan iman kepada qodo dan qodar)

b. Cerita para Nabi dan Rasul Allah yang shaleh

c. Masalah akhlak. Pembahasan masalah akhlak ini meliputi akhlak

mahmudah yang harus diupayakan menjadi kebiasaan dan akhlak

madzmumah yang mutlak harus dihindari.

Materi pokok atau ruang lingkup pelajaran aqidah akhlak satu

persatu sebagai berikut (Departemen Agama, 2004):

a. Hubungan manusia dengan Allah

Dalam kurikulum hubungan manusia dengan Allah merupakan

materi pertama yang harus ditanamkan terhadap siswa yang menjadi

(41)

Allah sebagai Tuhan yang mencipta alam ini. Manifestasi rasa iman

kepada Allah adalah tercermin dalam bentuk kehidupan sehari-hari.

Dalam kurikulum 2004 materi yang terdapat dalam ruang

lingkup ini meliputi Aqidah Islam yaitu: rukun iman yang terdiri dari

beberapa aspek: keimanan kepada Allah (sifat wajib, mustahil dan jaiz

Allah), keimanan kepada Malikat-malaikat-Nya, keimanan kepada

Kitab-kitabnya, keimanan kepada Rasul-rasul-Nya (sifat-sifat dan

mujizatnya), keimanan kepada hari akhir. Maka sangatlah tepat dalam

materi aqidah akhlak bahasan utamanya adalah masalah

Ketuhanan/Ilahiyah. Dengan demikian sejak dini siswa sudah

dikenalkan terhadap tugasnya di dunia, yaitu membina hubungan yang

harmonis dengan penciptanya, dengan jalan menjalankan perintah-Nya

dan menjauhkan larangan-Nya.

b. Hubungan Sesama Manusia

Hubungan sesama manusia merupakan materi pelajaran aqidah

akhlak yang ditanamkan kepada siswa, yang merupakan kelangsungan

dan manifestasi dari bentuk hubungannya dengan Allah, dengan

maksud agar mereka kelak mampu menjadi manusia yang taat kepada

Allah, dan mampu pula berhubungan dengan sesame manusia secara

baik dan hidup berdampingan secara wajar. Hal ini perlu ditanamkan

kepada siswa karena manusia adalah makhluk sosial yang setiap saat

(42)

Dalam kurikulum 2004 materi yang dipelajari meliputi aspek

akhlak terpuji yang terdiri atas khauf, taubat, tawadlu’, ikhlas,

bertauhid, inovatif, kreatif, percaya diri, tekad yang kuat, ta.aruf,

ta.awun, tafahum, tasamuh, jujur, adil, amanah, menepati janji, dan

bermusyawarah. Aspek akhlak tercela meliputi kufur, syirik, munafik,

namimah, dan ghibah. Dengan materi yang demikian siswa diharapkan

mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,

c. Hubungan Manusia dengan Alam Lingkungannya

Manusia disamping taat kepada Allah, mampu bergaul sesama

manusia dengan baik, juga diharapkan mampu mengelola dan

memanfaatkan alam untuk kesejahteraan hidupnya, antara binatang dan

tumbuhan serta manusia terdapat hubungan timbal balik yang saling

membutuhkan satu dengan yang lain. Timbal balik antara manusia

dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan harus dijaga keseimbangan dan

kesinambungannya. Apabila keseimbangan hubungan antara ketiganya

tidak teijaga, maka akan menimbulkan kerusakan dan bencana.

Aspek hubungan manusia dengan alam ini dimaksudkan agar

siswa mencintai, menyelidiki dan mampu mengolah alam dan

memanfaatkannya untuk beribadah kepada Allah. Ajaran ini

dimaksudkan agar siswa dapat menambah rasa syukur terhadap nikmat-

nikmatnya yang telah diberikan Allah kepada manusia, sehingga akan

(43)

Ketiga hal atau materi pokok di atas merupakan hal penting dalam

mewujudkan aktifitas yang serasi, penuh dengan nilai-nilai agama.

