• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGEMBANGAN KARYAWAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KERJA PADA BMT TARUNA SEJAHTERA - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENGEMBANGAN KARYAWAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KERJA PADA BMT TARUNA SEJAHTERA - Test Repository"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PENGEMBANGAN KARYAWAN DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS KERJA PADA BMT TARUNA

SEJAHTERA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Disusun Oleh:

Saputri Muflikhati

NIM: 21311046

JURUSAN S1-PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

HALAMAN MOTTO

   

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”(QS. Al-Maidah: 2).

Semua kata-kata kita hanyalah remah-remah yang jatuh dari pesta pikiran

(Kahlil Gibran).

Gunung adalah bayang-bayang kehidupan,

Puncaknya adalah cita-cita,

Lerengnya adalah usaha,

Lembahnya adalah iman dan pengetahuan,

Hutannya adalah anugerah,

Dan kabutnya adalah cobaan,

Semakin runcing sebuah gunung,

(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Allah SWT

Atas rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada hamba

Serta Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan untukku

Karya ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku tercinta

Slamet Turmudi dan Siti Riwayati

Terima kasih atas kasih sayang dan didikan kalian, Semoga aku mampu membahagiakan kalian, akan kuberikan

yang terbaik

Hingga hanya senyum bangga kalian yang akan selalu tersirat diwajah

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kalian

Aamiin...

Teruntuk Almamaterku Kampus 2 (dua), IAIN Salatiga Terimakasih atas pengetahuan ini

Semoga aku dapat menjaga dan memanfaatkan ilmu ini dengan baik

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas

kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengembangan Karyawan dalam Meningkatkan Kualitas Kerja pada BMT

Taruna Sejahtera”. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menghantarkan dari zaman

kegelapan hingga zaman yang terang benderang ini.

Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam

ilmu perbankan syariah. Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

skripsi ini baik secara moril maupun spiritual, maka penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

Salatiga.

2. Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam.

3. Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Program Studi S1-Perbankan

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga

4. Desi Trisnawati, SE, MM selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberi arahan, masukan dan menyempurnakan skripsi ini.

(8)

viii

dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, pengetahuan

dan wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan.

7. Seluruh karyawan dan staff bagian akademik Program Studi S1-Perbankan

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga atas

pelayanannya.

8. Bapakku Slamet Turmudi dan Ibuku Siti Riwayati yang telah memberikan

do’a, kasih sayang dan dukungan.

9. Pihak BMT Taruna Sejahtera khususnya Bapak Yahsun, S.E. selaku

Direktur serta segenap karyawan yang telah banyak membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini.

10.Sahabatku Fira, Futmalia, Riska, Sulastri, Solichah, terima kasih atas

hiburan, bantuan, saran dan dukungan yang telah kalian berikan, semoga

kebersamaan kita akan selalu terukir dalam suasana yang lebih baik.

11.Keluarga besar KSEI IAIN Salatiga yang telah memberi banyak

pengalaman, pengetahuan, perhatian, do’a dan semangat.

12.Teman-teman S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

IAIN Salatiga angkatan 2010, 2011 dan 2012, terimakasih atas

kebersamaan dan kegembiraannya selama kuliah.

13.Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut

membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu. Semoga amal baik mereka mendapatkan balasan

(9)

ix

itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi bertambahnya

pengetahuan penulis. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis serahkan

segalanya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan

mempelajarinya. Aamiin.

Salatiga,...2015 M

(10)

x

ABSTRAK

Muflikhati, Saputri. 2015. Analisis Pengembangan Karyawan dalam Meningkatkan Kualitas Kerja pada BMT Taruna Sejahtera.

Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Desi Trisnawati, SE, MM

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisipengembangan tenaga kerja yang dirasakan semakin penting dalam suatu perusahaan karena tuntutan pekerjaan atau jabatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah pengembangan karyawan berpengaruh secara positif dan signifikan dalam meningkatkankualitas kerja karyawan pada BMT Taruna Sejahtera dan untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan berpengaruh.

Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada karyawan BMT Taruna Sejahtera, dengan kriteria masih menjadi karyawan aktif. Sampel yang diambil sebanyak 100karyawan dengan menggunakan teknik cluster sampling (untuk menentukan sampel kantor). Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 16 dan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis ini meliputi uji reliabilitas, uji validitas,uji regresi linear berganda, uji asumsi klasik; pengujian hipotesis melalui uji Ttest dan Ftest serta koefisien determinasi (R2).

Hasil uji Ttest menunjukkan bahwa secara parsial, variabel peserta, materi,

fasilitas dan lama pelatihan berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kualitas kerja karyawan pada BMT Taruna Sejahtera, sedangkan variabel instruktur tidak berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kualitas kerja karyawan. Uji Ftest

menunjukkan bahwa secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel pengembangan terhadap variabel kualitas kerjakaryawan pada BMT Taruna Sejahtera dengan pengaruh sebesar 70,6%, sedangkan sisanya yaitu 29,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model ini. Pengaruh dominan ditunjukkan oleh variabel materi.

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

E. Sistematika Penulisan... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 9

A. Telaah Pustaka... 9

B. Kerangka Teori... 14

1. Pengembangan Karyawan... 14

a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia... 14

b. Manajemen Sumber Daya Manusia secara Syariah... 19

c. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia... 22

d. Pengertian Pengembangan Karyawan... 27

e. Tujuan dan Manfaat Pengembangan Karyawan... 29

f. Bentuk-Bentuk Pengembangan... 33

g. Prinsip-Prinsip Pengembangan Karyawan... 35

h. Metode-Metode Pengembangan Karyawan... 39

i. Kendala-Kendala Pengembangan Karyawan... 45

2. Kualitas Kerja... 47

a. Pengertian Kualitas Kerja... 47

b. Faktor-Faktor untuk Meningkatkan Kualitas Kerja... 49

C. Kerangka Penelitian... 50

(12)

xii

A. Jenis Penelitian... 54

B. Objek, Lokasi dan Waktu Penelitian... 54

C. Populasi dan Sampel... 54

D. Teknik Pengumpulan Data... 56

E. Skala Pengukuran... 57

F. Definisi Konsep dan Operasional... 58

G. Instrumen Penelitian... 60

H. Uji Instrumen... 61

I. Alat Analisis... 68

BAB IV ANALISIS DATA... 69

A. Deskripsi Obyek Penelitian... 69

1. Profil BMT Taruna Sejahtera... 69

2. Visi dan Misi BMT Taruna Sejahtera... 71

3. Struktur Organisasi BMT Taruna Sejahtera... 72

4. Karakteristik Responden... 72

B. Analisis Data... 77

1. Uji Instrumen... 77

a. Uji Reliabilitas... 77

b. Uji Validitas... 78

2. Analisis Regresi Linear Berganda... 81

3. Uji Statistika ………..………….. 83

a. Uji Ttest (Uji Parsial)... 83

b. Uji Ftest (Uji Simultan)... 85

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)... 86

8. Uji Asumsi Klasik... 86

a. Uji Multikolinearitas... 86

b. Uji Heteroskedastisitas... 88

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Research Gap... 13

Tabel 2.2 Hipotesis Penelitian... 53

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian... 60

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden... 73

Tabel 4.2 Usia Responden... 73

Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir Responden... 74

Tabel 4.4 Posisi/Jabatan... 75

Tabel 4.5 Masa Kerja... 76

Tabel 4.6 Uji Reliabilitas... 78

Tabel 4.7 Uji Validitas... 79

Tabel 4.8 Uji Regresi Linear Berganda Coefficients... 81

Tabel 4.9 Uji T test (Uji Parsial) ... 84

Tabel 4.10 Uji F test (Uji Simultan) ... 85

Tabel 4.11 Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary... 86

Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas……….. 87

Tabel 4.13 Uji Heteroskedastisitas Coefficients... 88

Tabel 4.14 Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov………. 92

Tabel 4.15 Uji Linearitas Model Summary... 93

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 52

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BMT Taruna Sejahtera... 72

Gambar 4.2 Output Viewer Regression Standarized Residual... 90

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner

Lampiran II Data Karakteristik Responden Lampiran III Data Jawaban Responden

Lampiran IV Uji Frequencies Karakteristik Responden Lampiran V Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran VI Uji Regresi Linear Berganda Lampiran VII Uji Statistik

