• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

GAMBARAN UMUM OBJEK

2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT Arnott’s Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi makananan ringan dan biskuit yang telah memiliki nama besar di Indonesia, hal ini tidak lepas dari kualitas yang baik sehingga PT Arnott’s Indonesia tetap eksis meskipun sering berganti-ganti nama. Pada mulanya PT Arnott’s Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang makanan kering (kerupuk) dimana pada saat itu masih bernama PT Tatas Mulya yang berdiri pada tahun 1977. PT Tatas Mulya inilah yang merupakan cikal bakal terbentuknya PT Arnott’s Indonesia. Seiring dengan berkembangnya zaman yang diiringi perkembangan pasar, krupuk yang merupakan produk utama dari PT Tatas Mulya ternyata kurang disukai oleh masayrakat, sehingga PT Tatas Mulya berinisiatif untuk merubah produknya yang

semula kerupuk menjadi makanan ringan dalam bentuk chips. Dan ternyata

pergantian produk ini mendapat respon positif dari pasar sehingga PT Tatas Mulya dapat terus bertahan dan berkembang hingga pada akhirnya tahun 1982 PT Tatas Mulya secara resmi membuat akte pendirian perusahaan.

Pada tahun 1984 PT Tatas Mulya melakukan pengembangan pada struktur organisasinya dimana PT Tatas Mulya mendirikan anak perusahaan yang diberi nama PT Cipta Rasa Primatama. Pengembangan dalam tubuh PT Tatas Mulya ini pun diikuti dengan lokasi perusahaan, dimana PT Tatas Mulya memilih lokasi di

(2)

Pulo Mas Jakarta Timur dan PT Cipta Rasa Primatama berlokasi di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur. Dengan semakin berkembangnya PT Tatas Mulya, perusahaan ini memutuskan untuk berganti nama menjadi PT Bukit Manikam Sakti pada awal tahun 1985 atau tepatnya pada bulan Januari. Setelah berganti nama menjadi PT Bukit Manikam Sakti, perusahaan ini mengalami kemajuan yang cukup pesat sehingga hanya 1 tahun setelah berganti nama atau tepatnya pada tahun 1986 PT Bukit Manikam Sakti memutuskan untuk mengembangkan usahanya dengan cara berpindah lokasi ke kawasan Bekasi, dimana pada lokasi yang baru tersebut memiliki luas yang jauh lebih besar dibandingkan lokasi PT Bukit Manikam Sakti sebelumnya.

Pada tahun 1995, PT Bukit Manikam Sakti melakukan kerjasama dengan salah satu perusahaan biskuit dari negara Australia yang berskala Internasional yaitu Arnott’s Biscuit Limited Australia. Kerjasama ini sengaja di lakukan untuk mengembangkan perusahaan ini karena permintaan pasar yang terus meningkat, selain alasan tersebut PT Bukit Manikam Sakti ingin menunjukkan dirinya di kancah perdagangan Internasional dengan melakukan ekspor terhadap produk-produknya ke negara-negara Asia. Arnott’s Biscuit Limited Australia merupakan salah satu perusahaan biskuit terbesar di dunia yang saat ini menguasai pangsa pasar dunia lebih dari 40%, Arnott’s Biscuit Limited Australia sendiri telah berdiri sejak tahun 1865, dengan pengalamannya yang telah melebihi 140 tahun, Arnott’s Biscuit Limited Australia telah menjadi pabrik biskuit terbesar di Australia dengan produk biskuit terbaik dan memiliki kualitas bahan baku terbaik. Dengan adanya kerjasama antara PT Bukit Maniukam Sakti dengan Arnott’s Biscuit Limited Australia, maka

(3)

11

PT Bukit Manikam Sakti kembali berubah nama menjadi PT Helios Arnott’s Indonesia dan menjadi salah satu perusahaan makanan ringan terkenal di Indonesia.

