i
I MI NURUL IHSAN KRAGILAN, KECAMATAN MOJOSONGO, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
ZHENDY KUSUMAWARDANI NIM : 115-12-025
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
iii
I MI NURUL IHSAN KRAGILAN, KECAMATAN MOJOSONGO, KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
ZHENDY KUSUMAWARDANI NIM : 115-12-025
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
vii
Optimis, karena hidup terus mengalir dan kehidupan terus berputar
Bersabar, Berusaha dan Bersyukur
Bersabar dalam berusaha,
Berusaha dengan tekun dan Pantang Menyerah
Bersyukur atas apa yang telah didapatkan
viii
1. Kedua orangtua, Bapak Ony Pujianto dan Ibu Sarwati kupersembahkan
karya kecilku ini sebagai wujud ucapan terimakasihku yang tiada
terhingga.
2. Saudara laki-lakiku Fauzaan Ihza Krisna Sandy.
3. Sahabat-sahabatku tercinta Agung Hermawan, Fitria Nur Afdlila,
Khariroh, Auliadina Fillah, Istiana Tusuniyah yang selalu memberi
dukungan semangat padaku dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Buat sepupuku Ikka Nurhastuti, Arina Aulia Arantika, Rossy Andini yang
selalu memberi support.
5. Dosen Pembimbingku, Pak Suwardi yang selalu sabar dalam
membimbing dan memberi semangat sampai terselesainya skripsi.
6. Bapak Mujoko S.Pd selaku kepala MI Nurul Ihsan dan ibu Haryanti selaku
wali kelas 1 MI Nurul Ihsan Kragilan yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi.
7. Teman-teman PGMI angkatan 2012.
8. Teman-teman KKN khususnya posko 1 (Selvi, Aim, Mahmud, Thengku,
x
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi
Penjumlahan dan Pengurangan dengan Menggunakan Metode Permainan Ular
Tangga Pada Siswa Kelas 1 MI Nurul Ihsan Kragilan Kecamatan Mojosongo
Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2016/2017”.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini
tidak akan mungkin terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga dan Pembimbing Skripsi yang telah membimbing dengan sabar,
memotivasi, dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
4. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu selama
perkuliahan, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan
layanan serta bantuan kepada penulis.
5. Bapak Mujoko, S.Pd selaku Kepala Sekolah MI Nurul Ihsan Kragilan yang
telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di MI Nurul Ihsan
xi
mendidik dan memberikan semangat kepada penulis.
8. Sahabat-sahabatku tercinta Agung Hermawan, Fitria Nur Afdlila, Khariroh,
Auliadina Fillah, Istiana Tusuniyah yang selalu memberi dukungan semangat
padaku dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-Teman PGMI angkatan 2012.
10.Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya sehingga
penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan banyak
terimakasih. Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak
kekurangan baik dalam hal isi maupun metodologi. Kritik dan saran yang
sifatnya membangun penulis harapkan bagi kesempurnaan penulisan dimasa
yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi para pembaca. Amin.
Salatiga, 13 September 2016
Penulis
xii
Menggunakan Metode Permainan Ular Tangga Pada Siswa Kelas 1 MI Nurul Ihsan Kragilan Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Suwardi, M. Pd.
Kata Kunci: metode permainan ular tangga dan hasil belajar matematika
Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasil belajar siswa di MI Nurul Ihsan Kragilan pada saat pembelajaran Matematika. Hal ini terbukti dari hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap guru kelas 1 yang mengatakan hasil belajar matematika beberapa siswa masih berada di bawah KKM.Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya penggunaan metode-metode lain yang digunakan guru saat pembelajaran. Rumusan masalah yang dikaji adalah apakah penerapan metode pembelajaran permainan ular tangga dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi Operasi Penjumlahan dan Pengurangan pada siswa kelas 1 MI Nurul Ihsan Kragilan Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2016/2017?
Penelitian ini, menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan sebanyak 2 siklus. Tiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari: (1) Planning, untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran, dan membuat instrument penelitian lainnya, (2) Acting,
melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran Matematika matei operasi penjumlahan dan pengurangan (3) Observing, pengambilan data tentang hasil melalui metode pengumpulan data, instrument pengumpulan data dan lembar pengamatan, (4) Reflecting, menganalisis data hasil pengamatan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 MI Nurul Ihsan Kragilan Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali yang berjumlah 27 siswa, terdiri dari laki-laki 10 siswa dan 17 siswa perempuan.
xiii
JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN... viii
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRAK ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhsilan ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Definisi Operasional ... 8
G. Metodologi Penelitian ... 10
H. Sistematika Penulisan ... 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Matematika ... 20
xiv
A. Gambaran Umum MI Nurul Ihsan ... 40 B. Subyek Penelitian dan Karakteristik siswa ... 43 C. Pelaksanaan Penelitian ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 64 B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 72 B. Saran ... 72
xv
Tabel 3.3 Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus I ... 50
Tabel 3.4 Kekurangan dan Upaya Perbaikan Siklus I... 55
Tabel 3.5 Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II ... 60
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 67
Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 70
Tabel 4.3 Nilai Hasil Belajar Semua Siklus ... 73
xvi
Gambar 3. Operasi Pengurangan ... 33
xvii
Lampiran 3. Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus I ... 87
Lampiran 4. Lembar Evaluasi Siklus I ... 91
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 93
Lampiran 6. Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus II ... 101
Lampiran 7. Lembar Evaluasi Siklus II ... 104
Lampiran 8. Nilai Siswa Siklus I ... 106
Lampiran 9. Nilai Siswa Siklus II ... 109
Lampiran 11. Surat Keterangan Penelitian di MI Nurul ihsan ... 111
Lampiran 11. Surat Pembimbing Skripsi ... 112
Lampiran 12. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 113
Lampiran 10. Foto Kegiatan Pembelajaran ... 114
Lampiran 14. Daftar Nilai SKK ... 120
Lampiran 16. Lembar Konsultasi Skripsi ... 126
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang MasalahBelajar adalah proses perubahan perilaku untuk memperoleh
pengetahuan, kemampuan, dan suatu hal baru serta diarahkan pada suatu
tujuan. Belajar juga merupakan proses berbuat melalui berbagai pengalaman
dengan melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari. Dalam
dunia pendidikan, peserta didik yang melakukan proses belajar tidak
melakukannnya secara individu, tetapi ada beberapa komponen yang
terlibat, seperti pendidik atau guru, media dan strategi pembelajaran,
kurikulum dan sumber belajar. Dari kata belajar itulah kemudian lahir kata
pembelajaran.
Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun
2003, Bab 1 ayat 20 menyebutkan “Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar”. Pembelajaran adalah suatu system yang terdiri dari berbagai
komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen
tersebut meliputi tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen
pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan
menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Dalam permendiknas Nomor 22 Tahun
2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, mata
pelajaran Matematika perlu diberikan kepada peserta didik mulai dari
sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir
logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuasn memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan
kompetitif.
Dewasa ini, kenyataan yang ada dilapangan menunjukkan tidak semua
orang dapat menerima matematika, bagi kalangan tertentu matematika
adalah ilmu yang sangat menarik untuk dipelajari. Namun, kalangan lain
mungkin berpendapat bahwa matematika tidak cukup menarik untuk
dipelajari. Menarik atau tidak menarik, suka atau tidak suka, sulit atau
tidaknya itu tergantung dari cara pandang kita. Hingga saat ini matematika
dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan dan penambah beban belajar,
karena pengalaman tidak menyenangkan sebagian orang ketika belajar
matematika. Alhasil pengalaman itu telah ditularkan pada orang lain dan
membuat orang yang akan belajar matematika juga mempunyai pandangan
matematika itu sulit. Padahal pelajaran matematika adalah pelajaran dasar
Untuk mempelajari mata pelajaran tersebut peserta didik harus mempunyai
kemampuan dasar mengoperasikan penjumlahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagian
Dalam kegiatan belajar mengajar siswa berperan sebagai subjek dan
objek dari kegiatan pembelajaran. Tercapai atau tidak tercapainya tujuan
pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa setelah
proses pembelajaran berakhir. Apabila seorang guru ingin mengajarkan
matematika kepada siswa, guru harus memperhatikan metode yang akan
digunakan. Pembelajaran menyenangkan dapat diciptakan melalui
penerapan berbagai metode pembelajaran yang tepat, sesuai dengan materi
yang diajarkan dan kebutuhan peserta didiknya. Sehingga sasaran yang
diharapkan bisa tercapai dan terlaksana dengan baik.
Pertimbangan pokok dalam menentukan metode pembelajaran terletak
pada efektivitas proses pembelajaran. Metode pembelajaran menekankan
pada proses belajar siswa secara aktif dalam upaya memperoleh kemampuan
hasil belajar. Metode pembelajaran yang dipilih menghindari upaya
penuangan ide kepada siswa. Guru seharusnya memikirkan cara (metode)
yang membuat siswa dapat belajar secara optimal. Dalam arti sesuai dengan
tingkat kemampuan masing-masing siswa. Belajar secara optimal dapat
dicapai jika siswa aktif dibawah bimbingan guru yang aktif pula (Basri,
2015:97). Dari paparan penentuan metode pembelajaran matematika,
Fakta menunjukkan bahwa sinyal otak dan urat saraf otak pada anak
berkembang saat mereka bermain. Bermain juga dapat dijadikan sebagai
salah satu jalan untuk merangsang minat mereka agar senang berhitung.
Bermain akan membantu meningkatkan kemampuan memori otak dan
pemahamannya. Untuk memperkenalkan matematika pada anak, tidak harus
dilakukan dengan susah. Kita hanya perlu menciptakan permainan
matematis yang dapat menjadikan anak merasa senang melakukannya.
Salah satu pokok bahasan pelajaran matematika kelas I semester 1
adalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Berdasarkan hasil
wawancara yang peneliti lakukan dengan wali kelas I MI Nurul Ihsan
Kragilan Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali KKM ( Kriteria
Ketuntasan Minimum) mata pelajaan matematika 65. Dari wawancara yang
dilakukan terhadap guru ditemukan suatu permasalahan, sebagian besar
peserta didik masih rendah kemampuan berhitungnya, terutama kemampuan
berhitung penjumlahan dan pengurangan. Selain itu siswa kadang bermain
dan berjalan-jalan di kelas ketika pembelajaran sedang berlangsung.
Melihat permasalahan yang ada di MI Nurul Ihsan Kragilan pada mata
pelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan, peneliti
menawarkan solusi kepada guru untuk mengatasi permasalahan yang ada
dengan menggunakan metode permainan ular tangga. Peneliti menawarkan
metode ular tangga sebagai solusi dikarenakan metode permainan ular
tangga ada kaitannya dengan materi operasi penjumlahan dan pengurangan.
tangganya, siswa tersebut harus naik. Sedangkan ketika bidak siswa berhenti
pada kotak yang ada ekor ularnya, siswa itu harus menjalankannya turun.
Dengan begitu ketika bidak siswa naik berarti terjadi operasi penjumlahan,
sebaliknya ketika bidak siswa turun berarti terjadi operasi pengurangan.
Berdasarkan paparan permasalahan latar belakang diatas, penulis
bermaksud membuat penelitian tindakan kelas dengan judul :
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN ULAR
TANGGA PADA SISWA KELAS I MI NURUL IHSAN KRAGILAN
KECAMATAN MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN
PELAJARAN 2016/2017.
B. Rumusan Masalah
Apakah penerapan metode pembelajaran permainan ular tangga
dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi Operasi Penjumlahan
dan Pengurangan pada siswa kelas I MI Nurul Ihsan Kragilan Kecamatan
Mojosongo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode pembelajaran permainan ular tangga materi
penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I MI Nurul Ihsan Kragilan
D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan
Penggunaan metode pembelajaran permainan ular tangga dapat
meningkatkan Hasil Belajar Matematika materi Operasi Penjumlahan
dan Pengurangan pada siswa kelas I MI Nurul Ihsan Kragilan
Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017.
2. Indikator Keberhasilan
Penggunaan metode pembelajaran permainan ular tangga dalam
penelitian tindakan kelas ini dikatakan efektif apabila tujuan belajar yang
telah ditetapkan oleh guru dapat tercapai. Adapun keberhasilan
penerapan metode pembelajaran ini adalah siswa kelas I memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh pihak
sekolah 65.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat
baik bersifat teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan
sumbangan kepada perkembangan ilmu pengetahuan terutama yang
berhubungan dengan Matematika dan dalam dunia pendidikan.
b. Penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan penelitian tindakan kelas
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
1) Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat meningkatkan hasil
belajar siswa materi operasi penjumlahan dan pengurangan.
2) Siswa memperoleh pengalaman baru cara belajar matematika
yang efektif, efisien, dan menyenangkan serta membuat siswa
mudah memahami materi yang dipelajari.
b. Manfaat bagi guru
1) Melalui penelitian tindakan kelas ini, guru dapat melakukan
inovasi dan implementasi metode permainan yang
menyenangkan dalam pembelajaran matematika materi
Operasi Penjumlahan dan Pengurangan.