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan salah satu aset terpenting bagi

suatu perusahaan, peranan sumber daya manusia bagi perusahaan tidak

hanya dilihat dari produktivitas kerjanya saja, tetapi juga dapat dilihat dari

kualitas kerja yang dihasilkan. Bahkan lebih jauh keunggulan suatu

perusahaan sangat ditentukan oleh keunggulan daya saing manusianya, tidak

hanya ditentukan oleh sumber daya alamnya. Jika sumber daya manusia

suatu perusahaan memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi, maka daya

saing perusahaan tersebut akan semakin tinggi pula.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat ditempuh melalui

proses pengembangan sumber daya manusia. Hal tersebut tentu saja

membutuhkan komitmen serta konsistensi keterlibatan staf sumber daya

manusia yang lebih besar, sehingga akan meningkatkan kompetensi sumber

daya manusia dalam mengelola organisasi di suatu perusahaan. Dengan

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, diharapkan karyawan dapat

bekerja secara produktif dan profesional sehingga kinerja yang dicapai akan

lebih memuaskan sesuai standar kerja yang dipersyaratkan.

Pengembangan tenaga kerja dirasakan semakin penting dalam suatu

perusahaan karena tuntutan pekerjaan atau jabatan. Hal ini dapat dilakukan

(17)

diwujudkan dalam berbagai bentuk nyata, misalnya: pemberian pelatihan,

mengadakan seminar-seminar, pemberian kursus pelatihandan lain-lain.

Perusahaan harus memilih cara pengembangan yang sesuai dengan tujuan

perusahaan agar hasilnya mencapai sasaran. Potensi setiap karyawan harus

diketahui oleh perusahaan sebelum melakukan program pengembangan,

karena dengan mengetahui potensi ini, dapat diarahkan jenjang karir yang

sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat menghasilkan produktivitas

yang optimal.

Setiap karyawan harus mempunyai keinginan yang kuat untuk dapat

berkembang dan mempunyai pengetahuan, kemampuan dan keterampilan

yang memadai guna mencapai kualitas kerja serta peningkatan karir yang

secara langsung akan memajukan perusahaan. Pimpinan yang efektif

menyadari bahwa pengembangan adalah suatu proses yang berjalan secara

terus-menerus dan tidak hanya proses sesaat saja. Masalah-masalah baru,

pengetahuan dan jabatan baru selalu timbul di dalam organisasi yang

dinamis dan merupakan tantangan bagi manajemen untuk menempatkan

karyawan yang memiliki profesionalitas yang baik untuk mencapai target

atau tujuan yang telah diberikan oleh manajemen tersebut.

Menurut Sastradipoera (2007: 121) tidak ada upaya manusia yang

dapat berhasil tanpa sumber daya manusia yang terlatih dan berpengetahuan

yang memadai. Oleh sebab itu pelatihan dan pengembangan pekerja

(18)

panjang untuk setiap bisnis bagi yang berorientasi pada laba maupun bukan

laba.

Hasibuan (2007: 69) berpendapat bahwa pengembangan adalah

suatu usaha untuk meningkatkan teknis, teoritis, konseptual dan moral

karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan

dan latihan.

Kualitas kerja mengacu pada kualitas sumber daya manusia

(Matutina, 2001: 205), kualitas sumber daya manusia mengacu pada:

1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan yang dimiliki karyawan

yang lebih berorientasi pada intelejensi dan daya fikir serta penguasaan

ilmu yang luas yang dimiliki karyawan.

2. Keterampilan (skill), kemampuan dan penguasaan teknis operasional di

bidang tertentu yang dimiliki karyawan.

3. Abilities yaitu kemampuan yang terbentuk dari sebuah kompetensi yang

dimiliki seorang karyawan yang mencakup loyalitas, kedisiplinan,

kerjasama dan tanggung jawab.

Menurut Bitner dan Zeithaml (dalam Riorini, 2004: 22) menyatakan

untuk dapat meningkatkan performance quality (kualitas kerja), ada

beberapa cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan

memberikan pelatihan atau training, memberikan insentive atau bonus dan

mengaplikasikan atau menerapkan teknologi yang dapat membantu

(19)

Flippo (dalam Sari, 2009: 35) berpendapat tentang kualitas kerja

sebagai berikut: “Meskipun setiap organisasi berbeda pandangan tentang

standar dari kualitas kerja pegawai, tetapi pada intinya efektifitas dan

efisiensi menjadi ukuran yang umum.”Bertitik tolak dari definisi yang

diberikan oleh Flippo tersebut, maka dapat dikatakan bahwa inti dari

kualitas kerja adalah suatu hasil yang dapat diukur dengan efektifitas dan

efisiensi suatu pekerjaan yang dilakukan oleh sumber daya manusia atau

sumber daya lainnya dalam pencapaian tujuan atau sasaran perusahaan

dengan baik dan berdaya guna.

BMT Taruna Sejahtera merupakan salah satu lembaga keuangan

syariah non bank di Kabupaten Semarang yang telah mendapatkan

pengesahanAkte Perubahan Badan Hukum No.

019/BH/PAD/KDK/11.1/II/2000 tanggal 18 Februari 2000. BMT Taruna

Sejahtera telah memiliki 1 kantor pusat, 4 kantor cabang operasional, 18

kantor cabang pembantu dan 11 kantor kas yang tersebar di wilayah

Kabupaten Semarang dan sekitarnya.

Guna menghadapi persaingan dalam bidang lembaga keuangan bank

maupun non bank, maka BMT Taruna Sejahtera membutuhkan kemampuan

karyawan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah dan

kualitas kerja karyawan adalah hal penting yang mendukung pencapaian

target perusahaan dan tentunya didukung dengan program pengembangan

(20)

Penelitian yang berkaitan dengan analisis pengembangan karyawan

dalam meningkatkan kualitas kerja diantaranya yaitu penelitian Sari (2009:

89); menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

antara pengembangan karyawan dengan kualitas kerja. Penelitian Azhar

(2011: 100) menyimpulkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan positif

dan hubungan kuat yang positif antara pelatihan dengan kinerja pelayanan.

Penelitian Yakub (2012: 65) menyimpulkan bahwa materi pengembangan

sumber daya manusia secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja

karyawan. Penelitian Aulia (2011: 78) menyimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang kuat dan signifikan antara program pelatihan dan

pengembangan terhadap peningkatan etos kerja pegawai. Penelitian Sari

(2010: v)menyimpulkan bahwavariabel peserta memiliki pengaruh yang

negatif dan tidak signifikan terhadap kualitas kerja, sedangkan variabel

materi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kualitas

kerja.Faraditha (2013: 5), dalam penelitiannya menyimpulkan variabel

pelatih/trainer tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

kualitas kerja, sedangkan variabel bahan-bahan pelatihan dan fasilitas

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kualitas kerja.

Limbang (2013: v), dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa variabel

lama pelatihan tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

(21)

Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “ANALISIS PENGEMBANGAN KARYAWAN

DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KERJA PADA BMT

TARUNA SEJAHTERA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, dapat diambil

beberapa rumusan masalah yang akan diteliti lebih lanjut, yaitu:

1. Apakah pengembangan karyawan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kualitas kerja pada BMT Taruna Sejahtera?