Pada mulanya PT Helios Arnott’s Indonesia memiliki dua lokasi utama, dimana untuk bagian pemasaran di fokuskan di Kawasan Industri Pulogadung Jakarta Timur, dan untuk pabrik, departemen lainnya serta proses produksi di pusatkan di daerah Bekasi, Jawa Barat. Akan tetapi pada tahun 1998 perekonomian Indonesia terpuruk akibat krisis moneter yang mengakibatkan banyak perusahaan yang gulung tikar, akan tetapi tidak dengan PT Helios Arnott’s Indonesia. Dampak akibat dari krisis moneter juga langsung dirasakan oleh PT Helios Arnott’s Indonesia, meskipun tidak menutup perusahaannya, tetapi PT Helios Arnott’s Indonesia harus melakukan minimalisasi biaya sehingga terhitung sejak 1 April 1998, seluruh fungsi organisasi dan pabrik berpusat si satu tempat di Bekasi. Sejalan dengan perkembangan industri, PT Helios Arnott’s Indonesia kembali melakukan kerjasama dengan perusahaan yang berskala internasional yang terletak di Amerika Serikat yaitu Campbell Soup Company. Campbell Soup Company merupakan produsen makanan yang memiliki reputasi yang sangat baik dan dikenal hampir di seluruh dunia sebagai produsen makanan yang handal. Dengan adanya kerjasama tersebut maka PT Helios Arnott’s Indonesia memiliki afiliasi langsung dari Campbell Soup Company dan pada bulan Desember 1998 PT Helios Arnott’s Indonesia kembali merubah namanya menjadi PT Arnott’s Indonesia yang masih dipakai hingga saat ini. Dengan adanya kerjasama dengan dua buah perusahaan besar dunia, PT Arnott’s Indonesia saat ini tidak hanya memproduksi produk-produknya sendiri, tetapi juga mendapat kepercayaan dari perusahaan ternama untuk melakukan proses produksi untuk produk-produk tertentu, sebut saja CNI, Nestle

(4)

dan ada beberapa perusahaan ternama lainnya yang menyerahkan kepercayaan kepada PT Arnott’s Indonesia untuk melakukan proses produksi untuk produk-produknya. Adapun produk-produk yang dimiliki atau yang diproduksi oleh PT Arnott’s Indonesia adalah sebagai berikut :

™ Good Time ™ Nyam-Nyam ™ Tim-Tam ™ Stikko ™ Milk Plus ™ Golden’n Cheese ™ Joddy ™ Venezia ™ Prestique 2.2 Lokasi Perusahaan

Saat ini PT Arnott’s Indonesia terletak di Jl. Wahab Affan No. 8 Medan Satria, Bekasi Barat, Jawa Barat. Lokasi perusahaan ini cukup strategis mengingat letaknya yang tidak jauh dari Jakarta atau hanya berjarak 4km dari perbatasan Jakarta Timur. Disamping itu kebutuhan bahan baku untuk proses produksi juga mudah untuk dipenuhi karena lokasi perusahaan yang cukup strategis dan relatif mudah dijangkau. Untuk tenaga kerja juga di daerah ini sangat banyak, sehingga tidak aneh jika banyak karyawan dari PT Arnott’s Indonesia bertempat tinggal tidak jauh dari perusahaan. Meski demikian tidak sedikit karyawan dari PT Arnott’s Indonesia memiliki tempat tinggal yang cukup jauh bahkan ada yang berdomisili di

(5)

13

kawasan Tangerang, akan tetapi kondisi tersebut bukan merupakan hal yang yang terlalu besar sehingga merugikan perusahaan, tetapi dengan adanya perbedaan di dalam komunitas perusahaan PT Arnott’s saat ini tetap dapat mengabsahkan dirinya sebagai salah satu produsen makanan yang handal. Selain itu keuntungan lokasi PT Arnott’s Indonesia saat ini adalah jalan tol yang berada dekat dengan perusahaan, dan tentu saja hal ini sangat memudahkan transportasi baik untuk bahan baku, pemasaran bahkan untuk karyawan PT Arnott’s Indonesia sendiri. Di sekitar PT Arnott’s Indonesia berdiri, ada beberapa pabrik yang letaknya berdampingan, antara lain pabrik baja, pabrik otomotif dan pabrik makanan ternak.

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Seperti halnya perusahaan lain, PT Arnott’s Indonesia juga memiliki struktur organisasi yang berfunsi untuk mendukung jalannya perusahaan. Adapun bentuk organisasi PT Arnott’s Indonesia adalah struktur organisasi proyek dengan hubungan organisasi, terutama pada orang-orang yang bekerja pada proyek yang sama. Struktur organisasi perusahaan ini juga memiliki beberapa kelompok yang menitikberatkan pada pengembangan produk tertentu (lini produksi).

