• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENGGUNAAN MEDIA INFORMASI BERBASIS WEB UNTUK PERANGKAT DESA DI DESA TENGANAN, KECAMATAN MANGGIS, KABUPATEN KARANGASEM.

Oleh :

Luh Joni Erawati Dewi, ST, M.Pd 197606252001122001

I Ketut Purnamawan, S.Kom, M.Kom 197905112006041004

Luh Diah Surya Adnyani, S.Pd,M.Pd 198309232008122001

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha

SPK No. 178/UN48.15/LPM/2014 Tanggal: 5 Maret 2015

JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

(2)
(3)

iii

Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat dan berkah-Nya kepada penulis, sehingga tersusunlah laporan kegiatan yang berjudul “Pelatihan dan pendampingan penggunaan media informasi berbasis web untuk perangkat desa di Desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem”.

Penulis sungguh sangat menyadari, bahwa penulisan laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan dan bantuan dari perbagai pihak. Maka, dalam kesempatan ini penulis menghaturkan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat Undiksha yang telah memberikan kesempatan melakukan kegiatan sehingga kegiatan ini dapat terlaksana.

2. Perbekel bersama klian di desa Tenganan Pegringsingan, Karangasem.

3. Kadek Surya Mahedy yang membantu dalam proses diskusi dan menyelesaikan administrasi kegiatan.

4. Teman-teman di jurusan Manajemen Informatika Undiksha atas kerja samanya.

5. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan ini.

Akhir kata penulis mohon maaf atas kekeliruan dan kesalahan yang terdapat dalam laporan ini dan berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Singaraja, 8 Oktober 2015 Penulis

(4)

iv DAFTAR ISI

Halaman Muka... i

Pengesahan... ii

Kata Pengantar... iii

Daftar Isi... iv

Daftar Gambar... v

Bab I Pendahuluan... 1

a. Analisis Situasi... 1

b. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 4

c. Tujuan Kegiatan... 5

d. Manfaat Kegiatan... 5

Bab II Metode Pelaksanaan... 5

Bab III Hasil dan Pembahasan... 6

Bab IV Penutup... 7

a. Simpulan... 7

b. Saran ... 7

Daftar Pustaka... 8

Lampiran... 9

a. Absensi Peserta Kegiatan... 9

b. Foto-foto Kegiatan... 10

(5)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kain Geringsing berbagai motif... 2 Gambar 2. Penenun Muda... 3 Gambar 3. Pria tenganan memakai kain geringsing dalam sebuah

upacara...

(6)

1 Bab I Pendahuluan

a. Analisis Situasi

Desa Tenganan merupakan salah satu desa tradisional di Bali atau dikenal dengan istilah Bali Age. Desa ini masih tetap bisa mempertahankan tradisi kehidupan sejak zaman dulu yang disebut sebagai kehidupan tradisional. Penduduk Bali Aga adalah kelompok masyarakat yang hidup di daerah pegunungan (pedalaman) Pulau Bali. Ciri-ciri pokok yang menonjol dalam masyarakat Bali Aga meliputi pola kehidupan, pola kemasyarakatan dan pola pemujaan terhadap roh nenek moyang.

Berbagai keunikan dimiliki oleh Desa Pakraman Tenganan Pagringsingan. Keunikan ini merupakan ciri khas yang tidak dimiliki tempat lain sehingga bisa dijadikan objek daya tarik wisata.

Berdasarkan pengamatan di lapangan dan wawancara dengan seorang kaur desa Tenganan, diperoleh informasi kunjungan wisatawan paling banyak adalah bulan juni-agustus. Pada bulan Juni biasanya dilaksanakan upacara perang pandan. Saat upacara ini dilaksanakan parkir mobil/motor yang disediakan tidak akan mencukupi. Wisatawan biasanya memarkir kendaraannya sampai jauh ke luar desa Tenganan. Tentu saja dengan banyaknya wisatawan berkunjung, harapannya wisatawan akan berbelanja sehingga mendatangkan pendapatan untuk masyarakat Tenganan Pagringsingan.