2. Diantara variabel-variabel yangmempengaruhi pengembangan

karyawan dalam meningkatkan kualitas kerja pada BMT Taruna

Sejahtera, manakah variabel yang paling dominan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah pengembangan karyawan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas kerja pada BMT

Taruna Sejahtera.

2. Untuk mengetahui variabel pengembangan karyawan manakah yang

paling dominan dalam mempengaruhi kualitas kerja karyawan.

D. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan berguna/bermanfaat bagi

(22)

1. Bagi penulis

a. Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar S1 Perbankan

Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang

pengembangan karyawan, khususnya pengaruhnya terhadap

kualitas kerja karyawan pada suatu perusahaan atau organisasi.

2. Bagi Pihak BMT

a. Dapat dijadikan sebagai evaluasi kinerja BMT dalam menghadapi

kompetisi dunia perbankan.

b. Sebagai sumber acuan dan informasi manajemen BMT dalam

upaya mewujudkan tanggung jawab sosial.

c. Sebagai bahan masukan bagi pihak BMT, sehingga dapat

bermanfaat dalam penyusunan program pengembangan karyawan

selanjutnya.

3. Bagi Pihak Lain

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pedoman dan

menjadi sumbangan pemikiran atau referensi bagi pihak-pihak

yang berkepentingan terutama bagi mahasiswa yang akan

melakukan penelitian selanjutnya.

E. Sistematika Penulisan

(23)

BAB I PENDAHULUAN

Membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini diuraikan telaah pustaka yang berisi ringkasan

penelitian terdahulu, kerangka teori yang berkaitan dengan topik penelitian,

kerangka penelitian yang berisi telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis

dan hipotesis penelitian yang menjadi pedoman dalam analisis data.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi mengenai jenis penelitian,lokasi dan waktu

penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, skala

pengukuran, definisi konsep dan operasional, instrumen penelitian, uji

instrumen penelitian serta alat analisis.

BAB IV ANALISIS DATA

Pada bab ini berisi mengenai deskripsi obyek penelitian dan analisis

data.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil

penelitian penulis, merupakan jawaban dari rumusan masalah yang ada dan

berisi saran-saran bagi berbagai pihak yang terlibat dalam penelitian ini.

Selain itu, pada bab ini juga memaparkan keterbatasan yang dialami penulis

(24)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

Sari (2009: v) mengadakan penelitian dengan judul “Analisis

Pengembangan Karyawan dalam Meningkatkan Kualitas Kerja pada PT.

Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan.” Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa: 1). Berdasarkan Uji Signifikan Simultan (Uji F), maka

secara serentak terdapat pengaruh secara positif dan signifikan dari

variabel-variabel pengembangan karyawan terhadap variabel-variabel kualitas kerja, hal ini

berarti pengembangan karyawan pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Cabang Medan, akan meningkatkan kualitas kerja karyawan. 2).

Berdasarkan Uji Signifikan Individu (Uji t), maka secara parsial variabel

materi (X3) memiliki pengaruh yang paling positif dan signifikan terhadap

kualitas kerja (Y). Ini berarti materi pengembangan yang diterapkan

tersusun baik sehingga meningkatkan kualitas kerja karyawan pada PT.

Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Medan. 3). Dari Uji t, juga

diketahui bahwa variabel fasilitas (X4) tidak memiliki pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap variabel kualitas kerja (Y). Hal ini menandakan

fasilitas yang diterapkan pada program pengembangan kurang memotivasi

karyawan untuk belajar. 4). Angka Adjusted R Square sebesar 61,9 %,

menunjukkan bahwa kualitas kerja pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

(25)

dari variabel peserta (X1), instruktur (X2), materi (X3), dan fasilitas (X4).

Sedangkan sisanya 38,1 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang

tidak diteliti dalam penelitian ini.

Azhar (2011: ii) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Pelatihan terhadap Kinerja Pelayanan Front Liner Bank BRI Syariah di

Jakarta.” Hasil penelitian yang dilakukanmenunjukkan bahwa: 1). Ada

pengaruh yang signifikan positif dan hubungan yang kuat positif antara

pelatihan (X) dengan kinerja pelayanan front liner (Y) di Bank BRI Syariah

Jakarta. 2). Didapat fungsi regresi pengaruh pelatihan terhadap kinerja

pelayanan front liner yaitu Y = 34.737 + 0.525 pelatihan front liner. Dapat

diinterpretasikan bahwa pelatihan bersifat konstan atau bernilai 0 (nol),

maka Y (kinerja pelayanan) adalah sebesar 34.737. Dari fungsi regresi ini

dapat diketahui bahwa pelatihan dan kinerja pelayanan memiliki pengaruh

signifikan yang positif sebesar 0.525, maka jika pelatihan (X) mengalami

kenaikan sebesar 1000, kinerja pelayanan front liner akan mengalami

kenaikan sebesar 525. Sedangkan untuk korelasinya di dapat R sebesar

0.625, ini menandakan bahwa ada hubungan yang kuat dan positif antara

pelatihan dengan kinerja pelayanan front liner di Bank BRI Syariah Jakarta.

Dan dapat dibuktikan juga pada uji t secara parsial dapat diketahui bahwa

korelasi antara pengaruh pelatihan terhadap kinerja pelayanan front liner

dapat diterima. Hal ini dapat ditunjukkan oleh ttable= 1.684 lebih kecil dari

(26)

Yakub (2012: vii) melaksanakan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Tingkat Kesesuaian Materi Pengembangan Sumber Daya Manusia terhadap

Kinerja Karyawan pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang

Makassar.” Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa: 1). Secara

bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa materi

pengembangan sumber daya manusia yang terdiri dari bahan pelatihan dan

media pelatihan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja

karyawan. 2). Secara parsial, hanya membuktikan bahwa tidak semua

variabel independen tingkat kesesuaian mempunyai pengaruh positif dan

diantara semua variabel hanya lama pelatihan yang berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel dependen.

Aulia (2011: 77) mengadakan penelitian dengan mengangkat judul

“Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Insani terhadap

Peningkatan Etos Kerja Pegawai Bank Syariah Bukopin Cabang Melawai.”

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: 1). Terdapat pengaruh yang kuat

dan signifikan antara program pelatihan dan pengembangan terhadap

peningkatan etos kerja pegawai. 2). Cara-cara yang dilakukan PT. Bank

Syariah Bukopin dalam meningkatkan etos kerja pegawainya yaitu:

memberikan pelatihan (training) kepada seluruh pegawainya secara rutin;

memberikan reward dan punishment; melakukan proses assessment untuk

mengetahui potensi dan kompetensi karyawannya; memberikan

(27)

meningkatkan kesejahteraan karyawan dengan memberikan kenaikan gaji

dan bonus.

Steffenny dan Praptiningsih (2013: 8) melakukan penelitian dengan

judul “Analisis Penerapan Human Resource Training and Development dan

Efektivitasnya pada PT. Jaya Mas Mandiri PlusSurabaya.” Hasil penelitian

yang dilakukan menunjukkan bahwa penerapan training and development

pada perusahaan PT. Jaya Mas Mandiri Plus sudah efektif, karena training

yang dilakukan sudah berjalan dengan baik. Dapat dilihat dari hasil evaluasi

yang telah dilakukan oleh perusahaan yang mendapatkan respon positif dari

karyawan, karyawan menjadi lebih termotivasi dan juga kinerja meningkat.