Kendali perusahaan berada pada Presiden Direktur sebagai pucuk pimpinan dan pelimpahan tugas kepada bawahan melalui manajer departemen, kenudian dari masing-masing departemen diteruskan kepada staf serta karyawan. Adapun sebagian dari bagian-bagian organisasi memiliki tugas dan wewenang serta tanggung jawab sebagai berikut :

(6)

1. Presiden Direktur

™ Menentukan kebijaksanaan perusahaan secara menyeluruh.

™ Mengarahkan kegiatan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk

mewujudkan tujuan yang telah disepakati perusahaan.

™ Merupakan pucuk pimpinan tertinggi di dalam perusahaan,

dimana mempunyai kuasa penuh dan bertanggung jawab atas maju atau mundurnya perusahaan.

™ Mengadakan koordinasi yang tepat dari semua direktur guna

menjamin kelancaran organisasi melalui pertanggungjawaban masing-masing direktur.

2. Direktur Finance dan Accounting (Keuangan dan Akunting)

™ Menyelenggarakan perencanaan dan pengawasan sistem

keuangan, sistem akuntansi dan administrasi. ™ Melakukan administrasi yang tertib.

™ Menjamin terciptanya pengawasan internal perusahaan.

3. Direktur Marketing (Pemasaran)

™ Menyelenggarakan perencanaan, pengkoordinasian, pelaksanaan

dan pengawasan secara efektif dan sesuai dengan kebijakan pokok yang ditentukan oleh presiden direktur.

™ Merumuskan strategi dan program pemasaran.Mengawasi

(7)

15

™ Memantau dan menganalisa keadaan ekonomi dan pasar, baik

dalam maupun luar negeri, agar dapat mempertimbangkan kemungkinan pengembangan pasar atau produk yang dihasilkan.

™ Melakukan negoisasi dengan pembeli dalam membuat kontrak

penjualan ekspor.

™ Menerima informasi dari pengiriman mengenai kebutuhan kuota

yang dimiliki perusahaan.

™ Bekerjasama dengan bagian pemasaran dalam menyusun target

penjualan.

4. Direktur Sales (Penjualan)

™ Mengamati dan mengikuti secara langsung kondisi dan

perkembangan pasar, harga dan promosi, baik untuk produk sendiri maupun produk saingan.

™ Memeriksa kredit langganan dan pengiriman barang ke para

pelanggan.

™ Bekerjasama dengan bagian pemasaran dalam menyusun target

penjualan.

™ Mengadakan kunjungan secara periodik ke pelanggan dan

wilayahnya, guna mengetahui langsung kegiatan pesaing dan untuk menjalin hubungan baik dengan pelanggan.

(8)

5. General Manager (Manajer Utama)

™ Mengawasi operasional fungsi pendukung seperti Warehouse dan

Purchasing.

6. Plant Manager (Manajer Pabrik)

™ Mengawasi kerja manajer produksi.

™ Memberikan laporan kepada Presiden Direktur mengenai aktivits

perusahaan dalam hal pengoperasian.

™ Mengadakan pengawasan dan pengecekan kualitas produk.

™ Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dalam lingkungan

perusahaan.

Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi PT Arnott’s Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut:

(9)
(10)

2.4 Ketenagakerjaan

Dalam hal ketenagakerjaan, PT Arnott’s Indonesia memiliki peraturan yang telah ditetapkan menurut kesepakatan kerja antara PT Arnott’s Indonesia dengan Serikat Pekerja tingkat perusahaan. PT Arnott’s juga memiliki beberapa jenis pekerja, berdasarkan pada sifat dan jangka waktu kerja pekerja, terdapat 2 (dua) status karyawan, yaitu :

1. Pekerja Kontrak

Pekerja kontrak adalah pekerja yang memiliki hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu berdasarkan kontrak kerja yang telah disepakati dengan menerima gaji sesuai jumlah hari hadir.

2. Pekerja Tetap

Pekerja tetap merupakan pekerja yang meiliki hubungan kerja untuk jangka waktu yang tidak ditentukan berdasarkan hari kerja yang melebihi 20 (dua puluh) hari dalam satu bulan dan melebihi 3 (tiga) bulan secara terus menerus dengan gaji dengan cara bulanan, harian maupun borongan.