2) Penelitian ini dapat digunakan sebagai saran dan masukan
bagi guru, bahwa media pembelajaran permainan ular tangga
dapat digunakan sebagai inovasi dalam kegiatan belajar
mengajar Matematika.
c. Manfaat bagi Sekolah
Penelitian tindakan kelas ini akan memberikan sumbangan
pemikiran dalam meningkatkan hasil belajar matematika.
d. Manfaat bagi Institusi
Hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai
referensi bagi mahasiswa lain untuk penulisan yang relevan dan
F. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu
proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
perubahan perilaku yang relative menetap. Dalam kegiatan instruksional,
biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam
belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau
tujuan instruksional. (Susanto, 2013: 5)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika
didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan
dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah
mengenai bilangan. (Abdul, 2009: 22)
Johnson dan Rising (1972) dalam bukunya menyatakan bahwa:
a) Matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan pembuktian
yang logis.
b) Matematika adalah pengetahuan tentang bentuk yang terorganisasi.
Sifat-sifat atau teori itu dibuat secara deduktif berdasarkan
unsur-unsur yang didefinisikan atau yang tidak didefinisikan, sifat-sifat
atau teori-teori yang sudah dibuktikan kebenarannya.
Sedangkan menurut James matematika adalah ilmu tentang logika
mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep yang saling berhubungan
Dalam mata pelajaran Matematika, ada materi operasi penjumlahan
dan pengurangan yang diajarkan mulai dari kelas 1. Pengertian dari
Penjumlahan adalah cara menemukan jumlah total dua bilangan atau
lebih, Tanda dari penjumlahan adalah ( + ). Sedangkan Pengurangan
adalah cara menemukan hasil kurang dari dua bilangan, yaitu bilangan
yang lebih besar dengan bilangan yang lebih kecil atau bilangan yang
lebih kecil dengan bilangan yang lebih besar, tanda dari pengurangan
adalah ( - ).
2. Metode Pembelajaran Permainan Ular Tangga
Metode Permainan adalah suatu metode pembelajaran di mana
suatu konsep disajikan dalam bentuk permainan sehingga siswa dapat
menemukan, menyerap, mancari struktur-struktur, mengkonstruksi
pola-pola dan menyelesaikan masalah melalui permainan. Yang dimaksud
permainan disini bukan sekedar permainan biasa, namun permainan
yang direncanakan oleh guru dan disesuaikan dengan indikator
pembelajaran, dan waktu pembelajaran. (Anitah, 2008: 9.45)
Permainan Ular Tangga adalah permainan yang dimainkan oleh
dua orang atau lebih dan tidak dapat dimainkan secara individu. Dalam
permainan ular tangga ada 3 komponen diantaranya papan ular tangga,
bidak, dan 2 buah dadu. Papan ular bisa dibuat oleh setiap orang, cara
pembuatannya tangga dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa
kotak digambar sejumlah tangga atau ular yang menghubungkannya
Metode pembelajaran permainan ular tangga adalah suatu metode
pembelajaran dalam bentuk permainan yang melibatkan beberapa orang
dan tidak dapat dimainkan secara individu. Di dalam permainan ular
tangga ada 3 komponen di dalamnya, yaitu papan permainan, bidak dan
dadu. Penggunaan metode permainan ular tangga bertujuan membantu
siswa dalam memahami konsep operasi penjumlahan dan pengurangan.
G. Metodologi Penelitian 1. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, rancangan yang ditetapkan oleh peneliti
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kardiawarman
(dalam Pizaluddin, 2012: 6) Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa
inggris (Classroom Action Recearch) yang berarti, penelitian yang
dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang
diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut.
Menurut Suharsimi (dalam Paizaluddin, 2012: 7) secara lebih luas
penelitian tindakan kelas diartikan sebagai penelitian yang berorientasi
pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau
pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan
mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk
kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan
tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh
hasil yang lebih baik. Tindakan yang secara sengaja diberikan oleh guru
Konteks pekerjaan guru yang dilakukannya disebut Penelitian Tindakan
Kelas.
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti memilih menggunakan
penelitian tindakan kelas karena dapat meningkatkan mutu proses dan
mutu hasil pembelajaran di kelas. Selain itu dalam penelitian tindakan
kelas ini peneliti bekerja sama dengan guru kelas sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
1. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di MI Nurul Ihsan Kecamatan Mojosongo
Kabupaten Boyolali. Alasan peneliti melakukan penelitian di MI
Nurul Ihsan dikarenakan sebagian besar peserta didik masih
rendah kemampuan berhitungnya, selain itu nilai hasil belajar
matematika materi operasi penjumlahan dan pengurangan
beberapa siswa masih berada di bawah KKM.
b. Waktu penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester I tahun ajaran
2016/2017. Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan
dari tanggal 18 Juni - 15 September 2016
c. Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas I MI Nurul Ihsan
Kragilan Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali tahun
2. Langkah-langkah penelitian
Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui empat tahapan yang
harus dilakukan secara berulang-ulang yakni sebagai berikut :
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan persiapan
untuk merancang kegiatan pembelajaran Matematika materi
penjumlahan dan pengurangan dengan metode permainan ular
tangga. Adapun perencanaan tindakan penelitian sebelum
tindakan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Mengumpulkan data yang dibutuhkan, melalui kegiatan
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
2) Merumuskan tujuan pembelajaran, untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dalam materi operasi penjumlahan dan
pengurangan dengan menggunakan media permainan ular
tangga.
3) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
4) Mempersiapkan media pembelajaran
5) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa
6) Mempersiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru dalam
melaksanakan pembelajaran.
7) Mendesain pembelajaran pada siklus I dan II
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan tindakan, guru melakukan
kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan. Dalam
pelaksanaan tindakan yang harus dilakukan adalah :
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Guru memotivasi siswa agar semangat dalam mengikuti
pembelajaran.
3) Guru mulai melaksanakan proses pembelajaran matematika
materi operasi penjumlahan dan pengurangan.
4) Guru menggunakan media permainan ular tangga dalam
pembelajaran.
5) Guru mengoreksi hasil pembelajaran dan membahas
bersama siswa
6) Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan
kesimpulan atas apa yang telah dipelajari.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada proses pembelajaran dari
awal hingga akhir dengan menggunakan lembar observasi.
