• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Penjumlahan dan Pengurangan dengan Menggunakan Metode Permainan Ular Tangga Pada Siswa Kelas 1 MI Nurul Ihsan Kragilan Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2016/2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Penjumlahan dan Pengurangan dengan Menggunakan Metode Permainan Ular Tangga Pada Siswa Kelas 1 MI Nurul Ihsan Kragilan Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2016/2017 - Test Repository"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

i

I MI NURUL IHSAN KRAGILAN, KECAMATAN MOJOSONGO, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ZHENDY KUSUMAWARDANI NIM : 115-12-025

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

iii

I MI NURUL IHSAN KRAGILAN, KECAMATAN MOJOSONGO, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ZHENDY KUSUMAWARDANI NIM : 115-12-025

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

 Optimis, karena hidup terus mengalir dan kehidupan terus berputar

 Bersabar, Berusaha dan Bersyukur

Bersabar dalam berusaha,

Berusaha dengan tekun dan Pantang Menyerah

Bersyukur atas apa yang telah didapatkan

(8)

viii

1. Kedua orangtua, Bapak Ony Pujianto dan Ibu Sarwati kupersembahkan

karya kecilku ini sebagai wujud ucapan terimakasihku yang tiada

terhingga.

2. Saudara laki-lakiku Fauzaan Ihza Krisna Sandy.

3. Sahabat-sahabatku tercinta Agung Hermawan, Fitria Nur Afdlila,

Khariroh, Auliadina Fillah, Istiana Tusuniyah yang selalu memberi

dukungan semangat padaku dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Buat sepupuku Ikka Nurhastuti, Arina Aulia Arantika, Rossy Andini yang

selalu memberi support.

5. Dosen Pembimbingku, Pak Suwardi yang selalu sabar dalam

membimbing dan memberi semangat sampai terselesainya skripsi.

6. Bapak Mujoko S.Pd selaku kepala MI Nurul Ihsan dan ibu Haryanti selaku

wali kelas 1 MI Nurul Ihsan Kragilan yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi.

7. Teman-teman PGMI angkatan 2012.

8. Teman-teman KKN khususnya posko 1 (Selvi, Aim, Mahmud, Thengku,

(9)
(10)

x

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi

Penjumlahan dan Pengurangan dengan Menggunakan Metode Permainan Ular

Tangga Pada Siswa Kelas 1 MI Nurul Ihsan Kragilan Kecamatan Mojosongo

Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2016/2017”.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini

tidak akan mungkin terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga dan Pembimbing Skripsi yang telah membimbing dengan sabar,

memotivasi, dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah.

4. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu selama

perkuliahan, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan

layanan serta bantuan kepada penulis.

5. Bapak Mujoko, S.Pd selaku Kepala Sekolah MI Nurul Ihsan Kragilan yang

telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di MI Nurul Ihsan

(11)

xi

mendidik dan memberikan semangat kepada penulis.

8. Sahabat-sahabatku tercinta Agung Hermawan, Fitria Nur Afdlila, Khariroh,

Auliadina Fillah, Istiana Tusuniyah yang selalu memberi dukungan semangat

padaku dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-Teman PGMI angkatan 2012.

10.Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya sehingga

penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan banyak

terimakasih. Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah

SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak

kekurangan baik dalam hal isi maupun metodologi. Kritik dan saran yang

sifatnya membangun penulis harapkan bagi kesempurnaan penulisan dimasa

yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan

bagi para pembaca. Amin.

Salatiga, 13 September 2016

Penulis

(12)

xii

Menggunakan Metode Permainan Ular Tangga Pada Siswa Kelas 1 MI Nurul Ihsan Kragilan Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Suwardi, M. Pd.

Kata Kunci: metode permainan ular tangga dan hasil belajar matematika

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasil belajar siswa di MI Nurul Ihsan Kragilan pada saat pembelajaran Matematika. Hal ini terbukti dari hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap guru kelas 1 yang mengatakan hasil belajar matematika beberapa siswa masih berada di bawah KKM.Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya penggunaan metode-metode lain yang digunakan guru saat pembelajaran. Rumusan masalah yang dikaji adalah apakah penerapan metode pembelajaran permainan ular tangga dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi Operasi Penjumlahan dan Pengurangan pada siswa kelas 1 MI Nurul Ihsan Kragilan Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2016/2017?

Penelitian ini, menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan sebanyak 2 siklus. Tiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari: (1) Planning, untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran, dan membuat instrument penelitian lainnya, (2) Acting,

melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran Matematika matei operasi penjumlahan dan pengurangan (3) Observing, pengambilan data tentang hasil melalui metode pengumpulan data, instrument pengumpulan data dan lembar pengamatan, (4) Reflecting, menganalisis data hasil pengamatan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 MI Nurul Ihsan Kragilan Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali yang berjumlah 27 siswa, terdiri dari laki-laki 10 siswa dan 17 siswa perempuan.

(13)

xiii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhsilan ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 8

G. Metodologi Penelitian ... 10

H. Sistematika Penulisan ... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Matematika ... 20

(14)

xiv

A. Gambaran Umum MI Nurul Ihsan ... 40 B. Subyek Penelitian dan Karakteristik siswa ... 43 C. Pelaksanaan Penelitian ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 64 B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 72 B. Saran ... 72

(15)

xv

Tabel 3.3 Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus I ... 50

Tabel 3.4 Kekurangan dan Upaya Perbaikan Siklus I... 55

Tabel 3.5 Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II ... 60

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 67

Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 70

Tabel 4.3 Nilai Hasil Belajar Semua Siklus ... 73

(16)

xvi

Gambar 3. Operasi Pengurangan ... 33

(17)

xvii

Lampiran 3. Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus I ... 87

Lampiran 4. Lembar Evaluasi Siklus I ... 91

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 93

Lampiran 6. Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus II ... 101

Lampiran 7. Lembar Evaluasi Siklus II ... 104

Lampiran 8. Nilai Siswa Siklus I ... 106

Lampiran 9. Nilai Siswa Siklus II ... 109

Lampiran 11. Surat Keterangan Penelitian di MI Nurul ihsan ... 111

Lampiran 11. Surat Pembimbing Skripsi ... 112

Lampiran 12. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 113

Lampiran 10. Foto Kegiatan Pembelajaran ... 114

Lampiran 14. Daftar Nilai SKK ... 120

Lampiran 16. Lembar Konsultasi Skripsi ... 126

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Belajar adalah proses perubahan perilaku untuk memperoleh

pengetahuan, kemampuan, dan suatu hal baru serta diarahkan pada suatu

tujuan. Belajar juga merupakan proses berbuat melalui berbagai pengalaman

dengan melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari. Dalam

dunia pendidikan, peserta didik yang melakukan proses belajar tidak

melakukannnya secara individu, tetapi ada beberapa komponen yang

terlibat, seperti pendidik atau guru, media dan strategi pembelajaran,

kurikulum dan sumber belajar. Dari kata belajar itulah kemudian lahir kata

pembelajaran.

Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun

2003, Bab 1 ayat 20 menyebutkan “Pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar”. Pembelajaran adalah suatu system yang terdiri dari berbagai

komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen

tersebut meliputi tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen

pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan

menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam

kegiatan pembelajaran.

(19)

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam disiplin dan

memajukan daya pikir manusia. Dalam permendiknas Nomor 22 Tahun

2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, mata

pelajaran Matematika perlu diberikan kepada peserta didik mulai dari

sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir

logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.

Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki

kemampuasn memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk

bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan

kompetitif.

Dewasa ini, kenyataan yang ada dilapangan menunjukkan tidak semua

orang dapat menerima matematika, bagi kalangan tertentu matematika

adalah ilmu yang sangat menarik untuk dipelajari. Namun, kalangan lain

mungkin berpendapat bahwa matematika tidak cukup menarik untuk

dipelajari. Menarik atau tidak menarik, suka atau tidak suka, sulit atau

tidaknya itu tergantung dari cara pandang kita. Hingga saat ini matematika

dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan dan penambah beban belajar,

karena pengalaman tidak menyenangkan sebagian orang ketika belajar

matematika. Alhasil pengalaman itu telah ditularkan pada orang lain dan

membuat orang yang akan belajar matematika juga mempunyai pandangan

matematika itu sulit. Padahal pelajaran matematika adalah pelajaran dasar

(20)

Untuk mempelajari mata pelajaran tersebut peserta didik harus mempunyai

kemampuan dasar mengoperasikan penjumlahan, pengurangan, perkalian,

dan pembagian

Dalam kegiatan belajar mengajar siswa berperan sebagai subjek dan

objek dari kegiatan pembelajaran. Tercapai atau tidak tercapainya tujuan

pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa setelah

proses pembelajaran berakhir. Apabila seorang guru ingin mengajarkan

matematika kepada siswa, guru harus memperhatikan metode yang akan

digunakan. Pembelajaran menyenangkan dapat diciptakan melalui

penerapan berbagai metode pembelajaran yang tepat, sesuai dengan materi

yang diajarkan dan kebutuhan peserta didiknya. Sehingga sasaran yang

diharapkan bisa tercapai dan terlaksana dengan baik.

Pertimbangan pokok dalam menentukan metode pembelajaran terletak

pada efektivitas proses pembelajaran. Metode pembelajaran menekankan

pada proses belajar siswa secara aktif dalam upaya memperoleh kemampuan

hasil belajar. Metode pembelajaran yang dipilih menghindari upaya

penuangan ide kepada siswa. Guru seharusnya memikirkan cara (metode)

yang membuat siswa dapat belajar secara optimal. Dalam arti sesuai dengan

tingkat kemampuan masing-masing siswa. Belajar secara optimal dapat

dicapai jika siswa aktif dibawah bimbingan guru yang aktif pula (Basri,

2015:97). Dari paparan penentuan metode pembelajaran matematika,

(21)

Fakta menunjukkan bahwa sinyal otak dan urat saraf otak pada anak

berkembang saat mereka bermain. Bermain juga dapat dijadikan sebagai

salah satu jalan untuk merangsang minat mereka agar senang berhitung.

Bermain akan membantu meningkatkan kemampuan memori otak dan

pemahamannya. Untuk memperkenalkan matematika pada anak, tidak harus

dilakukan dengan susah. Kita hanya perlu menciptakan permainan

matematis yang dapat menjadikan anak merasa senang melakukannya.

Salah satu pokok bahasan pelajaran matematika kelas I semester 1

adalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Berdasarkan hasil

wawancara yang peneliti lakukan dengan wali kelas I MI Nurul Ihsan

Kragilan Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali KKM ( Kriteria

Ketuntasan Minimum) mata pelajaan matematika 65. Dari wawancara yang

dilakukan terhadap guru ditemukan suatu permasalahan, sebagian besar

peserta didik masih rendah kemampuan berhitungnya, terutama kemampuan

berhitung penjumlahan dan pengurangan. Selain itu siswa kadang bermain

dan berjalan-jalan di kelas ketika pembelajaran sedang berlangsung.

Melihat permasalahan yang ada di MI Nurul Ihsan Kragilan pada mata

pelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan, peneliti

menawarkan solusi kepada guru untuk mengatasi permasalahan yang ada

dengan menggunakan metode permainan ular tangga. Peneliti menawarkan

metode ular tangga sebagai solusi dikarenakan metode permainan ular

tangga ada kaitannya dengan materi operasi penjumlahan dan pengurangan.

(22)

tangganya, siswa tersebut harus naik. Sedangkan ketika bidak siswa berhenti

pada kotak yang ada ekor ularnya, siswa itu harus menjalankannya turun.

Dengan begitu ketika bidak siswa naik berarti terjadi operasi penjumlahan,

sebaliknya ketika bidak siswa turun berarti terjadi operasi pengurangan.

Berdasarkan paparan permasalahan latar belakang diatas, penulis

bermaksud membuat penelitian tindakan kelas dengan judul :

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI

OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN ULAR

TANGGA PADA SISWA KELAS I MI NURUL IHSAN KRAGILAN

KECAMATAN MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

PELAJARAN 2016/2017.

B. Rumusan Masalah

Apakah penerapan metode pembelajaran permainan ular tangga

dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi Operasi Penjumlahan

dan Pengurangan pada siswa kelas I MI Nurul Ihsan Kragilan Kecamatan

Mojosongo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan

menggunakan metode pembelajaran permainan ular tangga materi

penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I MI Nurul Ihsan Kragilan

(23)

D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Penggunaan metode pembelajaran permainan ular tangga dapat

meningkatkan Hasil Belajar Matematika materi Operasi Penjumlahan

dan Pengurangan pada siswa kelas I MI Nurul Ihsan Kragilan

Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017.

2. Indikator Keberhasilan

Penggunaan metode pembelajaran permainan ular tangga dalam

penelitian tindakan kelas ini dikatakan efektif apabila tujuan belajar yang

telah ditetapkan oleh guru dapat tercapai. Adapun keberhasilan

penerapan metode pembelajaran ini adalah siswa kelas I memenuhi

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh pihak

sekolah 65.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat

baik bersifat teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan

sumbangan kepada perkembangan ilmu pengetahuan terutama yang

berhubungan dengan Matematika dan dalam dunia pendidikan.

b. Penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan penelitian tindakan kelas

(24)

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi siswa

1) Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat meningkatkan hasil

belajar siswa materi operasi penjumlahan dan pengurangan.

2) Siswa memperoleh pengalaman baru cara belajar matematika

yang efektif, efisien, dan menyenangkan serta membuat siswa

mudah memahami materi yang dipelajari.

b. Manfaat bagi guru

1) Melalui penelitian tindakan kelas ini, guru dapat melakukan

inovasi dan implementasi metode permainan yang

menyenangkan dalam pembelajaran matematika materi

Operasi Penjumlahan dan Pengurangan.