Terlaksananya hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan

manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya dapat menciptakan

kehidupan yang sejahtera, penuh kebahagiaan dan sarat dengan

keseimbangan materi dan rohani. Sehingga terciptalah lingkungan yang

bersih dari caci maki dan perbuatan jelek lainnya, dengan demikian akan

terbentuklah masyarakat yang saling menolong dan perbuatan baik lainnya

di bawah satu ikatan Aqidah Islam.

3. Fungsi Pelajaran Aqidah Akhlak

Di Madrasah Ibtidaiyah, mata pelajaran Aqidah Akhlak ini memiliki

fungsi sebagai berikut (Alfat dkk. 1994: 31):

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa

dalam meyakini kebenaran ajaran Islam yang telah dilaksanakan dalam

lingkungan keluarga.

b. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan

pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

c. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari siswa dan

menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

Mata pelajaran Aqidah dan Akhlaq di Madrasah berfungsi untuk: (a)

Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan akhirat; (b) Pengembangan keimanan dan ketaqwaan

(44)

yang sebelumnya telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga; (c)

Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial; (d)

Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam

keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari;

(e) Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif dari lingkungannya atau

dari budaya asing yang dihadapinya sehari-hari; (f) Pengajaran tentang

informasi dan pengetahuan keimanan dan Akhlaq, serta sistem dan

fungsionalnya; dan (g) Pembekalan bagi peserta didik untuk mendalami

Aqidah dan Akhlaq pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi

(http://www.canboyz.co.cc).

Mata pelajaran Aqidah-Akhlaq bertujuan untuk menumbuhkan dan

meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam Akhlaqnya

yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,

pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang Aqidah dan Akhlaq

Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan

meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT serta

berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang

lebih tinggi (http://www.canboyz.co.cc).

4. Pendekatan Pelajaran Aqidah Akhlak

Pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam mata pelajaran

(45)

a. Pendekatan rasa (kalbu), yaitu pendekatan untuk menggugah perasaan

siswa dalam memahami dan meyakini kebenaran ajaran dan syariat

Islam dengan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah

Islam.

b. Pendekatan rasional, yaitu usaha untuk memberikan peranan rasio

(akal) dalam memahami peristiwa sejarah dan perkembangan peradaban

Islam.

c. Pendekatan keteladanan, yaitu usaha menanamkan nilai melalui

keteladanan, baik yang langsung melalui penciptaan kondisi pergaulan

yang akrab antar personal sekolah, perilaku para pendidik dan tenaga

kependidikan lain, maupun dengan menampilkan kisah-kisah teladan.

C. Peningkatan Hasil Belajar Melalui Media Visual

Media visual merupakan media pembelajaran. Fungsi media menurut

Sudjana (2002:2) adalah :

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar; bahan pembelajaran akan lebih jelas

maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya

menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran

2. Metoda mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan

dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap

(46)

3. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain

Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar,

pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan beijalan tanpa bantuan sarana

penyampai pesan atau media. Berkaitan dengan hal tersebut, media

pembelajaran memiliki beberapa fungsi, antara lain:

1. Sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran dalam menyampaikan pesan

kepada anak didik.

2. Untuk menyederhanakan tingkat kesukaran dalam pembelajaran.

3. Untuk mengurangi kebosanan dan kelelahan dalam pembelajaran

4. Untuk mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta

didik.

5. Penggunaan media dapat mengatasi keterbatasa ruang kelas, seperti (a)

objek terlalu besar; (b) objek terlalu kecil; (c) objek yang bergerak terlalu

lambat; (d) objek yang bergerak terlalu cepat; (e) objek yang terlalu

kompleks; (f) objek yang bunyinya terlalu halus; (f) objek mengandung

berbahaya dan risiko tinggi.

6. Dengan menggunakan media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi

langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.

7. Untuk menghasilkan keseragaman peserta didik dalam pengamatan

8. Untuk memberikan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.

(47)

10. Untuk membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk

belajar.