Pengamatan yang dilakukan adalah mengamati aktivitas siswa
d. Refleksi
Pada prinsipnya refleksi digunakan untuk menganalisis
hasil tingkat perubahan siswa sebelum dan sesudah melalui
tindakan. Kegiatan refleksi ini dapat diambil suatu langkah
tindak lanjut untuk melakukan tindakan perbaikan pada siklus
berikutnya. Bahan refleksi tersebut berdasarkan catatan lapangan.
Kegiatan pada siklus II pada dasarnya sama dengan kegiatan
pada siklus I, hanya saja perencanaan kegiatan berdasarkan hasil
refleksi dari kegiatan siklus I, sehingga lebih mengarah pada
perbaikan pada siklus sebelumnya. Berikut ini adalah gambaran
keempat langkah dalam PTK yang dikemukakan oleh (Arikunto,
Gambar 1. Bagan PTK menurut Suharsimi Arikunto 3. Instrument Penelitian
Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan oleh
peneliti untuk memperoleh data adalah sebagai berikut :
a. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru yang
melakukan kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa.
b. Butir-butir soal evaluasi yang berupa soal pre test dan post test. Refleksi
Refleksi
Perencanaan
SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS II
4. Tekhnik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitin ini
adalah:
a. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan
data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat
situasi penelitian. Peneliti melakukan pengamatan untuk melihat
seberapa jauh perkembangan tindakan yang telah dicapai.
b. Tes
Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam
penelitian. Tes adalah seperangkat rangsangan (stimul) yang
diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan
jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka
(Paizaluddin, 2014: 131). Dalam pembelajaran matematika
dengan menggunakan media permainan ular tangga, peneliti akan
menggunakan pre test, post test dan kuis.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk
mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, legger,
5. Analisis data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisis data. Untuk menganalisis
tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan siswa setelah
proses belaja mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberi evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu :
a. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas
tersebut, sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat
dirumuskan:
Keterangan:
X : Nilai rata-rata kelas
∑X : Jumlah nilai peserta didik
∑N : Jumlah peserta didik (Daryanto, 2011:191).
b. Untuk ketuntasan belajar
Menurut Depdikbud dalam (Daryanto, 2011: 191)
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum
1994, yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai
skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar apabila di
atau sama dengan 65%. Untuk menghitung presentase ketuntasan
digunakan rumus sebagai berikut :
H. Sistematika Penulisan
Dari uraian diatas peneliti dapat memberikan gambaran penelitian
yang akan dilakukan, dalam sistematika di bawah ini:
1. Bagian Awal
Bagian awal dalam penulisan penelitian ini terdiri dari: halaman
sampul, lembar logo, halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan
keaslian tulisan, moto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,
daftar tabel , daftar gambar, dan lampiran.
2. Bagian Inti
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, hipotesis dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian,
definisi operasional, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Berisi tentang hasil belajar siswa yang mencakup definisi
belajar, prinsip-prinsip belajar, hasil belajar, faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar, evaluasi hasil belajar. Pembelajaran
Matematika di MI yang meliputi pengertian Matematika, tujuan
pembelajaran matematika di MI, materi operasi penjumlahan dan
definisi metode permainan, kelebihan dan kekurangan metode
permainan, pengertian permainan ular tangga, kelebihan dan
kekurangan metode permainan ular tangga.
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN
Berisi tentang deskripsi lokasi dan pelaksanaan siklus I, dan
siklus II.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil observasi pada tahap Siklus I dan Siklus
II
BAB V : PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran-saran.
3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir terdiri dari :
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar Matematika 1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah proses perubahan perilaku untuk memperoleh
pengetahuan, kemampuan, dan sesuatu hal baru serta diarahkan pada
suatu tujuan. Belajar juga merupakan proses berbuat melalui pengalaman
dengan melihat, mengamati dan memahami sesuatu yang dipelajari
(Khanifatul, 2012: 14). Menurut Gagne (dalam Dimyati, 2006: 10)
belajar merupakan kegiatan yang kompleks, hasil belajar berupa
kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan,
sikap dan nilai.
Winkel (dalam Basri, 2015: 17) belajar adalah suatu aktivitas
mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, katerampilan, dan sikap. Belajar adalah proses yang
memungkinkan timbulnya atau berubahnya tingkah laku sebagai hasil
terbentuknya respon utama, dengan syarat perubahan atau munculnya
perilaku baru itu bukan disebabkan kematangan dan perubahan
sementara karena suatu hal.
Manurut R. Gagne (dalam Susanto, 2013: 1) belajar dapat
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Bagi Gagne, belajar dimaknai
sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Selain itu, Gagne juga
menekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya memperoleh
pengetahuan atau keterampilan melalui instruksi. Instruksi yang
dimaksud adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari seorang
pendidik atau guru.
Dari beberapa pengertian belajar diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa belajar secara umum adalah aktivitas yang dilakukan seseorang
dalam keadaan sadar untuk memperoleh pemahaman, konsep, dan
pengetahuan baru sehingga akan terjadi perubahan tingkah laku individu
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pengertian belajar menurut beberapa ahli, dapat
dipahami tentang makna hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang
terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Selain itu Nawawi (dalan
Susanto, 2013: 5) menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan
sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam memperlajari materi pelajaran
di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
Menurut Gagne (dalam Rusman, 2012: 89) perubahan perilaku
yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk :
a. Informasi verbal, yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal,
baik secara tertulis maupun tulisan.
b. Kecakapan Intelektual, keterampilan individu dalam melakukan
interaksi dengan lingkungannnya dengan menggunakan
simbol-simbol.
c. Strategi Kognitif, kecakapan individu untuk melakukan pengendalian
dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya.
d. Sikap, hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk
memilih macam tindakan yang akan dilakukan.
e. Kecakapan motoric, ialah hasil belajar yang berupa kecakapan
pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.