Desa Tenganan Pegeringsingan sebagai daerah tujuan wisata memunculkan berbagai macam kerajinan. Sebagai salah satu Desa kunjungan wisata terkenal di Bali, keunikan bentuk bangunan, pola desa, pola hidup penduduknya, adatnya merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara maupun nusantara yang berkunjung ke Tenganan. Karena sebagai daerah tujuan wisata inilah seni kerajinan mulai Berkembang dengan mengambil inspirasi dari karya-karya seni budaya yang telah ada, dalam perkembangannya memberi andil yang cukup besar bagi pembangunan masyarakat. Prasi sebagai seni kerajinan di Desa Tenganan Pegeringsingan sangat potensial dalam eksistensinya karena didukung oleh surnber daya manusia yang murnpuni dimana selain pengerajin seniman prasi yang mahir dari kalangan orang dewasa dan tua

(7)

2

juga terdapat seniman remaja yang masih duduk dibangku sekolah dari sini terlihat adanya minat generasi muda untuk mengerjakan prasi sehingga eksistensinya terjaga. Potensi sumber daya alam dalam hal ini berupa bahan baku pembuatan prasi yaitu daun lontar, walaupun keberadaaanya diambil dari Desa Culik namun karena pengirimannya lancar dengan bahan baku yang cukup tersedia bukan merupakan suatu harnbatan.

Prasi sebagai seni kerajinan di Desa Tenganan Pegeringsingan sangat potensial dalam eksistensinya karena didukung oleh surnber daya manusia yang murnpuni dimana selain pengerajin seniman prasi yang mahir dari kalangan orang dewasa dan tua juga terdapat seniman remaja yang masih duduk dibangku sekolah dari sini terlihat adanya minat generasi muda untuk mengerjakan pra si sehingga eksistensinya terjaga. Potensi sumber daya alam dalam hal ini berupa bahan baku pembuatan prasi yaitu daun lontar, walaupun keberadaaanya diambil dari Desa Culik namun karena pengirimannya lancar dengan bahan baku yang cukup tersedia bukan merupakan suatu harnbatan.

Selain itu, ada juga produk kebanggaan dari Tenganan Pageringsingan, yaitu kain dobel ikat Geringsing. Ciri khas sudah berkunjung ke Desa Tenganan adalah kain Geringsing. Kain geringsing mempunyai bermacam-macam motif. Motif-motif ini kurang lebih ada sekitar 30 motif, di antaranya lubeng, cakra, sanan empeg, patola, gajah, wayang puteri, wayang puteri dedari, wayang candi, wayang kebo, cemplong, dingding ai, pitara dan lain-lainnya.

(8)

3

Gambar 2. Penenun Muda

(9)

4

Saat ini objek data tarik wisata Tenganan dipromosikan dari mulut ke mulut saja ataupun membaca dari brosur travel, maupun media cetak lainnya. Pemerintahan desa belum mempunyai media informasi yang secara profesional mempromosikan keunikan budaya Tenganan sebagai objek daya tarik wisata. Pemerintahan desa berkeinginan untuk membangun media informasi yang menggunakan internet sehingga keunggulan internet bisa dimanfaatkan. Seperti diketahui internet bisa menghubungkan orang pada waktu kapanpun dan dari tempat manapun. Jika terbentuk media informasi online ini maka pemerintahan desa setempat bisa menyampaikan informasi ke manapun tanpa ada batasan ruang dan waktu. Informasi yang disampaikan mencakup berita atau kegiatan yang ada di Tenganan, agenda kegiatan dalam setahun, produk-produk khas dari Tenganan dan lain-lainnya. Media ini akan dikelola oleh pemerintahan desa sehingga bisa terjamin kebenaran isinya. Orang yang tertarik dengan objek wisata Tenganan dari seluruh penjuru dunia akan dengan mudah mendapatkan informasi.