Penulis menggabungkan variabel dari hasil penelitian terdahulu

tersebut menjadi suatu model penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh secara positif dan signifikan pengembangan karyawan

terhadap kualitas kerja karyawan dan dari pengembangan karyawan,

variabel manakah yang paling berpengaruh dominan terhadap kualitas kerja

karyawan dengan objek yang diteliti dikhususkan kepada karyawan BMT

Taruna Sejahtera.

Adapun research gap dalam penelitian ini, dapat dilihat dalam tabel

(28)

Tabel 2.1 Research Gap

Variabel Isu Penulis dan Tahun Hasil Penelitian

Peserta Pengaruh peserta terhadap kualitas kerja

Juwita Sari (2009) Variabel peserta memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kualitas kerja.

Purnama Sari (2010) Variabel peserta memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap kualitas kerja.

Instruktur Pengaruh instruktur terhadap kualitas kerja

Juwita Sari (2009) Variabel instruktur memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kualitas kerja.

Ariza Luky

Faraditha (2013)

Variabel

pelatih/trainer tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kualitas kerja

Materi Pengaruh materi terhadap kualitas kerja

Ariza Luky

Faraditha (2013)

Variabel bahan-bahan pelatihan memiliki pengaruh yang positif

dan signifikan

terhadap kualitas kerja.

Purnama Sari (2010) Variabel materi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kualitas kerja.

Fitriyani Yakub (2012)

Variabelmateri tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kualitas dan kinerja karyawan.

(29)

Lanjutan Tabel 2.1…

Fasilitas Pengaruh fasilitas terhadap kualitas kerja

Ariza Luky

Faraditha (2013)

Variabel fasilitas memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kualitas kerja.

Juwita Sari (2009) Variabel fasilitas

tidak memiliki

pengaruh yang positif

dan signifikan

terhadap kualitas kerja.

Variabel lama

pelatihan memiliki pengaruh yang positif

dan signifikan

terhadap kualitas kerja.

Toni Hermawan

Limbang (2013)

Variabel lama

pelatihan tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kualitas kerja.

Sumber: Data penelusuran yang diolah, 2015

B. Kerangka Teori

1. Pengembangan Karyawan

a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan

salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.

Proses ini terdapat dalam fungsi/bidang produksi, pemasaran,

keuangan maupun kepegawaian.

Manajemen sumber daya manusia merupakan sistem yang

(30)

lain). Aktivitas ini tidak berlangsung menurut isolasi, yang jelas

setiap aktivitas mempengaruhi SDM lain. Misalnya keputusan buruk

menyangkut kebutuhan staffing bisa menyebabkan persoalan

ketenagakerjaan, penempatan, kepatuhan sosial, hubungan serikat

buruh-manajemen dan kompensasi. Bila aktivitas SDM dilibatkan

secara keseluruhan, maka aktivitas tersebut membantu sistem

manajemen SDM perusahaan. Perusahaan dan orang merupakan

sistem terbuka karena mereka dipengaruhi oleh lingkungannya.

Manajemen sumber daya manusia juga merupakan sistem terbuka

yang dipengaruhi oleh lingkungan luar.

Menurut Panggabean (2007: 15) manajemen sumber daya

manusia adalah suatu proses yang terdiri atas perencanaan,

pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan,

pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi dan pemutusan

hubungan kerja guna mencapai tujuan yang ditetapkan.

Menurut Sulistiyani dan Rosidah (dalam Yakub, 2012: 7)

manajemen sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan

asset dan berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) di

dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi

nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi

(31)

Menurut Vithzal (2009: 1) manajemen sumber daya manusia

(MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang

meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengendalian.

Sedangkan menurut Yuli (2005: 73) manajemen sumber daya

manusia merupakan kegiatan yang mengatur tentang cara pengadaan

tenaga kerja, melakukan pengembangan, memberikan kompensasi,

pemeliharaan dan pemisahan tenaga kerja melalui proses-proses

manajemen dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Manajemen sumber daya manusia terdiri atas serangkaian

keputusan yang terintegrasi tentang hubungan ketenagakerjaan yang

mempengaruhi efektivitas karyawan dan organisasi. Manajemen

sumber daya manusia merupakan aktivitas-aktivitas yang harus

dilaksanakan agar sumber daya manusia di dalam organisasi dapat

digunakan secara efektif guna mencapai berbagai tujuan.

Sutrisno (2009: 4) mendefinisikan bahwa manajemen sumber

daya manusia sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian,

pemberian balas jasa dan pengelolaan individu anggota organisasi

ataukelompok kerja.

Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya

yang memiliki akal perasaan, keinginan, keterampilan, pengetahuan,

dorongan, daya dan karya (rasio, rasa dan karsa). Semua potensi

(32)

organisasi dalam mencapai tujuan. Betapapun majunya teknologi,

perkembangan informasi, tersedianya modal dan memadainya

bahan, jika tanpa sumber daya manusia, sulit bagi organisasi untuk

mencapai tujuannya.

Moekijat (2010: 4) mengemukakan bahwa manajemen

sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai proses pencapaian

tujuan organisasi melalui mendapatkan, mempertahankan,

memberhentikan, mengembangkan dan menggunakan atau

memanfaatkan sumber daya manusia dalam suatu organisasi dengan

sebaik-baiknya.

Ada berbagai macam pendapat tentang pengertian

manajemen sumber daya manusia, antara lain: ada yang menciptakan

human resources, ada yang mengartikan sebagai manpower

management dan ada yang menyertakan dengan pengertian

manajemen sumber daya manusia sebagai personal (personalia,

kepegawaian dan sebagainya).

Manajemen sumber daya manusia mengatur dan menetapkan

program kepegawaian yang mencakup masalah-masalah sebagai

berikut:

1) Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatan tenaga kerja

yang efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan

(33)

specification (spesifikasi pekerjaan), job reqruitment (syarat

pekerjaan) dan job evaluation (evaluasi pekerjaan).

2) Menetapkan penarikan, seleksi dan penempatan karyawan

berdasarkan as the right man in the right place and the right

man in the right job (menempatkan karyawan pada tempat dan

kedudukan yang tepat).

3) Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi

dan pemberhentian.

4) Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia

pada masa yang akan datang.

5) Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan

perkembangan perusahaan pada khususnya.

6) Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan

kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan

sejenis.

7) Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.

8) Melaksanakanpendidikan, pelatihandan penilaian produktivitas

karyawan.

9) Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal.

10)Mengatur pensiun, pemberhentian dan pesangonnya.

Tujuan utama manajemen sumber daya manusia adalah untuk

meningkatkan kontribusi pegawai terhadap organisasi dalam rangka

(34)

dipahami karena semua kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan,

tergantung pada manusia yang mengelola organisasi terkait; oleh

sebab itu, sumber daya manusia tersebut harus dikelola agar dapat

berdaya guna dan berhasil dalam mencapai tujuan organisasi.

b. Manajemen Sumber Daya Manusia secara Syariah

Menurut Aulia (2011: 16) manajemen syariah adalah seni

dalam mengelola semua sumber daya yang dimiliki dengan

tambahan sumber daya dan metode syariah. Salah satu pengelolaan

paling penting dalam dunia perbankan syariah disamping pemasaran

bank adalah pengelolaan sumber daya insani; hal ini disebabkan

karena sumber daya insani merupakan tulang punggung dalam roda

menjalankan operasional suatu bank.

Manusia diciptakan oleh Allah sebagai penerima dan

pelaksana ajaran sehingga manusia ditempatkan pada kedudukan

yang mulia. Untuk mempertahankan kedudukannya yang mulia dan

bentuk pribadi yang bagus itu, Allah melengkapinya dengan akal

dan perasaan yang memungkinkannya menerima dan

mengembangkan ilmu pengetahuan serta membudayakan ilmu yang

dimilikinya.