Syah (dalam lilik, 2009: 20) menyatakan bahwa wujud hasil
belajar dapat dilihat adanya Sembilan wujud perubahan, yaitu :
a. Kebiasaan
Salah satu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan kebiasaan
dalam diri individu. Orang yang berhasil belajar akan mengurangi
kebiasaan-kebiasaan yang tidak diperlukan. Keberhasilan belajar
akan menjadikan seseorang berperilaku positif yang relative menetap
b. Keterampilan
Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf
dan otot yang bersifat motoric. Kegiatan ini membuthkan koordinasi
gerak yang teliti dan memerlukan kesadaran yang tinggi. Oleh sebab
itu, hasil belajar dapat dilihat tingkat keterampilan yang ada dalam
diri individu.
c. Pengamatan
Pengamatan dapat diartikan proses menerima, menafsirkan, dan
mengartikan rangsangan yang masuk melalui panca indera, terutama
mata dan telinga. Seseorang yang belajar akan menghasilkan
pengamatan yang objektif dan benar.
d. Berfikir asosiatif dan daya ingat
Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya mampu berpikir
asosiatf dan meningkatkan daya ingat. Berpikir asosiatif maksudnya
berpikir untuk menghubungkan seduatu dengan sesuatu yang
lainnya. Orang yang belajar akan memiliki daya ingat yang lebih
baik.
e. Berfikir rasional dan kritis
Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat berfikir rasional dan
kritis. Berpikir rasional berarti mampu menggunakan logika untuk
menentukan sebab dan akibat, menganalisis, menyimpulkan bahkan
f. Sikap
Sikap adalah kecenderungan yang bersifat relative menetap untuk
mereaksi terhadap suatu hal. Hasil belajar akan ditandai muncul
kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam menghadapi suatu
objek, tata nilai, peristiwa dan sebagainya.
g. Inhibisi
Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan kesanggupan individu
untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu dan
mampu memilih dan melakukan tindakan lain yang lebih baik. Hasil
belajar dapat dilihat adanya kesanggupan individu dalam melakukan
sesuatu secara baik.
h. Apresiasi
Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri individu yang
belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan untuk menilai dan
menghargai terhadap suatu objek tertentu.
i. Tingkah laku efektif
Orang belaja akan memiliki tingkah laku yang efektif. Tingkah laku
efektif ini dapt dilihat sebagai wujud dari hasil belajar. Maksudnya,
seseorang dikatakan berhasil belajar jika orang tersebut memiliki
tingkah laku yang efektif, yaitu tingkah laku yang memiliki manfaat.
Mengingat hasil belajar yang diharapkan dimiliki anak didik
pembelajaran, ada sejumlah indikator yang dapat dijadikan tolak ukur
keberhasilan belajar anak didik yaitu (Djamarah, 2000: 87) :
a. Anak didik menguasai bahan pengajaran yang telah dipelajarinya.
b. Anak didik menguasai tekhnik dan cara memperlajari bahan
pengajaran.
c. Waktu yang diperlukan untuk menguasai bhan pengajaran relative
lebih singkat.
d. Tekhnik dan cara belajar yang telah dikuasai dapat digunakan untuk
mempelajari bahan pengajaran lain yang serupa.
e. Anak didik dapat mempelajari bahan pengajaran lain secara sendiri.
f. Timbulnya motivasi intrinsic ( dorongan dari dalam diri anak didik )
untuk belajar lebih lanjut.
g. Tumbuh kebiasaan anak didik untuk selalu mempersiapkan diri dalam
menghadapi kegiatan di sekolah.
h. Anak didik terampil memecahkan masalah yang dihadapinya.
i. Tumbuh kebiasaan dan keterampilan membina kerja sama atau
hubungan social dengan orang lain.\
j. Kesediaan anak didik untuk menerima pandangan orang lain dan
memberikan pendapat atau komentar terhadap gagasan orang lain.
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Wasliman (dalam
Susanto, 2013: 12) hasil belajar yang dicapai peserta didik merupakan
internal maupun eksternal. Uraian mengenai faktor internal dan eksternal
sebagai berikut :
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri
peserta didik yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor
internal ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan
kesehatan.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta
didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Keluarga yang morat marit keadaan ekonominya,
pertengakaran suami dan istri, perhatian yang kurang dari orang tua
terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang
baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam
hasil belajar peserta didik.
Clark dan Angkowo (dalam Musfiqon, 2012) mengungkapkan
bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan
siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Ini menunjukkan factor
internal lebih dominan dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.
Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran
pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar
yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Hamalik, 2014:
159).
Evaluasi hasil belajar menekankan kepada diperolehnya informasi
tentang seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran
yang ditetapkan. Evaluasi hasil belajar menetapkan baik buruknya hasil
dari kegiatan pembelajaran (Dimyati, 2006: 190). Tujuan utama evaluasi
hasil belajar adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai
oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana
tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai
berupa huruf, kata, atau symbol.
Penilaian hasil belajar adalah segala macam prosedur yang
digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai unjuk kerja
(performance) siswa atau seberapa jauh siswa dapat mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Eveline dan Hartini,
2011:144).
Menurut (Hamalik, 2014: 160), evaluasi hasil belajar memiliki
tujuan-tujuan sebagai berikut :
a. Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam upaya
b. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina
kegiatan-kegiatan belajar siswa lebih lanjut, baik keseluruhan kelas
maupun masing-masing individu.
c. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui
kemampuan siswa, menetapkan kesulitan-kesulitannya dan
menyarankan kegiatan-kegiatan remedial (pebaikan).
d. Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
mendorong motivasi belajar siswa dengan cara mengenal
kemajuannya sendiri dan merangsangnya untuk melakukan upaya
perbaikan.
e. Memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa,
sehingga guru dapat membantu perkembangannya menjadi warga
masyarakat dan pribadi yang berkualitas.
f. Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa memilih
sekolah, atau jabatan yang sesuai dengan keckapan,minat, dan
bakatnya.
Hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar pada akhirnya
difungsikan dan ditujukan untuk keperluan berikut ini (Dimyati, 2006:
200) :
a. Untuk diagnostik dan pengembangan, maksudnya adalah penggunaan
hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar sebagai dasar pendiagnosisan
pendiagnosisan inilah guru mengadakan pengembangan kegiatan
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Untuk seleksi, hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar seringkali
digunakan sebagai dasar untuk menentukan siswa-siswa yang paling
cocok untuk jenis jabatan atau jenis pendidikan tertentu.
c. Untuk kenaikan kelas, menentukan apakah seorang siswa dapat
dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau tidak. Berdasarkan hasil dari
kegiatan evaluasi hasil belajar siswa mengenai sejumlah isi pelajaran
yang telah disajikan dalam pembelajaran, guru dapat dengan mudah
membuat keputusan kenaikan kelas berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
d. Untuk penempatan, agar siswa dapat berkembang sesuai dengan
tingkat kemampuan dan potensi yang dimilikinya, perlu dipikirkan
ketepatan penempatan siswa pada kelompok yang sesuai. Guru dapat
menggunakan hasil dari evaluasi hasil belajar sebagai dasar
pertimbangan.
Sebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, evaluasi
hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terkandung
dalam tujuan. Ranah-ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar
siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :
1) Ranah kognitif (pemahaman konsep), pemahaman menurut bloom
menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman
menurut Bloom adalah seberapa besar siswa mampu menerima,
menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru
kepada siswa. Tujuan ranah kognitif berhubungan dengan ingatan
atau pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi, serta
pengembangan keterampilan intelektual.
2) Ranah afektif (Sikap Siswa), menurut Sadirman (dalam Susanto,
2013:11) sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu
dengan cara, metode, pola, dan tekhnik tertentu terhadap dunia
sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek
tertentu. Tujuan dari ranah afektif berhubungan dengan hirarki
perhatian, sikap, penghargaan, nilai, perasaan, dan emosi.
3) Ranah psikomotorik (keterampilan proses), menurut Usman dan
Setiawati (dalam Susanto,2013:9) keterampilan proses merupakan
keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan
mental,fisik, dan social yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Tujuan
ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan motoric,
manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf
2. Pengertian Matematika
Menurut James (dalam Ismunamto, 2011:6) matematika adalah
ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep yang
saling berhubungan satu dengan lainnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), matematika
didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan
dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah
mengenai bilangan.
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat
meningkatkan kemampuan berfikir dan berargumentasi, memberikan
kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia
kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi (Susanto, 2013:185).
Menurut (Ibrahim dan Suparni, 2009:36) tujuan pembelajaran
matematika di sekolah dasar adalah sebagai berikut:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara
luwes,akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, menjelaskan
3) Kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram atau
media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dam kehidupan
sehari-hari.
Operasi Penjumlahan dan Pengurangan
1) Penjumlahan bilangan sampai 20
a) Penggunaan symbol (+) dan (=)
Symbol (+) dibaca ditambah
Symbol (=) dibaca sama dengan
Contoh :
b) Penjumlahan dengan cara bersusun
Ketika mengerjakan operasi penjumlahan dengan cara bersusun,
nilai satuan dijumlahkan dengan nilai satuan sedangkan nilai
puluhan dijumlahkan dengan puluhan.
Contoh :
10 Gajah
1 Gajah
11 Gajah
2) Pengurangan bilangan sampai 20
a) Penggunaan simbol (-) dan ( =)
Simbol (-) dibaca dikurangi
Simbol (=) dibaca sama dengan
Contoh :
b)Pengurangan dengan cara bersusun
Contoh :
Dalam mengerjakan pengurangan dengan cara bersusun
nilai satuan – satuan, dan nilai puluhan – puluhan.
13 manggis
8 manggis
5 manggis
B. Metode Pembelajaran Permainan Ular Tangga 1. Pengertian Metode Permainan
Metode permainan adalah suatu metode pembelajaran dimana
suatu konsep disajikan dalam bentuk permainan, sehingga siswa dapat
menemukan, menyerap, mencari struktur-struktur, mengkonstruksi
pola-pola, dan menyelesaikan masalah melalui permainan. Yang dimaksud
permainan disini bukan sekedar permainan biasa namun permainan yang
direncanakan oleh guru yang disesuaikan dengan indikator
pembelajaran, dan waktu pembelajaran (Anitah, 2008: 9.45).
Dengan menggunakan permainan guru dapat mencapai
ranah-ranah tujuan pendidikan yang mengandung nilai-nilai matematika
a. Dalam aspek kognitif, yang dapat ditumbuhkan adalah meningkatkan
keterampilan pemahaman konsep, penanaman konsep, pemantapan
belajar fakta, meningkatkan kemampuan menemukan, memecahkan
masalah, merumuskan strategi untuk menang, menganalisis strategi,
konsep dan prinsip untuk bermain, serta mengevaluasi
konsep-konsep dan prinsip untuk bermain.
b. Dalam aspek afektif, dapat menimbulkan inisiatif individu, bekerja
sama dengan teman, menghormati pendapat orang lain,
menumbuhkan sportivitas yang tinggi dalam berkompetisi.
Menurut Mallory (dalam Basri, 2015:107) Melalui bermain,
anak memiliki kesempatan membangun dunianya untuk berinteraksi
dengan orang lain dalam lingkungan social, mengekspresikan dan
mengontrol emosinya, serta mengambangkan kecakapan simbolisnya.
Melalui bermain pula anak-anak memperoleh kesempatan untuk
mempraktikan keterampilan yang baru diperolehnya dan fungsi
kecakapan sosialnya. Kelebihan dan Kekurangan Metode Permainan :
1) Kelebihan penggunaan metode permainan
a) Sudah termuat sifat-sifat cara berfikir matematika, sehingga
secara langsung atau tidak langsung kita telah menanamkan dasar
matematika.
b) Menarik perhatian anak sehingga suasana kelas menjadi hidup.
2) Kelemahan penggunaan metode permainan (Anitah, 2008:9.47):
a) Menyebabkan proses belajar menjadi lambat.
b) Tidak semua topic dapat disajikan dalam bentuk permainan.
c) Jika tidak direncanakan dengan seksama siswa akan
bermain-main seenaknya.
d) Guru hanya dapat mengawasi kelas yang siswanya sedikit,
karena guru harus memperhatikan individu.
e) Jika kelas ramai dapat mengganggu kelas lain.
2. Permainan Ular Tangga
Permainan ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak
yang dimainkan secara berkelompok. Dalam permainan ular tangga ada
3 komponen diantaranya papan ular tangga, bidak, dan dadu. Ciri khas
yang tidak pernah berubah adalah kehadiran ular dan tangga dalam
gambar/papan permainan. Giliran bermain dan jumlah langkah yang
akan dimainkan ditentukan menggunakan lemparan dadu.
Permainan ular tangga dapat membuat kegiatan belajar menjadi
menarik, membuat suasana lingkungan belajar menjadi menyenangkan,
segar, hidup, santai. Namun tetap serius sehingga dapat mengatasi
kejenuhan dalam belajar. Semua siswa terlibat dalam permainan ular
tangga ini, hal ini dikarenakan permainan ular tangga terdapat
aturan-aturan yang mengharuskan pemain (siswa) untuk ikut aktif dalam
Penggunaan permainan ular tangga bertujuan membuat siswa
berada pada suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran, karena
dalam pembelajaran menggunakan ular tangga siswa dapat belajar
sambil bermain. Sehingga siswa menjadi termotivasi untuk aktif saat
belajar yang nantinya berpengaruh dalam hasil belajar siswa.
