• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif (Nazir, 1988), karena penelitian ini hanya memberikan deskripsi mengenai vegetasi pada daerah ekoton di Leuweung Sancang secara sistematis, faktual serta sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

B. Waktu dan Tempat

Kegiatan penelitian ini dilakukan di Leuweung Sancang, Garut, Jawa Barat. Pengambilan data berlangsung selama dua bulan yang dimulai pada akhir april yaitu pra penelitian, awal Mei yaitu penelitian, dan Juni 2012 yaitu pengolahan data. Lokasi penelitian memiliki ketinggian 3 mdpl dan memiliki luas ±349,6 m2. Lokasi penelitian terbagi menjadi 5 stasiun dan berada di hutan mangrove. Identifikasi tumbuhan dilakukan di Laboratorium Ekologi FPMIPA UPI, Bandung.

Ket : Muara sungai Batas lokasi pengamatan Penempatan belt Skala 1 : 25.000

Gambar 3.1 Lokasi pengamatan dan penempatan belt transek pada 5 stasiun

(2)

C. Desain Penelitian

Penelitian meliputi dua tahap yaitu tahap pra-penelitian dan tahap penelitian. Tahap pra-penelitian dimulai dari kosultasi pengajuan judul hingga tahap pengenalan keadaan dan kondisi tempat penelitian meliputi pengamatan rona lingkungan Leuweung Sancang, penentuan titik transek, dan wawancaran penduduk setempat untuk mendapatkan informasi tentang kondisi lingkungan, sehingga dapat diketahui karakteristik dari daerah ekoton.

Gambar 3.2 Rancangan pengambilan sampel vegetasi menggunakan belt

transek berukuran 10x10 m

Pada tahap penelitian, dilakukan pencuplikan tumbuhan menggunakan metode

belt transek dan penempatan belt transek secara purposive sampling (Gambar 3.2). Tumbuhan yang dicuplik adalah berbagai macam tumbuhan yang berada di daerah ekoton, selanjutnya dilakukan pengukuran faktor lingkungan, yaitu suhu udara, intensitas cahaya, kelembaban tanah, dan pH tanah sebanyak 3 kali pengulangan pada setiap stasiun. Penempatan belt transek dimulai dari bibir pantai hingga batas pasang

(3)

berukuran 10x10m (Gambar 3.2). Sampel yang ditemukan di hitung jumlah individu dan disimpan di dalam kantong plastik untuk diidentifikasi. Identifikasi tumbuhan mangrove menggunakan buku Panduan Pengenalan Mangrove Indonesia (Noor, Khazali, dan Suryadiputra, 2007) dan Field Guide To The Mangroves of Queensland

(Lovelock,1993). Pada pengambilan sampel tumbuhan epifit, dihitung jumlah individu yang berada pada pohon inangnya, selanjutnya disimpan didalam kantong plastik dan diberi label untuk identifikasi. Identifikasi anggrek menggunakan buku Flora Pegunungan Jawa (Steenis. 2001) dan The Orchid of Asia (Isaac-Williams,1988). Identifikasi tumbuhan paku menggunakan buku Fern on Malaysia in Colour (Piggout 1964) dan Tumbuhan Berguna Indonesia (Heyne,1987). Identifikasi jamur menggunakan buku Tumbuhan Berguna Indonesia (Heyne, 1987), dan How to Identify Mushrooms to Genus I : Macroscopic Features (Largent & Stuntz, 1977).

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah tumbuhan mangrove, anggrek, paku dan jamur di daerah ekoton di Leuweung Sancang. Sampel dalam penelitian ini adalah tumbuhan mangrove, anggrek, paku dan jamur yang tercuplik pada daerah ekoton di Leuweung Sancang.

E. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut (tabel 3.1) :

Tabel 3.1 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian vegetasi pada zona ekoton

No. Alat / Bahan Fungsi Jumlah

1. Alat tulis Catatan 1

2. Caliper Diameter batang 1

3. Kamera digital Dokumentasi 1

(4)

5. Luxmeter Intensitas Cahaya 1

6. Kompas - 1

7. Meteran Pengukuran 1

8. Soil Tester pH tanah 1

9. Thermohygrometer Kelembaban udara

dan suhu udara

1

F. Langkah Kerja

1. Tahap Pra Penelitian

a. Pengamatan rona lingkungan hutan Leuweung Sancang dan wawancara dengan nelayan atau penduduk setempat.

b. Di tentukan lokasi pencuplikan untuk penempatan belt transek secara

purposive sampling berdasarkan rona lingkungan pada daerah ekoton

2. Tahap Penelitian

a. Pengambilan Sampel

Penelitian dilakukan di zona ekoton, selanjutnya membuat belt transek secara purposive sampling. Berikut tahapan penelitian yang akan dilakukan :

1) Di tentukan titik sampling pada daerah ekoton.

2) Di tempatkan belt transek berdasarkan perbedaan substrat dari surut terendah hingga pasang tertinggi pada setiap lokasi pencuplikan. 3) Di cuplik sampel tumbuhan berupa tumbuhan mangrove, anggrek,

jamur, dan paku.

4) Di hitung jumlah individu setiap spesies yang didapat pada setiap zona dan memasukan sampel tersebut kedalam kantong plastik.

5) Di dokumentasikan sampel tanaman yang didapat.