Kedudukan manusia sebagai makhluk yang mulia itu karena

adanya akal dan perasaan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang

seluruhnya dikaitkan kepada pengabdian pada pencipta.

(35)

petunjuk (hidayah) Allah yang diperuntukkan bagi manusia supaya

ia dapat melakukan sikap hidup yang serasi dengan hakekat

penciptaannya.

Islam memandang manusia secara totalitas, mendekatinya

atas dasar apa yang terdapat dalam dirinya, atas dasar fitrah yang

diberikan Allah kepadanya, tidak ada sedikitpun yang diabaikan dan

tidak memaksakan apapun selain apa yang dijadikannya sesuai

dengan fitrahnya.

Manusia tidak akan mampu menjalankan amanahnya sebagai

seorang khalifah, tidak akan mampu mengemban

tanggungjawabnya, jika tidak dilengkapi dengan potensi-potensi

tersebut dan mengembangkannya sebagai sebuah kekuatan dan nilai

lebih manusia dibandingkan makhluk lainnya.

Jika sumber daya manusianya berkualitas, maka manusia

dapat mempertanggungjawabkan amanahnya sebagai seorang

khalifah dengan baik. Kualitas SDM ini tentu saja tidak hanya cukup

dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), tetapi

juga pengembangan nilai-nilai rohani-spiritual, yaitu berupa iman

dan taqwa (imtaq).

Kualitas SDM tidak akan sempurna tanpa ketangguhan

mental-spiritual keagamaan. Sumber daya manusia yang mempunyai

dan memegang nilai-nilai agama akan lebih tangguh secara rohaniah.

(36)

terhadap ilmu pengetahuan serta teknologi. Sumber daya manusia

yang tidak disertai dengan kesetiaan kepada nilai-nilai keagamaan,

hanya akan membawa manusia ke arah pengejaran kenikmatan

duniawi belaka.

Sumber daya insani, menaruh konsen terhadap pengaturan

aktivitas dan hubungan antar karyawan. Mereka diharapkan mampu

menunjukkan kinerja yang optimal. Kegiatan manajemen sumber

daya insani adalah seputar penentuan aktivitas karyawan, seleksi

calon karyawan, pelatihan dan pengembangan karyawan serta semua

aktivitas lain terikat dengan awal masuk karyawan hingga masa

pensiun.

Manajemen sumber daya manusia syariah yang baik adalah

manajemen yang mengetahui tentang sumber daya insaninya dan

selalu melakukan suatu perencanaan berdasarkan dengan syariat

islam, serta menjadikan sumber daya insaninya sebagai sumber daya

insani yang berwawasan luas dan yang selalu tunduk terhadap

aturan-aturan yang berlaku baik hukum pemerintah maupun hukum

agama.

Dengan demikian segala sesuatu yang dilakukan dengan

baik, benar, terencana dan terorganisasi dengan rapi, maka kita akan

terhindar dari keragu-raguan dalam memutuskan sesuatu atau dalam

(37)

biasanya akan melahirkan hasil yang tidak optimal dan mungkin

akhirnya tidak bermanfaat.

c. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Adapun fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia

menurut Cherrington (dalam Yakub, 2012: 10) yaitu:

1) Staffing/Employment

Fungsi ini terdiri dari tiga aktivitas penting, yaitu

perencanaan, penarikan dan seleksi sumber daya manusia.

Sebenarnya para manajer bertanggung jawab untuk

mengantisipasi kebutuhan sumber daya manusia. Dengan

semakin berkembangnya perusahaan, para manajer menjadi lebih

tergantung pada departemen sumber daya manusia untuk

mengumpulkan informasi mengenai komposisi dan keterampilan

tenaga kerja saat ini.

Meskipun penarikan tenaga kerja dilakukan sepenuhnya

oleh departemen sumber daya manusia, departemen lain tetap

terlibat dengan menyediakan deskripsi dari spesifikasi pekerjaan

untuk membantu proses penarikan.

Dalam proses seleksi, departemen sumber daya manusia

melakukan penyaringan melalui wawancara, tes dan menyelidiki

latar belakang pelamar. Tanggung jawab departemen sumber

(38)

meningkat dengan adanya hukum tentang kesempatan kerja yang

sama dan berbagai syarat yang diperlukan perusahaan.

2) Performance Evaluation

Para manajer menanggung tanggung jawab utama untuk

mengevaluasi bawahannya dan departemen sumber daya

manusia bertanggung jawab untuk mengembangkan bentuk

penilaian kinerja tersebut dilakukan oleh seluruh bagian

perusahaan.

Departemen sumber daya manusia juga perlu melakukan

pelatihan terhadap manajer tentang bagaimana membuat standar

kinerja yang baik dan membuat penilaian kinerja yang akurat.

3) Compensation

Dalam hal kompensasi/reward dibutuhkan suatu

koordinasi yang baik antara departemen sumber daya manusia

dengan para manajer. Para manajer bertanggungjawab dalam hal

kenaikan gaji, sedangkan departemen sumber daya manusia

bertanggungjawab untuk mengembangkan struktur gaji yang

baik. Sistem kompensasi yang memerlukan keseimbangan antara

pembayaran dan manfaat yang diberikan kepada tenaga kerja.

Pembayaran meliputi gaji, bonus, insentif dan pembagian

keuntungan yang diterima oleh karyawan. Manfaat meliputi

asuransi kesehatan, asuransi jiwa, cuti dan

(39)

untuk memastikan bahwa kompensasi yang diberikan bersifat

kompetitif diantara perusahaan yang sejenis, adil sesuai dengan

hukum yang berlaku (misalnya: UMR) dan memberikan

motivasi.

4) Training and Development

Departemen sumber daya manusia bertanggungjawab

untuk membantu para manajer menjadi pelatih dan penasehat

yang baik bagi bawahannya, menciptakan program pelatihan dan

pengembangan yang efektif, baik bagi karyawan baru (orientasi),

maupun yang sudah ada (pengembangan keterampilan), terlibat

dalam program pelatihan dan pengembangan tersebut;

memperkirakan kebutuhan perusahaan akan program pelatihan

dan pengembangan serta mengevaluasi efektifitas program

pelatihan dan pengembangan. Tanggung jawab departemen

sumber daya manusia dalam hal ini juga menyangkut masalah

pemutusan hubungan kerja. Tanggung jawab ini membantu

restrukturisasi perusahaan dan memberikan solusi terhadap

konflik yang terjadi dalam perusahaan.

5) Employe Relations

Dalam perusahaan yang memiliki serikat pekerja,

departemen sumber daya manusia berperan aktif dalam

melakukan negosiasi dan mengurus masalah persetujuan dengan

(40)

pekerja merupakan tanggung jawab departemen sumber daya

manusia. Setelah persetujuan disepakati, departemen sumber

daya manusia membantu para manajer tentang bagaimana

mengurus persetujuan tersebut dan menghindari keluhan yang

lebih banyak. Tanggung jawab utama departemen sumber daya

manusia adalah untuk menghindari praktek-praktek yang tidak

sehat (misalnya: mogok kerja, demonstrasi). Dalam perusahaan

yang tidak memiliki serikat kerja, departemen sumber daya

manusia dibutuhkan untuk terlibat dalam hubungan karyawan.

Secara umum, para karyawan tidak bergabung dengan serikat

kerja jika gaji mereka cukup memadai dan mereka percaya

bahwa pihak perusahaan bertanggungjawab terhadap kebutuhan

mereka. Departemen sumber daya manusia dalam hal ini perlu

memastikan apakah para karyawan diperlakukan secara baik dan

apakah ada cara yang baik dan jelas untuk mengatasi keluhan.

Setiap perusahaan, baik yang memiliki serikat kerja atau tidak,

memerlukan suatu cara yang tegas untuk meningkatkan

kedisiplinan serta mengatasi keluhan dalam upaya menangani

permasalahan dan melindungi tenaga kerja.

6) Safety and Health

Setiap perusahaan wajib untuk memiliki dan

melaksanakan program keselamatan untuk mengurangi kejadian

(41)

Tenaga kerja perlu diingatkan secara terus-menerus tentang

pentingnya keselamatan kerja. Suatu program keselamatan kerja

yang efektif dapat mengurangi jumlah kecelakaan dan

meningkatkan kesehatan tenaga kerja secara umum. Departemen

sumber daya manusia mempunyai tanggung jawab utama untuk

mengadakan pelatihan tentang keselamatan kerja,

mengidentifikasi dan memperbaiki kondisi yang membahayakan

tenaga kerja dan melaporkan adanya kecelakaan kerja.

7) Personnal Research

Dalam usahanya untuk meningkatkan efektifitas

perusahaan, departemen sumber daya manusia melakukan

analisis terhadap masalah individu dan perusahaan serta

membuat perubahan yang sesuai. Masalah yang sering

diperhatikan departemen sumber daya manusia adalah penyebab

terjadinya ketidakhadiran dan keterlambatan karyawan,

bagaimana prosedur penarikan dan seleksi yang baik dan

penyebab ketidakpuasan tenaga kerja. Departemen sumber daya

manusia bertanggungjawab untuk mengumpulkan dan

menganalisis informasi yang menyinggung masalah ini. Hasilnya

digunakan menilai apakah kebijakan yang sudah ada perlu

(42)

d. Pengertian Pengembangan Karyawan

Efisiensi suatu organisasi sangat tergantung pada baik

buruknya pengembangan anggota organisasi itu sendiri. Di dalam

perusahaan yang bertujuan mencari untung, tujuan ini dapat dicapai

dengan baik atau karyawan-karyawan dilatih secara maksimal.

Dalam menghadapi perubahan lingkungan organisasi perusahaan

yang semakin cepat dan kompleks, setiap perusahaan dituntut untuk

siap dan peka terhadap perubahan tersebut. Perusahaan yang dinamis

akan berusaha mengantisipasi dan menyesuaikan diri terhadap segala

pengaruh dari lingkungan organisasi baik lingkungan makro maupun

lingkungan mikro. Salah satu usaha untuk mengantisipasi perubahan

organisasi tersebut adalah dengan mengembangkan kualitas dan

kemampuan sumber daya manusia dalam organisasi melalui program

pengembangan.

Pengembangan sumber daya manusia jangka panjang sebagai

pembeda dari kegiatan pelatihan untuk pekerjaan tertentu telah

menjadi perhatian dari pengembangan sumber daya manusia.Melalui

kegiatan pengembangan karyawan yang ada, pengembangan sumber

daya manusia berusaha mengurangi ketergantungan perusahaan

terhadap pengangkatan karyawan baru. Jika karyawan

dikembangkan secara tepat, lowongan informasi yang ada, melalui

kegiatan perencanaan sumber daya manusia akan dapat diisi secara

(43)

karyawan bahwa mereka mempunyai suatu jenjang karier, tidak

hanya sekedar kerja tanpa peningkatan.

Rachmawati(2008: 110) mengemukakan bahwa

pengembangan didasarkan pada fakta bahwa karyawan akan

membutuhkan pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang

berkembang untuk bekerja dengan lebih baik dalam suksesi yang ada

dalam rekruitmen.

Handoko (2008: 117) mengemukakan bahwa pengembangan

merupakan suatu cara efektif untuk menghadapi beberapa tantangan

yang dihadapi oleh banyak organisasi besar. Tantangan-tantangan ini

mencangkup keusangan karyawan, perubahan-perubahan sosioteknis

dan perputaran tenaga kerja. Kemampuan untuk mengatasi

tantangan-tantangan tersebut merupakan faktor penentu keberhasilan

departemen personalia dalam mempertahankan sumber daya

manusia yang efektif.

Simamora (2006: 273) mengemukakan bahwa

pengembangan (development) adalah penyiapan individu untuk

memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih tinggi di

dalam organisasi.

Menurut Yuli (2005: 73) pengembangan merupakan suatu

proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur

(44)

pengetahuan konseptual dan teoritis guna mencapai tujuan yang

umum.

Menurut Sastradipoera (2002: 51) pengembangan sumber

daya manusia mencakup pendidikan yang meningkatkan

pengetahuan umum dan lingkungan keseluruhan maupun pelatihan

yang menambah keterampilan dalam melaksanakan tugas yang

spesifik.

Menurut Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Hasan (2002:

74) menyatakan bahwa pengembangan karyawan sering diartikan

dengan usaha-usaha untuk meningkatkan keterampilan maupun

pengetahuan umum bagi karyawan agar pelaksanaan pencapaian

tujuan lebih efisien.

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pengembangan karyawan adalah pendidikan dan latihan untuk

memperbaiki kerja seorang karyawan dengan cara meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan sikap guna mencapai peningkatan

kualitas kerja yang diinginkan.

e. Tujuan dan Manfaat Pengembangan Karyawan

Pengembangan karyawan bertujuan dan bermanfaat bagi

perusahaan, karyawan, konsumen atau masyarakat yang

mengkonsumsi barang/jasa yang dihasilkan perusahaan. Menurut

Hasibuan (2007: 70) tujuan pengembangan pada hakikatnya

(45)

1) Produktivitas Kerja

Melalui pengembangan, produktivitas kerja karyawan

akan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi semakin

baik, karena technical skill, human skill dan manajerial skill

karyawan yang semakin baik.

2) Efisiensi

Untuk meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan baku

dan mengurangi ausnya mesin-mesin, pemborosan berkurang,

biaya produksi relatif kecil sehingga daya saing perusahaan

semakin besar.

3) Kerusakan

Mengurangi kerusakan barang, produksi dan mesin-mesin

karena karyawan semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan

pekerjaannya.

4) Kecelakaan

Tingkat kecelakaan karyawan dapat dikurangi sehingga

jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan perusahaan

berkurang.

5) Pelayanan

Peningkatan pelayanan yang lebih baik dari karyawan

kepada nasabah karena pemberian layanan yang baik merupakan

daya penarik yang sangat penting bagi rekanan-rekanan

(46)

6) Moral

Dengan pengembangan, moral karyawan akan lebih baik

karena keahlian dan keterampilannya sesuai dengan

pekerjaannya sehingga mereka antusias untuk menyelesaikan

pekerjaannya dengan baik.

7) Karier

Kesempatan untuk meningkatkan karier karyawan

semakin besar, karena keahlian, keterampilan dan prestasi

kerjanya lebih baik. Promosi ilmiah biasanya didasarkan kepada

keahlian dan prestasi kerja seseorang.

8) Konseptual

Manajer semakin cakap dan cepat dalam mengambil

keputusan yang lebih baik karena technical skill, human skill dan

manajerial skillnya lebih baik.

9) Kepemimpinan

Kepemimpinan seorang manajer akan lebih baik, human

relationsnya lebih luwes, motivasinya lebih terarah sehingga

pembinaan kerjasama vertikal dan horisontal semakin harmonis.

10)Balas Jasa

Balas jasa (gaji, upah, insentif dan benefit) karyawan

(47)

11)Konsumen

Memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat/

konsumen karena mereka akan memperoleh barang atau

pelayanan yang lebih bermutu.