Keunggulan permainan ular tangga antara lain menjadikan
suasana pembelajaran menjadi menyenangkan, lebih merangsang siswa
dalam melakukan aktivitas secara individu maupun berkelompok, dapat
mengembangkan kreatifitas belajar siswa. Selain itu pembelajaran
matematika menggunakan metode permainan ular tangga memiliki
beberapa manfaat, diantaranya pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan menjadi lebih mudah, siswa belajar bekerjasama dan bersabar
dalam menunggu giliran, merangsang anak mengingat aturan permainan.
Sedangkan kekurangan dari penggunaan metode pembelajaran
permainan ular tangga diantaranya memakan waktu lama dalam
pembelajaran, pengkondisian kelas ketika permainan telah selesai.
Pelaksanaan permainan ular tangga harus melalui beberapa tahap
yang meliputi :
a. Pesiapan
Sebelum melakukan permainan ular tangga, hal-hal yang harus
dipersiapkan antara lain:
1) Mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk bermain seperti
Gambar 3. Papan Permainan Ular Tangga
2) Membuat soal yang berkaitan dengan permainan ular tangga
berupa penjumlahan dan pengurangan. Soal-soal tesebut harus
dikerjakan secara kelompok.
b. Pelaksanaan
1) Persiapan permainan
Guru menjelaskan aturan bermain ular tangga, serta membagikan
papan permainan dan alat-alat yang digunakan untuk bermain
kepada masing-masing kelompok.
2) Pemulaan
Sebelum permainan dimulai para siswa hom pim pah untuk
mengetahui siapa yang harus bermain terlebih dahulu. Permainan
dimulai dari kotak START, guru menyuruh siswa menata bidak
mereka di samping lembar ular tangga. Pemain pertama diberi
kesempatan untuk mengocok dan menjatuhkan dadu, kemudian
menjalankan bidak sesuai dengan angka dadu menuju
tiap-tiap kotak. Secara bergantian para siswa bermain sesuai urutan
yang telah mereka ketahui.
3) Penghargaan Kelompok
Penghargaan ini diberikan kepada kelompok yang terlebih dahulu
menyelesaikan permainan hingga kotak FINISH. Penghargaan
diberikan agar dapat memotivasi siswa menjadi lebih aktif dalam
mengikuti pelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Hubungan Hasil Belajar Matematika dengan Metode Pembelajaran Permainan Ular Tangga
Metode pembelajaran permainan ular tangga diharapkan dapat
membantu siswa kelas 1 agar lebih mudah dalam memahami konsep
penjumlahan dan pengurangan. Selain itu pembelajaran menggunakan
permainan ular tangga dapat menjadi model nyata dalam pemecahan operasi
penjumlahan dan pengurangan, dengan begitu akan lebih menarik bagi siswa
karena mereka dapat melakukan aktivitas matematika dan membuat semua
siswa akan aktif dalam aktivitas belajar.
Penggunaan metode pembelajaran permainan ular tangga dalam
penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika
materi penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas1 MI Nurul Ihsan
Kragilan. Selain itu juga dapat menjadi inovasi pembelajaran yang menarik
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Nurul Ihsan
1. Identitas Sekolah dan Letak Geografis a. Identitas MI Nurul Ihsan
1) Nama Sekolah : MI Nurul Ihsan
2) No Statistik Sekolah : 113220906036
3) Akreditasi Sekolah : B
4) Alamat Sekolah : Jetis Kragilan Mojosongo Boyolali
5) NPSN Sekolah : 20208683
6) Kepala Sekolah : Mujoko, S.Pd.
b. Letak Geografis
MI Nurul Ihsan berlokasi di dusun Jetis, Desa Kragilan,
Kecamatan Mojosongo, Kanbupaten Boyolali. Adapun
batas-batasannya sebagai berikut :
1) Sebelah Utara : Sawah
2) Sebelah Selatan : RA Nurul Ihsan
3) Sebelah Barat : Rumah Penduduk
2. Visi dan Misi a. Visi Sekolah
“Terbentuknya Insan/Manusia yang Beriman dan Bertaqwa,
Mempunyai Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi, Berakhlaq Mulia,
Sehat Jasmani dan Rohani, Mandiri dan Bertanggung Jawab”.
b. Misi Sekolah
Misi MI Nurul Ihsan Kragilan Mojosongo Boyolali yaitu sebagai
berikut :
1) Menanamkan keimanan dan ketaqwaan.
2) Mencerdaskan anak.
3) Berakhlak kharimah ( mulia ) dan Santun.
4) Menanamkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
5) Mengembangkan kesehatan jasmani dan rokhani.
6) Menanamkan sikap mandiri dan bertanggung jawab.
3. Daftar Guru dan Karyawan
Guru atau tenaga pendidik MI Nurul Ihsan Kragilan
Mojosongo Boyolali sebanyak 12 orang, termasuk kepala sekolah,
staff TU. Untuk lebih jelasnya tentang keadaan pengajar dan staff
lainnya yang ada di MI Nurul Ihsan dapat di lihat dari tabel sebagai
Tabel 3.1 Daftar Guru dan Karyawan MI Nurul Ihsan
No Nama L/P Jabatan
1 Mujoko, S.Pd L Kepala Sekolah
2 Laila Nur Hidayati P Kepala TU
3 Annisa Ika Cahyani, S.Pd P WK.Kurikulum
4. Haryanti S.R, S.Pd.I P Guru
5 Yazid Alfan, S.Pd.I L Guru
6 Hanik Ernawati, S.Pd P Guru
7 Siti Mudrikah, S.Pd P Guru
8 Siti Qodriyah, S.Ag P Guru
9 Ibnu Ridlo, S.Pd.I L Guru
10 Catur Eny Rismawati, S.Pd P Guru
11 Muh. Jamaluddin M, S.Pd.I L Guru
12 Fajar Kurniawan, S.Pd L Guru
4. Kurikulum Pembelajaran
Kurikulum yang digunakan oleh MI Nurul Ihsan adalah
Kutikulum KTSP (Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan), yang
memuat jenis-jenis mata pelajaran umum dan muatan local yang
a. Mata Pelajaran Umum
Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan,Ilmu
Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, PEndidikan Jasmani
dan Rokhani, Seni Budaya dan Keterampilan.
b. Muatan Lokal
Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa
c. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam
pelajaran yang bertujuan mengembangkan bakat dan minat siswa
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing masing siswa.
Ekstrakurikuler yang ada di MI Nurul Ihsan meliputi Wushu,
Pramuka, Sepak Bola, Komputer.