2) Penelitian ini dapat digunakan sebagai saran dan masukan

bagi guru, bahwa media pembelajaran permainan ular tangga

dapat digunakan sebagai inovasi dalam kegiatan belajar

mengajar Matematika.

c. Manfaat bagi Sekolah

Penelitian tindakan kelas ini akan memberikan sumbangan

pemikiran dalam meningkatkan hasil belajar matematika.

d. Manfaat bagi Institusi

Hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai

referensi bagi mahasiswa lain untuk penulisan yang relevan dan

(25)

F. Definisi Operasional

1. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah

melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu

proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk

perubahan perilaku yang relative menetap. Dalam kegiatan instruksional,

biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam

belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau

tujuan instruksional. (Susanto, 2013: 5)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika

didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan

dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah

mengenai bilangan. (Abdul, 2009: 22)

Johnson dan Rising (1972) dalam bukunya menyatakan bahwa:

a) Matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan pembuktian

yang logis.

b) Matematika adalah pengetahuan tentang bentuk yang terorganisasi.

Sifat-sifat atau teori itu dibuat secara deduktif berdasarkan

unsur-unsur yang didefinisikan atau yang tidak didefinisikan, sifat-sifat

atau teori-teori yang sudah dibuktikan kebenarannya.

Sedangkan menurut James matematika adalah ilmu tentang logika

mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep yang saling berhubungan

(26)

Dalam mata pelajaran Matematika, ada materi operasi penjumlahan

dan pengurangan yang diajarkan mulai dari kelas 1. Pengertian dari

Penjumlahan adalah cara menemukan jumlah total dua bilangan atau

lebih, Tanda dari penjumlahan adalah ( + ). Sedangkan Pengurangan

adalah cara menemukan hasil kurang dari dua bilangan, yaitu bilangan

yang lebih besar dengan bilangan yang lebih kecil atau bilangan yang

lebih kecil dengan bilangan yang lebih besar, tanda dari pengurangan

adalah ( - ).

2. Metode Pembelajaran Permainan Ular Tangga

Metode Permainan adalah suatu metode pembelajaran di mana

suatu konsep disajikan dalam bentuk permainan sehingga siswa dapat

menemukan, menyerap, mancari struktur-struktur, mengkonstruksi

pola-pola dan menyelesaikan masalah melalui permainan. Yang dimaksud

permainan disini bukan sekedar permainan biasa, namun permainan

yang direncanakan oleh guru dan disesuaikan dengan indikator

pembelajaran, dan waktu pembelajaran. (Anitah, 2008: 9.45)

Permainan Ular Tangga adalah permainan yang dimainkan oleh

dua orang atau lebih dan tidak dapat dimainkan secara individu. Dalam

permainan ular tangga ada 3 komponen diantaranya papan ular tangga,

bidak, dan 2 buah dadu. Papan ular bisa dibuat oleh setiap orang, cara

pembuatannya tangga dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa

kotak digambar sejumlah tangga atau ular yang menghubungkannya

(27)

Metode pembelajaran permainan ular tangga adalah suatu metode

pembelajaran dalam bentuk permainan yang melibatkan beberapa orang

dan tidak dapat dimainkan secara individu. Di dalam permainan ular

tangga ada 3 komponen di dalamnya, yaitu papan permainan, bidak dan

dadu. Penggunaan metode permainan ular tangga bertujuan membantu

siswa dalam memahami konsep operasi penjumlahan dan pengurangan.

G. Metodologi Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini, rancangan yang ditetapkan oleh peneliti

adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kardiawarman

(dalam Pizaluddin, 2012: 6) Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa

inggris (Classroom Action Recearch) yang berarti, penelitian yang

dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang

diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut.

Menurut Suharsimi (dalam Paizaluddin, 2012: 7) secara lebih luas

penelitian tindakan kelas diartikan sebagai penelitian yang berorientasi

pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau

pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan

mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk

kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan

tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh

hasil yang lebih baik. Tindakan yang secara sengaja diberikan oleh guru

(28)

Konteks pekerjaan guru yang dilakukannya disebut Penelitian Tindakan

Kelas.

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti memilih menggunakan

penelitian tindakan kelas karena dapat meningkatkan mutu proses dan

mutu hasil pembelajaran di kelas. Selain itu dalam penelitian tindakan

kelas ini peneliti bekerja sama dengan guru kelas sebagai upaya

meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

1. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di MI Nurul Ihsan Kecamatan Mojosongo

Kabupaten Boyolali. Alasan peneliti melakukan penelitian di MI

Nurul Ihsan dikarenakan sebagian besar peserta didik masih

rendah kemampuan berhitungnya, selain itu nilai hasil belajar

matematika materi operasi penjumlahan dan pengurangan

beberapa siswa masih berada di bawah KKM.

b. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester I tahun ajaran

2016/2017. Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan

dari tanggal 18 Juni - 15 September 2016

c. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas I MI Nurul Ihsan

Kragilan Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali tahun

(29)

2. Langkah-langkah penelitian

Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui empat tahapan yang

harus dilakukan secara berulang-ulang yakni sebagai berikut :

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan persiapan

untuk merancang kegiatan pembelajaran Matematika materi

penjumlahan dan pengurangan dengan metode permainan ular

tangga. Adapun perencanaan tindakan penelitian sebelum

tindakan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Mengumpulkan data yang dibutuhkan, melalui kegiatan

wawancara, observasi, dan dokumentasi.

2) Merumuskan tujuan pembelajaran, untuk meningkatkan

hasil belajar siswa dalam materi operasi penjumlahan dan

pengurangan dengan menggunakan media permainan ular

tangga.

3) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

4) Mempersiapkan media pembelajaran

5) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa

6) Mempersiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru dalam

melaksanakan pembelajaran.

7) Mendesain pembelajaran pada siklus I dan II

(30)

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, guru melakukan

kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan. Dalam

pelaksanaan tindakan yang harus dilakukan adalah :

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Guru memotivasi siswa agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran.

3) Guru mulai melaksanakan proses pembelajaran matematika

materi operasi penjumlahan dan pengurangan.

4) Guru menggunakan media permainan ular tangga dalam

pembelajaran.

5) Guru mengoreksi hasil pembelajaran dan membahas

bersama siswa

6) Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan

kesimpulan atas apa yang telah dipelajari.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada proses pembelajaran dari

awal hingga akhir dengan menggunakan lembar observasi.

Pengamatan yang dilakukan adalah mengamati aktivitas siswa

(31)

d. Refleksi

Pada prinsipnya refleksi digunakan untuk menganalisis

hasil tingkat perubahan siswa sebelum dan sesudah melalui

tindakan. Kegiatan refleksi ini dapat diambil suatu langkah

tindak lanjut untuk melakukan tindakan perbaikan pada siklus

berikutnya. Bahan refleksi tersebut berdasarkan catatan lapangan.