Untuk memperlancar jalannya kerja dalam proses produksi, maka PT Arnott’s Indonesia membagi waktu kerja sebagai berikut :

a. Karyawan Kantor

Bagi mereka yang bekerja di perkantoran PT Arnott’s Indonesia telah menetapkan waktu kerja sebagai berikut :

(11)

19

b. Karyawan Produksi

Untuk pekerja yang memiliki tugas berhubungan langsung dengan proses produksi PT Arnott’s Indonesia menetapkan untuk membagi dalam tiga kelompok jam kerja (shift) secara bergantian dalam setiap minggunya, adapun waktunya adalah sebagai berikut :

Shift 1 : Pukul 06.30 – 15.00 dengan waktu istirahat 30 menit Shift 2 : Pukul 15.00 – 22.30 dengan waktu istirahat 30 menit Shift 3 : Pukul 22.30 – 06.30 dengan waktu istirahat 30 menit

Dalam setiap minggunya terdapat lima hari kerja, yaitu mulai hari Senin sampai dengan hari Jum’at, kecuali pada hari libur nasional dan hari libur perusahaan yang sudah ditetapkan oleh PT Arnott’s Indonesia dan dengan jumlah jam kerja dalam satu minggu adalah 40 jam. Disamping waktu yang telah ditetapkan PT Arnott’s Indonesia juga memberikan fasilitas berupa jaminan sosial dan kesejahteraan karyawan, dimana jaminan sosial dan kesejahteraan karyawan tersebut diberikan dalam bentuk :

a. Sistem pengupahan yang diatur menurut peraturan Pemerintah yang

berlaku.

b. Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) berupa : 1. Jaminan kecelakaan kerja.

2. Jeminan kematian. 3. Jaminan hari tua.

4. Jaminan pemeliharaan kesehatan yang meliputi : - Pemeriksaan kesehatan pada dokter.

(12)

- Perawatan di rumah sakit. - Biaya bersalin istri pekerja.

- Keluarga Berencana (KB)

c. Alat kerja berupa pakaian kerja yang diberikan oleh perusahaan.

d. Peralatan keselamatan kerja seperti kacamata las, sarung tangan kerja dan topi yang selalu tersedia bagi karyawan yang memerlukan.

e. Tunjangan Hari Raya (THR).

f. Tunjangan biaya transportasi. g. Koperasi karyawan.

h. Tempat peribadatan. i. Sarana olahraga

2.5 Occational Health & Safety (OH & S) Perusahaan

Occational Health & Safety merupakan kesehatan dan keselamatan kerja yang berhubungan dengan peralatan, tempat kerja, lingkungan dan cara-cara melakukan pekerjaan, sehingga dengan adanya Occational Health & Safety ini PT Arnott’s Indonesia mengharapkan adanya hubungan timbal balik antara seluruh pekerjanya dengan kesehatan. Occational Health & Safety yang telah ditetapkan oleh PT Arnott’s Indonesia bertujuan untuk memelihara dan menjaga jiwa serta raga seluruh karyawan, karena dengan bekerja secara aman sesuai dengan instruksi dan aturan kerja yang disediakan, itu berarti seluruh karyawan dan manajemen telah memelihara jiwa dan raga sesuai dengan harapan dari pihak perusahaan dengan

(13)

21

dihasilkan dengan adanya Occational Health & Safety ini, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan moral kerja.

2. Meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

3. Menurunkan angka absen atau hilangnya jam kerja akibat sakit atau

kecelakaan kerja.

4. Menurunkan angka kecelakaan.

5. Meningkatkan keselamatan kerja.

Untuk dapat merealisasikan manfaat tersebut ada beberapa yang prinsip kerja yang harus diterapkan oleh setiap pekerja dan seluruh orang yang berada di dalam PT Arnott’s Indonesia. Prinsip kerja tersebut diantaranya :

1. Selalu ikuti petunjuk dan rambu-rambu yang ada di area kerja anda. 2. Pastikan anda telah mengetahui cara kerja dari alat kerja.

3. Pastikan bahwa anda telah siap melakukan pekerjaan, bila perlu lakukan pemanasan.

4. Terapkan cara mengangkat dan memindahkan barang yang benar

(material handling).

5. Jangan mengangkat sendiri beban yang melebihi 40% berat badan anda.

6. Jangan pernah melakukan tindakan “jalan pintas” karena keamanan anda

akan terancam, seperti mengkanibal sensor pada guardian masin dan lift barang.