Tribayu (2014) sudah mengembangkan sebuah media informasi desa Tenganan berbasis web untuk menyelesaikan Tugas Akhir (TA) di jurusan Manajemen Informatika Undiksha. Adapun fasilitas yang dicakup adalah sejarah desa, struktur organisasi pemerintahan desa, agenda kegiatan, gallery foto, produk-produk khas Tenganan. Media ini sudah dikembangkan namun belum dionlinekan. Media ini perlu divalidasi oleh pemerintahan desa Tenganan untuk menjamin kebenaran isinya. Oleh karena itu, diperlukan suatu kegiatan sehingga media informasi berbasis web ini bisa berguna untuk memenuhi kebutuhan pemerintahan desa Tenganan.

b. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan paparan di atas, bisa diidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh pemerintahan desa Tenganan yaitu bagaimana terwujudnya sebuah media informasi online untuk kepentingan penyampaian informasi maupun sebagai media promosi untuk menunjang pariwisata di Tenganan.

(10)

5

1. Bagaimana membangun sebuah media informasi online sesuai kebutuhan pemerintahan desa Tenganan?

2. Bagaimana cara menggunakan media informasi online sesuai kebutuhan pemerintahan desa Tenganan?

3. Bagaimana caranya mengisi konten dari media informasi online sesuai kebutuhan pemerintahan desa Tenganan?

c. Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah:

1. Membangun sebuah media informasi online untuk pemerintahan desa Tenganan

2. Melakukan pelatihan untuk menggunakan media informasi online untuk perangkat desa di Desa Tenganan.

3. Melakukan pendampingan untuk pengisian konten media informasi online.

d. Manfaat Kegiatan

1. Dengan adanya media informasi online ini, pemerintahan desa Tenganan bisa menyampaikan informasi terkait dengan pemerintahan di desanya, budaya khas yang ada di Tenganan, agenda kegiatan yang akan berlangsung, produk-produk kerajinan khas Tenganan dan lain-lainnya sesuai dengan kebutuhan pemerintahan desa.

2. Pelatihan diperlukan agar nantinya para perangkat desa bisa mandiri dalam menggunakan media informasi online ini.

3. Pendampingan dalam pengisian konten dilakukan agar nanti perangkat desa bisa mandiri melakukan update terhadap isi dari media informasi online ini.

Bab II Metode Pelaksanaan

Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan sebelumnya, pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan melakukan langkah-langkah berikut.

(11)

6

1. Untuk mempunyai media informasi online maka media informasi berbasis web yang sudah dikembangkan akan dionlinekan, dihosting, dan dicarikan nama domain.

2. Agar perangkat desa mengetahui cara penggunaan media informasi online maka diadakan pelatihan menggunakan media informasi online sesuai kebutuhan pemerintahan desa Tenganan.

3. Setelah khalayak sasaran mengetahui cara penggunaan media informasi online maka selanjutnya dilakukan pendampingan dalam pengisian konten media informasi online sehingga nantinya jika ingin mengganti konten maka mereka bisa melakukannya sendiri.

Bab III Hasil dan Pembahasan

Dari kegiatan ini telah dihasilkan sebuah media informasi online dengan alamat url: www.tenganan-pegringsingan.com. Media ini bisa diakses oleh pengunjung dari mana pun dan kapan pun, dengan mengetikkan alamat url tersebut pada browser internet. Media ini merupakan web dinamis sehingga konten dari web ini bisa diganti isinya sesuai dengan kebutuhan jika diinginkan. Hal ini dapat dilakukan oleh administrator web. Pengunjung bisa mengakses informasi yang sudah diisikan ke web. Jumlah kunjungan pada web ini dicatat dan ditampilkan pada halaman buku tamu.

Perangkat desa sangat antusias dengan adanya web ini sebagai sarana media informasi ke dunia luar dan merupakan web resmi dari pemerintahan desa. Informasi yang dimuat dalam web ini tentunya sudah diverifikasi oleh klian atau para tetua adat setempat sehingga informasi yang ditampilkan bersifat valid. Pelatihan dilakukan dengan melibatkan perbekel, klian adat, pemuka masyarakat, beberapa daha dan truna.

Beberapa konten web menampilkan informasi yang harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan seperti pelaksanaan upacara yang setiap tahunnya berubah tanggal atau bulannya. Untuk keperluan ini, disediakan halaman khusus untuk administrator untuk mengupdate konten webnya. Halaman ini bisa diakses dengan menggunakan username dan password tertentu sehingga tidak sembarang

(12)

7

orang bisa mengakses dan mengupdate konten web. Halaman ini sudah berjalan dengan baik, sesuai harapan.