Kegiatan pada siklus II pada dasarnya sama dengan kegiatan

pada siklus I, hanya saja perencanaan kegiatan berdasarkan hasil

refleksi dari kegiatan siklus I, sehingga lebih mengarah pada

perbaikan pada siklus sebelumnya. Berikut ini adalah gambaran

keempat langkah dalam PTK yang dikemukakan oleh (Arikunto,

(32)

Gambar 1. Bagan PTK menurut Suharsimi Arikunto 3. Instrument Penelitian

Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan oleh

peneliti untuk memperoleh data adalah sebagai berikut :

a. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru yang

melakukan kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa.

b. Butir-butir soal evaluasi yang berupa soal pre test dan post test. Refleksi

Refleksi

Perencanaan

SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS II

(33)

4. Tekhnik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitin ini

adalah:

a. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan

data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat

situasi penelitian. Peneliti melakukan pengamatan untuk melihat

seberapa jauh perkembangan tindakan yang telah dicapai.

b. Tes

Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam

penelitian. Tes adalah seperangkat rangsangan (stimul) yang

diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan

jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka

(Paizaluddin, 2014: 131). Dalam pembelajaran matematika

dengan menggunakan media permainan ular tangga, peneliti akan

menggunakan pre test, post test dan kuis.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk

mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan,

transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, legger,

(34)

5. Analisis data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan

pembelajaran perlu diadakan analisis data. Untuk menganalisis

tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan siswa setelah

proses belaja mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara

memberi evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu :

a. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas

tersebut, sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat

dirumuskan:

Keterangan:

X : Nilai rata-rata kelas

∑X : Jumlah nilai peserta didik

∑N : Jumlah peserta didik (Daryanto, 2011:191).

b. Untuk ketuntasan belajar

Menurut Depdikbud dalam (Daryanto, 2011: 191)

Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum

1994, yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai

skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar apabila di

(35)

atau sama dengan 65%. Untuk menghitung presentase ketuntasan

digunakan rumus sebagai berikut :

H. Sistematika Penulisan

Dari uraian diatas peneliti dapat memberikan gambaran penelitian

yang akan dilakukan, dalam sistematika di bawah ini:

1. Bagian Awal

Bagian awal dalam penulisan penelitian ini terdiri dari: halaman

sampul, lembar logo, halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan

keaslian tulisan, moto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,

daftar tabel , daftar gambar, dan lampiran.

2. Bagian Inti

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, hipotesis dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian,

definisi operasional, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Berisi tentang hasil belajar siswa yang mencakup definisi

belajar, prinsip-prinsip belajar, hasil belajar, faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar, evaluasi hasil belajar. Pembelajaran

Matematika di MI yang meliputi pengertian Matematika, tujuan

pembelajaran matematika di MI, materi operasi penjumlahan dan

(36)

definisi metode permainan, kelebihan dan kekurangan metode

permainan, pengertian permainan ular tangga, kelebihan dan

kekurangan metode permainan ular tangga.

BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN

Berisi tentang deskripsi lokasi dan pelaksanaan siklus I, dan

siklus II.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang hasil observasi pada tahap Siklus I dan Siklus

II

BAB V : PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran-saran.

3. Bagian Akhir

Pada bagian akhir terdiri dari :

(37)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar Matematika 1. Pengertian Hasil Belajar

Belajar adalah proses perubahan perilaku untuk memperoleh

pengetahuan, kemampuan, dan sesuatu hal baru serta diarahkan pada

suatu tujuan. Belajar juga merupakan proses berbuat melalui pengalaman

dengan melihat, mengamati dan memahami sesuatu yang dipelajari

(Khanifatul, 2012: 14). Menurut Gagne (dalam Dimyati, 2006: 10)

belajar merupakan kegiatan yang kompleks, hasil belajar berupa

kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan,

sikap dan nilai.

Winkel (dalam Basri, 2015: 17) belajar adalah suatu aktivitas

mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, katerampilan, dan sikap. Belajar adalah proses yang

memungkinkan timbulnya atau berubahnya tingkah laku sebagai hasil

terbentuknya respon utama, dengan syarat perubahan atau munculnya

perilaku baru itu bukan disebabkan kematangan dan perubahan

sementara karena suatu hal.

Manurut R. Gagne (dalam Susanto, 2013: 1) belajar dapat

(38)

perilakunya sebagai akibat pengalaman. Bagi Gagne, belajar dimaknai

sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Selain itu, Gagne juga

menekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya memperoleh

pengetahuan atau keterampilan melalui instruksi. Instruksi yang

dimaksud adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari seorang

pendidik atau guru.

Dari beberapa pengertian belajar diatas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa belajar secara umum adalah aktivitas yang dilakukan seseorang

dalam keadaan sadar untuk memperoleh pemahaman, konsep, dan

pengetahuan baru sehingga akan terjadi perubahan tingkah laku individu

sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pengertian belajar menurut beberapa ahli, dapat

dipahami tentang makna hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang

terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan

psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Selain itu Nawawi (dalan

Susanto, 2013: 5) menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan

sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam memperlajari materi pelajaran

di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes

mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

(39)

Menurut Gagne (dalam Rusman, 2012: 89) perubahan perilaku

yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk :

a. Informasi verbal, yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal,

baik secara tertulis maupun tulisan.

b. Kecakapan Intelektual, keterampilan individu dalam melakukan

interaksi dengan lingkungannnya dengan menggunakan

simbol-simbol.

c. Strategi Kognitif, kecakapan individu untuk melakukan pengendalian

dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya.

d. Sikap, hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk

memilih macam tindakan yang akan dilakukan.

e. Kecakapan motoric, ialah hasil belajar yang berupa kecakapan

pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.

Syah (dalam lilik, 2009: 20) menyatakan bahwa wujud hasil

belajar dapat dilihat adanya Sembilan wujud perubahan, yaitu :

a. Kebiasaan

Salah satu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan kebiasaan

dalam diri individu. Orang yang berhasil belajar akan mengurangi

kebiasaan-kebiasaan yang tidak diperlukan. Keberhasilan belajar

akan menjadikan seseorang berperilaku positif yang relative menetap

(40)

b. Keterampilan

Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf

dan otot yang bersifat motoric. Kegiatan ini membuthkan koordinasi

gerak yang teliti dan memerlukan kesadaran yang tinggi. Oleh sebab

itu, hasil belajar dapat dilihat tingkat keterampilan yang ada dalam

diri individu.

c. Pengamatan

Pengamatan dapat diartikan proses menerima, menafsirkan, dan

mengartikan rangsangan yang masuk melalui panca indera, terutama

mata dan telinga. Seseorang yang belajar akan menghasilkan

pengamatan yang objektif dan benar.

d. Berfikir asosiatif dan daya ingat

Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya mampu berpikir

asosiatf dan meningkatkan daya ingat. Berpikir asosiatif maksudnya

berpikir untuk menghubungkan seduatu dengan sesuatu yang

lainnya. Orang yang belajar akan memiliki daya ingat yang lebih

baik.