B. Subyek Penelitian dan Karakteristik Siswa kelas I MI Nurul Ihsan Subyek yang diteliti adalah siswa kelas 1 MI Nurul Ihsan berjumlah
27 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan yang pada
tahun 2016/2017 tercatat sebagai siswa kelas 1 MI Nurul Ihsan Kragilan
Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Untuk lebih jelasnya dapat
Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas 1 MI Nurul Ihsan
5. 3236 Arshallvin Gibran Atthariq Laki-laki
6. 3237 Aurel Miftachul Jannah Perempuan
7. 3238 Azreen Az Zahra Syuhada Perempuan
8. 3239 Azzam Putra Ramadhan Laki-laki
9. 3240 Bahrain Qolbi Al Abror Laki-laki 10. 3241 Desvita Eka Triyuniasari Perempuan
11. 3242 Dinda Sukma Rahmadhani Perempuan
12. 3243 Fadhil Arva Pratista Laki-laki
13. 3244 Fathun Munifatul Fa’izah Perempuan
14. 3245 Fitri Rahmawati Perempuan
17. 3248 Maryam Al Muntadzoroh Perempuan
18. 3249 Mukti Mahardeka Laki-laki
19. 3250 Nuria Junita Hakim Perempuan 20. 3251 Qurrota A’yuni Perempuan
21. 3252 Rafka Alif Hamdani Laki-laki
22. 3253 Razita Mila Laura Perempuan
24. 3255 Rivan Arba’im Laki-laki
25. 3256 Rizqon Ali Muataghfirin Laki-laki 26. 3257 Vina Aulia Anggraeni Perempuan
27. 3258 Wiwik Setyawati Perempuan
C. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016, dengan
subyek penelitian siswa kelas 1 MI Nurul Ihsan Kragilan Kecamatan
Mojosongo Kabupaten Boyolali. Berikut ini rincian pelaksanaan
penelitian:
1. Kegiatan Observasi dilaksanakan pada hari Rabu, 20 Juli 2016.
2. Kegiatan Siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 22 Agustus 2016.
3. Kegiatan Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Agustus 2016.
a. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Siklus I dilaksanakan semester 1, pada hari Senin 22
Agustus 2016 jam (07.30-09.20) selama 3 jam pelajaran.
Pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari empat tahapan, yaitu
dengan Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut :
1) Perencanaan
a) Merencanakan proses pembelajaraan dengan menggunakan
Metode Permainan ular tangga pada mata pelajaran
Matematika kelas 1 materi Operasi Penjumlahan dan
b) Menentukan waktu pelaksanaan penelitian siklus I yaitu
pada tanggal 22 Agustus 2016.
c) Mempersiapkan materi yang akan diajarkan pada siklus I.
d) Membuat RPP Siklus I.
e) Membuat lembar observasi pengamatan guru dan siswa
untuk mengumpulkan data.
f) Membuat lembar soal pre test dan post test untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
g) Menyiapkan media yang digunakan untuk bermainan ular
tangga.
2) Pelaksanaan
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a) Guru mengucapkan salam.
b) Guru bersama siswa berdo’a dengan khidmad.
c) Guru menyapa siswa dengan menanyakan kabar siswa.
d) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, dan
posisi tempat duduk siswa.
e) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya materi
sebelumnya yang telah dipelajari oleh siswa.
f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
g) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan
2. Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi :
a) Guru menyampaikan materi tentang symbol-simbol
yang ada pada materi penjumlahan dan pengurangan.
b) Guru menyampaiakan materi tentang cara
menerjemahkan bentuk penjumlahan dan pengurangan
sampai 20 ke dalam kalimat sehari-hari.
c) Guru bertanya jawab mengenai materi penjumlahan dan
pengurangan yang telah disampaikan.
Elaborasi :
a) Guru menginstruksikan siswa untuk membentuk
kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa dalam 1
kelompok.
b) Guru menjelaskan aturan permainan ular tangga.
c) Guru membagikan papan permainan ular tangga beserta
alat yang digunakan untuk bermain pada
masing-masing kelompok.
d) Guru membagikan kertas yang berisi soal penjumlahan
dan pengurangan dalam bentuk kalimat.
e) Guru menyuruh siswa mengerjakan soal tersebut secara
berkelompok.
f) Guru menyuruh siswa mengumpulkan soal yang telah
Konfirmasi :
a) Guru bertanya jawab tentang materi yang telah
disampaikan.
b) Guru membagikan lembar evaluasi kepada
masing-masing siswa.
c) Guru memberi instruksi kepada siswa untuk
mengerjakan soal yang telah diberikan.
d) Guru menyuruh siswa mengumpulkan lambar soal yang
telah mereka kerjakan.
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
a) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi
penjumlahan dan pengurangan.
b) Guru menyampaikan kesimpulan pembelajaran materi
yang telah dipelajari.
c) Guru menutup pembelajarann dan menyuruh siswa
mempelajari materi pertemuan berikutnya.
d) Guru menutup pembelajaran dengan do’a.
3) Observasi / Pengamatan
Pada tahap observasi peneliti melakukan pengamatan
terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung,
diantaranya :
1) Mengamati sikap dan tingkah laku siswa ketika mengikuti
permainan ular tangga dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disiapkan.
2) Mengamati guru ketika mengajar matematika dengan
menerapkan metode permainan ular tangga pada saat
pembelajaran matematika berlangsung. Peneliti mengamati
dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disiapkan.
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap
guru kelas 1 Ibu Haryanti Sri Rejeki dan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung pada siklus I dapat diamati melalui
Tabel 3.3 Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus I No Aspek yang diamati Pengamatan
guru
satu per satu siswa 5. Guru
mempersilahkan siswa mengeluarkan alat tulis dan buku
karena suara guru
5. Guru menyuruh siswa mengerjakan soal
kepada
Keterangan :
Pada tahap refleksi pelaksanaan siklus I peneliti
menemukan beberapa kekurangan dalam kegiatan
pembelajaran, peneliti juga akan memberikan upaya perbaikan
Tabel 3.4 Kekurangan dan Upaya Perbaikan Siklus I
No Kekurangan Upaya Perbaikan
1. Guru kurang mampu memotivasi
siswa ketika pembelajaran
Peneliti memberi masukan
kepada guru ketika
pembelajaran telah usai.
2. Suara guru kurang keras dalam
menyampaikan materi pembelajaran
Peneliti memberitahu guru
ketika guru menyampaikan
materi, suaranya kurang
keras.
3. Ketika pembelajaran berlangsung
sebagian siswa tidak mendengarkan
dan memperhatikan penjelasan guru
Peneliti memberi masukan
kepada guru, agar menegur
siswa yang tidak