Manfaat yang perusahaan peroleh dalam melaksanakan suatu

pelatihan adalah sebagai berikut (Soeprihanto, 2001: 88):

1) Peningkatan produktifitas kerja organisasi sebagai keseluruhan

antara lain karena tidak terjadinya pemborosan, karena

kecermatan melaksanakan tugas, tumbuh suburnya kerja sama

antara berbagai satuan kerja yang melaksanakan bebagai

kegiatan yang berbeda dan bahkan spesialistik, meningkatnya

tekad mencapai sasaran yang telah ditetapkan serta lancarnya

koordinasi sehingga organisasi bergerak sebagai suatu kesatuan

yang bulat dan utuh.

2) Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan,

antara lain karena adanya pendelegasian wewenang, interaksi

yang didasarkan pada sikap dewasa yang baik secara tehnikal

maupun intelektual, saling menghargai dan adanya kesempatan

bagi bawahan untuk berfikir serta bertindak secara inovatif.

3) Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan

tepat karena melibatkan para pegawai yang bertanggungjawab

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan operasional dan tidak

(48)

4) Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam

organisasi dengan komitmen organisasional yang lebih tinggi.

5) Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan

gaya manajemen yang partisipatif.

6) Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif yang pada

gilirannya memperlancar proses perumusan kebijaksanaan

organisasi dan operasionalisasinya.

Penyelesaian konflik secara fungsional yang dampaknya

adalah tumbuh suburnya rasa persatuan dan suasana kekeluargaan di

kalangan para anggota organisasi.

f. Bentuk-Bentuk Pengembangan

Dalam program pengembangan harus dituangkan sasaran

kebijaksanaan prosedur, anggaran, peserta, kurikulumdan waktu

pelaksanaannya. Program pengembangan harus berprinsipkan pada

peningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja masing-masing karyawan

pada jabatannya. Program pengembangan suatu organisasi

hendaknya diinformasikan secara terbuka kepada semua karyawan

atau anggota supaya mereka mempersiapkan dirinya masing-masing.

Menurut Hasibuan (2008: 72) bentuk pengembangan

dikelompokkan atas pengembangan secara informal dan

pengembangan secara formal.

Untuk lebih jelasnya kedua jenis pengembangan di atas dapat

(49)

1) Pengembangan secara Informal

Pengembangan secara informal yaitu karyawan atas

keinginan dan usaha sendiri melatih dan mengembangkan

dirinya dengan mempelajari buku-buku literatur yang ada

hubungannya dengan pekerjaan atau jabatannya.Pengembangan

secara informal menunjukkan bahwa karyawan tersebut

berkeinginan keras untuk maju dengan cara meningkatkan

kemampuan kerjanya. Hal ini bermanfaat bagi perusahaan

karena produktivitas kerja karyawan semakin besar, disamping

efisiensi dan produktivitasnya juga semakin baik.

2) Pengembangan secara Formal

Pengembangan secara formal yaitu karyawan

ditugaskan perusahaan untuk mengikuti pendidikan atau

latihan, baik yang dilakukan perusahaan maupun yang

dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan.

Pengembangan secara formal dilakukan di perusahaan karena

tuntutan pekerjaan saat ini ataupun masa datang, sifatnya non

karier atau peningkatan karier seorang karyawan.

Pelatihan dan pengembangan (training dan development)

memang memerlukan biaya yang cukup besar, namun investasi di

bidang manusia tersebut (human investment) akhirnya akan

(50)

atau perusahaan. Untuk itu organisasi atau perusahaan tentunya akan

memetik laba yang berlipat ganda di waktu yang akan datang.

Program pengembangan karyawan hendaknya disusun secara

cermat dan didasarkan kepada metode-metode ilmiah serta

berpedoman kepada keterampilan yang dibutuhkan perusahaan saat

ini maupun untuk masa depan. Pengembangan harus bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral

karyawan supaya produktivitas kerjanya baik dan mencapai hasil

yang optimal.

g. Prinsip-Prinsip Pengembangan Karyawan

Prinsip-prinsip pengembangan karyawan yang akan

digunakan sebagai pedoman dalam mengembangkan karyawan agar

berjalan dengan baik menurut Soeprihanto (2001: 88) antara lain:

1) Adanya dorongan motivasi dari trainer, misanya persiapan

transfer atau promosi.

2) Adanya laporan kemajuan (program report).

3) Adanya penguatan (reinforcement).

4) Adanya partisipasi aktif dari trainer (active participation).

5) Latihan dibagikan sebagian demi sebagian (participle of

learning).

6) Latihan harus mengingat adanya perbedaan individual

(individual differents).

(51)

8) Diusahakan training method yang sesuai.

Prinsip-prinsip pendidikan dan latihan menurut Manullang

(2001: 56)antara lain:

1) Individual Differences (Perbedaan Individu)

Perbedaan individu dalam latar belakang pendidikan,

pengalaman dan minat harus diperhatikan dalam perencanaan

program-program pengembangan, khususnya dalam latihan dan

pengawasan ataupun supervisory training. Latar belakang

pendidikan dan pengalaman dapat menunjukkan perbedaan

yang luas dan banyak artinya.

2) Relation to Job Analysis (Hubungan dengan Analisa Jabatan)

Pengembangan pegawai harus diumumkan dengan

kebutuhan-kebutuhan suatu jabatan. Analisis jabatan dapat

diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mempelajari,

mengumpulkan dan mencatat keterangan-keterangan atau fakta

yang berhubungan dengan masing-masing jabatan secara

sistematis dan teratur.

Pada umumnya data atau informasi yang diperoleh

melalui analisa jabatan dapat digunakan sebagai berikut:

a) Untuk mendapatkan pegawai yang tepat yang diperlukan

untuk mencapai tujuan organisasi.

b) Untuk mengadakan penilaian jabatan atau pekerjaan.

(52)

d) Sebagai dasar untuk mengadakan kenaikan pangkat atau

pemindahan.

e) Untuk memperbaiki produktivitas pegawai.

3) Motivation (Motivasi)

Perhatian khusus diarahkan oleh seorang pemimpin

dalam suatu perusahaan untuk memberikan motivasi pegawai

dalam suatu program pengembangan. Dengan adanya motivasi

terhadap pegawai memungkinkan dia untuk bekerja keras.

4) Active Participation (Partisipasi Aktif)

Partisipasi aktif dalam proses belajar mengajar akan

dapat menambah minat dan semangat belajar. Sehubungan

dengan itu, maka kebanyakan program pendidikan dan latihan

berusaha mengarahkan peserta dalam

pembicaraan-pembicaraan atau pernyataan-pernyataan mengenai

pandangan-pandangan mereka.

5) Selection of Trainers (Pemilihan Para Pelatih)

Efektifitas dari kebanyakan program pengembangan

secara langsung mncerminkan minat dan kemampuan pengajar

daripada pelatih. Meskipun ada alasan-alasan untuk menunjuk

pemimpin-pemimpin atau pengawas.

6) Training of Trainers (Latihan bagi Para Pelatih)

Banyak pengawas, pemimpin baru dan manajemen

(53)

mempertimbangkan bahwa orang-orang ini tidak mengetahui

bagaimana harus mengajar. Oleh sebab itu pelatihan untuk para

pelatih sangat penting dilakukan untuk menghindari kerugian

yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang.