Fungsi media dalam kegiatan pembelajaran tidak lagi sekedar sebagai

alat peraga bagi guru melainkan pembawa informasi atau sumber pesan

pembelajaran yang dibutuhkan siswa. Fungsi pengajaran sangat banyak antara

lain dapat membangkitkan motivasi belajar, dapat membuat konsep yang abstrak

menjadi konkret dapat mengatasi ruang, batas-batas ruang dan waktu, membantu

perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami,

memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain

(Rumampuk. 1988: 12-13).

Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang kemediaan saja

akan tetapi harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan media

tesebut dengan baik. Untuk itu guru perlu mengalami latihan-latihan praktis

(48)

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas III MI

Darussalam Sidoagung Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang. MI

Darussalam Sidoagung didirikan pada thim 1976 oleh yayasan yang

diselenggarakan oleh pemerintah dan madrasah ini berada di bawah

naungan/koordinasi Lembaga Pendidikan Ma’arif. Pada tahun 2010 ini MI

Darussalam Sidoagung memiliki siswa sebanyajk 57 orang yang terdiri dari 31

siswa putra dan 26 siswa putri.

B. Visi dan Misi

MI Darussalam Sidoagung mempunyai visi dan misi antara lain:

1. Visi : Unggul dalam prestasi berlandaskan iman dan taqwa, cerdas,

terampil berakhlak mulia.

2. Misi

a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk

mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa.

b. Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan terhadap agama

yang dianut untuk membentuk budi pekerti yang baik.

c. Menciptakan suasana yang konduktif untuk mengefektifkan seluruh

kegiatan sekolah.

(49)

d. Mengembangkan budaya kompetitif bagi siswa dalam upaya

meningkatkan prestasi.

e. Mengutamakan keija sama dalam menyelesaikan tugas kependidikan

dan keguruan.

f. Melestarikan dan mengembangkan olah raga, seni dan budaya.

g. Mengembangkan pribadi yang cinta tanah air.

C. Profil Madrasah

1. Nama Madrasah : MIS Darussalam Sidoagung

2. Nomor Statistik : 111.2.33.08.0145

3. Nomor Telepon : 081328708712

4. Alamat : Karangsari

5. Desa/Kelurahan : Sidoagung

6. Kecamatan : Tempuran

7. Kabupaten : Magelang

8. Kode Pos : 56161

9. Provinsi : Jawa Tengah

10. Tahun Berdiri : 1976

11. Status Madrasah : Swasta

D. Keadaan Siswa dan Guru

Berdasarkan dokumen yang penulis peroleh, keadaan siswa MI

(50)

Tabel 3.1

Jumlah Siswa MI Darussalam

Tahun Pelajaran Kegiatan Bela ar Mengajar

Pagi Sore

Jumlah siswa 57 57

Rombongan belajar 6 6

Berdasarkan tabel 3.1 dapat diketahui bahwa M I Darussalam terdiri dari

114 siswa yang terdiri dari 2 kegiatan belajar yaitu pagi dan sore, sedangkan

jumlah rombongan belajar MI Darussalam terdiri dari 2 kelas.

Keadaan tenaga pengajar (guru) di MI Darussalam disajikan dalam tabel

berikut ini.

Tabel 3.2

Keadaan Guru MI Darussalam

No. Nama Guru NIP/GWB Pendidikan Mengajar

1.

Siti Nasiroh 150142058 D2 I

2. Sri Purwanti GWB SI VI

3. Aprilia E GWB D2 VI

4. Nani Fatayati GWB D2 V

5. Suwigyo GWB D2 V-VI

6. Sri Wahyuningsih GWB D2 IV

7. M. Fatkhul Arifin GWB D2

i-rv

8. Ana Fatmwati GWB D2

in

9. Siti Rohmah GWB SI

n

Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui bahwa jumlah tenaga pengajar MI

Darussalam sebanyak 9 guru termasuk kepala Madrasah. Dari 9 guru tersebut 1

diantaranya sudah PNS, sedangkan 8 guru lainnya adalah guru wiyata bakti

(GWB).