e. Berfikir rasional dan kritis

Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat berfikir rasional dan

kritis. Berpikir rasional berarti mampu menggunakan logika untuk

menentukan sebab dan akibat, menganalisis, menyimpulkan bahkan

(41)

f. Sikap

Sikap adalah kecenderungan yang bersifat relative menetap untuk

mereaksi terhadap suatu hal. Hasil belajar akan ditandai muncul

kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam menghadapi suatu

objek, tata nilai, peristiwa dan sebagainya.

g. Inhibisi

Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan kesanggupan individu

untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu dan

mampu memilih dan melakukan tindakan lain yang lebih baik. Hasil

belajar dapat dilihat adanya kesanggupan individu dalam melakukan

sesuatu secara baik.

h. Apresiasi

Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri individu yang

belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan untuk menilai dan

menghargai terhadap suatu objek tertentu.

i. Tingkah laku efektif

Orang belaja akan memiliki tingkah laku yang efektif. Tingkah laku

efektif ini dapt dilihat sebagai wujud dari hasil belajar. Maksudnya,

seseorang dikatakan berhasil belajar jika orang tersebut memiliki

tingkah laku yang efektif, yaitu tingkah laku yang memiliki manfaat.

Mengingat hasil belajar yang diharapkan dimiliki anak didik

(42)

pembelajaran, ada sejumlah indikator yang dapat dijadikan tolak ukur

keberhasilan belajar anak didik yaitu (Djamarah, 2000: 87) :

a. Anak didik menguasai bahan pengajaran yang telah dipelajarinya.

b. Anak didik menguasai tekhnik dan cara memperlajari bahan

pengajaran.

c. Waktu yang diperlukan untuk menguasai bhan pengajaran relative

lebih singkat.

d. Tekhnik dan cara belajar yang telah dikuasai dapat digunakan untuk

mempelajari bahan pengajaran lain yang serupa.

e. Anak didik dapat mempelajari bahan pengajaran lain secara sendiri.

f. Timbulnya motivasi intrinsic ( dorongan dari dalam diri anak didik )

untuk belajar lebih lanjut.

g. Tumbuh kebiasaan anak didik untuk selalu mempersiapkan diri dalam

menghadapi kegiatan di sekolah.

h. Anak didik terampil memecahkan masalah yang dihadapinya.

i. Tumbuh kebiasaan dan keterampilan membina kerja sama atau

hubungan social dengan orang lain.\

j. Kesediaan anak didik untuk menerima pandangan orang lain dan

memberikan pendapat atau komentar terhadap gagasan orang lain.

Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Wasliman (dalam

Susanto, 2013: 12) hasil belajar yang dicapai peserta didik merupakan

(43)

internal maupun eksternal. Uraian mengenai faktor internal dan eksternal

sebagai berikut :

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri

peserta didik yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor

internal ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi

belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan

kesehatan.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta

didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan

masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa. Keluarga yang morat marit keadaan ekonominya,

pertengakaran suami dan istri, perhatian yang kurang dari orang tua

terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang

baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam

hasil belajar peserta didik.

Clark dan Angkowo (dalam Musfiqon, 2012) mengungkapkan

bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan

siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Ini menunjukkan factor

internal lebih dominan dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.

Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran

(44)

pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar

yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Hamalik, 2014:

159).

Evaluasi hasil belajar menekankan kepada diperolehnya informasi

tentang seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran

yang ditetapkan. Evaluasi hasil belajar menetapkan baik buruknya hasil

dari kegiatan pembelajaran (Dimyati, 2006: 190). Tujuan utama evaluasi

hasil belajar adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai

oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana

tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai

berupa huruf, kata, atau symbol.

Penilaian hasil belajar adalah segala macam prosedur yang

digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai unjuk kerja

(performance) siswa atau seberapa jauh siswa dapat mencapai

tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Eveline dan Hartini,

2011:144).

Menurut (Hamalik, 2014: 160), evaluasi hasil belajar memiliki

tujuan-tujuan sebagai berikut :

a. Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam upaya

(45)

b. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina

kegiatan-kegiatan belajar siswa lebih lanjut, baik keseluruhan kelas

maupun masing-masing individu.

c. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui

kemampuan siswa, menetapkan kesulitan-kesulitannya dan

menyarankan kegiatan-kegiatan remedial (pebaikan).

d. Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk

mendorong motivasi belajar siswa dengan cara mengenal

kemajuannya sendiri dan merangsangnya untuk melakukan upaya

perbaikan.

e. Memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa,

sehingga guru dapat membantu perkembangannya menjadi warga

masyarakat dan pribadi yang berkualitas.

f. Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa memilih

sekolah, atau jabatan yang sesuai dengan keckapan,minat, dan

bakatnya.

Hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar pada akhirnya

difungsikan dan ditujukan untuk keperluan berikut ini (Dimyati, 2006:

200) :

a. Untuk diagnostik dan pengembangan, maksudnya adalah penggunaan

hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar sebagai dasar pendiagnosisan

(46)

pendiagnosisan inilah guru mengadakan pengembangan kegiatan

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Untuk seleksi, hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar seringkali

digunakan sebagai dasar untuk menentukan siswa-siswa yang paling

cocok untuk jenis jabatan atau jenis pendidikan tertentu.

c. Untuk kenaikan kelas, menentukan apakah seorang siswa dapat

dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau tidak. Berdasarkan hasil dari

kegiatan evaluasi hasil belajar siswa mengenai sejumlah isi pelajaran

yang telah disajikan dalam pembelajaran, guru dapat dengan mudah

membuat keputusan kenaikan kelas berdasarkan ketentuan yang

berlaku.

d. Untuk penempatan, agar siswa dapat berkembang sesuai dengan

tingkat kemampuan dan potensi yang dimilikinya, perlu dipikirkan

ketepatan penempatan siswa pada kelompok yang sesuai. Guru dapat

menggunakan hasil dari evaluasi hasil belajar sebagai dasar

pertimbangan.

Sebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat

keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, evaluasi

hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terkandung

dalam tujuan. Ranah-ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar

siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :

1) Ranah kognitif (pemahaman konsep), pemahaman menurut bloom

(47)

menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman

menurut Bloom adalah seberapa besar siswa mampu menerima,

menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru

kepada siswa. Tujuan ranah kognitif berhubungan dengan ingatan

atau pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi, serta

pengembangan keterampilan intelektual.

2) Ranah afektif (Sikap Siswa), menurut Sadirman (dalam Susanto,

2013:11) sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu

dengan cara, metode, pola, dan tekhnik tertentu terhadap dunia

sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek

tertentu. Tujuan dari ranah afektif berhubungan dengan hirarki

perhatian, sikap, penghargaan, nilai, perasaan, dan emosi.