7. Jagalah selalu kebersihan tempat kerja anda.

(14)

9. Gunakan selalu alat pelindung kerja sesuai ketentuan di tempat kerja. 10. Stop, apakah anda teleh memakai peralatan keamanan dengan benar?. 11. Laporkan kecelakaan kerja sekecil apapun.

12. Gunakan alat bantu untuk memindahkan barang yang berat.

13. Jangan mengendarai forklift bila belum memiliki SIO atau mengikuti

pelathan.

14. Jangan menumpang pada forklift atau hand pallet.

2.6 Kondisi Bisnis Perusahaan

Saat ini persaingan antar perusahaan sangat beragam di berbagai industri, dan Michael Porter mengidentifikasi bahwa menurutnya ada lima kekuatan yang menentukan daya tarik laba jangka panjang intrinsik dari suatu pasar atau segmen pasar. Dan pendekatan inilah yang banyak digunakan utuk mengembangkan strategi oleh banyak industri. Menurut Porter, sifat persaingan dalam suatu industri dapat dilihat sebagai gabungan dari lima kekuatan. Dimana lima kekuatan tersebut adalah pesaing industri, pendatang baru potensial, barang substitusi, kekuatan pembeli dan yang terakhir kekuatan pemasok. Kelima faktor tersebut dapat digambarkan pada gambar berikut dibawah ini.

(15)

23 Pendatang Baru Potensial Pemasok Pembeli Pesaing Substitusi Ancaman Kekuatan Tawar Ancaman Kekuatan Tawar

1. Ancaman persaingan industri yang ketat

Kekuatan ini paling berpengaruh jika dibandingkan dengan empat kekuatan lainnya. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika strategi itu memiliki keunggulan kompettitif (competitive advantage) dibandingkan dengan strategi yang dijalankan perusahaan pesaingnya. Perubahan strategi di sebuah perusahaan dapat diimbangi dengan balasan, seperti menurunkan harga, meningkatkan mutu, menambah fitur,

(16)

menyediakan pelayanan, memperpanjang garansi, dan meningkatkan iklan Suatu segmen akan menjadi tidak menarik di dalam segmen tersebut telah memiliki pesaing yang banyak, kuat dan agresif. Segmen yang ada bahkan menjadi lebih tidak menarik jika pada segmen tersebut stabil dan menurun, penambahan kapasitas pabrik dalam jumlah besar, biaya tetap tinggi, penghalang untuk keluar besar, atau jika pesaing memiliki kepentingan yang besar untuk tinggal di dalam segmen tersebut. Kondisi ini akan menyebabkan sering terjadinya perang harga, perang iklan, dan pengenalan produk baru, sehingga akan menjadi sangat mahal bagi perusahaan untuk bersaing.

Saat ini, persaingan di dalam industri makanan ringan dapat dikategorikan sangat ketat, dimana banyak produsen yang bermain di dalam industri ini, sebut saja selain PT Arnott’s Indonesia masih ada nama-nama besar seperti Danone, Mayora, Garuda Food, Indofood, dan masih banyak lagi termasuk pesaing-pesaing kecil yang memproduksi Yan-yan dan lain sebagainya.

2. Ancaman pendatang baru

Daya tarik dari sebuah segmen berbeda-beda menurut tingkat pengahalang untuk masuk dan keluarnya. Segemen yang paling menarik adalah segmen yang memiliki tingkat penghalang untuk masuk yang tinggi dan tingkat pengahalang untuk keluar yang rendah. Sedikit perusahaan baru yang dapat memasuki industri, dan perusahaan yang memiliki kinerja yang buruk dapat dengan mudah keluar. Jika penghalang untuk masuk dan penghalang untuk keluar tinggi, potensi laba memang akan tinggi, namun

(17)

25

perusahaan memiliki resiko yang lebih besar karena dengan kondisi demikian perusahaan yang memiliki kinerja buruk harus tetap tinggal dan berjuang keras disana.