E. Struktur Organisasi

Demi kelancaran pendidikan disusunlah struktur organisasi pengurus

(51)

F. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Siklus pertama penelitian dilaksanakan bahasan aqidah akhlak. Tahapan

dan langkah pada tanggal 5 Mei Tahun 2010, dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan proses pembelajaran Aqidah

Akhlak tanpa menggunakan media visual. Hal ini dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi Aqidah Akhlak

apabila tidak menggunakan media visual. Langkah-langkah dalam tahap

(52)

a. Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan tindakan yang akan

dilakukan.

b. Menyiapkan bahan materi.

c. Menyusun rancangan evaluasi meliputi tes.

2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan penelitian menerapkan strategi pembelajaran

dengan menggunakan media visual sebagai alat pembelajaran. Pokok

bahasan yang diajarkan adalah memahami kalimat tayyibah, memahami

kalimat ta’awud. Langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi:

a. Guru mengucapkan salam

b. Guru mengabsen siswa

c. Guru melakukan apersepsi

d. Guru menerangkan materi pelajaran mengenai pemahaman kalimat

tayyibah dan ta’awud waktu yang digunakan selama 15 m enit

e. Kemudian siswa diberi tugas untuk menjawab pertanyaan dari guru

waktu yang digunakan selama 10 menit.

f. Selanjutnya guru memberikan penjelasan tentang materi yang

ditanyakan kepada siswa waktu yang digunakan selama 10 menit.

g. Setelah itu guru memberikan tugas berupa soal latihan yang berbentuk

checkpoint.

h. Waktu yang digunakan 30 menit.

i. Setelah siswa selesai mengeijakan latihan, guru mengadakan evaluasi

(53)

mempelajari materi tersebut di rumah untuk didiskusikan pada

pertemuan berikutnya.

j. Siswa berdoa.

k. Guru menutup dengan salam.

3. Observasi

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan hasil belajar

memahami kalimat tayyibah dan ta’awud siswa kelas III MI Darussalam

Sidoagung Tempuran dengan penggunaan media visual. Maka observasi

difokuskan pada pembelajaran kalimat tayyibah dan ta’awud. Untuk

melakukan observasi terhadap situasi kelas saat pembelajaran, peneliti

meminta bantuan rekan sejawat agar memperlancar jalannya penelitian

sehingga didapatkan data yang valid.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hal yaitu hasil

pengamatan situasi kelas pembelajaran, dan hasil perbandingan atau

peningkatan hasil post test dibanding nilai pre test.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada

siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran

sebagai berikut:

a. Pelaksanaan posi test belum sesuai yang diharapkan, siswa kurang

memperhatikan sehingga hasil belajar belum maksimal.

b. Minat siswa dalam belajar belum maksimal sehingga perlu stimulasi

(54)

Meskipun demikian pembelajaran ini telah menunjukkan

perubahan/peningkatan, yaitu dalam hal minat siswa dalam mengikuti

proses belajar meskipun baru sebagian dan keaktifan siswa dalam

mengikuti pembelajaran tumbuh sehingga siswa mau bertanya

walaupun baru sebagian.

Setelah pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan analisis terhadap

hasil tes dan hasil observasi. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui: (a)

kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran materi Aqidah Akhlak tanpa

menggunakan media visual oleh peneliti dalam proses pembelajaran siklus

I; (b) tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa selama proses

pembelajaran; (d) tindakan-tindakan yang dilakukan peneliti selama proses

pembelajaran. Refleksi pada siklus I dilakukan untuk mengubah strategi

pembelajaran pada siklus H.

Dari dua hal tersebut di atas, maka hal-hal yang akan peneliti

perhatikan dan perbaiki paria siklus kedua adalah:

a. Mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan belajar dengan

menggunakan media visual.

b. Mengulang kembali materi aqidah akhlak.

c. Membuat kelompok untuk mempraktikkan aqidah akhlak tersebut.