Bab IV Penutup a. Simpulan

Media informasi online desa Tenganan Pegringsingan sudah dibuat dengan alamat url: www.tenganan-pegringsingan.com. Pengunjung bisa mengakses web ini dan memperoleh informasi resmi dari pemerintahan desa setempat. Informasi yang ditampilkan bersifat statik seperti sejarah, struktur organisasi pemerintahan desa, dan lain-lainnya. Beberapa informasi bersifat dinamik. Administrator web bertugas mengupdate informasi sesuai dengan kondisi di lapangan, seperti tanggal pelaksanaan upacara, ataupun penyampaian berita lainnya.

Untuk mengoptimalkan pemakaian web ini, dilakukan pelatihan untuk perangkat desa dan beberapa masyarakat yang berminat. Pelatihan dilakukan dengan mengakses alamat url dan menelusuri masing-masing link yang ada.

Untuk mengupdate konten web, tidak semua peserta pelatihan diberikan hak akses. Untuk keperluan ini, ditentukan seorang administrator web dan diberikan hak akses berupa username dan password. Untuk keperluan update informasi web ini, pelatihan dan pendampingan penggunaan media informasi online ini, dilakukan di lokasi maupun lewat komunikasi online.

b. Saran

Media informasi online desa Tenganan Pegringsingan sudah terwujud. Namun terdapat kendala teknis dalam kegiatan ini. Akses internet di wilayah Tenganan Pegringsingan masih terbatas, yaitu sinyal lemah. Untuk itu, kegiatan ini bisa dilanjutkan untuk mengatasi masalah akses internet ini. Selain itu, kunjungan wisatawan ke desa wisata ini cukup banyak. Untuk meningkatkan jumlah kunjungan ini diperlukan penyediaan akses internet secara gratis. Internet gratis ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat lokal, para wisatawan maupun para guide/sopir yang mengantarkan wisatawan.

(13)

8

DAFTAR PUSTAKA

Tribayu, A. 2014. “Media Informasi Desa Tenganan Berbasis Web”. Tugas Akhir. Tidak diterbitkan.

(14)

9 Lampiran a.

(15)
(16)

11 Foto-foto Kegiatan

(17)

12 c. Peta Lokasi

UNDIKSHA

Gambar

Gambar 1. Kain Geringsing berbagai motif
Gambar 2. Penenun Muda

Referensi

Dokumen terkait

Dicabut oleh Menteri Keuangan berdasarkan usul dari Menteri/Pimpinan Lembaga sesuai dengan kewenangannya apabila BLU yang bersangkutan sudah tidak memenuhi persyaratan

Pada umur 4 dan 6 minggu efisiensi penggunaan protein ransum tidak dipengaruhi kandungan protein ransum, namun pada umur 12 minggu, ternak memanfaatkan ransum dengan pola protein

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suplementasi sampai 1,5% tepung kulit manggis dalam ransum tidak mempengaruhi produksi karkas maupun kandungan lemak

Demikian di atas, agama baru jepang berkembang pesat sekali. kalau begitu, mengapa agama baru jepang berkembang begitu pesat? Sebab yang pertama kemakmuran agama-agama baru

Nilai relasional yang terkandung dalam fitur-fitur gramatika tersebut digunakan oleh seluruh partisipan seminar (moderator, pemrasaran, pembanding utama, dan

pembentukan kelompok komunitas dan kelompok dukungan sebaya untuk Odha; memberi dukungan dan sumber daya untuk menentukan kesiapan komunitas untuk akses layanan perawatan dan

itu berkenaan dengan pembicaraan tentang berbagai cara untuk menyelesaikan masalah, harus memiliki sikap yang baik dalam menghadapi masalah dan mampu mengatasi berbagai

Tuntutan pekerja memiliki posisi yang kurang beruntung dibanding kreditor lainnya (yang juga diakui oleh pengadilan bahwa ada kreditor lain yang lebih diutamakan); WRC dan