3) Ranah psikomotorik (keterampilan proses), menurut Usman dan

Setiawati (dalam Susanto,2013:9) keterampilan proses merupakan

keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan

mental,fisik, dan social yang mendasar sebagai penggerak

kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Tujuan

ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan motoric,

manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf

(48)

2. Pengertian Matematika

Menurut James (dalam Ismunamto, 2011:6) matematika adalah

ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep yang

saling berhubungan satu dengan lainnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika

didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan

dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah

mengenai bilangan.

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat

meningkatkan kemampuan berfikir dan berargumentasi, memberikan

kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia

kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan tekhnologi (Susanto, 2013:185).

Menurut (Ibrahim dan Suparni, 2009:36) tujuan pembelajaran

matematika di sekolah dasar adalah sebagai berikut:

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara

luwes,akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, menjelaskan

(49)

3) Kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan

memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan

model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram atau

media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dam kehidupan

sehari-hari.

Operasi Penjumlahan dan Pengurangan

1) Penjumlahan bilangan sampai 20

a) Penggunaan symbol (+) dan (=)

Symbol (+) dibaca ditambah

Symbol (=) dibaca sama dengan

Contoh :

(50)

b) Penjumlahan dengan cara bersusun

Ketika mengerjakan operasi penjumlahan dengan cara bersusun,

nilai satuan dijumlahkan dengan nilai satuan sedangkan nilai

puluhan dijumlahkan dengan puluhan.

Contoh :

10 Gajah

1 Gajah

11 Gajah

2) Pengurangan bilangan sampai 20

a) Penggunaan simbol (-) dan ( =)

Simbol (-) dibaca dikurangi

Simbol (=) dibaca sama dengan

Contoh :

(51)

b)Pengurangan dengan cara bersusun

Contoh :

Dalam mengerjakan pengurangan dengan cara bersusun

nilai satuan – satuan, dan nilai puluhan – puluhan.

13 manggis

8 manggis

5 manggis

B. Metode Pembelajaran Permainan Ular Tangga 1. Pengertian Metode Permainan

Metode permainan adalah suatu metode pembelajaran dimana

suatu konsep disajikan dalam bentuk permainan, sehingga siswa dapat

menemukan, menyerap, mencari struktur-struktur, mengkonstruksi

pola-pola, dan menyelesaikan masalah melalui permainan. Yang dimaksud

permainan disini bukan sekedar permainan biasa namun permainan yang

direncanakan oleh guru yang disesuaikan dengan indikator

pembelajaran, dan waktu pembelajaran (Anitah, 2008: 9.45).

Dengan menggunakan permainan guru dapat mencapai

ranah-ranah tujuan pendidikan yang mengandung nilai-nilai matematika

(52)

a. Dalam aspek kognitif, yang dapat ditumbuhkan adalah meningkatkan

keterampilan pemahaman konsep, penanaman konsep, pemantapan

belajar fakta, meningkatkan kemampuan menemukan, memecahkan

masalah, merumuskan strategi untuk menang, menganalisis strategi,

konsep dan prinsip untuk bermain, serta mengevaluasi

konsep-konsep dan prinsip untuk bermain.

b. Dalam aspek afektif, dapat menimbulkan inisiatif individu, bekerja

sama dengan teman, menghormati pendapat orang lain,

menumbuhkan sportivitas yang tinggi dalam berkompetisi.

Menurut Mallory (dalam Basri, 2015:107) Melalui bermain,

anak memiliki kesempatan membangun dunianya untuk berinteraksi

dengan orang lain dalam lingkungan social, mengekspresikan dan

mengontrol emosinya, serta mengambangkan kecakapan simbolisnya.

Melalui bermain pula anak-anak memperoleh kesempatan untuk

mempraktikan keterampilan yang baru diperolehnya dan fungsi

kecakapan sosialnya. Kelebihan dan Kekurangan Metode Permainan :

1) Kelebihan penggunaan metode permainan

a) Sudah termuat sifat-sifat cara berfikir matematika, sehingga

secara langsung atau tidak langsung kita telah menanamkan dasar

matematika.

b) Menarik perhatian anak sehingga suasana kelas menjadi hidup.

(53)

2) Kelemahan penggunaan metode permainan (Anitah, 2008:9.47):

a) Menyebabkan proses belajar menjadi lambat.

b) Tidak semua topic dapat disajikan dalam bentuk permainan.

c) Jika tidak direncanakan dengan seksama siswa akan

bermain-main seenaknya.

d) Guru hanya dapat mengawasi kelas yang siswanya sedikit,

karena guru harus memperhatikan individu.

e) Jika kelas ramai dapat mengganggu kelas lain.

2. Permainan Ular Tangga

Permainan ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak

yang dimainkan secara berkelompok. Dalam permainan ular tangga ada

3 komponen diantaranya papan ular tangga, bidak, dan dadu. Ciri khas

yang tidak pernah berubah adalah kehadiran ular dan tangga dalam

gambar/papan permainan. Giliran bermain dan jumlah langkah yang

akan dimainkan ditentukan menggunakan lemparan dadu.

Permainan ular tangga dapat membuat kegiatan belajar menjadi

menarik, membuat suasana lingkungan belajar menjadi menyenangkan,

segar, hidup, santai. Namun tetap serius sehingga dapat mengatasi

kejenuhan dalam belajar. Semua siswa terlibat dalam permainan ular

tangga ini, hal ini dikarenakan permainan ular tangga terdapat

aturan-aturan yang mengharuskan pemain (siswa) untuk ikut aktif dalam

(54)

Penggunaan permainan ular tangga bertujuan membuat siswa

berada pada suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran, karena

dalam pembelajaran menggunakan ular tangga siswa dapat belajar

sambil bermain. Sehingga siswa menjadi termotivasi untuk aktif saat

belajar yang nantinya berpengaruh dalam hasil belajar siswa.

Keunggulan permainan ular tangga antara lain menjadikan

suasana pembelajaran menjadi menyenangkan, lebih merangsang siswa

dalam melakukan aktivitas secara individu maupun berkelompok, dapat

mengembangkan kreatifitas belajar siswa. Selain itu pembelajaran

matematika menggunakan metode permainan ular tangga memiliki

beberapa manfaat, diantaranya pemahaman siswa terhadap materi yang

diajarkan menjadi lebih mudah, siswa belajar bekerjasama dan bersabar

dalam menunggu giliran, merangsang anak mengingat aturan permainan.

Sedangkan kekurangan dari penggunaan metode pembelajaran

permainan ular tangga diantaranya memakan waktu lama dalam

pembelajaran, pengkondisian kelas ketika permainan telah selesai.

Pelaksanaan permainan ular tangga harus melalui beberapa tahap

yang meliputi :

a. Pesiapan

Sebelum melakukan permainan ular tangga, hal-hal yang harus

dipersiapkan antara lain:

1) Mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk bermain seperti

(55)

Gambar 3. Papan Permainan Ular Tangga

2) Membuat soal yang berkaitan dengan permainan ular tangga

berupa penjumlahan dan pengurangan. Soal-soal tesebut harus

dikerjakan secara kelompok.

b. Pelaksanaan

1) Persiapan permainan

Guru menjelaskan aturan bermain ular tangga, serta membagikan

papan permainan dan alat-alat yang digunakan untuk bermain

kepada masing-masing kelompok.