G. Deskripsi Pelaksanaan Siklus H

Siklus kedua penelitian ini pada tanggal 12 Mei 2010 dengan pokok

bahasan akhlak terpuji tentang hidup rukun dan tolong menolong. Tahapan dan

(55)

1. Perencanaan

Rencana tindakan ini merupakan tindak lanjut dari siklus I. Dalam tahap ini

peneliti mempersiapkan proses pembelajaran Aqidah Akhlak dengan

menggunakan media visual. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi Aqidah Akhlak

setelah menggunakan media visual. Langkah-langkah dalam tahap

perencanaan sebagai berikut:

a. Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan tindakan yang akan

dilakukan.

b. Menyiapkan bahan materi.

c. Menyusun rancangan evaluasi meliputi tes.

2. Pelaksanaan

a. Guru mengucapkan salam

b. Guru berdoa dengan siswa yang dipimpin salah satu siswa.

c. Guru mengabsen siswa

d. Guru melakukan apersepsi

e. Guru menerangkan materi pelajaran mengenai akhlak terpuji tentang

hidup rukun dan tolong menolong.

f. Kemudian siswa diberi tugas untuk memberikan contoh akhlak terpuji

tentang hidup rukun dan tolong menolong.

g. Selanjutnya siswa diberi tugas untuk mempraktikkan akhlak terpuji

tentang hidup rukun dan tolong menolong yang dilakukan secara

(56)

h. Setelah itu guru memberikan tugas berupa soal latihan yang berbentuk

check point seputar materi akhlak terpuji tentang hidup rukun dan

tolong menolong waktu yang digunakan selama 15 menit.

i. Setelah siswa selesai mengeijakan latihan, guru mengadakan evaluasi,

apakah ada peningkatan hasil dan siklus 2 ini dibandingkan siklus 1.

j. Siswa dan guru berdoa bersama-sama sebelum pembelajaran ditutup.

k. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

3. Observasi

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan hasil belajar

akhlak terpuji tentang hidup rukun dan tolong menolong siswa kelas IH MI

Darussalam Sidoagung Tempuran tahun 2010 dengan penggunaan media

gambar peragaan pembelajaran.

Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas saat pembelajaran,

peneliti meminta bantuan rekan sejawat. Untuk memperlancar jalannya

penelitian sehingga didapatkan data yang valid.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian,

yaitu hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran dan hasil perbandingan

atau peningkatan nilai post test dibanding nilai p re test.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada

siklus kedua ini, peneliti mengemukakan refleksi pada siswa kelas III MI

Darussalam Sidoagung Tempuran sebagai berikut:

(57)

b. Kemampuan siswa dalam akhlak terpuji tentang hidup rukun dan tolong

menolong tersebut meningkat dengan penggunaan media visual dalam

pembelajaran.

Dengan demikian penggunaan media visual dalam pembelajaran

akhlak terpuji tentang hidup rukun dan tolong menolong tersebut ini

menunjukkan peningkatan, yaitu dalam hal-hal sebagai berikut:

a. Perhatian siswa dalam belajar akhlak terpuji tentang hidup rukun dan

tolong menolong

b. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran lebih antusias yaitu

dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang belum dipahami.

c. Kemampuan siswa dalam memahami akhlak terpuji tentang hidup

rukun dan tolong menolong tersebut meningkat.

Setelah pelaksanaan tindakan II, peneliti melakukan terhadap hasil

tes dan hasil observasi. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui: (a)

kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran materi Aqidah Akhlak

dengan menggunakan media visual oleh peneliti dalam proses pembelajaran

siklus I; (b) tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa selama proses

pembelajaran; (d) tindakan-tindakan yang dilakukan peneliti selama proses

pembelajaran. Apabila diketahui belum ada perubahan lebih dari 50%, maka

sangat perlu dilaksanakan tindakan siklus III. Refleksi pada siklus n

(58)

H. Deskripsi Pelaksanaan Siklus m

1. Perencanaan

Mempersiapkan materi pelajaran aqidah akhlak pada materi pokok

sub menghindari akhlak tercela, yaitu khianat, iri dan dengki.