Jika penghalang untuk masuk dan keluar rendah, perusahaan dapat dengan mudah masuk dan keluar dari industri, serta tingkat pengembalian investasinya relatif stabil bahakan tergolong rendah. Kasus yang terburuk adalah jika ada sebuah segmen yang memiliki karakteristik penghalang masuk yang rendah dan tingkat penghalang untuk keluar tinggi. Dalam kondisi ini perusahaan-perusahaan akan masuk dalam situasi yang menguntungkan akan tetapi sulit untuk keluar pada saat menghadapi situasi yang buruk. Akibatnya adalah terjadinya kelebihan kapasitas yang kronis dan penurunan pendapatan bagi semua pihak.

3. Ancaman produk substitusi (pengganti)

Suatu segmen akan menjadi tidak menarik jika terdapat barang substitusi atau potensial dari suatu produk. Produk substitusi akan membatasi harga dan laba yang yang dapat dihasilkan oleh sebuah perusahaan dari sebuah segmen tertentu. Perusahaan harus mengamati secara dekat kecenderungan harga dari produk pengganti. Jika kemajuan teknologi atau persaingan meningkat di industri barang pengganti tersebut, maka harga dan laba dalam segmen tersebut mungkin akan menurun.

4. Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pembeli

Suatu segmen akan menjadi tidak menarik bagi sebuah perusahaan

jika pembeli memiliki kekutan posisi tawar menawar (bargaining

(18)

memaksa harga dari sebuah produk diturunkan, meminta mutu yang lebih baik, menuntut peningkatan dalam pelayanan, serta membuat para pesaing akan saling beradu, yang aman semua itu akan menjadi beban bagi profitabilitas penjual.

Kekuatan posisi tawar menawar para pembeli akan berkembang jika mereka menjadi lebih terkonsentrasi atau terorganisasi, produk tersebut merupakan bagian yang signifikan dari biaya pembeli, produk tersebut tidak terdeferensiasi, biaya perpindahan ke pemasok/ produk lain rendah, pembeli peka terhadap harga karena laba yang rendah, atau jika pembeli dapat melakukan integrasi ke hulu.

Untuk melindungi diri mereka, penjual dapat memilih pembeli yang memiliki kekuatan posisi tawar yang paling rendah atau yang sulit mengganti pemasok. Pertahanan yang lebih baik adalah dengan mengembangkan tawaran unggul yang tidak dapat ditolak oleh pembeli yang kuat.

5. Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar menawar pemasok.

Kakuatan yang terakhir dalam analisa lima kekuatan porter adalah ancaman kekuatan posisi tawar pemasok, dimana suatu segemen akan menjadi tidak menarik jika para pemasok perusahaan mampu menaikkan harga atau mengurangi kuantitas yang mereka pasok. Pemasok cenderung menjadi kuat jika mereka terkonsentrasi atau terorganisasi, terdapat sedikit barang substitusi, produk yang dipasok adalah produk masukan yang penting, biaya berpindah pemasok tinggi, dan jika pemasok dapat melakukan integrasi ke hilir.

(19)

27 2.7 Bvksbvjksbkasbvjbkj

2.8 Vlsbvlsbobjsdfbvobofs 2.9

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, faktor buildup yang dihasilkan oleh program simulasi dengan rentang energi foton sebesar 0,2 sampai dengan 2,0 MeV dan ketebalan medium titanium sebesar

Hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel = 1,97 >1,66 berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima, sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh positif

Menurut Sulistyo-Basuki (1993:275) “tujuan utama katalog adalah membantu pemakai perpustakaan memperoleh dokumen seefisien mungkin”. Dengan kata lain katalog itu

Bila dalam masa tersebut mahasiswa tidak berhasil memberikan laporan atau seminar maka skripsi yang telah dijalankan dapat dinyatakan batal oleh jurusan atau

Skripsi dengan judul “ Pembelajaran Matematika Berbasis Etnomatematika Dengan Konteks Oban Yadikon Rasan Kayuagung Untuk Siswa SMP “ disusun untuk memenuhi salah satu

Dalam perjalanannya, selama dua puluh lima tahun Majelis Ulama Indonesia sebagai wadah bermusyawarah para ulama, zu’ama dan cendekiawan

Kutipan di atas jelas bahwa Risma mempunyai peranan penting dalam pembangunan masyarakat yang madani. Karena banyak kegiatan- kegiatan yang dilakukan untuk membina

Pada hari ini SENIN tanggal LIMA bulan DESEMBER tahun DUA RIBU ENAM BELAS, kami yang bertandatangan dibawah ini Pokja Pengadaan Barang & Jasa Lainnya pada