7) Training Methods (Metode-Metode Pelatihan)

Ada berbagai metode yang digunakan untuk melatih

para supervisor dan manajer. Metode yang umum digunakan

adalah:

a) Metode konferensi

b) Metode pemberian kuliah

c) Rotasi jabatan

d) Metode khusus

e) Proses insiden

f) Metode simulasi

Metode kuliah merupakan metode yang paling banyak

digunakan untuk mengajar pegawai-pegawai baru, akan tetapi

tidak efektif untuk melatih mandor-mandor. Pengembangan

pegawai menggunakan berbagai macam sarana bantuan untuk

mengajar seperti bagan-bagan, grafik-grafik dan beberapa alat

(54)

8) Principles of Learning (Prinsip-Prinsip Belajar)

Para pelatih (pengajar) harus mengetahui pentingnya

minat belajar dan harus dapat mencegah kekacauan yang

merintangi proses belajar.

h. Metode-Metode Pengembangan Karyawan

Pelaksanaan pengembangan (latihan dan pendidikan) harus

didasarkan pada metode-metode yang telah ditetapkan dalam

program pengembangan perusahaan. Program pengembangan

ditetapkan oleh penanggungjawab pengembangan, yaitu manajer

personalia dan atau suatu tim. Dalam program pengembangan telah

ditetapkan sasaran, proses, waktu dan metode pelaksanaannya.

Supaya lebih baik, program ini hendaknya disusun oleh manajer

personalia dan atau suatu tim serta mendapat saran, ide maupun

kritik yang bersifat konstruktif. Metode-metode pengembangan

harus didasarkan kepada sasaran yang ingin dicapai.

Sasaran pengembangan karyawan adalah:

1) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknis

mengerjakan pekerjaan atau technical skills.

2) Meningkatkan keahlian dan kecakapan memimpin serta

mengambil keputusan atau managerial skills dan conceptual

(55)

Metode pengembangan terdiri atas:

1) Metode Latihan atau Training

Metode-metode latihan yang dapat dilaksanakan menurut

Hasibuan (2007: 77):

a) On the Job

Para peserta latihan langsung bekerja di tempat untuk

belajar dan meniru suatu pekerjaan di bawah bimbingan

seorang pengawas.

b) Vestibule

Vestibule adalah metode latihan yang dilakukan dalam

kelas atau bengkel yang biasanya diselenggarakan dalam

suatu perusahaan industri untuk memperkenalkan pekerjaan

kepada karyawan baru dan melatih mereka mengerjakan

pekerjaan tersebut.

c) Demonstration and Example

Demonstration and example adalah metode latihan yang

dilakukan dengan cara peragaan dan penjelasan bagaimana

cara-cara mengerjakan suatu pekerjaan melalui

contoh-contoh atau percobaan yang didemonstrasikan.

d) Simulation

Simulasi merupakan suatu teknik untuk mencontoh semirip

mungkin terhadap konsep sebenarnya dari pekerjaan yang

(56)

e) Apprenticeship

Metode ini adalah suatu cara untuk mengembangkan

keahlian pertukangan sehingga para karyawan yang

bersangkutan dapat mempelajari segala aspek dari

pekerjaannya.

f) Classroom Methods

i. Lecture (Ceramah atau Kuliah)

Metode kuliah diberikan kepada peserta yang banyak

didalam kelas. Pelatih mengajarkan teori-teori yang

diperlukan, sedangkan yang dilatih mencatatnya serta

mempersepsikannya.

ii. Conference (Rapat)

Pelatih memberikan suatu makalah tertentu dan peserta

pengembangan ikut serta berpartisipasi dalam

memecahkan makalah tersebut. Mereka harus

mengemukakan ide dan sarannya untuk didiskusikan

serta diterapkan kesimpulannya.

iii. Programmed Instruction

Program instruksi merupakan bentuk training, sehingga

peserta dapat belajar sendiri karena langkah-langkah

pengerjaan sudah diprogram, biasanya dengan

(57)

iv. Metode Studi Kasus

Dalam teknik studi kasus, pelatih memberikan suatu

kasus kepada peserta pengembangan yang tidak disertai

dengan data yang lengkap atau sengaja disembunyikan,

tujuannya agar peserta terbiasa mencari data/informasi

dari pihak eksternal dalam memutuskan suatu kasus

yang dihadapinya. Peserta ditugaskan untuk

mengidentifikasi masalah, menganalisis situasidan

merumuskan penyelesaiannya.

v. Role Playing

Teknik dalam metode ini, beberapa orang peserta

ditunjuk untuk memainkan suatu peran dalam sebuah

organisasi tiruan, jadi semacam sandiwara.

vi. Metode Diskusi

Metode diskusi dilakukan dengan melatih peserta untuk

berani memberikan pendapat dan rumusannya serta

bagaimana cara-cara meyakinkan orang lain percaya

terhadap pendapatnya.

vii. Metode Seminar

Metode seminar bertujuan mengembangkan keahlian

dan kecakapan peserta untuk menilai dan memberikan

saran-saran yang konstruktif mengenai pendapat orang

(58)

mempersepsi, mengevaluasi dan memberikan

saran-saran serta menerima atau menolak pendapat atau usul

orang lain.

2) Metode Pendidikan (Education Method)

Metode pendidikan dalam arti sempit yaitu untuk

meningkatkan keahlian dan kecakapan manajer memimpin para

bawahannya secara efektif. Seorang manajer yang efektif pada

jabatannya akan mendapatkan hasil yang optimal. Hal inilah

yang memotivasi perusahaan memberikan pendidikan terhadap

karyawan manjerialnya.

Metode pendidikan/development menurut Hasibuan (2007: 80)

yaitu:

a) Training Methods

Training methods merupakan metode latihan di dalam kelas

yang juga dapat digunakan sebagai metode pendidikan

(development) seperti rapat, studi kasus, ceramah dan role

playing.

b) Under Study

Under study adalah teknik pengembangan yang dilakukan

dengan praktek langsung bagi seseorang yang dipersiapkan

(59)

c) Job Rotation and Planned Progression

Job rotation adalah teknik pengembangan yang dilakukan

dengan cara memindahkan peserta dari suatu jabatan ke

jabatan lainnya secara periodik untuk menambah keahlian

dan kecakapannya pada setiap jabatan. Sedangkan planned

progression sama dengan job rotation. Letak perbedaannya

adalah setiap pemindahan tidak diikuti dengan kenaikan

pangkat dan gaji, tetapi tugas serta tanggung jawab semakin

besar.

d) Coaching and Counseling

Coaching adalah suatu metode pendidikan dengan cara

atasan mengajarkan keahlian dan keterampilan kerja kepada

bawahannya. Counseling adalah suatu cara pendidikan

dengan melakukan diskusi antara pekerja dan manajer

mengenai hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti

keinginannya, ketakutannya dan aspirasinya.

e) Junior Board of Executive or Multiple Management

Merupakan suatu komite penasehat tetap yang terdiri dari

calon-calon manajer yang ikut memikirkan atau

memecahkan masalah-masalah perusahaan untuk kemudian

direkomendasikan pada manajer lini (top management).

Gambar

Research GapTabel 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 2.2 Hipotesis Penelitian
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini berarti jika koefisien b bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah antara variabel bebas dengan variabel terikat (dependen), setiap kenaikan nilai

Analisis Regresi Logistik Profitabilitas berpengaruh positif terhada praktik perataan laba sedangkan ukuran perusahaan dan dividend payout ratio tidak berpengaruh

Rangkaian sistem Kontrol untuk Switched Reluctance Motor 3 fasa ini.. terdiri dari mikrokontoller DSPIC30F2020 sebagai sistem kontrol

Perancangan balanced scorecard pada Kementrian BUMN ini dimaksudkan untuk membuka wawasan dalam pengembangan pola berpikir strategik yang diperlukan dalam perencanaan dan

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif untuk menganalisis pengaruh disiplin, pelatihan dan gaya kepemimpinan

Untuk menganalisis pengaruh produk, harga, saluran distribusi, promosi, faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis terhadap proses keputusan

Tujuan dilakukan penelitian adalah untuk menganalisa pengaruh secara parsial dan simultan dari brand equity, brand trust , dan kualitas produk terhadap keputusan

H5: Citra merek, Desain produk, Gaya hidup, dan Word Of Mouth secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap Keputusan