Rencana tindakan ini merupakan penyempurnaan pada siklus H.

Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan proses pembelajaran Aqidah

Akhlak tetap menggunakan media visual. Hal ini dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi Aqidah Akhlak

setelah menggunakan media visual. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

perencanaan siklus ID adalah:

a. Menyusun perbaikan rencana pembelajaran materi menghindari akhlak

tercela tentang hidup rukun dan tolong menolong.

b. Menyiapkan bahan materi yang berbeda.

c. Menyusun rancangan evaluasi meliputi tes.

2. Pelaksanaan

a. Guru mengucapkan salam

b. Guru berdoa dengan siswa yang dipimpin oleh guru.

c. Guru mengabsen siswa.

d. Guru melakukan apersepsi.

e. Guru mendemontrasikan menghindari akhlak tercela tentang hidup

rukun dan tolong menolong.

f. Kemudian siswa diberi tugas secara kelompok, tiap kelompok dipimpin

(59)

g. Guru melakukan observasi per siswa dalam kelompok tersebut.

h. Setelah tugas selesai guru memberikan tugas berupa soal latihan yang

masih sama dari siklus 1 dan 2 tetapi penomoran soal divariasikan.

i. Setelah siswa selesai mengerjakan latihan, guru mengadakan evaluasi,

apakah ada peningkatan hasil dari siklus III ini dibandingkan siklus I

dan H.

j. Setelah itu siswa dan guru berdoa bersama-sama sebelum pembelajaran

ditutup dengan dipimpin oleh seorang siswa dalam berdoa.

k. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

3. Observasi

Selama pembelajaran berlangsung diadakan observasi untuk

mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan

hasil belajar. Pada pembelajaran ini siswa masuk semua yaitu 31 anak.

4. Refleksi

Refleksi pada siklus IH ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas

penggunaan media visual dalam pembelajaran Aqidah Akhlak dan untuk

mengetahui keberhasilan pelaksanaan perbaikan tindakan pada siklus H.

Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes yang dilakukan pada

siklus III.

Refleksi pada siklus HI ini dilakukan untuk merefleksi hasil evaluasi

belajar siswa pada siklus II. Tujuan refleksi ini adalah untuk menentukan

(60)

untuk mencari kelemahan-kelemahan yang muncul dalam pembelajaran.

Gambar

gambar atau tulisan. Papan ini berfungsi untuk memberitahukan
gambar itu sedang kerjakan, pikirkan atau katakan.
Tabel 3.1Jumlah Siswa MI Darussalam
gambar peragaan pembelajaran.
+7

Referensi

Dokumen terkait

pemahaman siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak materi mengenal hari akhir kurang karena pada proses pembelajaran tidak menggunakan model atau strategi yang bervariasi dan

berikutnya.. Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas 1 yang berjumlah 25 siswa, dengan kriteria ketuntasan belajar siswa untuk mata pelajaran Aqidah akhlak

Penelitian tindakan kelas berjudul ”Upaya Peningkatkan Prestasi Belajar Materi Membiasakan akhlak terpuji pada Mata Pelajaran Aqidah akhlaq melalui Strategi Giving

Faktor pendukung efektivitas penerapan metode cerita dengan media audio visual cerita nabi dalam pembelajaran akhlak adalah sarana dan prasarana TK yang telah

skripsi ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran Learning Cycle dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak Materi Husnuzhan,

belajar dalam penelitian ini berupa nilai/prestasi belajar aqidah akhlak, yaitu nilai hasil tes pada materi akhlak tercela. Hasil belajar merupakan cerminan dari apa

Dari hasil penelitian yang yang telah dianalisis secara statstik dipeoleh hasil akhir yang menunjukkan ada hubungan positif antara prestasi aqidah akhlak dengan budi

Melalui penggunaan metode ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran aqidah akhlak sehingga siswa mampu memperoleh nilai sesuai kriteria ketuntasan