2) Pemulaan

Sebelum permainan dimulai para siswa hom pim pah untuk

mengetahui siapa yang harus bermain terlebih dahulu. Permainan

dimulai dari kotak START, guru menyuruh siswa menata bidak

mereka di samping lembar ular tangga. Pemain pertama diberi

kesempatan untuk mengocok dan menjatuhkan dadu, kemudian

menjalankan bidak sesuai dengan angka dadu menuju

(56)

tiap-tiap kotak. Secara bergantian para siswa bermain sesuai urutan

yang telah mereka ketahui.

3) Penghargaan Kelompok

Penghargaan ini diberikan kepada kelompok yang terlebih dahulu

menyelesaikan permainan hingga kotak FINISH. Penghargaan

diberikan agar dapat memotivasi siswa menjadi lebih aktif dalam

mengikuti pelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Hubungan Hasil Belajar Matematika dengan Metode Pembelajaran Permainan Ular Tangga

Metode pembelajaran permainan ular tangga diharapkan dapat

membantu siswa kelas 1 agar lebih mudah dalam memahami konsep

penjumlahan dan pengurangan. Selain itu pembelajaran menggunakan

permainan ular tangga dapat menjadi model nyata dalam pemecahan operasi

penjumlahan dan pengurangan, dengan begitu akan lebih menarik bagi siswa

karena mereka dapat melakukan aktivitas matematika dan membuat semua

siswa akan aktif dalam aktivitas belajar.

Penggunaan metode pembelajaran permainan ular tangga dalam

penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika

materi penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas1 MI Nurul Ihsan

Kragilan. Selain itu juga dapat menjadi inovasi pembelajaran yang menarik

(57)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Nurul Ihsan

1. Identitas Sekolah dan Letak Geografis a. Identitas MI Nurul Ihsan

1) Nama Sekolah : MI Nurul Ihsan

2) No Statistik Sekolah : 113220906036

3) Akreditasi Sekolah : B

4) Alamat Sekolah : Jetis Kragilan Mojosongo Boyolali

5) NPSN Sekolah : 20208683

6) Kepala Sekolah : Mujoko, S.Pd.

b. Letak Geografis

MI Nurul Ihsan berlokasi di dusun Jetis, Desa Kragilan,

Kecamatan Mojosongo, Kanbupaten Boyolali. Adapun

batas-batasannya sebagai berikut :

1) Sebelah Utara : Sawah

2) Sebelah Selatan : RA Nurul Ihsan

3) Sebelah Barat : Rumah Penduduk

(58)

2. Visi dan Misi a. Visi Sekolah

“Terbentuknya Insan/Manusia yang Beriman dan Bertaqwa,

Mempunyai Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi, Berakhlaq Mulia,

Sehat Jasmani dan Rohani, Mandiri dan Bertanggung Jawab”.

b. Misi Sekolah

Misi MI Nurul Ihsan Kragilan Mojosongo Boyolali yaitu sebagai

berikut :

1) Menanamkan keimanan dan ketaqwaan.

2) Mencerdaskan anak.

3) Berakhlak kharimah ( mulia ) dan Santun.

4) Menanamkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

5) Mengembangkan kesehatan jasmani dan rokhani.

6) Menanamkan sikap mandiri dan bertanggung jawab.

3. Daftar Guru dan Karyawan

Guru atau tenaga pendidik MI Nurul Ihsan Kragilan

Mojosongo Boyolali sebanyak 12 orang, termasuk kepala sekolah,

staff TU. Untuk lebih jelasnya tentang keadaan pengajar dan staff

lainnya yang ada di MI Nurul Ihsan dapat di lihat dari tabel sebagai

(59)

Tabel 3.1 Daftar Guru dan Karyawan MI Nurul Ihsan

No Nama L/P Jabatan

1 Mujoko, S.Pd L Kepala Sekolah

2 Laila Nur Hidayati P Kepala TU

3 Annisa Ika Cahyani, S.Pd P WK.Kurikulum

4. Haryanti S.R, S.Pd.I P Guru

5 Yazid Alfan, S.Pd.I L Guru

6 Hanik Ernawati, S.Pd P Guru

7 Siti Mudrikah, S.Pd P Guru

8 Siti Qodriyah, S.Ag P Guru

9 Ibnu Ridlo, S.Pd.I L Guru

10 Catur Eny Rismawati, S.Pd P Guru

11 Muh. Jamaluddin M, S.Pd.I L Guru

12 Fajar Kurniawan, S.Pd L Guru

4. Kurikulum Pembelajaran

Kurikulum yang digunakan oleh MI Nurul Ihsan adalah

Kutikulum KTSP (Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan), yang

memuat jenis-jenis mata pelajaran umum dan muatan local yang

(60)

a. Mata Pelajaran Umum

Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan,Ilmu

Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, PEndidikan Jasmani

dan Rokhani, Seni Budaya dan Keterampilan.

b. Muatan Lokal

Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa

c. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam

pelajaran yang bertujuan mengembangkan bakat dan minat siswa

sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing masing siswa.

Ekstrakurikuler yang ada di MI Nurul Ihsan meliputi Wushu,

Pramuka, Sepak Bola, Komputer.

B. Subyek Penelitian dan Karakteristik Siswa kelas I MI Nurul Ihsan Subyek yang diteliti adalah siswa kelas 1 MI Nurul Ihsan berjumlah

27 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan yang pada

tahun 2016/2017 tercatat sebagai siswa kelas 1 MI Nurul Ihsan Kragilan

Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Untuk lebih jelasnya dapat

(61)

Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas 1 MI Nurul Ihsan

5. 3236 Arshallvin Gibran Atthariq Laki-laki

6. 3237 Aurel Miftachul Jannah Perempuan

7. 3238 Azreen Az Zahra Syuhada Perempuan

8. 3239 Azzam Putra Ramadhan Laki-laki

9. 3240 Bahrain Qolbi Al Abror Laki-laki 10. 3241 Desvita Eka Triyuniasari Perempuan

11. 3242 Dinda Sukma Rahmadhani Perempuan

12. 3243 Fadhil Arva Pratista Laki-laki

13. 3244 Fathun Munifatul Fa’izah Perempuan

14. 3245 Fitri Rahmawati Perempuan

17. 3248 Maryam Al Muntadzoroh Perempuan

18. 3249 Mukti Mahardeka Laki-laki

19. 3250 Nuria Junita Hakim Perempuan 20. 3251 Qurrota A’yuni Perempuan

21. 3252 Rafka Alif Hamdani Laki-laki

22. 3253 Razita Mila Laura Perempuan

(62)

24. 3255 Rivan Arba’im Laki-laki

25. 3256 Rizqon Ali Muataghfirin Laki-laki 26. 3257 Vina Aulia Anggraeni Perempuan

27. 3258 Wiwik Setyawati Perempuan

C. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016, dengan

subyek penelitian siswa kelas 1 MI Nurul Ihsan Kragilan Kecamatan

Mojosongo Kabupaten Boyolali. Berikut ini rincian pelaksanaan

penelitian:

1. Kegiatan Observasi dilaksanakan pada hari Rabu, 20 Juli 2016.

2. Kegiatan Siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 22 Agustus 2016.

3. Kegiatan Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Agustus 2016.

a. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Siklus I dilaksanakan semester 1, pada hari Senin 22

Agustus 2016 jam (07.30-09.20) selama 3 jam pelajaran.

Pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari empat tahapan, yaitu

dengan Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut :

1) Perencanaan

a) Merencanakan proses pembelajaraan dengan menggunakan

Metode Permainan ular tangga pada mata pelajaran

Matematika kelas 1 materi Operasi Penjumlahan dan

(63)

b) Menentukan waktu pelaksanaan penelitian siklus I yaitu

pada tanggal 22 Agustus 2016.

c) Mempersiapkan materi yang akan diajarkan pada siklus I.

d) Membuat RPP Siklus I.

e) Membuat lembar observasi pengamatan guru dan siswa

untuk mengumpulkan data.

f) Membuat lembar soal pre test dan post test untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

g) Menyiapkan media yang digunakan untuk bermainan ular

tangga.

2) Pelaksanaan

1. Kegiatan Awal (10 menit)

a) Guru mengucapkan salam.

b) Guru bersama siswa berdo’a dengan khidmad.

c) Guru menyapa siswa dengan menanyakan kabar siswa.

d) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, dan

posisi tempat duduk siswa.

e) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya materi

sebelumnya yang telah dipelajari oleh siswa.

f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

g) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan

(64)

2. Kegiatan Inti (50 menit)

Eksplorasi :

a) Guru menyampaikan materi tentang symbol-simbol

yang ada pada materi penjumlahan dan pengurangan.

b) Guru menyampaiakan materi tentang cara

menerjemahkan bentuk penjumlahan dan pengurangan

sampai 20 ke dalam kalimat sehari-hari.

c) Guru bertanya jawab mengenai materi penjumlahan dan

pengurangan yang telah disampaikan.

Elaborasi :

a) Guru menginstruksikan siswa untuk membentuk

kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa dalam 1

kelompok.

b) Guru menjelaskan aturan permainan ular tangga.

c) Guru membagikan papan permainan ular tangga beserta

alat yang digunakan untuk bermain pada

masing-masing kelompok.

d) Guru membagikan kertas yang berisi soal penjumlahan

dan pengurangan dalam bentuk kalimat.

e) Guru menyuruh siswa mengerjakan soal tersebut secara

berkelompok.

f) Guru menyuruh siswa mengumpulkan soal yang telah

(65)

Konfirmasi :

a) Guru bertanya jawab tentang materi yang telah

disampaikan.

b) Guru membagikan lembar evaluasi kepada

masing-masing siswa.

c) Guru memberi instruksi kepada siswa untuk

mengerjakan soal yang telah diberikan.

d) Guru menyuruh siswa mengumpulkan lambar soal yang

telah mereka kerjakan.

3. Kegiatan Akhir (10 menit)

a) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi

penjumlahan dan pengurangan.

b) Guru menyampaikan kesimpulan pembelajaran materi

yang telah dipelajari.

c) Guru menutup pembelajarann dan menyuruh siswa

mempelajari materi pertemuan berikutnya.

d) Guru menutup pembelajaran dengan do’a.

3) Observasi / Pengamatan

Pada tahap observasi peneliti melakukan pengamatan

terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung,

diantaranya :

1) Mengamati sikap dan tingkah laku siswa ketika mengikuti

(66)

permainan ular tangga dengan menggunakan lembar

observasi yang telah disiapkan.

2) Mengamati guru ketika mengajar matematika dengan

menerapkan metode permainan ular tangga pada saat

pembelajaran matematika berlangsung. Peneliti mengamati

dengan menggunakan lembar observasi yang telah

disiapkan.

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap

guru kelas 1 Ibu Haryanti Sri Rejeki dan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung pada siklus I dapat diamati melalui

(67)

Tabel 3.3 Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus I No Aspek yang diamati Pengamatan

guru

satu per satu siswa 5. Guru

mempersilahkan siswa mengeluarkan alat tulis dan buku

(68)
(69)

karena suara guru

5. Guru menyuruh siswa mengerjakan soal

(70)

kepada

(71)

Keterangan :

Pada tahap refleksi pelaksanaan siklus I peneliti

menemukan beberapa kekurangan dalam kegiatan

pembelajaran, peneliti juga akan memberikan upaya perbaikan

Tabel 3.4 Kekurangan dan Upaya Perbaikan Siklus I

No Kekurangan Upaya Perbaikan

1. Guru kurang mampu memotivasi

siswa ketika pembelajaran

Peneliti memberi masukan

kepada guru ketika

pembelajaran telah usai.

2. Suara guru kurang keras dalam

menyampaikan materi pembelajaran

Peneliti memberitahu guru

ketika guru menyampaikan

materi, suaranya kurang

keras.

3. Ketika pembelajaran berlangsung

sebagian siswa tidak mendengarkan

dan memperhatikan penjelasan guru

Peneliti memberi masukan

kepada guru, agar menegur

siswa yang tidak

Gambar

Gambar 1. Bagan PTK menurut Suharsimi Arikunto
Gambar 2.  Operasi Penjumlahan
Gambar 3. Operasi Pengurangan
Gambar 3. Papan Permainan Ular Tangga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, maksud dari judul penelitian ini adalah ingin melihat apakah penggunaan alat peraga kartu bilangan untuk menyampaikan materi operasi hitung penjumlahan

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu sebagai berikut: (1) penggunaan media permainan ular tangga diadakan untuk

Berdasarkan rumusan masalah maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media permainan ular tangga modifikasi berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan

Pengembangan Media pembelajaran Permainan Ular Tangga Matematika Berdasar Teori Dienes pada Mata Pelajaran. Matematika Kelas

Pada penelitian pengembangan alat permainan edukatif Wayang Ular Tangga (Walarta) untuk pengenalan nilai-nilai karakter yang berperan sebagai ahli materi pada

Melalui tahapan ADDIE maka hasil penelitian ini adalah diperoleh permainan ular tangga berbasis komputer pada materi perpangkatan dan bentuk akar yang (1) valid

Simpulan dan Saran Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan multimedia interaktif berbasis permainan Ular Tangga Snakes and Ladders Game dan penerapan model VAK dalam

Media pembelajaran matematika berupa permainan edukasi ular tangga pada materi geometri bidang datar efektif jika digunakan untuk pembelajaran matematika karena siswa lebih tertarik dan