6) Diidentifikasi sampel tanaman yang ditemukan menggunakan buku idenfitikasi buku Panduan Pengenalan Mangrove Indonesia (Noor,

(5)

Khazali, dan Suryadiputra, 1992) dan Field Guide To The Mangroves of Queensland (Lovelock, 1993), Identifikasi tumbuhan paku menggunakan buku Fern on Malaysia in Colour (Piggout, 1964) dan Tumbuhan Berguna Indonesia (Heyne, 1987), identifikasi anggrek menggunakan buku The Orchid of Asia (Isaac-Williams, 1988) dan Flora Pegunungan Jawa (Steenis, 2001), identifikasi jamur menggunakan buku Tumbuhan Berguna Indonesia (Heyne, 1987) dan

How to Identify Mushrooms to Genus I : Macroscopic Features

(Largent & Stuntz,1977). b. Pengukuran faktor lingkungan

Pengukuran parameter fisik dan kimiawi yaitu suhu udara, intensitas cahaya, pH tanah, dan kelembaban udara akan dilakukan tiga kali pengulangan pada setiap stasiun di daerah ekoton tersebut.

c. Identifikasi tumbuhan

Identifikasi dilakukan dengan membawa jenis tumbuhan ke laboratorium ekologi FPMIPA UPI, untuk mengetahui jenis tumbuhan apa saja yang terdapat pada daerah ekoton tersebut. Kemudian setelah di identifikasi, dibandingkan menggunakan buku mengenai jenis-jenis tumbuhan dan literatur yang didapat.

d. Pembuatan Herbarium.

3. Analisis Data

Data yang diperoleh dari lapangan selama penelitian kemudian diindentifikasi, dianalisis keragaman (H’), dan pola distribusi (ID).

a. Keragaman

Perhitungan indeks keragaman menggunakan rumus Shannon-Wiener

(Magurran, 1988 : 35; Odum 1998 : 179).

(6)

Dengan :

H’ = Indeks Keragaman Shannon-Wiener S = Jumlah jenis (species)

ni = Jumlah total individu/species

N = Jumlah individu seluruhnya

Pi = = sebagai kelimpahan proporsi jenis ke i

Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan keragaman Shannon-Wiener (Magurran, 1988 : 35; Odum 1998 : 179), yaitu :

H’ < 1 keragaman rendah, komunitas biota tidak stabil.

H’ = 1-3 keragaman tergolong sedang, stabilitas komunitas sedang.

H’ > 3 keragaman tergolong tinggi, stabilitas komunitas biota dalam

kondisi prima (stabil).

b. Pola Distribusi

Perhitungan pola distribusi spesies tumbuhan menggunakan rumus Index of Dispersion (ID) (Ludwig & Reynolds, 1988: 27) :

Dengan : ID = Indeks Dispersion

S2 = Varians

x = Rata-rata spesies

Ketentuan yang digunakan untuk menginterpretasikan pola distribusi tumbuhan adalah sebagai berikut (Ludwig & Reynolds, 1946 : 21) :

ID = 1 Individu tumbuhan berdistribusi acak (random).

ID >1 Individu tumbuhan berdistribusi mengelompok.

(7)

G. Alur Penelitian

Survei lokasi

Tahap Persiapan Studi literatur

Persiapan Alat dan bahan

Tahap Penelitian

1. Penentuan titik sampling 2. Penempatan belt transek,

yang didalamnya terdapat kaudrat 10x10 m

3. Sampling I, II, III, IV dan V 4. Pengukuran parameter fisik 5. Dokumentasi Identifikasi Spesies Analisis Data Pembuatan Skripsi 1. Pengamatan rona lingkungan 2. Penentuan lokasi di lapangan 3. Wawancara dengan penduduk setempat Pembuatan Herbarium

Gambar

Gambar 3.1 Lokasi pengamatan dan penempatan belt transek pada 5 stasiun   (Sumber : Arsip Museum Geologi Bandung)
Gambar 3.2 Rancangan pengambilan sampel vegetasi menggunakan belt  transek berukuran 10x10 m
Tabel 3.1 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian vegetasi pada zona ekoton

Referensi

Dokumen terkait

pada gambar 35 berikut. User DB KMS KMS Extend Searching Show employee list Download attachment Storage User Show my profile DB KMS KMS Edit Save Cancel Extend Extend Extend

Dokumen ini dan informasi yang dimilikinya adalah milik Jurusan Teknik Komputer- Diploma IPB dan bersifat rahasia. Dilarang untuk me-reproduksi dokumen ini tanpa diketahui oleh

Dengan demikian sistem yang dikembangkan dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan kemampuan menggunakan perangkat Teknologi Informasi

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 17

pada agama, dan juga masuk d alam lapang pergerakan ko- munis , dan saya mengaku juga bahwa tambah terbukanya fikiran saya di lapang kebenaran atas perintah agama Islam itu, tidak

Dinas PU Bina Marga Tahun 2016 terdapat perencanaan kinerja, perjanjian kinerja dan juga capaian kinerja dan realisasi Dimana sasaran strategis dinas PU Bina

Terakhir peserta disajikan Pos-Test tentang materi akuntansi secara umum untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman akuntansi masing-masing pelaku IKM KUB RRT

Kemudian secara terminologis yang berdasarkan pada pendapat para ahli bahwa politik hukum adalah kebijakan dasar penyelenggara negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan