• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PENGETAHUAN KLIEN GAGAL GINJAL KRONIS TENTANG TINDAKAN AKSES VASKULER INTERNAL (CIMINO) DAN PERAWATAN POST CIMINO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN PENGETAHUAN KLIEN GAGAL GINJAL KRONIS TENTANG TINDAKAN AKSES VASKULER INTERNAL (CIMINO) DAN PERAWATAN POST CIMINO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN KLIEN GAGAL GINJAL KRONIS TENTANG TINDAKAN AKSES VASKULER INTERNAL (CIMINO) DAN PERAWATAN POST

CIMINO

Saveriana S. Luju1 Agung Waluyo1

1. Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat – 16424 E-Mail: saverianaluju@yahoo.co.id; agungwss@yahoo.com

ABSTRAK

Akses vaskuler internal/ cimino/ AV Shunt, saat ini lebih dianjurkan bagi klien gagal ginjal kronis yang memerlukan hemodialisis berulang. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif dengan teknik purposive sampling, dimana dibuat berdasarkan pertimbangan tertentu, berdasarkan sifat-sifat populasi yang telah diketahui oleh peneliti. Sampel penelitian ini berjumlah 145 responden dan diambil dari populasi klien gagal ginjal kronis. Hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang tingkat pengetahuan klien gagal ginjal kronis tentang tindakan Cimino dan perawatan post Cimino, yaitu: sebagian besar sudah baik, yaitu 84 orang (58 %) dari 145 orang responden, kategori cukup 42 orang (42%), dan tidak ada yang masuk kategori kurang.

Kata kunci : Gagal Ginjal Kronis, hemodialisis, akses vaskuler internal/ Cimino, gambaran pengetahuan

ABSTRACT

Permanent internal vascular access/Cimino/AV Shunt were used in patients which requiring long-term hemodialysis. This study aims to analyze knowledge level of Chronic Renal Failure patients regarding to Cimino care and management. This research used a descriptive design with purposive sampling method. The subjects were 145 Chronic Renal Failure patients. We found that 58% of subjects have a high level of knowledge and 42% of subjects have a moderate level of knowledge. We recommend a health education for Chronic Renal Failure patients with pro and post shunting to prevent complications of Cimino.

Key word : Chronic Renal Failure, hemodialysis, Internal Access Vascular/ Cimino, level of knowledge

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Angka kejadian gagal ginjal kronis (GGK) yang masih tinggi dan diperkirakan meningkat setiap tahun, membawa dampak kesehatan yang cukup serius bagi kehidupan individu yang mengalaminya. Menurut survei yang dilakukan oleh NHANES (National Health and Nutrition Examination Survey), antara tahun 1996 sampai dengan tahun 2006, penduduk Amerika Serikat yang mengalami gagal ginjal kronis stadium 1 sampai 4 adalah 26 juta orang (13 %) dari 200 juta orang. Sejumlah 65,3% dari jumlah tersebut sudah pada stadium tiga dan empat. Di Indonesia, 70.000 orang mengalami penyakit ginjal kronik yang memerlukan terapi pengganti ginjal dan diperkirakan jumlah ini setiap tahunnya bertambah seiring dengan meningkatnya kebutuhan unit hemodialisis (Depkes, 2012) .

Jumlah klien GGK yang dirawat di rumah sakit umum pusat Persahabatan dari tahun 2009 sampai dengan 2011 adalah 1238 orang, yang membutuhkan tindakan hemodialisis adalah 2123 orang. Klien GGK yang dilakukan tindakan akses vaskuler atau cimino berjumlah 258 orang (Rekam Medik RSUP Persahabatan, 2012).

Hemodialisis memerlukan jalan masuk ke aliran darah, maka dibuat suatu hubungan buatan antara arteri dan vena (fistula arteriovenosa) melalui pembedahan, dengan cara menghubungkan arteri radialis dengan vena cephalica sehingga terjadi fistula arteriovena sebagai akses dialisis yang saat ini lebih aman dan nyaman bagi klien yang memerlukan hemodialisa karena gagal ginjal kronis (Rutherford, 2005; Wilson, 2010).

Akses vaskuler internal (permanent access)/ fistula cimino/ AV Shunt digunakan pada penderita yang memerlukan hemodialisis jangka panjang. Pemilihan akses vaskuler tergantung pada kedaruratan melakukan dialisis, waktu yang tersedia untuk mempersiapkan akses vaskuler, serta keadaan pembuluh darah pasien.Akses vaskuler tetap dibuat secara sub kutan dengan membuat anastomosis pada anggota gerak antara arteri besar dan vena terdekat (fistula arteri vena) yang mula-mula ditemukan oleh Brascia-Cimino (Wilson, 2010).

Survei awal yang dilakukan peneliti didapatkan beberapa klien post cimino (21 dari 258) ada yang kembali dirawat untuk tindakan cimino kedua atau ketiga, bahkan ada yang sampai empat kali karena

(3)

aksesnya tidak dapat digunakan saat hemodialisa, dimana hal tersebut disebabkan oleh karena perdarahan, infeksi pada luka post cimino, atau karena terjadi aneurysma.

Gagal ginlal kronis (GGK) merupakan gangguan faal ginjal yang progresilf dan irreversible menyebabkan tubuh gagal mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit menyebabkan uremia. (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). Tindakan hemodialisa diperlukan untuk membantu mempertahankan kualitas hidup klien GGK, dan pemberian atau tindakan akses vaskuler internal adalah salah satu akses yang digunakan saat klien GGK menjalankan hemodialisa.

Bagaimana gambaran pengetahuan klien GGK tentang tindakan akses vaskuler (cimino) dan perawatan post cimino? Tujuan

Tujuan Umum: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan klien gagal ginjal kronis tentang tindakan akses vaskular (cimino) dan perawatan post cimino.

Tujuan khusus: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran data demografi klien dengan GGK dan mengatahui gambaran pengetahuan klien

tentang tindakan pembedahan akses vaskular internal, mulai dari pengertian, keuntungan, komplikasi dan perawatan post cimino.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan rancangan deskriptif dengan menggunakan teknik purposive sampling, dimana dibuat berdasarkan pertimbangan tertentu, berdasarkan ciri atau atau sifat-sifat populasi yang telah diketahui oleh peneliti sebelumnya, yang sengaja dipilih untuk menjadi responden. (Notoatmojo,2010). Teknik purposive sampling yaitu, teknik memilih sampel, dimana sampel yang dipilih adalah orang atau subyek yang dianggap mampu menjelaskan fenomena yang diteliti (LoBiondo wood & Haber, 2010).

Penelitian ini, dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan klien gagal ginjal kronis tentang tindakan cimino dan perawatan post cimino.

Penelitian ini mengambil populasi semua klien gagal ginjal kronis yang di rawat di RSUP Persahabatan, RSU Menteng Mitra Afia dan klien gagal ginjal kronis yang menjadi anggota Indonesian kidney care club, dan pasien di RSMM Bogor yang menjalankan hemodialisa berulang atau

(4)

jangka waktu yang lama. Penelitian ini menggunakan sampel dari populasi klien gagal ginjal kronis yang dirawat di RSUP Persahabatan, RSU Menteng Mitra Afia yang dilakukan tindakan cimino, dan klien gagal ginjal kronis yang menjadi anggota Indonesian kidney care club dan pasien hemodialisa di RSMM Bogor.

HASIL PENELITIAN N= 145

Variabel Hasil Penelitian

Jenis kelamin - Laki-laki: 75 (51,7%) - Perempuan: 70 (48,3%) Usia - 22-30 tahun: 7 (4,9%)

- 31-40 tahun: 22 (15,4%) - 41-50 tahun: 38 (26,6%) - > 50 tahun: 78 (54,6%) Usia yang paling muda adalah 22 tahun, dan usia responden paling tua adalah 80 tahun Pendidikan -SD: 24 (16,6%) -SMP: 13 (9%) -SMA: 75 (51,7%) -PT: 33 (22,7%) Pelatihan/ Seminar - Belum pernah: 13 (9%) - Pernah mengikuti seminar: 132 (91%) Sumber Informasi -Tenaga kesehatan: 122

(84,2%)

-Pasien HD lain: 16 (11%) -Sumber lain, seperti

majalah, buku atau media elektronik: 7 (4,8%) Pekerjaan -PNS: 34 (23%) -Buruh: 26 (18%) -Wiraswasta: 46 (32%) -Tidak bekerja: 39 (27%) Lama HD -1-4 tahun: 95 (65%) -< 1 tahun: 33 (23%) -> 5 tahun: 17 (12%%) Frekuensi HD -2x/minggu: 141 (97%) -1x/minggu: 4 (3%) Gambaran Pengetahuan -Baik: 84 (58%) -Cukup: 42 (42%) Pembahasan

Berdasarkan jenis kelamin, responden penelitian ini hanya sedikit perbedaan jumlah antara laki –laki dan perempuan yaitu hanya lima orang, dimana responden laki-laki berjumlah 75 orang dan perempuan 70 orang. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Nurchayati (2011), dimana jumlah responden laki-laki lebih banyak dari responden perempuan, yaitu dari 50 orang responden, 45 diantaranya adalah laki-laki, dan lima orang lainnya perempuan.

Studi literatur menjelaskan bahwa pasien yang mengalami GGK tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Laki-laki maupun perempuan mempunyai resiko yang sama untuk mengalami GGK.. Menurut peneliti, responden laki-laki lebih banyak kemungkinan karena gaya hidup yang suka minum kopi, minum minuman suplemen sebagai penambah tenaga, atau kebiasaan merokok.

Gambaran pengetahuan berdasarkan jenis kelamin perbedaannya tidak terlalu significan, dimana dari 130 responden yang termasuk kategori baik, jumlah laki lakinya adalah 66 responden, dan perempuan sebanyak 64 responden. Kategori cukup hanya 15 0rang dari 145 responden, sembilan diantaranya adalah

(5)

perempuan dan enam sisanya adalah laki-laki.

Berdasarkan usia, 145 responden memiliki usia yang bervariasi, yaitu dari 22 tahun sampai dengan 80 tahun. Responden yang paling banyak berusia > 50, yaitu berjumlah 78 orang, rentang usia 41-50 tahun berjumlah 38 orang, rentang usia 31-40 tahun, berjumlah 22 orang , dan rentang usia 22 -30 berjumlah 7 orang .

Fungsi ginjal akan menurun seiring dengan bertambahnya usia. Setelah usia 40 tahun sampai dengan 70 tahun, terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus hingga 50 % dari nilai normal. (Smeltzer & Bare, 2002). Hasil penelitian ini sesaui dengan teori bahwa jumlah responden yang berumur > 50 tahun lebih banyak.

Gambaran pengetahuan berdasarkan usia, menurut penelitian yang dilakukan oleh Cavanaugh, dkk. (2009), tentang pengetahuan pasien terkait penggunaan akses vaskuler saat hemodialisa kronis bahwa pengetahuan yang kurang berhubungan dengan usia yang semakinn tua.Berdasarkan teori, usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Berdasarkan karakteristik usia, gambaran

pengetahuan yang diperoleh pada penelitian ini bervariasi, dan sebagian besar hasilnya adalah kategori baik 89,3% dan cukup 10,3%.

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan, pada penelitian ini diketahui bahwa tingkat pendidikan responden paling banyak berlatar belakang pendidikan SMA. Sebagian besar yang termasuk kategori baik adalah SMA. Menurut Azwar (2005) dalam Nurchayati (2011), bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, maka cenderung berperilaku positif, karena pendidikan yang diperoleh dapat meletakan pengertian dan perilaku dalam diri seseorang.

Seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.

Hasil pada penelitian ini ditinjau dari tingkat pendidikan masuk dalam kategori baik karena sebagian besar berlatar belakang SMA.

Karakteristik responden berdasarkan pelatihan atau seminar yang pernah diikuti Hasil penelitian ini menunjukan, sebagian besar yaitu 132 orang responden belum pernah mengikuti pelatihan atau seminar

(6)

tentang gagal ginjal kronis, hemodialisa dan Cimino. Responden yang sudah pernah mengikuti seminar atau pelatihan hanya berjumlah 13 orang. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Cavanaugh,dkk (2009) yaitu: sebagian besar pasien dengan tahap penyakit ginjal kronis derajat tiga sampai lima, melaporkan tidak memiliki pengetahuan tentang hemodialisis. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut . Pelatihan atau seminar yang pernah diikuti berhubungan dengan pengalaman seseorang, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan akan suatu obyek.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cavanaugh, dkk. (2009), menjelaskan bahwa pasien yang memiliki pengetahuan dialisis lebih mungkin juga memiliki keterampilan secara keseluruhan untuk berinteraksi dengan sistem perawatan kesehatan yang lebih efektif.

Berdasarkan karakteristik sumber informasi yang diperoleh responden, sebagian besar pada penelitian ini responden memperoleh informasi dari tenaga kesehatan yaitu 122, dari pasien HD lain 16 orang, dan memperoleh informasi dari sumber lain 7 orang responden . Secara teori, informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan . Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang.

Hasil penelitian berdasarkan jenis pekerjaan responden yaitu PNS 34 orang, buruh 26 orang, wiraswasta dan karyawan swasta 46 orang, dan tidak bekerja seperti pensiunan, ibu rumah tangga, berjumlah 39 orang. Menurut Notoatmojo (2003) dalam Widianti (2007), penghasilan yang didapatkan dari pekerjaan/ kegiatan yang dilakukan responden sehari-hari tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang, namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas – fasilitas sumber informasi.

(7)

Responden pada penelitian ini sebagian beasr berprofesi sebagai wiraswasta kemungkinan dapat lebih mudah mengakses informasi melalui media komunikasi maupun secara langsung dari orang lain di sekitar lingkungan pekerjaannya.

Kategori responden berdasarkan lamanya HD, sebagian besar sudah menjalankan HD berkisar satu sampai dengan empat tahun yaitu 95 orang, kurang dari satu tahun 33 orang, dan lebih dari lima tahun 17 orang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suhud (2005) bahwa pasien GGK akan mempunyai ketergantungan akan terapi hemodialisa rutin untuk mempertahankan kualitas hidupnya. Lama menjalani hemodialisa mempunyai pengaruh terhadap pengetahuan dan sikap tentang yang berhubungan dengan tindakan Cimino dan perawatan post Cimino. Setiap penderita memerlukan waktu yang berbeda-beda dalam tingkat pengetahuan dan sikapnya, semakin lama pasien menjalani hemodialisa maka akan banyak pengetahuan yang diperoleh dan bisa melakukan perawatan post Cimino

Frekkuensi cuci darah responden dalam satu minggu, yaitu sebagian besar menjalankan hemodialisa dua kali dalam satu minggu yaitu 141 orang dan sisanya empat orang menjalankan HD hanya satu kali dalam satu minggu. Menurut peneliti,

variabel frekuensi cuci darah responden tidak terlalu bermakna dalam mengambarkan pengetahuan responden tentang tindakan Cimino dan perawatan post Cimino.

Secara teori pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.serta pengalaman mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik.

Hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang tingkat pengetahuan klien gagal ginjal kronis di RSUP Persahabatan, RSU Menteng Afia, IKCC dan RSMM Bogor, tentang tindakan Cimino dan perawatan post Cimino. yaitu termasuk kategori baik, 84 orang dari 145 orang responden, kategori cukup 61 orang, dan tidak ada yang masuk kategori kurang. Hasil penelitian ini sebagian besar termasuk kategori baik berdasarkan semua variabel dalam penelitian yaitu: jenis kelamin, usia,

(8)

tingkat pendidikan, pengalaman, dan sumber informasi yang didapat oleh responden.

Hasil ini bisa saja dipengaruhi oleh informasi yang diterima oleh responden tentang Cimino dan perawatan post Cimino. Pengetahuan juga terbentuk dari pengalaman dan pendidikan non formal seperti membaca dan mendapatkan penyuluhan. Semakin rendah pengetahuan sesorang tentang kesehatan, maka praktek tentang kesehatan atau perilaku hidup sehat semakin rendah (Notoatmodjo, 2010). Penutup

Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa pengetahuan klien tentang Cimino dan perawatan post Cimino termasuk kategori baik. Penelitian ini diharapkan menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya, khususnya bagi penelitian keperawatan. Seminar dan pelatihan tentang Cimino yang dapat diberikan oleh tenaga kesehatan sangat penting untuk menunjang pengetahuan yang baik bagi pasien gagal ginjal, sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dalam menunjang kualitas kesehatan yang lebih baik bagi pasien GGK yang menjalankan hemodialisa berulang.

KEPUSTAKAAN

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

Rineka Cipta.

Brunner & Suddarth (2002). Buku ajar:

keperawatan medikal bedah. (Agung,

W...dkk, penerjemah.). Jakarta: EGC. Budiarto, E. (2004). Metodologi penelitian

kedokteran. Jakarta : EGC.

Corwin, E.J.(2009). Buku saku patofisiologi. (Egi, K.Y...dkk, penerjemah). Jakarta: EGC.

Cavanaugh et al.(2009). Patient Dialysis

Knowledge Is Associated with

Permanent Arteriovenous Access Use in

Chronic Hemodialysis. American

Society of Nephrology. CJASN.

Demsey, A.(2002) Riset Keperawatan, Buku

Ajar dan Latihan. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Henrich,W.L. (2009). Principles and practise of dialysis.USA: Lippincott Williams & Wilkins.

Jusi, D. (2010). Dasar-dasar ilmu bedah

vaskuler. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Notoadmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian

Kesehatan. Cetakan . Jakarta: EGC.

Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan

Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta : Salemba

Medika.

Price & Sylvia, (2006). Patofisiologi Konsep

Klinis Proses penvakit. Jakarta ; EGC.

Potter,A.P & Perry,A.G. (2005). Buku ajar

fundamental keperawatan; konsep,

proses, dan praktik (ed.4). (alih bahasa Renata Komalasari). Jakarta : EGC. Rutherford, R.B. (2005). Vascular Surgery.

Pennyslvania: Philadelphia.

Rekam Medik RSUP Persahabatan. (2012). Jakarta.

Sudoyo & Aru. (2006). Buku Ajar llmu

Penvakit Dalam. Jakarta; Departemen

(9)

Nurchayati, S. (2011) Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di rumah sakit

Cilcap dan RSUD Banyumas. Depok:

FIK UI.

Suhud, M. 2005. Cuci Darah Demi Kualitas

Hidup, Kompas

Wilson, S. E. (2010). Vascular Acces and

pratice. Philadelphia : Lippincott

Williams & Wilkins

Wang et al. (2008). Radial artery calcification in end-stage renal disease patients is

associated with deposition of

osteopontin and diminished expression of smooth muscle actin. Nanjing, China :Division of Nephrology, Department of Internal Medicine and Division of Urology, The First Affiliated Hospital of Nanjing Medical University

www.depkes.go.id, Merintis persiapan sarana transplantasi ginjal. Diunduh tanggal 12-10-2012

www.worldkidneyday.org/page/prevalance of disease. Diunduh tanggal 04-10-2012 Yuwono,H.S.(2008). Ilmu bedah vaskuler.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara dengan dengan informan, tata cara penyampaian pasambahan ini yaitu, pasambahan ini disampaikan oleh orang-orang yang mewakili dari pihak si

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk. Meningkatkan tanggung jawab siswa melalui model pembelajaran course review horay

Oleh karena nilai prob &lt; 0,05 maka dapat ditafsirkan bahwa variabel bebas Akuntabilitas, Independensi dan Kompetensi secara bersama-sama (simultan) mempunyai

Pada tahap ini akan dilakukan penyelesaian secara numerik dari persamaan perpindahan panas pada lapisan tengah pelat menggunakan metode elemen hingga.. Dimulai

pengabdian kepada masyarakat juga dilihat dari kesesuaian pengabdian kepada masyarakat dengan keahlian dosen. Data tahun ini menunjukkan bahwa kesesuaian

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari total 5 sampel feses yang sudah dinyatakan positif sebelumnya oleh instalasi laboratorium klinik yang kemudian diuji

Bisa kita lihat dari uraian diatas bahwa dalam membuat rekening giro tidak banyak diketahui oleh masyarakat sehingga penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini

This new major source of oestrogen would target oestrogen receptors in the male reproductive tract, in particular the efferent ductules, which contain the highest concentration